Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ni Made Ayu Rita Sari

NIM : 2008531007
UAS FITOHORMON
Senin, 18 Desember 2023
Waktu: 08.30 – 09.30 WITA

1. Mengapa hormon etilen bisa dimanfaatkan untuk pematangan buah ?


Jawab:
Etilen merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh (C2H4) yang pada tumbuhan
ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas etilen. Gas etilen memiliki peran
penting dalam pematangan dan juga pemasakan tanaman. Etilen bertugas mengatur
perubahan warna serta dapat mereduksi kadar klorofil, meningkatkan karotenoid atau
antosianin, gula dan biosintesis senyawa organik yang mudah menguap. Etilen dapat
berupa etilen alami yang diproduksi dari buah itu sendiri atau etilen buatan berupa gas
C4H4 terkompresi yang diencerkan ke udara untuk mendukung pematangan buah.
penggunaan etilen pada buah yang bersifat non klimakterik memberikan efek
peningkatan respirasi. Kecepatan respirasi merupakan indikator terhadap aktivitas
metabolisme jaringan. Respirasi yang terjadi pada buah merupakan proses biologis
dimana oksigen diserap untuk membakar bahan-bahan organik dalam buah untuk
menghasilkan energi dan diikuti oleh pengeluaran sisa pembakaran berupa gas
karbondioksida dan air. Air, gas dan energi berupa panas yang dihasilkan akan
mengalami penguapan sehingga memicu buah untuk mengalami proses perubahan
morfologis baik itu perubahan warna, ukuran serta bentuk. Kebanyakan buah tanda
kematangan pertama adalah hilangnya warna hijau karena kandungan klorofil buah
yang sedang masak lambat laun berkurang. Pigmen yang membentuk warna buah tomat
terdiri dari karoten, likopen, xantofil dan klorofil. Perubahan warna hijau disebabkan
oleh struktur klorofil yang rusak oleh perubahan pH dalam cairan sel, proses oksidasi
dan aktifitas enzim klorofilase dan pemanasan yang dihasilkan dari aktivitas fisiologis
yang terbentuk dari adanya gas etilen tersebut.

Jurnal : Arti, I. M. dan Manurung, A. N. H. 2018. Pengaruh Etilen Apel dan Daun
Mangga pada Pematangan Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca formatypica). Jurnal
Pertanian Presisi. 2(2): 77 – 88.

2. Bagaimana mekanisme ABA dalam adaptasi tanaman dengan kondisi kekeringan ?


Jawab :
Kekeringan merupakan kondisi tanah yang kekurangan air sementara kondisi atmosfir
memicu tumbuhan mengeluarkan banyak air melalui transpirasi atau evaporasi.
Kekurangan air mengganggu proses produksi tumbuhan. Tumbuhan mengalami
cekaman kekeringan ditandai dengan penurunan kadar air dalam jaringan, penurunan
potensial air di daun, penurunan tekanan turgor, penutupan stomata dan penurunan
pertumbuhan sel. Pada cekaman kuat dapat menyebabkan penghentian proses
fotosintesis, gangguan metabolisme dan kematian. Tumbuhan mengurangi penguapan
air melalui penutupan stomata. Penutupan stomata berhubungan dengan aktifitas
hormon asam absisat (ABA). Pada saat tanah kering, sinyal hidrolik menginduksi
sintesis ABA pada tanaman. ABA pada akar akan dibawa sampai sel-sel penutup
stomata dan menyebabkan stomata menutup dan menyebabkan fotosintesis dan
respirasi menurun. Penurunan respirasi tersebut disebabkan oleh perubahan
permeabilitas membran mitokondria. Pada saat terjadi kekeringan, perpindahan elektron
menjadi terhambat mengakibatkan klorofil mengalami fotooksidasi dan penurunan
aktifitas fotosintesis. Penurunan aktifitas fotosintesis dan respirasi menyebabkan energi
yang dibutuhkan pertumbuhan menurun sehingga pembelahan ataupun pembentangan
sel untuk memperbesar organ juga menurun. Akibatnya organ tumbuhan atau morfologi
yang terbentuk yaitu daun, batang dan biji menjadi lebih kecil sehingga produksi juga
semakin sedikit.

Jurnal: Sukma, K. P. W. 2015. Mekanisme Tumbuhan Menghadapi Kekeringan.


Wacana Diatmika: Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains. 3(6): 186 – 194.

3. Apakah antietilen bermanfaat dalam pengiriman buah jarak jauh ? jelaskan dengan
singkat !
Jawab:
Antietilen adalah senyawa yang digunakan yang digunakan untuk menghambat atau
menahan efek etilen pada tanaman atau buah. Antietilen berperan dalam memperlambat
proses pematangan buah, contoh hormon antietilen yang dapat digunakan yaitu, 1-
Methylcyclopropene (1-MCP) diketahui berfungsi sebagai etilen inhibitor pada tingkat
reseptor. 1-Methylcyclopropene (1- MCP) dalam mengurangi pengaruh etilen pada
tanaman yakni dengan menjadi kompetitor etilen saat menempel pada reseptor.
Penggunaan 1-MCP mampu mengurangi efek etilen endogen atau eksogen. Penggunaan
1-MCP tidak menurunkan produksi etilen pada tanaman namun menjadi inhibitor dalam
penempelan di reseptor, sehingga etilen tidak dapat mempengaruhi fisiologis tanaman

Jurnal: Fauzi, A. A., Kusumiyati, Mubarok, S., dan Rufaidah, F. 2018. Beberapa
Catatan Pemanfaatan 1-Methylcyclopropene Pada Krisan (Chrysanthemum morifolium
Ram.). Jurnal Pertanian Terpadu. 6(1): 1 – 10.

4. Bagaimana peranan hormon non tradisional dalam pertumbuhan dan perkembangan


tanaman ?
Jawab: Hormon non tradisional adalah hormon – hormon pertumbuhan tanaman yang
belum banyak dikenal. Contohnya adalah Brasinosteroid (BR) yang berfungsi dalam
mengatur pertumbuhan tanaman, hormon lainnya yaitu Asam Salisilat yang merupakan
senyawa fenol sederhana yang berperan penting dalam mengatur proses fisiologi dan
respons imunisasi tanaman. Pemanfaatan asam salisilat sebagai sinyal transduksi dalam
jaringan pertahanan tanaman telah diamati dan dikarakterisasi pada sejumlah gen yang
berfungsi dalam biosintesis asam salisilat.

Junal :
Roberdi dan Ramadhan, O. A. 2019. Optimasi Primer Single Nucletide Amplified
Polymorphysm (SNAP) pada Gen Brassinosteroid (BRI) Kelapa Sawit. Jurnal Sains
Natural Universitas Nusa Bangsa. 9(2): 80 – 89.

Anda mungkin juga menyukai