Anda di halaman 1dari 14

II.3.

4 MOVING TARGET INDICATION (MTI) RADAR

II.2.4.1 PRINSIP KERJA MTI RADAR.

Frekuensi Doppler yang dihasilkan Target yang bergerak selain dapat


menentukan kecepatan relatif Target tersebut, juga dpt membedakan
Target bergerak dari Target yang diam.
Namun demikian kesukaran masih tetap dihadapi bila bentuk Pulse
Radar diatas dipergunakan untuk membedakan suatu Target kecil
bergerak dari Target diam yang besar.

Untuk hal tersebut digunakan bentuk Radar Pulsa yang khusus, yakni
“Moving Target Indication (MTI) Radar” yang dengan lebih baik dapat
membedakan Target diam dari Target bergerak.
Perbedaan mendasar antara Pulse Radar dengan MTI Radar karena
MTI Radar senantiasa:
• Bekerja dengan BLIND SPEED, artinya sample Doppler punya
fasa yang konstan, untuk jelasnya lihat Gbr,II-21.
• Tanpa “second time around echo” dalam pengukuran jarak, jadi
jarak hanya diperoleh berdasar sample echo yang diterima
sebelum pengiriman pulsa berikutnya
Untuk mempelajari prinsip kerja MTI Radar, baiknya ditinjau kembali
CW Radar dan Pulse Radar sederhana yang terlihat pada Gbr.II-12.
Terlihat bahwa CW Radar dapat dirobah menjadi Pulse Radar
dengan menambahkan suatu Power Amplifier dan Modulator yang
akan mengatur on-offnya amplifier tersebut, sehingga outputnya akan
berobah menjadi pulsa.

Perbedaan Radar pulsa disini dgn yang telah diuraikan sebelumnya


adalah pada Local Oscillatornya (LO). Disini sebagian daya LO
diteruskan ke Penerima untuk berlaku sebagai LO Receiver. Walau
demikian fungsinya bagi Penerima bukan hanya sebagai LO saja,
tapi juga sebagai “referensi koheren” bagi frekuensi Doppler, karena
sinyal referensi yang berasal dari LO ikut menentukan fasa dari sinyal
pancar.
ft CW
OSCILLAT sinyal
referensi OR

a. ft ± fd fd
RECEIVER INDIKATOR

PULSE
MODULA
TOR

ft POWER CW
AMPLIFIE OSCILLATO
sinyal
R referensi R

b. ft ± fd fd
RECEIVER INDIKATOR

Gbr.II-12: Bentuk yang sederhana dari:


a. CW Radar
b. Pulse Radar

Misal:
Sinyal output Oscillator: Vosc = A1 sin 2 π ft t
Sinyal referensi : Vref = A2 sin 2 π ft t
Sinyal echo yangmengandung Doppler:
Vecho = A3 sin { 2π( ft ± fd ) } - 4πft R0 /c
dimana:
A1 = amplituda sinyal carrier
f = frekuensi sinyal carrier
A2 = amplituda sinyal referensi
A3 = amplituda sinyal echo
R0 = jarak Target - Carrier
fd = frekuensi Doppler
t = waktu
c = kecepatan propagasi gelombang radio
Sinyal echo dan sinyal referensi yg masuk ke Mixer yang bersifat
heterodyned akan menghasilkan sejumlah frekuensi pd outputnya,
akan tetapi yang dibutuhkan hanyalah sinyal dengan komponen
frekuensi rendah saja, yakni:

Vdiff = A4 sin { 2πfd - 4πft R0 /c } ……………………(II-9)

Untuk Target yang diam fd = 0 sehingga Vdiff tidak akan berubah


terhadap waktu, sebaliknya untuk Target yang dlm keadaan bergerak
relatif thd Radar, Vdiff yang dihasilkannya merupakan fungsi waktu.

V(Volt)

t(mdet)

V(Volt)

t(mdet)

V(volt) σ

t(mdet)

Gbr.II-13: Bentuk pulsa dari sinyal echo dengan:


a. Frekuensi Doppler fd dalam daerah RF
b. Frekuensi Doppler fd > 1/ σ
c. Frekuensi Doppler fd < 1/ σ

Bila Mixer mempunyai output Doppler dgn frekuensi fd > 1/ σ dimana σ


adalah lebar pulsa, maka output Mixer tersebut akan mempunyai bentuk
seperti terlihat pada Gbr.II-13b. Akan tetapi bila fd < 1/ σ maka pulsa
tersebut akan dimodulasi oleh sinyal Doppler dengan amplituda
sebagaimana diberikan pada Gbr.II-13c, sehingga bentuk dari sinyal
Doppler baru akan terlihat setelah pendeteksian sejumlah pulsa.
Sinyal echo yang terlihat pada Gbr.II-13 tersebut biasa juga disebut
sebagai sinyal bipolar, karena sinyal tersebut mempunyai amplituda
yang positip maupun negatip.

V
a.
d

V
b.
d

V
c.
d

V
d. d

V
e. d

V
d
f.

Gbr.II-14: Amplituda echo sebagai fungsi waktu yg diperoleh melalui


sweeping/sapuan pd A-Scope display MTI Radar dimana:
a s/d e : sweeping pada waktu yang berbeda.
f : superposisi dari a s/d e
Suatu Terget bergerak dapat dibedakan dari Target yg diam dengan
bantuan A-Scope Indicator, sehingga diperoleh sinyal video seperti
terlihat pada Gbr.II-14, dimana terdapat sejumlah target diam seperti
gunung, bukit atau bangunan tinggi serta satu Target bergerak yang
ditandai dengan panah. Pada sweeping pertama ini kedua Target
bergerak belum dapat dipisahkan / dibedakan.

Pada hasil sweeping selanjutnya yang dilakukan dalam interval waktu


tertentu, yakni Gbr.II-14 b s/d. e, Target bergerak telah dpt dibedakan
dari Target yang diam karena:
• Echo dari Target yang diam punya amplituda yang konstan.
• Echo dari Target yang bergerak akan berobah sebanding dgn
efek Doppler yang ditimbulkannya.
Keseluruhan sweeping yang terlihat pada Gbr.II-14a s/d. e
akan punya superposisi sebagaimana Gbr.II-14f.
• Karena Target yang bergerak akan membentuk KUPU-KUPU /
BUTTERFLY pada A-Scope Indikator, maka dengan demikian
bentuk kupu-kupu ini secara otomatis menandakan bahwa
yang dideteksi adalah Target yang sedang bergerak.

Disamping itu Plan Position Indicator (PPI) merupakan bentuk lain


Indikator yang juga dapat mengetahui dan mendeteksi suatu Target
bergerak. Cara yang umum digunakan oleh PPI untuk hal tersebut
adalah dengan menggunakan “DELAY LINE CANCELLER” seperti
terlihat pada Gbr.II-15.

FULL
WAVE INDIKAT
RECTIFIE OR
R
DELA SUBSTRA sinya
RECEIVE
Y CT l
R
LINE CIRCUIT video
unipo
lar

Gbr.II-15: Blok diagram MTI Radar yang menggunakan


Delay Line Canceller
Delay Line Canceller berlaku sebagai filter yang akan:
• Meredam komponen DC dari target yang diam
• Meliwatkan komponen AC dari target bergerak
Bagian video dari Receiver terbagi dua yakni:
• Bagian sinyal video yang normal
• Bagian sinyal video yang mengalamai perlambatan dgn delay
time T = 1/ prf, dimana prf = pulse repetition frequency.

Selisih kedua bagian output ini merupakan sinyal video bipolar yakni:
• Amplituda dari target yang konstan akan saling menghilangkan
sehingga akan selalu = 0
• Amplituda dari target bergerak karena senantiasa berubah tidak
akan saling menghilangkan.
Full Wave Rectifier akan merobah sinyal bipolar tersebut menjadi
sinyal unipolar, untuk selanjutnya dapat dilihat melalui display PPI.
PULSE
MODULA
TOR

POWER
DUPLEXE
AMPLIFIE
R
R

MIXER STALO f1 MIXER

IF COHO f0
AMPLIFI
ER

PHASE
DETECTO
R

DELAY LINE
CANCELLER

Gbr II.16: Blok Diagram sebahagian dari MTI Radar


dengan Power Amplifier
Pada kenyataannya MTI Radar dengan blok diagram sebagaimana
pada Gbr.II.12 tidaklah pernah dipakai. Bentuk tersebut diberikan
hanyalah sebagai penjelasan awal.
Gbr.II.16 merupakan bagian dari MTI Radar yang sering digunakan.
Referensi koheren disini berasal dari Coherent Oscillator (Coho).
Coho mempunyai frekuensi output fc yang sama dengan frekuensi
menengah IF yang terdapat pada Penerima.
Selanjutnya pada Mixer, output fc dari Coho dicampur dgn frekuensi
fL yg berasal dari Stable Local Oscillator (Stalo), sehingga diperoleh
sinyal dengan frekuensi (fL + fc) yang dipancarkan melalui antena.
Karena Stalo,Coho dan Mixer ini masing-masing punya peranan, baik
pada Pemancar maupun Penerima, maka ketiganya disebut juga
“RECEIVER EXCITER”.
Fungsi Stalo adalah untuk menghasilkan translasi frekuensi dari IF
ke IF yang akan dipancarkan

Keuntungan MTI Radar yang koheren ini adalah karena koherennya


fasa sinyal pancar dan fasa sinyal penerima. Meskipun sinyal Stalo
adalah sefasa dengan sinyal pancar, akan tetapi pada penerimaan
tetap timbul pergeseran frekuensi, disebabkan pada penerimaan
tersebut Stalo juga berfungsi sebagai Local Oscillator (LO).

Dengan “PHASE DETECTOR” yg berfungsi sebagai Mixer, masalah


yang ditimbulkan oleh perbedaan fasa tersebut dapat diatasi, karena
output Detector Fasa adalah sebanding dengan perbedaan fasa
antara kedua sinyal yang menjadi inputnya.
Sesuai dengan penjelasan pada Gbr.II.16, bagian selanjutnya yang
akan melengkapi blok diagram ini adalah Gbr.II.15, sehingga bila
keduanya digabungkan, terbentuklah blok diagram yang lengkap dari
MTI Radar.
II.4.3 MTI RADAR DGN POWER OSCILLATOR PD PEMANCAR

MAGNET
PULSE TRIGGER
DUPLEX RON
MODULA GENERAT
ER OSCILLAT
TOR OT
RF Locking
OR
Pulse

MIXER STALO f1 MIXER

IF COHO f0
AMPLIFI
ER

PHASE
DETECTO
R

DELAY LINE
CANCELLER

Gbr.II.17: Sebagian block diagram MTI Radar dgn Power Oscillator

MTI Radar dengan Power Oscillator Transmitter merupakan bentuk


MTI yang paling banyak digunakan. Sebagian snyal pancar bersama-
sama dengan output Stalo diteruskan ke Mixer untuk menghasilkan
sinyal beat IF yang fasanya secara langsung tergantung kepada fasa
sinyal pancar.
Pulsa IF ini dilanjutkan ke Coho dan menyebabkan terkuncinya fasa
output Coho yang dengan demikian ditentukan oleh fasa dari pulsa
pancar, yang dapat pula dipakai sebagai referensi fasa bagi sinyal
echo yang datang.
Seperti halnya MTI Radar dengan Power Amplifier, bila blok diagram
pd Gbr.II,17 digabung dengan blok diagram Gbr.II.15, akan diperoleh
blok diagram lengkap dari suatu MTI Radar dengan Power Oscillator
Transmitter.
II.4.4 MTI RADAR DGN MULTIPLE RANGE GATE & FILTER
1

RAN
BOXCA FWL THRE
GE BP BP
R DETECT S
GATE F F
GEN OR HOLD
2 1
RAN
BOXCA FWL THRE
GE BP BP
PHA R DETECT S D
GATE F F
SE 3 GEN OR HOLD I
1
DETE . S
C . RAN P
. BOXCA FWL THRE
TOR GE BP BP L
. R DETECT S
GATE F F A
.. GEN OR HOLD
. 1 Y

.
n
RAN
GE BOXCA FWL THRE
BP BP
GATE R DETECT S
F F
1 GEN OR HOLD

Gbr.II.18: Blok diagram MTI Radar dengan Range Gate dan Filter

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya Delay Line Canceller


yang membedakan / memisahkan target bergerak dari target diam,
telah dipakai secara luas pada MTI Radar. Selain itu , fungsi yang
sama juga dapat dilakukan oleh Low Pass Filter atau Narrow Band
Filter.

Narrow Band Filter yang didisain utk meliwatkan komponen frekuensi


Doppler dari target bergerak, akan bekerja bila dilalui pulsa Radar.
Untuk itu Pass Band-nya harus jauh lebih sempit dari 1/σ, dimana σ
adalah lebar pulsa input σ, sehingga bandwidth dari output akan jauh
lebih besar pula dari input.
Akan tetapi karena respons dari impuls adalah berbanding terbalik
dengan bandwidth filter, maka Narrow Band Filter akan “mengotori”
pulsa input dengan noisenya dan mengakibatkan gangguan pada
frekuensi kerjanya, sehingga jika target yang ada lebih dari satu,
maka terget tersebut akan sangat sukar untuk dipisahkan.
Demikian pula halnya bila hanya satu target yang ada, noise yang
naik disebabkan lebarnya bandwidth akan menurunkan sensitivitas
atau dengan perkataan lain memperbesar loss.
Loss yang besar dpt dihindari dengan membuat kuantisasi bandwidth
dalam interval yang lebih kacil lagi, Proses ini disebut “Range Gating”
Lebar dari Range Gate ini tergantung pada:
• Tingkat ketelitian yang diinginkan
• Tingkat kerumitan/kekompleksan sistem yang dpt ditoleransi.
• Lebar pulsa Radar.

Blok diagram dari Video MTI Radar dengan Multiple Range Gate &
Filter dapat dilihat pada Gbr.II.18.
Output dari Phase Detector disampling secara bergilir oleh Range
Gate. Karena setiap gate terbuka dalam interval waktu tertentu yang
sesuai perhitungan untuk mendapatkan sample tegangan dari sinyal
video, maka gate-gate tersebut seakan berlaku sebagai switch yang
terbuka/tertutup secara bergantian dalam selang waktu tersebut.
Output dari target diam akan merupakan deretan pulsa dgn amplituda
konstan, sedang echo dari target yang bergerak akan menghasilkan
deretan pulsa dengan amplituda yang berubah-ubah tergantung pada
frekuensi Dopplernya.

Output Range Gate dapat dilihat pada BOXCAR GENERATOR


CIRCUIT atau SAMPLE AND HOLD CIRCUIT yang fungsinya untuk
menyaring dan mendeteksi frekuensi pemodulasi dari harmonisa-
harmonisanya, sedang tahapan berikutnya yang merupakan Doppler
Filter akan menekan spektrum dari “clutter” yang ikut masuk kedalam
Phase Detector.
FULL WAVE LINIER DETECTOR merobah sinyal video yang bipolar
menjadi unipolar untuk diteruskan ke Integrator, sedang ada / tidak
adanya target ditentukan oleh output Threshold yang dapat dilihat
melalui PPI atau A-Scope Display.
Karena output Threshold hanya muncul bilamana ada target, maka
dengan demikian cara ini akan terlihat lebih “bersih” bila dibanding
bentuk Display MTI Radar sebelumnya.
Hal ini bukan hanya disebabkan oleh tertekannya “clutter” saja, akan
tetapi juga oleh kehadiran THRESHOLD DETECTOR yang akan ikut
mengeliminir / menghilangkan noise yang tak diinginkan.
Respons frekuensi dari MTI Radar dapat dilihat pada Gbr.II.19.

Amplituda Relatif

0 fp = 1/σ 2fp 3 fp
4 fp frekuensi

Gbr.II.19: Response frekuensi dari MTI Radar dengan


Range Gate & Filter

Keuntunga lain dari MTI Radar dgn Range Gate & Filter ini adalah
frekuensi cut-offnya yang variabel, dapat dirobah/dipilih/disesuaikan
dengan medan sekitarnya sehingga terhindar dari clutter yang tidak
diinginkan ataupun dari gangguan Doppler yang ditimbulkan oleh
kawanan burung terbang, dsb.

II.4.5 MTI RADAR DGN DIGITAL SIGNAL PROCESSOR

PHAS
E
SA SUB
DETE A/D DIGITA
M STRACT
CT CONVE L
PLE OR
RTER STORE
COHO
OUT
P D/A
(I2 + DIS
IF CONVER
π/ 2 TER
PLA
AMP Q2)1/2 Y
L
PHAS
E
SA SUB
DETE A/D DIGITA
M STRACT
CT CONVE L
PLE OR
RTER STORE
Gbr.II-20: Blok iagram MTI Radar dengan Digital Signal Processor

Kelebihan utama dari Digital MTI Processor adalah pada Delay Line-
nya, karena bagaimanapun juga bentuk digital akan lebih stabil dan
lebih dapat diandalkan terhadap perubahan tmperatur,gain yang kritis
ataupun ketepatan pengambilan sample / kuantisasinya dibanding
dengan bentuk analog.
Bentuk sederhana dari Digital MTI Radar dapat dilihat pada Gbr.II.20.

Sinyal outpur IF Amplifier selanjutnya terbagi dalam 2 kanal, masing-


masing dengan Coho sebagai referensi, yakni:
• Kanal I ( Inphase channel ) dengan sinyal yang sefasa
• Kanal Q ( Quadrature channel ) dengan sinyal yang berbeda
fasa 90 derajat.
Kanal Q ini akan melenyapkan / mengeliminir pengaruh blind phases.
Ouput Phase Detector yang merupakan sinyal video bipolar setelah
disample, dikonversikan ke sinyal digital oleh A/D Converter.
Output dari kedua kanal I dan Q diperoleh melalui sinyal digital yang
telah disimpan dalam memorynya masing-masing, yakni dengan
mencari selisih antara 2 sinyal yang berasal dari sweeping berurutan.
Kedua output dari kanal I dan Q selanjutnya digabung kembali untuk
mendapatkan amplituda yang besarnya adalah (I2 + I2)1/2 dan setelah
mana dikembalikan ke sinyal analog unipolar untuk disajikan pada
Display.

A/D Converter merupakan bagian paling kritis pada Digital MTI Radar
Processor, karena harus punya kecepatan operasi / kuantisasi yang
tinggi, untuk dapat mengimbangi kecepatan pulsa Radar.
Jumlah bit dalam A/D Converter ini akan menentukan besarnya faktor
perbaikan maksimum ( improvement factor) dari MTI Radar.
N-bit Converter akan membagi output Phase Detector kedalam 2N-1
interval yang diskrit, sehingga untuk N=9 akan diperoleh maksimum
level interval = 511

Diatas telah dikemukakan bahwa kanal Q akan dapat melenyapkan


penyebab menurunnya sensitivitas yang disebabkan oleh “blind
phase”. Blind Phase berbeda dengan Blind Speed yang telah dibahas
sebelumnya, karena:
• BLIND SPEED:
Blind Speed terjadi bilamana sampling pulsa tepat berada pada
titik yang sama dari setiap periode Doppler, sebgm Gbr.II-21a.

• BLIND PHASE:
Blind Phase pada kanal I terjadi sebgm Gbr.II-21b terjadi bila
deretan pulsa merupakan sampling dgn amplituda yang sama dan
“jarak waktu” yang sedemikian rupa sehingga bila a1 dikurangi
dengan a2 hasilnya akan nol.
Hasilnya baru akan diperoleh bila a3 dikurangi a4
Jadi untuk kanal I: ( a1 - a2 ) = 0
( a3 – a4 ) ≠ 0
Sedang pada kanal Q sebagaimana terlihat pada Gbr.II.21a, sinyal
Doppler yang masuk digeser 900 , sehingga pasangan pulsa yang
“hilang” dalam kanal I yakni ( a1-a2 ) akan ditemukan kembali
dalam kanal Q , demikian pula sebaliknya.
Jadi untuk kanal Q: ( b1 – b2 ) ≠ 0
( b4 – b5 ) = 0
Amplituda
Frekuensi Doppler Pulsa Echo
Radar

time (mdet)

Amplituda

a1 a2 a5 a6

time (mdet)
a3 a4

Amplituda

b1 b4 b5

time (mdet)

b2 b3 b6
Gbr.II.21: a. Blind Speed pada MTI Radar dimana fd = prf
b. Blind Phasepada kanal I
c. Blind Phase pada kanal Q

Anda mungkin juga menyukai