Anda di halaman 1dari 12

KEPUTUSAN PENDANAAN JANGKA PANJANG.

Karakteristik Pendanaan Hutang Jangka Panjang

Pendanaan jangka panjang adalah pendanaan dengan jatuh tempo lebih dari satu
tahun. Salah satu bentuk pendanaan jangka panjang yang penting adalah hutang
jangka panjang. Hutang jangka panjang dapat menggunakan istillah ‘Loan” yang
dinegosiasi dari lembaga keuangan atau melalui penjualan obligasi (bond). Proses
penjualan obligasi sama seperti penjualan saham yang pada umumnya
menggunakan jasa bank investasi (investment bankers). Hutang jangka panjang
suatu perusahaan biasanya memiliki jatuh tempo antara 5 tahun sampai 20 tahun.

I. Ketentuan Standar Hutang.

Sejumlah ketentuan standar hutang dimasukkan dalam perjanjian hutang jangka


panjang. Secara umum, ketentuan standar tersebut mencakup:

a. Pihak peminjam diwajibkan untuk mempertahankan pencatatan akuntansi yang


baik berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
b. Pihak peminjam diwajibkan menyediakan/menyampaikan laporan keuangan yang
telah diaudit kepada kreditor/pemberi pinjaman yang digunakan untuk
mengawasi perusahaan dan menegakkan perjanjian hutang
c. Pihak peminjam diwajibkan untuk membayar pajak dan kewajiban lain pada saat
jatuh tempo
d. Pihak peminjam diwajibkan untuk mempertahankan seluruh fasilitas agar tetap
dalam kondisi yang baik

II. Ketentuan Pembatas Hutang.

Dalam perjanjian hutang jangka panjang apakah yang berbentuk hutang bank atau
penjualan obligasi biasanya memasukkan perjanjian yang membatasi (restrictive
covenants. Ketentuan pembatas tetap berlaku selama perjanjian hutang. Secara
umum perjanjian pembatas ini mencakup:

a. Pihak peminjam diwajibkan untuk mempertahankan tingkat modal kerja bersih


minimum. Jika modal kerja bersih perusahaan dibawah minimum, maka kondisi
ini dianggap sebagai ketidakcukupan likuiditas dan sebagai tanda kegagalan
hutang
b. Pihak peminjam dilarang untuk menjual piutang dagang (account receivables)
untuk menghasilkan kas, karena kondisi ini dapat menyebabkan kekurangan kas
dalam jangka panjang jika hasil penjualan tersebut digunakan untuk melunasi
kewajiban saat sekarang.
c. Pihak pemberi pinjaman biasanya memberikan batasan aset tetap pada
perusahaan. Hal ini membatasi perusahaan untuk melakukan likuidasi, akuisisi,
dan penjaminan aset tetap, karena kegiatan ini menyebabkan ketidakmampuan
perusahaan untuk melunasi hutangnya.
d. Banyak perjanjian hutang membatasi terhadap penambahan pinjaman jangka
panjang atau pinjaman jangka panjang yang berkualitas lebih rendah dari
pinjaman sebelumnya.
e. Pihak penerima pinjaman dilarang untuk mengadakan leases untuk menghindari
tambahan kewajiban pembayaran yang bersifat tetap

1
f. Kadang-kadang pemberi pinjaman melarang melakukan penggabungan dengan
mewajibkan penerima pinjaman untuk tidak setuju melakukan kondolidasi,
merger atau penggabungan dengan perusahaan lain, karena hal ini akan
merubah bisnis penerima pinjaman dan risiko keuangannya
g. Untuk mencegah likuidasi teradap aset melalui pembayaran gaji yang besar,
pemberi pinjaman melarang atau membatasi kenaikan gaji bagi pegawai tertentu.
h. Pemberi pinjaman memasukkan batasan bagi manajemen dengan mewajibkan
penerima pinjaman untuk mempertahankan ”tenaga kerja inti” tertentu, karena
tanpa tenaga kerja ini masa depan perusahaan menjadi tidak pasti.
i. Kadang-kadang pemberi pinjaman memasukkan batasan dalam perjanjian
dengan membatasi pihak penerima pinjaman untuk melakukan alternatif
investasi. Pembatasan ini akan melindungi pemberi pinjaman dengan cara
mengendalikan risiko dan tingkat kecepatan jual beli dari investasi sekuritas yang
dimiliki oleh penerima pinjaman.
j. Kadang-kadang secara khusus mewajibkan penerima pinjaman untuk
menggunakan dana pinjaman pada kebutuhan keuangan yang telah disetujui
k. Ketentuan juga membatasi pembayaran dividen tunai oleh perusahaan kepada
para pemegang saham dengan nilai maksimum 50 persen sampai 70 persen dari
laba bersih.

III. Biaya Hutang Jangka Panjang.

Biaya hutang jangka panjang pada umunya lebih besar dari hutang jangka pendek.
Dalam perjanjian hutang jangka panjang disebutkan mengenai tingkat bunga, jangka
waktu pembayaran, dan jumlah pembayaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi
biaya atau tingkat bunga dari hutang jangka panjang adalah jatuh temponya, besar
hutang, risiko yang dimiliki pihak penerima pinjaman, dan biaya pokok dari uang.

1. Jatuh tempo.
2. Besar pinjaman.
3. Risiko penerima pinjaman.
4. Biaya pokok uang.

Pinjaman Jangka Panjang (Long Term Loan)

Pinjaman berjangka (term loan) diberikan untuk keperluan antara lain: membiayai
kebutuhan modal kerja permanen, untuk membeli mesin dan perlengkapan, dan
untuk melikuidasi pinjaman yang lain

I. Karakteristik perjanjian pinjaman berjangka (Term Loan).

Perjanjian pinjaman berjangka yang aktual merupakan dokumen kontrak resmi yang
berisi hanya beberapa halaman sampai beratus-ratus halaman. Hal-hal yang
dimasukkan dalam dokumen perjanjian pinjaman berjangka adalah:

1. Jumlah dan jatuh tempo pinjaman


2. Tanggal pembayaran
3. Tingkat bunga
4. Ketentuan standar dan pembatas
5. Kolateral
6. Tujuan pinjaman
7. Tindakan yang diambil jika terjadi pelanggaran dalam perjanjian

2
8. Waran pembelian saham (stock purchase warrants)

II. Pemberi pinjaman berjangka

Lembaga keuangan utama yang memberikan pinjaman berjangka kepada


perusahaan adalah:

1. Bank komersial
2. Perusahaan asuransi
3. Lembaga dana pensiun
4. Perusahaan pengembangan regional
5. Lembaga pembiayaan usaha kecil
6. Perusahaan investasi usaha kecil
7. Perusahaan keuangan komersial

Obligasi Perusahaan (Corporate Bonds)

Obligasi perusahaan adalah suatu sertifikat yang menunjukkan bahwa suatu


perusahaan telah meminjam sejumlah uang dari suatu lembaga atau individu dan
berjanji untuk membayar/melunasi pada waktu yang akan datang dalam kondisi yang
Telah disepakati/ditetapkan.

I. Aspek Hukum Obligasi Perusahaan.

Para pemegang/pembeli obligasi dilindungi secara hukum terutma melalui surat


perjanjian dan wali amanat.

1. Surat perjanjian obligasi (Bond indenture)

Surat perjanjian obligasi adalah dokumen resmi yang lengkap dan panjang yang
menjelaskan kondisi suatu obligasi diterbitkan. Dokumen ini berisi baik hak bagi
pemegang obligasi maupun kewajiban bagi perusahaan yang menerbitkan
obligasi, pembayaran bunga dan pokok, tanggal, dan berbagai ketentuan
standard dan ketentuan pembatas. Surat perjanjian tersebut juga berisi sinking
fund requirements ( suatu ketentuan dalam perjanjian obligasi perusahaan yang
mengharuskan penerbit obligasi untuk melunasi porsi tertentu dari hutang setiap
tahun). Proses ini disederhanakan dengan memasukkan ketentuan “Call feature”
(karakteristik penebusan) yang memperkenankan penerbit obligasi untuk
membeli kembali obligasi pada harga yang telah ditetapkan sebelum jatuh
tempo.

Wali amanat (trustee) adalah pihak ketiga yang terlibat dalam perjanjian obligasi.
Wali amanat dapat berupa perorangan atau yang paling sering departemen .trust
bank komersial.

II. Karakteristik Umum Penerbitan Obligasi.

Penrbitan obligasi memiliki 3 karakteristik utama:

1. Karakteristik konversi (conversion feature)

2. Karakteristik penebusan (call feature)

3. Waran pembelian saham (stock purchase warrant)

3
III. Pemeringkatan Obligasi.

Tingkat risiko penerbitan obligasi yang diperdagangkan secara publik biasanya dinilai
oleh agen independen seperti Moody’s, Standard & Poor’s, Moody's Indonesia, dan
PT Pefindo.

Moody’s memberikan 9 peringkat, sementara standard and poor’s memberikan 12


peringkat. Lembaga pemeringkat tersebut memberikan peringkat kepada obligasi
berdasarkan analisis rasio keuangan dan aliran kas. Berikut ini disajikan peringkat
obligasi dari Moody’s, Standard & Poor’s beserta interpretasi untuk setiap peringkat.

No. Moody’s Standard and Poor’s


Peringkat Interpretasi Peringkat Interpretasi
01. Aaa Kualitas utama AAA Peringkat tertinggi
02. Aa Kualitas tinggi AA Peringkat tinggi
03. A Peringkat cukup tinggi A Peringkat cukup tinggi
04. Baa Peringkat menengah BBB Peringkat menengah
05. Ba Peringkat cukup BB Peringkat kurang
menengah spekulatif
06. B Peringkat spekulatif B Peringkat cukup
spekualtif
07. Caa Peringkat sangat CCC Peringkat spekulatif
spekulatif
08. Ca Peringkat mendekati CC Peringkat lebih
kebangkrutan spekulatif
09. C Peringkat paling rendah C Peringkat sangat
spekulatif
10. DDD Peringkat gagal
11. DD Peringkat lebih gagal
12. D Peringkat sangat gagal

IV. Jenis Obligasi.

Obigasi memiliki berbagai jenis dan dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai


dasar penggolongan..

1. Berdasarkan penerbit obligasi (lembaga yang menerbitkan obligasi)


 Lembaga internasional adalah lembaga yang menerbitkan obligasi secara
internasional seperti Bank Investasi Eropa (European Investment Bank) atau
Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank).
 Pemerintah adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga
pemerintah dari suatu negara yang menerbitkan obligasi dalam mata uang
Negara tersebut atau obligasi pemerintah dalam denominasi valuta asing
Surat Utang Negara (SUN) yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia,
obligasi daerah (municipal bond). Obligasi yang diterbitkan oleh lembaga
pemerintah biasa disebut agency bonds, atau agencies.
 Perusahaan adalah perusahaan swasta dan perusahaan milik negara yang
menerbitkan obligasi. Seringkali juga ada perusahaan yang menerbitkan
obligasi untuk tujuan khusus (special purpose vehicles) yaitu perusahaan

4
yang didirikan dengan suatu tujuan khusus untuk menguasai aset tertentu
melalui penerbitan suatu obligasi dan obligasi ini disebut Efek Beragun Aset.

2. Berdasarkan variasi obligasi

 Obligasi suku bunga tetap adalah obligasi memiliki kupon bunga tetap yang
dibayarkan secara periodic baik semesteran maupun tahunan selama jangka
waktu obligasi.
 Obligasi suku bunga adalah obligasi dengan tingkat bunga mengambang
(Floating rate note). Besar bunga yang dibayarkan mengacu pada suatu
indeks pasar uang seperti LIBOR, SIBOR atau JIBOR.
 Obligasi berimbal hasil tinggi (Junk bond) adalah obligasi yang memiliki
peringkat dibawah peringkat investasi yang diberikan oleh lembaga
pemeringkat kredit. Obligasi jenis ini memiliki resiko yang cukup tinggi,
sehingga investor mengharapkan suatu hasil yang lebih tinggi.
 Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) adalah obligasi yang tidak
memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini dijual dengan pemberian
potongan harga dari nilai pari. Pemegang obligasi menerima secara penuh
pokok hutang pada saat jatuh tempo obligasi. Keuntungan yang diperoleh
oleh pemegang obligasi adalah selisih antara pengembalian pokok pinjaman
(nilai nominal) dengan harga yang dibayarkan pada saat membeli obligasi.
 Obligasi inflasi (Inflation linked bond) adalah obligasi dengan nilai pokok
obligasi yang mengacu pada indeks inflasi. Suku bunga pada obligasi jenis ini
lebih rendah daripada obligasi suku bunga tetap . Namun dengan
bertumbuhnya nilai pokok utang sejalan dengan inflasi, maka pembayaran
pelunasan obligasi ini akan meningkat pula. Tahun 1980an, pemerintah
Inggris adalah yang pertama kalinya menerbitkan obligasi jenis ini yang diberi
nama Gilts. Di Amerika obligasi jenis ini dikenal dengan nama "Treasury
Inflation-Protected Securities" (TIPS) dan I-bonds.
 Surat utang berbasis ekuitas (equity linked note) dan obligasi yang mengacu
pada indeks yang merupakan indikator bisnis seperti penghasilan, nilai
tambah ataupun pada indeks nasional seperti Produk domestik bruto.
 Efek Beragun Aset adalah obligasi yang pembayaran bunga dan pokok
utangnya dijamin dengan mengacu pada arus kas yang diperoleh dari
penghasilan aset. Contoh dari obligasi jenis ini adalah Efek beragun KPR
(mortgage-backed security-MBS), collateralized mortgage obligation (CMOs)
dan collateralized debt obligation (CDOs).
 Obligasi subordinasi obligasi (subordinated debentures) adalah obligasi yang
memiliki peringkat prioritas lebih rendah dibandingkan obligasi lainnya yang
diterbitkan oleh penerbit dalam hal terjadinya likuidasi. Jika perusahaan yang
menerbitkan obligasi mengalami pailit, maka ada hirarki dari para kreditur
yang akan menerima pelunasan. Pertama adalah pembayaran dari likuidator,
kemudaian pembayaran utang pajak, dan lain-lain. Pemegang obligasi yang
pembayarannya diutamakan adalah obligasi yang memiliki tanggal penerbitan
paling awal yang disebut obligasi senior, setelah obligasi ini dilunasi maka
pelunasan hutang berikutnya adalah obligasi subordinasi. Dengan demikian
resiko obligasi subordinasi lebih tinggi seperti Efek Beragun Aset
 Obligasi abadi adalah obligasi yang tidak memiliki suatu masa jatuh tempo.
Obligasi jenis ini yang terkenal dalam pasar obligasi adalah "UK Consols
(Treasury Annuities atau Undated Treasuries)" yang diterbitkan oleh
pemerintah Inggris. Beberapa dari obligasi ini diterbitkan pertama kali pada

5
tahun 1888 dan masih diperdagangkan hingga hari ini. Beberapa obligasi
jenis ini juga memiliki masa jatuh tempo yang sangat panjang sekali seperti
misalnya perusahaan West Shore Railroad yang menerbitkan obligasi
dengan masa jatuh tempo pada tahun 2361 (atau abad ke 24). Terkadang
juga obligasi abadi ini dilihat berdasarkan dari nilai tunai obligasi tersebut
pada saat ini yang nilai pokoknya mendekati nol.
 Obligasi atas unjuk (unregistered bond) adalah adalah obligasi tanpa nama
pemegang obligasi dan siapapun yang memegang obligasi tersebut dapat
menuntut dilakukannya pembayaran atas obligasi yang dipegangnya
tersebut. Biasanya juga obligasi ini diberi nomer urut dan didaftarkan serta
dapat diperdagangkan.
 Obligasi tercatat (registered bond) adalah obligasi yang kepemilikannya
ataupun peralihannya didaftarkan dan dicatat oleh penerbit atau oleh
lembaga administrasi efek. Pembayaran bunga dan pembayaran pokok utang
akan dtransfer langsung kepada pemegang obligasi yang namanya tercatat.
 Obligasi daerah (municipal bond) adalah obligasi yang diterbitkan oleh
negara bagian, teritorial, kota, pemerintahan setempat, ataupun lembaga-
lembaganya. Bunga yang dibayarkan kepada pemegang obligasi seringkali
tidak dikenakan pajak oleh negara bagian yang menerbitkan, namun obligasi
daerah yang diterbitkan guna suatu tujuan tertentu tetap dikenakan pajak.
 Obligasi tanpa warkat (Book-entry bond) adalah suatu obligasi yang tidak
memiliki sertifikat. Penerbitan obligasi jenis ini sebagai akibat dari biaya
pembuatan sertifikat serta kupon yang sangat mahal. Obligasi ini
menggunakan sistem elektronik terpadu yang mendukung penyelesaian
transaksi efek secara pemindahbukuan di pasar modal.
 Obligasi lotere (Lottery bond) adalah obligasi yang diterbitkan oleh suatu
negara (biasanya negara-negara Eropa). Bunganya dibayar seperti tata cara
pembayaran bunga pada obligasi suku bunga tetap tetapi penerbit obligasi
akan menebus obligasi yang diterbitkannya secara acak pada waktu tertentu
dimana penebusan atau pelunasan obligasi yang beruntung terpilih akan
dilakukan dengan harga yang lebih tinggi daripada nilai yang tertera pada
obligasi .
 Obligasi perang (War bond) adalah suatu obligasi yang diterbitkan oleh suatu
negara guna membiayai perang
3. Berdasarkan penerbitan oleh pemerintah Indonesia

 Obligasi Rekap adalah obligasi yang diterbitkan guna suatu tujuan khusus
yaitu dalam rangka Program Rekapitalisasi Perbankan;
 Surat Utang Negara (SUN) adalah obligasi yang diterbitkan untuk membiayai
defisit APBN;
 Obligasi Ritel Indonesia (ORI) adalah obligasi yang diterbitkan untuk
membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat
dibeli secara ritel;
 Surat Berharga Syariah Negara (obligasi syariah atau obligasi sukuk) adalah
obligasi yang diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan
prinsip syariah.

V. Opsi Pendanaan Kembali Obligasi.

Suatu perusahaan yang ingin melunasi seluruh obligasi yang beredar sebelum jatuh
tempo memiliki 2 opsi.

1. Penerbitan berseri.

6
Debitur/pihak yang menerima pinjaman/obligor dapat menerbitkan obligasi seri
yaitu suatu penerbitan obligasi dimana setiap proporsi tertentu obligasi tersebut
harus dilunasi secara bertahap setiap tahun. Suatu perusahaan yang
menerbitkan obligasi seri, maka perusahaan tersebut harus membuat skema
yang menunjukkan tingkat bunga yang berbeda yang harus dibayarkan untuk
setiap proporsi obligasi yang dilunasi setiap tahun.

Jika suatu perusahaan menerbitkan obligasi yang bernilai nilai Rp 100 milyar
dengan jangka waktu 10 tahun, maka proporsi obligasi yang harus dilunasi setiap
tahun adalah:

Pelunasan obligasi setiap tahun =

=
= 10 milyar per tahun

2. Pendanaan kembali dengan penebusan

Jika tingkat bunga di pasar menurun, maka perusahaan dapat melakukan


pendanaan kembali melalui penggantian hutang lama dengan hutang yang baru
yang memberikan tingkat bunga yang lebih rendah. Jika perusahaan
memasukkan ketentuan penebusan dalam perjanjian penerbitan obligasi, maka
penerbit obligasi dapat dengan mudah menebus kembali obligasi yang beredar
sebelum jatuh tempo.

Keputusan pendanan kembali obligasi dapat dilakukan dengan beberapa langkah


sebagai berikut:
 Penentuan investasi awal
 Penentuan penghematan aliran kas tahunan (annual cash flow saving)
 Menggunakan biaya hutang setelah pajak (after tax cost of debt) untuk
menentukan nilai sekarang bersih (net present value) dengan mengurangkan
investasi awal terhadap nilai sekarang dari penghematan aliran kas tahunan
(present value of annual cash flow savings).
Jika NPV bernilai lebih besar dari nol, maka usulan pendanaan kembali dapat
dilaksanakan dan sebaliknya.

Apalikasi analisis keputusan pendanaan kembali obligasi memerlukan klarifikasi


terhadap variabel berikut ini.

Contoh.

Perusahaan “HARSKEL” adalah perusahaan yang memproduksi mainan anak-


anak ingin menebus (calling) obligasi yang telah diterbitkan (beredar) 5 tahun
lalu. Obligasi tersebut berjumlah 10.000 lembar, memiliki nilai nominal Rp
30.000.000,00, dan jangka waktu 20 tahun, serta memberikan tingkat kupon
bunga 10 persen. Obligasi memberikan harga penebusan (call price) sebesar Rp
33.000.000,00. Biaya penerbitan (initial flotation costs) sebesar Rp
150.000.000,00.

Perusahaan berencana untuk menjual obligasi senilai Rp 300.000.000.000,00


dengan kupon bunga 8 persen dan jatuh tempo 15 tahun untuk menebus (retire)
obligasi yang lama. Nilai nominal obligasi baru Rp 30.000.000,00 per lembar.

7
Biaya penerbitan obligasi baru (flotation costs) adalah Rp 250.000.000,00. Pajak
yang ditetapkan oleh pemerintah adalah 30 persen.

Oleh karena penjualan obligasi yang baru digunakan untuk menebus obligasi
yang lama, maka perusahaan mengharapkan 2 bulan untuk bunga untuk kedua
obligasi yang bersamaaan (overlap) dan harus dibayar oleh perusahaan.

OBLIGASI BARU OBLIGASI LAMA


Nilai Obligasi $ 300 juta Nilai Obligasi $ 300 juta
Umur obligasi 30 tahun Umur obligasi 30 tahun
Sisa umur obligasi 30 tahun Sisa umur obligasi 25 tahun
Nilai nominal /lembar $ 1,000 Nilai nominal /lembar $ 1,000
Diskon penjualan $30
Jumlah obligasi 30,000 lembar Jumlah obligasi 30,000 lembar
Tingkat kupon bunga 12% Tingkat kupon bunga 14%
Harga penebusan $ 1,140
Biaya penerbitan $440,000 Biaya penerbitan $360,000
Overlapping period 2 bulan
Pajak 40%

The Annual Cash Flow Saving:


PRESENT
Interest cost of old bold
VALUE OF Amortization of discount on old bond
THE Annual Amortization of flotation costs on old bond
Cash Flow Interest cost of new bold
Saving Amortization of flotation costs on new bond

Compare the
Initial
Investment to
PRESENT
VALUE OF Initial Investment:
THE Annual
Cash Flow Call premium
Flotation cost of new
bond
Overlapping interest
Unamortized discount
on old bond
Unamortized flotation
cost of old bond

Langkah dalam menentukan pendanaan kembali obligasi:

1. Penentuan investasi awal

8
 Premi penebusan (call premium).
Premi penebusan $1,140 - $1,000 = $140
Sebelum pajak $140 * 30,000 lembar $4,200,000
Pajak 40% * $4,200,000 $1,680,000
---------------
Biaya premi penebusan setelah pajak $2,520,000

 Biaya penerbitan obligasi baru $ 440,000


 Biaya bunga overlapping obligasi lama
Sebelum pajak 14% * *$30,000,000 $ 700,000
Pajak 40% * $700,000 $ 280,000
---------------
Biaya bunga overlapping setelah pajak $ 420,000

 Diskon obligasi lama yang belum diamortisasi


($1,000 - $30) *30,000 lembar $900,000
Amortisasi per tahun *$900,000 * 40% $ 300,000
 Biaya penerbitan obligasi lama yang belum diamortisasi
Amortisasi per tahun *$360,000 * 40% $ 120,000
Ringkasan.
Premi penebusan $2,520,000
Biaya penerbitan obligasi baru $ 440,000
Biaya bunga overlapping $ 420,000
Diskon obligasi lama yang belum ($ 300,000)
diamortisasi
Biaya penerbitan obligasi lama yang ($ 120,000)
belum diamortisasi
Total investasi awal $ 2,960,000

2. Penentuan penghematan aliran kas tahunan


 Biaya bunga obligasi lama
Sebelum pajak 14% * $30,000,000 $4,200,000
Pajak 40% * $4,200,000 $1,680,000
---------------
Biaya premi penebusan setelah pajak $2,520,000
 Diskon obligasi lama yang belum diamortisasi
Diskon penjualan obligasi lama
$30 * 30,000 = $900,000 selama 30 tahun
Diskon penjualan per tahun = $ 30,000
Penghematan setelah pajak $30,000 (1-40%) $ 12,000
 Biaya penerbitan obligasi lama yang belum diamortisasi
Amortisasi per tahun = $12,000
Penghematan setelah pajak $12,000 (1-40%) $ 4,800
 Biaya bunga obligasi baru
Sebelum pajak 12% * $30,000,000 = $3,600,000
Pajak 40% * $3,600,000 $2,160,000

9
---------------
Biaya bunga setelah pajak $2,160,000
 Amortisasi biaya penerbitan obligasi baru
Amortisasi per tahun = $17,600
Penghematan tahunan setelah pajak
405 * $17,600 $ 7,040
Ringkasan.
Obligasi lama
Biaya bunga obligasi lama $2,520,000
Diskon obligasi lama yang belum ($ 12,000)
diamortisasi
Biaya penerbitan obligasi lama yang ($ 4,800)
belum diamortisasi
Biaya hutang setelah pajak $ 2,503,200
Obligasi baru
Biaya bunga obligasi baru $ 2,160,000)
Amortisasi biaya penerbitan obligasi $ 7,040)
baru
Biaya hutang setelah pajak $ 2,152,960
Penghematan aliran kas tahunan $ 350,240

3. Penentuan nilai sekarang bersih dengan menggunakan biaya hutang


setelah pajak

PV penghematan aliran kas tahunan


$ 350,240*PVIFA8%,25th $3,738,812
Investasi awal $ 2,960,000
NPV pendanaan ulang $ 778,812

Perbankan investasi (Investment Banking)

Dalam proses penerbitan saham atau obligasi dipasar modal, peran perbankan
investasi menjadi sangat penting yakni dalam menemukan pembeli. Perbankan
investasi bukanlah investor atau pihak yang melakukan investasi jangka panjang.
Bank investasi (investment bankers) bertindak sebagai perantara antara pihak
penerbit dan pihakpembeli sekuritas. Dalam membantu penjualan sekuritas
perusahaan, pihak penjamin emisi dapat memberikan beberapa komitmen.

1. Komitmen penuh (Full commitment) yaitu penjamin emisi membeli seluruh


sekuritas yang diterbitkan dan kemudian menjualnya kepada masyarakat.
2. Komitmen usaha terbaik (Best effort commitment) yaitu penjamin emisi akan
berusaha untuk menjual sekuritas yang diterbitkan dalam jumlah semaksimal
mungkin.
3. Komitmen siaga (Standby commitment) yaitu penjamin emisi akan berusaha
untuk menjual sekuritas yang diterbitkan dalam jumlah semaksimal mungkin
untuk jangka waktu yang telah ditentukan.
4. Komitmen seluruh atau tidak sama sekali (All or non commitment) yaitu penjamin
emisi akan berusaha untuk menjual seluruh sekuritas yang diterbitkan melalui
pemesanan.

10
I. Fungsi Bank Investasi.

Fungsi bank investasi adalah melakukan penjaminan dalam penerbitan sekuritas


sebagai fungsi utama dan pemberian nasehat kepada klien/nasabah sebagai fungsi
tambahan.

1. Fungsi penjaminan (Underwriting)


Penjaminan (underwriting) adalah suatu proses dimana bank investasi
melakukan pembelian sekuritas dari penerbit sekuritas pada harga yang lebih
rendah dari harga rencana penjualan untuk memperoleh keuntungan.

Contoh.
Perusahaan Ardal adalah perusahaan perbankan investasi telah sepakat untuk
menjamin penerbitan saham biasa yang baru yang diterbitkan oleh suatu
perusahaan elektronik dengan nilai Rp 400 milyar. Bank investasi ini bersedia
membeli saham perusahaan elektronik ini dengan nilai Rp 398 milyar.
Sesungguhnya, jika bank investasi dapat menjual dengan nilai Rp 400 milyar,
maka bank investasi tersebut akan memperoleh komisi Rp 2 milyar. Jika bank
investasi ini tidak berhasil menjual senilai Rp 400 milyar, maka bank investasi
tersebut akan menderita kerugian.

2. Fungsi pemberian nasehat (advising)

Bank investasi juga berfungsi dalam pemberian nasehat melalui analisis laporan
keuangan perusahaan dan memberikan rekomendasi terhadap cara/instrumen
untuk melakukan pendanaan. Bank investasi juga dapat memberikan nasehat
mengenai akuisisi, merger, dan keputusan pendanaan ulang (refinancing
decision)

II. Organisasi Aktivitas Bank Investasi.

Fungsi bank investasi dalam penjaminan penerbitan sekuritas dan pemberian


nasehat kepada nasabah akan tampak sebagai hasil dari serangkaian kejadian yang
logis.
Hubungan antara klien/nasabah dengan bank investasi bermula dari klien/nasabah
yang merupakan perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah yang besar
untuk tujuan penggunaan tertentu. Perusahaan tersebut kemudian memilih
perusahaan bank investasi yang akan menjadi penjamin emisi. Penjamin emisi ini
akan memberikan nasehat kepada perusahaan (mengenai jenis, jumlah, nilai, harga
dan waktu penerbitan sekuritas yang akan dijual ke publik) dan berperan dalam
menjual sekuritas perusahaan ke publik.

1. Pemilihan bank investasi.


2. Perundingan antara emiten dengan bank investasi
3. Sindikasi penjaminan
4. Pembentukan grup penjualan (Selling group)
5. Pemenuhan persyaratan hukum

III. Biaya Jasa Bank Investasi.

Biaya penerbitan sekuritas ini mencakup 2 komponen yakni biaya administrasi dan
biaya penjaminan. Secara umum, semakin besar penerbitan sekuritas, maka
semakin kecil persentase biaya penerbitannya. Biasanya biaya penerbitan saham

11
biasa lebih tinggi dibandingkan biaya penerbitan biaya saham preferen. Biaya
penerbitan saham preferen lebih tinggi dari biaya penerbitan obligasi.

Total biaya penerbitan mulai dari 1 persen dari total penerimaan (proceeds) hasil
penjualan obligasi sampai dengan 20 persen dari penerimaan hasil penjualan saham
biasa.

IV. Penjualan Langsung Sekuritas (Private Pacement).

Dalam memenuhi kebutuhan dana selain menjual sekuritas kepada publik,


perusahaan juga dapat menjual sekuritas kepada seorang atau sekelompok investor.
Biasanya penjualan secara langsung kepada sekelompok investor hanya dapat
dilakukan untuk sekuritas jenis saham preferen atau obligasi. Namun demikian
penjualan secara langsung terhadap saham biasa juga dimungkinkan, jika
perusahaan yakin bahwa pemegang saham lama bersedia membeli saham baru
melalui penawaran right (right offering).

Penjualan sekuritas secara langsung dapat mengurangi biaya administrasi dan


penerbitan. Penerbit dapat secara fleksibel, karena perusahaan tidak harus
mengajukan surat pernyataan pendaftaran dan tidak memerlukan persetujuan
BAPEPAM, serta lebih mudah dalam menyusun perjanjian dan melakukan negosiasi
dengan investor.

Salah satu kelemahan penjualan sekuritas secara langsung adalah kesulitan untuk
menjual bagi pemegang sekuritas yang ingin menjual sekuritas yang dimiliki pada
waktu yang akan datang.

Penjualan saham biasa secara langsung seringkali dilakukan dengan opsi saham
(stock option) atau rencana pembelian saham (stock purchase plans). Opsi saham
biasanya dterbitkan oleh perusahaan yang memberikan kepada pemegangnya untuk
membeli saham perusahaan pada waktu yang akan datang pada harga yang telah
ditetapkan. Rencana pembelian saham adalah manfaat yang diterima oleh karyawan
yang memperkenankan untuk membeli saham pada harga diskon.

12

Anda mungkin juga menyukai