Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN TANGKAP

MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP GILL NET DAN PURSE SEINE


DI KECAMATAN LEIHITU KABUPATEN MALUKU TENGAH
PROVINSI MALUKU

Umar Tangke
Staf Pengajar Faperta UMMU-Ternate, e-mail: khakafart@yahoo.com

ABSTRAK

Kecamatan Leihitu memiliki letak geografis yang menunjukan bahwa daerah


tersebut dengan wilayah lautnya yang dominan memiliki potensi perikanan yang
besar. Purse seine dan gill net merupakan jenis alat tangkap yang lebih dominan
di gunakan oleh nelayan pada daerah tersebut. Apabila dilihat dari ketersediaan
jumlah stok ikan di daerah tersebut maka perlu di lakukan pemanfaatan yang lebih
optimal dengan meningkatkan jumlah unit alat tangkap pada daerah tersebut oleh
sebab itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan unit penangkapan ikan yang
layak dikembangkan berdasarkan penilaian analisis aspek biologi, teknis, sosial
dan ekonomis di wilayah Kecamatan Leihitu. Metode skoring dapat digunakan
untuk penilaian kriteria yang mempunyai satuan berbeda. Skoring diberikan dari
nilai terendah sampai nilai tertinggi. Untuk menilai suatu kriteria atau aspek
digunakan nilai tukar, sehingga nilai tukar mempunyai standar yang sama. Unit
usaha yang memperoleh nilai skor tertinggi lebih baik daripada yang lain,
demikian pula sebaliknya. Hasil analisis aspek biologi, teknis, ekonomis dan
sosial terhadap kedua unit penangkapan ikan di Kec. Leihitu, maka pengembangan
unit penangkapan ikan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan
pendapatan nelayan serta efektif untuk dioperasikan adalah purse seine.
Sedangkan untuk pengembangan unit penangkapan yang bertujuan agar mudah
dijangkau dan diterima masyarakat nelayan tanpa mengabaikan faktor
pemeliharaan dan peningkatan kelestarian sumberdaya perikanan adalah gillnet.

Kata Kunci: Analisis kelayakan, Kec. Lihitu, Purse seine

I. PENDAHULUAN berkepanjangan dimana nilai tukar rupiah jatuh


1.1. Latar Belakang pada level bawah terhadap dollar Amerika.
Wilayah pesisir dan kelautan Indonesia Pembangunan ekonomi perikanan dan
menyimpan berbagai macam sumberdaya, baik kelautan dewasa ini mulai terlihat titik terang
yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dalam kemajuannya, yang mana pada kabinet
dapat diperbaharui. Sumberdaya pesisir dan laut pemerintahan sekarang telah dibentuk suatu
yang dapat diperbaharui seperti sumberdaya institusi (Kementrian Kelautan dan
perikanan (perikanan tangkap, budidaya), Perikanan/KKP) yang secara khusus menangani
mangrove, energi gelombang, pasang surut, angin sektor perikanan dan kelautan yang diharapkan
dan Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) dapat menjadi katalisator dan dinamisator
membutuhkan pengelolaan yang baik guna berkembangnya sektor ini.
dimanfaatkan secara optimal. Kenyataan yang Sejalan dengan program pemerintah dalam
dapat kita lihat bahwa sektor perikanan dan rangka meningkatkan produksi sektor perikanan
kelautan tetap eksis dan bahkan terjadi dan kelautan maka peran nelayan di daerah
peningkatan perolehan pendapatan bagi memiliki arti penting sebagai tulang punggung
pengusaha di sektor ini ketika bangsa dilanda pencapaian produksi ikan yang ditargetkan.
keterpurukan ekonomi dan krisis moneter yang Namun satu hal yang perlu diingat bahwa
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 1 (Mei 2011)

pemanfaatan secara optimal sumberdaya yang mereka. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan
ada haruslah berwawasan lingkungan dengan untuk mengevaluasi alat tangkap yang digunakan
tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya oleh nelayan untuk menangkap ikan di perairan
tersebut. Keberadaan nelayan lokal dalam pesisir pulau Ambon dan laut Banda.
mengembangkan usahanya perlu mendapatkan
perhatian karena usaha yang dilakukan umumnya 1.2. Tujuan dan Kegunaan
masih bersifat sederhana/tradisional dimana daya Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
jangkau nelayan dalam menangkap ikan masih unit penangkapan ikan yang layak dikembangkan
terbatas di perairan pantai. berdasarkan penilaian analisis aspek biologi,
Menurut Barus et al (1991), produktifitas teknis, sosial dan ekonomis di wilayah
nelayan yang masih rendah ini pada umumnya Kecamatan Leihitu.
diakibatkan oleh rendahnya ketrampilan dan
pengetahuan serta penggunaan alat penangkapan II. METODOLOGI PENELITIAN
maupun perahu yang masih sederhana, sehingga 2.1. Waktu dan Tempat
efektifitas dan efisiensi alat tangkap maupun Penelitian dilaksanakan di Kecamatan
perahu belum optimal. Keadaan ini berpengaruh Leihitu Kabupaten Maluku Tengah Provinsi
terhadap pendapatan yang diterima nelayan yang Maluku selama 2 bulan (Mei-Juni 2007)
relatif rendah, keadaan ekonomi dan
kesejahteraan nelayan pada umumnya masih 2.2. Metode Penelitian
tertinggal bila dibandingkan dengan masyarakat Penelitian ini mengunakan metode
petani atau masyarakat lainnya. kuisioner yaitu suatu metode yang digunakan
Upaya yang dapat dilakukan untuk dengan cara mewawancarai secara langsung
meningkatkan taraf hidup atau pendapatan kepada nelayan pemilik (responden) dengan
nelayan, antara lain dengan meningkatkan menggunakan daftar pertanyaan.
produksi hasil tangkapannya. Salah satu cara 2.2.1. Pengmabilan Data
untuk meningkatkan produksi tersebut adalah Data yang diperoleh dalam penelitian ini
dengan mengusahakan unit penangkapan yang adalah data primer yang diperoleh dari nelayan
produktif, yakni yang tinggi dalam jumlah dan pemilik usaha penangkapan ikan dengan cara
nilai hasil tangkapannya. Selain itu, unit melakukan wawancara langsung berdasarkan
penangkapan tersebut haruslah bersifat ekonomis, daftar pertanyaan (kuisioner). Data yang
efisien dan menggunakan teknologi yang sesuai dikumpulkan dari usaha perikanan tangkap purse
dengan kondisi setempat serta tidak merusak seine dan gillnet meliputi data investasi,
kelestarian sumberdaya perikanan (Wisudo produksi hasil tangkapan, musim penangkapan,
et al, 2002). teknik pengoperasian alat, tenaga kerja, lama
Kecamatan Leihitu berada di wilayah operasi penangkapan, deskripsi alat penangkapan
Kabupaten Maluku Tengah merupakan bagian ikan, dan lain sebagainya.
dari provinsi Maluku memiliki potensi perikanan 2.2.2. Analisis Data
yang cukup menjanjikan, dimana potensi Data yang diperoleh dalam penelitian ini
sumberdaya ikan yang dimiliki tersedia dan dilakukan analisis pada semua aspek yaitu aspek
memberikan prospek yang cerah untuk Biologi, Teknis, Sosial, dan Ekonomis dengan
dimanfaatkan. Strategi pembangunan perikanan menggunakan formula:
di Maluku Tangah adalah upaya peningkatan A. Aspek Biologi
produktifitas bagi nelayan setempat yang Analisis aspek biologi dilakukan dengan
melakukan kegiatan usaha penangkapan ikan. penilaian terhadap kriteria sebagai berikut :
Kecamatan Leihitu memiliki letak (1) Lama waktu musim ikan (bulan)
geografis yang menunjukan bahwa daerah (2) Lama waktu musim penangkapan ikan (bulan)
tersebut dengan wilayah lautnya yang dominan (3) Selektivitas alat penangkapan ikan (skor)
memiliki potensi perikanan yang besar. Data dari B. Aspek Teknis
Statistik Perikanan Maluku menunjukan produksi Aspek teknis merupakan aspek yang
perikanan pada tahun 2009 sebesar 429,892,2 ton berhubungan dengan pengoperasian alat
(Dinas Perikanan Propinsi Maluku, 2010). penangkapan ikan, apakah alat tangkap tersebut
Untuk itu informasi mengenai kondisi efektif atau tidak bila dioperasikan. Kriteria yang
nelayan lokal yang melakukan usaha digunakan dalam penilaian aspek teknis meliputi:
penangkapan ikan sangatlah penting dalam (1). Produksi per tahun (kg)
rangka meningkatkan dan mengembangkan usaha (2). Produksi per trip (kg)

2
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 1 (Mei 2011)

(3). Produksi per jam operasi (kg) penangkapan ikan tersebut kerugian. Apabila
(4). Produksi per tenaga kerja (kg) NPV = 0, berarti usaha penangkapan tersebut
(5). Produksi per biaya investasi (kg) tidak mendapat keuntungan dan tidak pula
C. Aspek Ekonomis mengalami kerugian.
Analisis aspek ekonomis meliputi 2. Internal Rate of Return (IRR)
penilaian efisiensi secara ekonomi dan kelayakan Internal Rate of Return adalah nilai dari
finansial. Kriteria yang digunakan dalam suku bunga yang membuat NPV dari suatu usaha
penilaian efisiensi secara ekonomi adalah: penangkapan ikan sama dengan nol, yang dapat
(1). Penerimaan kotor per tahun (Rp) diformulasikan sebagai berikut:
(2). Penerimaan kotor per trip (Rp)
(3). Penerimaan kotor per jam operasi (Rp) n
Bt  Ct
(4). Penerimaan kotor per tenaga kerja (Rp) NPV   …………………..(4)
t 1 (1  IRR)
t
(5). Penerimaan per biaya investasi (Rp)
Untuk menentukan lamanya waktu yang
diperlukan agar modal yang tertanam pada suatu Internal Rate of Return dapat pula
investasi dapat diperoleh kembali, dipergunakan dianggap sebagai keuntungan atas investasi
analisis Payback of Period dengan formula : bersih dari suatu usaha dan dapat diformulasikan
sebagai berikut:
………...(1) NPV'
IRR  i'  (i""  i" ) ……....(5)
NPV  NPV
' ""

Sedangkan untuk mengetahui kapan


keuntungan mulai diperoleh maka dilakukan Dimana:
analisis Break Even Point (Sigit, 1979) dengan i’ = Tingkat suku bunga pada NPV positif
formula: i’’ = Tingkat suku bunga pada NPV negatif
NPV’ = Hasil NPV positif
BiayaTetap (Rp) NPV” = Hasil NPV negatif
BEP  …….(2)
BiayaVaria bel (Rp)
1 Apabila nilai IRR > i, artinya usaha
Pendapatan Total (Rp) tersebut dapat mengembalikan nilai suku bunga
setiap tahunnya dan usaha penangkapan tersebut
Analisis finansial yang dilakukan bertujuan dapat dilanjutkan. Tetapi bila nilai IRR<I, maka
untuk melihat suatu usaha penangkapan ikan usaha penangkapan tersebut mengalami kerugian,
bersifat menguntungkan atau tidak serta prospek karena tidak dapat mengembalikan nilai suku
kelanjutan usaha tersebut. Menurut Kadariah et bunga tiap tahunnya atau dengan kata lain usaha
al (1978), analisis finansial dari suatu usaha tersebut tidak dapat dilanjutkan. Sedangkan
dalam hal ini usaha penangkapan ikan dapat untuk nilai IRR=0, berarti usaha tersebut tidak
dihitung berdasarkan kriteria penilaian sebagai mendapat keuntungan dan tidak pula mengalami
berikut: kerugian.
1. Net Present Value (NPV) 3. Net benefit-cost ratio (Net B/C)
Net Present Value merupakan selisih Net Benefit-Cost Ratio adalah
antara present value dari benefit dan present perbandingan antara present value total dari
value dari biaya kotor yang dapat diformulasikan benefit bersih dalam tahun-tahun dimana benefit
sebagai berikut: bersih itu bersifat positif dengan present value
n
Bt  Ct total dari biaya bersih dalam tahun-tahun dimana
NPV   ……………………....(3) benefit bersih bersifat negatif, yang dapat
t 1 (1  i)t
dirumuskan sebagai berikut:
n
Bt  C t
Dimana:
Bt = Benefit kotor
 (1  i) t
Net B/C  t 1
…………………..(6)
Ct = Biaya kotor n
C t  Bt
N = Nilai umur ekonomis usaha 
t 1 (1  i)
t
I = Tingkat suku bunga
Usaha penangkapan ikan dapat dilanjutkan
( Bt  Ct  0)
apabila NPV > 0, artinya usaha tersebut
menguntungkan. Bila NPV < 0 maka usaha ( Bt  Ct  0)

3
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 1 (Mei 2011)

Usaha penangkapan ikan dapat dilanjutkan Kriteria V adalah fungsi nilai yang
apabila nilai dari Net B/C >1 artinya usaha mencerminkan preferensi pengambilan
tersebut mendatangkan keuntungan sebaliknya keputusan, maka alternatif yang terbaik adalah
bila nilai Net B/C < 1, berarti usaha tersebut tidak alternatif yang memberikan nilai V(X) tertinggi.
dapat dilanjutkan karena mengalami kerugian.
Apabila nilai Net B/C = 0, berarti jumlah III. HASIL DAN PEMBAHASAN
penerimaan sama dengan jumlah pembiayaan 3.1. Gambaran Umum Alat Penangkapan
atau dengan kata lain usaha tersebut tidak Ikan
mengalami keuntungan maupun kerugian Alat penangkapan ikan adalah sarana dan
D. Aspek Sosial perlengkapan atau benda-benda lainnnya yang
Pendekatan yang dilakukan untuk dipergunakan untuk menangkap ikan (Dirjen
menganalisis aspek sosial dari suatu jenis alat Perikanan, 1996). Ada dua jenis alat
penangkapan ikan dengan menggunakan kriteria penangkapan ikan yang dioperasikan oleh
sebagai berikut : sebagian besar nelayan di Kecamatan Leihitu
(1) Penyerapan tenaga kerja per jenis alat insang) dan purse seine (jaring kantong).
penangkapan ikan (orang). 3.1.1. Gillnet (jaring insang)
(2) Pendapatan nelayan per jenis alat tangkap Gillnet (jaring insang) adalah alat tangkap
per orang per tahun (Rp) yang direntangkan di suatu perairan pada
(3) Kemampuan nelayan dalam menjangkau kedalaman tertentu dan ukuran mata jaring
investasi unit penangkapan ikan (%). tertentu, sehingga ikan yang menabrak jaring
E. Metode Skoring akan terjerat atau terbelit pada mata jaring.
Untuk menentukan jenis teknologi Jaring insang yang digunakan oleh nelayan di
penangkapan ikan yang layak dikembangkan Kec. Leihitu umumnya berbentuk empat persegi
dilakukan dengan metode skoring (Wisudo et al, panjang dengan ukuran panjang jaring 175 m,
1994). Metode skoring dapat digunakan untuk lebar jaring 1,5 m, dan ukuran mata jaring
penilaian kriteria yang mempunyai satuan sebesar 3” (25 mm) yang bertujuan untuk
berbeda. Skoring diberikan dari nilai terendah menangkap ikan-ikan demersal. Bahan jaring
sampai nilai tertinggi. Untuk menilai suatu terbuat dari bahan monofilamen dan tali ris serta
kriteria atau aspek digunakan nilai tukar, tali pelampung yang digunakan terbuat dari
sehingga nilai tukar mempunyai standar yang bahan polyethylene (PE). Jenis pelampung yang
sama. Unit usaha yang memperoleh nilai skor digunakan ada dua jenis yaitu pelampung tanda
tertinggi lebih baik daripada yang lain, demikian yang berfungsi untuk memberikan tanda dan
pula sebaliknya. Untuk menghindari pertukaran pelampung yang melekat pada tubuh jaring yang
yang terlalu banyak, maka digunakan fungsi nilai berfungsi untuk mengangkat tali ris atas agar
yang menggambarkan preferensi pengambilan gillnet dapat berdiri tegak. Pemberat yang
keputusan dalam menghadapi kriteria majemuk. digunakan berfungsi untuk menenggelamkan
Standardisasi dengan fungsi nilai dapat seluruh alat ke dasar perairan. Daya tahan alat
digunakan dengan menggunakan formula dari yang digunakan untuk beroperasi bisa mencapai
Mangkusubroto dan Trisnadi (1985), sebagai 10 tahun dengan perawatan yang baik. Dengan
berikut: melihat spesifikasi yang ada dan ikan-ikan yang
X  X0 menjadi tujuan penangkapan maka gillnet yang
V (X )  …………….(7) digunakan oleh nelayan Kec. Leihitu termasuk
X1  X 0 dalam kategori gillnet dasar (bottom gillnet).
n 3.1.2. Purse Seine (jaring kolor)
V ( A)  V ( X
i 1
i i ) ………...(8) Sadhori (1985), menyatakan bahwa purse
seine biasanya disebut jaring kantong karena
Dimana: bentuk jaring tersebut waktu dioperasikan
i : 1, 2, 3 …………n menyerupai kantong. Purse seine kadang-kadang
V(X) : Fungsi nilai dari variabel X juga disebut jaring kolor karena pada bagian
X : Nilai variabel X bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan
X1 : Nilai tertinggi pada kriteria X tali kolor tersebut.
X0 : Nilai terendah pada kriteria X Purse seine yang digunakan oleh nelayan
V(A) : Fungsi nilai dari alternatif A untuk menangkap ikan di perairan Kec. Leihitu
Vi(Xi) : Fungsi nilai dari alternatif pada umumnya berbentuk empat persegi panjang
kriteria ke-1 dengan ukuran panjang 500 m, lebar 35 m, dan

4
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 1 (Mei 2011)

besarnya mesh size (mata jaring) 1” (25 mm). Usaha perikanan tangkap gillnet yang
Bahan jaring terbuat dari bahan multifilamen menjadi sampel dalam penelitian ini tidak
dengan nomor 210 D/9. Pelampung yang memiliki tingkatan organisasi usaha, disebabkan
digunakan ada dua jenis yaitu pelampung tanda pemilik alat tangkap berfungsi sebagai nelayan
yang berfungsi sebagai tanda dan pelampung yang secara langsung melakukan kegiatan
yang berfungsi untuk memberikan daya apung penangkapan ikan. Namun fungsinya sebagai
pada alat. Pelampung ini terbuat dari bahan nelayan hanya dijadikan sebagai pekerjaan
sintesis yaitu Poly Vinyl Chloridae (PVC) dan sambilan setelah melakukan pekerjaan
beerbentuk bola. Tali yang digunakan pada alat rutinitasnya sebagai tenaga pendidik pada salah
tangkap ini seperti tali ris atas, tali ris bawah, tali satu sekolah di Kec. Leihitu Kabupaten Maluku
pelampung, dan tali pemberat terbuat dari bahan Tengah.
polyethylene (PE). Sedangkan bahan pemberat 3.2.1. Perencanaan Operasi Penangkapan Ikan
terbuat dari bahan timah. Daya tahan dari alat ini Perencanaan operasi penangkapan di mulai
bisa mencapai 20 tahun dengan perawatan dan dari persiapan diantaranya :
penanganan yang baik. a. Persiapan bahan bakar
Purse seine termasuk alat tangkap yang b. Lampu-lampu dan minyak
produktif dan sifatnya aktif yaitu mencari c. Alat-alat navigasi (kompas, peta laut,
gerombolan ikan kemudian dilakukan proses teropong)
pelingkaran (setting) sehingga ikan-ikan akan d. Persiapan-persiapan mesin (peralatan motor)
terkepung baik dari arah bawah, atas, maupun e. Persiapan pengaturan alat tangkap
samping. Ikan-ikan yang menjadi tujuan Diantara persiapan di atas yang
penangkapan dari alat tangkap ini adalah jenis- berhubungan erat dengan masalah operasi
jenis ikan pelagis yang membentuk schooling. penangkapan adalah persiapan pengaturan alat
tangkap di atas kapal. Pengaturan alat tangkap
3.2. Organisasi Usaha Perikanan Tangkap ini sangat menentukan posisi penawuran alat dan
Usaha perikanan tangkap yang dilakukan kerja dari ABK, sehingga penataan alat di atas
nelayan di Kecamatan Leihitu masih terbatas dek kapal harus teratur dan letaknya (posisi
pada usaha yang sifat kepemilikannya secara kanan, tengah atau kiri) disesuaikan dengan
individual dan belum ada lembaga seperti kebiasaan nelayan ataupun berpedoman pada
koperasi yang secara resmi menaungi mereka. arah putaran baling-baling kapal. Untuk alat
Namun bila ditinjau dari status kepemilikan dan tangkap gillnet biasanya tidak terlalu sukar dalam
orang-orang yang bekerja maka dapat diketahui melakukan penataan, karena ukurannya yang
secara jelas tingkatan organisasi usahanya. kecil. Berbeda dengan gillnet, untuk alat purse
Gambar secara sederhana organisasi usaha seine penataan harus dilakukan dengan cermat
perikanan tangkap khususnya yang menggunakan karena selain ukurannya yang besar juga
alat tangkap purse seine di Kecamatan Leihitu pengaturan pemberat dan pelampung harus pada
pada Gambar 1. posisi yang siap pakai. Apabila perlengkapan
yang dibutuhkan telah terpenuhi maka para
nelayan segera bertolak menuju fishing ground.
Pemilik Alat Tangkap 3.2.2. Fishing Ground
(Juragan) Daerah penangkapan ikan (fishing ground)
ialah suatu daerah perairan tempat ikan
berkumpul dimana penangkapan ikan dapat
Fishing Master dilakukan. Daerah penangkapan dibedakan
(Nahkoda) menurut sifat perairan, jenis ikan yang ditangkap
dan alat tangkap yang digunakan. Fishing
ground bagi nelayan yang mengoperasikan alat
tangkap purse seine adalah perairan pesisir pulau
Nelayan Buruh Ambon dan laut Banda pada kedalaman perairan
(ABK)
sekitar 100 meter dengan dasar perairan lumpur
dan berpasir. Jarak yang ditempuh nelayan dari
Gambar 1. Skema Organisasi Usaha Perikanan fishing base ke fishing ground sekitar 3 mil.
Tangkap Purse Seine di Kec. Leihitu Sama halnya dengan purse seine, alat
Kabupaten Maluku Tengah tangkap gillnet yang dioperasikan oleh nelayan
di Kec. Leihitu melakukan penangkapan di

5
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 1 (Mei 2011)

sekitar perairan pesisir pulau Ambon dan Laut berpengaruh pada jumlah hasil tangkapan yang
Banda pada kedalaman perairan diatas 30 meter diperoleh.
dengan dasar perairan berpasir dan lumpur. Jarak Jenis hasil tangkapan yang umumya
fishing base ke fishing ground sekitar 3 mil. tertangkap dengan alat ini antara lain: ikan
Khusus bagi alat tangkap purse seine Cakalang (Katsuwonus pelamis), ikan Layang
penentuan fishing ground antara lain: perairan (Decapterus russelli), ikan Kembung lelaki
tersebut terdapat ikan hidup yang bergerombol (Rastrelliger brachysoma), dan ikan selar
(Schooling) dan kedalaman perairan lebih dalam (Sardinella fimbriata). Jumlah hasil tangkapan
daripada alat yang akan dipergunakan. Purse per trip yang dihasilkan oleh alat tangkap purse
seine yang digunakan nelayan di Kec. Leihitu seine di Kec. Leihitu sebesar 566,7 kg dan dalam
tidak menggunakan alat bantu penangkapan setahun sebesar 65.400 kg.
melainkan dengan cara mencari gerombolan ikan. Penangkapan ikan dengan menggunakan
Dengan demikian pencarian fishing ground bebas alat tangkap gillnet umumnya dilakukan pada
dengan dengan menuruti kebiasaan waktu malam hari terutama waktu gelap bulan.
berkumpulnya ikan-ikan dalam suatu saat Dalam satu malam bila bulan gelap penuh operasi
tertentu. Untuk itu faktor pengalaman nelayan penangkapan dapat dilakukan sampai dua kali
sangat dibutuhkan dalam penentuan daerah karena dalam sekali penurunan alat, gillnet
penangkapan dan pengoperasian alat. Berbeda didiamkan terpasang dalam perairan sampai kira-
dengan purse seine, alat tangkap gillnet memiliki kira selama 3-5 jam (Sadhori, 1984). Hasil
beberapa persyaratan daerah penangkapan yang tangkapan yang diperoleh dengan menggunakan
baik untuk melakukan operasi. Sadhori (1985), alat tangkap gillnet biasanya dalam jumlah yang
mengemukakan ada beberapa persyaratan daerah sedikit bila dibandingkan dengan hasil yang
penangkapan yang baik bagi gillnet adalah : diperoleh purse seine karena ukuran alat yang
1. Bukan daerah alur pelayaran umum kecil dan pengoperasiannya yang pasif
2. Untuk gillnet dasar, dasar perairan tidak (menunggu ikan yang menabrak jaring tersebut
berkarang dan terbelit). Jenis hasil tangkapan yang
3. Arus arahnya beraturan dan paling kuat diperoleh nelayan di Kec. Leihitu dengan
sekitar 4 knot menggunakan gillnet seperti: ikan kerapu
4. Untuk gillnet permukaan dalam perairan (Cromileptes altivelis), ikan Beronang (Siganus
sekitar 20-30 meter javus), ikan Kwee (Carangoides ciliarus), ikan
5. Untuk gillnet pertengahan (midwater Kembung Lelaki (Rastrelliger brachysoma), dan
gillnet) dalam perairan dapat lebih dari 50 Ikan saku (Tylosurus crocodilus) dan lain
meter. sebagainya. Jumlah hasil tangkapan (produksi)
Berdasarkan keterangan diatas maka gillnet yang dari alat tangkap gillnet per trip sebesar 48,3 kg
dioperasikan oleh nelayan di Kec. Leihitu masuk dan dalam setahun sebesar 8.694 kg.
kategori gillnet dasar. 3.2.4. Pemasaran Hasil Tangkapan
3.2.3.. Hasil Tangkapan Pemasaran atau tataniaga merupakan suatu
Penangkapan ikan dengan alat tangkap proses daripada pertukaran yang mencakup
purse seine yang dilakukan oleh nelayan Kec. serangkaian kegiatan yang tertuju untuk
Leihitu menggunakan sistim pengejaran terhadap memindahkan barang-barang atau jasa-jasa dari
gerombolan ikan. Jenis ikan yang menjadi tujuan sektor produksi ke sektor konsumsi (Hanafiah
penangkapan adalah ikan-ikan pelagis yang dan Saefuddin, 1986). Lebih lanjut dikatakan
membentuk schooling. Pencarian gerombolan tataniaga hasil perikanan mempunyai sejumlah
ikan biasanya dengan menggunakan pengalaman ciri, diantaranya sebagai berikut:
yang telah diperoleh pada penangkapan- (1) Sebagian besar dari hasil perikanan berupa
penangkapan sebelumnya yaitu dengan cara bahan makanan yang dipasarkan diserap
melihat tanda-tanda alam. Tanda-tanda alam itu oleh konsumen akhir secara relatif stabil
seperti perubahan permukaan air laut karena sepanjang tahun sedangkan penawarannya
gerombolan ikan berenang dekat permukaan air, sangat tergantung kepada produksi yang
ikan-ikan kecil yang melompat di permukaan dan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim.
kawanan burung-burung yang terbang dan (2) Saluran tataniaga hasil perikanan pada
menukik di permukaan air laut. Dengan umumnya terdiri dari : produsen, pedagang
demikian maka faktor pengambilan keputusan perantara sebagai pengumpul, wholesaler
oleh fishing master sangat menentukan (grosir), pedagang eceran dan konsumen.
berhasilnya operasi penangkapan yang juga

6
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 1 (Mei 2011)

(3) Kedudukan terpenting dalam tataniaga hasil kebutuhan lokal masyarakat setempat terhadap
perikanan terletak pada pedagang permintaan produk ikan dan dijual secara bebas.
pengumpul dalam fungsinya sebagai Khusus bagi hasil tangkapan yang diperoleh
pengumpul hasil, berhubung daerah dengan menggunakan alat tangkap purse seine
produksi terpencar-pencar, skala produksi apabila produksinya melimpah biasanya
kecil-kecil dan produksinya berlangsung sebagian dipasarkan keluar daerah yaitu di kota
musiman. Ambon. Apabila hasil tangkapan dipasarkan di
(4) Tataniaga hasil perikanan tertentu pada luar daerah (Ambon), maka biaya pengangkutan
umumnya bersifat musiman, karena pada harus dikeluarkan oleh nelayan dalam
umumnya produksi berlangsung musiman, memasarkan produknya. Biaya pengangkutan
dan ini jelas terlihat pada perikanan laut. yang dikeluarkan oleh nelayan yang
Pemasaran atau tataniaga hasil perikanan menggunakan alat tangkap purse seine dalam
yang dilakukan oleh nelayan di Kec. Leihitu setahun sebesar Rp. 10.920.000,- . Berikut ini
biasanya dijual langsung pada pengumpul (jibu- dapat dilihat rantai pemasaran hasil perikanan
jibu) dalam bentuk segar. Hasil tangkapan yang yang berlangsung di Kec. Leihitu Kabupaten
dipasarkan umumnya untuk memenuhi Maluku Tengah :

Produsen Pedagang Pedagang Konsumen


(Nelayan) Pengumpul Eceran (Masyarakat)

Gambar 2. Alur Pemasaran Hasil Tangkapan Ikan Oleh Nelayan di Kec. Leihitu Kab. Maluku Tengah

3.3. Determinasi Usaha Perikanan Tangkap setiap unit penangkapan ikan dapat dilihat pada
Perikanan tangkap menurut Direktorat Tabel 1.
Jenderal Perikanan (Monintja, 1995) adalah Penilaian pada kriteria lama musim ikan
kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan menempatkan purse seine pada urutan prioritas
secara bebas. Defenisi tersebut secara jelas pertama dan jaring insang pada urutan kedua.
menunjukan bahwa kegiatan penangkapan ikan Penilaian terhadap lama waktu musim
yang dimaksud adalah bertujuan untuk penangkapan ikan menempatkan purse seine pada
mendapatkan keuntungan baik secara finansial, urutan prioritas pertama dan gillnet pada urutan
maupun untuk memeperoleh nilai tambah kedua. Sedangkan terhadap penilaian selektivitas
lainnya, seperti penyerapan tenaga kerja, alat penangkapan ikan menempatkan gillnet pada
pemenuhan kebutuhan terhadap protein hewani, urutan prioritas pertama dan purse seine pada
devisa serta pendapatan negara lainnya. Usaha urutan kedua.
perikanan tangkap yang dilakukan nelayan di Hasil penilaian aspek biologi secara
Kec. Leihitu Kabupaten Maluku Tengah keseluruhan setelah distandardisasi dengan
dianalisis berdasarkan aspek biologi, teknis, menggunakan fungsi nilai, dapat dilihat pada
ekonomis dan sosial untuk menentukan teknologi Tabel 2. Urutan prioritas pertama adalah purse
penangkapan ikan pilihan yang layak seine dan urutan kedua adalah gillnet.
dikembangkan di daerah tersebut. Berdasarkan penilaian aspek biologi secara
3.3.1. Analisis Aspek Biologi keseluruhan dengan menggunakan fungsi nilai,
Penggunaan kriteria dalam penilaian aspek purse seine menempati urutan prioritas pertama,
biologi terhadap kedua jenis unit penangkapan karena memiliki jumlah nilai tertinggi. Hal ini
ikan di Kec. Leihitu Kabupaten Maluku Tengah dikarenakan musim ikan yang menjadi tujuan
adalah : lama musim ikan, lama waktu musim penangkapan dan lamanya waktu penangkapan
penangkapan ikan, dan selektifitas alat paling tinggi dibandingkan dengan gillnet,
penangkapan ikan. Penilaian terhadap masing- kendati nilai selektifitas alat ini rendah.
masing kriteria tersebut dan urutan prioritas dari

7
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 1 (Mei 2011)

Tabel 1. Nilai Masing-masing Kriteria dalam Aspek Biologi dan Urutan Proritas dari Setiap Unit
Penangkapan Ikan di Kec. Leihitu
Kriteria
Unit Penangkapan Ikan
X1 UP X2 UP X3 UP
Gillnet 10 2 9 2 4 1
Purse Seine 12 1 11 1 2 2
Keterangan :
X1 = Lama musim ikan (bulan)
X2 = Lama waktu musim penangkapan ikan (bulan)
X3 = Selektivitas alat penangkapan ikan (mm)
UP = Urutan Prioritas

Tabel 2. Penilaian Aspek Biologi Secara Keseluruhan dengan Fungsi Nilai dari Setiap Unit Penangkapan
Ikan di Kec. Leihitu
Kriteria
Unit Penangkapan Ikan V(X) UP
V(X1) V(X2) V(X3)
Gillnet 0 0 0 0 2
Purse Seine 1 1 1 3 1

3.3.2. Analisis Aspek Teknis Produksi per trip, dan produksi per jam
Hasil yang diperoleh dari penilaian operasi yang dihasilkan oleh unit penangkapan
terhadap setiap kriteria dan urutan prioritas dari ikan purse seine sebesar 566,7 Kg dan 70,84 kg
setiap unit penangkapan ikan dapat dilihat pada lebih tinggi bila dibandingkan dengan gillnet.
Tabel 3, Penilaian aspek teknis terhadap Hal ini disebabkan waktu melaut (trip) lebih
produksi per tahun menempatkan purse seine banyak dan jangka waktu dalam mengoperasikan
pada urutan prioritas pertama dan gillnet pada alat tangkap lebih lama bila dibandingkan dengan
urutan kedua. Penilaian terhadap kriteria gillnet. Khusus untuk nelayan yang
produksi per trip, produksi per jam operasi dan mengoperasikan gillnet, kegiatan penangkapan
produksi per tenaga kerja menempatkan purse ikan bukanlah pekerjaan utamanya melainkan
seine pada urutan pertama dan gillnet pada urutan merupakan pekerjaan sambilan diluar pekerjaan
kedua. Sedangkan penilaian terhadap kriteria tetapnya. Berbeda dengan nelayan yang
produksi per biaya investasi menempatkan purse mengoperasikan alat tangkap purse seine yang
seine pada urutan prioritas pertama dan gillnet merupakan mata pencaharian utama sehingga
pada urutan prioritas kedua. sebagian besar waktunya digunakan untuk
Hasil penilaian aspek teknis setelah melaut.
distandardisasi dengan menggunakan fungsi nilai Bila dilihat dari biaya investasi, maka
terhadap dua jenis alat penangkapan ikan di Kec. purse seine dinilai lebih tinggi daripada gillnet
Leihitu, dapat dilihat pada Tabel 4. Urutan karena memiliki nilai yang tinggi daripada
prioritas pertama adalah purse seine dan urutan gillnet. Jumlah tenaga kerja yang pada unit
kedua adalah gillnet. penangkapan ikan purse seine lebih banyak
Hasil penilaian aspek teknis secara daripada gillnet yaitu berjumlah 15 0rang.
keseluruhan dengan menggunakan fungsi nilai, Penggunaan tenaga kerja yang cukup banyak ini
unit penangkapan ikan purse seine menempati dimbangi dengan produksi hasil tangkapan yang
urutan prioritas pertama untuk dikembangkan, tinggi, sehingga produksi per tenaga kerja dinilai
karena purse seine dinilai cukup efektif untuk paling baik bila dibandingkan dengan gillnet.
meningkatkan produksi hasil tangkapan dan Selain itu dalam pengoperasiannya purse seine
terbukti, produksi purse seine paling tinggi bila memang membutuhkan tenaga yang banyak
dibandingkan dengan alat tangkap gillnet. Salah karena ukuran alat tangkap yang cukup besar dan
satu faktor penyebabnya diduga karena ukuran membutuhkan penanganan yang baik. Lain
kapal yang digunakan oleh nelayan dalam halnya dengan gillnet yang dapat dioperasikan
mengoperasikan purse seine cukup besar dan oleh satu orang karena alat ini cukup praktis dan
mempunyai kemampuan untuk mencari daerah tidak terlalu sulit dalam melakukan setting
jelajah penangkapan ikan yang umumnya jauh maupun hauling pada pengoperasiannya.
dari pantai.

8
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 1 (Mei 2011)

3.3.3. Analisis Aspek Ekonomis Penilaian terhadap pendapatan kotor per


Penilaian aspek ekonomi meliputi tahun menempatkan purse seine pada urutan
penilaian efisiensi secara ekonomi dan kelayakan prioritas pertama sedangkan pada urutan kedua
finansial. Penilaian aspek ekonomis dari dua adalah gillnet. Penilaian pada kriteria pendapatan
jenis alat tangkap yang telah dilakukan analisis kotor per tenaga kerja menempatkan purse seine
dapat dilihat hasilnya pada Tabel 5. Berdasarkan pada urutan pertama dan gillnet pada urutan
penilaian terhadap masing-masing kriteria dalam kedua. Hasil penilaian dengan menggunakan
efisiensi secara ekonomi, diperoleh bahwa urutan fungsi nilai terhadap kelima kriteria dalam
prioritas pada kriteria pendapatan pendapatan efisiensi secara ekonomi dapat dilihat pada Tabel
kotor per trip sama dengan urutan pada kriteria 6. Purse seine menempati urutan pertama dan
pendapatan kotor per jam kerja operasi, yaitu gillnet pada urutan kedua.
purse seine berada pada urutan pertama dan
gillnet pada urutan kedua.

Tabel 3. Nilai Masing-masing Kriteria dalam Aspek Teknis dan Urutan Prioritas dari Setiap Unit
Penangkapan Ikan di Kec. Leihitu
Kriteria
Unit Penangkapan Ikan
X1 UP X2 UP X3 UP X4 UP X5 UP
Gill Net 42.075 2 212,5 2 32,42 1 53,125 2 0,00066 2
Purse Seine 87.584 1 1990,5 1 13,82 2 284,36 1 0,00088 1
Keterangan :
X1 = Produksi per tahun (kg)
X2 = Produksi per trip (kg)
X3 = Produksi per jam kerja operasi (kg)
X4 = Produksi per tenaga kerja (kg)
X5 = Produksi per biaya investasi (kg)

Tabel 4. Penilaian Aspek Teknis Secara Keseluruhan dengan Fungsi Nilai dari Setiap Unit
Penangkapan Ikan di Kec. Leihitu
Kriteria
Unit Penangkapan Ikan V(X) UP
V(X1) V(X2) V(X3) V(X4) V(X5)
Gill Net 0 0 1 0 0 1 2
Purse Seine 1 1 0 1 1 4 1

Tabel 5. Nilai Masing-masing Kriteria dalam Efisiensi Ekonomi dan Urutan Prioritas dari Setiap Unit
Penangkapan Ikan di Kec. Leihitu
Unit Penangkapan Kriteria
Ikan X1 UP X2 UP X3 UP X4 UP X5 UP
Gill Net 140.951.250 2 711.875 2 118.645,83 1 177.968,75 2 1,153 2
Purse Seine 262.746.000 1 5.971.500 1 41.468,75 2 853.071,43 1 1,262 1
Keterangan :
X1 : Pendapatan kotor per tahun (Rp)
X2 : Pendapatan kotor per trip (Rp)
X3 : Pendapatan kotor per jam kerja operasi (Rp)
X4 : Pendapatan kotor per tenaga kerja (Rp)
X5 : Pendapatan kotor per biaya investasi (Rp)

Tabel 6. Penilaian Efisiensi Ekonomi Secara Keseluruhan dengan Fungsi Nilai dari Setiap Unit
Penangkapan Ikan di Kec. Leihitu
Kriteria
Unit Penangkapan Ikan V(X) UP
V(X1) V(X2) V(X3) V(X4) V(X5)
Gill Net 0 0 1 0 0 1 2
Purse Seine 1 1 0 1 1 4 1

9
Penilaian terhadap masing-masing kriteria pengoperasian alat tangkap gillnet hanya satu
dalam kelayakan finansial, Net Present Value orang yang juga sekaligus merangkap sebagai
(NPV), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) dan pemilik dan nahkoda. Untuk unit penangkapan
Internal Rate Of Return (IRR) saat discount purse seine pendapatan kotor per nelayan sebesar
faktor sebesar 15 % pada setiap unit penangkapan Rp 113.340,- lebih kecil jika dibandingkan
ikan di Kec. Leihitu dapat dilihat pada Tabel 7. dengan unit penangkapan gillnet, dikarenakan
Berdasarkan penilaian aspek ekonomi dan penggunaan tenaga kerja yang cukup banyak
kelayakan finansial, diperoleh bahwa dalam mengoperasikan alat tersebut. Mengenai
pengembangan usaha unit penangkapan purse kelayakan finansial akan dibahas secara
seine dinilai lebih menguntungkan dibandingkan mendalam pada bagian kelayakan usaha
dengan alat tangkap lainnya. Hal ini dilihat dari perikanan tangkap.
produktifitas purse seine yang tinggi, sehingga 3.3.4. Analisis Aspek Sosial
menghasilkan pendapatan kotor per tahun, Penilaian terhadap masing-masing kriteria
pendapatan kotor per trip maupun pendapatan dalam aspek sosial, yaitu penyerapan tenaga
kotor per jam kerja operasi yang tinggi. kerja, pendapatan nelayan per unit per orang per
Sedangkan untuk pendapatan kotor per nelayan tahun dan kemampuan nelayan dalam
diperoleh nilai yang tinggi pada unit menjangkau investasi unit penangkapan ikan
penangkapan gillnet dimana hasil yang diperoleh disertai dengan urutan prioritasnya, dapat dilihat
sebesar Rp 144.900,-. Hal ini disebabkan karena pada Tabel 8.
tenaga kerja yang digunakan dalam

Tabel 7. Nilai Masing-masing Kriteria dalam Kelayakan Finansial dari Setiap Unit Penangkapan Ikan di
Kec. Leihitu
Kriteria
Unit Penangkapan Ikan
X1 X2 X3
Gillnet 141.250.812,4 1,897764619 55
Purse Seine 227.403.701,9 2,955189981 60
Keterangan :
X1 = Net Present Value (Rp)
X2 = Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
X3 = Internal Rate 0f Return (%)

Tabel 8. Nilai Masing-masing Kriteria dalam Aspek Sosial dan Urutan Prioritas dari Setiap Unit
Penangkapan Ikan di Kec. Leihitu.
Kriteria
Unit Penangkapan Ikan
X1 UP X2 UP X3 UP
Gillnet 4 2 3.265.362,5 2 0,051 2
Purse Seine 7 1 6.008.000 1 0,06 1
Keterangan :
X1 = Penyerapan tenaga kerja (orang)
X2 = Pendapatan nelayan per unit per orang per tahun (Rp)
X4 = Kemampuan nelayan dalam menjangkau investasi unit penangkapan ikan (%)
UP = Urutan Prioritas

Penilaian pada kriteria penyerapan tenaga gillnet pada urutan prioritas pertama dan purse
kerja menempatkan purse seine pada urutan seine pada urutan kedua.
prioritas pertama dan gillnet pada urutan kedua.
Hasil penilaian aspek sosial secara
Penilaian terhadap pendapatan nelayan per unit
keseluruhan dengan menggunakan fungsi nilai
per orang per tahun menempatkan gillnet pada
yang mencakup ketiga kriteria di atas, diperoleh
urutan prioritas pertama, dan purse seine pada
hasil sebagaimana terlihat pada Tabel 9. Urutan
urutan kedua. Sedangkan pada penilaian
prioritas pertama adalah gillnet dan purse seine
terhadap kemampuan nelayan dalam menjangkau
pada urutan kedua.
investasi unit penangkapan ikan menempatkan
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 1 (Mei 2011)

Tabel 9. Penilaian Aspek Sosial Secara Keseluruhan dengan Fungsi Nilai dari setiap Unit Penangkapan
di Kec. Leihitu
Kriteria
Unit Penangkapan Ikan V(X) UP
V(X1) V(X2) V(X3)
Gillnet 0 0 0 0 2
Purse Seine 1 1 1 3 1

Penilaian aspek sosial secara keseluruhan Dalam rangka peningkatan peranan


setelah distandardisasi dengan menggunakan perikanan tangkap terhadap pembangunan secara
fungsi nilai, maka gillnet merupakan alternatif umum, maka penanganan proses-proses produksi
terbaik untuk dikembangkan. Hal ini perikanan perlu dilaksanakan dengan penerapan
dikarenakan jumlah pendapatan bersih nelayan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai
per tahun dinilai paling tinggi bila dibandingkan (Wisudo et al, 1994). Menurut Kesteven (1973),
dengan alat tangkap purse seine. Hal ini diduga terdapat empat aspek yang harus diperhatikan
karena ukuran alat tangkap yang dioperasikan oleh suatu jenis alat tangkap untuk dapat
tidak terlalu besar dan jumlah tenaga kerja yang dikembangkan, yaitu:
terlibat dalam pengoperasian gillnet hanya 1 (1). Bila ditinjau dari aspek biologi,
orang, sehingga pendapatan yang diterima pengoperasian alat tangkap tersebut tidak
nelayan cukup besar. Berdasarkan pendapatan mengganggu atau merusak kelestarian
yang diterimanya, kemampuan nelayan dalam sumberdaya perikanan.
menjangkau investasi unit penangkapan gillnet (2). Secara teknis efektif untuk digunakan.
dinilai cukup besar bila dibandingkan dengan alat (3). Ditinjau dari aspek sosial dapat diterima
tangkap purse seine yaitu 1,45 %. oleh masyarakat nelayan.
(4). Secara ekonomi usaha tersebut bersifat
Alternatif pengembangan selanjutnya
menguntungkan.
adalah purse seine. Purse seine dinilai mampu
Berdasarkan analisis keempat aspek
menyerap tenaga kerja yang banyak, yaitu 15
tersebut secara keseluruhan dengan
orang. Jumlah tenaga kerja yang banyak ini turut
menggunakan fungsi nilai pada kedua jenis unit
di imbangi dengan jumlah produksi yang
penangkapan ikan, purse seine memperoleh nilai
dihasilkan, sehingga jumlah pendapatan bersih
tertinggi, sehingga menempati urutan prioritas
yang diterima nelayan cukup baik, meskipun
pertama. Bila ditinjau dari hasil analisis yang
masih berada di bawah pendapatan nelayan
telah dilakukan, maka cukup beralasan bila purse
gillnet. Kemampuan nelayan untuk menjangkau
seine memiliki nilai yang lebih baik
investasi unit penangkapan ikan purse seine
dibandingkan dengan gillnet.
dinilai paling rendah bila dibandingkan dengan
Ditinjau dari aspek teknis, pengoperasian
gillnet, yaitu hanya sebesar 0,02 %. Hal ini
purse seine dinilai cukup efektif dalam
dikarenakan jumlah investasi yang diperlukan
meningkatkan produksi hasil tangkapan. Jenis
untuk pengusahaan purse seine cukup besar,
ikan yang menjadi tujuan penangkapan alat
sehingga dinilai masih sulit untuk dijangkau
tangkap ini adalah jenis ikan pelagis yang
masyarakat nelayan.
berkelompok dan berenang bebas serta hasil
tangkapan umumnya dalam jumlah besar.
3.3.5. Analisis Gabungan
Sehingga ukuran alat tangkap dan perahu/kapal
Penilaian secara keseluruhan atau
yang digunakan relatif lebih besar bila
gabungan dari aspek biologi, teknis, ekonomis
dibandingkan dengan gillnet. Secara sosial
dan sosial dilakukan dengan menjadikan nilai
penyerapan tenaga kerja dari unit usaha
dari masing-masing aspek tersebut menjadi nilai
penangkapan purse seine cukup banyak, karena
kriteria baru. Nilai masing-masing kriteria dalam
disebabkan ukuran kapal dan alat tangkap yang
analisis gabungan semua aspek tersebut dapat
besar.
dilihat pada tabel 10.
Aspek biologi, purse seine yang
Berdasarkan penilaian yang dilakukan
dioperasikan oleh nelayan di Kec. Leihitu
dengan menggunakan fungsi nilai terhadap
termasuk alat tangkap yang kurang selektif,
keempat aspek yang dijadikan sebagai kriteria
karena menggunakan mata jaring yang berukuran
baru tersebut, diperoleh urutan prioritas dari unit
hanya 1 inchi (25 mm). Meskipun demikian, alat
penangkapan ikan yang diseleksi sebagaimana
tangkap ini tidak mengganggu atau merusak
tertera pada tabel 11.

11
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 1 (Mei 2011)

ekosistim dasar laut, karena hanya dioperasikan kerja yang dilibatkan dalam pengoperasian gillnet
di perairan bagian permukaan dan umumnya jauh tidak ada, karena ukuran perahu dan alat tangkap
dari pantai. Secara ekonomi, pengusahaan unit yang dioperasikan kecil, serta usaha penangkapan
penangkapan purse seine termasuk usaha yang ini hanya bersifat sampingan (bukan mata
menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. pencaharian utama). Secara ekonomi unit
Urutan kedua dalam analisis gabungan ini penangkapan gillnet layak untuk dikembangkan.
adalah gillnet. Ditinjau dari aspek biologi, gillnet Hasil analisis aspek biologi, teknis,
dinilai paling selektif, karena menggunakan ekonomis dan sosial terhadap kedua unit
ukuran mata jaring (mesh size) yang paling besar penangkapan ikan di Kec. Leihitu, maka
dibandingkan dengan purse seine, yaitu sebesar 3 pengembangan unit penangkapan ikan yang
inchi (75 mm). Namun secara teknis, alat bertujuan untuk meningkatkan produksi dan
tangkap ini dinilai kurang efektif dalam pendapatan nelayan serta efektif untuk
pengoperasiannya, karena sifat operasinya yang dioperasikan adalah purse seine. Sedangkan
pasif dan menunggu ikan terjerat pada alat untuk pengembangan unit penangkapan yang
tangkap serta nilai selektifitas alat yang tinggi, bertujuan agar mudah dijangkau dan diterima
sehingga banyak ikan-ikan dengan ukuran masyarakat nelayan tanpa mengabaikan faktor
tertentu saja yang dapat tertangkap dengan alat pemeliharaan dan peningkatan kelestarian
tangkap ini. Secara sosial , penyerapan tenaga sumberdaya perikanan adalah gillnet.

Tabel 11. Penilaian Aspek Secara Keseluruhan dengan Fungsi Nilai Terhadap Unit Penangkapan Ikan
di Kec. Leihitu
Kriteria
Unit Penangkapan Ikan V(X) UP
V(X1) V(X2) V(X3) V(X4)
Gillnet 0 1 1 0 2 2
Purse Seine 3 4 4 3 14 1

3.4. Kelayakan Usaha Perikanan Tangkap purse seine layak untuk dikembangkan di Kec.
Hasil yang diperoleh dari penilaian Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.
kelayakan finansial terhadap unit penangkapan
gillnet pada berbagai tingkat suku bunga sebagai V. PENUTUP
discount factor sebesar 12 % dan 143 %, 4.1. Kesimpulan
pengusahaan gillnet dinilai menguntungkan dan Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
layak untuk dikembangkan. Hal ini ditunjukan 1. Usaha perikanan tangkap yang dilakukan oleh
dengan NPV yang bernilai positif dan Net B/C > nelayan di Kec. Leihitu Kabupaten Maluku
1 serta nilai IRR pada NPV = 0 tercapai pada saat Tengah tergolong perikanan rakyat dengan
tingkat suku bunga 142,80 %. Sedangkan pada skala usaha masih kecil sehingga perlu
saat discount factor sebesar 143 %, diperoleh dilakukan pengembangan guna meningkatkan
NPV yang bernilai negatif. Secara keseluruhan produktifitas nelayan setempat.
penilaian kelayakan finansial menunjukkan 2. Berdasarkan analisis yang dilakukan baik dari
bahwa usaha perikanan tangkap gillnet layak aspek biologi, teknis, ekonomis dan sosial
untuk dikembangkan di Kec. Leihitu Kabupaten terhadap kedua unit penangkapan ikan
Maluku Tengah. tersebut menempatkan purse seine pada
Untuk unit penangkapan purse seine dari urutan prioritas pertama dalam seleksi
penilaian kelayakan finansial pada berbagai teknologi penangkapan ikan yang layak
tingkat suku bunga 12 % dan 64 %, pengusahaan dikembangkan di Kec. Leihitu Kabupaten
purse seine dinilai layak untuk dikembangkan. Maluku Tengah. Urutan prioritas selanjutnya
Hal ini ditunjukkan dengan NPV yang bernilai adalah unit penangkapan ikan dengan
positif dan Net B/C > 1 serta nilai IRR pada NPV menggunakan gillnet.
= 0 tercapai pada saat tingkat suku bunga 63,84 3. Alternatif jenis teknologi penangkapan ikan
%. Sedangkan pada saat discount factor sebesar yang sesuai untuk dikembangkan di Kec.
64 %, diperoleh NPV bernilai negatif. Secara Leihitu Kabupaten Maluku Tengah
keseluruhan penilaian kelayakan finansial berdasarkan penilaian aspek biologi, teknis,
menunjukan bahwa usaha perikanan tangkap ekonomis dan sosial, purse seine dinilai layak
dikembangkan untuk tujuan meningkatkan

12
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 4 Edisi 1 (Mei 2011)

produksi dan pendapatan nelayan serta efektif penangkapan ikan di Kec. Laihitu Kabupaten
dalam pengoperasiannya. Sedangkan gillnet Maluku Tengah dengan melakukan perbaikan
dinilai baik untuk dikembangkan bila dan pengembangan sarana dan prasarana
pengembangan teknologi pengkapan ikan penunjang usaha perikanan.
bertujuan agar pengusahaan unit penangkapan Selanjutnya perlu diusahakan adanya
ikan mudah untuk dijangkau dan diterima bantuan modal usaha kepada nelayan dalam
masyarakat nelayan. bentuk bapak angkat guna meningkatkan
peroduktifitas nelayan dengan mengembangkan
4.2. Saran teknologi yang sesuai dan sekaligus
Perlu adanya perhatian dari pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan.
daerah setempat terhadap prospek usaha

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1987. Kumpulan Desain Alat Tangkap Tradisional. Direktorat Perikanan Semarang.
Barus, Badrudin dan Naamin. 1991. Prosiding Forum II Perikanan, Sukabumi 18-. 21 Juni 1991. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perikanan.
Brandt, A.V. 1972. Revised and England Fish Catching Methods of the Word. Fishing News (book)
Ltd. 23 Resement Avenue West by Fleet, Survey London.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Maluku Tengah. 2010. Laporan Statistik Perikanan Maluku
Fridman, A.L, 1988. Terjemahan Perhitungan Dalam Merancang Alat Penangkapan Ikan. Bagian
Proyek Penangkapan Teknik Penangkapan Ikan Semarang. Balai Pengembangan Ikan.
Semarang.
Monintja, D. R. dan Zulkarnaen. 1995. Analisis Dampak Pengoperasian Rumpon Tipe Philipine di
Perairan ZEE Terhadap Perikanan Cakalang di Perairan Teritorial Selatan Jawa dan Utara
Sulawesi. Laporan Penelitian (tidak di publikasikan), IPB Bogor.
Mangunsukarto, K,B. Mardiyanto dan T. Hestirianto . 1985. Modul Alat-Alat Penangkapan Ikan.
Buku II : Desain Alat-Alat Penangkapan Ikan. Depdikbud. Proyek Sisidiksat BKS PTN
INTIM-IPB-USAID/AED. Bogor.
Sadhori, N. 1984. Bahan dan Alat Penangkapan Ikan. Yasaguna. Jakarta.
Sadhori, N. 1985. Teknik Penangkapan Ikan. Angkasa. Bandung
Sudirman dan Mallawa, A. 1999. Metode Penangkapan Ikan, Bahan Pengajar Program Studi
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan. Universitas Hasanuddin.
Wisudo, S.H., H. Sakai., S. Takeda., S. Akiyama and T. Arimoto. 2002. Total Lumen Estimation of
Fishing Lamp by Means of Rousseau Diagram Analisys With Lux Measurement.
Proceddings of International Commerative Simposium 70th Anniversary of the Javanesse
Society of fisheries Science. Fisheries Science Tokyo.

13

Anda mungkin juga menyukai