ABSTRACT
The main objective of this study was to determine the effect of density on board sound
absorption coefficient of the particle board pineapple leaf fiber which will be applied as a silencer.
Preparation of the sample begins with the separation of basic ingredients, followed by the
manufacture of rectangular samples with a size of 9 × 9 × 0.5 cm using a machine felts, then the
acoustic characteristics of the specimens were tested using a resonance tube. From the research
that has been done can be concluded that at low density the greater the density of the sound
absorption coefficient of the particle board pineapple leaf fiber, the greater the coefficient
absorbsinya. At high density, the sound absorption coefficient down.
Keywords: absorption coefficient, pineapple fiber, acoustic material.
45
Nilai koefisien serapan dihitung (1965) mengemukakan pendapat bahwa
menggunakan rumus : perekatan merupakan suatu peristiwa
tarik-menarik antara molekul-molekul
I = I0 𝑒 −𝑥 (1)
dari dua permukaan yang direkat.
Dimana : I = intensitas akhir (dB). Merekatnya dua buah benda yang direkat
I0 = intensitas awal (dB). terjadi oleh adanya gaya tarik menarik
antar perekat dengan bahan yang direkat
α = koefisien absorbsi bunyi. (adhesi) dan gaya tarik menarik (kohesi)
x = ketebalan sampel. antara perekat dengan perekat dan antar
bahan yang direkat.
Impedansi akustik pada dasarnya
adalah ukuran nilai hambatan yang METODE PENELITIAN
diberikan oleh suatu fluida atau medium
terhadap rambatan gelombang bunyi. Penelitian ini termasuk jenis
Impedansi akustik juga berpengaruh penelitian eksperimen laboratorium
terhadap nilai koefisien absorbsi bunyi dengan menggunakan Resonator Tube
(α). Pada bahan material yang dan Sound Level Meter. Penelitian ini
kerapatannya tinggi, energi bunyi akan dilakukan di Laboratorium Fakultas
sulit menembus material tersebut karena Kehutanan Universitas Muhammadiyah
porositasnya kecil, kecepatan partikel Sumatera Barat dan di Laboratorium
bunyi kecil dan impedansinya besar Instrumentasi dan Elektronika Fisika
sehingga bunyi lebih banyak dipantulkan Universitas Negeri Padang.
dari pada diserap (Kinsler,1982). 1. Bahan
Menurut Gabriel JF. 2001, bising a. Serat daun nenas.
atau noise dalam konteks akustik b. Perekat yang digunakan adalah lem
memiliki beberapa arti yaitu : (1) Bunyi fox.
atau suara yang keras, tidak disenangi, c. Air sebagai pengencer lem.
tidak terprediksi, tidak diinginkan (2)
Gangguan, dalam bentuk acak dan terus 2. Alat
menerus, yang membuat sinyal menjadi a. Kempa Panas
tidak jelas atau tereduksi. Untuk b. Gelas Ukur.
mengetahui intensitas suatu kebisingan c. Wadah plastik.
atau noise di suatu lingkungan atau d. Timbangan digital.
daerah digunakan alat Sound Level Meter e. Cetakan specimen ukuran 9cm × 9cm
(SLM). Nilai ambang untuk batas × 0,5 cm.
kebisingan adalah 85 dB dan waktu f. Batang pengaduk.
bekerja maksimim adalah 8 jam per hari. g. Alumunium foil.
Sound Level Meter (SLM) adalah alat h. Sound Level Meter.
pengukur suara, Mekanisme kerja SLM i. Resonance Tube.
apabila ada benda bergetar, maka akan j. Audio Frekuensi Generator.
menyebabkan terjadinya perubahan
tekanan udara yang dapat ditangkap oleh 3. Variabel Penelitian
alat ini, selanjutnya akan menggerakkan a. Variabel bebas adalah kerapatan
meter penunjuk. dari papan partikel serat nanas dan
Perekat (adhesive) adalah suatu frekuensi sumber bunyi.
substansi yang dapat menyatukan dua b. Variabel kontrol adalah ketebalan
buah benda atau lebih melalui ikatan dari papan partikel serat nanas.
permukaan. Perekat terbagi menjadi dua, c. Variabel terikat dalam penelitian ini
yaitu perekat thermosetting dan perekat adalah nilai intensitas awal bunyi
thermoplastic. Houwink dan Solomon dari papan partikel serat nanas.
46
Diagram alir dari percobaan dapat bunyi papan serat daun nenas dan
dilihat pada Gambar 2. Berikut ini : hubungan antara frekuensi dengan
koefisien absorbsi bunyi papan serat daun
nenas.
Melalui hasil pengukuran tersebut,
kita mendapatkan data digital nilai
intensitas akhir dari sumber bunyi yang
melewati sampel dan diolah
menggunakan rumus (1) di atas. Dari
hasil pengolahan data, di dapatkan hasil
koefisien rata-rata bunyi yang disajikan
dalam Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Koefisien Absorbsi Bunyi
Rata- Rata.
47
1. Frekuensi 600 Hz koefisien absorbsinya di atas 0,3
0.5 merupakan penyerap bunyi yang baik.
Koefisien Absorbsi Rata-
0.4
3. Frekuensi 1000 Hz
0.3
rata
0.2
0.1
0
0 0.5 1
Kerapatan gram/cm3
4. Frekuensi 1200.
50
Hidayat, Praktino.2008. Teknologi
Pemanfaatan Serat Daun Nanas Maloney, T.M. 1993. Modern Partikel
sebagai Alternatif Bahan Baku Board and Dry Process Fiberboard
Tekstil.Jurnal Teknologi Industri Manufacturing. Miller Freeman,
Volume 13 No 2. Hal 31-35. inc San Fransisco ( Diunduh 12
Februari 2011).
Himawanto, DA. 2007. Karakteristik
Panel Akustik Sampah Kota Pada Mastria Suandika (2009),Pengaruh
Frekuensi Rendah dan Frekuensi Biologis Efek Kebisingan Terhadap
Tinggi Akibat Variasi Kadar Bahan Makhluk Hidup.JurnVol.3 Hal 27-
Anorganik .Jurnal Teknik Gelagar, 29.(Diunduh 18 Juni,2011).
Vol. 18, No.1 April 2007 : 19- .
24.(Diunduh 23 Juni 2011). Tippler,1998. Fisika untuk Sains dan
Teknik. Jilid 1. Alih bahasa,Lea
Indrawati, Evi.2009. Koefisien Prasetio,Rahmad,W.Adi. Jakarta:
Penyerapan Bunyi Bahan Akustik Erlangga.
dari Pelepah Pisang dengan
Kerapatan yang Berbeda .(Skripsi). Tsoumis, G. 1991. Science and
Jurusan Fisika. Fakultas Technology of Wood (Structure,
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Properties, Utilization). New York
Alam : Universitas Islam Negeri : Van Nostrand. (Diunduh 17 Juni
Maulana Malik Ibrahim Malang. 2011).
51