Anda di halaman 1dari 2

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

ADPU 4340 & ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DESA


Pengembang: Dr. Ike Wanusmawatie, S,Sos., M.AP
ikew@ub.ac.id
Penelaah: Florentina Retno Wulandari, S.IP., M.Si.
wulandari@ecampus.ub.ac.id

MATERI INISIASI 1
KONSEP PEMERINTAHAN DESA
A. Pengertian Pemerintahan Desa
Pemerintahan mengacu pada adalah aktivitas atau fungsi memerintah. Dalam arti sempit
pemerintahan menjalankan fungsi mengurus, yaitu menjalankan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangannya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian
pemerintahan dalam makna sempit mengacu pada eksekutif. Adapun pengertian
pemerintahan dalam arti luas adalah menjalankan fungsi mengatur dan mengurus, dengan
demikian dalam pengertian ini makna pemerintahan memiliki dua fungsi yaitu fungsi
mengatur diwakili oleh lembaga legislatif, sedangkan fungsi mengatur merupakan
representasi dari lembaga eksekutif. Dengan demikian yang dimaksud pemerintahan dalam
makna luas itu adalah eksekutif dan legislatif, dalam konteks pemerintahan pusat adalah
Presiden dan DPR, sedangkan dalam konteks daerah, yaitu Kepala daerah (Gubernur,
Bupati/Walikota) dengan DPRD. Begitu juga dalam konteks Desa maka yang dimaksud
dengan Pemerintahan Desa adalah Kepala Desa bersama dengan Badan Permusyawaratan
Desa (BPD).
Dalam perspektif administrasi Publik, Pemerintahan Desa adalah salah satu jenis
pemerintahan lokal (local government). Pemerintahan lokal memiliki tiga makna (Hoesein,
2001) yaitu sebagai organisasi, fungsi dan kesatuan masyarakat. Pada faktanya pemerintahan
lokal lebih familiar didefinisikan berdasarkan makna ketiga yaitu kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki hak untuk mengatur dan mengurus kepentingannya berdasarkan
prakarsa sendiri.
Jika mengacu pada makna tersebut maka pemerintahan desa dapat didefinisikan sebagai
berikut: “Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki hak dan kewajiban untuk mengatur
urusan mereka sendiri berdasarkan prakarsa dan adat istiadat sesuai dengan peraturan
perundang-unfangan yang berlaku. Saat ini yang berlaku adalah UU No 6/2014 tentang Desa
beserta peraturan pelaksana lainnya”. Dengan demikian UU No 5/1979 tentang
Pemerintahan Desa, UU No 22/1999 tentang pemerintahan Daerah, UU No 32/2004 tentang
Pemerintahan Daerah beserta peraturan pelaksananya seperti PP No 72/2005 tentang Desa
sudah tidak berlaku lagi.
B. Kedudukan Desa
Berdasarkan UUD 1945 pasal 18 menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan
kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang
diatur dengan undang-undang. Dengan demikian susunan pemerintahan di Indonesia terdiri
dari dua jenjang pemerintahan yaitu pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah. Adapun
Pemerintahan Daerah terbagi menjadi pemerintahan provinsi dan pemerintahan
kabupaten/kota. Bagaimana dengan Desa atao pemerintahan desa dimanakah kedudukannya?.
Tentu saja jika mengacu pada UUD 1945 Desa menjadi bagian dari pemerintahan kab/kota.

C. Otonomi yang dimiliki Desa


Otonomi adalah sebuah hak, atau wewenang, dan kewajiban sebuah daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Otonomi dimiliki oleh sebuah daerah apabila
mendapatkan pelimpahan atau pemberian kewenangan untuk menjalankan urusan-urusan
pemerintahan dari pemerintah diatasnya atau dari pemerintah pusat, utamanya di bidang
politik. Pelimpahan kewengan di bidang politik biasa di sebut dengan Desentralisasi (baca,
Muluk, 2009: 11-16). Sedangkan Desa maupun pemerintahan desa tidak mendapatkan
pemberian ataupun pelimpahan urusan pemerintahan dari pemerintah kab/kota maupun pusat
namun pemberian pengaturan terhadap urusan-urusan yang menjadi kewenangan pemerintah
pusat maupun kabupaten/kota. Kecuali di bidang fiskal, karena mendapatkan transfer income
berupa dana alokasi desa dari pemda dan dana desa dari pemerintah pusat. Dengan demikian
Desa tidak memiliki otonomi layaknya kabupaten/kota dan Desa bukan daerah otonom.
Adapun yang dimiliki desa adalah otonomi yang bersifat adat-istiadat atau asal-usul. Hanya
urusan atau wewenang di bidang asal-usul/adat istiadat dan bersifat lokalitas saja desa
memiliki hak untuk mengatur dan mengurus secara penuh.

D. Urusan Pemerintahan Desa


Urusan pemerintahan terbagi menjadi dua yaitu yang bersifat mutlak (absolut) dan urusan
bersama (concurrent). Adapun yang dimaksud dengan mutlak adalah urusan-urusan yang
menjadi kewenangan pemerintah pusat, yang tidak dapat diganggu gugat dan hanya
dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Contohnya, urusan pemerintahan di bidang pertahanan,
keamanan, moneter, yustisi, politik luar negeri, dan agama. Di luar bidang tersebut dapat
dilaksanakan bersama-sama dengan pemerintahan daerah, baik provinsi, kabupaten maupun
kota.Selanjutnya urusan bersama dibagi menjadi urusan yang bersifat wajib dan pilihan.
Bersifat wajib apabila mengyangkut hak setiap warganegara yang biasa disebut degnan
standar pelayanan minimum yang harus diperoleh setiap warga seperti halnya, kesehatan,
pendidikan, transportasi dan perumahan. Sedangkan optional atau pilihan disesuaikan dengan
potensi daerah masing-masing sperti perikanan, pariwisata dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai