Anda di halaman 1dari 23

Pokok bahasan : Pembukuan perusahaan pertanian

Materi : 1. Pengantar

2. Dasar dan macam pembukuan perusahaan

3. Pembukuan sebagai dasar penyusunan kebijaksanaan

Uraian Materi :

1. Pengantar

Menyelenggarakan pembukuan merupakan bagian penting dalam kegiatan


pengelolaan/manajemen suatu perusahaan. Pembukuan perusahaan dalam fungsinya
adalah suatu alat, sama halnya dengan traktor, cangkul contohnya dalam usaha
pertanian, dimana penggunaannya dapat membantu pengusaha/pengelola dalam upaya
meningkatkan pendapatan usahanya.

Pembukuan dalam fungsi manajemen merupakan alat pengontrol kebijaksanaan


pengelolaan/manajemen dari usaha tersebut. Dengan alat ini, pengusaha/pengelola dapat
mengetahui kelemahan-kelemahan dalam menyelenggarakan dan menyusun perencanaan
dalam perusahaannya. Dengan pembukuan itu keadaan dapat segera diperbaiki sehingga
tujuan usaha yang diharapkan dapat dicapai. Dengan demikian mengembangkan cara-
cara pembukuan kepada para pengelola suatu perusahaan sangat berguna. Kegunaan ini
menjadi bertambah apabila melihat pemerintah juga mempunyai kepentingan.

Pembukuan dapat merupakan sumber keterangan statisitik dari suatu usaha. Dalam
usaha pertanian sebagai contohnya, dengan pembukuan dapat diketahui mengenai
produksi, pemasaran hasil pertanian oleh petani, harga hasil dan sarana produksi,
penggunaan sarana produksi dan tenaga kerja, biaya produksi, pendapatan dan
pengeluaran usahatani. Informasi itu sangat diperlukan dalam penyusunan berbagai
kebijaksanaan di sektor pertanian dan usahatani. Melalui analisis pembukuan yang
diselenggarakan oleh para petani, hasilnya dapat dipakai juga untuk kegiatan

1
penyuluhan. Dengan hasil ini penyuluh dapat membantu para petani mendiagnosa dan
merencanakan usahataninya agar lebih menguntungkan.

Di daerah pertanian yang sudah agak maju seperti di Kabupaten Karo Sumatera Utara,
Kecamatan Lembah Gumanti Solok Sumatera Barat, Brebes, Puncak dan Curup di
Bengkulu, sebagian petaninya sudah mulai melakukan pembukuan usahatani. Mereka
sudah punya buku usahatani, dimana pada buku tersebut mereka mencatat semua
kegiatan per persil yang diusahakannya. Semua kegiatan usahatani dicatat dengan baik,
sehingga setiap akan mengusahakan tanaman tersebut kembali, petani sudah punya
pedoman. Komponen biaya secara terinci dapat diketahui bukan sekedar diingat-ingat
kembali, sehingga mereka bisa mengantisipasi kebutuhan biaya yang serupa yang akan
dikeluarkannya. Dengan begitu kesulitan biaya sedikit bisa teratasi karena sudah
diperkirakan sejak awal.

Pembukuan dapat diartikan sebagai pencatatan (tertulis) dari semua dan setiap transaksi
oleh pengusaha/pengelola di dalam menjalankan perusahaannya.
Pengertian semua mengandung arti bahwa yang dicatat adalah semua transaksi baik
input maupun output yang digunakan termasuk di dalamnya tujuan dari penggunaan
tersebut.
Pengertian setiap terkandung maksud perlunya mencatat saat transaksi dilaksanakan, ini
berarti aspek waktu menjadi pusat perhatian pencatatan. Pengusaha/pengelola difokuskan
kepada semua kegiatan produksi yang terkait pada aspek pengelolaan/manajemen
usahanya.
Dari pengertian tersebut terlihat banyak aspek yang ingin dijangkau dari kegiatan
pembukuan usaha itu sendiri.

Banyak orang menaruh persepsi yang menyamakan pembukuan (bookkeeping) dengan


akuntansi (accounting). Persepsi ini dapat dimengerti karena ilmu akuntansi bermula
dari pembukuan atau pencatatan transaksi. Sebenarnya pembukuan merupakan salah satu
proses yang dilaksanakan dalam akuntansi yaitu pencatatan transaksi.

2
Jadi akuntansi memiliki ruang lingkup yang lebih besar dari hanya sekedar
pembukuan/pencatatan, karena selain mencatat transaksi, akuntansi juga merupakan
sederetan proses mengklasifikasi, mengikhtisar dan melaporkan semua transaksi
tersebut.
Dengan demikian para profesi yang tertarik di bidang keuangan dituntut juga untuk
memiliki kemampuan yang memadai lebih dari sekadar pembukuan saja, supaya laporan
keuangan yang dihasilkan akurat serta dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

Cara pandang terhadap pembukuan usaha memang akan berbeda antara pelaku bisnis
yang satu dengan yang lainnya seperti antara petani, penyuluh, petani maju dan manajer
perusahaaan dalam arti luas. Tapi yang jelas pembukuan usaha akan memberikan banyak
faktor tentang nilai ekonomi, fisik, teknologi dan mekanisme manajemen/pengelolaan
suatu usaha.

2. Dasar dan Macam Pembukuan

2.1. Dasar pembukuan

Pembukuan pada dasarnya merupakan kegiatan pencatatan transaksi dan dilanjutkan


dengan perhitungan mengenai kedudukan dari perubahan kekayaan/asset dan modal,
penerimaan dan pengeluaran dari operasi perusahaan sebagai satuan organisasi ekonomi
yang berdiri sendiri dengan berbagai tujuan dan kegunaannya. Kegiatan ini dilakukan
secara kontinyu dalam jangka waktu tertentu. Umumnya dipakai satu tahun kalender.

Tugas pertama dalam pembukuan ini adalah melakukan inventarisasi usaha dan
penyusunan neraca usaha.
Kegiatan inventarisasi dalam pembukuan termasuk proses menghitung, mengukur, dan
menilai semua benda/barang kekayaan dan modal usaha yang dapat digolongkan
menurut status, sifat dan fungsinya. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada awal dan akhir
tahun yang bersangkutan.
Neraca usaha menggambarkan kedudukan kekayaan dan modal usaha yang bersangkutan
pada waktu tertentu.
3
Tugas lainnya dalam pembukuan ini adalah menyusun pernyataan operasional yaitu;
pernyataan penerimaan dan pengeluaran usaha yang terjadi pada tahun tersebut dalam
bentuk pendapatan.

2.2. Macam Pembukuan

Dalam dunia usaha dikenal dua sistem pembukuan, yang pertama disebut pembukuan
sederhana dan kedua disebut pembukuan ganda. Kedua sistem pembukuan ini juga
dikenal dan lazim dipakai dalam bidang usahatani.

Dalam pembukuan sederhana sifatnya lebih terbatas tetapi dapat memberikan informasi
pendapatan dari perusahaan. Dalam pembukuan ini hanya tercatat jumlah produk yang
dijual dan pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk tunai. Di dalam pembukuan sederhana
yang lebih baik sudah disertakan catatan-catatan mengenai semua faktor produksi yang
digunakan. Bentuk pembukuan ini berisi berisi dua hal pokok yaitu penerimaan dan
pengeluaran usaha. Pada daftar berikut dapat dilihat bentuk pembukuan yang
sederhana,

Sistem pembukuan sederhana :

Tanggal Uraian Harga/satuan Penerimaan Pengeluaran


(hal dan jumlah)

Pada pembukuan ganda, penerimaan dan pengeluaran dipisah-pisah menurut jenis


cabang usaha yang diusahakan. Dengan demikian dari pembukuan ini dapat diketahui
pendapatan usaha secara keseluruhan dan juga besarnya pendapatan dari tiap cabang
usaha. Dari bentuknya pembukuan ini lebih tepat digunakan apabila pengusaha/petani

4
berproduksi lebih dari satu produk/cabang usaha. Catatan penerimaan dan pengeluaran
dari pembukuan ini dapat diikuti pada dua daftar berikut.

Macam-macam penerimaan

Tanggal Jumlah Harga Hasil yang dijual


Produk A Produk B Produk C Produk D

Macam-macam pengeluaran

Tgl Uraian (Hal dan jml) Harga Pengeluaran


Produk A Produk B Produk C Produk D
Misal :
Bahan baku
Biaya TK
Bahan penolong
Biaya angkut
Dll

Pembukuan usaha sederhana maupun ganda, dapat dikatakan baik kalau berisi hal-hal
berikut :

2.2.1.Inventaris Usaha

Dalam daftar inventaris dicatat segala benda yang dimiliki pengusaha pada awal dan
pada akhir tahun. Inventaris merupakan gambaran keadaan tanah, bangunan,
peralatan dan bahan persediaan dan perlengkapan pada saat tertentu. Hal-hal yang
dicatat ialah macam dan jumlahnya, ukurannya, beratnya dan nilainya.

5
Ada beberapa benda yang dimiliki perusahaan itu yang mudah diuangkan dan ada
pula yang sukar diuangkan. Dalam daftar inventaris usaha ini pada dasarnya akan
terlihat kekayaan/asset yang dimiliki perusahaan baik itu sifatnya tetap maupun
lancar.

Kemudian beberapa benda yang dimiliki tersebut mungkin diperoleh pengusaha


dengan pinjaman dari orang lain ataupun dari badan pemerintah (lembaga perbankan)
sehingga timbul adanya hutang dari pihak kreditur didalam memperoleh kekayaan
perusahaan tersebut.
Sifat pinjaman ini ada bersifat jangka pendek misal pembelian sarana produksi
ataupun bahan penolong lainnya, dan ada pinjaman jangka panjang yang biasanya
diperlukan guna memperluas usaha seperti pembelian alat-alat, mesin dan pembelian
tanah atau bangunan baru.

Nilai benda-benda inventaris yang dimiliki pengusaha berubah-ubah setiap tahun.


Ada perbedaan nilai awal tahun dengan nilai pada akhir tahun perhitungan. Jika
terjadi kenaikan nilai-nilai benda inventaris yang dimiliki pengusaha maka selisih
nilai akhir tahun dengan nilai awal tahun perhitungan merupakan penerimaan usaha.
Jika terjadi penurunan nilai inventaris maka itu merupakan pengeluaran dari usaha.

Nilai inventaris dapat menurun/ berkurang karena hilang, rusak atau karena
penyusutan. Penyusutan terjadi karena pengaruh umur atau karena dipakai. Gedung-
gedung, alat alat dan mesin yang dimiliki perusahaan mengalami penyusutan.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan menghitung nilai penyusutan. Metoda garis
lurus atau sistim rata-rata merupakan metoda yang sering dipakai dimana dengan
cara ini penyusutan dianggap sama besarnya untuk setiap tahun. Besarnya penyusutan
ini sama dengan : harga pembelian dikurangi harga tidak terpakai ( nilai sisa) dibagi
dengan lamanya pemakaian ekonomis.

6
2.2.2. Transaksi keuangan selama setahun dan Catatan produksi.

Catatan keuangan perusahaan berisi catatan tentang sumber dan jumlah penerimaan,
jumlah dan tujuan pengeluaran, tanggal dan bulan kejadian, nilai penerimaan dan
pengeluaran. Dari catatan ini dapat diketahui perbandingan penggunaan uang dan
jumlah uang tunai yang ada di tangan pengusaha. Catatan produksi terdiri dari
catatan-catatan mengenai produksi, jumlahnya dan penjualan hasil.

Penerimaan dan jenis biaya yang dikeluarkan pada perusahan tergantung pada jenis
perusahaannya. Jenis perusahaan dilihat produk yang disahakan meliputi perusahaan
manufaktur, perusahaan dagang dan perusahaan jasa.

a. Transaksi keuangan; penerimaaan perusahaan

Penerimaan pada perusahaan manufaktur/pabrikasi pada periode tertentu dapat


diperoleh dari penjualan produk yang dihasilkan yang disesuaikan dengan jumlah
persediaan awal dan persediaan akhir dari produk pada periode tersebut.

Pada perusahaan dagang, penerimaan bersumber dari penjualan barang dagangannya


setelah juga dipehitungkan persediaan awal dan persediaan akhir barang dagangan.

Pada perusahaan jasa penerimaan diperoleh dari penjualan/penyerahan jasa kepada


pelanggan /klien. Keberhasikan perusahaan jasa sangatlah tergantung pada mutu jasa
yang dilakukan sehingga kecakapan dan talenta orag-orang yang terlibat di dalamnya
sangat penting.

Dalam bentuk lain, selain penjualan produk dan penyerahan jasa, penerimaan
perusahaan dapat juga diperoleh dari;

penjualan barang-barang modal/investasi (seperti tanah, mesin), pembayaran dari


tagihan/piutang, bunga, deviden, pembayaran atau subsidi dari pemerintah,
penambahan/kenaikan nilai inventaris dan semua sumber lainnya yang dapat
menambah asset/aktiva/kekayaan perusahaan.

7
Bentuk penerimaan yang diperoleh dari transaksi ini mengakibatkan perubahan
dalam asset dan modal perusahaan tetapi tidak dalam hubungannya dengan
kegiatan produksi/pengadaaan dan penyerahan jasa kepada pelanggan.

b. Transaksi keuangan; biaya perusahaan

Pada perusahaaan manufaktur perhitungan biaya lebih rumit daripada jenis


perusahaan lainnya. Sebabnya adalah perusahaan manufaktur lebih luas lingkup
aktivitasnya, terlibat di dalamnya kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi.

Pabrikasi melibatkan pengubahan bahan baku ke dalam bentuk produksi jadi, melalui
usaha tenaga kerja dan pemakaian perlengkapan produksi. Sebaliknya perdagangan
ataukah perusahaan jasa adalah pemasaran produk dalam bentuk jadi yang diproleh
dari perusahaan lain ataukah penjualan jasa/penyerahan jasa kepada klien.

Dalam kaitannya dengan usahatani dimana petani sebagai pelaku/pengusahanya, dapat


dipandang juga sebagai suatu usaha industry atau manufaktur. Sebabnya adalah pada
usahatani terjadi juga proses produksi mengubah benih/bibit tanaman menjadi produk
jadi pertanian dengan dibantu faktor lahan, tenaga kerja dan faktor produksi lainnya.
Hanya saja proses produksi usahatani didasarkan pada proses biologis tanaman
dengan dibantu sinar matahari, yang berbeda dengan perusahaan manufkatur lainnya
yang didasarkan pada proses poduksi kimiawi atau non biologis.

Catatan biaya pada perusahaan pabrikasi dapat dihitung berdasarkan aktifitas yang
dijalankan, meliputi:

- Biaya produksi yaitu ; biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik (biaya tak langsung dari produk/departemen).
- Biaya pemasaran/penjualan; meliputi semua biaya untuk mendapatkan
pesanan/pelanggan dan menyerahkan produk jadi atau jasa ke pelanggan, seperti
biaya perjalanan/angkut, biaya iklan.

8
- Biaya umum dan administrasi; meliputi biaya organisasional dan eksekutif yang
tidak dapat dimasukan dalam biaya pemasaran dan produksi seperti; biaya
kompensasi penjabat/pimpinan perusahaan, staf di kantor, humas.

Pada perusahaan dagang, catatan biaya meliputi; biaya pembelian barang dagangan dari
pemasok dan biaya pemasaran dan administrasi

Pada perusahaan jasa, catatan biaya berupa; biaya penyerahan jasa dan biaya pemasaran.
Dalam perusahaan ini biaya produksi lebih lazim disebut biaya jasa, meliputi biaya
tenaga kerja, keperluan kantor dan biaya lainnya yang berkaitan langsung dengan
penyerahan jasa kepada pelanggan atau klien. Dalam industry jasa tidak terdapat
persediaan produk (jasa) dan semua biaya berkaitan dengan periode waktu dimana biaya
itu dipakai.

Biaya yang dihitung dalam suatu transaksi perlu juga dicatat dan dibedakan atas biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak
tergantung pada besar kecilnya volume kegiatan. Biaya variabel yang totalnya berubah-
ubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan.

Struktur biaya sangat penting bagi manajemen untuk mempelajari kenaikan penjualan
terhadap laba/pendapatan bersih. Struktur biaya yang baik tergantung pada
kecenderungan penjualan jangka panjang, fluktuasi tahunan dalam tingkat penjualan dan
sikap manajemen terhadap resiko.

2.3. Pembukuan perusahaan dalam perhitungan akuntansi

2.3.1. Persamaan akuntansi

Konsep dasar akuntansi yang harus dipahami dalam tugas pembukuan ini adalah konsep
yang menjelaskan pengertian bahwa kekayaan/asset sama besarnya dengan
modal/equities. Kekayaan/asset adalah seluruh harta atau sumber daya yang dimiliki
dalam bisnis/usaha termasuk di dalamnya current asset (cash , bank, receivable dan
inventory) dan fixed asset ( land, buildings, equipment dan machines) sedangkan
equities/modal merupakan hak kepemilikan atau klaim terhadap asset-asset tersebut. Hak
kepemilikan atas asset itu disamping berupa hak pemilik (modal sendiri ) dapat juga

9
berupa modal pinjaman (hutang/kewajiban) yang diklaim oleh bank /kreditur. Konsep ini
sering disebut persamaan akuntansi, dengan rumus :

Asset /aktiva = kewajiban/hutang + Modal

Konsep persamaan ini, mempunyai kegunaan untuk megikuti perkembangan atau


perubahan dari asset, hutang dan modal sebagai akibat dari transaksi atau kegiatan
ekonomi yang terjadi dalam perusahaan.
Arti penting dari konsep dasar ini adalah, bahwa pengaruh dari setiap transaksi yang
terjadi senantiasa berakibat pada kondisi keseimbangan dalam persamaan asset dan
modal.
Transaksi dasar dan pengaruhnya terhadap asset, hutang dan modal dapat diikuti sebagai
berikut :

Transaksi dasar Pengaruh terhadap

Asset Hutang Modal


1. Pemilik melakukan investasi + 0 +
2. Meminjam uang dari kreditur + + 0
3. Mengkonversi uang menjadi brng prod +/- 0 0
4. Brng produktif dipergunakan
dalam kegiatan usaha - 0 -
5. Mencatat hasil produksi /
Menjual hasil produksi + 0 +

10
6. Menerima uang pelanggan +/- 0 0
7. Membayar utang kpd kreditur - - 0
8. Mengambil uang untuk pribadi
Pemilik (pembagian deviden) - 0 -

Transaksi dasar di atas dapat digolongkan :

1. Transaksi yang bersangkut paut dengan kegiatan produksi, yang berakibat


mengurangi asset dan modal. Pada dasarnya pengurangan ini merupakan suatu
pengorbanan yang terjadi dalam suatu usaha produksi dari perusahaan antara lain
dapat berupa pengadaan dan penyerahan barang/jasa (biaya produksi).
Termasuk pengorbanan ini juga transaksi yang berakibat bertambahnya hutang dan
berkurang modal, misal gaji dan upah karyawan untuk pekerjaan yang sudah
diselesaikan tetapi belum dibayar.
Disamping mengurangi aktiva, transaksi yang besangkutan paut dengan produksi,
dapat berakibat juga bertambahnya asset dan modal pada saat terjadi penjualan
produk. Ini merupakan pendapatan dari usahanya.

2. Transaksi setoran modal dan penarikan kembali modal oleh pemilik, yang tidak
mempengaruhi biaya dan pendapatan. Transaksi ini mengakibatkan perubahan asset
dan modal tetapi tidak dalam hubungannya dengan kegiatan produksi. Informasi ini
disajikan dalam laporan perubahan modal atau laba yang ditahan.

Adanya transaksi yang bersangkut paut dengan kegiatan produksi sehingga


menimbulkan biaya dan pendapatan, membuat persamaan akuntansi dapat diubah
menjadi :

Aktiva = Hutang + Modal + Penerimaan – Biaya

11
Aktiva + Biaya = Hutang + Modal + Penerimaan

2.3.2. Rekening sebagai alat pencatatan.

Salah satu fungsi akuntansi adalah megikuti perkembangan asset, hutang, modal, biaya
dan pendapatan dalam perusahaan sebagai kegiatan sehari-hari perusahaan. Meskipun
persamaan akuntansi memenuhi dan dapat dipakai untuk mengikuti perkembangan
/tujuan tersebut, namun dalam beberapa hal persamaan akuntansi tidak praktis untuk
dipakai sebagai alat pencatatan dalam transaksi.

Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan antara lain adalah :

- Transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan mungkin mempunyai akibat


kenaikan dan penurunan terhadap banyak sekali jenis asset, hutang modal, biaya dan
pendapatan. Banyak jenis asset, hutang , modal, pedapatan dan biaya yang terlibat
dalam transaksi ini sehingga format persamaan akuntansi tidak praktis lagi untuk
digunakan. Daya tampung persamaan akuntansi sebagai suatu alat pencatatan tentu
sangat terbatas.

- Dalam pengelolaan kegiatan sehari-hari perusahaan manajemen seringkali


memerlukan informasi tentang jenis aktiva, hutang modal, penghasilan dan biaya
tertentu saja, contoh tentang kas saja. Sehingga persamaan akuntansi yang memuat
keseluruhan aktiva, hutang, modal, penghasilan dan biaya itu kurang memenuhi
syarat.

Berdasarkan alasan-alasan ini maka sistem akuntansi dituntut harus mampu memberikan
informasi yang lebih menggambarkan penambahan atau pengurangan yang terjadi pada
setiap jenis aktiva, hutang, modal, penghasilan dan biaya dalam suatu catatan yang
terpisah. Bentuk catatan khusus yang diselenggarakan untuk setiap item tersebut dalam
akuntansi lazim disebut rekening. Dalam beberapa buku akuntansi istilah rekening ini
disebut juga dengan istilah akun (account). Semua rekening yang diselenggarakan dalam
perusahaan dimuat dalam buku jurnal dan di postingkan selanjutnya dalam buku besar
(ledger).

12
Berdasarkan tujuan penyajiannya ke dalam laporan keuangan rekening dibedakan
menjadi Rekening Neraca dan Rekening Rugi Laba.

Rekening neraca adalah semua rekening yang akan disajikan dalam laporan
Neraca meliputi rekening aktiva, hutang dan modal.

Rekening Rugi Laba adalah semua rekening yang akan disajikan dalam laporan
Rugi Laba meliputi rekening biaya dan penghasilan.

Rekening-rekening aktiva digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu:

- Aktiva lancar yang meliputi : kas , piutang/tagihan, persediaan, biaya


dibayar di muka, pendapatan yang akan diterima.
- Aktiva tidak lancar/tetap meliputi barang dan hak yang dimiliki oleh
perusahaan dan mempunyai masa kegunaan relative permanen atau lebih dari
satu tahun biasanya adalah investasi jangka panjang antara lain tanah,
bangunan, perlatan dan mesin.

Rekening hutang dibedakan atas 2 kelompok yaitu

- Hutang lancar meliputi semua hutang yang akan jatuh tempo atau diselesaikan
pembayaranya dengan menggunakan aktiva lancar sebagai sumbernya, atau
dalam waktukurang satu tahun. Biasanya terdiri dari, hutang dagang, hutang
bank yang segera jatuh tempo, biaya yang masih harus dibayar/hutang
biaya,pendapatan yang diterima di muka.
- Hutang jangka panjang meliputi semua hutang yang akan diselesaikan
pembayarannya dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari satu
siklus operasi normal perusahaan. Biasanya adalah hutang bank jangka
panjang.

Rekening modal, dapat dibedakan sesuai dengan bentuk perusahaanya.

- Pada perusahaan perorangan adalah rekening modal pemilik,


- pada koperasi rekening modalnya terdiri dari sumbangan wajib, sumbangan
suka rela, sisa hasil usaha.

13
- Pada PT, rekening modal terdiri modal saham dan laba yag ditahan.

Rekening penghasilan, dapat dibedakan penghasilan dari usaha perusahaan dan


penghasilan dari luar perusahaan.

Rekening biaya, meliputi biaya-biya yang berkaitan dengan fungsi pokok dalam
perusahaan meliputi biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi dan
umum.

Untuk menyatakan penambahan dan pengurangan jumlah dalam Rekening akibat


adanya transaksi dalam perusahaan dapat dipakai 2 mekanisme yaitu

- Mekanisme Tambah dan Kurang seperti yang ditunjukan transaksi dasar


dalam persamaan akuntansi
- Mekanisme Debit dan Kredit.
Mekanisme pencatatan debit dan kredit mempunyai hubungan yang pasti
dengan mekanisme tambah dan kurang dalam persamaan akuntansi.
 Untuk variabel yang terdapat pada sisi kiri dalam persamaan akuntansi
(rekening Aktiva dan Biaya )
DEBIT berarti MENAMBAH
KREDIT berarti MENGURANGI

 Untuk variabel yang terdapat pada sisi kanan dalam persamaan akuntansi
(rekening Hutang, Modal dan Penerimaan/penghasilan)
DEBIT berarti MENGURANGI
KREDIT berarti MENAMBAH

2.3.3. Proses Akuntansi.

Telah diketahui bahwa banyak orang keliru menaruh persepsi yang menyamakan
pembukuan (bookkeeping) dengan akuntansi (accounting). Persepsi yang salah ini
dapat dimengerti karena ilmu akuntansi bermula dari pembukuan atau pencatatan

14
transaksi. Sebenarnya pembukuan merupakan salah satu proses yang dilaksanakan
dalam akuntansi yaitu pencatatan transaksi.

Akuntansi dari kegiatannya memiliki ruang lingkup yang yang tidak hanya dari
sekadar pembukuan/pencatatan melainkan merupakan kegiatan yang meliputi
sederetan proses mulai dari pencatatan transaksi (pembukuan usaha ) itu sendiri
sampai pada mengklasifikasi, mengikhtisar dan melaporkan semua transaksi
tersebut ke dalam laporan keuangan.

Berdasarkan kegiatannya itu, tahap-tahap atau urutan kegiatan yang dilakukan dalam
penyelenggaraan akuntansi disebut sebagai proses akuntansi, secara garis besarnya
meliputi : pencatatan transaksi (pembukuan usaha) yang didasarkan atas bukti
transaksi berupa dokumen atau formulir, pencatatan transaksi ke dalam jurnal,
pencatatan dari jurnal ke dalam buku besar dan menyusun laporan keuangan.

1. Pencatatan transaksi yang didasarkan atas bukti transaksi berupa


dokumen atau formulir
Bukti transaksi berupa dokumen atau formulir yang dicatat ini berfungsi
sebagai MEDIA pengumpulan data akuntansi. contoh bukti transaksi ini
misalnya : nota/faktur penjualan, slip/bukti setoran bank dan nota/faktur
pembelian. Pada umumnya pencatatan bukti transaksi ini harus memuat
sekurang-kurangnya 3 informasi yaitu :
 Tanggal terjadinya transaksi
 Jumlah dan nilai uang yang tercakup dalam transaksi
 Pihak kepada siapa perusahaan terlibat dalam transaksi tersebut.

Dengan pembukuan bukti-bukti transaksi itu maka setiap transaksi yang


terjadi, pada tahap akuntansi selanjutnya dapat dianalisis, diindentifikasi
pengaruh atau akibatnya terhadap rekening/akun dari aktiva, hutang, modal,
penghasilan dan biaya. Rekening/akun APA dan BERAPA harus ditambah
atau dikurangi. Rekening/akun apa harus didebit atau di kredit.

15
Bentuk pembukuan dari bukti transaksi ini dapat dilihat pada contoh daftar
berikut ini :

Tanggal Diskripsi transaksi Jenis bukti transaksi


Misal;
Setoran modal oleh pemilik Bukti kas masuk
Pinjaman dari BPD Kredit nota bank
Pembelian supplies Nota pembelian
Dibayar gaji karyawan Daftar gaji
Diterima kas atas penjualan jasa Kuitansi penerimaan

Dilihat dari bentuk tahap pencatatan bukti transaksi berupa dokumen /formulir ini,
pembukuan sederhana pada suatu usaha, baik itu pada perusahaan umumnya
maupun khususnya pada usahatani, termasuk pada tahap awal mulainya pekerjaan
akuntansi.

Dalam pembukuan sederhana, catatan transaksi dicatat berisikan 2 hal pokok


yaitu penerimaan dan pengeluaran. Transaksi yang dapat menambah asset
(aktiva) perusahaan termasuk sebagai penerimaan, sedang yang dapat mengurangi
aktiva termasuk sebagai pengeluaran. Penambahan dan pengurangan aktiva pada
akhirnya juga akan berpengaruh terhadap hutang, modal, biaya dan penghasilan
dari suatu perusahaan ataupun usahatani, seperti telah diuraikan pada transaksi
dasar dalam akuntansi di atas.

2. Pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal (journalizing)

Untuk merekam seluruh transaksi yang terjadi dalam perusahaan, maka


selanjutnya setiap transaksi yang terjadi itu dicatat ke dalam buku jurnal.
Pencatatan transaksi ke dalam jurnal diungkapkan rekening/akun apa yang harus
didebit dan rekening apa yang harus dikredit beserta dengan jumlahnya.

3. Pencatatan dari jurnal ke dalam buku besar (posting)

16
Tahap ini diperlukan untuk mengumpulkan pengaruh dan akibat keseluruhan
transaksi yang terjadi dalam perusahaan terhadap tiap-tiap aktiva, hutang, modal
penghasilan dan biaya. Tahap ini sering disebut tahap PERINGKASAN.

Pada tahap ini rekening-rekening( akun-akun) dalam buku jurnal diklasifikasikan


menurut jenisnya. Buku besar diperlukan dalam akuntansi untuk mengetahui
berapa total perubahan dari masing-masing rekening sehingga proses akuntansi
berkutnya dapat dilaksanakan dengan mudah.

Dengan prosedur pembukuan transaksi dari jurnal ke rekening-rekening dalam


buku besar demikian itu, maka pada setiap akhir periode tahun buku akan
diketahui ( perlu ditentukan lebih dulu) jumlah saldo dari tiap rekening yang ada.

Berdasarkan saldo-saldo rekening ini kemudian dapat disusun suatu daftar saldo
rekening yang disebut NERACA SALDO sebagai persiapan menyusun laporan
keuangan tahunan.

4. Menyusun Laporan Keuangan.

Penyusunan laporan keuangan merupakan tahap akhir dalam proses akuntansi.


Pada hakekatnya laporan keuangan meliputi:

- Laporan rugi laba


- Laporan Neraca
- Laporan perubahan modal
- Laporan laba yang ditahan.

Meskipun laporan keuangan pada dasarnya disusun dengan menggunakan


rekening dalam buku besar sebagai sumber informasinya, namun laporan
keuangan belum dapat dibuat jika masih terdapat mixed account /akun-akun
campuran yang belum disesuaikan.

Proses akuntansi disini akan diikuti dengan tahap membuat jurnal penyesuaian
terhadap akun-akun campuran. Yang dimaksud dengan akun campuran adalah
akun-akun yang merupakan campuran antara asset dengan biaya, atau biaya

17
dengan utang, atau piutang dengan pendapatan yang masa manfaatnya telah habis
atau jatuh tempo.

3. Pembukuan sebagai dasar penyusunan kebijaksanaan

Pembukuan usaha sebagai rangkaian kegiatan pencatatan semua transaksi yang


terjadi dalam proses produksi, merupakan tindakan disiplin dari seorang pengelola.
Hal ini karena dengan berbagai pertimbangan manfaat dari penyusunan pembukuan
usaha tersebut.

Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari adanya pembukuan usaha, antara lain :

- Nilai penerimaan dan pengeluaran pada pembukuan sebagai gambaran


kemampuan pengusaha untuk mengatasi resiko usaha.
- Pembukuan usaha sebagai sumber data.
Pembukuan merupakan catatan dari watu ke waktu memberikan suatu
kemungkinan informasi yang lebih baik dan bebas dari kelemahan yang tidak
pasti, yang hanya sekedar mengingat-ingat saja.
- Pembukuan sebagai sarana memperoleh kredit.
Seorang pemiliki modal atau kreditur memerlukan beberapa kriteria dalam
memberikankredit untuk membantu seorang pengusaha. Disamping unsur
kepercayaan, pertelaahan pendapatan (income statement) dari pembukuan
usaha merupakan alat yang dapat dijadikan pegangan disamping perencanaan
usaha yang diajukan.
- Pembukuan usaha sebagai alat penyesuaian usaha.
Dengan memanfaatkan data yang tersedia pada penerimaan dan pengeluaran
dengan segala informasinya, seorang pengusaha dapat mengkaji diri apakah
usaha itu perlu ada perubahan atau tidak. Kegagalan dari usaha di tahun
sebelumnya diperbaiki dalam rencana tahun berikutnya.
Pemilihan satu usaha yangmenyebabkan turunnya penerimaan tahun sekarang
akan dianalisis dan mungkin diadakan perbaikan atau perubahan dari
usahanya.

18
Dari uraian di atas menunjukan bahwa pembukuan usaha sangan bermanfaat
untuk dasar penyusunan kebijakasnaan oleh berbagai pihak. Manakala
pembukuan usaha telah dibuat dalam lembar-lembar catatan atau dalam buku,
maka terkumpullah ragam informasi yang dapat digunakan untuk
mengembangkan usaha.

Informasi yang ada didalamnya dapat dipilah-pilah menurut kebutuhan


pengguna, dan ini tergantung juga dari tujuan penggunaannya. Faktor perhatian
akan sangat ditujukan dan berkaitan dari motivasi pengguna informasi.

Sebagaimana kita ketahui banyak pihak tertarik dan berkepentingan dengan dan
atau terhadap usaha dalam suatu perusahaan. Sebagai contohnya dalam usahatani;
petani/pengusaha itu sendiri, pemerintah, analis keuangan, pengusaha agribisnis
pengolahan maupun penyediaanya atau produsen pertanian akan melihat dari
sudut kepentingannya, yang intinya adalah untuk mengembangkan dan mendaya
gunakan usahatani.

Setiap perusahan pada umumnya dan sekurang-kurangnya mempunyai tiga


macam laporan keuangan yang dapat diolah dari pembukuan usaha, yaitu

- Laporan rugi-laba
- Neraca usaha
- Cash flow.

Ada empat kriteria yang biasa dipakai untuk keperluan analisis financial yang
dapat dinilai dari laporan keuangan tersebut, yaitu

- Likuiditas perusahaan
- Solvabilitas perusahaan
- Profitabilitas perusahaan
- Produktivitas penanaman modal perusahaan.

3.1. Laporan rugi laba

19
Olahan dari catatan dan pembukuan usaha adalah penyusunan laporan rugi laba.
Laporan ini sering disebut:

- Laporan pendapatan yang berupa ringkasan dari semua penerimaan dan


pengeluaran/biaya baik itu bersifat tetap maupun variabel.
- Laporan ini mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan jalannya suatu
perusahaan selama satu tahun.
- Dalam laporan ini dijelaskan macam biaya dan pendapatan yang timbul akibat
pemakaian bermacam-macam modal termasuk kredit/pinjaman dalam
perusahaan selama setahun
- Laporan ini mempunyai konsep dinamis karena menggambarkan kejadian
keluar masuknya modal secara terus menerus dalam satu tahun atau selama
suatu periode tertentu.

Secara umum penerimaan perusahaan diperoleh dari penjualan produk atau jasa
yang dihasilkan. Namun dalam bentuk yang lebih detil, yang termasuk
penerimaan adalah tidak hanya bersumber dari penjualan hasil usaha dan jasa
tetapi juga bisa dari pembayaran-pembayaran tagihan, bunga atau deviden dari
surat berharga yang dimiliki perusahaan, subsidi pemerintah dan semua sumber
lainnya yang pada prinsipnya dapat menambah asset/aktiva perusahaan.

Bentuk sederhana dari laporan rugi laba tanpa membedakan biaya atas biaya tetap
dan variabel dapat dilihat di bawah ini;

Laporan rugi laba perusahaan ABC


Bulan ….. Tahun…..
Pendapatan jasa Rp XXXX
Biaya produksi:
Gaji dan tunjangan karyawan Rp XXXX
Sewa kantor Rp XXXX
Pelatihan dan riset Rp XXXX

20
Asuransi Rp XXXX
Lain-lain Rp XXXX
Jumlah Rp XXXX
Laba perusahaan Rp XXXX

Penyajian berikut lagi, ditampilkan bentuk sederhana dari laporan rugi laba
dengan format adanya struktur biaya tetap dan variabel

Laporan Rugi laba perusahaan AAA


Bulan …… tahun …..

Penjualan Rp xxxxx

Biaya variabel Rp xxxxx

Laba kotor/Margin kontribusi Rp xxxxx

Biaya tetap Rp xxxxx

Laba bersih Rp xxxxx

Konsep penting dalam analisis rugi laba dengan memperhatikan format struktur biaya ini
adalah operating leverage yakni ukuran besarnya penggunaan biaya tetap dalam
perusahaan. Derajat besar kecilnya operating leverage diukur dari rasio margin
kontribusi dengan laba/ pendapatan bersih. Semakin besar biaya tetap dalam perusahaan
maka semakin cenderung tingginya derajat operating leverage dan semakin sensitive
perubahan laba karena adanya perubahan penjualan dan sebaliknya.

Dalam analisis pendapatan dapat juga digunakan analisis profitabilias. Profitabilias ini
merupakan suatu ukuran dari keuntungan yang bersifat relatif terhadap nilai input yang
dipakai untuk menghasilkan profit/keuntungan atau pendapatan bersih. Semakin tinggi

21
angka profitabilitas ini maka semakin baik kemampuan manajemen dalam menghasilkan
produksi. Analisisi profitabilitas ini dapat diukur dari nilai R/C ratio ataupun B/C ratio,
dimana R adalah revenue atau penerimaan, B adalah benefit/ manfaat yang diperoleh dari
usaha yang dinilai dari keuntungan/laba bersih yang diterima, dan C adalah cost atau
biaya input yang digunakan untuk kegiatan produksi tersebut.

3.2. Laporan Neraca.

Olahan berikutnya dari informasi yang dicatat dari pembukuan usaha adalah penyusunan
laporan neraca usaha. Laporan ini menggambarkan ringkasan dari asset/kekayaan yang
dimiliki perusahaan dan sumber/asal dari siapa asset itu didapat pada satu momentum,
yaitu pada akhir tahun setelah perusahaan beroperasi selama satu tahun.

Sumber perusahaan mendapatkan asset dapat diperoleh dari pemilik (modal) dan kreditur
yang memberikan hutang ke perusahaan. Oleh karena itu tentunya calon pemilik modal
dan calon kreditur akan enggan untuk menanamkan kekayaan dalam perusahaan apabila
tidak ada jaminan bahwa kekayaan itu akan dikelola sebaik mungkin oleh perusahaan.

Laporan neraca hanya memuat dan menerangkan keadaan asset yang dimiliki perusahaan
beserta hutang-hutangnya dan modal dari pemilik. Asset milik luar perusahaan dalam
bentuk hak guna pakai seperti tanah yang disewa, mesin-mesin atau peralatan yang
dikontrak dari leasing company tidak nampak dalam laporan neraca walaupun
penguasaan asset yang demikian dapat memperbesar volume usaha.

Selisih antara asset dengan hutang dan modal disebut nilai bersih atau saldo. Jika asset
lebih besar daripada hutang dan modal maka nilai bersih ini disebut saldo positif dan
merupakan kekayaan bersih perusahaan. Pada lembaga koperasi saldo positif ini disebut
SHU (sisa hasil usaha). Jika hutang dan modal lebih besar daripada asset maka nilai
bersih ini disebut saldo negative yang menggambarkan perusahaan deficit. Saldo akan
disimpan disebelah neraca yang jumlahnya lebih kecil untuk menjadikan neraca
seimbang.

Dengan kekayaan bersih yang positif dari perusahaan maka pemilik modal dan kreditur
akan merasa aman untuk menginvestasikan modalnya atau memberikan pinjaman ke

22
perusahaan karena dengan assetnya perusahaan itu masih mungkin digunakan untuk
menutup pinjamannya ataukah mengembalikan modal manakala usahanya mengalami
kegagalan.

Susunan neraca perusahaan yang untung per 31 desember – 1 januari secara sederhana
disajikan sebagai berikut :

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Asset jk. pendek Rp XX 1. Utang jk pendek Rp XX

2. Asset jk. menengah Rp XX 2. Utang jk menengah Rp XX

3.Asset jk panjang Rp XX 3. Utang Jk panjang Rp XX

4. Modal Rp XX

Saldo (positif) Rp XX

-------------------------- ---------------------------

Rp XX Rp XX

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

23

Anda mungkin juga menyukai