PENGKAJIAN Pa Jasman XXX
PENGKAJIAN Pa Jasman XXX
J DENGAN HALUSINASI
DI RUANGAN MERAK RSJ. DR. SOEHARTO HEERDJAN
Laporan Dokumentasi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktik Klinik Keperawatan Jiwa
Dosen Pengampu : Rohanah, S.Pd, MKM
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Alhamdulilahi rabbil’alamin segala puji dan syukur bagi Allah swt yang telah
memberikan kami jalan kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Dokumentasi ini. Tanpa pertolonganya mungkin kami tidak akan mampu
menyelesaikanya dengan baik dan tepat waktu. Shalawat dan salam selalu terlimpah
curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. Laporan ini disusun agar
pembaca dapat memperluas pengetahuanya tentang “ASUHAN KEPERAWATAN
JIWA PADA TN.J DENGAN HALUSINASI”. Namun dengan penuh kesabaran,
keuletan, kami dan terutama pertolongan dari Allah Swt akhirnya Laporan ini dapat
terselesaikan. Semoga laporan yang kami susun dapat memberikan pengetahuan kepada
para pembaca. tim menyusun menyadari bahwa laporan yang kami susun masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kami dengan segala kerendahan hati
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan laporan
ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
Daftar isi.......................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan masalah.....................................................................................................1
Bab II Landasan teori ..................................................................................................................3
A. Laporan Pendahuluan..................................................................................................3
B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan............................................................3
Bab III Asuhan Keperawatan.....................................................................................................13
A. Masalah Utama..........................................................................................................13
B. Analisa Data...............................................................................................................13
C. Rencana Asuhan Keperawatan..................................................................................13
D. Implementasi Dan Evaluasi........................................................................................13
Bab IV Penutup..........................................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................................13
Daftar Pustaka............................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Masalah Utama
Ganggguan Persepsi sensori: Halusinasi.
2. Penyebab Halusinasi
Gangguan halusinasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti biologis,
psikologis dan sosial budaya;
a. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak dapat menimbulkan gangguan
seperti:
1) Hambatan perkembangan khususnya korteks frontal, temporal dan citim
limbic. Gejala yang mungkin timbul adalah hambatan dalam belajar, daya
ingat dan berbicara.
2) Pertumbuhan dan perkembangan individu pada pranatal, perinatal
neonatus dan kanak kanak.
b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis diri klien, sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi ganguan
orientasi realitas adalah penolakan atau kekerasan dalam hidup klien.
Penolakan dapat dirasakan dari keluarga, pengasuh atau teman yang bersikap
dingin, cemas,tidak peduli atau bahkan terlalu melindungi sedangkan
kekerasan dapat bisa berupa konflik dalam rumah tangga merupakan
lingkungan resiko gangguan orientasi realitas.
c. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi
realitas seperti kemiskinan, konflik sosial, budaya, kehidupan yang terisolir
disertai stres yang menumpuk. (Yudi hartono;2012;108)
3. Jenis-Jenis Halusinasi
Beberapa jenis halusinasi ini sering kali menjadi gejala penyakit tertentu,
seperti skizofrenia. Namun terkadang juga dapat disebabkan oleh
penyalahgunaan narkoba, demam, depresi atau demensia, berikut ini jenis jenis
halusinasi yang mungkin saja mengintai pikiran manusia;
a. Halusinasi Pendengaran (Audio)
Ini adalah jenis halusinasi yang menunjukan persepsi yang salah dari
bunyi, musik, kebisingan atau suara. Mendengar suara ketika tidak ada
stimulus pendengaran adalah jenis yang paling umum dari halusinasi audio
pada penderita gangguan mental. Suara dapat didengar baik di dalam kepala
maupun di luar kepala seseorang dan umumnya dianggap lebih parah ketika
hal tersebut datang dari luar kepala, suara bisa datang berupa suara wanita
maupun suara pria yang akrab atau tidak akrab. Pada penderita skizofrenia
gejala umum adalah mendengarkan suara suara dua orang atau lebihyang
berbicara pada satu sama lain,ia mendengar suara berupa kritikan atau
komentar tentang dirinya, perilaku atau pikirannya.
b. Halusinasi Penglihatan
Ini adalah sebuah persepsi yang salah pada pandangan. Isi dari halusinasi
dapat berupa apa saja tetapi biasanya orang atau tokoh seperti manusia.
Misalnya,seseorang merasa ada orang berdiri di belakangnya.
c. Halusinasi Pengecapan (Gustatorius)
Ini adalah sebuah persepsi yang salah mengenai rasa. Biasanya
pengalaman ini tidak menyenangkan. Misalnya seorang individu mungkin
mengeluh telah mengecap rasa logam secara terus menerus. Jenis halusinasi
ini sering terlihat di beberapa gangguan medis seperti epilepsi dibandingkan
pada gangguan mental.
d. Halusinasi penciuman (Olfaktori)
Halusinasi ini melibatkan berbagai bau yang tidak ada. Bau ini biasanya
tidak menyenangkan seperti mau muntah, urin, feses asap atau daging busuk.
Kondisi ini juga sering disebut sebagai Phantosmia dan dapat diakibatkan
oleh adanya kerusakan saraf di bagian indra penciuman. Kerusakan mungkin
ini mungkin disebabkan oleh virus, trauma, tumor otak atau paparan zat zat
beracun atau obat obatan.
e. Halusinasi sentuhan (Taktil)
Ini adalah sebuah persepsi atau sensasi palsu terhadap sentuhan atau suatu
yang terjadi di dalam atau pada tubuh. Halusinasi sentuhan ini umumnya
merasa seperti ada suatu yang merangkak di bawah atau pada kulit.
f. Halusinasi Somatik
Ini mengacu pada saat seseorang mengalami perasaan tubuh mereka
merasakan nyeri yang parah misalnya akibat mutilasi atau pergeseran
sendi.pasien juga melaporkan bahwa ia juga mengalami penyerahan oleh
hewan pada tubuh mereka seperti ular merayap dalam perut. (Yudi Hartono;
2012; 109).
Tahap halusinasi;
a. Sleep Desorder
Sleep Desorder adalah halusinasi tahap awal seseorang sebelum muncul
halusinasi.
1) Karakteristik : Seseorang merasa banyak masalah, ingin menghindar dari
lingkungan takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah.
2) Perilaku : Klien susah tidur dan berlangsung terus menerus sehingga
terbiasa menghayal dan menganggap hayalan awal sebagai pemecah
masalah.
b. Comforthing
Comforthing adalah halusinasi tahap menyenangkan; cemas sedang.
1) Karakteristik : Klien mengalami perasaan yang mendalam seperti cemas,
kesepian, rasa bersalah, takut dan mencoba untuk berfokus pada pikiran
yang menyenangkan untuk meredakan cemas.
2) Perilaku : Klien terkadang tersenyum, tertawa sendiri, menggerakan bibir
tanpa suara, pergerakan mata yang cepat respon verbal yang lambat, diam
dan berkonsentrasi.
c. Condeming
Condeming adalah tahap halusinasi menjadi menjijikan; cemas berat.
1) Karakteristik : Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Klien
mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya
dengan sumber yang presepsikan. Klien mungkin merasa dipermalukan
oleh pengalaman sensori dan menarik diri dari orang lain
2) Perilaku : Ditandai dengan meningkatnya tanda tanda sistem syaraf
otonom akibat ansietas otonom seperti peningkatan denyut jantung,
pernafasan dan tekanan darah, rentang perhatian dengan lingkungan
berkurang dan terkadang asyik dengan pengalaman sendiri dan kehilangan
kemampuan membedakan halusinasi dan realita.
d. Controling
Controling adalah tahap pengalaman halusinasi yang berkuasa; cemas berat.
1) Karakteristik : Klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap
halisinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut.
2) Perilaku : Perilaku klien taat pada perintah halusinasi,sulit berhubungan
dengan orang lain,respon perhatian terhadap lingkungan berkurang,
biasanya hanya beberapa detik saja.
e. Conquering
Concuering adalah tahap halusinasi panik umumnya menjadi melebur dalam
halusinasi.
1) Karakteristik : Pengalaman sensori menjadi mengancam jika mengikuti
perintah halusinasi.
2) Perilaku : Perilaku panik, resiko tinggi mencederai, bunuh diri atau
membunuh orang lain. (Yudi Hartono ;2012;108)
6. Tanda Gejala
Tanda gejala bagi klien yang mengalami halusinasi adalah sebagai berikut :
a. Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
b. Mengatakan mendengar suara.
c. Merusak diri sendiri/orang lain/lingkungan.
d. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan yang mistis.
e. Tidak dapat memusatkan konsentrasi.
f. Pembicaraan kacau terkadang tidak masuk akal.
g. Sikap curiga dan bermusuhan.
h. Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
i. Sulit membuat keputusan.
j. Ketakutan.
k. Mudah tersinggung.
l. Menyalahkan diri sendiri/orang lain.
m. Tidak mampu memenuhu kebutuhan sendiri.
n. Muka merah kadang pucat.
o. Ekspresi wajah tegang.
p. Tekanan darah meningkat.
q. Nadi cepat.
r. Banyak keringat.
(Yudi Hartono ;2012;109)
7. Akibat Halusinasi
Akibat dari halusinasi adalah resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. Ini diakibatkan karena klien berada di bawah halusinasinya yang
meminta dia untuk melakukan sesuatu hal diluar kesadarannya.
(Iskandar;2012;56)
9. Penatalaksanaan Halusinasi
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara;
a. Menciptakan Lingkungan yang Terapeutik
Untuk mengurangi tingkat kecemasan, kepanikan dan ketakutan pasien akibat
halusinasi sebaiknya pada permulaan dilakukan secara individu dan usahakan
terjadi kontak mata jika perlu pasien di sentuh atau dipegang.
b. Melaksanakan Program Terapi Dokter
Sering kali pasien menolak obat yang diberikan sehubungan dengan
rangsangan halusinasi yang di terimanya.pendekatan sebaiknya secara
persuasif tapi nstruktif.perawat harus mengamati agar obat yang diberikan
betul di telanya serta reaksi obat yang diberikan.
c. Menggali Permasalahan Pasien dan Membantu Mengatasi Masalah yang Ada
Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif, perawat dapat menggali
masalah pasien yang merupakan penyebabab timbulnya halusinasi serta
membantu mengatasi masalah yang ada.
d. Memberi Aktifitas Kepada Pasien
Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik, misalnya
berolahraga, bermain atau melakukan kegiatan untul menggali potensi
keterampilan dirinya.
e. Melibatkan Keluarga dan Petugas Lain dalam Proses Perawatan
Keluarga pasien dan petugas lain sebaiknya diberitahu tentang data pasien
agar ada kesatuan pendapat kesinambungan dalam asuhan keperawatan. (Budi
Ana dkk; 2011; 147)
SP / Dx : I / Halusinasi
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data Subyektif
Data Obyektif
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengidentifikasi jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi, dan respon
dari halusinasi.
b. Klien mampu mempraktekan cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.
4. Tindakan Keperawatan
1) Mengidentifikasi jenis halusinasi klien.
2) Mengidentifikasi isi halusinasi klien.
3) Mengidentifikasi waktu halusinasi klien.
4) Mengidentifikasi frekuensi halusinasi klien.
5) Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.
6) Mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi.
7) Mengajarkan klien menghardik halusinasi.
8) Menganjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, Selamat Pagi Pak. Perkenalkan nama saya Mutia
Alfani Yusuf, lebih senang dipanggil Mutia, saya mahasiswa dari
Poltekkes Banten yang dinas di ruangan merak ini dari jam 08.00-14.00.
Saya yang akan merawat bapak selama di rumah sakit ini. Nama bapak
siapa? Senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini? Apakah semalam tidurnya nyenyak?
Masih ingat ada kejadian apa sampai bapak dibawa ke rumah sakit ini?”
c. Kontrak
“Baiklah pak, bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap tentang yang
sering dialami bapak agar saya mengetahui keadaan bapak? Apakah bapak
bersedia?”
2. Fase Kerja
a. Apakah bapak melihat bayangan atau mendengar suara-suara tanpa ada
wujudnya yang mengganggu?
b. Apa yang dikatakan bayangan itu?
c. Apakah terus menerus atau hanya sewaktu-waktu saja?
d. Kapan paling sering bapak mendengarnya?
e. Berapa kali sehari bapak mendengarnya?
f. Pada keadaan apa? Apakah saat sendiri?
g. Apakah yang bapak rasakan saat mendengar suara itu?
h. Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara
tersebut suara itu hilang? Bagaimana kalu kita belajar cara untuk
mencegah suara itu muncul?
i. Ada empat cara untuk mencegah suara itu muncul, pertama, dengan cara
menghardik suara tersebut, kedua, dengan cara meminum obat, ketiga,
dengan cara bercakap-cakap dengan teman, keempat, dengan cara
melakukan kegiatan yang bapak sukai.
j. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan cara
menghardik? Sekarang kita akan berlatih tentang cara mengontrol suara-
suara itu ya pak, caranya begini jika bapak mendengar suara-suara itu
muncul katakana dengan keras “pergi, pergi saya tidak mau dengar, suara
kamu palsu” sambil menutup kedua telinga, lakukan cara tadi sampai suara
itu hilang ya pak. Coba bapak praktekan kembali cara yang saya lakukan
tadi.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon
1) Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang?”
2) Evaluasi Obyektif
“Coba bapak praktekan kembali cara menghardik suara-suara yang
mengganggu bapak”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian ya pak. Bila
nanti suara itu muncul, lakukan cara yang kita pelajari tadi sampai suara
itu tidak terdengar lagi ya pak. Jika bapak melakukannya sendiri maka beri
tanda (M), jika bapak melakukannya dibantu/diingatkan maka beri tanda
(B) dan jika bapak tidak melakukannya maka beri tanda (T). Apakah
bapak mengerti?”
c. Kontrak
1) Topik :
“Baiklah, bagaimana jika besok kita berbincang-bincang tentang cara
yang kedua yaitu dengan minum obat untuk mencegah suara-suara itu
muncul. Apakah bapak bersedia?”
2) Waktu :
“Jam berapa bapak mau berbincang-bincang lagi? Bagaimana kalau jam
10 pagi?”
3) Tempat :
“Dimana bapak mau berbincang-bincang? Apakah mau ditaman/diruang
tamu saja?”
---------------------------------------------------------------------------------------------------
SP / Dx : II / Halusinasi
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data Subyektif
Data Obyektif
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mempraktekkan kembali cara yang sudah dipelajari.
b. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara minum obat.
4. Tindakan Keperawatan
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur.
3) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegaiatn harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat Pagi pak? Masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah semalam tidurnya nyenyak?
Apakah bapak masih mendengar suara-suara yang mengganggu itu?
Apakah bapak telah melakukan apa yang telah kita pelajari kemarin? Lalu
apakah dengan cara menghardik suara-suara itu berkurang?”
c. Kontrak
“Baiklah, sesuai janji kita kemarin sekarang kita akan berbincang-bincang cara
lain mengontrol suara-suara itu yaitu dengan cara minum obat yang benar,
apakah bapak bersedia?”
2. Fase Kerja
”Sebelumnya bapak sudah dapat obat dari dokter? Ada berapa macam obat
yang harus bapak minum? Warnanya apa saja? Jam berapa bapak harus
minum obat? Sebelum bapak minum obat ini, bapak lihat dahulu lebel di
kotak obat apakah benar namanya, dosis dan jam minum obatnya pak, minum
obatnya secara teratur ya pak dan jangan pernah menghentikan minum obat
sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak. Sekarang kita masukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian pak ya, kalau bapak minum obat tanpa
diingatkan oleh perawat / keluarga, bapak beri tanda (M), kalau dibantu oleh
perawat / keluarga beri tanda (B) dan jika bapak tidak minum obatnya beri
tanda (T) apakah bapak sudah mengerti? Obat yang sudah diberikan oleh
dokter jangan bapak buang atau tidak diminum ya pak”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?”
2) Evaluasi Obyektif
“Coba bapak sebutkan lagi jenis obat, dosis dan jam berapa obat yang
harus bapak minum”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah, jadwal obatnya sudah kita buat, sekarang kita masukkan ke
dalam jadwal kegiatan harian ya pak, jangan lupa dilaksanakan dengan
teratur ya pak”
c. Kontrak
1) Topik :
“Baiklah, bagaimana jika besok kita berbincang-bincang tentang cara
yang ketiga yaitu dengan bercakap-cakap untuk mencegah suara-suara
itu muncul. Apakah bapak bersedia?”
2) Waktu :
“Jam berapa bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau jam 10
pagi?”
3) Tempat :
“Dimana bapak mau berbincang-bincang? Apakah di taman / di ruang
tamu saja?”
---------------------------------------------------------------------------------------------------
SP / Dx : III / Halusinasi
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data Subyektif
Data Obyektif
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mempraktekkan kembali cara yang sudah dipelajari.
b. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang
lain.
4. Tindakan Keperawatan
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2) Melatih klien mengendalikan halusinasi denngan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
3) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
c. Kontrak
“Baiklah, sesuai janji kita kemarin sekarang kita akan berbincang-bincang
cara lain mengontrol suara-suara itu yaitu dengan cara bercakap-cakap,
apakah bapak bersedia?”
2. Fase Kerja
“Cara ketiga untuk mengontrol suara yang mengganggu bapak adalah dengan
cara bercakap-cakap dengan orang lain. Caranya adalah jika bapak mulai
mendengar suara-suara, langsung saja bapak cari teman untuk diajak
bicara. Minta bantuan teman bapak agar berbicara dengan bapak,
contohnya seperti “Sunardi coba bicara dengan saya, saya mulai
mendengar suara-suara, ayo kita mengobrol”. Atau jika teman bapak tidak
ada yang bisa diajak bicara, bapak bisa minta bantuan pada perawat untuk
berbicara pada bapak, seperti “sus mari bicara dengan saya, karena saya
mulai mendengar suara-suara yang mengganggu”. Sekarang coba bapak
praktekkan”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang dan
berlatih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap?”
2) Evaluasi Obyektif
“Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol bila suara itu
datang? Coba sebutkan.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah pak, sekarang kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian ya
pak? Bila nanti suara itu muncul, lakukan cara yang kita pelajari tadi
sampai suara itu tidak terdengar lagi ya pak. Jika bapak melakukannya
sendiri maka beri tanda (M), jika bapak melakukannya dibantu/diingatkan
maka beri tanda (B) dan jika bapak tidak melakukannya maka beri tanda
(T). Apakah bapak mengerti?”
c. Kontrak
1) Topik :
“Baiklah, bagaimana jika besok kita berbincang-bincang tentang cara
yang keempat yaitu dengan melakukan kegiatan yang bapak sukai
untuk mencegah suara-suara itu muncul. Apakah bapak bersedia?”
2) Waktu :
“Jam berapa bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau jam 10
pagi?”
3) Tempat :
“Dimana bapak mau berbincang-bincang? Apakah mau ditaman/di
ruang tamu saja?”
---------------------------------------------------------------------------------------------------
SP / Dx : IV / Halusinasi
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Data Subyektif
Data Obyektif
2. Diagnosa Keperawatan
Halusinasi
3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mempraktekkan kembali cara yang sudah dipelajari.
b. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan.
4. Tindakan Keperawatan
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2) Melatih klien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan
(kegiatan yang biasa dilakukan klien di rumah).
3) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat Pagi pak? Masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah semalam tidurnya ? Apakah
bapak masih mendengar suara yang mengganggu bapak? Apakah bapak
telah melakukan ketiga cara yang telah dipelajari untuk menghilangkan
suara-suara yang mengganggu? Coba saya lihat jadwal kegiatan harian
bapak. Apakah dengan ketiga cara tadi suara yang mengganggu bapak
berkurang?”
c. Kontrak
“Baiklah, sesuai janji kita kemarin sekarang kita akan berbincang-bincang
cara lain mengontrol suara-suara itu yaitu dengan cara melakukan
kegiatan, apakah bapak bersedia?”
2. Fase Kerja
“Kegiatan apa saja yang biasa bapak lakukan? Untuk menghilangkan suara-
suara yang bapak rasakan mari kita latih dengan kegiatan yang bapak sukai
yaitu membersihkan wc. Sekarang mari kita coba lakukan kegiatannya.
Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul.”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Respon
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan kegiatan yang tadi kita
pelajari? Jadi lebih bersih dan nyaman kan?”
2) Evaluasi Obyektif
“Coba sebutkan ada berapa cara yang telah kita pelajari untuk
mengontrol suara-suara yang mengganggu bapak ?”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah, sekarang kita masukkan kedalam jadwal kegiatan harian ya pak?
Jangan lupa dipraktikkan terus ya pak. Dan pertahankan terus apa yang
sudah bapak lakukan.”
c. Kontrak
1) Topik :
“Baiklah, bagaimana jika besok kita berbincang-bincang unuk
mengevaluasi jadwal kegiatan harian yang sudah kita pelajari. Apakah
bapak bersedia?”
2) Waktu :
“Jam berapa bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau jam 10
pagi?”
3) Tempat :
“Dimana bapak mau berbincang-bincang? Apakah mau ditaman/di
ruang tamu saja?”
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. J ( L / P ) Umur : 39 th. No. CM : 03.72.18
Tanggal Pengkajian : 19 Oktober 2019
B. ALASAN MASUK
Klien mengatakan merasa tertekan karena kakaknya kesal kepada klien karena klien
tidak bekerja, jadi kakaknya tidak pernah memberi uang kepada klien sehinggan
klien harus berhutang/meminta kepada orang-orang untuk makan, jadi
menimbulkan halusinasi pendengaran dan penglihatan.
2. Pengobatan sebelumnya
Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil
Masalah Kep.
Tidak ada
D. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital : TD : 117/68 mmHg. N 76x/mnt. S 36,6 oC. P 18x/mnt. BB 52 kg. TB
154 cm.
Keluhan Fisik :
Tidak ada
Masalah Kep.
Tidak ada
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
39
Jelaskan
Ayah klien meninggal karena sakit jantung, lalu tak lama ibu nya meninggal.
Lalu klien dibawa ke panti oleh kakaknya. Klien tinggal di panti sosial.
Masalah Kep.
Harga Diri Rendah.
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Klien mengatakan menerima dirinya apa adanya (tidak ada bagian tubuh yang
dibenci klien).
b. Identitas Diri
Klien seorang laki-laki berumur 39 tahun, posisi dalam keluarga merupakan
anak ke 2 dari 2 bersaudara.
c. Fungsi Peran
Klien belum menikah dan belum bekerja.
d. Ideal Diri
Klien mengatakan ingin bekerja dan ingin mempunyai ijazah minimal SMA.
e. Harga Diri
Klien merasa diremehkan dan tidak dipedulikan oleh keluarganya.
Masalah Kep.
Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti/orang terdekat
Klien mengatakan dekat dengan ayah nya.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam.
Masalah Kep.
Harga Diri Rendah
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak Rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai
Masalah Kep.
3. Aktifitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasem Tremor Kompulsif
Jelaskan
Masalah Kep.
4. Alam Perasaan
Sedih Ketakutan Putus Asa Khawatir
Gembira Berlebihan
Jelaskan
Klien mengatakan ingin sekolah lagi dan punya ijazah minimal SMA tapi
terlambat usia nya.
Masalah Kep.
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak Sesuai
Jelaskan
Klien merespon sesuai dengan stimulus.
Masalah Kep
Tidak ada
6. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan Tidak Kooperatif Mudah Tersinggung
Tidak Sesuai
Jelaskan
Klien berespon baik terhadap pewawancara.
Masalah Kep.
Tidak ada.
7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan
Klien mengatakan mendengar bisikan yang menyuruh untuk meminta
makanan dan melihat bayangan berupa artis wanit yang akan memberinya
makanan.
Masalah Kep.
Halusinasi Pendengaran dan Penglihatan
8. Proses Pikir
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan Disorder
Flight of Ideas Blocking
Jelaskan
Saat interaksi, klien mengulang-ngulang kalimat yang sama.
Masalah Kep.
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Jelaskan
Klien mengatakan terobsesi dengan artis wanita dan mudah terpengaruh
dengan tayangan di TV.
Masalah Kep.
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi
Jelaskan
Klien mengatakan memiliki pacar yang tajir.
Masalah Kep.
Halusinasi Penglihatan.
Masalah Kep
14. Daya Tilik Diri
Bantuan minimal
Bantuan total
2. BAB/BAK
Bantuan minimal
Bantuan total
3. Mandi
Bantuan minimal
Bantuan total
4. Berpakaian/Berhias
Bantuan minimal
Bantuan total
5. Istirahat dan Tidur
Tidur siang, lama : - s.d -
Tidur malam, lama : 19.00 s.d 05.00
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : Berdo’a/Merapikan tempat tidur
6. Penggunaan Obat
Bantuan minimal
Bantuan total
7. Pemeliharaan Kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung
8. Aktifitas di Rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapihan rumah
Mencuci pakaian
Mengatur keuangan
9. Aktifitas di Luar Rumah
Ya Tidak
Belanja
Transfortasi
Lain-Lain
Jelaskan
Masalah Kep.
Tidak ada
Masalah Kep.
I. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik
F.20.0 Skizofrenia Paranoid
Terapi Medik
THP
Olanzapine 1x5 m
Resiko Perilaku
Kekerasan
ANALISA DATA
Masalah
Tanggal Data Pohon Masalah
Halusinasi Keperawatan
Sabtu, 19 DS = Pendengaran Halusinasi
Okt 2019 - Klien mengatakan dan Penglihatan Pendengaran dan
mendengar bisikan Penglihatan
yang menyuruh
untuk meminta Pola Asuh Yang
makanan. Tidak Efektif
- Klien mengatakan
melihat bayangan
berupa artis wanita
yang akan
memberinya
makanan.
DO =
- Klien terlihat
mondar-mandir.
- Klien terlihat
berbicara sendiri.
- Klien mengulang-
ngulang kalimat
yang sama.
Sabtu, 19 DS = Harga Diri Rendah
Okt 2019 - Klien mengatakan
dirinya tidak punya
kelebihan.
- Klien mengatakan
dirinya diremehkan
dan tidak
dipedulikan oleh
keluarganya.
- Klien mengatakan
merasa malu
karena hanya
lulusan SD.
- Klien mengatakan
tidak mau
berteman dengan
pasien lain.
DO =
- Klien tampak
menghindar dari
orang lain.
Sabtu, 19 DS = Resiko Perilaku
Okt 2019 - Klien mengatakan Kekerasan
marah kepada
kakaknya.
DO =
- Klien tampak
jengkel saat
membahas masa
lalunya.
- Pandangan mata
klien tajam.
- Dahi klien tampak
mengerut.
Dx.
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
Halusinasi TUM : a. Setelah 4x SP I Halusinasi
Pendengaran dan Klien pertemuan 1. Mengidentifikasi jenis
Penglihatan mampu klien mampu halusinasi klien.
mengontrol menyebutkan 2. Mengidentifikasi isi
halusinasi waktu, isi, halusinasi klien.
frekuensi 3. Mengidentifikasi
timbulnya waktu halusinasi klien.
halusinasi dan 4. Mengidentifikasi
respon frekuensi halusinasi
terhadap klien.
halusinasi. 5. Mengidentifikasi
b. Setelah 4x situasi yang
pertemuan menimbulkan
klien mampu halusinasi.
menyebutkan 6. Mengidentifikasi
cara respon klien terhadap
mengontrol halusinasi.
halusinasi : 7. Mengajarkan klien
menghardik, menghardik halusinasi.
minum obat, 8. Menganjurkan klien
bercakap-cakap memasukkan cara
dan melakukan menghardik halusinasi
aktifitas. dalam jadwal kegiatan
c. Setelah 4x harian.
SP II
pertemuan
1. Mengevaluasi jadwal
klien mampu kegiatan harian klien.
mendemostrasi 2. Memberikan
kan cara pendidikan kesehatan
menghardik, tentang penggunaan
minum obat, obat secara teratur.
bercakap-cakap 3. Menganjurkan klien
dan melakukan memasukkan dalam
aktifitas. jadwal kegaiatn
harian.
SP III
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien.
2. Melatih klien
mengendalikan
halusinasi denngan
cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
3. Menganjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan
harian.
SP IV
1. Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien.
2. Melatih klien
mengendalikan
halusinasi dengan
melakukan kegiatan
(kegiatan yang biasa
dilakukan klien di
rumah).
3. Menganjurkan klien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian.
TUM : a. Setelah 3x SP I
Keluarga pertemuan 1. Mendiskusikan
mampu keluarga masalah yang
merawat mampu dirasakan keluarga
klien menyebutkan dalam merawat klien.
dirumah pengertian, 2. Menjelaskan
dan tanda, dan pengertian, tanda dan
menjadi tindakan untuk gejala halusinasi, dan
sistem mengendalikan jenis halusinasi yang
pendukung halusinasi. dialami klien beserta
b. Setelah 3x proses terjadinya.
pertemuan 3. Menjelaskan cara-cara
keluarga merawat klien
mampu halusinasi.
SP II
memperagakan
1. Melatih keluarga
cara mengontrol
mempraktekkan cara
halusinasi.
merawat klien dengan
halusinasi.
2. Melatih keluarga
melakukan cara
merawat langsung
kepada klien
halusinasi.
SP III
1. Membantu keluarga
membuat jadwal
aktivitas dirumah
termasuk minum obat
(discharge planning).
2. Menjelaskan follow up
klien setelah pulang.
IMPLMENTASI & EVALUASI
Ruangan : R. Merak
NO.CM : 03.72.18
O=
- Saat interaksi,
halusinasi datang tetapi
tetap dapat melakukan
komunikasi
A=
- Halusinasi
pendengaran dan
pengelihatan
P=
Melakukan SP II halusinasi
yaitu :
- Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian
- Memberikan
pendidikan kesehatan
terhadap penggunaan
obat secara teratur
- Menganjurkanklienme
masukan dalam jadwal
kegiatan harian
DS: S=
Rabu Klien mengatakan masih - Klien mengatakan
(11.00) mendengar bisikan sudah mengerti degan
Klien mengatakan masih prinsip minum obat ,
melihat bayangan yaitu nama pasien,
nama obat, dosis,
DO : waktu dan rute
Klien terlihat mondar- pemberian
mandir - Klien mengatakan
Klien terlihat berbicara sudah tahu jam berapa
sendiri harus minum obat yaitu
jam 07.30, 12.30, 19.00
Diagnosa Keperawatan : O=
Halusinasi Pendengaran dan - Saat interaksi,
Penglihatan halusinasi datang tetapi
tetap dapat melakukan
Tindakan Keperawatan : komunikasi
Melakukan SP II Halusinasi - Klien melakukan
yaitu : kegiatan yang ditulis di
Mengevaluasi jadwal dalam jadwal kegiatan
kegiatan harian harian.
Melatih klien
mengendalikan halusinasi A =
dengan cara bercakap- - Halusinasi
cakap dengan orang lain pendengaran dan
Menganjurkan klien pengelihatan
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian P=
Melakukan SP III halusinasi,
yaitu :
- Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian
- Melatih klien
mengendalikan
halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dengan
orang lain
- Menganjurkan klien
memasukan dalam
jadwal kegiatan harian
DS: S=
Kamis Klien mengatakan masih - Klien mengatakan
(11.00) mendengar bisikan setelah bercakap-cakap
Klien mengatakan masih halusinasi berkurang
melihat bayangan - Klien mengatakan
sudah mengerti cara
DO : mengontrol halusinasi
Klien terlihat mondar- dengan bercakap-cakap
mandir yaitu “pak/sus, coba
Klien terlihat berbicara bicara dengan saya,
sendiri saya mulai mendengar
suara-suara, ayo kita
Diagnosa Keperawatan : mengobrol”
Halusinasi Pendengaran dan
Penglihatan O=
- Klien mengulang-
Tindakan Keperawatan : ngulang kalimat yang
Melakukan SP II Halusinasi sama
yaitu : - Klien melakukan
Mengevaluasi jadwal kegiatan yang ditulis di
kegiatan harian dalam jadwal kegiatan
Melatih klien harian
mengendalikan halusinasi
dengan melakukan A=
kegiatan - Halusinasi
Menganjurkan klien pendengaran dan
memasukkan dalam pengelihatan
jadwal kegiatan harian
P=
Melakukan SP IV halusinasi,
yaitu:
- Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian
- Melatih kilen
mengendalikan
halusinasi dengan
melakukan kegiatan
Menganjurkan klien
memasukan
dalam jadwal
kegiatan harian
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA