Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PROJECT ALAT

KACAMATA 3D
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Laboratorium Fisika Sekolah II
Dosen Pengampu : Dr. Setiya Utari, M. Si.

Oleh:
Shofy Ainayah Hilmi (1604
Srikandi Rayuni (1601261)
Siti Hannah Padliyyah (1604895)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
A. Kompetensi Dasar :
3.8 Menganalisis karakterisitik gelombang mekanik
4.8 Mengajukan gagasan penyelesaian masalah tentang karakteristik
gelombang mekanik misalnya pada tali
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan
dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Membuat karya yang menerapkan prinsip pemantulan dan/atau
pembiasan pada cermin dan lensa
B. Tujuan
Membuat alat yang membuktikan karakteristik gelombang mekanik.

C. Dasar Teori
1. Kacamata berbeda warna
Kacamata ini menggunakan perbedaan warna, pada umumnya menggunakan
warna merah dan hijau atau merah dan biru. Pada film 3D, proyektor akan
menampilkan dua jenis gambar sekaligus. Filter pada kacamata hanya
memperbolehkan satu jenis gambar yang masuk ke tiap-tiap mata, kemudian otak
akan menyelesaikan sisanya. Sistem kacamata berbeda warna ini mempunyai
kelemahan. Warna pada film tidak terlihat dengan baik, sehingga kualitas gambar
yang terlihat kurang begitu baik.

Gambar 1 Kacamata 3D berbeda warna

2. Kacamata Polarisasi
Metode yang digunakan adalah lensa polarisasi, karena menghasilkan kualitas
gambar yang lebih baik. Dua buah proyektor memproyeksikan dua respektif pada
layar, masing-masing dengan polarisasi yang berbeda. Kacamata membuat hanya satu
image yang masuk ke tiap-tiap mata karena terdapat lensa dengan polarisasi berbeda.

3. Film 3D
Perkembangan dunia teknologi berdampak pada dunia perfilm-an dimana
berbagai perusahaan berlomba dalam memproduksi film 3D. Perkembangan teknik
menampilkan film 3D khususnya di gedung bioskop diantaranya:
A. Anaglyph
Teknik ini memanfaatkan kaca mata merah-sian (biru muda), dimana
kacamata tersebut dapat memfilter gambar kiri dan kanan pada layar putih di gedung
bioskop. Teknik
Gambar
ini tidak
2 memerlukan
Prinsip polarisasi
projektor
padakhusus,
kacamata
cukup
3D hanya satu projektor
film (celuloid) ataupun Digital Cinema film 3D sudah dapat dimainkan. Hal ini
dimungkinkan karena materi film yang berformat anaglyph. Pada teknik ini ada
kekurangannya yaitu warna film menjadi terdistorsi khususnya pada gambar
disparity yaitu gambar rangkap 2 yg terpisah karena adanya beda paralax menjadi
berwarna merah dan cyan  berdampingan. Warna yg timpang tersebut membuat
penonton tidak cukup  nyaman untuk menonton film panjang, dimana mata kiri
selalu melihat dengan kaca mata filter merah dan kanan dengan kaca mata sian. Oleh
sebab itu, pada film seperti ‘Spykid 3D’ ada jeda adegan non-3D kurang lebih
setalah 15menit pertunjukkan 3D agar, mata penonton bisa istirahat.
B. Polarisazed (polarisasi)
Tenik ini menggunakan prisip bahwa sinar bisa diatur rambatannya dengan
sudut kutub tertentu. Sehingga dua gambar stereoskopis bisa difilter dengan kutub
yg berbeda. Umumnya mata kiri dengan kutub 0 derajat dan kanan 90 derajat, ada
juga yang menggunakan mata kiri dengan kutub -45 dan kanan 45. Gambar kiri dan
kanan yang bertumpang tindih pada layar akan disaring dengan sempurna sesuai
sudut kutub pada kacamata yg dikenakan penonton. Teknik polarisasi ini membuat
penonton merasa nyaman karena film disajikan dalam tata warna penuh. Adegan-
adegan film 3D menjadi lebih nyata. Teknik ini memakai dua projetor kembar baik
yang Digital Cinema ataupun analog film celuloid dan menggunakan layar silver
screen. Hal ini bertujuan agar sinar yang terpolarisasi sampai sempurna ke kacamata
penonton. Biasanya teknik polarisasi ini sering dipakai pada gedung bioskop yg
hanya khusus memutar film 3D saja, karena setelah bioskop dibuat untuk 3D
selanjutnya layar perak yang digunakan menjadi tidak nyaman lagi untuk memutar
film biasa (2D).

Gambar 3 Teknik Polarisazed


C. Liquid Crystal Display (LCD) Shutter
Teknik ini lebih cocok untuk Digital Cinema, dan tidak perlu layar perak atau
dua projector selama pemutaran film 3D. Hal ini memungkinkan karena gambar
kiri dan kanan ditampilkan tidak secara bersamaan seperti teknik polarisasi,
melainkan bergantian sangat cepat 144 frame/detik. Teknik ini memerlukan
kacamata LCD shutter yang akan berkedip bergantian untuk memblokir mata
kanan dan kiri bergantian yang disamakan dengan tampilan gambar kiri-kanan di
layar bioskop, agar mata kiri hanya menangkap gambar informasi kiri dan
begitupun pada mata kanan. Hasilnya film 3D mampu tampil dengan warna penuh
seperti halnya teknik polarisasi. Hambatan dari teknik ini adalah biaya kacamata yg
menjadi mahal dan memerlukan rangkain elektronik yg aktif seperti memerlukan
bettery, kabel sycn atau freq radio pada setiap kacamata yang digunakan. Dan
teknik ini tidak bagus untuk gedung bioskop dengan kapasitas lebih dari 200 orang.
Selain biaya mahal juga tidak bisa menjamin semua kaca mata tidak kehabisan
battery atau kedipannya tidak sinkron dengan tampilan gambar di layar.
D. Teknik Terkini
XpanD, RealD dan Dolby 3D merupakan 3 metode yang digunakan pada film-
film 3D terkini. Teknik-teknik tersebut berusaha lebih unggul dari teknik terdahulu
dengan menghilangkan kekurangan-kekurangannya. Ketiga metode 3D ini mulai
marak dijumpai di perbioskopan dengan Digital Cinema.
1) XPAND
Teknologi ini bernama nuvision dan bekerja dengan sebuah lensa pengatur
cahaya pada proyektor. Gambar diproyeksikan secara bergantian untuk mata kiri
dan kanan. Lensa pengatur cahaya yang dikendalikan melalui inframerah dan
dioperasikan dengan baterai akan mengurangi
cahaya pada masing-masing mata, terutama
pada saat sebuah gambar tidak harus terlihat
oleh mata tersebut. Lantaran bekerja tanpa
polarisasi, teknologi ini dapat menggunakan
jenis layar apa saja. Kelebihan dari teknologi
ini adalah tidak memakai layar perak,
sedangkan kekurangannya adalah harga
kacamata yang mahal dan pada saat
penggunaannya kepala tidak boleh miring. Gambar 4 Teknik XPAND
2) Real D
Proyektor akan menampilkan gambar secara bergantian melalui Z-Filter ke
sebuah layar perak. Proyektor ini akan mengubah cahaya untuk masing-masing
mata dengan menggunakan polarisasi sirkular. Fungsi kacamata disini hanya
untuk melewatkan cahaya yang sesuai. Kelebihan dari teknologi ini adalah posisi
kepala yang boleh miring, sedangkan kekurangannya adalah memerlukan layar
perak, ini merupakan kebalikan dari teknologi XPAND.
Gambar 5 Real D
3) Dolby 3D
RealD masih memakai circulary polarization glasses artiya masih perlu layar
khusus dan Xpand tetap menghandalkan Active Glasses. Oleh karena itu banyak
gedung biokop di dunia lebih memilih teknik Dolby 3D pada gedung bioskop.
Dolby 3D tidak memerlukan layar perak seperti halnya teknik polarisasi. Layar
putih yg terdapat pada umumnya pada gedung biokop masih tetap dapat terpakai
dan cukup dengan satu Digital Cinema Projector saja, tentu yg telah dimodifikasi
sedikit. Selanjutnya projektor hasil modifikasi masih bisa terpakai lagi untuk film
2D biasa. Tidak perlu kaca mata aktif, jadi tetap kacamata pasif mirip kacamata
anaglyph atau polarisasi yg tidak ada battery atau rangkaian elektronik pada
kacamata, sehingga kacamata Dolby 3D tetap ringan.
Dolby 3D memakai teknik ‘wavelenght triplet‘ yang asalnya dikembangkan
oleh perusahaan Infitec dari Jerman. Di dalam projector Digital Cinema,
umumnya memakai DLP dengan tiga warna primer, yaitu merah-hijau-biru atau
sering disingkat dng RGB (Red, Green, Blue). Dengan Dolby 3D, ketiga panjang
gelombang pada masing2 warna dasar dibagi lagi menjadi dua. Sehingga terdapat
warna merah utama dan merah dng panjang gelombang sedikit bergeser di bawah
merah yg utama. Begitu juga dengan yang biru dan hijau dipasangkan dengan
panjang gelombang sedikit dibawahnya.
Warna RGB yang utama akan menampilkan gambar kanan sedangkan RGB
yang sedikit dibawah panjang gelombang RGB utama akan menampilkan gambar
kiri. Selanjutnya setelah diproyeksi ke layar putih yg  pada umumnya di gedung2
bioskop, penonton akan memakai kacamata khusus. Dimana filter ini kacamata
yg kiri sesuai dengan panjang gelombangnya.

Karena Dobly 3D memakai satu projektor saja, maka frame gambar kiri dan
kanan ditampil bergantian. Pergantian frame (frame rate) sangat cepat yaitu 144
frame/detik atau masing gambar kiri atau kanan mendapat 72 frame/detik. Dan
urutan gambar kiri dan kanan yg sangat tinggi itu hanya terjadi di sisi projector
saja, tidak pada kacamata penonton, karena kacamata penonton tetap bersifat
pasif.
Agar saat gambar kiri menghasilkan panjang gelombang yg sedikit
begeser, maka projector memerlukan  modifikasi kecil dengan menambahkan
filter berbentuk cakram. Cakram ini berputar persis di depan lampu projektor
sebelum ‘image device’- DLP. Cakram terdiri dari dua filter warna yg akan
mempengaruhi panjang gelombang cahaya putih dari lampu projector. Rotasi
filter cakram akan diselaraskan dng tampilan gambar kiri-kanan yg bergantian di
DLP.
Gambar 7 Cakram pada teknik Dolby 3D

Dengan teknik Dolby 3D, pemilik bioskop tidak perlu mengubah layar atau
menambah projector hanya untuk memutar film 3D saja. Bila ingin memutar
kembali film 2D, cukup melepas atau menggeser filter cakram tersebbut dari
lampu projektor.

Gambar 8 Kacamata Dolby 3D

4. Prinsip Kerja 3D
Kacamata 3D membuat penonton merasa menjadi bagian dari adegan film. Kacamata
3D membuat gambar pada film bioskop dan televisi seperti adegan 3 dimensi yang
terjadi tepat di depan mata orang yang menononnya. Dengan objek bergerak keluar
masuk layar dan seolah menuju ke arah penonton, dan tokoh jahat yang bergerak keluar
untuk menangkap dan meraih tangan anda.
Manusia lahir dengan dua buah mata dan sistem penglihatan binocular yang sangat
luar biasa. Untuk objek dengan jarak lebih dari 20 kaki (6 – 7 meter), sistem binocular
membuat kita mudah menetukan seberapa jauh jarak objek tersebut secara akurat.
Sebagai contoh, jika ada beberapa objek di depan kita, kita akan dengan mudah
mengetahui objek mana yang lebih jauh dan objek mana yang lebih dekat, serta seberapa
jauhnya jarak objek tersebut dengan kita. Apabila kita melihat dunia dengan sebelah
mata tertutup, maka akan tetap dapat memperkirakan jarak, namun keakuratan perkiraan
jarak akan menurun.
Dalam menonton film 3D, kita memanfaatkan penggunaan kacamata 3D untuk
memberikan gambar yang berbeda pada mata. Layar sesungguhnya menampilkan dua
gambar, dan kacamata menyebabkan satu gambar masuk ke satu mata dan gambar
lainnya masuk ke mata yang satunya. Terdapat dua sistem umum yang digunakan yaitu
kacamata Merah-Hijau dan kacamata Merah-Biru. Sistem ini menggunakan kacamata
berbeda warna dan pada film 3D proyektor akan menampilkan dua jenis gambar
sekaligus.

5. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan
untuk membuat kacamata 3D
diantaranya adalah :
a. Karton tebal
b. Plastik jilid warna merah dan biru
c. Lem
d. Gunting
e. Cutter
f. Penggaris Gambar 9 Alat dan Bahan

6. Prosedur Pembuatan:
a. Membuat pola bingkai kacamata 3 dimensi pada karton.
b. Memotong karton sesuai garis dan pola yang telah dibuat.
c. Menyiapkan mika tipis berwarna biru (atau cyan) dan merah. Kemudian potong
dengan ukuran yang sedikit lebih besar daripada lubang.
d. Mengukur intensitas masing-masing lensa berdasarkan kacamata 3D referensi
untuk mendapatkan hasil yang pas.
e. Menempelkan mika yang biru (3 lembar) di bagian kacamata untuk mata sebelah
kanan dan yang merah (2 lembar) untuk mata sebelah kiri.
f. Merangkai setiap pola dengan lem dan kacamata 3 dimensi anda siap untuk
digunakan.
Gambar 10 Pola kacamata 3D

7. Uji Coba
Gunakan kacamata 3D yang telah dibuat, kemudian lihat foto atau video. Jika hasil
pengecekan menunjukkan seperti ini:
a. Mika merah hanya bisa melihat warna biru yang jadi hitam.
b. Mika biru hanya bisa melihat warna merah yang jadi hitam.
c. Saat diterawang hanya terlihat satu obyek saja.
d. Kacamata bisa melihat dengan jelas (tidak buram).
Maka kacamata 3 dimensi buatan anda sudah sempurna dan siap untuk digunakan.
Contoh efek 3 dimensi yang akan terlihat dari gambar-gambar berikut ini:

Gambar 11 Efek gambar 3


dimensi
DAFTAR PUSTAKA

Astrida, Deuis Nur. 2013. Film Animasi 2D Babad Baturraden. STMIK AMIKOM
PURWOKERTO.
Intan, Kisah Ayu. 2014. ANIMASI 3D. STMIK AMIKOM PURWOKERTO.
Lampiran 1
Anggaran Dana
No. Nama Barang Biaya
1 Duplex Rp 6500
2 Double tape Rp 7000
3 Gunting Rp 6500
4 Cutter Rp 7500
5 Plastik Jilid warna Rp 8000
6 Kacamata 3D standar Rp 39500
Total Rp 75000

Bukti Transaksi

Anda mungkin juga menyukai