BLC Bahan Ajar
BLC Bahan Ajar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses
berlangsungnya kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta diklat dan
fasilitator atau widyaiswara. Belajar bagi orang dewasa adalah belajar melalui
pengalaman (experiential learning cycle). Belajar melalui pengalaman berarti
belajar berhadapan langsung dengan masalah praktis, massalah sosial yang
nyata, dan berupaya untuk memecahkannya. Cara belajar berdasarkan
pengalaman akan memberikan makna bagi peserta diklat. Tentu saja peserta
diklat harus berperan aktif dalam situasai pembelajaran yang disampaikan
oleh pengelola atau widyaiswara yang bertindak sebagai fasilitator. Peserta
diklat didorong untuk aktif dan berinisiatif, mengajukan usul, dan menemukan
cara yang terbaik untuk mempelajari materi diklat yang akan dialaminya.
Widyaiswara sebagai fasilitator berupaya untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang kondusif agar setiap peserta diklat dapat mengembangkan
kemampuannya sebaik mungkin. Standar Kompesensi dan Kompetensi Dasar
dari setiap mata diklat sebaiknya diketahui dan ditangkap dengan jelas oleh
peserta diklat. sehingga untuk mencapai tujuan pembelajaran perlu juga
sumber belajar diorganisir sebaik-baiknya.
B. Tujuan
Pada Mata diklat ini membahas tentang pengertian Building Learning
Commitment (BLC), Peranan BLC dalam proses kediklatan, mengenalkan
diri sendiri dan orang lain orang lain, membentuk kelompok yang solid, serta
membentuk komitmen belajar.
1
1
1
1
1
1
C. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membangun komitmen peserta untuk mengikuti pembelajaran
di kelas dan memberikan dasar-dasar pembentukan tim kerja yang solid dan
kompak.
D. Hasil Belajar
Setelah pembelajaran selesai peserta diharapkan mampu menerapkan
pembentukan tim kerja yang solid dan kompak.
2
2
2
2
2
2
BAB II
5
5
5
5
5
5
g) Pada kolom nomor 6 tuliskanlah dua mata diklat yang paling saudara
sukai selama mengikuti diklat (diklat apa saja dan kapan saja).
ESTIMASI WAKTU: 30 MENIT
Setelah selesai mengisi “Coat of Arms” peserta dikelompokkan
menjadi kelompok kecil (5 orang), kemudian para peserta saling
memperkenalkan diri (nama lengkap, unit kerja, jumlah keluarga, usia anak
tertua dan usia anak terkecil, dsb), “Coat of Arms” dapat dijadikan alat
bantu. Sepakatilah 5 kebiasaan baik yang harus diamalkan dan kebiasaan
buruk yang harus dihindari selama mengikuti diklat (DITULIS PADA
KERTAS FLIF CHART).
ESTIMASI WAKTU: 30 MENIT
Hasil diskusi kelompok kecil selesai, dilanjutkan diskusi kelas/pleno
kelas, masing-masing kelompok menunjuk juru bicaranya untuk
menjelaskan di depan kelas, mereka diminta menyusun peringkat minimal
8 (delapan) besar dari kebiasaan yang baik untuk mendukung suksesnya
kegiatan diklat fasilitator penyuluh agama Islam dan yang akan dijadikan
sebagai komitmen belajar diklat ini.
Pada akhir kegiatan ini, peserta diminta untuk:
a. Menyepakati dan komit terhadap beberapa prinsip yang harus mereka
taati selama belajar (learning commitment) seperti disiplin, tanggung
jawab, bekerja keras, membantu teman, kompak dan keerja kelompok,
mengghormati pendapat teman dan tidak melaksanakan kehendak,
serius, santai dan selesai. Menghindari kebiasaan yang buruk seperti
bolos, tidak mengerjakan tugas, tidak patuh dan melanggar tata tertib,
dan mengerjakan kelompok asal-asalan.
b. memilih pengurus kelas terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris,
bendahara, dan pembantu umum. (sesuai kebutuhan kelas).
c. menempelkan semua hasil “Coat of Arms” peserta di dinding kelas dan
semua peserta diundang untuk melihat dan mempelajarai secara lebih
mendalam, pada saat istirahat, dan berupaya untuk lebih mengenal
6
6
6
6
6
6
teman-teman sekelasnya secara lebih baik. Diharapkan dengan lebih
mengenal teman-temannya, mereka akan lebih siap secara fisik,
mental, sosial dan dapat mengikuti diklat dengan lebih berhasil.
d. pengurus kelas membuat hasil komitmen belajar kelas dalam bentuk
yang lebih baik dan menempelkannya di ruangan agar selalu diingat,
diingatkan, dan dilaksanakan oleh seluruh anggota kelas sebagai
Komitmen Belajar.
Peran dan Fungsi Anggota Tim
Tim akan berfungsi efektif dan sinergis apabila setiap anggota tim
berpartisipasi secara penuh dalam kegiatan bersama. Robert B. Maddux
mengungkan: “Libatkan anggota tim secara perorangan dan bersama”.
Sebuah sasaran merupakan pernyataan dari hasil yang dicapai. Sasaran
menjelaskan tentang:
1. Kondisi yang akan tercipta ketika hasil yang diharapkan tercapai;
2. Alokasi waktu yang dipakai untuk pelaksanaan;
3. Sumber daya organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Semua yang dilakukan anggota tim selayaknya berorientasi pada
penyelesaian tugas, dan pada upaya memelihara iklim dan kelompok tim.
Setiap anggota tim dapat menerima dan menyumbangkan sesuatu bagi
keberhasilan tim kerja. Tim memberikan nilai positif bagi anggotanya
(Finch, 1976. p.25). Anggota tim akan menjauhkan orienatsi pada
kepentingan pribadi. Namun kenyataannya ada macam-macam perilaku
anggota tim, baik perseorangan maupun secara kolektif dapat
dikelompokkan ke dalam:
1. Perilaku individu yang berorientasi pada tugas, yaitu:
a. pengambil inisiatif;
b. pencari informasi;
c. pengumpul pendapat;
d. pemberi informasi (pemerinci);
e. pengkoordinasi;
7
7
7
7
7
7
f. pencari pendapat;
g. pengolah atau elaborator;
h. pengumpul atau penyimpul pendapat;
2. Perlilaku individu yang berorientasi pada pemeliharaan kelompok, yaitu:
a. pendorong;
b. pembuat norma kerja;
c. pengikut;
d. pengekspresi perasaan kelompok
3. Perlilaku individu yang berorientasi pada diri sendiri, yaitu:
a. penentang atau pengkritik
b. penghalang
c. pendominasi
d. penyering
e. pencari simpati
f. penyokong tertentu
g. pengganggu
h. pencari nama
i. acuh tak acuh terhadap kegiatan kelompok yang sedang berlangsung.
Belajar Melalui Pengalaman
Experience is the best teacher, kalimat itu sering kita dengar bahwa
pengalaman adalah guru yang terbaik. Seperti yang dikatakan Kong Hu
chu pernah mengatakan yang intinya bahwa efektifitas belajar tinggi
apabila subyek langsung mengerjakan dan langsung mengalaminya
(experiential learning). “saya kerjakan, dan saya mengerti”.
Untuk itu pengalaman yang direncanakan dalam proses pembelajaran
orang dewasa adalah pengalaman yang dipolakan (structured experience).
Karakteristik orang dewasa yang paling esensial terletak pada asumsi
bahwa yang menjadi sentral dalam kegiatan belajar adalah “subjek didik” dan.
bukan “penagjar atau widyaiswara”. Oleh karena itu tekanan kegiatan terletak
pada prakarsa dan partisipasi peserta pembelajaran. Widyaiswara sebagai
8
8
8
8
8
8
fasilitator bertugas mempolakan kegiatan, membimbing, menuntun dan turut
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Dalam kondisi yang
demikian, setiap peserta diklat diharapkan memperoleh manfaat yang optimal
dari proses kegiatan pembelajaran.
Hal yang paling esensial dari belajar melalui pengalaman adalah dengan
cara menciptakan pengalaman tertentu yang sudah dirancang dan terpola,
pembelajaran dilakukan dalam situasi buatan, peserta dapat belajar dan
menemukan sendiri atau bersama-sama dengan kelompoknya prinsip tertentu
dalam kepemimpinan, komunikasi, peran dan fungsi, pemecahan masalah
dan pengambilan keputusan. Pengalaman yang diciptakan berbentuk
simulasi, permainan (games), bermain peran (role Playing), tes situasi dan
sebagainya. Semua pengalaman dan situasi diciptakan dalam situasi
pembelajaran.
Daur belajar melalui pengalaman, kata orang “experience is the best
teacher” yaitu pengalaman merupakan guru tebaik dalam kehidupan kita,
belajar melalui pengalaman akan efektif apabila dilakuan melalui lima tahapan
yang merupakan sebuah daur (cycle) dan disebut daur belajar melalui
pengalaman. Urutan daur belajar melalui pengalaman dimulai dari:
1. Mengalami (experiencing)
Peserta dilibatkan dalam satu simulasi (siatuasi buatan yang biasa
dialami dan diamati) bersama kelompoknya. Situasi buatan ini dapat
diambil dari kehidupan nyata, situasi unit kerja, situasi imajinatif atau
situasi belajar lainnya yang sengaja diciptakan. Amatilah perilaku
peserta pada saat kegiatan berlangsung. Setelah mereka melakukan
dan mengalami adakan refleksi.
2. Mengungkapkan (publishing)
Tahap ini peserta diklat diberi kesempatan untuk mengungkapkan
pikiran dan perasaannya, bertukar pikiran dan perasaan dengan
anggota kelompok lainnya. Misalnya latar belakang pengalaman,
9
9
9
9
9
9
kemampuan, dan bidang tugas masing-masing peserta sehingga
peserta dapat memperkaya pengalaman dan wawasannya.
3. Mengolah/menganalisis (analyzing)
Semua data yang telah diungkapkan, dikumpulkan, dicatat, diolah,
dianalisis, didiskusikan, dan dievaluasi. Misalnya mengapa satu
perilaku muncul, mengapa perbedaan reaksi, mengapa ada kelompok
yang gagal sedang kelompok yang lain berhasil.
4. Mengeneralisasi (generalizing)
Dari hasil analisis terhadap pengalaman peserta, mereka diminta untuk
mencoba menyimpulkan pengalamannya, membuat generalisasi.
Maksud membuat generalisasi adalah pengalaman yang diungkapkan
dan dianalisis menjadi ‘pelajaran’ bagi peserta untuk lebih siap dan
dapat mengubah perilakunya agar lebih baik.
5. Menerapkan prinsip pada situasi baru (application)
Sebagai urutan akhir dari daur belajar melalui pengalaman adalah
analisis kemungkinan menerapkan prinsip-prinsip (generalisasi) yang
ditemukan pada situasi baru atau pada kondisi kerja di unit kerjanya
masing-masing. Bagian ini sangat penting, karena tanpa penerapan
prinsip yang ditemukan, belajar melalui pengalaman akan tidak
mempunyai artri dan semakin tidak terjadi perubahan pada perilaku
peserta yang bersangkutan. Untuk membantu peserta widyaiswara
dapat mengajukan pertanyaan seperti bagaimana saudara dapat
mengaplikasikan prinsip-prinsip tersebut dalam pekerjaan sehari-hari ?.
coba pikirkan dan berilah contohnya.
Perhatikan dan amati gambar daur belajar melalui pengalaman di
bawah ini:
10
10
10
10
10
10
Perilaku berorientasi Tugas
• Mengenal Inisiatif
• Mencari Informasi
• Mengmpulkan Pendapat
• Meberikan Informasi
• Mencari Pendapat
• Mengelola Informasi
• Mengkoordinasikan
• Menyimpulkan .
Perilaku berorientasi Proses
Mendorong Pemeliharaan Hubungan
Mendorong Keterlibatan Anggota
11
11
11
11
11
11
Membuat Norma Kerja
Mengikuti Kesepakatan
Mengekspresikan Pendapat Kelompok
Perilaku berorientasi Kebutuhan pribadi
• Menentang
• Menghalangi
• MendominasiI
• Menyayangi
• Mencari Simpati
• Menyokong Pendapat tertentu
• Mengganggu Proses
• Mencari Nama
• Berbuat Acuh tak Acuh
Apakah Kelompok itu?
• Suatu Unit yang merupakan sekelompok/sekumpulan dua orang atau lebih
yang satu sama lain berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan secara bersama-sama dalam suatu wadah tertentu.
Mengapa Perlu Kerja Kelompok?
• Resiko ditanggung bersama
• Sumber lebih banyak dan terjadi proses pembelajaran dari kelompok lain
• Kelemahan individu teratasi oleh kelompok
• Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan lebih cepat
Tahapan Membangun Komitmen Belajar
• Ice Breaking
• Mengenal Diri sendiri dan Orang Lain
• Merumuskan Harapan Peserta ( Terhadap Materi, Widyaiswara, sesama
Peserta)
• Menggidentifikasi Gaya Belajar sendiri dan orang lain
• Merumuskan komitmen Belajar
Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain
12
12
12
12
12
12
• Pada bagian tengah kertas gambarlah suatu gambar yang mencerminkan
diri sendiri
• Pada bagian kanan atas, tuliskan perilaku positip dan kiri atas dengan
perilaku negatip
• Pada bagian kiri bawah, tuliskan cara belajar yang disukai dan pada kiri
bawah cara belajar yang tidak disukai
BAB III
PENUTUP
Komitmen (Commitment) Janji atau kesanggupan yang pasti untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
BLC = Membangun Komitmen Belajar Upaya untuk menciptakan
suasana belajar/kelas yg kondusif & menyenangkan berdasarkan norma/nilai yg
disepakati & diinginkan bersama yang disesuaikan dengan gaya dan type belajar
yang dikuasai,
DAFTAR PUSTAKA
Robert B. Maddux. 2009. Team Building Kiat Membangun Tim Handal. Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratama
13
13
13
13
13
13