KACAMATA 3D
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Laboratorium Fisika Sekolah II
Dosen Pengampu : Dr. Setiya Utari, M. Si.
Oleh:
Shofy Ainayah Hilmi (1604
Srikandi Rayuni (1601261)
Siti Hannah Padliyyah (1604895)
C. Dasar Teori
1. Kacamata berbeda warna
Kacamata ini menggunakan perbedaan warna, pada umumnya menggunakan
warna merah dan hijau atau merah dan biru. Pada film 3D, proyektor akan
menampilkan dua jenis gambar sekaligus. Filter pada kacamata hanya
memperbolehkan satu jenis gambar yang masuk ke tiap-tiap mata, kemudian otak
akan menyelesaikan sisanya. Sistem kacamata berbeda warna ini mempunyai
kelemahan. Warna pada film tidak terlihat dengan baik, sehingga kualitas gambar
yang terlihat kurang begitu baik.
2. Kacamata Polarisasi
Metode yang digunakan adalah lensa polarisasi, karena menghasilkan kualitas
gambar yang lebih baik. Dua buah proyektor memproyeksikan dua respektif pada
layar, masing-masing dengan polarisasi yang berbeda. Kacamata membuat hanya satu
image yang masuk ke tiap-tiap mata karena terdapat lensa dengan polarisasi berbeda.
3. Film 3D
Perkembangan dunia teknologi berdampak pada dunia perfilm-an dimana
berbagai perusahaan berlomba dalam memproduksi film 3D. Perkembangan teknik
menampilkan film 3D khususnya di gedung bioskop diantaranya:
A. Anaglyph
Teknik ini memanfaatkan kaca mata merah-sian (biru muda), dimana
kacamata tersebut dapat memfilter gambar kiri dan kanan pada layar putih di gedung
bioskop. Teknik
Gambar
ini tidak
2 memerlukan
Prinsip polarisasi
projektor
padakhusus,
kacamata
cukup
3D hanya satu projektor
film (celuloid) ataupun Digital Cinema film 3D sudah dapat dimainkan. Hal ini
dimungkinkan karena materi film yang berformat anaglyph. Pada teknik ini ada
kekurangannya yaitu warna film menjadi terdistorsi khususnya pada gambar
disparity yaitu gambar rangkap 2 yg terpisah karena adanya beda paralax menjadi
berwarna merah dan cyan berdampingan. Warna yg timpang tersebut membuat
penonton tidak cukup nyaman untuk menonton film panjang, dimana mata kiri
selalu melihat dengan kaca mata filter merah dan kanan dengan kaca mata sian. Oleh
sebab itu, pada film seperti ‘Spykid 3D’ ada jeda adegan non-3D kurang lebih
setalah 15menit pertunjukkan 3D agar, mata penonton bisa istirahat.
B. Polarisazed (polarisasi)
Tenik ini menggunakan prisip bahwa sinar bisa diatur rambatannya dengan
sudut kutub tertentu. Sehingga dua gambar stereoskopis bisa difilter dengan kutub
yg berbeda. Umumnya mata kiri dengan kutub 0 derajat dan kanan 90 derajat, ada
juga yang menggunakan mata kiri dengan kutub -45 dan kanan 45. Gambar kiri dan
kanan yang bertumpang tindih pada layar akan disaring dengan sempurna sesuai
sudut kutub pada kacamata yg dikenakan penonton. Teknik polarisasi ini membuat
penonton merasa nyaman karena film disajikan dalam tata warna penuh. Adegan-
adegan film 3D menjadi lebih nyata. Teknik ini memakai dua projetor kembar baik
yang Digital Cinema ataupun analog film celuloid dan menggunakan layar silver
screen. Hal ini bertujuan agar sinar yang terpolarisasi sampai sempurna ke kacamata
penonton. Biasanya teknik polarisasi ini sering dipakai pada gedung bioskop yg
hanya khusus memutar film 3D saja, karena setelah bioskop dibuat untuk 3D
selanjutnya layar perak yang digunakan menjadi tidak nyaman lagi untuk memutar
film biasa (2D).
Karena Dobly 3D memakai satu projektor saja, maka frame gambar kiri dan
kanan ditampil bergantian. Pergantian frame (frame rate) sangat cepat yaitu 144
frame/detik atau masing gambar kiri atau kanan mendapat 72 frame/detik. Dan
urutan gambar kiri dan kanan yg sangat tinggi itu hanya terjadi di sisi projector
saja, tidak pada kacamata penonton, karena kacamata penonton tetap bersifat
pasif.
Agar saat gambar kiri menghasilkan panjang gelombang yg sedikit
begeser, maka projector memerlukan modifikasi kecil dengan menambahkan
filter berbentuk cakram. Cakram ini berputar persis di depan lampu projektor
sebelum ‘image device’- DLP. Cakram terdiri dari dua filter warna yg akan
mempengaruhi panjang gelombang cahaya putih dari lampu projector. Rotasi
filter cakram akan diselaraskan dng tampilan gambar kiri-kanan yg bergantian di
DLP.
Gambar 7 Cakram pada teknik Dolby 3D
Dengan teknik Dolby 3D, pemilik bioskop tidak perlu mengubah layar atau
menambah projector hanya untuk memutar film 3D saja. Bila ingin memutar
kembali film 2D, cukup melepas atau menggeser filter cakram tersebbut dari
lampu projektor.
4. Prinsip Kerja 3D
Kacamata 3D membuat penonton merasa menjadi bagian dari adegan film. Kacamata
3D membuat gambar pada film bioskop dan televisi seperti adegan 3 dimensi yang
terjadi tepat di depan mata orang yang menononnya. Dengan objek bergerak keluar
masuk layar dan seolah menuju ke arah penonton, dan tokoh jahat yang bergerak keluar
untuk menangkap dan meraih tangan anda.
Manusia lahir dengan dua buah mata dan sistem penglihatan binocular yang sangat
luar biasa. Untuk objek dengan jarak lebih dari 20 kaki (6 – 7 meter), sistem binocular
membuat kita mudah menetukan seberapa jauh jarak objek tersebut secara akurat.
Sebagai contoh, jika ada beberapa objek di depan kita, kita akan dengan mudah
mengetahui objek mana yang lebih jauh dan objek mana yang lebih dekat, serta seberapa
jauhnya jarak objek tersebut dengan kita. Apabila kita melihat dunia dengan sebelah
mata tertutup, maka akan tetap dapat memperkirakan jarak, namun keakuratan perkiraan
jarak akan menurun.
Dalam menonton film 3D, kita memanfaatkan penggunaan kacamata 3D untuk
memberikan gambar yang berbeda pada mata. Layar sesungguhnya menampilkan dua
gambar, dan kacamata menyebabkan satu gambar masuk ke satu mata dan gambar
lainnya masuk ke mata yang satunya. Terdapat dua sistem umum yang digunakan yaitu
kacamata Merah-Hijau dan kacamata Merah-Biru. Sistem ini menggunakan kacamata
berbeda warna dan pada film 3D proyektor akan menampilkan dua jenis gambar
sekaligus.
6. Prosedur Pembuatan:
a. Membuat pola bingkai kacamata 3 dimensi pada karton.
b. Memotong karton sesuai garis dan pola yang telah dibuat.
c. Menyiapkan mika tipis berwarna biru (atau cyan) dan merah. Kemudian potong
dengan ukuran yang sedikit lebih besar daripada lubang.
d. Mengukur intensitas masing-masing lensa berdasarkan kacamata 3D referensi
untuk mendapatkan hasil yang pas.
e. Menempelkan mika yang biru (3 lembar) di bagian kacamata untuk mata sebelah
kanan dan yang merah (2 lembar) untuk mata sebelah kiri.
f. Merangkai setiap pola dengan lem dan kacamata 3 dimensi anda siap untuk
digunakan.
Gambar 10 Pola kacamata 3D
7. Uji Coba
Gunakan kacamata 3D yang telah dibuat, kemudian lihat foto atau video. Jika hasil
pengecekan menunjukkan seperti ini:
a. Mika merah hanya bisa melihat warna biru yang jadi hitam.
b. Mika biru hanya bisa melihat warna merah yang jadi hitam.
c. Saat diterawang hanya terlihat satu obyek saja.
d. Kacamata bisa melihat dengan jelas (tidak buram).
Maka kacamata 3 dimensi buatan anda sudah sempurna dan siap untuk digunakan.
Contoh efek 3 dimensi yang akan terlihat dari gambar-gambar berikut ini:
Astrida, Deuis Nur. 2013. Film Animasi 2D Babad Baturraden. STMIK AMIKOM
PURWOKERTO.
Intan, Kisah Ayu. 2014. ANIMASI 3D. STMIK AMIKOM PURWOKERTO.
Lampiran 1
Anggaran Dana
No. Nama Barang Biaya
1 Duplex Rp 6500
2 Double tape Rp 7000
3 Gunting Rp 6500
4 Cutter Rp 7500
5 Plastik Jilid warna Rp 8000
6 Kacamata 3D standar Rp 39500
Total Rp 75000
Bukti Transaksi