Anda di halaman 1dari 3

Nama : Risa Anggraini

Nim : 933409918

Kelas : B

CONTOH METODE ASESMEN

1. Wawancara
2. Tes Terstruktur
Tes Psikologi (tes kepribadian) : EPPS
Tes EPPS adalah tes kepribadian yang diturunkan dari teori H.A Murray yang
mengukur tingkat individu dalam 15 kebutuhan dan motivasi umum. Dalam tes EPPS
ini tak ada jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Tes ini merupakan tes untuk
mengetahui tipe-tipe motivasi, kebutuhan dan kesukaan pribadi. Terkadang soal akan
mengalami perulangan di beberapa nomor sehingga inilah yang menjadikan tes ini
memiliki karakter tersendiri.
Contoh soal :
a. Saya ingin orang-orang memperhatikan dan memberikan komentar mengenai
penampilan saya di muka umum
b. Saya suka membaca riwayat hidup orang-orang besar
Jawaban soal :
a. Jika Anda memilih pernyataan pertama, maka pilihlah “a”
b. Jika Anda memilih pernyataan kedua, maka pilihlah “b”
Pilihan diatas bukan merupakan pernyataan benar/salah. Setiap pilihan Anda
selanjutnya akan dinilai oleh panitia untuk mendapatkan gambaran tentang diri Anda.
3. Tes Tak Terstruktur
Tes RORSCHACH
Tes rorschach merupakan salah satu tes proyekti yang paling populer dikembangkan
oleh psikiatris yang berkebangsaan Swiss bernama Herman Rorschach (1921-1942).
Pertama kali tes ini deskripsikan pada tahun 1921 dengan melakukan percobaan pada
pasien yang berjumlah 1991, hasil yang memuaskan dari 40 tes ink blot, hanya 15
bercak tinta. Tes rorschach adalah tes yang pertama menerapkan noda tinta pada
penyelidikan diagnostik atas kepribadian secara keseluruhan. Tes rosa ada 10 kartu.
Masing-masing kartu memuat cetakan noda tinta simetris bilateral. Lima noda tinta
diletakkan pada bayangan abu-abu dan hitam saja, dua memadukan beberapa
bayangan pastel.
Gambar 10 kartu rosa :

Aspek yang dinilai dalam tes rorschach :


1. Kognitif : taraf intelektual, pendekat, keluasan minat
2. Afektif : emosional, tanggungjawab, reaksi terhadap stress
3. Fungsi ego : kekuatan ego, area konflik, defense

Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa seseorang akan rangsangan eksternal kelas
berdasarkan persepsi orang khusus dan termasuk kebutuhan, motif dasar, konflik dan
bahwa proses clustering adalah wakil dari proses yang digunakan dalam situasi
kehidupan nyata.

Umumnya selama penyelenggaraan tes rosa, responden ditunjukkan masing-masing


noda tinta, satu kali setiap saat dan diminta untuk memberitahu apa yang
dinampakkan oleh noda tinta tersebut. Selain menyimpan catatan verbal tentang
respon atau posisi dimana kartu dipegang, catatan spontan, ungkapan emosional dan
perilaku insidental lain dari responden selama sesi tes tersebut. Pada waktu tertentu
setelah presentasi 10 kartu, kebanyakan penguji mengajukan pertanyaan pada individu
secara sistematik tentang bagian dan aspek noda tinta terhadap mana asosiasi
diberikan. Selama penyelidikan ini, para responden juga memiliki kesempatan untuk
menguraikan serta menjernihkan respon lebih awal mereka.

4. Asesmen Perilaku (Behavioral Asesment)


Terhadap rasa cemas klien kalau melakukan diskusi. Kalau suatu siang ia akan
mengikuti diskusi, sejak kapan mulai timbul rasa cemas, meskipun ringan saja. kalau
diteruskan kapan rasa cemas itu menimbulkan pikiran untuk tidak datang ke diskusi.
Reaksi yang biasanya muncul : buang air kecil, telapak tangan berkeringat, perilaku
tidak sepenuhnya terkendali
5. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah biasa dikerjakan oleh seorang pekerja sosial, social worker ialah
seorang yang telah menyelesaikan pendidikan tingginya pada sekolah tinggi
kesejahteraan sosial (STKS) atau jurusan kesejahteraan sosial akultas ilmu sosial dan
ilmu politik (FISIP). Namun ada juga yang berpendapat, bahwa melakukan kunjungan
rumah merupakan pekerjaan sosial dalam rangka psikologi klinis, jadi dikerjakan oleh
psikologi klinis. Kegiatan itu merupakan upaya untuk menolong klien atau pasien.
Yang lebih penting lagi adalah bahwa siapa pun yang melakukannya hendaknya
memiliki kompetensi yang memadai.
6. Catatan Kehidupan
Buku harian pasien, kalau diizinkan dapat saja menjadi bahan untuk asesmen bahkan
sekaligus sebagai alat bantu untuk terapi. Sebagai alat bantu untuk asesmenadalah
dengan menafsirkan berbagai peristiwa yang dialaminya serta apa yang dilakukan
atau dipikirkannya. Kita bisa menafsirkan kepribadian macam apakah individual itu.
Dari situ kita dapat menduga kurang lebih dinamika atau proses kejiwaan macam
apakah yang telah dialaminya, bahkan gangguan macam apakah yang akan dialami
orang dengan kepribadian tersebut. Dengan kata lain, kita dapat menduga mengenai
apa saja yang menjadi penyebab dan jenis gangguan apa yang dialami pasien tersebut.
7. Dokumen Pribadi
Dokumen pribadi pun tidak harus berisikan mengenai peristiwa dan sikap serta angan-
angan klien, melainkan bisa jadi foto-foto yang dikumpulkannya, ialah peristiwa-
peristiwa apa yang dianggapnya penting. Demikian juga jenis barang-barang koleksi,
seperti barang-barang antik yang ditasirkan, misalnya oleh McCleland sebagai tanda
kepribadian yang dilandasi oleh kebutuhan akan harga diri, kekuatan, atau menguasai
orang lain.
8. Fungsi Psikofisiologis
Hubungan psikis-mental dan faal organ tubuh sangatlah erat.
Seorang yang marah biasanya menampilkan muka yang merah karena darah banyak
dipompa jantung sehingga mengisi saluran-saluran darah kapiler di permukaan kulit.
Bisa jadi juga menjadi gemetar karena ketegangan diotot (untuk sementara) harus ia
tahan, padahal justru ingin dilampiaskan. Makin lama makin banyak ditemukan organ
tubuh yang fungsinya berkaitan erat dengan kondisi dan situasi psikologis. Dalam
gangguan psikofisiologis yang pernah mengganti nama gangguan psikosomatis,
tercatat hampir semua organ tubuh dapat terganggu fungsinya oleh kondisi psikologis
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai