Anda di halaman 1dari 11

Jurnal S.

Pertanian 1 (3) : 223 – 233 (2017)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ROTI TANJONG DI


KECAMATAN SAMALANGA KABUPATEN BIREUEN

Muhammad Afridhal
Mahasiswa Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Almuslim

ABSTRAK
. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi yang tepat dalam pengembangan usaha,
Roti Tanjong di kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen. Metode analisis data menggunakan
analisis SWOT dan analisis Matriks SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alternatif strategi
yang dapat diterapkan dalam mengembangkan usaha adalah adalah perbaikan sarana dan prasarana
produksi dan sumber daya manusia, sedangkan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam
mengembangkan industri rumah tangga roti tanjong di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen
berdasarkan analisis matriks QSP didapatkan hasil bahwa perbaikan sarana dan prasarana
produksi, dan sumber daya manusia serta penanaman modal swasta akan berhasil dengan adanya
dukungan dari pemerintah.

Kata Kunci : Roti Tanjong, Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.

PENDAHULUAN dikenal orang karena rasa dari rotinya yang


Latar Belakang enak dan harganya yang terjangkau oleh
Pengembangan usaha kecil sebagai kalangan menengah. Usaha Roti Tanjong awal
basis ekonomi kerakyatan merupakan salah mulanya hanya memasarkan produknya ke
satu langkah strategi yang perlu warung-warung kecil yang ada disekitar
ditindaklanjuti dengan langkah nyata. Usaha Kecamatan Samalanga. Untuk mengenalkan
roti di Kabupaten Bireuen tidak lepas dari produk ke masyarakat pengusaha melakukan
usaha yang keras di bidang pemasaran. bagi-bagi produk ke saudara-saudara, dan
Usaha Roti Di Kabupaten Bireuen telah tetangga yang ada disekitar. Usaha Roti
menjalankan proses pemasaran dalam Tanjong adalah roti yang proses pembuatannya
menjual barang dan jasa yang ditawarkan tanpa menggunakan zat pengawet, sehingga
kepada konsumen atau pembeli. Namun produk yang dijual tidak dapat bertahan lama
kadang-kadang proses pemasaran tersebut dan hanya bisa bertahan dalam waktu 5 hari.
dilakukan hanya berdasarkan kebiasaan saja, Usaha Roti Tanjong ini tepatnya berada di
Sehingga sering terjadi keadaan dimana Kecamatan Samalanga adalah sebuah
seorang penjual kalah bersaing dengan kecamatan yang terletak di sebelah barat
penjual yang lain dengan barang dagangan Kabupaten Bireuen. Wilayah ini sangat
yang sama. Salah satu penyebabnya, mereka mungkin menjadi pusat perekonomian di
yang menang dalam merebut hati pembeli sebelah barat Kabupaten Bireuen. Hal ini
adalah mereka yang merencanakan proses terbukti dengan sudah tersedianya fasilitas
menjual barangnya dengan matang, dengan rumah sakit (Puskesmas), sekolah, pasar dan
menggunakan dasar-dasar pemasaran yang toko-toko kecil. Sehingga wilayah ini juga
baik. merupakan lahan yang baik buat
Usaha Roti Tanjong merupakan usaha berkembangnya industri-industri menengah
rumahan yang menjual beberapa macam roti dan terlebih lagi usaha rumahan berskala
hasil produksi. Usaha Roti Tanjong ini mikro. Usaha Roti Tanjong adalah usaha yang
merupakan industri mikro yang sudah berjalan dijalankan oleh Bang Amat dengan
lebih kurang selama 11 tahun. Setiap bulan karyawannya sebanyak 4 orang. Karyawannya
usaha ini terus maju dan berkembang. Sistem merupakan keluarganya sendiri dan usaha ini
agribisnis dalam pengelolaan usaha ini mulai mampu melakukan produksi sebanyak 4.200
dari produksi sampai dengan pemasaran. potong kue yang terdiri dari Roti selai, coklat,
Sekarang Usaha Roti Tanjong telah banyak ceres dan roti paha ayam. Masalah yang

223
dihadapi oleh Usaha Roti Tanjong adalah lebih spesifik tergantung kegiatan fungsional
persaingan pasar, selera konsumen yang manajemen (Hunger and Wheelen, 2003).
berpengaruh terhadap permintaan. Perumusan strategi mencakup kegiatan
Berdasarkan latar belakang yang telah mengembangkan visi dan misi suatu usaha,
di uraikan di atas maka peneliti tertarik untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal
melakukan penelitian dengan judul “Stategi organisasi, menentukan kekuatan dan
Pengembangan Usaha Roti Tanjong kelemahan internal organisasi, menetapkan
Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen” . tujuan jangka panjang organisasi, membuat
sejumlah strategi alternatif untuk organisasi,
Rumusan Masalah dan memilih strategi tertentu untuk digunakan
Berdasarkan Latar Belakang tersebut (David, 2004).
maka rumusan masalahnya adalah : Strategi pengembangan usaha dapat
1. Bagaimanakah strategi yang tepat dalam dikelompokan menjadi 3 (tiga) tipe strategi
pengembangan Usaha Roti Tanjong yaitu:
Kecamatan Samalanga Kabupaten 1. Strategi manajemen
Bireuen. 2. Strategi investasi
2. Bagaimana kekuatan, kelamahan, peluang 3. Strategi bisnis
dan ancaman pada Usaha Roti Tanjong
Kecamatan Samalanga Kabupaten Analisis SWOT
Bireuen. Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk
Tujuan Penelitian merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini
Adapun tujuan dilakukannya didasarkan pada logika yang dapat
penelitian ini adalah : memaksimalkan kekuatan (strengths) dan
1. Merumuskan strategi yang tepat dalam peluang (opportunities), namun secara
pengembangan Usaha Roti Tanjong bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
Kecamatan Samalanga Kabupaten (weaknesses) dan ancaman (threats). Proses
Bireuen. pengambilan keputusan strategi selalu
2. Untuk menganalisa kekuatan, kelamahan, berkaitan dengan pengembangan misi,
peluang dan ancaman pada Usaha Roti tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan.
Tanjong Kecamatan Samalanga Dengan demikian perencana strategis
Kabupaten Bireuen. (strategic planner) harus menganalisis
faktor-faktor strategis perusahaan
TINJAUAN PUSTAKA (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman)
Strategi Pengembangan dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini
Strategi pengembangan adalah bakal disebut dengan Analisis Situasi. Model yang
tindakan yang menuntut keputusan manajemen paling populer untuk analisis situasi adalah
puncak dalam pengembangan usaha untuk Analisis SWOT (Rangkuti, 2001).
merealisasikannya. Disamping itu, strategi Analsis SWOT dapat dibagikan
pengembangan juga mempengaruhi kehidupan dalam lima langkah :
organisasi dalam jangka panjang, paling tidak 1. Menyiapkan sesi SWOT
selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi 2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
pengembangan adalah berorientasi ke masa 3. Mengidentifikasi kesempatan dan
depan. Strategi pengembangan mempunyai ancaman
fungsi perumusan dan dalam 4. Melakukan ranking terhadap kekuatan dan
mempertimbangkan faktor-faktor internal kelemahan
maupun eksternal yang dihadapi perusahaan 5. Menganalisis kekuatan dan kelemahan.
(David, 2004). Perumusan strategi adalah Manfaat analisa SWOT adalah
pengembangan rencana jangka panjang untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman organisasi (Rahardi, 2008). Analisis situasi
lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan merupakan awal proses perumusan strategi.
perusahaan. Strategi yang dirumuskan bersifat Selain itu, analisis situasi juga mengharuskan

224
para manajer strategis untuk menemukan kekuatan dan kelemahan. Matrik SWOT ini
kesesuaian startegis antara peluang-peluang dapat menghasilkan empat sel kemungkinan
eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, alternatif strategi. Strategi S-O menuntut
disamping memperhatikan perusahaan mampu memanfaatkan peluang
ancaman-ancaman eksternal dan melalui kekuatan internalnya. Strategi W-O
kelemahan-kelemahan internal. (Hunger and menuntut perusahaan untuk meminimalkan
Wheelen, 2003). kelemahan dalam memanfaatkan peluang.
Strategi S-T merupakan pengoptimalan
Analisis Strategi kekuatan dalam menghindari ancaman dan W-
Teknik-teknik perumusan strategi T merupakan meminimalkan kelemahan dan
yang penting dapat diintegrasikan ke menghindari ancaman (Rangkuti, 2006). Strategi
dalam kerangka pembuatan keputusan tiga SO atau strategi kekuatan-peluang
tahap. Tahap 1 dari kerangka perumusan menggunakan kekuatan internal perusahaan
terdiri dari Matriks EFE, Matriks EFI, dan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi
Matriks Profil Kompetitif (Competitive WO atau strategi kelemahan peluang bertujuan
Profil Matrix-CPM) disebut Tahap Masukan untuk memperbaiki kelemahan dengan
(Input Stage). memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST
1. Tahap 1 meringkas informasi masukan atau strategi kekuatan-ancaman
dasar yang diperlukan untuk merumuskan menggunakan kekuatan perusahaan untuk
strategi. menghindari atau mengurangi dampak ancaman
2. Tahap 2 disebut Tahap Pencocokan eksternal. Strategi WT atau strategi kelemahan-
(Matching Stage), fokus pada upaya ancaman merupakan taktik defensif yang
menghasilkan strategi alternatif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan
dapat dijalankan (feasible) dengan internal dan menghindari ancaman eksternal
memadukan faktor-faktor eksternal dan (David, 2004).
internal. Teknik-teknik tahap 2 terdiri dari
Matriks Strengths Weaknesses METODE PENELITIAN
Opportunities Threats (SWOT) atau 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Ancaman Peluang Kelemahan Kekuatan, Penelitian ini telah dilakukan pada
Matriks BCG (Boston Consulting Group), tanggal 10 Nopember 2015 pada Usaha Roti
Matriks Internal Eksternal (IE), dan Tanjong Kecamatan Samalanga Kabupaten
Matriks Grand Strategy (Strategi Induk). Bireuen. Pemilihan lokasi penelitian ini
3. Tahap 3 disebut Tahap Keputusan (Decision dikarenakan lokasi penelitian ini merupakan
Stage), menggunakan satu macam teknik, salah satu tempat yang memproduksi roti tanjong
yaitu Quantitative Strategic Planning di Kecamatan Samalanga.
Matrix (QSPM). QSPM menggunakan
informasi masukan dari Tahap 1 untuk 3.2. Jenis dan Sumber Data
secara objektif mengevaluasi strategi 1. Data Primer
alternatif dapat dijalankan yang Data primer adalah data yang langsung
diidentifikasi dalam Tahap 2. QSPM dan segera diperoleh dari sumber data oleh
mengungkap daya tarik relatif dari peneliti. Data primer dalam penelitian ini
strategi alternatif dan karena itu menjadi diperoleh langsung dari responden dalam
dasar objektif untuk memilih strategi penelitian ini melalui wawancara langsung
spesifik (David, 2004) dengan meng-gunakan kuisioner yang telah
dipersiapkan.
Matriks SWOT 2. Data Sekunder
Matrik SWOT adalah alat yang Data sekunder adalah data yang telah
dipakai untuk faktor-faktor strategis terlebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan
perusahaan. Matrik ini menggambarkan oleh orang di luar peneliti. Data dicatat secara
dengan bagaimana peluang dan ancaman sistematis dan dikutip secara langsung dari
eksternal yang dihadapi diselesaikan dengan

225
instansi pemerintah atau lembaga-lembaga setelah melihat kekuatan,kelemahan, peluang
yang terkait dengan penelitian ini. dan ancaman yang dimiliki industri.

Metode Analisis Data Analisis SWOT


Analisis Faktor Internal & Eksternal Alat yang dipakai untuk menyusun
Analisis SWOT digunakan untuk strategi adalah matrik SWOT.
mengetahui strategi apa yang akan digunakan
Tabel 2. Matriks SWOT
Strenght (S) Weakness (W)
Menentukan 1-10 faktor-faktor Menentukan 1-10 faktor-faktor
kekuatan internal kelemahan internal
Opportunities (O) Strategi S-O Strategi W-O
Menentukan 1-10 Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang
faktor-faktor peluang menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan
eksternal memanfaatkan peluang untuk memanfaatkan peluang
Threats (T) Strategi S-T Strategi W-T
Menentukan 1-10 Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang
faktor-faktor menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan dan
ancaman eksternal mengatasi ancaman menghindari ancaman
Sumber : Rangkuti, 2001
Matrik ini menggambarkan secara disekitar Kecamatan Samalanga. Untuk
jelas bagian peluang dan ancaman eksternal mengenalkan produk ke masyarakat pengusaha
yang dihadapi disesuaikan dengan kekuatan dan melakukan bagi-bagi produk ke saudara-
kelemahan yang dimiliki. Matrik ini dapat saudara, dan tetangga yang ada disekitar.
menghasilkan 4 sel kemungkinan alternatif Usaha Roti Tanjong adalah roti yang
yaitu : proses pembuatannya tanpa menggunakan zat
a. Strategi Strength Opportunities (Kekuatan- pengawet, sehingga produk yang dijual tidak
Peluang) dapat bertahan lama dan hanya bisa bertahan
b. Strategi Strength Threats (Kekuatan- dalam waktu 5 hari. Usaha Roti Tanjong
Ancaman) adalah usaha yang dijalankan oleh Bang Amat
c. Strategi Weakness Opportunities dengan karyawannya sebanyak 4 orang.
(Kelemahan-Peluang) Karyawannya merupakan keluarganya sendiri
d. Strategi Weakness Threats (Kelemahan- dan usaha ini mampu melakukan produksi
Ancaman) sebanyak 4.200 potong kue yang terdiri dari
Roti selai, coklat, mases ceres dan roti paha
HASIL DAN PEMBAHASAN ayam. Pemasaran roti ini dimulai dari Merdu
Gambaran Umum Usaha Roti Tanjong sampai dengan Jeunib. Masalah yang dihadapi
Usaha Roti Tanjong merupakan usaha oleh Usaha Roti Tanjong adalah persaingan
rumahan yang menjual beberapa macam roti pasar, selera konsumen yang berpengaruh
yaitu roti selai, roti coklat, roti ceres dan roti terhadap jumlah produksi yang menurun serta
paha ayam. Usaha Roti Tanjong ini merupakan pengelolaan modal usaha tidak akan maksimal.
industri mikro yang sudah berjalan lebih Selain itu, usaha roti tanjong tidak memiliki
kurang selama 11 tahun berlokasi di jaringan dan bantuan dari lembaga penunjang.
Kecamatan Samalanga dan dijalankan oleh
seorang Bapak yang biasa disebut Bang Amat. Perumusan Strategi Pengembangan Usaha
Setiap bulan usaha ini terus maju dan Roti Tanjong Di Kecamatan Samalangan
berkembang. Sekarang Usaha Roti Tanjong Kabupaten Bireuen
telah banyak dikenal orang karena rasa dari Berdasarkan hasil analisis faktor
rotinya yang enak dan harganya yang internal dan eksternal maka dapat
terjangkau oleh masyarakat. Usaha Roti diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang
Tanjong awal mulanya hanya memasarkan dan ancaman sebagai berikut :
produknya ke warung-warung kecil yang ada

226
Tabel 4. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman dalam pengembangan
Usaha Roti Tanjong Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen
Faktor Internal Kekuatan Kelemahan
Kondisi keuangan -  Modal kecil
 Kemampuan pengusaha roti
 Ketersediaan tenaga kerja
SDM tanjong terbatas dalam
penggunaan teknologi
 Roti tanjong berkualitas  Kondisi transportasi yang kurang
Pemasaran
 Hasil produksi sesuai permintaan mendukung
 Proses produksi mudah
Produksi Tidak Ada Kelemahan
 Diversivikasi produk roti tanjong
 Kurangnya manajemen pada
Pengelolaan Usaha
Manajemen Tidak Ada Kekuatan
 Belum mampu mengelola
keuangan dengan baik
Faktor Ekternal Peluang Ancaman
Kondisi
 Bahan baku mudah didapat  Kenaikan harga bahan baku
perekonomian
 Hubungan yang dekat dengan  Kecemburuan sosial
Sosial dan
stakeholder (Pedagang)  Limbah roti tanjong merusak
Budaya
 Kondisi lingkungan yang aman lingkungan
 Sudah ada Perhatian Pemerintah  Kurangnya bimbingan teknis dan
Politik dan
terhadap pengembangan usaha pengawasan dari dinas terkait
Hukum
dari segi pembinaan
 Perkembangan teknologi
Teknologi Tidak Ada Ancaman
pengelolaan pangan
Persaingan Tidak Ada Peluang  Adanya pesaing
Sumber : Lampiran 3

1. Identifikasi Faktor Kekuatan kepercayaan dari pelanggan tetap terjaga


a. Roti Tanjong Berkualitas sehingga tidak berpindah ke tempat lain.
Kualitas roti tanjong dari pengusaha c. Proses Produksi Mudah
roti tanjong di Kecamatan Samalanga Usaha pembuatan roti tanjong secara
Kabupaten Bireuen cukup baik. Bahan baku umum tergolong mudah, yaitu mulai dari
100 persen dari bahan yang halal dan sehat, pencampuran tepung dengan bahan lain,
karena ada pengusaha dari daerah lain yang mencetak roti, menunggu roti mengembang
menggunakan bahan baku yang tidak baik hingga pemanggangan dan siap untuk dijual
untuk kesehatan seperti menggunakan bahan ke pasar. Resiko yang terjadi saat pembuatan
pengawet. roti tanjong yaitu roti tidak mengembang, hal
b. Hasil Produksi Sesuai Permintaan ini diakibatkan dari kurangnya ragi yang
Pengusaha roti tanjong di Kecamatan diberikan. Namun, hal ini jarang terjadi
Samalanga Kabupaten Bireuen setiap hari sebab pengusaha sudah paham takaran ragi
melakukan proses produksi, sehingga yang digunakan.
pengusaha selalu ada stok untuk hari-hari d. Diversifikasi Produk Roti Tanjong
berikutnya. Bahan baku berupa tepung Adanya diversifikasi produk roti
bogasari setiap hari tersedia di pasar. Proses tanjong dapat meningkatkan volume
produksi roti tanjong dari bahan baku sampai penjualan dari roti tanjong. Diversifikasi
jadi roti siap dipasarkan adalah satu hari. Hal produk roti tanjong misalnya roti selai coklat,
ini dilakukan agar setiap hari pengusaha roti selai, roti meses seres, roti selai kacang
mampu mencukupi kebutuhan konsumen dan hijau dan roti paha ayam. Hal ini dapat

227
meningkatkan jumlah produksi roti tanjong. memberikan arahan pada pengusaha roti
Diversifikasi adalah penambahan jenis roti tanjong tentang penggunaan teknologi dan
atau pengembangan rasa roti sehingga peningkatan mutu sumber daya manusia.
diversifikasi sangat diperlukan dalam c. Kondisi Transportasi Kurang Mendukung
pengembangan usaha roti tanjong. Pemasaran roti tanjong ke kedai-
e. Ketersediaan Tenaga Kerja kedai kopi masih terganjal dengan masalah
Tenaga kerja yang mendukung dalam transportasi. Misalnya pengusaha roti tanjong
pemasaran roti tanjong, dalam hal ini dalam memasarkan rotinya
ketersediaan tenaga kerja sangat berpengaruh banyak yang masih menggunakan sepeda
terhadap berkembangnya usaha roti tanjong. motor padahal jarak yang ditempuh
Selain itu, tenaga kerja yang bertugas jauh. Kemudian pengusaha yang tidak bisa
membuat roti dengan yang memasarkan roti menjual sendiri harus mencari orang yang
adalah keterikatan yang harus selalu terjaga. mau menjualnya ke pasar tujuan tetapi
Adanya tenaga kerja bagian pemasaran dengan syarat pengusaha harus menyediakan
sangat mempengaruhi kelancaran dalam alat transportasi dan pasar tujuan terlebih
pengembangan usaha roti tanjong. Usaha dahulu, sehingga hal ini cukup berat bagi
Roti Tanjong adalah usaha yang dijalankan pengusaha.
oleh Bang Amat dengan karyawannya d. Kurangnya Manajemen Pada Pengelolaan
sebanyak 4 orang. Bang Amat dan Istrinya Usaha
yang membuat Roti Tanjong mulai dari Pengusaha roti tanjong merupakan
proses pengolahan bahan baku sampai orang yang sudah berumur, jika ada
menjadi roti. Selanjutnya akan dipasarkan anak-anaknya hanya membantu dalam
oleh anaknya juga keponakannya. pemasaran tidak dalam proses produksi,
selain itu mereka masih banyak yang
2. Identifikasi Faktor Kelemahan sekolah dan mereka yang masih muda
a. Modal Kecil enggan untuk melakukan usaha ini, mereka
Modal pengusaha roti tanjong yaitu lebih senang pergi bermain, sehingga
dari modal sendiri. Pengusaha roti tanjong pengelolaan dalam proses produksi sampai
merupakan masyarakat golongan ekonomi dengan pemasaran produksi roti tanjong
menengah ke bawah sehingga modal yang terdapat kendala berupa ketersediaan sumber
ada sangat kecil. Pengusaha dalam daya manusia yang terbatas. Selain hal
melakukan usahanya tidak mau meminjam tersebut juga proses produksinya kurang
ke lembaga keuangan, hal ini dikarenakan terjaga kebersihannya dan juga masih
pengusaha merasa prosesnya sangat rumit. bergabung dengan tempat tinggal mereka
Permodalan yang belum kuat sehingga (multiuse).
mengakibatkan usaha roti tanjong ini sulit e. Belum Mampu Mengelola Keuangan
berkembang. dengan Baik
b. Kemampuan Pengusaha Roti Tanjong Karakteristik pengusaha yang selalu
Terbatas Dalam Penggunaan Teknologi berupaya menjaga kualitas dan kuantitas roti
Pengusaha roti tanjong dalam tanjong tetap stabil, menjadikan struktur
melakukan usahanya masih terbatas, hal ini permodalan usahanya masih terbatas pada
dapat dilihat dari proses produksi yang sumber modal sendiri. Namun pengusaha roti
dilakukan, yaitu dari sarana dan prasarana tanjong tersebut belum bisa mengendalikan
produksi yang belum menggunakan keuangan mereka untuk usaha roti bahkan
teknologi yang lebih canggih atau maju. sering tercampur untuk kebutuhan rumah
Pengusaha masih menggunakan tenaga tangga sehingga saat untuk memenuhi
manual seperti dalam pencampuran bahan kebutuhan produksi roti tanjong terkadang
baku pembuatan roti masih diaduk-aduk menjadi kesulitan sendiri.
dengan menggunakan tangan, hal tersebut
dikarenakan belum maksimalnya 3. Identifikasi Faktor Peluang
pendampingan dari pemerintah dalam a. Hubungan yang Dekat dengan
Stakeholder (Pedagang)
b. Kondisi Lingkungan yang Aman
228
c. Sudah ada Perhatian Pemerintah Terhadap Strategi W-O
Pengembangan Usaha (Weakness-Opportunity) atau strategi
d. Bahan Baku Mudah Didapat kelemahan-peluang adalah strategi untuk
e. Perkembangan Teknologi Pengolahan meminimalkan kelemahan yang ada untuk
Pangan memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif
strategi W-O yang dapat dirumuskan adalah :
4. Identifikasi Faktor Ancaman a. Perbaikan sarana dan prasarana produksi,
a. Kenaikan Harga Bahan Baku dan sumberdaya manusia serta penanaman
b. Kecemburuan Sosial modal swasta dengan dukungan dari
c. Limbah Roti Tanjong Merusak pemerintah.
Lingkungan b. Peningkatan pemasaran produksi roti
d. Kurangnya Bimbingan Teknis dan tanjong melalui promosi dengan
Pengawasan dari Dinas Terkait koordinasi antara instansi yang terkait di
e. Adanya Pesaing dalam pengembangan pasar produk roti
tanjong.
Alternatif Strategi Pengembangan Usaha 3. Strategi S-T
Roti Tanjong Strategi S-T (Strength-Threat) atau
Untuk merumuskan alternatif strategi strategi kekuatan-ancaman adalah strategi
yang diperlukan dalam mengembangkan untuk mengoptimalkan kekuatan internal
usaha roti tanjong Kecamatan Samalanga yang dimiliki dalam menghindari ancaman.
Kabupaten Bireuen digunakan analisis Alternatif strategi S-T yang dapat
Matriks SWOT. Matriks SWOT dirumuskan adalah :
menggambarkan secara jelas bagaimana a. Meningkatkan dan mempertahankan
peluang dan ancaman eksternal dapat kualitas dan kuantitas roti tanjong serta
dipadukan dengan kekuatan dan kelemahan efisiensi penggunaan sarana dan prasarana
internal sehingga dihasilkan rumusan strategi produksi.
pengembangan usaha. Matriks ini b. Pengelolaan sumber daya alam dan
menghasilkan empat sel kemungkinan limbah secara maksimal oleh pemerintah
alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi dan masyarakat.
W-O, strategi W-T, dan strategi S-T. Setelah 4. Strategi W-T
mengidentifikasi faktor-faktor internal dan Strategi W-T (Weakness-Threat) atau
eksternal yang menjadi kekuatan dan strategi kelemahan-ancaman adalah strategi
kelemahan serta peluang dan ancaman dalam untuk meminimalkan kelemahan internal dan
mengembangkan usaha roti tanjong di menghindari ancaman eksternal. Alternatif
Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen, strategi W-T yang dapat dirumuskan adalah :
maka diperoleh beberapa alternatif strategi a. Meningkatkan kualitas sumber daya
yang dapat dipertimbangkan, antara lain: pengusaha secara teknis, moral dan spiritual
1. Strategi S-O melalui kegiatan pembinaan untuk
Strategi S-O (Strength-Opportunity) memaksimalkan produksi dan daya saing
atau strategi kekuatan-peluang adalah roti tanjong.
strategi yang menggunakan kekuatan internal b. Menjalin kerja sama dengan masyarakat
untuk memanfaatkan peluang eksternal. sekitar dalam rangka menjaga
Alternatif strategi S-O yang dapat keharmonisan dan menambah kesempatan
dirumuskan adalah : kerja.
a. Mempertahankan kualitas, kontinuitas,
potensi SDA, stabilitas ekonomi dan Prioritas Strategi Pengembangan Usaha
meningkatkan jumlah produksi. Roti Tanjong
b. Meningkatkan kualitas, kuantitas, jaringan Strategi terbaik yang dapat diterapkan
distribusi, kemitraan dan peningkatan nilai dalam mengembangkan usaha roti tanjong di
ekonomis dari roti tanjong. Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen
2. Strategi W-O berdasarkan analisis Matriks QSP adalah

229
strategi I yaitu perbaikan sarana dan prasarana semua faktor internal dan eksternal sangat
produksi, dan sumberdaya manusia serta penting, yang menunjukkan bahwa semakin
penanaman modal swasta dengan dukungan tinggi nilainya berarti strategi tersebut
dari pemerintah dengan nilai TAS (Total semakin menarik.
Atractive Score) sebesar 6,55. Pelaksanaan 2. Strategi II, apabila perolehan nilai TAS
alternatif strategi berdasarkan nilai TAS pada pada alternatif strategi kedua yaitu sedikit
matriks QSP dapat dilakukan dari nilai TAS lebih kecil dari alternatif strategi pertama
strategi yang tertinggi, kemudian tertinggi dan strategi pertama tidak berjalan
kedua, dan diikuti strategi urutan berikutnya maksimal maka usaha ini masih bisa
sampai nilai TAS strategi yang terkecil. Untuk dikembangkan dengan alternatif strategi
lebih jelasnya tentang arti dari nilai strategi I, II kedua.
dan III dapat dilihat berikut ini : 3. Strategi III, apabila perolehan nilai TAS
1. Strategi I apabila perolehan nilai TAS pada pada alternatif strategi ketiga yaitu sedikit
alternatif strategi pertama yaitu 0,0 maka lebih kecil dari alternatif strategi kedua
semua faktor internal dan eksternal tidak maka usaha ini masih bisa dikembangkan
penting, yang menunjukkan bahwa daya dengan alternatif strategi ketiga.
tarik masing-masing faktor tidak relatif. Secara rinci perhitungan QSPM dapat
Apabila nilai TAS lebih dari satu maka dilihat pada tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 6. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Pengembangan Usaha Roti Tanjong
Di Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen
Alternatif Strategi
Faktor-Faktor Kunci Bobot I II III
AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor Kunci Internal
Roti Tanjong berkualitas 0,15 4 0,60 4 0,60 4 0,60
Hasil produksi sesuai permintaan 0,10 4 0,40 4 0,40 4 0,40
Proses produksi mudah 0,10 3 0,30 3 0,30 3 0,30
Diversivikasi produk roti tanjong 0,10 4 0,40 4 0,40 4 0,40
Ketersediaan tenaga kerja 0,10 4 0,40 4 0,40 4 0,40
Modal kecil 0,10 2 0,20 2 0,20 2 0,20
Kemampuan pengusaha roti tanjong terbatas dalam
0,05 2 0,10 2 0,10 2 0,10
penggunaan teknologi
Kondisi transportasi yang kurang mendukung 0,05 3 0,15 3 0,15 1 0,05
Kurangnya manajemen pada pengelolaan usaha 0,15 3 0,45 2 0,30 2 0,30
Pengelolaan keuangan kurang baik 0,10 3 0,30 2 0,20 2 0,20
Total Bobot 1,000
Faktor Kunci Eksternal
Hubungan yang dekat dengan stakeholder
0,10 4 0,40 4 0,40 3 0,30
(Pedagang)
Kondisi lingkungan yang aman 0,10 4 0,40 4 0,40 4 0,40
Sudah ada perhatian pemerintah terhadap
0,05 2 0,10 1 0,05 1 0,05
pengembangan usaha
Bahan baku mudah didapat 0,15 2 0,30 2 0,30 2 0,30
Perkembangan teknologi pengolahan pangan 0,10 4 0,40 4 0,40 4 0,40
Kenaikan harga bahan baku 0,15 4 0,60 4 0,60 4 0,60
Kecemburuan sosial 0,05 2 0,10 2 0,10 2 0,10
Limbah roti tanjong merusak lingkungan 0,10 3 0,30 3 0,30 3 0,30
Kurangnya bimbingan teknis dan pengawasan dari
0,15 3 0,45 3 0,45 3 0,45
Dinas terkait
Adanya pesaing 0,05 4 0,20 4 0,20 4 0,20
Total Bobot 1,000
Jumlah Nilai Daya Tarik 6,55 6,25 6,02
Sumber : Lampiran 4,5,6,7
Berdasarkan tabel di atas dapat tanjong di Kecamatan Samalanga Kabupaten
dijelaskan bahwa hasil analisis data primer Bireuen antara lain :
dengan Quantitative Strategic Planning Matrix 1. Perolehan nilai TAS pada alternatif strategi
(QSPM) terhadap pengembangan usaha roti I adalah 6,55 yang berarti alternatif strategi

230
yang harus dijalankan adalah perbaikan meningkatkan kualitas dan kuantitas dari
sarana dan prasarana produksi, dan produksi roti tanjong di Kecamatan
sumberdaya manusia serta penanaman Samalanga Kabupaten Bireuen.
modal swasta dengan dukungan dari Peningkatan kualitas dan kuantitas produksi
pemerintah. Perbaikan sarana dan roti tanjong tidak terlepas dari adanya
prasaranan produksi, sumber daya manusia efisiensi penggunaan sarana dan prasarana
serta penanaman modal swasta yang produksi, hal ini antara lain sarana
didukung oleh pemerintah ditujukan untuk transportasi, pemasaran, produksi yang
meningkatkan kuantitas serta kualitas dari mendukung dalam produksi roti tanjong.
produksi roti tanjong dan kualitas sumber Sarana dan prasarana produksi yang efisien
daya manusia, yang keduanya merupakan adalah yang tepat guna sehingga dapat
hal terpenting dalam pengembangan usaha menekan biaya dan akan meningkatkan
roti tanjong di Kecamatan Samalanga pendapatan pengusaha roti tanjong.
Kabupaten Bireuen. Pengembangan ini 3. Perolehan nilai TAS pada alternatif
juga perlu adanya dukungan permodalan strategi III adalah 6,02 yang berarti
yang cukup kuat baik dengan adanya alternatif strategi yang harus dijalankan
subsidi pemerintah maupun adanya adalah meningkatkan kualitas sumber
perbankan yang membantu dalam daya pengusaha secara teknis, moral dan
permodalan serta partisipasi dari pemerintah spiritual melalui kegiatan pembinaan
sehingga pengembangan yang dilakukan untuk memaksimalkan produksi dan daya
dapat menyeluruh pada semua aspek (dari saing roti tanjong. Pengembangan usaha
pengusaha kecil sampai pengusaha besar, roti tanjong diperlukan perbaikan di dalam
sumberdaya alam, sumberdaya manusia). pelaku usaha tersebut yaitu pengusaha
Perbaikan sarana dan prasarana produksi meliputi aspek teknis usaha maupun juga
dapat dilakukan dengan penggunaan aspek moral dan spiritual yang
teknologi baru sehingga dapat menyangkut pada masalah kepribadian
mempermudah proses produksi. Sumber dan mental dari pengusaha yang
daya manusia perlu adanya berbagai merupakan masyarakat desa supaya lebih
pelatihan dan penyuluhan dalam melakukan berkembang secara modern mengenai
proses produksi sehingga tercapai sumber bisnis tetapi masih dalam batas aturan dan
daya manusia yang berkualitas yang akan norma yang ada, untuk meningkatkan
berpengaruh terhadap cara kerja mereka sumber daya pengusaha diperlukan media
dalam melakukan proses produksi misalnya yang praktis dan efektif dari pengusaha,
kebersihan dapat lebih diperhatikan, dengan baik melalui interaksi langsung seperti
demikian produk roti tanjong merupakan pertemuan rutin juga tidak langsung
produk yang dapat diunggulkan. seperti pemberian buletin atau media
2. Perolehan nilai TAS pada alternatif strategi komunikasi lain yang menarik yang
II adalah 6,25 yang berarti alternatif strategi mencakup pengetahuan teknis, moral dan
yang harus dijalankan adalah meningkatkan spiritual agar pengusaha lebih kebal,
dan mempertahankan kualitas dan kuantitas tanggap dan kritis terhadap masalah
roti tanjong serta efisiensi penggunaan perkembangan teknis usaha, sosial dan
sarana dan prasarana produksi. Kualitas dan ekonomi yang terjadi di masyarakat
kuantitas produksi roti tanjong merupakan melalui training motivation dan
hal yang sangat penting bagi pengusaha roti peningkatan kajian pustaka. Serta
tanjong di Kecamatan Samalanga mengadakan lomba pengusaha roti supaya
Kabupaten Bireuen karena sangat berkaitan bisa menjadi contoh pengusaha roti lain
dengan kepercayaan pelanggan, jika dan tertantang untuk menjadi pengusaha
pelanggan merasa tidak puas maka dengan roti yang lebih berkualitas. Dengan
mudah pelanggan tersebut berpindah ke demikian, diharapkan pengusaha lebih
produsen lain. Dengan demikian, perlu tanggap terhadap permasalahan dan
adanya strategi untuk mempertahankan dan

231
peluang usaha roti untuk meningkatkan 4. Prioritas strategi yang dapat diterapkan
hasil produksinya. dalam mengembangkan industri rumah
KESIMPULAN tangga roti tanjong di Kecamatan
Kesimpulan Samalanga Kabupaten Bireuen
Berdasarkan hasil penelitian berdasarkan analisis matriks QSP adalah
mengenai Strategi Pengembanga Usaha perbaikan sarana dan prasarana produksi,
Industri Rumah Tangga Roti Tanjong dan sumber daya manusia serta
Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen, penanaman modal swasta dengan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : dukungan dari pemerintah.
1. Faktor internal yang dapat mempengaruhi
pengembangan industri rumah tangga roti DAFTAR PUSTAKA
tanjong di Kecamatan Samalanga Agus Santoso. (2008). Strategi
Kabupaten Bireuen adalah kualitas roti Pengembangan Bisnisusaha Kecil
tanjong, kontinuitas, usaha mudah dan Menengah (Studi Kasus Di UKM
resiko kecil, saprodi mudah didapat, Kambing Desa Cikarawang
potensi sumber daya alam yang dimiliki, Kecamatan Darmaga, Kabupaten
modal kecil, kemampuan pengusaha Bogor, Jawa Barat). Skripsi
terbatas, kondisi transportasi yang kurang Agribisnis. Institut Pertanian Bogor.
mendukung, pengelolaan usaha kurang Damanik, S. 2008. Strategi Pengembangan
optimal, pengelolaan keuangan kurang Agribisnis Kelapa (Cocos nucifera)
baik. untuk Meningkatkan Pendapatan
2. Faktor eksternal yang dapat Petani di Kabupaten Indragiri Hilir
mempengaruhi pengembangan industri Riau.
rumah tangga roti tanjong di Kecamatan http://perkebunan.litbang.deptan.go.
Samalanga Kabupaten Bireuen adalah id. Diakses 15 November 2008.
hubungan yang dekat dengan stakeholder, David, F R. 2004. Manajemen Strategis
kondisi lingkungan yang aman, perhatian Konsep-Konsep. PT. Indeks
pemerintah terhadap pengembangan usaha Kelompok Gramedia. Jakarta.
roti tanjong, diversifikasi produk roti David, Fred R., 2003, Manajemen Strategis :
tanjong, perkembangan teknologi Konsep-konsep, Edisi Kesembilan,
pengolahan pangan, kenaikan harga bahan Penerjemah Kresno Saroso, 2004,
baku, kesenjangan sosial, pembuangan Penerbit PT Indeks, Jakarta.
limbah, kurangnya bimbingan teknis dan Departemen Kesehatan RI., 2006. Daftar
pengawasan dari Dinas terkait, dan adanya Komposisi Bahan Makanan.
roti dari daerah lain. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
3. Alternatif strategi yang dapat diterapkan Doyle, E. 2007. Microbial Food Spoilage —
dalam mengembangkan industri rumah Losses and Control Strategies.
tangga roti tanjong di Kecamatan University of Wisconsin, Madison.
Samalanga Kabupaten Bireuen adalah Dunford, N. 2005. Foods, Health, and
perbaikan sarana dan prasarana produksi, Omega-3 Oils. Oklahoma State
dan sumber daya manusia serta University, Oklahoma.
penanaman modal swasta dengan Hunger, J. David and Thomas L Wheelen.
dukungan dari pemerintah, meningkatkan 2003. Manajemen Strategis.Penerbit
dan mempertahankan kualitas dan Andi. Yogyakarta.
kuantitas roti tanjong serta efisiensi Hetzel, S dan and Tony, S. 2007. Melonjak
penggunaan sarana dan prasarana dari SWOT: Empat Pelajaran Setiap
produksi, meningkatkan kualitas sumber Rencana Strategis Harus Tahu. AI
daya pengusaha secara teknis, moral dan Practitioner : International Journal
spiritual melalui kegiatan pembinaan of AI Praktek Is The Best.
untuk memaksimalkan produksi dan daya www.innovationpartners.com.
saing roti. Diakses 24 Juli 2009.

232
Ine Madinatul M. 2003. Strategi
Pengembangan Perusahaan Roti
Hawai Bakery Di Kota Malang.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Volume Venty Hardiyanti Mas ,M.R Yantu ,Dafina
I. Universitas Brawijaya. Howara. (2013). Prospek
Jatmiko, 2005. Industri Kecil : Sebuah Pengembangan Usaha Pada Industri
Tinjauan dan Perbandingan. LP3ES. Rumah Tangga Kacang Telur
Jakarta. “Ohara” Kota Palu. E-J. Agrotekbis
Natelda R. Timisela.(2007). Analisis Usaha 1 (1) : 100-108,
Sagu Rumahtangga Dan Wahyuniarso Tri D S. (2013). Stategi
Pemasarannya. Jurnal Agroforestri Pengembangan Industri Kecil
Volume I Keripik Di Dusun Karangbolo Desa
Nurul Laela Fatmawati. (2009). Strategi Lerep Kabupaten Semarang. Skripsi
Pengembangan Industri Kecil Ekonomi Pembangunan. Universitas
Tempe Di Kecamatan Pedan Negeri Semarang.
Kabupaten Klaten. Skripsi Yoga Rike Meysiana. (2010). Strategi
Agribisnis. Universitas Sebelas Pengembangan Industri Kecil Tahu
Maret. Di Kecamatan Sragen Kabupaten
Rahardi, D. 2008. SWOT Analysis Sragen. Skripsi Agribisnis.
Pengertian dan Tujuan. http:// Universitas Sebelas Maret.
dickyrahardi.com/. Diakses 20
Oktober 2008.
Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

233

Anda mungkin juga menyukai