Oleh :
Arya Adi Pratama B1A017009
Jimmy Al Fais B1A017017
Restu Amalia B1A017029
Salsabila Nur Fatika B1A017047
Bramassertyo Aji B1A017051
Rombongan : A2
Kelompok : 4
Asisten : Rahmi Mutia Mawardi
A. Latar Belakang
B. Tujuan
dari CaC2 dengan air yang diabsorbsi dari hasil transpirasi buah-buahan dan
Kegunaaan C2H2 yang dihasilkan dari CaC2 sebagai salah satu zat perangsang
kematangan pada buah pisang, mangga dan alpukat (Barry & Giovannoni, 2007).
3. Gas (Etilen)
Etilen dapat terbentuk karena adanya aktivitas auksin dan etilen mampu
menghilangkan aktivitas auksin karena etilen dapat merusak polaritas sel transport,
pada kondisi anearob pembentukan etilen terhambat, selain suhu O2 juga
berpengaruh pada pembentukan etilen. Laju pembentukan etilen semakin menurun
pada suhu di atas 300 C dan berhenti pada suhu 400 C, sehingga pada penyimpanan
buah secara masal dengan kondisi anaerob akan merangsang pembentukan etilen
oleh buah tersebut. Etilen yang diproduksi oleh setiap buah memberi efek komulatif
dan merangsang buah lain untuk matang lebih cepat (Abidin, 1985).
Etilen diproduksi oleh tumbuhan tingkat tinggi dari asam amino metionin
esensial pada seluruh jaringan tumbuhan. Produksi etilen bergantung pada tipe
jaringan, spesies tumbuhan, dan tingkatan perkembangan. Etilen dibentuk dari
metionin melalui 3 proses yaitu A.) ATP merupakan komponen penting dalam
sintesis etilen. ATP dan air akan membuat metionin kehilangan 3 gugus fosfat. B.)
Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase (ACC-sintase) kemudian
memfasilitasi produksi ACC dan SAM (S-adenosil metionin). C.) Oksigen
dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Reaksi ini
dikatalisasi enzim pembentuk etilen (Kartasapoetra, 1994).
Etilen di alam akan berpengaruh apabila terjadi perubahan secara fisiologis pada
suatu tanaman. Hormon ini akan berperan dalam proses pematangan buah dalam fase
klimaterik. Perlakuan pada buah mangga dengan menggunakan etilen pada
konsentrasi yang berbeda akan mempengaruhi proses pemasakan buah. Pemasakan
buah ini terlihat dengan adanya struktur warna kuning, buah yang lunak dan aroma
yang khas. Kecepatan pemasakan buah terjadi karena zat tumbuh mendorong
pemecahan tepung dan penimbunan gula. Proses pemecahan tepung dan penimbunan
gula tersebut merupakan proses pemasakan yang ditandai dengan perubahan warna,
tekstur dan bau buah.
Proses sintesis protein terjadi pada proses pematangan seacra alami atau hormonal,
dimana protein disintesis secepat dalam proses pematangan. Pematangan buah dan
sintesis protein terhambat oleh siklohexamin pada permulaan fase klimatoris setelah
siklohexamin hilang, maka sintesis etilen tidak mengalami hambatan. Sintesis
ribonukleat juga diperlukan dalam proses pematangan. Etilen akan mempertinggi
sintesis RNA pada buah mangga yang hijau (Kartasapoetra, 1994).
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kertas koran,
gelas ukur, batang pengaduk, beaker glass dan
kertas label.
Bahan-bahan yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah pisang kepok (Musa
sp.), ethrel (2-chloroetilphosponic acid), dan
akuades
B. Metode
A. Hasil
Interpretasi :
+ : perubahan warna, tekstur, dan aroma rendah
++ : perubahan warna, tekstur, dan aroma sedang
+++ : perubahan warna, tekstur, dan aroma tinggi
++++ : perubahan warna, tekstur, dan aroma sangat tinggi
A. Kesimpulan
B. Saran