Anda di halaman 1dari 13

BAHAN AJAR BLC

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses
berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta diklat dan
fasilitator atau widyaiswara. Belajar bagi orang dewasa adalah belajar melalui
pengalaman (experiential learning cycle). Belajar melalui pengalaman berarti
belajar berhadapan langsung dengan masalah praktis, massalah sosial yang
nyata, dan berupaya untuk memecahkannya. Cara belajar berdasarkan
pengalaman akan memberikan makna bagi peserta diklat. Tentu saja peserta
diklat harus berperan aktif dalam situasai pembelajaran yang disampaikan
oleh pengelola atau widyaiswara yang bertindak sebagai fasilitator. Peserta
diklat didorong untuk aktif dan berinisiatif, mengajukan usul, dan menemukan
cara yang terbaik untuk mempelajari materi diklat yang akan dialaminya.
Widyaiswara sebagai fasilitator berupaya untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif agar setiap peserta diklat dapat mengembangkan
kemampuannya sebaik mungkin. Standar Kompesensi dan Kompetensi Dasar
dari setiap mata diklat sebaiknya diketahui dan ditangkap dengan jelas oleh
peserta diklat. sehingga untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu juga
sumber belajar diorganisir sebaik-baiknya.

B. Tujuan
Pada Mata diklat ini membahas tentang pengertian Building Learning
Commitment (BLC), Peranan BLC dalam proses kediklatan, mengenalkan
diri sendiri dan orang lain orang lain, membentuk kelompok yang solid, serta
membentuk komitmen belajar.

1
1
1
1
1
1
C. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membangun komitmen peserta untuk mengikuti pembelajaran
di kelas dan memberikan dasar-dasar pembentukan tim kerja yang solid dan
kompak.

D. Hasil Belajar
Setelah pembelajaran selesai peserta diharapkan mampu menerapkan
pembentukan tim kerja yang solid dan kompak.

E. Indikator Hasil Belajar


Peserta dapat:
1. Mengenal diri dan mengenal orang lain dengan lebih
baik
2. Membentuk Kelompok yang solid
3. Komitmen Belajar

F. Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan:


1.Mengenal diri dan mengenal orang lain dengan lebih baik:
a. pencairan kelas;
b. mengenal diri;
c. Mengenal orang lain ;
2.Kerjasama kelompok
3.Membuat Komitmen dan membentuk perangkat kelas.

2
2
2
2
2
2
BAB II

BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC)

A. Pengertian dan Konsep Dasar Building Learning Commitment (BLC)


1. Peranan Building Learning Commitment (BLC)
Peranan Building Learning Commitment (BLC) dalam diklat adalah
untuk mencairkan suasana belajar yang beku. Belajar akan mempunyai arti
apabila suasana belajar menyenangkan. Belajar selayaknya menjadi peristiwa
yang menyenangkan, menggembirakan, tanpa ada rasa cemas dan lelah
karena suasana yang mencekam. Kelas sebagai salah satu bentuk kelompok
sosial perlu diciptakan suasana yang aman dan nyaman, pembelajaran penuh
percaya diri, dan antar peserta saling mempercayai. Suasana seperti ini lebih
memungkinkan peserta diklat lebih efektif dan menyerap bahan ajar dengan
baik. Diklat dengan suasana seperti ini akan melahirkan alumni yang ceria,
pegawai yang percaya diri, ooptimis, produktif, dan memperoleh kepuasan
batin memadai.
Suasana seperti yang digambarkan di atas dapat tercipta manakala setiap
peserta diklat mengetahui dengan baik kekuatan yang mereka mililki,
keterbatsan yang diterima sebagai mana adanya, kekuatan dan keterbatsan
kawan-kawan diklat sekelasnya, saling berkomunikasi, saling bertukar
pengalaman dan saling mengisi kekurangan dan memanfaatkan kekuatan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tinggi. Dalam saling
berkomunikasi, bekerjsama, tukar pengalaman, dan bekrja kelompok perlu
ada norma yang disepakati, dihormati, dan dipatuhi bersama. Setiap anggota
3
3
3
3
3
3
harus komitmen terhadap kesepakatan tersebut, agar setiap anggota peserta
diklat dapat memperoleh manfaat terbesar dari proses pembelajarannya.
2. Prinsip Belajar Orang Dewasa
 Prinsip kesiapan utk belajar (Readiness), kesiapan fisik, mental,
emosional;
 Prinsip pentahapan belajar (Sequencing), setahap demi setahap, runtut,
logis & berkesinambungan;
 Prinsip Pemahaman (Understanding), bhn ajar mempunyai makna,
sesuai kebutuhan & manfaat bagi kehidupannya;
 Prinsip peran serta (Participation)
 Prinsip balikan (Feedback), peserta OD akan bersemangat apabila
mengetahui hsl belajar yg dicapai.
B. Mengenal diri sendiri dan orang lain
1. Konsep Mengenal Diri Dan Orang Lain
Kelas sebagai suatu sistem sosial, menunjukkan adanya satu pola
interaksi dinamis antara aturan, norma dan harapan yang dituntut dalam
kegiatan pembelajaran di satu pihak, dan kebutuhan dan keinginan masing-
msing pribadi dipihak lain. Knowles (1986) berpendapat bahwa kebutuhan
belajar adalah kesenjangan yang dipersiapkan oleh peserta pembelajar
sendiri antara di mana mereka sekarang dan ke mana mereka ingin menuju.
Setiap anggota suatu kelas yang mengikuti diklat yang sama diharapkan
memiliki konsep dan komitmen yang sama tentang belajar dalam kelompok,
walaupun setiap orang memiliki peran yang berbeda-beda. Konsep yang
sama inilah yang merupakan dasar bagi terciptanya rasa kebersamaan,
kehangatan, kekompakan, serta kemantapan dalam menciptakan suasana
pembelajaran. Hubungan antar individu terjalin dalam hubungan
transsksional, menuju ke arah kelompok yang berfungsi, efektif daan sinergis,
dalam suasana segar dan menyenangkan. Untuk itu setiap anggota kelompok
diharapkan memiliki komitmen yang tinggi dalam seluruh aspek kegiatan
pembelajaran.
4
4
4
4
4
4
2. Game
Banyak instrumen yang dapat digunakan untuk membangun komitmen
belajar, seperti Simulasi Bintang, Layanan Sepenuh Hati, Coat of Arms,
membentuk Bujur Sangkar, dan lain-lain. Pada diklat ini instrumen yang
dipakai adalah Coat of Arms.
a. Merumuskan Komitmen Belajar
1. Petunjuk pengisian gambar Coat of Arms.
Setelah gambar Coat of Arms dibagikan pada peserta diklat,
widyaiswaraa secara berturut turut meminta peserta untuk mengerjakan
perintah yang disampaikannya. Untuk mengecek benar atau tidaknya
perintah yang diberikan, widyaiswara bisa meminta beberapa oran peserta
untuk membacakan apa yang ditulisnya. Adapun perintah-peintah yang
disampaikannya secara berturut-turut sebagai berikut:
ESTIMASI WAKTU: 15 MENIT
a) Coba saudara perhatikan gambar “Coat of Arms” yang ada dihadapan
saudara. Pada kotak persegi empat yang ada di tengah-tengah, tuliskan
nama panggilan saudara yang paling disenangi dan paling mudah
diingat-ingat oleh teman-teman. Tuliskan nama anda dengan huruf balok
dan cukup besar agar mudah dibaca.
b) Pada kotak nomor 1 tuliskan dua kebiasaan baik dalam belajar yang
saudara miliki sehingga mendorong kearah kesuksesan dalam belajar.
c) Pada kotak nomor 2 tuliskan dua kebiasaan buruk dalam belajar yang
saudara miliki sehingga sering kali menghambat hasil belajar.
d) Pada kolom nomor 3 tuliskan dua prinsip yang saudara tanamkan
kepada anak, adik atau yang lainnya dirumah.
e) Pada kolom nomor 4 tuliskan dua prinsip yang saudara tamankan
kepada bawahan atau teman dimana tempat saudara bekerja.
f) Pada kolom nomor 5 tuliskanlah dua mata pelajaran yang paling disukai
pada saat belajar di sekolah ( SD/MI s.d SMA/MA).

5
5
5
5
5
5
g) Pada kolom nomor 6 tuliskanlah dua mata diklat yang paling saudara
sukai selama mengikuti diklat (diklat apa saja dan kapan saja).
ESTIMASI WAKTU: 30 MENIT
Setelah selesai mengisi “Coat of Arms” peserta dikelompokkan
menjadi kelompok kecil (5 orang), kemudian para peserta saling
memperkenalkan diri (nama lengkap, unit kerja, jumlah keluarga, usia anak
tertua dan usia anak terkecil, dsb), “Coat of Arms” dapat dijadikan alat
bantu. Sepakatilah 5 kebiasaan baik yang harus diamalkan dan kebiasaan
buruk yang harus dihindari selama mengikuti diklat (DITULIS PADA
KERTAS FLIF CHART).
ESTIMASI WAKTU: 30 MENIT
Hasil diskusi kelompok kecil selesai, dilanjutkan diskusi kelas/pleno
kelas, masing-masing kelompok menunjuk juru bicaranya untuk
menjelaskan di depan kelas, mereka diminta menyusun peringkat minimal
8 (delapan) besar dari kebiasaan yang baik untuk mendukung suksesnya
kegiatan diklat fasilitator penyuluh agama Islam dan yang akan dijadikan
sebagai komitmen belajar diklat ini.
Pada akhir kegiatan ini, peserta diminta untuk:
a. Menyepakati dan komit terhadap beberapa prinsip yang harus mereka
taati selama belajar (learning commitment) seperti disiplin, tanggung
jawab, bekerja keras, membantu teman, kompak dan keerja kelompok,
mengghormati pendapat teman dan tidak melaksanakan kehendak,
serius, santai dan selesai. Menghindari kebiasaan yang buruk seperti
bolos, tidak mengerjakan tugas, tidak patuh dan melanggar tata tertib,
dan mengerjakan kelompok asal-asalan.
b. memilih pengurus kelas terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris,
bendahara, dan pembantu umum. (sesuai kebutuhan kelas).
c. menempelkan semua hasil “Coat of Arms” peserta di dinding kelas dan
semua peserta diundang untuk melihat dan mempelajarai secara lebih
mendalam, pada saat istirahat, dan berupaya untuk lebih mengenal
6
6
6
6
6
6
teman-teman sekelasnya secara lebih baik. Diharapkan dengan lebih
mengenal teman-temannya, mereka akan lebih siap secara fisik,
mental, sosial dan dapat mengikuti diklat dengan lebih berhasil.
d. pengurus kelas membuat hasil komitmen belajar kelas dalam bentuk
yang lebih baik dan menempelkannya di ruangan agar selalu diingat,
diingatkan, dan dilaksanakan oleh seluruh anggota kelas sebagai
Komitmen Belajar.
Peran dan Fungsi Anggota Tim
Tim akan berfungsi efektif dan sinergis apabila setiap anggota tim
berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan bersama. Robert B. Maddux
mengungkan: “Libatkan anggota tim secara perorangan dan bersama”.
Sebuah sasaran merupakan pernyataan dari hasil yang dicapai. Sasaran
menjelaskan tentang:
1. Kondisi yang akan tercipta ketika hasil yang diharapkan tercapai;
2. Alokasi waktu yang dipakai untuk pelaksanaan;
3. Sumber daya organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Semua yang dilakukan anggota tim selayaknya berorientasi pada
penyelesaian tugas, dan pada upaya memelihara iklim dan kelompok tim.
Setiap anggota tim dapat menerima dan menyumbangkan sesuatu bagi
keberhasilan tim kerja. Tim memberikan nilai positif bagi anggotanya
(Finch, 1976. p.25). Anggota tim akan menjauhkan orienatsi pada
kepentingan pribadi. Namun kenyataannya ada macam-macam perilaku
anggota tim, baik perseorangan maupun secara kolektif dapat
dikelompokkan ke dalam:
1. Perilaku individu yang berorientasi pada tugas, yaitu:
a. pengambil inisiatif;
b. pencari informasi;
c. pengumpul pendapat;
d. pemberi informasi (pemerinci);
e. pengkoordinasi;
7
7
7
7
7
7
f. pencari pendapat;
g. pengolah atau elaborator;
h. pengumpul atau penyimpul pendapat;
2. Perlilaku individu yang berorientasi pada pemeliharaan kelompok, yaitu:
a. pendorong;
b. pembuat norma kerja;
c. pengikut;
d. pengekspresi perasaan kelompok
3. Perlilaku individu yang berorientasi pada diri sendiri, yaitu:
a. penentang atau pengkritik
b. penghalang
c. pendominasi
d. penyering
e. pencari simpati
f. penyokong tertentu
g. pengganggu
h. pencari nama
i. acuh tak acuh terhadap kegiatan kelompok yang sedang berlangsung.
Belajar Melalui Pengalaman
Experience is the best teacher, kalimat itu sering kita dengar bahwa
pengalaman adalah guru yang terbaik. Seperti yang dikatakan Kong Hu
chu pernah mengatakan yang intinya bahwa efektifitas belajar tinggi
apabila subyek langsung mengerjakan dan langsung mengalaminya
(experiential learning). “saya kerjakan, dan saya mengerti”.
Untuk itu pengalaman yang direncanakan dalam proses pembelajaran
orang dewasa adalah pengalaman yang dipolakan (structured experience).
Karakteristik orang dewasa yang paling esensial terletak pada asumsi
bahwa yang menjadi sentral dalam kegiatan belajar adalah “subjek didik” dan.
bukan “penagjar atau widyaiswara”. Oleh karena itu tekanan kegiatan terletak
pada prakarsa dan partisipasi peserta pembelajaran. Widyaiswara sebagai
8
8
8
8
8
8
fasilitator bertugas mempolakan kegiatan, membimbing, menuntun dan turut
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Dalam kondisi yang
demikian, setiap peserta diklat diharapkan memperoleh manfaat yang optimal
dari proses kegiatan pembelajaran.
Hal yang paling esensial dari belajar melalui pengalaman adalah dengan
cara menciptakan pengalaman tertentu yang sudah dirancang dan terpola,
pembelajaran dilakukan dalam situasi buatan, peserta dapat belajar dan
menemukan sendiri atau bersama-sama dengan kelompoknya prinsip tertentu
dalam kepemimpinan, komunikasi, peran dan fungsi, pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan. Pengalaman yang diciptakan berbentuk
simulasi, permainan (games), bermain peran (role Playing), tes situasi dan
sebagainya. Semua pengalaman dan situasi diciptakan dalam situasi
pembelajaran.
Daur belajar melalui pengalaman, kata orang “experience is the best
teacher” yaitu pengalaman merupakan guru tebaik dalam kehidupan kita,
belajar melalui pengalaman akan efektif apabila dilakuan melalui lima tahapan
yang merupakan sebuah daur (cycle) dan disebut daur belajar melalui
pengalaman. Urutan daur belajar melalui pengalaman dimulai dari:
1. Mengalami (experiencing)
Peserta dilibatkan dalam satu simulasi (siatuasi buatan yang biasa
dialami dan diamati) bersama kelompoknya. Situasi buatan ini dapat
diambil dari kehidupan nyata, situasi unit kerja, situasi imajinatif atau
situasi belajar lainnya yang sengaja diciptakan. Amatilah perilaku
peserta pada saat kegiatan berlangsung. Setelah mereka melakukan
dan mengalami adakan refleksi.
2. Mengungkapkan (publishing)
Tahap ini peserta diklat diberi kesempatan untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaannya, bertukar pikiran dan perasaan dengan
anggota kelompok lainnya. Misalnya latar belakang pengalaman,

9
9
9
9
9
9
kemampuan, dan bidang tugas masing-masing peserta sehingga
peserta dapat memperkaya pengalaman dan wawasannya.
3. Mengolah/menganalisis (analyzing)
Semua data yang telah diungkapkan, dikumpulkan, dicatat, diolah,
dianalisis, didiskusikan, dan dievaluasi. Misalnya mengapa satu
perilaku muncul, mengapa perbedaan reaksi, mengapa ada kelompok
yang gagal sedang kelompok yang lain berhasil.
4. Mengeneralisasi (generalizing)
Dari hasil analisis terhadap pengalaman peserta, mereka diminta untuk
mencoba menyimpulkan pengalamannya, membuat generalisasi.
Maksud membuat generalisasi adalah pengalaman yang diungkapkan
dan dianalisis menjadi ‘pelajaran’ bagi peserta untuk lebih siap dan
dapat mengubah perilakunya agar lebih baik.
5. Menerapkan prinsip pada situasi baru (application)
Sebagai urutan akhir dari daur belajar melalui pengalaman adalah
analisis kemungkinan menerapkan prinsip-prinsip (generalisasi) yang
ditemukan pada situasi baru atau pada kondisi kerja di unit kerjanya
masing-masing. Bagian ini sangat penting, karena tanpa penerapan
prinsip yang ditemukan, belajar melalui pengalaman akan tidak
mempunyai artri dan semakin tidak terjadi perubahan pada perilaku
peserta yang bersangkutan. Untuk membantu peserta widyaiswara
dapat mengajukan pertanyaan seperti bagaimana saudara dapat
mengaplikasikan prinsip-prinsip tersebut dalam pekerjaan sehari-hari ?.
coba pikirkan dan berilah contohnya.
Perhatikan dan amati gambar daur belajar melalui pengalaman di
bawah ini:

10
10
10
10
10
10
Perilaku berorientasi Tugas
• Mengenal Inisiatif
• Mencari Informasi
• Mengmpulkan Pendapat
• Meberikan Informasi
• Mencari Pendapat
• Mengelola Informasi
• Mengkoordinasikan
• Menyimpulkan .
Perilaku berorientasi Proses
Mendorong Pemeliharaan Hubungan
Mendorong Keterlibatan Anggota
11
11
11
11
11
11
Membuat Norma Kerja
Mengikuti Kesepakatan
Mengekspresikan Pendapat Kelompok
Perilaku berorientasi Kebutuhan pribadi
• Menentang
• Menghalangi
• MendominasiI
• Menyayangi
• Mencari Simpati
• Menyokong Pendapat tertentu
• Mengganggu Proses
• Mencari Nama
• Berbuat Acuh tak Acuh
Apakah Kelompok itu?
• Suatu Unit yang merupakan sekelompok/sekumpulan dua orang atau lebih
yang satu sama lain berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan secara bersama-sama dalam suatu wadah tertentu.
Mengapa Perlu Kerja Kelompok?
• Resiko ditanggung bersama
• Sumber lebih banyak dan terjadi proses pembelajaran dari kelompok lain
• Kelemahan individu teratasi oleh kelompok
• Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan lebih cepat
Tahapan Membangun Komitmen Belajar
• Ice Breaking
• Mengenal Diri sendiri dan Orang Lain
• Merumuskan Harapan Peserta ( Terhadap Materi, Widyaiswara, sesama
Peserta)
• Menggidentifikasi Gaya Belajar sendiri dan orang lain
• Merumuskan komitmen Belajar
Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain
12
12
12
12
12
12
• Pada bagian tengah kertas gambarlah suatu gambar yang mencerminkan
diri sendiri
• Pada bagian kanan atas, tuliskan perilaku positip dan kiri atas dengan
perilaku negatip
• Pada bagian kiri bawah, tuliskan cara belajar yang disukai dan pada kiri
bawah cara belajar yang tidak disukai
BAB III
PENUTUP
Komitmen (Commitment) Janji atau kesanggupan yang pasti untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
BLC = Membangun Komitmen Belajar Upaya untuk menciptakan
suasana belajar/kelas yg kondusif & menyenangkan berdasarkan norma/nilai yg
disepakati & diinginkan bersama yang disesuaikan dengan gaya dan type belajar
yang dikuasai,

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia. 2003. Building Learning


Commitment (BLC). Jakarta: LAN-RI.
Dimyati & Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Robert B. Maddux. 2009. Team Building Kiat Membangun Tim Handal. Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratama

13
13
13
13
13
13

Anda mungkin juga menyukai