Anda di halaman 1dari 2

Gelombang bunyi adalah sekumpulan konsep dan prinsip dalam fisika yang menjelaskan tentang

bagaimana suara merambat melalui medium. Suara adalah gelombang mekanik yang merambat
melalui medium, seperti udara, air, atau benda padat, dan terdiri dari getaran periodik dalam
tekanan. Gelombang bunyi memiliki karakteristik seperti frekuensi, amplitudo, dan panjang
gelombang. Frekuensi gelombang bunyi dinyatakan dalam hertz (Hz) dan menunjukkan jumlah
getaran per detik. Amplitudo adalah besarnya perubahan tekanan dalam medium dan dinyatakan
dalam desibel (dB). Panjang gelombang adalah jarak antara dua titik yang sejajar pada gelombang
bunyi, dan dinyatakan dalam meter (m). Teori gelombang bunyi juga menjelaskan bahwa suara dapat
dipantulkan, dihamburkan, atau diserap oleh objek di sekitarnya. Suara juga dapat mengalami
interferensi, yaitu saat gelombang bunyi bertemu dan menghasilkan pola interferensi yang kompleks.
Resonansi adalah fenomena di mana sebuah sistem osilasi terus menerus melakukan gerakan getar
dengan amplitudo yang meningkat secara signifikan karena dipengaruhi oleh getaran dengan
frekuensi yang sama dari sumber eksternal. Dalam prinsip resonansi, gelombang suara yang diterima
oleh suatu objek atau sistem osilasi menghasilkan gerakan yang sebanding dengan energi yang
diserap oleh objek tersebut. Ketika gelombang suara yang diterima oleh objek memiliki frekuensi
yang sama dengan frekuensi alami dari sistem osilasi tersebut, maka getaran tersebut akan terjadi
pada amplitudo yang lebih besar. Resonansi bunyi diartikan sebagai fenomena di mana sebuah
benda akan bergetar secara bersamaan dengan sumber bunyi yang memancarkan gelombang bunyi.
Fenomena ini hanya dapat terjadi ketika benda tersebut memiliki frekuensi alami yang sama dengan
frekuensi alami sumber bunyi yang menghasilkan gelombang bunyi. Bukan hanya benda, tetapi udara
atau gas di sekitar sumber bunyi juga dapat mengalami resonansi, selama memiliki frekuensi alami
yang sama dengan frekuensi alami sumber bunyi. Cepat rambat bunyi adalah kecepatan di mana
gelombang bunyi merambat dalam suatu medium tertentu. Cepat rambat bunyi tergantung pada
jenis medium yang dilalui oleh gelombang bunyi tersebut. Cepat rambat bunyi dalam udara dapat
berhubungan dengan resonansi bunyi. Ketika terjadi resonansi bunyi dalam sebuah medium, seperti
udara, frekuensi gelombang bunyi yang merambat dalam medium tersebut akan mencapai frekuensi
alami medium tersebut. Frekuensi alami medium ditentukan oleh sifat-sifat fisikanya, seperti
kepadatan, kekakuan, dan dimensi. Ketika frekuensi bunyi dan frekuensi alami medium sama, maka
terjadi resonansi bunyi yang dapat memperkuat gelombang bunyi tersebut (Amelia, et al., 2023)

Resonansi merupakan peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran benda lain di
dekatnya. Resonansi akan terjadi pada tabung jika syarat gelombang berdiri terpenuhi dan energi
gelombang bunyi yang bertambah dapat dideteksi oleh telinga. Jika pada salah satu ujung tabung
diletakkan sebuah sumber suara sedangkan ujung tabung lainnya ditutup, maka gelombang suara
akan merambat melewati udara di dalam tabung dan ketika sampai di ujung yang tertutup
gelombang tersebut dipantulkan. Jadi di dalam tabung terdapat gelombang datang dan gelombang
pantulan. Kedua gelombang ini akan berinterferensi. Pada frekuensi gelombang suara tertentu,
gelombang hasil interferensi akan menghasilkan gelombang berdiri. Peristiwa ini dinamakan
resonansi. Pada frekuensi tertentu interferensi gelombang menghasilkan gelombang berdiri. Apabila
gelombang datang dan pantul memiliki fase gelombang yang sama maka terjadi interferensi
konstruktif, sedangkan apabila fase kedua gelombang berbeda sebesar setengah panjang gelombang
maka terjadi interferensi destruktif. Peristiwa resonansi gelombang suara mirip dengan yang terjadi
pada gelombang tali. Gelombang suara yang merambat di dalam tabung berisi udara ketika sampai di
ujung tabung maka gelombang tersebut akan dipantulkan. Pada frekuensi gelombang suara tertentu
akan terjadi peristiwa resonansi yang ditandai dengan terdengarnya dengung bunyi yang lebih keras
daripada ketika tidak terjadi resonansi. Jika terjadi resonansi, maka ujung tabung yang tertutup
merupakan titik simpul (Sunni & Islami, 2020).
Resonansi definisikan sebagai proses yang menyebabkan sebuah benda bergetar dengan membuat
benda di dekatnya bergerak. Resonansi dihasilkan “melalui undulasi yang dihasilkan di udara, atau di
media fluida atau padat apa pun, oleh denyut berkala dari benda asli yang bergetar-undulasi ini
mampu menggerakkan semua benda yang denyutnya bertepatan dengan denyutnya sendiri, dan
secara bersamaan, dengan denyut benda yang berbunyi primitif”. Kolom udara dapat bergetar secara
timbal balik, tidak hanya dengan benda lain yang getarannya isokronis dengan getarannya sendiri,
tetapi juga ketika jumlah getarannya sendiri adalah kelipatan dari getaran benda yang berbunyi.
Gelombang suara yang merambat melalui konduktor linier padat dalam jarak jauh dapat
membangkitkan getaran pada permukaan yang berdekatan-yang cukup keras untuk dapat didengar
dengan jelas (Davies & Lockhart, 2016).

Kebingungan antara insulasi suara dan penyerapan suara sering kali menjadi fenomena. Bahan
penyerap suara memainkan peran yang sangat penting dalam mengendalikan kebisingan yang
dihasilkan di dalam ruangan atau di area yang bergema. Meskipun bahan tersebut sangat efektif
sebagai penyerap suara, bahan tersebut merupakan isolator suara yang relatif buruk karena
konstruksinya yang lembut, berpori, dan ringan. Insulasi suara mencegah suara merambat dari satu
tempat ke tempat lain, misalnya di antara bagian yang terpisah di dalam gedung. Sebagian energi
suara diserap, sebagian lagi dipantulkan, dan sisanya disalurkan ke ruangan kedua. Peredaman suara
disebabkan oleh viskositas udara, deformasi material yang tidak dapat dibalik, dan konduksi termal
antara serat dan udara. Penyerapan suara juga bergantung pada karakteristik struktur, yaitu susunan
serat, kehalusan serat, kerapatan serat, porositas, dan sebagainya. Penyerapan suara pada frekuensi
yang lebih rendah menjadi masalah utama dari bagian akustik ini. Lapisan serat nano memiliki sifat
akustik yang unik karena luas permukaan spesifik yang besar dari serat nano, di mana kehilangan
viskositas dapat terjadi dan juga kemampuan lapisan serat nano untuk beresonansi pada
frekuensinya sendiri. Membran resonansi kemudian, pada saat terkena gelombang suara dengan
frekuensi rendah, dibawa ke dalam getaran paksa, di mana energi kinetik membran diubah menjadi
energi panas melalui gesekan serat nano individu, oleh gesekan membran dengan udara sekitar, dan
mungkin dengan lapisan material lain yang disusun secara berdekatan, dan sebagian energi juga
ditransmisikan ke rangka, yang berarti getaran membran resonansi diredam. Ketika gelombang suara
menghantam membran serat nano, gelombang tersebut menimbulkan getaran paksa dalam kasus
resonansi yang memiliki amplitudo maksimal (Awrejcewicz, 2017).

Anda mungkin juga menyukai