Oleh :
A. ANATOMI FISIOLOGI
Columna Vertebralis adalah pilar utama tubuh yang berfungsi
melindungi medula spinalis dan menunjang berat kepala serta
batang tubuh, yang diteruskannya ke lubang-lubang paha dan
tungkai bawah. Masing-masing tulang dipisahkan oleh disitus
intervertebralis.
b. Vertebrata Thoracalis
Ukurannya semakin besar mulai dari atas kebawah. Corpus
berbentuk jantung, berjumlah 12 buah yang membentuk bagian
belakang thorax.
c. Vertebrata Lumbalis
d. Os. Sacrum
e. Os. Coccygis
B. PENGERTIAN
C. ETIOLOGI
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri akut pada belakang leher, yang menyebar sepanjang saraf yang
terkena
2. Paraplegia
3. tingkat neurologik
4. paralisis sensorik motorik total
5. kehilangan kontrol kandung kemih (refensi urine, distensi kandung
kemih)
6. penurunan keringat dan tonus vasomoto
7. penurunan fungsi pernafasan
8. gagal nafas
(Diane C. Baughman, 2019 : 87)
E. PATOFISIOLOGI
Kerusakan medulla spinalis berkisar dari kamosio sementara
(pasien sembuh sempurna) sampai kontusio, laserasi dan kompresi
substansi medulla, (lebih salah satu atau dalam kombinasi) sampai
transaksi lengkap medulla (membuat pasien paralisis).
Hemoragi
Iritasi serabut saraf Kerusakan Kerusakan C5 Kerusakan Lumbal 1 Kerusakan Lumbal 2-5 Gangguan fungsi
Perasaan Nyeri,
I. PENATALAKSANAAN
1. Farmakoterapi
2. Berikan steroid dosis tinggi (metilpredisolon) untuk melawan edema
medela.
3. Tindakan Respiratori
Dilakukan Bila :
A. Pengkajian
1. Primary Survey
a. Airway
Pengkajian pernafasan yang lengkap sangat penting untuk
menentukan kelangsungan hidup pasien dan prognosisnya. Pengkajian
utama dimulai dengan mengevaluasi kebersihan nafasnya. Bila ada
sumbatan maka dapat dihilangkan dengan cara membersihkan dengan
jari atau suction jika tersedia. Pada pasien yang tidak sadar, alat
pernafasan melalui mulut dimasukkan dan di samping itu juga leher
pasien dipertahankan dalam posisi netral. Pasien harus dibantu dengan
memberikan intubation sebelum dapat terjadi hipoksia berat yang
mana dapat merusak medulla spinalis.
- Look : Lihat gerakan pergerakan naik turunnya dada.
- Listen : Dengar suara napas pada mulut pasien. Kaji ada atau
tidaknya suara napas tambahan seperti snoring, gurgling, dan
crowing.
- Feel : Rasakan adanya aliran udara pernafasan.
b. Breathing
Kaji ada atau tidaknya kelainan pada pernafasan misalnya
dispnea, takipnea, bradipnea, ataupun sesak. Kaji juga apakah ada
suara nafas tambahan seperti snoring, gargling, rhonki atau wheezing.
Selain itu kaji juga kedalaman nafas klien. Berikan oksigenasi yang
adekuat dan bantuan ventilasi bila diperlukan. Waspadai adanya sesak
napas dan gagal napas.
c. Circulation
Ada 3 penemuan klinis yg dlm hitungan detik dapat
memberikan informasi mengenai keadaan hemodinamik,yaitu :
tingkat kesadaran, warna kulit, dan nadi.
d. Disability
Dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara
cepat.Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi
pupil.
- Penilaian Tingkat kesadaran,ukuran dan reaksi pupil,tanda-
tanda lateralisasi dan tingkat level cedera spinal.
- Penilaian GCS.
e. Exposure : akral dingin, kering
Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya dengan cara
menggunting untuk memeriksa dan evaluasi penderita. Paparan
lengkap dan visualisasi head-to-toe pasien adalah wajib pada pasien
dengan trauma medula spinalis. Setelah pakaian dibuka, penderita
harus diselimuti agar penderita tidak kedinginan.
2. Secondary Survey
a. Anamnesis
A : Alergi (adakah alergi pada pasien, seperti obat-obatan, plester,
makanan)
M : Medikasi/obat-obatan (obat-obatan yang diminum seperti sedang
menjalani pengobatan hipertensi, kencing manis, jantung, dosis,
atau penyalahgunaan obat
P : Pertinent medical history (riwayat medis pasien seperti penyakit
yang pernah diderita, obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan
obat-obatan herbal)
L : Last meal (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi,
dikonsumsi berapa jam sebelum kejadian, selain itu juga periode
menstruasi termasuk dalam komponen ini)
E : Events, hal-hal yang bersangkutan dengan sebab cedera (kejadian
yang menyebabkan adanya keluhan utama)
b. Pemeriksaan Fisik
- B1 (Breath) : Klien sulit bernapas, pernapasan dangkal atau
labored , periode apnea , penurunan bunyi napas, dan ronkhi.
- B2 (Blood) : Hipotensi , hipotensi postural, bradikardi,
ektremitas dingin, sianosis, dan pucat.
- B3 (Brain) : Nyeri tekan otot, hiperestesia tepat diatas daerah
trauma.
- B4 (Bladder) : Inkontinensia defekasi dan berkemih, dan retensi
urine.
- B5 (Bowel) : Distensi abdomen, peristaltic usus hilang, dan
melena.
- B6 (Bone) : Terjadi kelemahan dan kelumpuhan otot pada/
dibawah lesi.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
Rencana Tindakan
R/ Mengencerkan sekret
Rencana Tindakan
Rencana Tindakan
g. Kaji status nutrisi pasien dan berikan makanan dengan tinggi protein
h. Lakukan perawatan kulit pada daerah yang lecet / rusak setiap hari
Rencana tindakan
Rencana tindakan
R/ Mencegah konstipasi
Rencana tindakan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2018. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol.
3 . Jakarta : EGC.
EGC
Pearce Evelyn C. 2017. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT.
Gramedia.