Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MUHAMMAD YUSUF RAMA KUSUMA

NO : 24

KELAS : XII MIA 6

KELOMPOK : 04

1. DIKSI
Pengertian Diksi adalah suatu pilihan kata yang tepat dan selaras dengan
penggunaannya dalam menyampaikan sebuah gagasan atau cerita yang meliputi gaya
bahasa, ungkapan, pilihan kata, dan lain-lain, sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang
diinginkan. Mengacu pada pengertian diksi di atas, fungsi diksi adalah agar pemilihan kata
dan cara penyampaiannya dapat dilakukan dengan tepat sehingga orang lain mengerti maksud
yang disampaikan.

Diksi juga berfungsi untuk memperindah suatu kalimat. Misalnya diksi dalam suatu
cerita, dengan diksi yang baik maka penyampaian cerita dapat dilakukan secara runtut,
menjelaskan tokoh-tokoh, mendeskripsikan latar dan waktu, dan lain sebagainya. Secara
umum, berikut ini adalah beberapa fungsi diksi:

Membantu audiens/ pembaca mengerti apa yang disampaikan penulis atau pembicara.
1) Menciptakan aktivitas komunikasi yang lebih efektif dan efisien.
2) Menyampaikan gagasan atau ide dengan tepat.
3) Menjadi lambang ekspresi yang ada pada suatu gagasan.

Contoh :
BAKU TIDAK BAKU MAKNA
1 Rumusan asas yang menjadi
Kaidah Kaedah
hukum
2 Kanker Kangker Tumor ganas
3 Karena Karna Disebabkan oleh
4 Pekerjaan yang memberikan
Karier Karir
harapan untuk maju
5 Karisma kharisma Kualitas kepribadian individu
6 Zat yang dapat mempercepat
Katalisis katalisa
reaksi
7 Kedaluwarsa kadaluwarsa Sudah habis jangka waktunya
8 Kedelai kedelei Jenis kacang-kacangan
9 Kendur kendor Tidak tegang
10 Khotbah khutbah Pidato
2. FRASA
Frasa adalah satuan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi
kalimat. Frasa tidak bisa membentuk kalimat sempurna karena tidak mempunyai predikat
a. Frasa Verba
Frasa verba adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata verba dan ditandai
dengan adanya afiks verba. Frasa verba dapat ditambahkan imbuhan kata ‘sedang’ untuk
verba aktif dan kata ‘sudah’ untuk verba yang menyatakan keadaan. Frasa verba tidak dapat
diberikan imbuhan kata ‘sangat’ dan biasanya menduduki fungsi sebagai predikat dalam
suatu kalimat.

Contoh :

1) Berlari kencang.
2) Memacu motornya kencang.
3) Sedang menjemur.
4) Menghitung penghasilan bulan ini.
5) Berjalan memutari kompleks.
6) Belajar beladiri.
7) Membawa  keranjang buah.
8) Pergi berlibur.
9) Membantu teman.
10) Menjenguk pamannya

b. Frasa Adjektiva
Frasa adjektiva adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata adjektiva. Unsur
dalam frasa adjektiva dapat diberikan imbuhan ter- (untuk mewakili kata paling). Biasanya
menduduki fungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat.

Contoh :

1) Rumahnya sangat besar.


2) Alangkah senangnya kami.
3) Dia  itu sesukanya sendiri.
4) Dia memang yang terbaik.
5) Ananda sangat baik
6) Jalannya sangat panjang.
7) Panci itu sangat panas.
8) Hasil ujiannya yang paling baik di antara  teman temannya
9) Pekarangangan itu sangat lebar.
10) Dia anak paling penurut di antara saudaranya.
c. Frasa Nomina

Frasa nomina adalah frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata nomina. Frasa nomina
dibedakan kembali menjadi beberapa kategori sebagai berikut.
Contoh :

1) Pasir pantai itu sangat putih.


2) Gerobak itu berwana merah.
3) Rumah ini milik keluarga Hasim.
4) Jeruk itu manis sekali.
5) Roda motornya kempes.
6) Dia itu seorang penulis.
7) Mereka semua tergabung dalam grup musik yang sama.
8) Kami ini perwakilan universitas.
9) Dia itu memang manis

d. Frasa Preposisional

Frasa preposisi adalah frasa yang ditandai dengan adanya preposisi atau kata depan
sebagai penunjuk/indikator dan diikuti kata atau kelompok kata, yang bukan klausa, yang
berdiri sebagai petanda.

Contoh:

1) Di teras.
2) Di depan rumah.
3) Dari sekolah.
4) Untuk saya.
5) Kepada hadirin yang terhormat.
6) Untuk semua murid yang mengikuti upacara bendera.
7) Ke stasiun.
8) Dari arah utara.
9) Menuju rumah.
10) Ke arah yang berlawanan.

e. Frasa Numeralia

Frasa numeralia merupakan frasa yang memiliki unsur pusat berupa kata numeralia atau
kata kata yang menyatakan suatu bilangan atau jumlah tertentu. Frasa numeralia dapat
diberi kata bantu bilangan seperti ekor, buah, satuan mata uang, dan lain sebagainya.

Contoh :

1) Dua puluh lima.


2) Lima belas ribu.
3) Dua ekor.
4) Tiga puluh tangkai.
5) Lima puluh lima tandan.
6) Dua ratus juta rupiah.
7) Enam milyar.
8) Seratus juta rupiah.
9) Tiga ribu dolar Amerika.
10) Tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah.

3. Kalimat Deklaratif
Kata deklaratif berasal dari bahasa latin, declaratio, yang artinya pernyataan. Sedangkan
pengertian kalimat deklaratif adalah kalimat berisi suatu pernyataan yang berfungsi untuk
memberi informasi atau berita tentang sesuatu hal.

Contoh :

1) Minggu lalu ada kecelakaan di depan rumah Jajang.


2) Saya melihat ibumu di Pasar tadi pagi.
3) Saya akan melihat sirkus di Lapangan Dadaha.
4) Saya terlambat ke Sekolah tadi pagi.
5) Maman tidak suka daging kelinci.
6) Pak Gubernur Ahmad Heryawan baru saja mendapatkan piagam
penghargaan atas prestasi-prestasinya.
7) Sumanto dulu merupakan kanibal yang sadis, tetapi sekarang
sudah insaf.
8) Pizza adalah makanan khas Italia.
9) Ir. Soekarno merupakan Presiden pertama Indonesia.
10) Persib adalah tim sepakbola kebanggan Jawa Barat.

4. Ungkapan
Ungkapan atau yang disebut dengan idiom merupakan satuan bahasa (kata, frasa atau
kalimat) yang tidak dapat diramalkan dengan makna unsur pembentuknya. Atau dengan
kata lain yaitu gabungan kata yang maknanya telah menyatu dan tidak ditafsirkan dengan
makna unsur yang membentuknya.
Contoh :
1) Berdarah Dingin : Tidak mempunyai belas kasihan
2) Bermuka Dua : Orang yang tidak dapat dipercaya
3) Berpangku Tangan : Tidak melakukan apa-apa (diam)
4) Bersilat Lidah : Memutar balikkan perkataan
5) Besar Hati : Mengakui kekalahan?
6) Besar Kepala : Sombong
7) Besar Mulut : Suka membual
8) Biang Keladi : Penyebab masalah
9) Bogem Mentah : Pukulan dengan kepalan tangan
10) Buah Bibir : Jantung hati / Anak dsb.

5. Peribahasa
Peribahasa kelompok kata ataupun kalimat dengan maksud dan makna tertentu terkait
keadaan seseorang atau kelakuan dan hal tentang seseorang. Peribahasa juga biasa disebut
dengan pepatah yang bisa diartikan menjadi ungkapan secara tak langsung dan memiliki
makna tersirat dalam penyampaian suatu hal dimana bisa dipahami pendengar dan
pembacanya.

1) Struktur susunannya tetap yang memiliki arti kata-kata yang dalam peribahasa sudah
pasti dan tidak dapat diubah.
2) Biasanya digunakan untuk menyindir atau memperindah bahasa.
3) Kata-kata yang dipakai teratur, enak didengar dan mempunyai makna.
4) Dibuat atau diciptakan berdasarkan pandangan dan perbandingan yang sangat teliti
terhadap alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
5) Peribahasa dibentuk dengan ikatan bahasa yang padat dan indah sehingga akan
melekat dimasyarakat hingga turun temurun.

Contoh :

1) Kasihan ombak maka mandi


( Mengharap belas kasihan orang lain )
2) Kera menjadi monyet
( Keadaan seseorang yang tiada perubahan )
3) Kata masak rundingan putus
( Perkara yang telah diputuskan dengan rundingan bulat )
4) Kalau pandai menggulai, badar jadi tengiri
( Jika pandai mengusahakan, barang jelek pun akan baik pula jadinya )
5) Kaki terdorong badan terasa, lidah terdorong emas padahannya
( Selalu menapati janij dan berani mengambil resiko atas perbuatannnya )
6) Kalau tiada beras, bekerja tiada deras
(menerima nasib karena tidak memiliki daya lagi)
7) Ke bukit sama kita daki, ke lurah sama kita turunkan
( Suka dan duka dirasa bersama )
( Keuntungan yang diperoleh hendaknya dibagi rata dan dinikmati bersama, kerugian
yang didapatkan hendaknya ditanggung bersama-sama juga )
8) Kerambil tumbuh di mata
( Seorang gadis yang rupawan )
9) Lain sakit lain obat, lain luka lain dibebat
( Yang diterima tidak sama yang dimaksud )
( Lain yang diminta, lain yang diberi )
( Jawaban yang diberikan lain dengan pertanyaannya )
10) Langkah seperti tagar
( Langkah orang banyak gemuruh bunyinya )

Anda mungkin juga menyukai