Anda di halaman 1dari 15

PEMBAHASAN

Kegiatan pengendalian OPT merupakan sebuah usaha yang dilakukan


untuk menekan populasi dan tingkat penyebaran OPT secara luas. Menurut
Krisnawati dkk (2016), Organisme pengganggu tanamanan utama yang terdapat
pada tanaman kedelai yaitu hama penggerek polong, namun selain itu masih
terdapat berbagai macam OPT lainnya yang dapat menyerang tanama kedelai
seperti ulat grayak, lalat bibit, lalat putih, tikus, karat daun dan sklerotium.
Pengendalian OPT dapat dilakukan berdasarkan konsepsi pengelolaan
hama terpadu (PHT). Menurut Bortolotto dkk (2015) pengelolaan hama terpadu
pada tanaman kedelai dilakukan untuk menjamin keberlanjutan produktivitas
tanaman kedelai dimana didalam penerapannya mengandung prinsip ekonomi dan
ekologi. Pengendalian berdasarkan dengan konsepsi PHT lebih menekankan
pengendalian menggunakan berbagai macam cara untuk mengerungi penggunaan
bahan kimia secara berlebih. Penggunaan bahan kimia merupakan solusi terakhir
apabila semua jenis cara tidak dapat menekan populasi OPT (Indiati dan
Martowo. 2017). Penerapan PHT juga dilakukan dengan cara kombinasi dari
tindakan budaya, biologi, dan kimia untuk memberantas OPT (Sharma dkk. 2014)
Hama yang menyerang kedelai pada saat tanaman muda adalah lalat bibit.
Lalat bibit meletakan telurnya pada daun muda menetas dan menggerat batang.
Pengendalian hama terpadu dapat menggunakan pestisida larfin pada benih
dengan dosis 20 g/ kg benih. Hama daun dapat terdiri dari ulat grayak, lalat putih
dan kutu kebul. Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan penyemprotan
antabron 50 EC, matadon 25 EC, Meirus 25 EC dengan dosis 2cc/l air, selain itu
pengendalian juga dapat dilakukan dengan menggunakan tanaman pinggir jagung
sebagai pengendalian fisik untuk menekan populasi hama (Puspitasari dkk.2016).
Hama lain yang menyerang tanaman kedelai adalah penggerek polong. Hama ini
dapat diatasi dengan melakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif
klorpirifos 500g/l dan sipermetrin 50g/l dengan konsentrasi 1,50 ml/l.
Penyemprotan dilakukan 1 minggu setelelah berbunga dan diulang setiap 2
minggu jika menunjukkan gejala penyerangan. Penyemprotan dapat dihentikan
ketika 2 minggu sebelum panen (Rusyana dkk. 2018).
Pengendalian hama tikus dapat dilakukan sebelum tanam kedelai dimulai
dengan cara membersihkan lingkungan areal pertanaman. Pengemposan dan
pengumpanan juga dapat dilakukan untuk mengendalikan hama tikus pada saat
musim tanam kedelai. Pengendalian penyakit seperti karat daun dan sklerotium
dapat digunakan fungisida seperti ditenm45 dengan dosis 2g/l air, sedangkan
pengendalian virus dapat dilakukan secara mekanik dengan mencabut dan
membakar tanaman yang terserang agar memotong arus penyebaran. Untuk
pengendalian gulma seperti rumput teki, krokot, dan putri malu dapat dilakukan
dengan cara penyiangan gulma. Penyianga dilakukan dengan mencabut gulma
yang terdapat di areal pertanaman kedelai (Silva. 2017).
DAFTAR PUSTAKA
Bortolotto, O.C, A.P. F. R.C.O.D.F.Bueno, A.D.F. Bueno, Y. K.S.da Kruz, A.
P.Queiroz, A. Sanzovo, dan R. B. Ferreira. 2015. The Use of
Soybean Integrated Pest Management in Brazil.Agronomy Science
and Biotechnology, 1(1): 25 – 32.
Indiati, S.W, dan Marwoto. 2017. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
pada Tanaman Kedelai, Buletin Palawija, 15(2): 87 – 100.
Krisnawati, A, M. S.Y. I. Bayu, dan M. M Adie. 2016. Identification of Soybean
Resistance to Pod Sucking Bug (Riptortus Linearis) by No. – Choice
Test. Biosaintifika. 8(3): 406 – 413.
Puspitasari, M, P.Hidayati, Pudjianto, Marwoto, dan B. T. Rahardjo. 2016.
Pengaruh Pola Pengelolaan Hama Terhadap Populasi Serangga
Hama Pada Lahan Kedelai Varietas Anjasmoro Dan Wilis. HPT
Tropika, 16(1): 25 – 34.
Rusyana,N. P.M, I.G N. Bagus, A. A. A. A. S. Sunari. 2018. Populasi dan
Serangan Hama Polong Kedelai Etiella zinckenella (Treitschke)
(Lepidoptera: Pyralidae) yang Diperlakukan dengan Inseksida
Berbahan Aktif Klorpiros 500G/l dan Sipermetrin 50 g/l.
Agroteknologi Tropika, 7(2): 192 – 199.
Sharma A.N., G. K. Gupta, R.K Verma, O.P Sharma, S. Bhagat, N. Amaresan,
M.R. Saini, C.Chattopadhyay, S.N. Sushil, R. Asre, K.S. Kapoor, K.
Satyagopal, dan P.Jeyakumar. 2014. Integrated Pest Management
Package For Soyben. LBS Building: New Delhi.
Silva, A.F, L. Galon, I. A.E.A Ferreira, G. Concenco, E. U. R. Junior, dan P. R.R
Rocha. 2017. Weed Management in the Soybean Crop. Crop
Protection, 95(1): 60 – 68.

Anda mungkin juga menyukai