SPTK Isos
SPTK Isos
Hari ke-1
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi peserta:
Klien kontak mata minimal
Klien berekspresi sedih/murung
Klien sering berada di kamar kecuali jika dipanggil untuk ikut acara di ruang
rehabilitasi medik
2. Diagnosa keperawatan:
Isolasi Sosial
3. Tujuan umum:
Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain
4. Tujuan khusus:
- Klien mampu memahami keuntungan berinteraksi dengan orang lain
- Klien mampu memahami kerugian berinteraksi dengan orang lain
- Klien mampu memperagakan berkenalan dengan satu orang
- Klien mampu memasukkan dalam kegiatan sehari-hari
5. Tindakan keperawatan:
SP 1 KLIEN : ISOLASI SOSIAL
- Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
- Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
- Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
- Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
- Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMBUKAAN
1. Salam Terapeutik:
”Selamat pagi Ibu Maslikha.”
”Masih ingat dengan saya kan? Nama saya Adine, saya mahasiswa keperawatan
Brawijaya yang saat ini praktek di Ruang 23. Saya dinas dari jam 7 sampai jam 2 siang
nanti.
2. Evaluasi/ Validasi:
”Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu hari ini?bagaimana tidurnya tadi malam?ada keluhan
tidak?”
FASE KERJA
- Ibu, coba ceritakan pada saya, mengapa ibu sering di kamar saja? Apa tidak ingin
keluar kamar dan bertemu orang?
- Ibu nyaman berada di kamar terus?
- Tidak nyaman ya?
- Menurut Ibu, jika Ibu keluar kamar dan bertemu dengan orang lalu berinteraksi, apa
keuntungannya?
- Sedangkan, jika ibu di dalam kamar seperti ini tidak bertemu orang, apa
keuntungannya?
- Tidak ada ya? Berarti berdiam di kamar merupakan kerugian? Selain itu, apalagi
kerugiannya jika terus menerus berada di kamar?
- Nah, benar Ibu jawabannya. Saya punya cara untuk mengatasi kejenuhan Ibu
berada di dalam kamar terus. Saya punya cara berkenalan dengan orang lain. Ibu
mau mencobanya?
- Sebelumnya, saya ingin tahu, bagaimana cara Ibu berkenalan dengan orang lain?
- Bagus Bu, sudah benar. Jadi saya akan meluruskan ya. Untuk berkenalan dengan
orang lain, kita harus yakin terlebih dahulu. Ibu bisa mulai dengan memperkenalkan
diri dahulu. ”Nama saya Adine, Bu. Saya mahasiswa Brawijaya. Saya berasal dari
Blitar.”
- Seperti itu Ibu, sekarang coba Ibu peragakan. (pasien memperagakan)
- Ibu, saya harap yang kita lakukan ini bisa diperagakan lho ya. Saya ingin tahu nanti
bagaimana Ibu melakukannya. Ibu mau berlatih kapan saja? Mari saya bantu untuk
memasukkan ke jadwal harian Ibu biar Ibu semakin banyak kegiatan.
- Setelah minum obat pagi hari ya, Ibu akan berlatih berkenalan.
PENUTUPAN
- Bagaimana perasaan Ibu setelah berdiskusi dan berlatih cara berkenalan? Apa
lebih nyaman? Sudah ada keinginan untuk memulai interaksi dengan orang lain?
Obyektif:
- Bagaimana, Bu? Bisa diulangi sekali lagi bagaimana berkenalan dengan orang
lain?
Hari ke-2
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi peserta:
Klien dengan kontak mata yang mudah beralih (kadang melihat kadang tidak)
Klien berekspresi sedih/murung
Klien sering berada di kamar kecuali jika dipanggil untuk ikut acara di ruang
rehabilitasi medik
2. Diagnosa keperawatan:
Isolasi Sosial
3. Tujuan umum:
Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain
4. Tujuan khusus:
- Mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang
- Memasukkan dalam kegiatan sehari-hari
5. Tindakan keperawatan:
SP 2 Klien : Isolasi Sosial
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Memberi kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu
orang
- Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian
1. Salam Terapeutik:
”Selamat pagi Ibu Maslikha.”
”Masih ingat dengan saya kan? Nama saya Adine, saya mahasiswa keperawatan
Brawijaya yang saat ini praktek di Ruang 23. Saya dinas dari jam 7 sampai jam 2 siang
nanti.
2. Evaluasi/ Validasi:
”Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu hari ini?bagaimana tidurnya tadi malam?ada keluhan
tidak?”
FASE KERJA
- Ibu, bagaimana jadwal yang kemarin kita sepakati? Apa sudah dilakukan setelah
minum obat tadi pagi?
- Jika sudah, Ibu tadi berlatih dengan siapa? Dengan bapak atau dengan orang lain?
- Bagus Ibu, terus berlatih ya agar semakin nyaman berinteraksi dengan orang.
- Ini Bu, beliau teman saya yang juga bertugas di ruang ini. Sudah kenal belum?
Silakan Ibu memperkenalkan diri ke beliau. (klien memperkenalkan diri ke perawat
lain)
- Nah, sekarang Ibu sudah kenal dengan Ibu .... ya. Setelah berkenalan, apa Bu yang
biasa dilakukan oleh orang yang baru kenal?
- Berbincang-bincang ya? Wah, alangkah senang ya Bu bisa berbagi cerita atau
pengalaman dengan orang lain.
- Ibu ingin kapan saja berbincang-bincang dengan orang yang sudah Ibu kenal? Saya
akan bantu memasukkan ke jadwal kegiatan ibu agar Ibu ada kegiatan dengan
orang lain.
- Jadi, Ibu akan berbincang-bincang dengan orang lain setelah makan siang ya?
PENUTUPAN
- Bagaimana perasaan Ibu setelah berdiskusi dan berkenalan dengan Ibu ....? Apa
senang? Ibu ingin berbincang lebih banyak dengan Ibu ....?
Obyektif:
- Bagaimana, Bu? Bisa diulangi sekali lagi dengan siapa Ibu berkenalan?
Asalnya? Pekerjaannya?
Hari ke-2
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi peserta:
Klien dengan kontak mata yang mudah beralih (kadang melihat kadang tidak)
Klien berekspresi sedih/murung
Klien sering berada di kamar kecuali jika dipanggil untuk ikut acara di ruang
rehabilitasi medik
Klien pernah mendengar suara teman-teman SMA ingin pergi ke rumah klien dan
klien merasa terganggu
2. Diagnosa keperawatan:
Halusinasi
3. Tujuan umum:
Pasien mampu mengontrol halusinasi yang dirasakan
4. Tujuan khusus:
- Mengidentifikasi waktu, isi, frekuensi, situasi halusinasi
- Menghardik halusinasi yang muncul
- Membuat jadwal harian.
5. Tindakan keperawatan:
SP 1 Klien : Halusinasi
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
2. Mengidentifikasi isi halusinasi
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
8. Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal
kegiatan
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMBUKAAN
1. Salam Terapeutik:
”Selamat pagi Ibu Maslikha.”
”Masih ingat dengan saya kan? Nama saya Adine, saya mahasiswa keperawatan
Brawijaya yang saat ini praktek di Ruang 23. Saya dinas dari jam 7 sampai jam 2 siang
nanti.
2. Evaluasi/ Validasi:
”Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu hari ini?bagaimana tidurnya tadi malam?ada keluhan
tidak?”
FASE KERJA
- Ibu mendengar suara ya? Suara saja atau dengan gambaran orang? Atau seperti
apa?
- Ibu terganggu dengan suara itu?
- Apa isi suara yang sering Ibu dengar?
- Berapa kali dalam sehari Ibu mendengar?
- Saat kapan saja suara itu muncul?
- Situasi yang seperti apa yang bisa memunculkan suara tersebut?
- Kalau Ibu sedang berbincang dengan Bapak, apakah suara itu juga akan muncul?
- Kalau Ibu sedang kegiatan di ruang rehab, apakah suara itu muncul?
- Apa yang Ibu lakukan saat suara itu muncul?
- Apakah yang Ibu lakukan itu mampu mengurangi/menghilangkan suara yang Ibu
dengar?
- Ibu ingin menghilangkan bantu itu? Saya punya cara, Bu untuk membantu Ibu
menghilangkan/mengontrol suara itu agar tidak mengganggu Ibu. Ibu mau tahu cara
saya?
- Jadi, ketika Ibu mendengar suara tersebut, Ibu harus memastikan bahwa Ibu yakin
kalau suara itu mengganggu dan tidak nyata. Ibu bisa mulai menghardik suara itu,
dengan cara, Ibu menutup telinga dengan kedua telapak tangan, lalu Ibu
memejamkan mata dan berkata ”Kamu tidak nyata, kamu mengganggu saya, saya
tidak ingin mendengarmu.” Kata-kata itu bisa diulangi sampai suara tersebut hilang.
- Sekarang coba Ibu peragakan. (klien memperagakan)
- Ibu, saya akan membantu Ibu untuk memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
Ibu. Ibu bisa berlatih untuk menghardik atau Ibu juga bisa menghardik kapan pun
suara itu datang.
- Jadi Ibu akan berlatih cara menghardik suara ini setelah makan siang ya?
PENUTUPAN
- Bagaimana perasaan Ibu setelah berlatih cara menghardik? Apa Ibu merasa
lebih nyaman?
Obyektif:
- Bagaimana, Bu? Bisa diulangi sekali lagi cara menghardik suara yang datang?
Hari ke-2
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi peserta:
Klien dengan kontak mata yang mudah beralih (kadang melihat kadang tidak)
Klien berekspresi sedih/murung
Klien mengalami blocking topik pembicaraan
Klien mengalami bentuk pikir non-realistic dibuktikan dengan klien mengalami
halusinasi
2. Diagnosa keperawatan:
Gangguan Proses Pikir
3. Tujuan umum:
Pasien mampu memenuhi kebutuhannya
4. Tujuan khusus:
- Mampu membentuk pikiran sesuai realita
- Menentukan kebutuhan yang belum terpenuhi
5. Tindakan keperawatan:
SP 1 Klien : Gangguan Proses Pikir
1. Membantu orientasi realita
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
3. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
1. Salam Terapeutik:
”Selamat pagi Ibu Maslikha.”
”Masih ingat dengan saya kan? Nama saya Adine, saya mahasiswa keperawatan
Brawijaya yang saat ini praktek di Ruang 23. Saya dinas dari jam 7 sampai jam 2 siang
nanti.
2. Evaluasi/ Validasi:
”Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu hari ini?bagaimana tidurnya tadi malam?ada keluhan
tidak?”
FASE KERJA
- Apa yang dirasakan saat ini? Menurut Ibu, Ibu sedang berada dimana?
- Ibu coba sebutkan apa yang harus dilakukan seorang ibu di rumah?
- Menurut Ibu, apakah Ibu sudah ideal menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya?
- Ibu mengerti ya, bahwa Ibu adalah Ibu yang telah berusaha sebaik-baiknya untuk
keluarga.
- Lalu, apa kebutuhan Ibu yang belum terpenuhi sebagai seorang Ibu?
- Saya akan membantu Ibu untuk memenuhi kebutuhan Ibu yang belum terpenuhi dan
yang bisa dilakukan disini. Ibu berlatih dulu ya disini sebelum nanti pulang ke rumah dan
bisa memperagakan apa yang sudah dilatihkan disini.
PENUTUPAN
- Bagaimana perasaan Ibu setelah berdiskusi? Apa Ibu merasa lebih nyaman?
Obyektif:
- Bagaimana, Bu? Bisa diulangi sekali lagi apa yang harus Ibu lakukan untuk
memenuhi kebutuhan Ibu?
Hari ke-2
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi peserta:
Klien dengan kontak mata yang mudah beralih (kadang melihat kadang tidak)
Klien berekspresi sedih/murung
Klien sering berada di kamar kecuali jika dipanggil untuk ikut acara di ruang
rehabilitasi medik
2. Diagnosa keperawatan:
Isolasi Sosial
3. Tujuan umum:
Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain
4. Tujuan khusus:
- Memperkenalkan satu orang lain untuk diajak bercakap-cakap
- Memasukkan dalam kegiatan sehari-hari
5. Tindakan keperawatan:
SP 3 Klien : Isolasi Sosial
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Memperkenalkan satu orang lain untuk diajak bercakap-cakap
- Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
sebagai salah satu kegiatan harian
1. Salam Terapeutik:
”Selamat pagi Ibu Maslikha.”
”Masih ingat dengan saya kan? Nama saya Adine, saya mahasiswa keperawatan
Brawijaya yang saat ini praktek di Ruang 23. Saya dinas dari jam 7 sampai jam 2 siang
nanti.
2. Evaluasi/ Validasi:
”Bagaimana perasaan Bapak/ Ibu hari ini?bagaimana tidurnya tadi malam?ada keluhan
tidak?”
FASE KERJA
- Ibu, bagaimana jadwal yang kemarin kita sepakati? Apa sudah dilakukan setelah
minum obat tadi pagi?
- Jika sudah, Ibu tadi berlatih dengan siapa? Dengan bapak atau dengan orang lain?
- Bagus Ibu, terus berlatih ya agar semakin nyaman berinteraksi dengan orang.
- Ini Bu, beliau teman saya yang juga bertugas di ruang ini. Sudah kenal belum?
Silakan Ibu memperkenalkan diri ke beliau. (klien memperkenalkan diri ke perawat
lain)
- Nah, sekarang Ibu sudah kenal dengan Ibu .... ya. Setelah berkenalan, apa Bu yang
biasa dilakukan oleh orang yang baru kenal?
- Berbincang-bincang ya? Wah, alangkah senang ya Bu bisa berbagi cerita atau
pengalaman dengan orang lain.
- Ibu ingin kapan saja berbincang-bincang dengan orang yang sudah Ibu kenal? Saya
akan bantu memasukkan ke jadwal kegiatan ibu agar Ibu ada kegiatan dengan
orang lain.
- Jadi, Ibu akan berbincang-bincang dengan orang lain setelah makan siang ya?
PENUTUPAN
- Bagaimana perasaan Ibu setelah berdiskusi dan berkenalan dengan Ibu ....? Apa
senang? Ibu ingin berbincang lebih banyak dengan Ibu ....?
Obyektif:
- Bagaimana, Bu? Bisa diulangi sekali lagi dengan siapa Ibu berkenalan?
Asalnya? Pekerjaannya?
Hari ke-2
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi peserta:
Keluarga klien adalah suami klien
Dapat diajak komunikasi dengan baik
Mengerti dan memahami kondisi klien
2. Diagnosa keperawatan:
Isolasi Sosial
3. Tujuan umum:
Keluarga mampu merawat klien dengan isolasi sosial
4. Tujuan khusus:
- Menjelaskan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
- Menjelaskan tentang isolasi social
- Menjelaskan cara merawat pasien
5. Tindakan keperawatan:
SP 1 keluarga : Isolasi Sosial
1. Menjelaskan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami pasien serta
proses terjadinya
3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan isolasi social
1. Salam Terapeutik:
”Selamat pagi Pak Khudori.”
”Masih ingat dengan saya kan? Nama saya Adine, saya mahasiswa keperawatan
Brawijaya yang saat ini praktek di Ruang 23. Saya dinas dari jam 7 sampai jam 2 siang
nanti.
2. Evaluasi/ Validasi:
”Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Menurut Bapak, Ibu sudah ada perubahan belum
dengan saat masuk kesini?”
FASE KERJA
- Apa yang dirasakan Bapak ketika harus merawat Ibu dengan kondisi seperti ini?
- Bapak tahu yang Ibu butuhkan adalah pengakuan dan kembali kepercayaan diri Ibu?
- Jadi begini Bapak, saat ini Ibu sedang mengalami krisis sosial. Artinya, Ibu sedang
merasa bahwa dirinya tidak dipercaya oleh keluarga dalam mengurus anak. Ibu
hanya berdiam menghadapi itu. Karena tekanan yang dirasakan semakin besar dan
Ibu hanya diam, maka ada usaha dari Ibu untuk menarik diri dari sosial. Itulah yang
disebut isolasi sosial.
- Tanda dan gejalanya adalah sering melamun, terlihat menyendiri, malas makan,
susah tidur, ekspresi wajah datar atau berkerut di dahi. Bapak melihat Ibu sesuai
dengan gejala-gejala tadi tidak?
- Nah, itulah masalah Ibu, Ibu mengalami isolasi sosial.
- Isolasi sosial dapat sembuh, Bapak. Syaratnya adalah Ibu tidak lagi menerima
tekanan yang serupa atau tekanan lain yang dapat membuat ibu tidak dipercaya dan
akhirnya menarik diri. Oleh karena itu, disini peran Bapak. Bapak adalah kepala
keluarga yang dapat membantu dan merawat Ibu agar sembuh.
- Yang Bapak butuhkan adalah pelibatan Ibu dalam pengambilan keputusan di rumah.
Selain itu, berikan Ibu kesempatan mengungkapkan isi hatinya atau yang dirasakan.
Terkadang Bapak juga harus memberikan pujian, memberi keleluasaan untuk Ibu
agar Ibu merasa bahwa keberadaannya dibutuhkan di keluarga.
- Nanti ketika di rumah, beri penjelasan ke keluarga ya Pak. Jelaskan apa yang
sedang dialami oleh Ibu dan keluarga harus seperti apa bersikap kepada Ibu.
- Ada yang ditanyakan Bapak? Kita diskusi saja Pak agar Ibu dapat kembali seperti
dulu.
PENUTUPAN
Obyektif:
- Silakan Bapak jelaskan apa yang sedang terjadi pada diri Ibu dan apa yang
harus dilakukan oleh keluarga?
Hari ke-2
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi peserta:
Keluarga klien adalah suami klien
Dapat diajak komunikasi dengan baik
Mengerti dan memahami kondisi klien
2. Diagnosa keperawatan:
Isolasi Sosial
3. Tujuan umum:
Keluarga mampu merawat klien dengan isolasi sosial
4. Tujuan khusus:
- Mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
5. Tindakan keperawatan:
SP 2 keluarga : Isolasi Sosial
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi sosial
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung pasien isolasi social
1. Salam Terapeutik:
”Selamat siang Pak Khudori.”
”Masih ingat dengan saya kan? Nama saya Adine, saya mahasiswa keperawatan
Brawijaya yang saat ini praktek di Ruang 23. Saya dinas dari jam 7 sampai jam 2 siang
nanti.
2. Evaluasi/ Validasi:
”Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Menurut Bapak, Ibu sudah ada perubahan belum
dengan saat masuk kesini?”
3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat
- Tujuan saya kesini adalah untuk berdiskusi dan mempraktekkan secara langsung
cara merawat Ibu. Kita membutuhkan waktu sekitar 15 menit, tempatnya disini saja
ya? Bapak bersedia?
FASE KERJA
- Bapak, sudah mengerti ya apa yang harus dilakukan kepada Ibu? Bapak dapat
memberikan penguatan dan perhatian kepada Ibu untuk bisa seperti dulu lagi.
- Ibu Maslikha, ini Bapak Khudori suami Ibu, Bapak sudah saya jelaskan tentang
keadaan Ibu dan Bapak memahami. Saat ini, Bapak ingin merawat Ibu agar Ibu
cepat sembuh dan kembali ke rumah.
- Silakan Bapak, Bapak berbincang dengan Ibu tentang apa saja yang dapat
membuat Ibu nyaman.
- Bapak berikan kesempatan Ibu untuk berbicara lebih dan beri wewenang untuk bisa
menentukan setelah ini mau apa, agar Ibu mendapat kepercayaan lagi.
PENUTUPAN
- Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah berdiskusi dengan saya? Apa ada
yang ingin di sharing kan tentang ini?
Obyektif:
- Silakan Bapak jelaskan apa yang sedang terjadi pada diri Ibu dan apa yang
harus dilakukan oleh keluarga?
Hari ke-3
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi peserta:
Keluarga klien adalah suami klien
Dapat diajak komunikasi dengan baik
Mengerti dan memahami kondisi klien
2. Diagnosa keperawatan:
Isolasi Sosial
3. Tujuan umum:
Keluarga mampu merawat klien dengan isolasi sosial
4. Tujuan khusus:
Membuat jadwal aktivitas klien
5. Tindakan keperawatan:
SP 3 keluarga : Isolasi Sosial
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
1. Salam Terapeutik:
”Selamat siang Pak Khudori.”
”Masih ingat dengan saya kan? Nama saya Adine, saya mahasiswa keperawatan
Brawijaya yang saat ini praktek di Ruang 23. Saya dinas dari jam 7 sampai jam 2 siang
nanti.
2. Evaluasi/ Validasi:
”Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Menurut Bapak, Ibu sudah ada perubahan belum
dengan saat masuk kesini?”
3. Kontrak: Topik, waktu, dan tempat
- Tujuan saya kesini membantu Bapak membuat jadwal kegiatan di rumah agar
kegiatan Ibu terkontrol dan tidak ada kesempatan untuk Ibu berdiam diri. Kita
membutuhkan waktu sekitar 15 menit, tempatnya disini saja ya? Bapak bersedia?
FASE KERJA
- Bapak, saat ini Ibu sudah bisa pulang ke rumah. Ibu sudah bisa beraktivitas di luar
ruang perawatan ini. Saya akan mereview atau mengingatkan Bapak tentang apa saja
yang harus dilakukan oleh keluarga setelah pulang dari sini dan menjelaskan apa saja
yang harus dilakukan keluarga ketika di rumah nanti.
- Bapak masih ingat apa yang kita diskusikan sebelum ini? Coba Bapak jelaskan apa saja
yang harus dilakukan keluarga dalam merawat Ibu.
- Sekarang kita akan membuat jadwal kegiatan Ibu di rumah agar Ibu tidak punya
kesempatan untuk berdiam diri dan kembali ke kondisi sebelum ini.
- Ini saya sudah membuatkan konsep jadwal kegiatan Ibu di rumah yang sebelumnya
sudah saya cocokkan dengan kegiatan Ibu sebelum sakit, jadi tidak akan ada
perubahan signifikan antara sebelum dan sesudah sakit.
- Yang perlu diperhatikan disini adalah jadwal minum obat. Obat ini garus diminum secara
teratur. Tujuannya adalah untuk mengurangi gejala-gejala dari isolasi sosial yang
dialami Ibu. Peran Bapak adalah sebagai pengawas minum obat. Bapak harus
memastikan bahwa Ibu sudah minum obat secara teratur. Dan tak lupa selain minum
obat dengan teratur, ada hal yang penting Bapak dan keluarga perhatikan. Bapak masih
ingat?
- Ya, benar. Bapak dan keluarga memiliki tugas untuk mengembalikan kepercayaan diri
Ibu di rumah dan menimalisir Ibu sendirian di rumah agar tidak menarik diri lagi. Itulah
fungsi mengapa harus ada jadwal kegiatan harian yang harus dikontrol dan dipenuhi.
- Setelah Ibu pulang nanti, pengobatan tidak berhenti, akan ada kontrol di poli jiwa.
Tujuannya adalah untuk mengikuti perkembangan kejiwaan Ibu. Jika memang sudah
menunjukkan perbaikan, maka dokter bisa saja menurunkan dosis obat yang
dikonsumsi.
- Ada beberapa gejala yang harus Bapak dan keluarga waspadai tentang kekambuhan,
salah satunya adalah gejala yang mirip sebelum Ibu masuk kesini. Artinya Bapak harus
segara membawa ke rumah sakit untuk berobat.
PENUTUPAN
- Bagaimana perasaan Bapak setelah berdiskusi dengan saya? Apa ada yang
ingin di sharing kan tentang ini?
Obyektif: