Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BATU GINJAL DI RUANG 20 (MATA)


RSUD DR. SAIFUL ANWAR

Oleh :
TIM PKRS

R. 20 RSSA
R.20 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BATU GINJAL

DEPARTEMEN MEDIKAL
RUANG 20 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Untuk Memenuhi Tugas


Pendidikan Profesi Departemen medikal

Oleh :

Telah diperiksa kelengkapannya pada:


Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

______________________ ______________________
NIP. NIP.

Mengetahui,
Kepala Ruangan

_____________________
NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Study : Keperawatan Medikal Bedah


Topik : Batu Ginjal
Sasaran : Keluarga pasien dan pasien Ruang 20 RSSA Malang
Tempat : Ruang tunggu rawat inap ruang 20, RS Saiful Anwar
Hari/Tanggal : Jumat, 14 Juli 2017
Waktu : 1 x 30 menit

 I.       TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan atau diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit
Urolitiasis (Batu Ginjal) selama di rumah sakit maupun di rumah, keluarga pasien
mampu memahami atau mengerti mengenai penyakit urolitiasis (Batu Ginjal).

II.    TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit tentang penyakit Urolitiasis (Batu
ginjal), diharapkan keluarga pasien dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian urolitiasis.
2. Ciri-ciri penyakit urolitiasis.
3. Penyebab urolitiasis.
4. Akibat urolitiasis
5. Penatalaksanaan dan pencegahan urolitiasis.

III. STRATEGI PELAKSANAAN :

1. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab

2. Media
 Power Point
 Liflet
IV. MATERI YANG DIBERIKAN
1) Pengertian urolitiasis.
2) Ciri-ciri urolitiasis.
3) Akibat urolitiasis.
5) Penatalaksanaan dan pencegahan urolitiasis.

V.    KEGIATAN PENYULUHAN

No
FASE KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA WAKTU
.
1. Pra Interaksi        Menyiapkan Satuan Acara 3 menit
Penyuluhan & bahan untuk
leaflet.
2. Kerja         Membuka kegiatan dengan         Menjawab salam 1 menit
mengucapkan salam.
        Memperkenalkan diri
        Menjelaskan tujuan dari         Mendengarkan 1 menit
penyuluhan         Memperhatikan 1 menit
        Menyebutkan materi yang
akan diberikan.          Memperhatikan 1 menit
        Menggali pengetahuan
keluarga pasien mengenai          Memperhatikan 1 menit
penyakit Urolitiasis.

        Menjelaskan tentang


pengertian Urolitiasis.          Memperhatikan 10 menit
        Memberi kesempatan kepada
keluarga pasien untuk          Bertanya dan menjawab 10 menit
mengajukan pertanyaan pertanyaan yang diajukan.
kemudian menjawab
pertanyaan.
        Memberikan leaflet Urolitiasis
.          Memperhatikan
3. Evaluasi :         Menanyakan kepada peserta         Menjawab pertanyaan 10 menit
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada keluarga pasien yang
dapat menjawab pertanyaan.

4. Terminasi :         Mengakhiri pertemuan &          Mendengarkan         menit


mengucapkan terimakasih atas
partisipasi keluarga pasien.
        Mengucapkan salam penutup
         Menjawab salam

VI. KRITERIA EVALUASI


1.      Evaluasi Struktur
 Kesiapan materi
 Kesiapan SAP
 Kesiapan media : liflet dan Power Point
 Peserta hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruangu Tunggu pasien
ruang 20 (Ruang Mata) RSUD Dr. Saiful Anwar
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

VII.          PENGORGANISASIAN
Moderator : Munira Hi Ali
Pembicara : Elvanda M. R.
Fasilitator : SEMUA TIM
Observer : SEMUA TIM

LAMPIRAN MATERI
UROLITIASIS (BATU GINJAL)
A. PENGERTIAN
Urolisiasis (dari Yunani oûron, "urine" dan lithos, "batu") adalah kondisi
dimana batu urine dibentuk di saluran kemih.
Istilah batu ginjal (atau "kalkulus ginjal") kadang-kadang digunakan untuk
merujuk ke batu saluran kemih dalam setiap bagian dari saluran kencing , tetapi
lebih baik disediakan untuk batu yang sebenarnya dalam pengumpulan saluran
dari ginjal itu sendiri.
Batu ginjal merupakan batu saluran kemih (urolithiasis), sudah dikenal
sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada
kandung kemih mummi. Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang
saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra.
Batu ini mungkin terbentuk di di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian
bawah atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya
stasis urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra
yang terbentu di dalam divertikel uretra.
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di
kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh
kaliks ginjal dan merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi
(Purnomo, 2000, hal. 68-69).

B. CIRI-CIRI PASIEN DENGAN UROLITIASIS


1) Penurunan volume urine
2) Rasa terbakar,
3) dorongan berkemih
4) Oliguria, hematuria, piouria
5) Perubahan pola berkemih.

C. ETIOLOGI
Batu kandung kemih juga dapat terjadi jika mendapat radang kandung
kemih atau seseorang sering penyisipan kateter urin . Beberapa orang yang
lumpuh dan tidak mampu melewati air kencing membutuhkan plastik tabung
kecil (kateter) ditempatkan di kandung kemih. Tabung tersebut rentan
terhadap infeksi yang menyebabkan iritasi kandung kemih menghasilkan
pembentukan batu.
Akhirnya batu ginjal dapat melakukan perjalanan menuruni ureter ke kandung
kemih dan tumbuh untuk batu kandung kemih. Penyebab terbentuknya batu
saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran urine, gangguan
metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain yang
masih belum terungkap (idiopatik) Secara epidemiologis terdapat beberapa
faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan
sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
a). Faktor Intrinsik, meliputi:
1. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
2. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3x lebih banyak dibanding pasien wanita.

b). Faktor Ekstrinsik, meliputi:


1. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih
tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt
(sabuk batu)
2. Iklim dan temperatur
3. Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium
dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
4. Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu
saluran kemih.
5. Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya
banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

D. GEJALA KLINIS
        Sakit pinggang terjadi bila batu yang mengadakan obstruksi berada di
dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakit yang parah pada bagian perut terjadi bila
batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalu mengikuti rasa
sakit yang berat. Penderita batu ginjal kadang-kadang juga mengalami panas,
kedinginan,adanya darah di dalam urin bila batu melukai ureter, distensi perut,
nanah dalam urine.Urgensi, yaitu rasa ingin kencing sehingga terasa sakit.
Disuria, yaitu rasa nyeri saat kencing atau sulit kencing. Polakisuria, yaitu
frekuensi kencing yang lebih sering dari biasanya.
E. AKIBAT UROLITIASIS
Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyulit berupa obstruksi dan
infeksi saluran kemih. Manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah
adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu
saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis.
Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses
ginjal, pielonefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal).
Nyeri saat miksi, miksi tiba-tiba berhenti.

F. PENATALAKSANAAN
Batu yang sudah menimbulkan masalah pada saluran kemih harus segera
dikeluarkan agar tidak menimbulkan penyulit yang lebih berat. Indikasi untuk
melakukan tindakan pada batu saluran kemih adalah telah terjadinya obstruksi,
infeksi atau indikasi sosial. Batu dapat dikeluarkan melalui prosedur
medikamentosa, dipecahkan dengan ESWL, melalui tindakan endo-urologi,
bedah laparoskopi atau pembedahan terbuka.

G. PENCEGAHAN
Setelah batu dikelurkan, tindak lanjut yang tidak kalah pentingnya adalah
upaya mencegah timbulnya kekambuhan. Angka kekambuhan batu saluran
kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50% dalam 10 tahun.
Prinsip pencegahan didasarkan pada kandungan unsur penyusun batu
yang telah diangkat. Secara umum, tindakan pencegahan yang perlu dilakukan
adalah:
1. Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2 -
3 liter per hari.
2. Diet rendah zat/komponen pembentuk batu.
3. Aktivitas harian yang cukup.
4. Medikamentosa.
Beberapa diet yang dianjurkan ini bertujuan:
Membantu memperlambat pertumbuhan dan mencegah pembentukan batu ginjal
•    Makanan yang tidak boleh dimakan:
- Kentang/ ubi
- Susu, keju, kepiting, ikan teri, ikan asin, sardin
- Bayam, daun mlinjo, daun pepaya, daun singkong, talas
- Buah-buahan yang dikeringkan
- Minuman soda, soft drink, teh kental, kopi
- Salak, asparagus
•    Makanan yang dibatasi:
- Tahu/ tempe maksimal 100 grm/hari
- Kacang-kacangan kering max 25 grm/hari
- Sayuran (kecuali yang dilarang) max 200 grm/hari
- Buah (kecuali yang dilarang) max 100 grm/hari
•    Makanan yang diperbolehkan:
- Beras, roti, mie, makaroni, bihun
- Telur, daging, ikan tanpa tulang
- Gula
•    Batasi Kalsium
Semakin tinggi kalsium bisa menaikkan pula eksresi yang menambah
pembentukan kristalisasi garam - garam dapur. Batasi kalsium tinggi seperti
ikan salmon, sarden, keju, susu, es krim. Anda bisa mengkonsumsi satu porsi
lobak, bayam, ikan kering dan cokelat.
•    Kurangi Oksalat Pembentuk Kristal
Oksalat dalam air kemih berasal dari dalam tubuh, dari makanan yang kita
makan serta hasil metabolisme vitamin C. Oleh karena itu pasien batu ginjal
disarankan tidak mengkonsumsi vitamin C lebih dari 1 gram per hari dan
penderita tidak boleh kekurangan vitamin B6 karena.kedua penyebab tersebut
dapat memicu peningkatan produk oksalat.
•    Kurangi Konsumsi Protein Hewani
Protein hewani dapat meningkatkan terbuangnya kalsium dan asam urat
dalam air kemin yangm kemudian diikuti dengan menurunnya PH (tingkat
keasaman) urin dan pembuangan sitrat. Urine yang asam dalam jangka lama
memudahkan terbentuknya kristal.
•    Minum Air Putih
Semakin kurang seseorang minum air putih makin kurang pula air kemih yang
terbentuk. Junlah yang dianjurkan adalah minimmal 2 liter air per hari.
Umumnya penderita batu ginjal minum air kurang dari 1 liter per harinya.
•    Batasi Garam
Setiap peningkatan 100 mg garam dalam makanan dapat meningkatkan 25-
30 mg kalsium dalam urine. keluarnya kalsium dari air kemij karena garam ini
mempermudah terbentuknya kristalisasi ikatan kalsium urat oleh natrium
(sodium).

Anda mungkin juga menyukai