Anda di halaman 1dari 21

MODUL PERKULIAHAN

Perancangan
Geometrik Jalan
Tikungan Full Circle (FC)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

04
Fakultas Teknik Teknik Sipil W111700008 Reni Karno Kinasih, ST.,MT

Abstract Kompetensi
Modul ini mengenai tikungan CPMK 3
(alinyemen horizontal) yang berbentuk (W111700008-3)
busur lingkaran sederhana (full circle) Mampu mendesain alinyemen vertical
dan horizontal, khususnya memahami
mengenai tikungan (alinyemen
horizontal) yang berbentuk busur
lingkaran sederhana (full circle)

2015 Perancangan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Reni Karno Kinasih, ST.,MT http://www.mercubuana.ac.id
Bentuk Lengkung Horizontal
Ada 3 bentuk lengkung horizontal yaitu :
 lengkung busur lingkaran sederhana (circle atau full circle)
 lengkung busur lingkaran dengan lengkung peralihan (spiral- circle-spiral)
 lengkung peralihan saja (spiral-spiral).

Lengkung Busur Lingkaran Sederhana


Ingat! Tidak semua lengkung dapat dibuat berbentuk busur lingkaran sederhana, hanya lengkung
dengan radius besar yang diperbolehkan, sebab pada tikungan yang tajam, dimana radius
lengkung kecil dan superelevasi yang dibutuhkan besar, lengkung berbentuk busur lingkaran
akan menyebabkan perubahan kemiringan melintang yang besar yang mengakibatkan
timbulnya kesan patah pada tepi perkerasan sebelah luar. Efek negatip tersebut dapat
dikurangi dengan membuat lengkung peralihan seperti dijelaskan pada modul 3 .

Lengkung busur lingkaran sederhana hanya dapat dipilih untuk radius lengkung yang besar,
di mana superelevasi yang dibutuhkan kurang atau sama dengan 3%. Radius yang Ingat
memenuhi persyaratan tersebut untuk setiap kecepatan rencana tertentu, merupakan R !
yang terletak di atas garis batas pada tabel lampiran 1 dan 2 untuk superelevasi maksimum
10% dan tabel lampiran 3 serta tabel 4 untuk superelevasi maksimum 8%.

2015 Perancangan Geometrik Jalan


2 Reni Karno Kinasih, ST.,MT
Komponen dari Full Circle
 Bagian lurus dari jalan (di kiri TC atau di kanan CT)
dinamakan bagian "TANGEN'.
 Titik peralihan dari bentuk tangen ke bentuk busur
lingkaran (circle) dinamakan titik TC dan
 Titik peralihan dari busur lingkaran (circle) ke tangen
dinamakan titik CT. Jika bagian-bagian lurus dari jalan
tersebut diteruskan akan memotong titik yang diberi
nama PH (Perpotongan Horizontal),
 Sudut yang dibentuk oleh kedua garis lurus tersebut,
dinamakan "sudut perpotongan" , bersimbol p.
 Jarak antara TC - PH diberi simbol Tc.
 Ketajaman lengkung dinyatakan oleh radius Rc.
 Jika lengkung yang dibuat simetris, maka garis O-PH
merupakan garis bagi sudut TC-O-CT.
 Jarak antara titik PH dan busur lingkaran dinamakan Ec.
Gambar 4.1. Komponen Full Circle
 Lc adalah panjang busur lingkaran.

2015 Perancangan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Reni Karno Kinasih, ST.,MT http://www.mercubuana.ac.id
 Point of intersection (PI).
 Alignment changes from a tangent to circular
section is the point of curvature (PC)
 The point at which the alignment changes from
a circular to a tangent section is the point of
tangency (PT)
 The distance from the PI to the PT is also
defined by the tangent distance (T)
 A line connecting the PC and PT is the long
chord (LC).
 The external distance (E) is the distance from
the PI to the midpoint of the curve.
 The middle ordinate (M) is the distance from
the midpoint of the curve to the midpoint of
the long chord.

Gambar 4.2. Circular curve components


Sumber: http://www.dot.state.wy.us/

2015 Perancangan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Reni Karno Kinasih, ST.,MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 4.3. Degree of Curvature
Sumber: http://www.dot.state.wy.us/

Formula pada Full Circle:

2015 Perancangan Geometrik Jalan


5 Reni Karno Kinasih, ST.,MT
Diagram Superelevasi Full Circle
Karena lengkung hanya berbentuk busur lingkaran saja, maka pencapaian superelevasi
dilakukan sebagian pada jalan lurus dan sebagian lagi pada bagian lengkung. Karena bagian
lengkung peralihan itu sendiri tidak ada, maka panjang daerah pencapaian kemiringan
disebut sebagai panjang peralihan fiktif (Ls').

Bina Marga menempatkan 3/4 Ls' dibagian lurus (kiri TC atau kanan CT) dan 1/4 Ls'
ditempatkan dibagian lengkung (kanan TC atau kiri CT). AASHTO menempatkan 2/3 Ls'
dibagian lurus (kiri TC atau kanan CT) dan 1/3 Ls' ditempatkan dibagian lengkung (kanan TC
atau kiri CT).

2015 Perancangan Geometrik Jalan


6 Reni Karno Kinasih, ST.,MT
Gambar 4.4. Diagram Superelevasi Full Circle

Dengan menggambarkan diagram superelevasi, dapat ditentukan bentuk penampang melintang dititik TC dan CT, serta titik-titik di sepanjang
lengkung.

2015 Perancangan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Reni Karno Kinasih, ST.,MT http://www.mercubuana.ac.id
Perhitungan Full Circle Metode Bina Marga
Kecepatan rencana = 60 km/jam
e maksimum = 0,10 dan sudut β = 200.
Lebar jalan 2x3,75 m tanpa median.
Kemiringan melintang norrnal = 2%
Direncanakan lengkung berbentuk lingkaran sederhana dengan R= 716 m.
Penyelesaian:
Dari tabel lampiran 2 (metoda Bina Marga) diperoleh e : 0,029 dan Ls=50m.
Lalu hitung besarnya:
Tc =

Ec =

Lc =

Rangkum data lengkung untuk lengkung busur lingkaran sederhana tersebut:


V = ……. Km/jam

β = ……

R = …… m

Tc = …… m

Lc = …… m

e = ……

Ec = …….. m

Ls’ = ……. m

2015 Perancangan Geometrik Jalan


8 Reni Karno Kinasih, ST.,MT
Kemudian gambar lengkungnya:

Gambar 4.5. Gambar lengkung Full Circle pada latihan

Ls' berarti Ls fiktif karena tidak terdapat khustrs lengkung peralihan, hanya merupakan
panjang yang dibutuhkan untuk pencapaian kemiringan sebesar superelevasi, dan
dilaksanakan sepanjang daerah lurus dan lengkung lingkarannya sendiri.

Gambar 4.6. Gambar lengkung Full Circle pada latihan

2015 Perancangan Geometrik Jalan


9 Reni Karno Kinasih, ST.,MT
Gambar dan hitung landai relatifnya:

Gambar 4.7. Landai relatif

2015 Perancangan Geometrik Jalan


10 Reni Karno Kinasih, ST.,MT
Gambarlah diagram superelevasi yang utuh

Gambar 4.8. Diagram superelevasi berdasarkan Bina Marga untuk contoh lengkung busur lingkaran sederhana (contoh perhitungan).

2015 Perancangan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Reni Karno Kinasih, ST.,MT http://www.mercubuana.ac.id
Perhitungan Full Circle Metode AASHTO
Kecepatan rencana = 60 km/jam
e maksimum = 0,10 dan sudut β = 200.
Lebar jalan 2x3,75 m tanpa median.
Kemiringan melintang norrnal = 2%
Direncanakan lengkung berbentuk lingkaran sederhana dengan R= 716 m.
Penyelesaian:
Dari tabel …… (metoda AASHTO) diperoleh e = 0,029 dan Ls’= 40m.

Lalu hitung besarnya:


Tc =

Ec =

Lc =

Rangkum data lengkung untuk lengkung busur lingkaran sederhana tersebut:


V = ……. Km/jam

β = ……

R = …… m

Tc = …… m

Lc = …… m

e = ……

Ec = …….. m

Ls’ = ……. m

2015 Perancangan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Reni Karno Kinasih, ST.,MT http://www.mercubuana.ac.id
Kemudian gambar lengkungnya:

Gambar 4.9. Lengkung lingkarang sederhana

2015 Perancangan Geometrik Jalan


13 Reni Karno Kinasih, ST.,MT
Gambarlah diagram superelevasi yang utuh

Gambar 4.10. Diagram superelevasi berdasarkan AASHTO untuk contoh lengkung busur lingkaran sederhana (contoh perhitungan).

2015 Perancangan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Reni Karno Kinasih, ST.,MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar dan hitung landai relatifnya:

Gambar 4.11. Landai relatif

2015 Perancangan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Reni Karno Kinasih, ST.,MT http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. (1997). Direktur Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum.

MODUL RDE - 10: PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN. (2005). PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN
PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM .

Sukirman, S. (1999). Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Bandung: NOVA.

www.dot.state.wy.us. (n.d.). Retrieved March 11, 2020, from


http://www.dot.state.wy.us/files/live/sites/wydot/files/shared/Highway_Development/Surv
eys/Survey%20Manual/Appendix%20D%20-%20Alignment%20and%20Superelevation.pdf

2015 Perancangan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Reni Karno Kinasih, ST.,MT http://www.mercubuana.ac.id
Catatan penggunaan Tabel pada Lampiran 1 – 4:

 Tabel 1 sampai tabel 4 hanyalah tabel yang .membantu dalam perencanaan


lengkung horizontal, tetapi tidak semua nilai R yang ada pada tabel dapat
dipergunakan untuk sudut β yang direncanakan, terutama untuk sudut – sudut β
yang kecil
 Tabel 1 sampai tabel 4 dipersiapkan untuk kemiringan melintang normal 2% dan
lebar perkerasan jalan 2 x 3,75m. Sejogyanyalah koreksi harus dilakukan jika data
perencanaan yang diambil berbeda dengan dasar perhitungan tabel-tabel tersebut.

2015 Perancangan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Reni Karno Kinasih, ST.,MT http://www.mercubuana.ac.id
Lampiran 1
Tabel panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi yang dibutuhkan (e maks = 10% Metoda AASHTO)

2015 Perancangan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Reni Karno Kinasih, ST.,MT http://www.mercubuana.ac.id
Lampiran 2
Tabel panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi yang dibutuhkan
(e maks = 10% Metoda Bina Marga)

2015 Perancangan Geometrik Jalan


19 Reni Karno Kinasih, ST.,MT
Lampiran 3
Tabel panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi yang dibutuhkan
(e maks = 8% Metoda AASHTO)

2015 Perancangan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


20 Reni Karno Kinasih, ST.,MT http://www.mercubuana.ac.id
Lampiran 4
Tabel panjang lengkung peralihan minimum dan superelevasi yang dibutuhkan
(e maks = 8% Metoda Bina Marga)

2015 Perancangan Geometrik Jalan Pusat Bahan Ajar dan eLearning


21 Reni Karno Kinasih, ST.,MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai