Anda di halaman 1dari 10

Bab I : Pengukuran Dan Kesalahan arief_aji_nugroho

BAB I

PENGUKURAN DAN KESALAHAN

1.1 DEFINISI

1. Instrumen :

Sebuah alat untuk menentukan nilai atau kebesaran suatu kuantitas atau variabel.

2. Ketelitian (accuracy) :

Harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrumen mendekati harga sebenarnya

dari variabel yang diukur.

3. Ketepatan (precision) :

Suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang serupa. Dengan

memberikan suatu harga tertentu bagi sebuah variabel, ketepatan (presisi) merupakan

suatu ukuran tingkatan yang menunjukkan perbedaan hasil pengukuran pada

pengukuran-pengukuran yang dilakukan secara berturutan.

4. Sensitivitas (sensitivity) :

Perbandingan antara sinyal keluaran atau respons instrumen terhadap perubahan

masukan atau variabel yang diukur.

5. Resolusi (resolution) :

Perubahan terkecil dalam nilai yang diukur kepada mana instrumen akan memberi

respon (tanggapan).

6. Kesalahan (error) :

Penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai) sebenarnya.


Bab I : Pengukuran Dan Kesalahan arief_aji_nugroho

1.2 KETELITIAN DAN KETEPATAN

Ketelitian menyatakan tingkat kesesuaian atau dekatnya suatu hasil pengukuran

terhadap harga yang sebenarnya; sedang ketepatan menyatakan tingkat kesamaan di dalam

sekelompok pengukuran atau sejumlah instrumen.

Ketepatan terdiri dari dua karakteristik, yaitu kesesuain (comformity) dan jumlah

angka yang berarti (significant figures) terhadap mana suatu pengukuran dapat dilakukan.

1.3 ANGKA-ANGKA YANG BERARTI

Angka-angka yang berarti memberikan informasi yang aktual (nyata) mengenai

kebesaran dan ketepatan pengukuran. Makin banyak angka-angka yang berarti, ketepatan

pengukuran menjadi lebih besar.

Ketidakpastian yang disebabkan oleh angka-angka nol di sebelah kiri titik desimal

biasanya diatasi dengan tanpa penulisan ilmiah (scientific notation) yaitu dengan

menggunakan perpangkatan sepuluh.

Cara lain untuk menyatakan hasil pengukuran ini adalah menggunakan rangkuman

kesalahan yang mungkin (range of possible error). Dengan cara ini tegangan dapat dituliskan

menjadi 117,1 ± 0,05 volt, yang menunjukkan bahwa nilai tegangan terletak antara 117,05

volt dan 117,15 volt.

Jika sejumlah pengukuran yang independen (tidak saling bergantungan) dilakukan

dalam upaya untuk mendapatkan hasil yang paling baik yang mungkin (paling dekat ke harga

yang sebenarnya), biasanya hasil tersebut dinyatakan dalam nilai rata-rata dari semua

pembacaan, dan rangkuman kesalahan yang mungkin merupakan penyimpangan terbesar

(langest deviation) dari nilai rata-rata tersebut.


Bab I : Pengukuran Dan Kesalahan arief_aji_nugroho

Contoh 1-1 : Satu rentetan pengukuran tegangan yang tidak saling bergantungan di

lakukan oleh empat pengamat yang menghasilkan : 117,02 Volt; 117,11 Volt; 117,08 Volt;

117,03 Volt. Tentukan (a) tegangan rata-rata, (b) rangkuman kesalahan.

Penyelesaian :
𝐸𝐸1 +𝐸𝐸2 +𝐸𝐸3 +𝐸𝐸4
(a) Erata-rata = 4

117.02+117.11+117.08+117.03
= 4
= 117.06 𝑉𝑉

(b) Rangkuman = Emaksimum – Erata-rata = 117.11 – 117.06 = 0.05 V

Tetapi juga Erata-rata - Eminimum = 117.06 – 117.02 = 0.04 V

Maka rangkuman kesalahan rata-rata menjadi,

(0.05 + 0.04) / 2 = ± 0.045 = ± 0.05 V

Contoh 1-2 : Jumlahkan 826 ± 5 terhadap 628 ± 3

Penyelesaian :

N1 = 826 ± 5 ( = ± 0.0605%)

N2 = 628 ± 3 ( = ± 0.477%)

Hasil penjumlahan = 1.454 ± 8 ( = ± 0.055%)

Contoh 1-3 : Kurangkan 628 ± 3 dan 826 ± 5 dan nyatakan rangkuman keragu-raguan

dalam persen.

Penyelesaian :

N1 = 826 ± 5 ( = ± 0.605%)

N2 = 628 ± 3 ( = ± 0.477%)
Bab I : Pengukuran Dan Kesalahan arief_aji_nugroho

Hasil pengurangan = 198 ± 8 ( = ± 4.04%)

Bukti :

821 826 831

625 628 631

190 198 206

1.4 JENIS-JENIS KESALAHAN

Kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi karena berbagai sebab dan umumnya dibagi

menjadi tiga jenis utama, yaitu :

a) Kesalahan-kesalahan umum (gross-error) :

Kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia, diantaranya adalah kesalahan

pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat dan pemakaian instrumen yang

tidak seseuai, dan kesalahan penaksiran.

b) Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic errors) :

Disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada instrumen sendiri seperti kerusakan

atau adanya bagian-bagian yang aus dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan

atau pemakai.

c) Kesalahan-kesalahan yang tak disengaja (random errors) :

Diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak dapat langsung diketahui sebab

perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak.


Bab I : Pengukuran Dan Kesalahan arief_aji_nugroho

Contoh 1-4 : Sebuah Voltmeter dengan kepekaan (sensitivity) 1000 Ω/Volt membaca

100 V pada skala 150 V bila dihubungkan di antara ujung-ujung sebuah tahanan yang

besarnya tidak diketahui. Tahanan ini dihubungkan secara seri dengan sebuah

miliampermeter. Bila miliampermeter membaca 5 mA, tentukan (a) tahanan yang terbaca, (b)

nilai tahanan aktual dari tahanan yang diukur, (c) kesalahan karena efek pembebanan

voltmeter.

Penyelesaian :

(a) Tahanan total rangkaian adalah :

𝑉𝑉𝑇𝑇 100 𝑉𝑉
𝑅𝑅𝑇𝑇 = = = 20 𝑘𝑘Ω
𝐼𝐼𝑇𝑇 5 𝑚𝑚𝑚𝑚

Dengan mengabaikan tahanan miliampermeter, harga tahanan yang tidak diketahui

adalah Rx = 20 kΩ

(b) Tahanan voltmeter adalah :

Ω
𝑅𝑅𝑥𝑥 = 1000 × 150 𝑉𝑉 = 150 𝑘𝑘Ω
𝑉𝑉

Karena voltmeter tersebut paralel terhadap tahanan yang tidak diketahui, kita dapat

menuliskan

𝑅𝑅𝑇𝑇 𝑅𝑅𝑉𝑉 20 × 150


𝑅𝑅𝑥𝑥 = = = 23,05 𝑘𝑘Ω
𝑅𝑅𝑉𝑉 − 𝑅𝑅𝑇𝑇 130

(c) Persentase kesalahan adalah :

𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 − 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡
% 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 = × 100%
𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎

23,05 − 20
% 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾ℎ𝑎𝑎𝑎𝑎 = × 100% = 13,23 %
23,05

Jenis kesalahan-kesalahan ini biasanya dibagi dalam dua bagian :


Bab I : Pengukuran Dan Kesalahan arief_aji_nugroho

(1) Kesalahan-kesalahan instrumental yakni kekurangan-kekurangan dari instrumen

itu sendiri, dan

(2) Kesalahan-kesalahan lingkungan, yakni yang disebabkan oleh keadaan-keadaan

luar yang mempengaruhi pengukuran.

1.5 ANALISIS STATISTIK (STATISTICAL ANALYSIS)

1.5.1 Nilai rata-rata (arithmetic mean)

Nilai yang paling mungkin dari suatu variabel yang diukur adalah nilai rata-rata dan

semua pembacaan yang dilakukan. Pendekatan paling baik akan diperoleh bila jumlah

pembacaan untuk suatu besaran sangat banyak. Secara teoritis, pembacaan yang

banyaknya tak berhingga akan memberikan hasil yang baik, walaupun dalam

prakteknya dapat dilakukan pengukuran yang terbatas.

1.5.2 Penyimpangan terhadap nilai rata-rata

Contoh 1.5 : Satu rentetan pengukuran arus yang tidak saling bergantungan dilakukan

oleh enam pengamat dan menghasilkan 12,8 mA; 12,5 mA; 13,1 mA; 12,9 mA; dan

12,4 mA, Tentukan (a) nilai rata-rata, (b) deviasi terhadap nilai rata-rata.

Penyelesaian :

(a) Dengan menggunakan persamaan nilai rata-rata adalah :


12.8+12.2+12.5+13.1+12.9+12.4
𝑥𝑥̅ = 6
= 12.65 𝑚𝑚𝑚𝑚

(b) Dengan menggunakan persamaan penyimpangan, penyimpangannya adalah :

d1 = 12.8 – 12.65 = 0.15 mA

d2 = 12.2 – 12.65 = -0.45 mA

d3 = 12.5 – 12.65 = -0.15 mA

d4 = 13.1 - 12.65 = 0.45 mA


Bab I : Pengukuran Dan Kesalahan arief_aji_nugroho

d5 = 12.9 - 12.65 = 0.25 mA

d6 = 12.4 - 12.65 = -0.25 mA

Dari sini dapat dilihat bahwa jumlah aljabar semua penyimpangan adalah nol.

1.5.3 Penyimpangan rata-rata (average deviation)

Deviasi rata-rata adalah suatu indikasi ketepatan instrumen-instrumen yang digunakan

untuk pengukuran. Instrumen-instrumen yang ketepatannya tinggi menghasilkan

deviasi rata-rata adalah penjumlahan nilai-nilai mutlak dari penyimpangan-

penyimpangan dibagi dengan jumlah pembacaan

|𝑑𝑑1 | + |𝑑𝑑2 | + |𝑑𝑑3 | + ⋯ + |𝑑𝑑𝑛𝑛 | Σ|𝑑𝑑|


𝐷𝐷 = =
𝑛𝑛 𝑛𝑛

1.5.4 Deviasi standar (root-mean-square)

Deviasi standar (root-mean-square) merupakan cara yang sangat ampuh untuk

menganalisa kesalahan-kesalahan acak secara statistik. Deviasi standar dari jumlah

data terbatas didefinisikan sebagai akar dari penjumlahan semua penyimpangan

(deviasi) setelah dikuadratkan dibagi dengan banyaknya pembacaan, dirumuskan :

𝑑𝑑1 2 +𝑑𝑑2 2 + 𝑑𝑑3 2 + ⋯ + 𝑑𝑑𝑛𝑛 2 Σ𝑑𝑑𝑡𝑡 2


𝜎𝜎 = � = �
𝑛𝑛 𝑛𝑛

Variansi (V) = mean square deviation = 𝜎𝜎 2 .

Variansi merupakan besaran yang menyenangkan untuk dipakai dalam banyak

perhitungan sebab sifatnya yang aditif. Tetapi deviasi standar memiliki keuntungan

karena mempunyai satuan yang sama seperti variabel, sehingga mudah membuatnya

untuk membandingkan besaran-besaran. Sekarang ini kebanyakan hasil-hasil ilmiah

dinyatakan dalam deviasi standar.


Bab I : Pengukuran Dan Kesalahan arief_aji_nugroho

1.6 KEMUNGKINKAN KESALAHAN-KESALAHAN

(PROBABILITY OF ERRORS)

Hukum Kesalahan Gauss atau Hukum Normal membentuk dasar dalam mempelajari

efek-efek acak secara analitis. Walaupun penulisan matematis bagi masalah ini diluar

lingkup pembatasan ini, yaitu :

(a) Semua pengamatan termasuk efek gangguan-gangguan kecil, disebut kesalahan-

kesalahan acak;

(b) Kesalahan-kesalahan acak bisa positif atau negatif;

(c) Kemungkinan kesalahan acak yang positif dan negatif adalah sama.

Contoh 1.6 : Pengukuran sebuah tahanan sebanyak sepuluh kali memberikan : 101,2

Ω; 101,7 Ω; 101,3 Ω; 101,0 Ω; 101,5 Ω; 101,3 Ω; 101,2 Ω; 101,4 Ω; 101,3 Ω; dan

101,1 Ω.

Dengan menganggap bahwa yang ada hanya kesalahan acak, tentukan : (a) nilai rata-

rata, (b) deviasi standar, (c) kesalahan yang mungkin.

Penyelesaian :

Pengamatan yang banyak seperti lebih baik dibuat dalam bentuk tabel (daftar),

sehingga menghindari keragu-raguan dan kesalahan.

Pembacaan Deviasi

x D d2

101.2 Ω -0.1 0.01


101,7 Ω 0.4 0.16
101,3 Ω 0.0 0.00
101,0 Ω -0.3 0.09
101,5 Ω 0.2 0.04
101,3 Ω 0.0 0.00
101,2 Ω -0.1 0.01
Bab I : Pengukuran Dan Kesalahan arief_aji_nugroho

101,4 Ω 0.1 0.01


101,3 Ω 0.0 0.00
101,1 Ω -0.2 0.04
Σx = 1,013.0 Σd = 1.4 Σ d2 = 0.36

(a) Nilai rata-rata :

Σx 1013,0
𝑥𝑥̅ = = = 101,3 Ω
𝑛𝑛 10

(b) Deviasi Standar :

𝑑𝑑2 0,36
𝜎𝜎 = � = � = 0,2 Ω
𝑛𝑛 − 1 9

(c) Kesalahan yang mungkin :

0,6745 𝜎𝜎 = 0,6745 x 0,2 = 0,1349 Ω

1.7 KESALAHAN BATAS (LIMITING ERRORS)

Contoh 1.7 : Arus melalui sebuah tahanan 100 ± 0,2 Ω adalah 2,00 ± 0,01 A. Dengan

menggunakan persaman P = I2R, tentukan kesalahan batas untuk disipasi daya.

Penyelesaian :

Dengan menyatakan batas-batas garansi arus dan tahanan dalam persen, diperoleh :

I = 2,00 ± 0,01 A = 2,00 A ± 0,5 %

P = 100 ± 0,2 Ω = 100 Ω ± 0,2 %

Jika dalam hal ini digunakan kombinasi yang mungkin yang paling jelek, kesalahan

batas dalam disipasi daya adalah (P = I2R)

(2 x 0,5 %) + 0,2 % = 1,2%


Bab I : Pengukuran Dan Kesalahan arief_aji_nugroho

Dengan demikian, disipasi daya menjadi P = I2R = (2,00)2 x 100 = 400 W ± 1,2% =

400 ± 4,8 W.

Anda mungkin juga menyukai