Anda di halaman 1dari 17

PENANGANAN KASUS

KRIMINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 1/1
Ditetapkan
Prosedur Tetap Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
IGD Panyabungan
15 / 09 / 09

Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS


I. Pengertian Kasus kriminal adalah kasus tindakan kekerasan terhadap seseorang
yang dilakukan dengan benda tumpul atau benda tajam.

II. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan gawat


darurat karena kasus kriminal.

III. Kebijakan Kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata Madina mengenai triase di
Instalasi Gawat darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

IV. Prosedur 1. Pasien datang belum meninggal :


- Petugas kepolisian / keluarga membawa pasien ke
IGD melalui triase
- Petugas triase menerima pasien baru dan
menyeleksinya
- Dokter IGD mengidentifikasi keadaan keadaan fisik,
mental pasien, bukti-bukti lain yang dapat digunakan sebagai
alat bukti hukum
- Dokter IGD segera melakukan tindakan terhadap
kesehatan pasien sesuai dengan keadaan yang dideritanya,
berikan terapi bila perlu dirujuk ke bagian lain, segera dibuat
surat rujukan dan dikirimkan
- Petugas mencatat dalam rekam medik pasien dan
persiapan membuatkan visum et repertum bila diperlukan
2. Pasien datang sudah meninggal dunia :
- Catat identitas pasien dengan lengkap, penyakit
kelainan-kelainan dan berikan label pada jari kakinya
- Pengantar / saksi, dicatat identitasnya dengan lengkap
- Dokter yang bertugas membuat surat kematian (jam
dan tanggal dinyatakan kematian)
- Jenazah dikirim ke kamar jenazah yang dikontrol oleh
petugas satpam
V. Unit Terkait
1. IGD
2. Rekam Medik
Rumah Sakit
PERMATA
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT

PENANGANAN KASUS
PERKOSAAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 1/1
Ditetapkan
Prosedur Tetap Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
IGD Panyabungan
15 / 09 / 09

Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS


I. Pengertian Perkosaan adalah suatu keadaan dimana terjadi hubungan badan
antara dua orang atau lebih yang dilakukan secara paksa.

II. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanggulangan pasien


kasus perkosaan.

III. Kebijakan Kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata Madina mengenai triase di
Instalasi Gawat darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

IV. Prosedur 1. Petugas triase menemui pasien dan segera menghubungi dokter
jaga IGD untuk dilakukan pemeriksaan
2. Petugas IGD harus mempercayai apa yang diutarakan oleh
korban dan terapkan intervensi krisis sebaik-baiknya
3. Dokter segera mengambil tindakan pengamanan yang diperlukan
bagi pasien
4. Dokter memberi keterangan / kebutuhan medik sesuai dengan
keadaan pasien
5. Dokter IGD memberikan tindakan medis sesuai dengan indikasi
medis dan segera mencegah terjadinya infeksi, penyakit kotor,
kehamilan dan pengumpulan bukti-bukti perkosaan
6. Dokter IGD membuat surat rujukan dikonsultasikan ke dokter
spesialis kandungan dan dibuat visum et repertum
7. Dokter IGD mencatat semua yang didapat dari korban dan
keluarga dalam catatan medik pasien karena itu mungkin berguna
jika kasus ini dilaporkan kepada polisi dan akan diteruskan ke
pengadilan

V. Unit Terkait 1. IGD


2. Rekam Medik
PENANGANAN PASIEN
Rumah Sakit
PERMATA LUKA BAKAR / BURN
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 1/1
Ditetapkan
Prosedur Tetap Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
IGD Panyabungan
15 / 09 / 09

Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS


I. Pengertian Pasien luka bakar adalah pasien yang mengalami trauma termal yang
menimbulkan gangguan hemostatik baik lokal maupun sistemik.

II. Tujuan Sebagai acuan penanganan pasien luka bakar dengan cepat dan tepat.

III. Kebijakan Kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata Madina mengenai triase di
Instalasi Gawat darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

IV. Prosedur 1. Perbaikan keadaan umum, awasi tensi, nadi, suhu, respirasi
2. Tentukan luas derajat, derajat luka bakar untuk menentukan
indikasi rawat atau tidak
3. Berikan antibiotik dan analgesik
4. Berikan toxoid 0,5 cc intramucular ; apabila luka kotor berikan
juga ATS
5. Luka bakar dengan indikasi rawat :
a. Pasang infus Ringer Laktat 4 cc / Kg BB / % luas luka
bakar / 24 jam
- 50 % dihabiskan dalam 8 jam I
- 50 % dihabiskan dalam 16 jam II
b. Pasang urine catheter untuk memonitor resusitasi cairan
c. Periksa laboratorium Darah : Hb, Ht, Leukosit, Elektrolit,
Ureum dan Creatinine, AGDA sesuai indikasi
d. Pasang NGT untuk mencegah muntah dan aspirasi

Perawatan Luka :
- Bulla yang masih utuh jangan dipecahkan karena
merupakan penutup luka yang biologis
- Bulla yang besar → diaspirasi secara steril
- Luka bakar dicuci dengan NaCl 0,9 % steril, diolesi
dengan cream silver sulfadiazine ( Dermazine R/ ) dan ditutup
kassa absorbent

V. Unit Terkait 1. IGD


2. Laboratorium

PENANGGULANGAN
Rumah Sakit PENANGANAN
PERMATA
MADINA
PASIEN KASUS KERACUNAN
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 1/1
Ditetapkan
Prosedur Tetap Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
IGD Panyabungan
15 / 09 / 09

Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS


I. Pengertian Pasien kasus keracunan adalah pasien yang menunjukkan tanda-tanda
dan gejala berbahaya bagi tubuh setelah terexpose dengan substansi
tertentu baik melalui inhalasi, makanan / minuman, suntikan atau
paparan melalui kulit atau mucosa.

II. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah penanggulangan penanganan pasien


dengan kasus keracunan agar dapat teratasi dengan sebaik-baiknya.

III. Kebijakan Kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata Madina tentang triase di
Instalasi Gawat darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

IV. Prosedur 1. Penilaian Umum :


a. Anamnese teratur
b. Pemeriksaan fisik teratur
c. Mengidentifikasi bahan penyebab keracunan yang
diambil dari ekskresi pasien
2. Penatalaksanaan :
a. Stabilisasi hemodinamik / perbaikan keadaan umum,
maximal
b. Pelihara jalan nafas, tetap dalam keadaan terbuka serta
berikan O2
c. Decontaminasi :
- Decontaminasi saluran cerna dengan emesis atau
lavage lambung sesuai jenis penyebab keracunan.
Activate charcaol (1 gr / kg BB) dapat diberi untuk
mengurangi absorpsi racun oleh usus
- Decontaminasi permukaan kulit dengan melepaskan
pakaian dan membersihkan kulit dengan air yang cukup
d. Peningkatan eliminasi racun (baik dengan
hemodialisis, diuretik, alkalinisasi urine) sesuai bahan
keracunan
e. Pemberian bahan antidotum
f. Pengobatan suportif dan rehabilitatif
g. Pengambilan sampel muntahan dan urine untuk
pemeriksaan toxicologi
3. Evaluasi Hasil Pengobatan :
a. Derajat penyakit dan komplikasi yang terjadi
b. Kerjasama dengan disiplin lain
4. Hal-hal lain yang belum tercakup dalam prosedur ini
mengacu pada buku petunjuk
V. Unit Terkait
1. IGD
2. Laboratorium
3. Rekam Medik

PENANGANAN GASTRO
Rumah Sakit
PERMATA ENTERITIS /
MADINA DIARE AKUT
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 1/1
Ditetapkan
Prosedur Tetap Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
IGD 15 / 09 / 09

Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS


I. Pengertian Gastro Enteritis akut adalah proses radang akut yang mengenai usus
yang ditandai oleh diare disertai atau tidak dengan mual dan muntah.

II. Tujuan Acuan dalam langkah-langkah penanganan diare akut pada pasien
yang datang ke Instalasi Gawat darurat.

III. Kebijakan Kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata Madina tentang triase di
Instalasi Gawat darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

IV. Prosedur 1. Untuk dehidrasi ringan dan sedang dilakukan rehidrasi per
oral, sedang untuk dehidrasi sedang dan berat dilakukan rehidrasi
parental dengan infus cairan isotonik. Pemberian cairan harus
diperhatikan pada pasien malnutrisi, gemuk, anemia dan kelainan
jantung
2. Terapi antimikroba :
Untuk choleriform diarrhea, dapat diberikan :
- Tetrasiklin capsul 500 mg, 4 x 1 kapsul per hari
- Kotrimoxazol 2 x 2 tablet per hari
- Ampisilin tablet 4 x 1 kapsul per hari
Untuk dysentriform diarrhea :
- Metronidazole tablet 500 mg 3 x 1 tablet per hari
- Tetrasiklin kapsul 500 mg 4 x 1 kapsul per hari
- Ampisilin tablet 500 mg 4 x 1 tablet per hari
3. Rawat ke ruangan

V. Unit Terkait - IGD

PENANGANAN
Rumah Sakit
PERMATA TRAUMA KEPALA
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
Prosedur Tetap Panyabungan
15 / 09 / 09
IGD
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian Penanganan trauma kepala yaitu pasien dengan trauma (benturan)
kepala yang dapat menyebabkan terjadinya :
- Comotio Cerebri
- Contusio Cerebri
- Laserasi Cerebri (perdarahan cerebri)
- Fraktur Cervical

II. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah penanganan pasien dengan trauma


kepala lebih efisien, efektif dan tidak terjadi faktor pemberat.

III. Kebijakan Kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata Madina mengenai triase di
Instalasi Gawat darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

IV. Prosedur Prosedur penatalaksanaan :


1. Perhatikan kepala dan leher pasien pada waktu
mengangkatnya (bila perlu pasang neck collar)
2. Dokter melakukan triase dengan menilai :
a. Tanda Vital
b. Tingkat Kesadaran
c. Neurologis : pupil, reflek patologis, motorik
d. Lakukan BHD dan atasi perdarahan (bila diperlukan)
e. Berikan O2 infus, ringer solution, Nootropil drips atau
bokis perlahan-lahan
f. Konsultasi kepada dokter spesialis Neurologis
g. Selalu dipantau tingkat kesadaran pasien (sebaiknya
dirawat)
h. Bila keadaan umum pasien dianggap perlu
ditindaklanjuti ke dokter ahli

V. Unit Terkait 1. IGD


2. Konsulen

PENANGGULANGAN
Rumah Sakit
PERMATA KEJANG DEMAM
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
Prosedur Tetap Panyabungan
15 / 09 / 09
IGD
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian Kejang demam adalah bangkitan kejang yang ditimbulkan oleh panas
tubuh dengan penyebab di luar susunan syaraf pusat (otak).

II. Tujuan Sebagai acuan dalam penanggulangan kejang demam di Instalasi


Gawat darurat.

III. Kebijakan Kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata Madina tentang triase di
Instalasi Gawat darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

IV. Prosedur 1. Bebaskan jalan nafas


2. Pasang Oksigen 1 – 2 liter / menit
3. Pasang infus
4. Turunkan panas dengan antipiretik
5. Penanggulangan kejang :
- Valium 0,25 mg / Kg BB – iV pelan (maximal 10
mg)
- Bila 10 menit belum ada respon : Valium 0,4 mg / Kg
BB – iV pelan (maximal 15 mg)
- Bila 20 – 30 menit belum ada respon : Valium 0,5
mg / Kg BB iV pelan (maximal 20 mg)
Atau Valium per rektal :
Berat badan ‹ 10 kg : 5 mg
Berat badan › 10 kg : 10 mg
6. Perawatan antara kejang :
- Tidak diberikan anti konvulsan hanya observasi suhu
dan keadaan umum
- Untuk profilaksis intermitent :
 Luminal 1 mg / Kg BB / hari
 Diazepam 0,5 mg / Kg BB / hari
V. Unit Terkait
- IGD

PENANGANAN EPILEPSI
Rumah Sakit
PERMATA
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 1/2
Ditetapkan
Prosedur Tetap Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
IGD 15 / 09 / 09

Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS


I. Pengertian Epilepsi adalah suatu kedaruratan sistem saraf pusat dan ditandai dengan
bangkitan kejang yang berlangsung cukup lama atau berulang dengan
antara cukup pendek, tanpa diselingi keadaan sadar, serta bersifat umum
atau lokal.

Supaya dokter dapat memberikan tindakan segera sebab bila berlangsung


II. Tujuan lama berakibat kerusakan neuron dan kematian.

Kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata Madina mengenai triase di


III. Kebijakan Instalasi Gawat darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1. Tabung Oksigen
IV. Persiapan Alat 2. Karet Pengganjal
3. Obat – obatan anti kejang (anti konvulsef)
Diazepam / Valium : injeksi I.V
Golongan Fenobarbital Luminal : injeksi I.M
Cairan Infus : 2A – KCl, Dextrose 5%
Antibiotik
Kortikosteroid
4. Seperangkat alat infus
5. Kompres es atau alkohol
6. Obat – obatan Hibernasi

1. Untuk Anak – anak :


Jalan nafas harus terjaga bebas.
V. Prosedur Letakkan karet pengganjal diantara ke dua rahang agar lidah tidak tergigit.
Pakaian ketat harus dilonggarkan.
Letakkan tubuh penderita pada posisi dan tempat yang aman.
Pasang Oksigen.
Beri obat anti kejang secepatnya dengan dosis :
Diazepam (Valium) injeksi I.V. selama 2 – 3 menit dosis 0,5
mg / kg BB.
Observasi selama 20 menit, bila masih kejang suntikkan lagi dengan dosis
yang sama secara I.V.
Bila masih kejang lagi dalam observasi 20 menit, suntikkan lagi secara I.M.
dengan dosis yang sama.
Bila penderita sudah sadar, hentikan suntikkan.
Beri obat fenobarbital (Luminal) injeksi secara I.M. (Intra Musculer)
supaya masa kerja obat lebih lama, dengan dosis awal :
 Neonatus : 30 mg
 1 bln – 1 thn : 50 mg
 1 thn keatas : 75 mg

PENANGANAN EPILEPSI
Rumah Sakit
PERMATA
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 2/2
Ditetapkan
Prosedur Tetap Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
IGD 15 / 09 / 09

Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS


Pasang infus dan berikan therapi cairan intra vena yaitu : larutan
2A – KCl.
Beri kortikosteroid (Deksametasone) injeksi dengan dosis ½ - 1
ampul tiap 6 jam yang berguna mencegah terjadinya oedem
otak. Kortison dapat juga diberi dengan dosis 20 – 30 mg /
kg BB / hari terbagi dalam 3 dosis.
Beri antibiotik untuk mencegah infeksi.
Bila demam meninggi kompres dengan alkohol atau es dan
berikan obat – obatan hibernasi yaitu CPZ 2 – 4 mg / kg BB
/ hr atau Prometazin 4 – 6 mg / kg BB / hr.

2. Untuk Dewasa :
Prinsipnya sama dengan anak – anak, hanya perbedaan dosis :
Diazepam inj. 10 – 20 mg I.V. perlahan – lahan.
Bila masih kejang dapat diulang sampai 3 kali dengan dosis yang
sama setelah 30 – 60 menit suntikkan sebelumnya.
Bila Diazepam tidak ada, dapat diberi fenobarbital secara I.M dengan
dosis 100 mg yang diulang 2 – 3 kali.
Untuk hibernasi diberi CPZ (Largactil) dengan dosis 50 – 100 mg
secara I.M / I.V atau per-infus sebagai LYTIC – COCTAIL (50 mg
Largactil + 75 mg Pethidin dan 40 mg Phenergan) dalam larutan
Glukosa 5% sebanyak 500 cc.

VI. Unit Terkait IGD

PENANGANAN
Rumah Sakit
PERMATA ASMA BRONCHIALE
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
Prosedur Tetap Panyabungan
15 / 09 / 09
IGD
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian Asma Bronchiale adalah suatu proses penyempitan jalan pernafasan
diseluruh lapangan paru yang bersifat reversibel dan ditandai dengan
mengi (wheezing).

II. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penanganan asma


di Instalasi Gawat darurat.

III. Kebijakan Kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata Madina mengenai triase di
Instalasi Gawat darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

IV. Prosedur - Pasien dibaringkan setengah duduk dengan tenang dan


nyaman
- Pasien diberikan oksigenasi dosis tinggi melalui sungkup
muka dan dipasang infus cairan
- Pengobatan :
1. Beta 2 agonist :
a. Per inhaler dengan inhaler β 2 agonist
atau nebulizer β 2 agonist
b. Dengan suntikan subkutan terbutalin
0,25 mg – 0,50 mg (3 – 4 kali / hari)
2. Aminofilin 240 mg drips dalam dextrosa 5 % 10 – 20 gtt /
menit
3. Obat steroid parenteral : Dexametasone dosis : 0,1 mg /
BB
4. Obat mukolitik
- Jika dijumpai tanda-tanda gagal nafas, pasien dirujuk ke ICU
untuk mendapat perawatan lebih lanjut
V. Unit Terkait
1. IGD
2. ICU

PENANGANAN
Rumah Sakit
PERMATA HIPERTENSI MALIGNA
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 1/1
Ditetapkan
Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
Prosedur Tetap Panyabungan
15 / 09 / 09
IGD
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian Hipertensi Maligna adalah hipertensi dengan diastolik lebih dari 140
mmHg dengan disertai kelainan pada fundus berupa hemoragik atau
oedem pada retina dan tanda-tanda ensefalopati hipertensif seperti
sakit kepala hebat, kejang-kejang, stupor sampai koma.

II. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah dalam menangani hipertensi maligna


sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih berat.

III. Kebijakan Kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata Madina mengenai


pelayanan di Instalasi Gawat darurat sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
IV. Prosedur
1. Perawat IGD memeriksa vital sign pasien sekaligus
melakukan pemeriksaan EKG
2. Perawat IGD menempatkan pasien ditempat yang tenang
3. Dokter IGD membuat rujukan ke dokter spesialis
4. Bila dijumpai tanda-tanda yang membahayakan pasien
dirujuk untuk ditangani di ICU
V. Unit Terkait
1. IGD
2. Konsulen
3. ICU

PENANGANAN
Rumah Sakit
PERMATA SHOCK
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 1/2
Ditetapkan
Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
Prosedur Tetap Panyabungan
15 / 09 / 09
IGD
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian Shock adalah keadaan dimana sirkulasi darah arterial tidak adekuat
untuk menerima kebutuhan metabolisme jaringan.

II. Tujuan Sebagai acuan dan penanganan tindakan pada penderita shock di
Instalasi Gawat darurat Rumah Sakit Permata Madina Medan.

III. Kebijakan Kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata Madina mengenai triase di
Instalasi Gawat darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

IV. Prosedur 1. Shock Anafilaktik


Pengobatan :
- Injeksi Adrenalin 1/1000 0,3 cc im / iv
- Injeksi Hidrocortison 100 mg / 6 jam im
- Injeksi Dexametasone 5 mg / 6 jam iv
Tindakan :
Stop pemberian obat, torniquet dipasang daerah proximal
tempat masuk obat, posisi trandelenberg, pasang oksigen

2. Shock Hipovolemik
Pengobatan :
- Tergantung penyebab untuk diare dengan dehidrasi hebat
cairan infus diguyur (20 cc / BB)
- Untuk perdarahan stop penyebabnya, bila perlu transfusi dan
setelah 2 bag, beri Calsium glukonas, 1 ampul
Tindakan :
- Perdarahan : infus darah / whole blood, plasma darah, plasma
expander
- Diare : infus cairan kristaloid (RL atau NaCl 0,9 %) volume
sesuai cairan yang hilang
- Oksigenasi
- Cateterisasi
- Stop Perdarahan
- Pasang CVP
- Rawat ICU

3. Shock Neurogenik
Pengobatan / Tindakan :
- Posisi terlentang
- Infus cairan kristaloid (ringer laktat) atau NaCl 0,9 % 1 liter
dalam 20 – 40 menit
- Oksigenasi
- Kateterisasi untuk monitor diuresis
- Rawat ICU

PENANGANAN
Rumah Sakit
PERMATA SHOCK
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 2/2
Ditetapkan
Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
Prosedur Tetap Panyabungan
15 / 09 / 09
IGD
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
4. Shock Kardiogenik
Pengobatan :
- Dopamin 5 – 10 mikrogram / kg BB / menit atau 200 milligram
dalam 100 cc Dextrose 5 % atau NaCl 0,9 % 10 – 20 tetes mikro /
menit (dewasa)
- Pethidin : 50 – 100 mg im
- Sedatif : Diazepam 3 x (2 – 10 mg) im / iv
Tindakan :
- Oksigenasi 8 – 15 L / menit
- Infus dan intravenous fluid
- Pasang CVP
- Pasang kateter urine
- Rawat ICU

V. Unit Terkait 1. IGD


2. ICU
3. Rekam Medik

PENANGANAN HENTI NAFAS


Rumah Sakit
PERMATA DAN HENTI JANTUNG
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 1/2
Ditetapkan
Prosedur Tetap Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
Panyabungan
IGD 15 / 09 / 09

Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS


I. Pengertian Penanganan henti nafas dan henti jantung adalah suatu tindakan disaat
pasien tiba-tiba tidak bernafas oleh karena kehilangan suplai O 2 dijaringan
otak, jantung dan organ lainnya dan ditandai dengan tidak terabanya nadi
besar (carotis dan femoralis) yang disebabkan tidak adanya ventilasi
fungsional dan tidak adanya curah jantung yang efektif.

II. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah dalam penanganan henti nafas dan henti
jantung dengan cepat.

III. Kebijakan Kebijakan Direktur Utama tentang pelaksanaan triase medis.

IV. Prosedur Dilakukan tindakan resusitasi jantung paru (RJP) yang mencakup :
1. Pengendalian jalan nafas (Air Way Support)
2. Memberikan nafas buatan (Breathing Support)
3. Memberikan sirkulasi buatan (Circulation Support)

1. Pengendalian jalan nafas (Air Way Support)


 Nilai tingkat kesadaran dengan memanggilnya
 Respon (-) lakukan tindakan “kode” ABC bersama teman
 Amati tanda-tanda nafas spontan, buka mulut pasien dengan posisi
menyilang (Cross Finger) dan pastikan tidak ada sumbatan benda
asing
 Berikan posisi hirup (Sruffing Position) tekniknya :
 Manuver tengadah kepala / topang dagu dengan jalan
nafas terbuka
 Manuver mendorong mandibula kedepan dengan cara
memegang sudut-sudut rahang bawah penderita lalu diangkat
dengan kedua tangan keatas
 Pastikan ada nafas spontan dengan cara mendekatkan telinga pada
mulut dan hidung pasien untuk melihat :
 Suara nafas pasien
 Aliran udara dirasakan dipipi
 Gerakan turun-naiknya rongga dada
 Nafas spontan (-) maka lakukan tindakan Breathing Support
 ETT / Alat gudel dipakai untuk mengendalikan jalan nafas
 Penilaian nafas spontan atau tidak hanya dibutuhkan waktu 3–5
detik
2. Pemberian nafas buatan (Breathing Support)
Bila nafas spontan (-) segera beri ventilasi awal kali dengan laju
inspirasi yang lambat (1 ½ - 2 detik)
Teknik pemberian nafas buatan :
- Mulut ke mulut atau mulut ke hidung (Pc O 2
yang masuk ke pasien hanya 16-17 %)
- Ambubag ke mulut atau hidung atau ETT dengan
volume bagi 800-1200 CC (Pc O2 100 %)

PENANGANAN HENTI NAFAS


Rumah Sakit
PERMATA DAN HENTI JANTUNG
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
A 2/2
Ditetapkan
Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
Prosedur Tetap Panyabungan
15 / 09 / 09
IGD Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
- Frekwensi 12 kali / menit (1 kali tiap 5 detik)
3. Pemberian sirkulasi buatan (Circulation Support)
 Setelah ventilasi awal 2 kali, langsung nilai sirkulasi
darah dengan cara meraba arteri carotis (5 – 10 detik)
 Jika tidak teraba langsung berikan massage jantung
luar agar efektif dalam kompressi jantung dan pasien dalam
posisi datar dengan alas yang keras (pakai papan resusitasi)
Tekniknya :
 Dengan jari telunjuk dan jari tengah penolong
menelusuri tulang iga kanan / kiri sehingga bertemu
dengan tulang dada (sternum).
 Dari pertemuan tulang iga (tulang sternum) diukur
kurang lebih dua atau tiga jari keatas dari procesus
xiphoideus. Daerah tersebut merupakan tempat untuk
meletakkan tangan penolong dalam memberikan bantuan
sirkulasi.
 Letakkan kedua tangan pada posisi tadi dengan cara
menumpuk satu telapak tangan diatas telapak tangan
lainnya, hindari jari-jari tangan menyentuh dinding dada
korban atau pasien, jari-jari tangan dapat diluruskan atau
menyilang.
 Dengan posisi badan tegak lurus, penolong menekan
dinding dada korban dengan tenaga dari berat badannya
secara teratur sebanyak lima belas kali dengan kedalaman
penekanan berkisar antara 1,5 – 2 inci.
 Tekanan dada harus dilepaskan keseluruhannya dan
dada dibiarkan kembali mengembang ke posisi semula
setiap kali melakukan kompresi dada. Selang waktu yang
dipergunakan untuk melepaskan kompresi harus sama
dengan pada saat melakukan kompresi
 Tangan tidak boleh lepas dari permukaan dada dan
atau merubah posisi tangan pada saat melepaskan
kompresi
 Rasio bantuan sirkulasi dan pemberian nafas adalah
15 : 2 dilakukan baik oleh satu atau dua penolong.
 Frekwensi 100 x / menit
 Gerakan kompresi / massage harus beraturan,
berirama dan bukan disentak atau mendadak
 Fase kompresi dan relaksasi harus mempunyai jangka
waktu yang sama, ini bertujuan untuk menimbulkan
pengisian dan pengosongan jantung secara optimal
 Meraba denyut arteri carotis setelah menit pertama
RJP (4 siklus kompresi ventilasi)
 Kompresi dada luar menghasilkan aliran darah arteri
V. Unit Terkait
carotis

1. IGD
PENANGANAN MCI
Rumah Sakit
PERMATA (MYO CARD INFARK )
MADINA
Jl. Merdeka No. 155 Panyabungan
Telp (0636)-20279, Fax (0636)-20712
Kabupaten Mandailing Natal – SUMUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
B 1/3
Ditetapkan
Tanggal terbit Direktur RS. Permata Madina
Prosedur Tetap Panyabungan
15 / 09 / 09
IGD
Roslenni Sitepu, S.Kp.MARS
I. Pengertian Myo Card Infark ( MCI ) adalah : suatu penyakit dimana terjadinya
necrosis disebagian otot jantung oleh karena kurangnya suplai darah
kebagian otot tersebut yang disebabkan oklusi atau trombosis, arteri
coronaria sehingga menyebabkan angina akut atau syok kardiogenik yang
bila tidak segera ditolong akan menimbulkan kematian.

II. Tujuan Supaya dokter dan perawat IGD dapat lebih mengenal gejala-gejala MCI
serta memberi tindakan yang cepat dan tepat, sehingga pasien dapat
tertolong.

III. Kebijakan Direktur Rumah Sakit Permata Madina mengenai triase di Instalasi Gawat
darurat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

IV. Persiapan Peralatan 1 Infus set


2 Cairan Dextrose 5 % atau Nacl 0,9 %
3 Obat-obat analgesik yang memiliki efek yang kuat untuk
menghilangkan nyeri ( morfin atau petidin )
4 Oksigen (O2)
5 EKG
6 Pemeriksaan Laboratorium darah

V. Prosedur 1 Meringankan kerja jantung, mengurangi atau


menghilangkan rasa nyeri dan mengatasi komplikasi ( aritmia, payah
jantung, syok kardiogenik ), meliputi :
a. Bila nyeri :
 Morvin 5 – 10 mg SC / 30, sampai dosis
maksimum 60 mg dan nyeri teratasi.
 ( Petidin ) 50 – 100 mg IM, tetapi tidak boleh
diberikan bila frekuensi nafas < 12 x / menit.
b. IV line dengan Dext 5 % atau Nacl 0,9 %
c. O2 4 – 6 l / i
d. Istirahat fisik dan mental 2 –3 minggu, bila
perlu beri diazepam 5 – 10 mg IV
e. Diet cukup sayur dan defikasi teratur, bila
perlu beri laxantia.

Anda mungkin juga menyukai