Anda di halaman 1dari 49

TUJUAN PENATAAN BUNYI (AKUSTIK) PADA BANGUNAN)

1. Untuk KESEHATAN (Mutlak)


2. Untuk KENIKMATAN (Diusahakan)

4 elemen PENATAAN BUNYI (AKUSTIK) yg harus diperhatikan


1. SUMBER bunyi (sound source),
2. PENERIMA bunyi (receiver),
3. MEDIA bunyi,
4. GELOMBANG bunyi (soundwave).
• Sumber bunyi, dapat berupa benda yang bergetar mis; tali suara
manusia, senar gitar, loudspeaker, dll
• Penerima bunyi, dapat berupa, telinga manusia, meicrophone, dll
• Media bunyi, adalah sarana bagi bunyi untuk merambat, dapat berupa
gas, cair maupun padat. Tanpa Media bunyi maka gelombang bunyi
tidak akan dapat merambat dari sumber ke penerima bunyi.
• Gelombang bunyi dapat merambat langsung melalui udara dari sumber
ke penerima (telinga) manusia. Selain itu, sblum sampai ke te;inga
manusia gelombang bunyi dapat jg terpantul pantul terlebih dahulu
oleh permukaan bangunan, menembus dinding, atau merambat melalui
struktur bangunan.

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 1
1. PENGERTIAN POKOK
Terdapat beberapa istilah mengenal bunyi istilah tersebut, antara lain
sebagai berikut:
1). Bunyi obyektif
Secara obyektif bunyi merupakan penyimpangan tekanan pada
medium penghantar akibat enrji yang dirambatkan dalam bentuk
gelombang oleh sumber getar
2). Bunyi subyektif
Secara subyektif bunyi adalah sensasi pendengaran yg masih dapat
ditangkap oleh telinga manusia pada frekuensi dengan rentang 20-
20.000 Hz. Rentang dapat lebih sempit bergantung usia dan faktor
psikologis seseorang.
3). Suara
Suara adalah bunyi yang dihasilkan oleh mahluk hidup. Misalnya
saat berbicara atau bernyanyi.
4). Sumber bunyi
Sumber bunyi adalah benda penghasil bunyi yang menggetarkan
medium perambat energi dengan arah rambatan berupa gelombang.
Berdasarkan bentuk sumber getar, sumber bunyi dibedakan menjadi
dua bentuk, yaitu sumber titik dan sumber garis.

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 2
5). Panjang gelombang
Panjang gelombang adalah jarak antar puncak gelombang atau antar
lembah gelombang. Satuan panjang gelombang adalah meter.

6). Amplitudo (A)


Adalah simpangan getaran, yaitu jarak terjauh gelombang dari garis
kesetimbangan. Makin besar amplitudonya, makin besar energi maka
makin nyaring bunyinya. Amplitudo disebut juga kuat nada.

7). Frekuensi m(f)


Adalah banyaknya gelombang terjadi dalam
satuan waktu. Satuan frekuenzi adalah Hertz
(Hz). Sedangkan satuan waktu waktu adalah
detik (t). Makin tinggi frekuwnzi, makin
banyak gelombang bunyi terjadi dalam suatu
waktu dan nada bunyi terdengar makin tinggi
.Grand piano mempunyai rentang antara 25-
4200Hz. Percakapan manusia berada antara 600-
4000 Hz.
Bunyi INFRA 63  rendah (low) -> 250 
tengah (mid) -> 2000 tinggi (high) -> 16.000 ->
Bunyi ULTRA.

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 3
8). KECEPATAN BUNYI (Sound Velocity),
adalah kecepatan rambat bunyi pada suatu media, diukur dengan m/dtk.
Kecepatan bunyi adalah tetap untuk kepadatan media tertentu, tidak
tergantung frekuensinya. Untuk kemudahan kecepatan rambat bunyi di
udara adalah 340 m/dtk.

9). Nada
Merupakan tinggi rendah bunyi. Makin tinggi frekuensi makin tinggi
nada yang terdengar. Contoh sedrehana pada tuts piano. Masing
amsing tuts memiliki frekuensi berbeda. Nada terendah terletak
pada pada tuts paling kiri, sedangkan nada tertinggi ditemui pada
tuts paling kanan. Nada terendah memiliki frekuensi paling rendah

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 4
10). KEBISINGAN (noise),
adalah bunyi atau suara yang tidak
dikehendaki atau mengganggu.
Gangguan bunyi hingga tingkat
tertentu dapat diadaptasi oleh fisik,
namun syaraf dapat terganggu.
Ambang Bunyi (threshold of
audibility) adalah intensitas bunyi
sangat lemah yang masih dapat
didengar telinga manusia, berenergi
10-12 W/m2. hal disepakati
mempunyai tingkat bunyi 0 dB.
Ambang Sakit (Threshold of pain)
adalah kekuatan bunyi yg
menyebabkan sakit pada telinga,
berenergi 1 W/m2.

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 5
11). Airborne sound
Adalah bunyi yang merambat
melalui medium udara

12). Structureborne sound


Adalah bunyi yang merambat
melalui medium benda selain
udara. Structureborne sound
disebut juga bunyi benda
Perbedaan airborne sound dan
structureborne sound
13). Bunyi pukul (impact sound)
Adalah bunyi benda yang
terjadi akibat pukuklan
mekanis pada benda padat.
Bunyi pukul disebut juga bunyi
injak. Bunyi injak terjadi
akibat injakan kaki dan benda
jatuh.

Salah satu penyebab impact sound


FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 6
2. PERISTIWA AKUSTIK
Peristiw a akustik adalah hal hal yang dialamai bunyi baik di dalam
maupun diluar ruang sejak bunyi tersebut dihasilkan sumber bunyi
hingga terdengar oleh indera pendengar. Bunyi berupa bunyi
asli/langsung atau bunyi buatan yang dihasilkan sound system.
Peristiwa akustik yang umum terjadi adalah sebagai berikut:
1). Bunyi dihasilkan sumber bunyi
2). Propagasi
Perambatan gelombang bunyi kesegala arah
oleh medium penghantar yang dipengaruhi
kerapatan dan suhunmedium udara + 340
m/detik. Makin renggang dan makin tinggi
suhu medium, kecepatan rambat makin
meningkat.
3). Refleksi,
Pemantulan bunyi oleh suatu medium yang
rwmbatannya berubah ke arah sesuai sudut
pantulannya. Medium berupa material
reflektor memiliki kemampuan
memantulkan bunyi lebih tinggi daripada
Refleksi, penyerapan, difusi, dan transmisi bunyi
menyerap bunyi.

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 7
Refleksi Pemantul Datar

Pemantul Cekung Pemantul Cembung


8
FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK
4). Absorbsi
Penyerapan energi bunyi olehmedium, yang
energinya berubah menjadi energi kinetik
dan kalor. Medium berupa material
absorber memiliki kemampuan menyerap
bunyi lebih tinggi

5). Difusi
Penyebaran gelombang bunyi oleh suatu
medium, dimana rambatan bunyi menjadi
berubah arah kesegala arah. Medium
berupa material diffuser berfungsi untuk
menyebar bunyi.

6). Transmisi,
Merupakan penerusan bunyi antar
medium.
Difusi

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 9
7). Difraksi
Distorsi arah rambatan bunyi akibat
mengenain penghalang, sehingga berbelok
arah dari arah rambatan semula atau
menuju area bayangan bunyi. Bunyi
frekuensi rendah cenderung lebih mudah
mengalami difraksi.

Difraksi bunyi akibat mengenai penghalang

Defraksi Difraksi bunyi berfrekuensi rendah terjadi saat mengenai


npenghalang

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 10
8). Refraksi,
Pembiasan atau pembelokan gelombang
bunyi disertai perubahan kecepatan
rambat, akibat perubahan kerapatan
massa medium yang dilalui. Kerapatan
massa berubah karena mengalami Refraksi bunyi pada medium udara yg mengalami
perubahan suhu peningkatan suhu dan perenggangan molekul udara
9). Dispersi,
Penyebaran gelombang bunyi oleh suatu
medium, dimana rambatan bunyi menjadi
berubah arah kesegala arah. Medium
berupa material diffuser berfungsi untuk
menyebar bunyi.
10). Atenuasi,
Terisolasinya intensitas bunyi akibat bunyi
melaluin medium.

Refraksi bunyi pada medium udara yg mengalami


penurunan suhu dan perapatan molekul udara

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 11
11). Insulasi
Terisolasinya bunyi oleh suatu medium material insulator,
sehingga bising tidak atau kurang terambatkan keruang lain,

Insulasi bising oleh insulator

12). Resonansi
Bergertarnya suatu benda karena menerima paparan bunyi dari
sumber bunyi dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi
bunyi alaminya,
13). Cacat akustik
Ada beberapa macam, yang paling sering terjadi adalah gema
dan gaung,

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 12
Peristiwa akustik pada auditorium,
yaitu:
1) Propagasi bunyi,
2) Refleksi oleh reflektor,
3) Absorbsi oleh absorber,
4) Difusi oleh difuser,
5) Difraksi akibat mengenai
penghalang,
6) Transmisi ke ruang lain,
7) Penyerapan bunyi oleh
struktur bangunan hingga
hilang, dan
8) Perambatan bunyi oleh
struktur bangunan.

Peristiwa akustik didalam ruang

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 13
Komponen bunyi terdengar yang terdiri dari direct (D)
dan reverbant (R)

Bunyi langsung (garis hitam tebal) dibantu bunyi


pantul (garis hitam putus2) menghasilkan bunyi yang
tetap terdengar dalam ruang

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 14
3. KESALAHAN AKUSTIK
AUDITORIUM
Kesalahan umum rancangan
akustik auditorium, yaitu sebagai
berikut:
1) Ruang terlalu tinggi (tidak
proporsional terhadap
lebarnya),
2) Kurangnya absorber atau
difuser, pd dinding belakang
3) Kurangnya pemantul bunyi pada
zona panggung,
4) Terdapat permukaan sejajar yg
berhadapan dng sumber bunyi,
5) Lantai audien datar,
6) Dinding belakang terlalu cekung,
7) Terdapat koridor pada sumbu
longitudinal zona audien, dan
8) Balkon terlalu dalam.

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 15
Kesalahan rancangan akustik auditorium
1) Ruang tidak proporsional,
2) Kemiringan plafon tidak tepat,
3) Balkon terlalu dalam
4) Permukaan terlalu cekung

Jika proporsi ruang terlalu panjang


dibandingkan tinggi atau lebarnya, tidak
semua audiens dapat mendengar
bunyi asli/ langsung dengan jelas dan
nyaring. Jarak terjauh audiens terhadap
sumber bunyi adalah 25 – 30 m

16
FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK
4. CACAT AKUSTIK
AUDITORIUM

1) Gema,
2) Gaung
3) Waktu tunda melebihi kebutuhan
4) Bayangan bunyi, Antisipasi bayangan bunyi dengan speaker
5) Pemusatan bunyi,
6) Distorsi bunyi, Cacat akustik auditorium
7) Resonansi ruang, nomor 5 berupa
8) Ruang gandeng, pemusatan bunyi akibat
9) Serambi bisikan, permukaan terlalu cekung
10) Bunyi frekuensi tinggi

Cacat akustik auditorium


berupa serambi bisikan
akibat permukaan cekung
berdimensi besar

Antisipasi cacat akustik auditorium berupa pemusatan


bunyi dengan cara pemberian material absorber dan
17
atau difuser FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK
FISIKA BANGUNAN#1- PENGIKLIMAN 18
BISING
5. KONTROL BISING pada LINGKUNGAN
Teknik kontrol bising pada lingkungan
antara lain:
1) Merencanakan Zoning, alokasi
sumber bising dan zona peta bising
pada master plan kawasan,
2) Memanfaatkan penahan bising
berupa bentukan alam (bukit, dan
Bayangan bunyi dibalik bukit
lembah termasuk bentukan
penahan),
3) Mereduksi bising melalui vegetasi.

Zoning dan alokasi kebisingan pada kawasan Penahan bising kendaraan dijalan dengan
perumahan memanfaatkan lembah (A), atau membuat tanggul (B)
FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 39
Efektifitas pagar bising terkait proporsi jarak antar
sumber bising, pagar, dan penerima

Kondisi jalan sebelum terpasang pagar cantilever


barrier (atas) dan setelah terpasang cantilever barrier
(bawah)
Pagar bising dikawasan hunian
FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 40
Desain bentuk2 denah pemantul bising ke sumbernya

Tower apartemen dengan podium yang menjadi sound Tower apartemen tanpa podium, terpapar
barrier bising dari jalan bising dari jalan (A dan B). Dengan podium
sebagai penahan bising (C)
FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 41
Perambatan bising pada
desain ruang tanpa pintu
ganda (A).
Ruang pengunci bunyi
(sound lock) yang
dibentuk pintu ganda (B)
(A) (B)

Double glazed/ kaca


ganda untuk jendela
swing/ ayun dan sliding/
geser

Double glazed/ kaca ganda yang dilengkapi


sealent dan desiccant (penyerap kelembaban
udara

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 42
Pencegat rambatan bunyi berupa pegas yang Pencegat rambatan bunyi p[ada dinding
dapat dibuat dengan cara sederhana dan cukup ganda yg dapat dibuat dg cara sederhana
efektif dari lempengan besi. Rongga dinding diisi
glass wool

Pengurangan tingkat bunyi oleh penghalang


FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 43
Surround effect
Sumber suara sistim terpusat

Sistim tersebar
Sistim tersebar dengan delay;
A=amplifier; M=mike; L= loudspeaker
FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 44
Langit langit yg
dimanfaatkan utk
memantulkan bunyi
terarah ke audiens
dan mengurangi
gema

Pantulan bunyi pada langit langit


datar yang cenderung
menimbulkan gema

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 45
Langit langit yg
dimanfaatkan utk
memantulkan bunyi
secara baur agar
bunyi memenuhi
ruangan, bagus untuk
ruang musik

Auditorium dengan potongan


horizontal seating

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 46
Auditorium dengan potongan
reflective shell

Auditorium dengan potongan


reflective shell dan raked

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 47
I. Prosedur Perancangan
1. Kenali Fungsi Utama RUANG
2. Kenali Lingkungan SEKITAR,
3. Merancang Detail
II. Strategi Umum Penanganan Kebisingan
1. Penanganan kebisingan langsung pada sumbernya
2. Penanganan pada media rambatnya
3. Penanganan terpaksa pada penerima bunyi.

III. Strategi Penanganan Kebisingan Ruang LUAR


1. Manfaatkan jarak
2. Pengelompokan kegiatan sejenis (bising)
3. Memberi penghalang bunyi/ protector
4. Memberikan penghalang (zoning) buffer zone
5. Menjauhkan bukaan dari sumber bising
IV. Strategi Penanganan Kebisingan Ruang DALAM
1. Usahakan peredaman pd sbr bising
2. Isolasi sbr bising atau gunakan penghalang
3. Pengelompokan sbr bising
4. Letakkan sbr bising pd bangunan yg masif
5. Kurangi kebisingan akibat bbunyi injak dg bahan yg lentur
6. Kurangi kebisingan dgn bahan peredam
7. Kurangi kebisingan dgn memutuskan jalan permabatan

FISIKA BANGUNAN#1_AKUSTIK 48
FISIKA BANGUNAN#1- PENGIKLIMAN 49

Anda mungkin juga menyukai