Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FILSAFAT

“Penyakit Peradangan Usus Buntu (APENDESITIS)”

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat

Dosen pengampu: Dr Yudhi Saparudin, M.P

DISUSUN OLEH :

NAMA: Veronika V. Wonga

KELAS: Kesehatan Masyarakat


PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN INDONESIA (STKINDO)
WIRAUTAMA

2023 - 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya dan tanpa ada kendala apapun
Pada kesempatan ini juga kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yanag telah membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunaan
makalah ini..
Makalah yang berjudul “PENYAKIT APENDESITIS “ ini disusun untuk
memenuhi tugas semester 1 mata kuliah “FILSAFAT"
Mohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunaan makalah
ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini.Penulis juga
menerima kritik serta saran dari pembaca agar membuat makalah dengan lebih
baik di kesempatan berikutnya .
Kami berharap makalah ini memberikan manfaat dan dampak besar
sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pembaca.

Bandung, 28 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.2 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Apendiksitis .............................................................................................. 3
2.2 Gejala Apendiksitis .................................................................................................... 3
2.3 Pencegahan Apendiksitis ............................................................................................ 4
2.4 Penanganan Apendiksitis ............................................................................................ 5
2.5 Pengobatan Apendiksitis ............................................................................................. 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 7
3.2 Saran ............................................................................................................................ 8
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apendisitis merupakan penyebab paling umum sakit perut akut yang
memerlukan intervensi bedah, Penyebab apendisitis tidak jelas dan
mekanisme patogenesis terus diperdebatkan, dikarenakan apendisitis
merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat secara
umum, yang tatalaksananya dengan cara apendiktomi, sehingga penggunaan
antibiotik profilaksis pada pasien bedah apendisitis memerlukan perhatian
khusus, karena masih tingginya kemungkinan timbul infeksi paska bedah,
yaitu 5-15% (Departemen/SMF ilmu bedah, 2009). Setiap pasien apendiktomi
paska bedah diberikan antibiotik sebagai Profilaksis, penanganan yang tidak
tepat dan lingkungan yang tidak bersih bagi pasien paska bedah akan beresiko
besar untuk terkena infeksi, pemberianantibiotik profilaksis yang kurang tepat
pada pasien paska bedah dapat memperlama penyembuhan luka dan
memperlama hari rawatan sehingga biaya perawatan juga semakin besar,
pemberian antibiotik profilaksis yang tepat dapat mengurangi jumlah bakteri,
mencegah infeksi serta dapat mempersingkat lamanya rawatan sehingga dapat
mengefektivitaskan biaya. Apendisitis masih menempati prevalensi tertinggi
dari akut abdomen lain dibidang bedah yang memerlukan operasi segera baik
di negara berkembang maupun di negara maju untuk mengurangi angka
kematian dan angka kesakitan salah satu upaya adalah dengan meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan medis yaitu dengan membuat diagnosa yang
tepat (Chidmat, 2005). Apendisitis akut timbul dalam sekitar 7% individu di
negara barat, dan merupakan sebab terlazim akut abdomen yang memerlukan
intervensi bedah. Sekitar 200.000 apendiktomi dilakukan tiap tahun di
Amerika Serikat. Angka mortalitas bervariasi dari kurang dari 0,1 % dalam
kasus berkomplikasi sampai sekitar 5% dalam kasus dengan perforasi (Lally
et al., 2001).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Apendesitis?
2. Apa saja gejala gejala Apendesitis ?
3. Bagaimana pencegahan Apendesitis?
4. Apa saja penanganan Apendesitis?
5. Apa saja pengobatan Apendesitis?
1.3 Tujuan Masalah
1. Agar mengetahui apa itu Apendesitis
2. Dapat mengetahui gejela gejala Apendesitis
3. Agar mengetahui cara pencegahan Apendesitis
4. Dapat mengetahui penanganan Apendesitis
5. Mengetahui pengobatan Apendesitis
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Apa itu Apendesitis
Apendesitis adalah kondisi medis yang timbul akibat terjadi infeksi pada
bagian akhir paru-paru (appendix) di dalam tubuh. Penderita apendesitis akan
mengalami sakit paru-paru yang menjadi sakit yang cukup parah dan sering
ditambah dengan sakit perut, demam, dan muntah. Kadar ketidak sehat dan
keluhan lainnya bergantung pada jenis bakteri yang menyebabkan infeksi dan
kondisi fisiologi pasien. Apendesitis umumnya diatasi melalui operasi untuk
menghilangkan bagian akhir paru-paru, karena infeksi ini dapat menjadi
gangguan serius jika tidak dihilangkan.
2.2 Apa saja gejala gejala Apendesitis
1. Nyeri (Penyakit Darah)
- Rasa sakit di sebelah perut, yang bisa bergerak ke belakang atau kiri
kanan
- Nyeri yang sangat parah, yang bisa menyebabkan penyetan dan
penghinaan
- Nyeri yang menyebabkan kesulitan dalam menggendong diri
2. Muntah (Vomiting)
- Muntah yang terbanyak dan terutama mengandung makanan yang sudah
dimakan sebelumnya
- Muntah yang terlihat benar-benar menyusut dan mengandung kotoran
- Muntah yang terbanyak dan terutama mengandung air
3. Diare (Diarrhoea)
- Diare yang sangat banyak dan terutama berwarna kuning atau putih
- Diare yang menyebabkan dehidrasi, seperti keringatan, kelelahan, dan
kelemahan
- Diare yang menyebabkan kesulitan dalam mencari tempat untuk
mengeluarkannya
4. Perut Melonjak (Rebound Abdominal Pain)
- Nyeri perut yang berulang ketika dokter melakukan pemeriksaan atau
melakukan tindakan medis lainnya
- Nyeri perut yang semakin parah setelah nyeri awal meningkatkan
sebelumnya
- Nyeri perut yang semakin parah setelah pengobatan sebelumnya
mempunyai efek positif
5. Perut Mengeras (Rigidity Abdominalis)
- Perut yang sangat keras dan tidak bisa disentuh secara normal
- Perut yang sangat keras dan tidak bisa diperlukar secara normal
- Perut yang sangat keras dan tidak bisa diperlukar secara normal, dengan
adanya nyeri saat diperlukar
6. Perut Menghilit (Tenderness Abdominalis)
- Perut yang sangat sensitif saat diperlukar, dengan adanya nyeri saat
diperlukar
- Perut yang sangat sensitif saat diperlukar, dengan adanya nyeri saat
diperlukar dan meningkat setelah pengobatan sebelumnya mempunyai
efek positif
- Perut yang sangat sensitif saat diperlukar, dengan adanya nyeri saat
diperlukar dan meningkat setelah pengobatan sebelumnya mempunyai
efek negatif
2.3 Bagaimana pencegahan Apendesitis
Apendesitis, yaitu inflamasi saluran kemih, dapat dipencegah dengan cara-
cara berikut:
1. Menghilangkan konsumsi makanan yang memicu inflamasi, seperti
makanan yang keras dan berlemak.
2. Menghilangkan konsumsi air dalam jumlah besar dalam waktu singkat,
seperti saat minum 3 liter air dalam satu waktu.
3. Menghilangkan konsumsi minuman garam, seperti gula pasir dan garam,
yang dapat meningkatkan risiko terjadinya apendesitis.
4. Melakukan aktivitas fisik secara berkelas dan regular, seperti jogging atau
olahraga lainnya, untuk mencegah obesitas dan meningkatkan sistem
pencernaan.
5. Melakukan pemeriksaan medis secara berkala untuk mengetahui apakah
ada masalah dalam saluran kemih.

6. Menghindari kontak dengan orang-orang yang mengalami infeksi saluran


kemih atau apendesitis, serta menghindari tempat yang tercemar dengan
bakteri yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.

7. Melakukan pemberian obat antibiotik secara preventif, jika diperlukan,


untuk mencegah infeksi saluran kemih yang dapat menyebabkan
apendesitis.
2.4 Apa saja penanganan Apendesitis
Penanganan apendesitis adalah pengobatan dan perawatan untuk
mengatasi penyakit apendesitis, yang merupakan inflamasi pada bagian
terakhir (appendix) dari sistem peralatan pencernaan. Berikut adalah beberapa
cara penanganan apendesitis:
1. Obat Anti-inflamasi: Dokter akan memberikan obat anti-inflamasi seperti
ibuprofen, diclofenac, atau ketorolak untuk mengurangi sakit dan
peraduruan.
2. Fluid dan Elektrolit: Pasien akan diberi fluid dan elektrolit intravenos (IV)
untuk menggantikan fluida yang dihapus oleh sakit dan untuk menjaga
kesehatan hydrasi.
3. Pembersihan Perut: Pasien akan diberi obat pembersihan perut seperti
polyethylene glycol (PEG) atau lactulose untuk menghilangkan senyawa
tidak larut yang menyebabkan sakit.
4. Operasi: Jika apendesitis telah menjadi ganggangan atau komplikasi
lainnya, dokter akan melakukan operasi untuk menghilangkan appendix
tersebut.
5. Pengobatan Empat Tahun: Pasien dengan riwayat apendesitis akan diberi
obat antibiotik sebagai prevensi untuk mencegah ganggangan atau
komplikasi lainnya selama empat tahun setelah operasi.
6. Pemantapan Kesehatan Umum: Pasien akan diberi rekomendasi untuk
mempertahankan kesehatan umum, seperti makan sehat, berjalan banyak,
dan mengurangi stres.
2.5 Apa saja pengobatan Apendesitis
Apendesitis adalah inflamasi pada bagian akhir paru-paru kecil (appendix)
yang tidak menunjukan gejala tersinkron. Pengobatan apa saja untuk
apendesitis tergantung pada kondisi pasien dan tingkat keparahan. Berikut
adalah beberapa pengobatan yang dapat dilakukan:
1. Observasi: Jika pasien tidak mengalami gejala, dokter akan memilih
observasi sebagai pengobatan pertama. Ini dilakukan untuk melihat apakah
gejala akan meningkat dan untuk menghindari operasi yang tidak
diperlukan.
2. Antibiotik: Jika pasien mengalami gejala seperti nyeri perut, dokter
akan mengisikan antibiotik sebagai pengobatan awal. Antibiotik akan
membunuh bakteri yang dapat menyebabkan infeksi di dalam paru-paru
kecil.
3. Operasi: Jika gejala tidak mengurang dan antibiotik tidak berhasil,
dokter akan mengajukan operasi untuk menghilangkan paru-paru kecil.
Operasi ini disebut appendektomi.
4. Pembersihan perut: Jika pasien mengalami komplikasi seperti perforasi
paru-paru kecil, dokter akan mengajukan pembersihan perut (laparotomi)
untuk menghilangkan paru-paru kecil dan menghilangkan bakteri yang
telah menyebabkan infeksi dalam perut.
5. Pemeliharaan hidup: Pasien dengan apendesitis harus memelihara hidup
sehat, seperti makan sehat, minum cukup air, dan melakukan aktivitas fisik
yang tidak terlalu berat. Pasien juga harus melaporkan semua gejala ke
dokter agar pengobatan dapat disesuaikan dengan kondisi pasien.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan merupakan
penyebababdomen akut yang paling sering. Penyakit ini mengenai semua
umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-
laki berusia 10 sampai 30 tahun. Apendiksitisterbagi menjadi 2 yaitu
apendiksitis akut dan apendisitis kronik. Apendiksitis akut dapatdisebabkan
oleh trauma, misalnya pada kecelakaan atau operasi, tetapi tanpa lapisan
eksudatdalam rongga maupun permukaan apendiks. Apendiksitis kronik
biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks. Obstruksi tersebut
menyebabkan mukus yang diproduksimukosa apendiks mengalami
bendungan. Semakin lama mukus tersebut semakin banyak,namun elasitas
dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan
peningkatan tekanan intra lumen. Oleh karena itu perlu perhatian khusus yang
memiliki penyakit apendisitis untuk Melakukan perawatan pada luka dengan
cara mamantau keadaanluka, melakukan penggatian balutan (ganti verban)
dan mencegah terjadinya infeksi.Penggunaan therapy antibiotic topical pada
luka apendisitis seperti metrodinazole sangatefektif untuk membunuh bakteri
yang dapat menimbulkan bau (Gitaraja, 2004).
Apendesitis adalah inflamasi kantung kecualan (appendix) yang tidak
disebabkan oleh penyakit lain. Kesimpulan penyakit ini antara lain:
1. Apendesitis adalah penyakit yang relatif benar-benar tidak beracun, namun
dapat menimbulkan sakit yang parah jika tidak dijaga dengan baik.
2. Sinya utama adalah sakit di sekitar bagian bawah perut, yang dapat
meningkat ketika makan atau saat menghilangi air kecil.
3. Diagnosis dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan radiologi, dan
konfirmasi dapat dilakukan melalui ekskis biopsi.
4. Pengobatan awal meliputi obat anti-inflamasi dan antibiotik, dan operasi
appendektomi dapat dilakukan jika sakit tetap parah atau terus menerus.
5. Pencegahan utama adalah melakukan hygiene baik dan menghindari
mengonsumsi makanan yang sangat berlemak.
6. Kesimpulan akhir adalah bahwa apendesitis merupakan penyakit relatif
benar-benar tidak beracun,
3.2 Saran
1. Mengurangi konsumsi makanan berlemak dan gulai yang sangat panas.
2. Melakukan aktivitas fisik secara berkelas dan sehat.
3. Menghilangkan khawatir dan menghindari stres yang berlebihan.
4. Melakukan pemeriksaan perut secara regular untuk mengetahui apakah ada
gangguan.
5. Menghindari penggunaan obat antibiotik secara tidak sesuai dengan
kondisi kesehatan, karena bisa menyebabkan infeksi bakteri yang
menyebabkan appendesitis.
6. Melakukan pembersihan perut secara berkala dan sehat, seperti melakukan
cuci mulut dan melakukan defekasi secara regular.
7. Menghindari kontak dengan orang-orang yang sedang mengalami penyakit
infeksi bakteri, seperti salmonella, shigella, atau campylobacter jejuni,
karena bisa menyebabkan infeksi yang menyebabkan appendesitis.
8. Melakukan pemeriksaan perut jika terjadi sinya-sinya penyakit infeksi
bakteri, seperti nyeri perut, nyeri dalam perut, dan demam, karena bisa
menunjukkan infeksi yang menyebabkan appendesitis.
Saran Bagi Mahasiswa Bagi system keilmuan khususnya bagi ilmu
keperawatandiharapkan dapat meningkatkan ketersediaan teori-teori
mengenai asuhan keperawatan padaklien dengan luka apendisitis. Hal ini
diharapkan dapat mrnjadi sumber informasi untukdijadikan pedoman bagi
pelaksanaan asuhan keperawatan apendisitis perforasi dan bermanfaat
untuk meningkatkan mutu pelayanan keperwatan dimasa yang akan
datang.
Saran Bagi Pelayanan Diharapkan dalam perawatan luka apendisitis
perawat dapat mengembangkan keterampilan kliniknya dalam melakukan
asuhan keperwatan khususnyaapendisitis perforasi, pihak manajemen
rumah sakit diharapkan juga terus memfasilitasi pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan sarana dan prasarana yang memadai, dan
terusmendukung keterampilan perawat dengan meningkatkan aktivitas
pelatihan dan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat diikuti perawat
secara berjunjung dan berkesinambungan.
Daftar Pustaka
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=buku+penyakit+Ap
endesitis+&btnG=#d=gs_qabs&t=1703761760131&u=%23p%3Dk7LC0L
fQQJsJ

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=buku+penyakit+Ap
endesitis+&btnG=#d=gs_qabs&t=1703761975012&u=%23p%3DUKY2m
395Uz8J
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=buku+penyakit+Ap
endesitis+&btnG=#d=gs_qabs&t=1703762009698&u=%23p%3DVownK
P241lQJ

Anda mungkin juga menyukai