Anda di halaman 1dari 16

SPO PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

No Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSUD ANDI 435/01/03/24/2017 A 1/2
DJEMMA
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
21/11 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
Pemberian materi- materi edukasi kepada pasien dan atau keluarga
PENGERTIAN
berkaitan dengan kondisi kesehatannya.
Memberikan informasi tentang hal- hal yang harus diperhatikan pasien
TUJUAN
dan atau keluarga berhubungan dengan kondisi kesehatan pasien
Surat keputusan direktur RSUD Andi Djema Masamba nomor

KEBIJAKAN 435/2/175/RSUD/ 2017 tentang kebijakan pendidikan dan pasien dan


keluarga pada RSUD andi Djemma Masamba
1. Ucapkan salam “ Selamat pagi/siang/sore/malam, Bapak/Ibu “ .
Saya ...... (nama), sebut departemen/unit kerja.
2. Pastikan identitas pasien
3. Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah
4. Jelaskan materi edukasi kepada pasien dan atau keluarga
5. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga terhadap materi
edukasi yang telah diberikan
PROSEDUR 6. Berikan formulir edukasi untuk ditanda tangani oleh pasien atau
keluarga
7. Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu
diperlukan
8. Tawarkan bantuan kembali “ Apakah masih ada yang dapat saya
bantu ?”
9. Ucapkan terima kasih dan semoga lekas sembuh
10.Berdiri ketika pasien hendak pulang
UNIT TERKAIT Semua unit pelayanan RSUD Andi Djemma Masamba
PENGISIAN DOKUMEN ASUHAN KEPERAWATAN IGD

RSUD ANDI No Dokumen: No.Revisi: Halaman:


DJEMMA 435/42/03/3/2017 0 1/1
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
15 Agustus 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
Metode pembinaan asuhan keperawatan yang dilakukan secara
PENGERTIAN
sistematik dan teratur
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melaksanakan
TUJUAN
pengisian asuhan keperawatan.
Pengisian asuhan keperawatan secara sistematik sebagai tanggung
KEBIJAKAN
jawab dan tanggungb gugat terhadap pasien.
1. Perawat mengisi formulir pengkajian setiap proses baru dan
mencatat serta mengkaji data setiap pasien masuk rawat dan
pulang.
2. Data dikelompokkan bio, psiko, sosial, spirityual sesuai pengkajian.
3. Setelah pengkajian, perawat merumuskan diagnosa yang timbul,
yang mengandung komponen problem, etiologi, simptom,diagnosa
dibuat bedasarkan prioritas masalah.
4. Perawat menyusun rencana tindakan perawatan berdasarkan
PROSEDUR prioritas masalah, tujuan implementasi dan intervensi serta
menggambarkan kesinambungan tim bagi tim kesehatan lainya.
5. Perawat melaksanakan tindakan perawatan mengacu pada
rencana tindakan.
6. Perawat mencatat tindakan perawatan
7. Perawat mencatat evaluasi perawatan
8. Setiap melakukan tindakan perawatan mencantumkan nama, paraf
/ tanda tangan.
9. Merekomendasikan pada rekam medis
UNIT TERKAIT IGD, Rekam Medis, Bidang Keperawatan.
PENCATATAN PASIEN KECELAKAAN DI IGD

RSUD ANDI No Dokumen: No.Revisi: Halaman:


DJEMMA 435/43/03/3/2017 0 1/1
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
15 Agustus 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
Pasien yang datang ke Instalasi Gawat Darurat karena kecelakaan yang
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, pemerkosaan dan
PENGERTIAN
kekerasan dalam rumah tangga. Memerlukan pertolongan segera oleh
dokter jaga IGD selama 24 jam.
TUJUAN 1. Memberikan pertolongan pertama pada pasien kasus kecelakaan
2. Memberikan pelayanan terbaik dan optimal kepada pasien IGD
Pencatatan dan pelaporan terpisah pada kasus pasien gawat darurat karena
KEBIJAKAN
kecelakaan
1. Pasien datang ke IGD dengan keluhan kecelakaan.
2. Dokter jaga IGD segera melakukan pemeriksaan
3. Dokter menanyakan kepada pasien atau keluarga tentang kecelakaan
tersebut.
4. Dokter melakukan pemeriksaan dan memberikan tindakan kepada
pasien.
PROSEDUR
5. Dokter mencatat di status IGD tentang penyebab kecelakaan .
6. Perawat IGD mencatat di laporan jaga IGD tentang penyebab
kecelakaan.
7. Pencatatan dan pelaporan terpisah pada kasus kecelakaan.
8. Melaporkan ke bagian keperawatan jumlah angka kecelakaan beserta
penyebab kecelakaan.
UNIT TERKAIT 1. Poliklinik Rawat Jalan
2. Radiologi
3. Laboratorium
4. Instalasi Farmasi
5. Rawat Inap
6. Bagian Pendaftaran
PENANGANAN PASIEN DOA (DEATH ON ARRIVAL)

RSUD ANDI No Dokumen: No.Revisi: Halaman:


DJEMMA 435/44/03/3/2017 0 1/1
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
15 Agustus 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
PENGERTIAN DOA adalah pasien yang datang ke IGD dalam keadaan meninggal dunia.
TUJUAN Sebagai acuan untuk menangani pasien DOA
KEBIJAKAN Adanya prosedur tertulis untuk pasien DOA
1. Dokter melakukan triage.
2. Dokter memeriksa pasien, memastikan pasien apakah betul-betul sudah
meninggal.
3. Identifikasi pasien mulai dari jam datang dan keadaan pasien.
4. Dokter memberitahu pengantar pasien bahwa pasien sudah meninggal
PROSEDUR ketika datang ke Rumah Sakit.
5. Bila sebab kematianya diduga tidak wajar, maka atas persetujuan
keluarga pasien jenazah dirujuk ke kamar jenazah untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
6. Dokter menandatangani surat keterangan pasien yang sudah meninggal
rangkap dua, satu diserahkan kepada keluarga pasien
UNIT TERKAIT 1. Dokter IGD
2. Petugas Kamar Mayat
3. Kepolisian
4. Rekam Medik
PENGELOLAAN VISUM ET REPERTUM

RSUD ANDI No Dokumen: No.Revisi: Halaman:


DJEMMA 435/45//03/3/2017 0 1/1
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
15 Agustus 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
Visum et repertum adalah suatu keterangan dokter sebagai saksi mengenai
PENGERTIAN
hal-hal yang ditemukan saat pemeriksaan pasien baik hidup maupun mati.
Sebagai acuan langkah-langkah dalam pelaksanaan pengelolaan visum et
TUJUAN
repertum.
KEBIJAKAN Adanya prosedur tertulis mengenai pengelolaan visum et repertum.
1. Petugas pendaftaran menerima permintaan visum et pihak kepolisisan
2. Petugas pendaftaran menyerahkan permintaan visum kepada petugas
visum et repertum di bagian rekam medis.
3. Permintaan visum dicatat oleh petugas visum et repertum ke dalam buku
register dan mengarsipkanya.
4. Pertugas visum et repertum mencari berkas rekam medis pasien yang
dimaksud ditempat penyimpanan berkas rekam medis.
5. Bila berkas rekam medis baru masuk ke urusan rekam medis dan
informasi kesehatan dicari di IGD
6. Berkas rekam medis pasien disatukan dengan format visum et repertum
PROSEDUR
untuk kemudian diserahkan kepada dokter yang bertanggung jawab
dalam perawatan pasien tersebut.
7. Dokter mengisi visum et repertum sesuai dengan apa yang ditulis
8. Pengisian form visum et repertum paling lama sampai 3 hari setelah
petugas visum et repertum menyerahkan berkas rekam medis dan form
visum et repertum kepada dokter yang bersangkutan.
9. Berkas tersebut diserahkan kembali ke petugas visum et repertum untuk
dikutik
10. Pembuatan visum et repertum paling lama satu minggu setelah waktu
tersebut polisi dapat mengambil hasil permintaan visum et repertum.
UNIT TERKAIT 1. Instalasi Gawat Darurat
2. Petugas pengolah visum et repertum
3. Rekam Medis
PENANGANAN PASIEN MENINGGAL DI IGD

RSUD ANDI No Dokumen: No.Revisi: Halaman:


DJEMMA 435/46/03/3/2017 0 1/1
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
15 Agustus 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
Pasien yang meninggal di IGD yaitu pasien yang datang masih hidup dalam
PENGERTIAN keadaan gawat dan setelah dilakukan penanganan resusitasi tidak berhasil
dan akhirnya meninggal.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penanganan pasien meninggal
TUJUAN
di IGD.
KEBIJAKAN Adanya prosedur tertulis mengenai pasien meninggal di IGD.
1. Pasien melalui triage masuk ke ruang resusitasi
2. Dokter melakukan resusitasi sesuai dengan keadaan pasien.
3. Catat jam masuk pasien dan jam resusitasi.
4. Jika pasien meninggal catat jam meninggal dan kemungkinan penyebab
PROSEDUR kematian.
5. Dilakukan pemeriksaan pasien secara lengkap dan dicatat di rekam
medik IGD.
6. Dokter memberitahukan kepada keluarga bahwa pasien sudah
meninggal dunia.
UNIT TERKAIT 1. Dokter IGD
2. Rekam Medik.
PENANGANAN KASUS PEMERKOSAAN

RSUD ANDI No Dokumen: No.Revisi: Halaman:


DJEMMA 435/221/03/24/2017 0 1/1
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
15 Agustus 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
PENGERTIAN Suatu proses penanggulangan pasien karena kasus perkosaan

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani


KEBIJAKAN Adanya prosedur tertulis dalam menangani kasus perkosaan.
1. Pasien datang ke IGD di seleksi di triage
2. Setelah di triage pasien ditempatkan di ruang observasi.
3. Bila ada hal-hal yang mengacam jiwa pasien, misalnya perdarahan hebat
maka harus segera diatasi.
4. Untuk permintaan visum et repertum pasien dan keluarganya dianjurkan
PROSEDUR
melapor ke pihak kepolisian, visum dibuat setelah ada permintaan
pembuatan visum dari kepolisian yang ditanda tangani seorang perwira
polisi atau polri yang menjabat setingkat perwira.
5. Pasien di bawa ke poli kebidanan untuk dikonsultasikan ke dokter obgyn
dengan melampirkan surat permintaan visum.
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Kebidanan
3. Rekam Medik
PERMINTAAN OBAT, ALAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No Dokumen: No.Revisi: Halaman:
RSUD ANDI
DJEMMA 435/47/03/3/2017 0 1/1
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
15 Agustus 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
Permintaan obat, alat dan bahan medis habis pakai adalah suatu proses
pemenuhan kebutuhan obat-obatan, alat dan bahan medis habis pakai
PENGERTIAN
untuk menangani pasien yang datang ke IGD baik dalam kondisi gawat
darurat maupun tidak gawat darurat.
TUJUAN Guna menunjang pemberian pelayanan secara cepat dan tepat.
1. Melengkapi alat dan bahan medis habis pakai dan obat-obatan sesuai
KEBIJAKAN standar.
2. Obat dan alat kesehatan sebagaian disediakan di farmasi/apotik IGD
1. Petugas invetaris mendata jumlah dan sisa obat-obatan, alat dan bahan
habis pakai di IGD setiap minggu.
2. Petugas invetaris mengisi blangko permintaan obat, alat dan bahan habis
pakai ke instalasi farmasi dengan menggunakan buku permintaan
(amprahan) seminggu sekali.
3. Banyaknya permintaan obat, alat dan bahan habis pakai berdasarkan
jumlah pemakaian rata-rata dalam satu minggu ditambah 25% dari
jumlah pemakaian sebagai cadangan / stok.
4. Petugas gudang farmasi mengecek ketersediaan obat dan alat
PROSEDUR kesehatan di gudang farmasi.
5. Petugas gudang farmasi menyiapkan obat, alat dan bahan medis habis
pakai sesuai permintaan IGD.
6. Petugas invetaris melakukan pengecekan terhadap obat, alat dan bahan
medis habis pakai yang sudah disiapkan oleh instalasi farmasi.
7. Jika persediaan obat, alat dan bahan habis pakai difarmasi terbatas/
tidak ada maka jumlah penyediaan akan dikurangi.
8. Petugas invetaris dan farmasi sama-sama menandatangani buku
permintaan obat (amprahan)
9. Sebagaian alat dan obat habis pakai disediakan di farmasi IGD
UNIT TERKAIT IGD dan Instalasi Farmasi
PENGADAAN DAN PENYEDIAN OBAT, ALAT DAN BAHAN MEDIS
HABIS PAKAI DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No Dokumen: No.Revisi: Halaman:
RSUD ANDI
DJEMMA 0 1/1
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
15 Agustus 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
Pengadaan obat, alat dan bahan medis habis pakai di IGD adalah suatu
PENGERTIAN proses pemenuhan persediaan obat, alat dan bahan medis habis pakai
untuk menangani pasien yang datang dalam kondisi gawat darurat.
TUJUAN Guna menunjang pemberian pelayanan secara cepat dan tepat.
1. Melengkapi alat, bahan habis pakai dan obat-obatan sesuai dengan
standar.
2. Sebagaian obat dan alat kesehatan habis pakai disediakan di farmasi
KEBIJAKAN
IGD.
3. Pengambilan obat dan alat kesehatan untuk life saving di farmasi IGD
bisa dilakukan tanpa peresepan.
1. Petugas invetaris IGD membuat perencanaan mingguan untuk
memenuhi kebutuhan obat dan alat kesehatan habis pakai di IGD.
2. Meminta persetujuan perencanaan kebutuhan obat dan alat kesehatan
kepada kepala ruangan atau Katim.
3. Bila perencanaan kebutuhan obat dan alat kesehatan telah disetujui
kepala ruang, kemudian petugas invetaris IGD melakukan permintaan
ke instalasi farmasi dengan menggunakan buku permintaan (amprahan)
seminggu sekali.
PROSEDUR
4. Petugas gudang farmasi mengecek ketersidiaan obat dan alat kesehatan
di gudang farmasi.
5. Petugas gudang farmasi menyiapkan permintaan obat dan alat
kesehatan untuk IGD.
6. Setelah obat dan alat kesehatan di cek, kemudian disimpan dilemari
sesuai jenisnya.
7. Penyediaan alat kesehatan seperti infus set, abbocath, cairan infus,
dower catether, NGT,spuit, dll disediakan di farmasi IGD.
UNIT TERKAIT IGD dan Instalasi Farmasi
PEMAKAIAN OBAT, ALAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No Dokumen: No.Revisi: Halaman:
RSUD ANDI
DJEMMA 435/49/03/3/2017 0 1/1
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
15 Agustus 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
Pemakaian obat, alat dan bahan medis habis pakai adalah suatu pemakaian
PENGERTIAN obat-obatan, alat dan bahan medis habis pakai yang tersedia di IGD yang
digunakan untuk menangani pasien.
Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan obat, alat dan bahan medis
TUJUAN
habis pakai yang tersedia di IGD.
1. Cara pemakaian alat, bahan medis habis pakai dan obat-obat harus
sesuai dengan standar.
KEBIJAKAN
2. Pemakaian obat, alat dan bahan medis habis pakai hanya dilakukan oleh
petugas IGD (dokter dan perawat).
1. Petugas invetaris menyiapakan jenis dan jumlah obat-obatan, alat dan
bahan medis habis pakai di lemari obat/trolly setiap hari sesuai dengan
kebutuhan harian.
2. Petugas invetaris menyediakan buku pemakaian obat harian yang dibagi
dalam 3 shif.
3. Setiap perawat yang menggunakan obat-obatan harus menuliskan nama,
PROSEDUR
tanda tangan, jumlah dan jenis obat yang digunakan.
4. Penanggung jawab shif harus menuliskan jumlah pemakaian obat-obatan
tiap akhir shif.
5. Penanggung jawab shif harus segera menghubungi petugas invetaris
apabila persediaan obat di trolly / lemari habis.
6. Sebagain obat, alat kesehatan habis pakai di ambil di farmasi IGD.
UNIT TERKAIT IGD dan Instalasi Farmasi
PENYIMPANAN OBAT, ALAT DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI
DI INSTALASI GAWAT DARURAT
No Dokumen: No.Revisi: Halaman:
RSUD ANDI
DJEMMA 435/48/03/3/2017 0 1/1
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
15 Agustus 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
Penyimpanan obat, alat dan bahan medis habis pakai adalah suatu proses
PENGERTIAN penyimpanan obat-obatan, alat dan bahan medis habis pakai sebelum
digunakan untuk menangani pasien.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada obat, alat dan bahan medis
TUJUAN
habis pakai selama proses penyimpanan.
Penyimpanan alat, bahan medis habis pakai dan obat-obatan sesuai dengan
KEBIJAKAN
standar.
1. Petugas invetaris mendata jenis dan jumlah obat-obatan, alat dan bahan
habis pakai di lemari penyimpanan IGD setiap minggu.
2. Selama dalam penyimpanan obat-obatan, alat dan bahan habis pakai
harus terlindung dari cahaya matahari dan air.
3. Petugas invetaris harus mengecek tanggal ekspaire dari obat, alat dan
PROSEDUR bahan medis habis pakai setiap pakai.
4. Petugas invetaris mencatat dalam buku penyimpanan alat, bahan habis
pakai dan obat-obatan berapa jumlah obat dan bahan medis habis pakai
yang masih tersimpan dan jumlah yang sudah dikeluarkan.setiap
minggu.
5. Sebagaian obat dan alat kesehatan habis pakai disimpan di farmasi IGD
UNIT TERKAIT IGD dan Instalasi Farmasi
PEMELIHARAAN BERKALA PERALATAN
MEDIS DAN NON MEDIS
No Dokumen: No.Revisi: Halaman:
RSUD ANDI
DJEMMA 435/222/03/24/2017 0 1/1
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
15 Agustus 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
Proses pemeliharaan secara berkala seluruh peralatan yang ada di IGD baik
PENGERTIAN
medis maupun non medis.
Sebagai pedoman untuk pemeliharaan peralatan di IGD baik medis maupun
TUJUAN
non medis.
1. Semual alat yang ada di IGD baik medis maupun non medis harus
dilakukan pemeliharaan berkala.
KEBIJAKAN 2. Pemeliharaan berkala alat medis maupun non medis dilakukan oleh
petugas IPSRS.
3. Peralatan medis dan non medis harus selalu dalam kondisi siap pakai
1. Kepala ruang gawat darurat melaporkan peralatan medis dan non medis
yang perlu dilakukan pemeliharaan rutin kepada Ka. Instalasi
pemeliharaan sarana prasarana rumah sakit (IPSRS).
2. Ka IPSRS akan melakukan pengecekan dan membuat jadwal
pemeliharaan semua peralatan baik medis maupun non medis.
3. Bila kegiatan pemeliharaan tersebut memerlukan biaya, Ka IPSRS
terlebih dahulu melaporkan kepada Direktur RS untuk mendapatkan
persetujuan.
PROSEDUR
4. Setelah mendapat persetujuan, petugas IPSRS segera melakukan
pemeliharaan peralatan medis dan non medis di IGDsesuai jadwal yang
telah dibuat.
5. Petugas IPSRS akan melakukan pencatatan dalam kartu pemeliharaan
alat setelah selesai melakukan pemeliharaan.
6. Setelah selesai dilakukan pemeliharaan alat, petugas IPSRS akan
meminta tanda tangan Ka Ruang IGD sebagai bukti sudah dilakukanya
proses pemeliharaan.
UNIT TERKAIT 1. Direktur
2. IGD
3. IPSRS
PERBAIKAN PERALATAN
MEDIS DAN NON MEDIS
No Dokumen: No.Revisi: Halaman:
RSUD ANDI
DJEMMA 435/223/03/24/2017 0 1/1
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
15 Agustus 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
PENGERTIAN Perbaikan seluruh peralatan yang ada di IGD baik medis maupun non medis
Agar perbaikan peralatan medis dan non medis di IGD dapat dilakukan
TUJUAN
dengan cepat dan sesuai dengan standar.
1. Semua proses kegiatan perbaikan peralatan harus melalui proseduryang
sudah ditetapkan oleh Direktur RS.
KEBIJAKAN 2. Perbaikan alat non medis dilaporkan ke Ka bagian sarana prasarana
Rssedangkan alat medis dalaporkan ke instalasi pemeliharaan sarana
prasarana rumah sakit (IPSRS)
1. Ka. Ruang Gawat Darurat mengisi blanko perbaikan alat dan melaporkan
kerusakan peralatan non medis yang perlu diperbaiki kepada Ka. Bagian
sarana prasarana rumah sakit, sedangkan kerusakan alat medis ke Ka.
IPSRS
2. Ka. Bagian sarana prasarana / Ka. IPSRS akan melakukan pengecekan
peralatan tersebut masih bisa diperbaiki atau tidak, termasuk masalah
biaya yang diperlukan dan kemungkinan perlu menunjuk pihak luar untuk
pelaksanaan perbaikan selanjutnya.
3. Bila kegiatan perbaikan tersebut memerlukan biaya Ka. Bagian sarana
prasarana terlebih dahulu melaporkan kepada direktur RS untuk
PROSEDUR mendapatkan persetujuan.
4. Direktur RS akan memberikan pertimbangan tentang perbaikan alat
tersebut, apakah dapat dilakukan perbaikan oleh bagian pemeliharaan
RS atau perbaikan dengan pihak ke tiga.
5. Petugas (IPSRS atau pihak luar) segera melakukan perbaiakn peralatan
di IGD yang mengalami kerusakan.
6. Jika alat yang rusak akan dibawa oleh petugas IPSRS maka petugas
invetaris akan membuat catatan bahwa alat sedang dalam perbaikan.
7. Setelah selesai perbaikan petugas IPSRS segera mengembalikan alat
yang sudah diperbaiki ke IGD dan meminta tanda tangan Ka ruang IGD
sebagai bukti bahwa perbaikan alat sudah selesai dilakukan
UNIT TERKAIT Direktur RS, IGD, IPSRS
KALIBRASI ALAT KESEHATAN

No Dokumen: No.Revisi: Halaman:


RSUD ANDI
DJEMMA 435/224/03/24/2017 0 1/1
MASAMBA
Tanggal Terbit: Ditetapkan Oleh
15 Agustus 2017 Direktur RSUD A. Djemma Masamba
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr.H.Hariadi., M.Kes
NIP. 19620804 198812 1 002
Sesuatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvesional nilai
penunjukan alat ukur dengan cara membandingkan terhadap standar
PENGERTIAN
ukuranya serta evaluasi ketidakpastian pengukuran yang tertelusur ke
standar nasional dan atau internasional.
TUJUAN Untuk menjamin kebenaran nilai keluaran atau kinerja dan keselamatan.
Pengujian dan/atau kalibrasi alat kesehatan dilakukan oleh institusi penguji
KEBIJAKAN
secara berkala, sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
1. Kriteria alat yang di kalibrasi :
a. Belum mempunyai sertifikat dan/ atau tanda masih berlaku
b. Sudah berakhir jangka waktu ertifikat dan/atau tanda masih berlaku
c. Diketahui penunjukanya atau keluaranya atau kinerjanya
(performance) atau keamananya (safety) tidak sesuai lagi walaupun
sertifikat dan/atau tanda masih berlaku.
d. Telah mengalami perbaikan, walaupun sertifikat dan/atau tanda
masih berlaku.
2. Cara :
PROSEDUR a. Data alat yang akan di kalibrasi sesuai kriteria.
b. Buat surat permintaan penawaran alat-alat yang akan dikalibrasi
kepada BPFK atau institusi kalibrasi swasta.
c. BPFK menjawab persetujuan kalibrasi dan rincian biaya yang harus
dibayar rumah sakit.
d. BPFK memberikan jadwal kalibrasi.
e. Petugas BPFK datang ke RS Bersalin Asih membawa SPTY kalibrasi.
f. Kalibrasi dilakukan petugas BPFK.
g. Petugas memberikan laporan tentang alat-alat yang lulus kalibrasi
dan yang tidak lulus kalibrasi.
UNIT TERKAIT Direktur RS, IGD, IPSRS
SPO ARK

1. MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR


2. MEMINDAHKAN PASIEN DARI BRANKAR KE TEMPAT TIDUR
3. MEMPRIORITASKAN PASIEN BERDASARKAN URGENSI KEBUTUHANYA
4. PEMBERIAN PENDIDIKAN OLEH DPJP MENGENAI KEWAJIBAN PASIEN
TERHADAP RS
5. PENGISIAN DOKUMEN ASUHAN KEPERAWATAN IGD
6. PENJELASAN PASIEN PULANG
7. PENCATATAN PASIEN KECELAKAAN DI IGD
8. PENANGANAN PASIEN DOA
9. PENGELOLAAN VISUM ET REPERTUM
10. PENANGANAN PASIEN MENINGGAL DI IGD
11. PENANGANAN KASUS PEMERKOSAAN
12. PERMINTAAN OBAT ALAT DAN BAHAN HABIS PAKAI DI IGD
13. PENYIMPANAN OBAT ALAT DAN BAHAN HABIS PAKAI DI IGD
14. PEMAKAIAN OBAT ALAT DAN BAHAN HABIS PAKAI DI IGD
15. PEMELIHARAAN BERKALA PERALATAN MEDIS DAN NON MEDIS
16. PERBAIKAN PERALATAN MEDIS DAN NON MEDIS
17. KALIBRASI ALAT KESEHATAN
18. POLA OPERASIONAL DPJP

Anda mungkin juga menyukai