Keterangan :
: Pemateri
H. Kegiatan Penyuluhan
3. Penutup 5 menit
- Presenter mengadakan evaluasi - Menjawab
pertanyaan
- Presenter memberi salam - Menjawab salam
- Moderator menyimpulkan hasil - Mendengarkan dan
diskusi memperhatikan
- Moderator memberi salam - Menjawab salam
I. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Tersedia media
b. Setting tempat teratur
c. Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
a. Selama proses berlangsung diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
mengikuti seluruh kegiatan
b. Selama kegiatan berlangsung diharapkan pasien dan keluarga pasien aktif
c. Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan.
3. Evaluasi Hasil
a. Minimal 40 % dari audiensi yang mengikuti penyuluhan mengetahui dan
memahami tentang apendisitis.
b. Minimal 40 % dari audiensi dapat menjawab pertanyaan penyaji
c. Audiensi dapat mengulangi kembali materi penyuluhan
J. Lampiran Materi
1. Pengertian apendisitis ( usus buntu )
Apendisitis adalah suatu proses obstruksi ( sumbatan ) yang
disebabkan oleh benda asing batu feses kemudian terjadi proses infeksi
( Nugrorho, 2011 ) Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus
buntu (apendiks). Infeksi yang terjadi dapat mengakibatkan pernanahan. Bila
infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah (Sjamsuhidayat, 2015).
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau
umbai cacing. Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga
memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang
umumnya berbahaya (Sjamsuhidajat, 2010).
2. Penyebab apendisitis ( usus buntu )
Menurut Sjamsuhidajat (2010) Penyakit radang usus buntu ini umumnya
disebabkan oleh:
a. Infeksi bakteri
b. Faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen)
appendiks oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit),
c. Hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid,
d. Penyakit cacing, parasit
e. Benda asing dalam tubuh.
3. Tanda dan gejala penyakit apendisitis ( usus buntu )
Menurut Wijaya AN dan Putri (2013), gejala-gejala permulaan yang
timbul pada apendisitis ( usus buntu ) yaitu nyeri pada bagian tengah perut
dan berpindah ke bagian bawah sebelah kanan perut, dengan perut kaku
seperti papan. Selain nyeri tanda dan gejala apendisitis ( usus buntu ) yakni :
a. Nafsu makan hilang, sehingga badan terasa lemah.
b. biasanya terdapat konstipasi, tetapi kadang-kadang terjadi diare
c. Demam, suhu badan akan meninggi
d. Mual sampai menusuk. Rasa mual di sebabkan rangsangan usus buntu
yang meradang pada selaput lendir perut (peritoneum)
4. Pencegahan penyakit apendisitis ( usus buntu )
Salah satu kiat agar terhindar dari penyakit radang usus
buntu adalah mengkonsumsi makanan yang kaya serat. Mengkonsumsi
makanan yang kaya serat akan membantu melunakkan makanan sehingga
tidak menginap terlalu lama di dalam usus besar. Hal itu bisa mencegah
sebagian sampah makanan nyasar ke dalam usus buntu. Sehingga
kemungkinan terjadinya radang usus buntu bisa diperkecil. Makanan kaya
serat juga merupakan nutrisi yang cocok untuk kehidupan bakteri 'baik' di
dalam usus besar, tetapi tidak disukai bakteri patogen (yang menimbulkan
penyakit). Karena itu, banyak mengkonsumsi makanan berserat juga
membantu menunjang perkembangan bakteri baik. Sehingga pencernaan dan
tubuh kita akan lebih sehat, karena lebih banyak terdapat bakteri 'baik'
daripada bakteri patogen di dalam usus. (Pearce, 2016)
Berikut jenis makanan yang kaya akan serat :
a. Buah alpukat, apel, pir, pisang, pepaya, jambu biji merah
b. Sayuran, seperti bayam, brokoli, kentang, ubi jalar, labu dan jagung
c. Kacang-kacangan
5. Penatalaksanaan penyakit apendisitis ( usus buntu )
Operasi / pembedahan untuk mengangkat apendiks yaitu apendiktomi.
Apendiktomi harus segera dilakukan untuk menurunkan resiko perforasi.
Apendiktomi dapat dilakukan dibawah anestesi umum dengan pembedahan
abdomen bawah atau dengan laparoskopi. Laparoskopi merupakan metode
terbaru yang sangat efektif (Brunner & Suddarth, 2010).
Apendiktomi dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode
pembedahan, yaitu secara teknik terbuka (pembedahan konvensional
laparatomi) atau dengan teknik laparoskopi yang merupakan teknik
pembedahan minimal invasive dengan metode terbaru yang sangat efektif
(Brunner & Suddarth, 2010).
Sumber
Bruner & Suddarth, 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
Nugroho, T. (2011). Buku Ajar Obstetri. Yogyakarta: Nuha Medika.
Pearce, E. 2016. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Kompas
Gramedia
Peran Anggota
1. Pemateri : Agiet Gusmiarni Saleh
2. Moderator : Fanny Angreini Achamd
3. Fasilitator : Dea Nurfadila Rahman
4. Observer : Siti Hardiyanti P. Maku