Anda di halaman 1dari 12

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN EKONOMI

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Studi Islam II (Kemuhammadiyahan)
Dosen Pengampu : Firdaus, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 11
1. Uun Kurnesi (1811020276)
2. Sinta Nuriyah D. S. (1811020285)
3. Belawati Umar (1811020294)
4. Fitriya Choirunnisa (1811020299)
5. Widya Lestari (1711020155)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang


telah memberikat rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini
selesai tepat pada waktunya. Penulisan makalah yang berjudul
“Muhammadiyah Seabagai Gerakan Ekonomi” ini, bertujuan untuk
mengetahui gerak muhammadiyah dalam bidang ekonomi

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini, itu dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun
berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya
pembuatan makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat


bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya serta
semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan
atau meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

Purwokerto, 5 Mei 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat utama, dalam perspektif sekuler difahami


sebagai sebuah tatanan kehidupan masyarakat yang mencapai
kemakmuran secara ekonomi, seperti tergambar dalam karyanya
Adams Smith “the wealth of nations”. Ia membahas bagaimana
suatu masyarakat bisa mencapai kemakmuran, yakni jika setiap
orang diberi kebebasan untuk memenuhi kepentingannya sendiri
sehingga seluruh kepentingan umum tercapai. Masyarakat yang
makmur adalah masyarakat yang menerapkan aturan pasar bebas
dan pengakuan atas hak pribadi. Itulah cita-cita masyarakat
ekonomi dari perspektif liberalisme atau kapitalisme. Lain halnya
dengan pandangan sosialis, yang dianggap masyarakat utama
menurut Karl Marx, adalah masyarakat tanpa kelas (classless
society).
Muhammadiyah dalam kaitan ini perlu terus menerus
merumuskan dan merivitalisasi perannya untuk mewujudkan
masyarakat Indonesia yang berperadaban, berkeadilan, serta
berdaya secara ekonomi. Tekad tersebut tercermin dalam berbagai
amal usaha Muhammadiyah yang telah dikembangkan, walau
dalam perjalanan berikutnya mengalami kendala dalam
pelaksanaannya dan belum sepenuhnya terealisasikan dengan
baikan.
Banyaknya masyarakat kita yang sekarang tidak mampu
membuat muhammadiyah untuk terus mengembangkan dan
memperbaiki ekonomi anggota dan umat. Dimana pada era
globalisasi sekarang ini ekonomi liberalisme dan kapitalis yang
telah berkembang sehingga membuat masyarakat kita merasa
tertekan.Sehingga pada saat ini bagi masyarakat kita yang
kehidupannya menengah kebawah hidupnya merasa susah. Pada
saat inilah peran muhammadiyah sangat diperlukan sebagai
organisasi besar di Indonesia untuk ikut serta dalam perekonomian
yang memberatkan umatnya. Dengan fasilitas dan media yang
dimiliki oleh muhammadiyah, maka dapat digunakan untuk
bergerak dalam bidang ekonomi demi mewujudkan masyarakat
yang sebenar-benarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Dari mana sumber kekuatan ekonomi Muhammadiyah ?
2. Bagaimana Muhammadiyah dan kelas menengah?
3. Bagiamana pasang surut gerakan ekonomi Muhammadiyah?
4. Apa saja model atau contoh gerakan ekonomi Muhammadiyah?
C. Tujuan
1. Mengetahui sumber kekuatan ekonomi Muhammadiyah.
2. Muhammadiyah dan kelas menengah.
3. Mengetahui pasang surut gerakan ekonomi Muhammadiyah.
4. Mengetahui model atau contoh gerakan ekonomi Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sumber Kekuatan Ekonomi Muhammadiyah
Muhammadiyah dalam menjalankan gerakan dakwah
amar ma'ruf nahi munkarnya selalu berdasarkan kepada ajaran
tauhid dan tawakkal kepada Allah, sehingga setiap orang
Muhammadiyah dapat menjadi contoh dalam kancah
pembangunan dan pengembangan masyarakat. Dalam
menjalankan gerakan tersebut Muhammadiyah memiliki
beberapa amal usaha. Di antara amal usaha Muhammadiyah
meliputi Bidang Kemasyarakatan yang salah satu tujuannya
adalah menciptakan masyarakat yang sejahtera lahir dan batin
sebagaimana yang telah menjadi rumusan cita-cita perjuangan
Muhammadiyah mengenai "masyarakat utama".
Berdasarkan Anggaran Dasar Muhammadiyah :
a. Ayat 1 menyebutkan: “ Untuk mencapai maksud dan tujuannya,
Muhammadiyah melaksanakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dan
Tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan”
b. Ayat 2 menyebutkan : “Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk
amal usaha , program, dan kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga”

Kegiatan ekonomi untuk memperkuat finansial bagi sebuah


organisasi, seperti Muhammadiyah, pada hakikatnya merupakan
bagian terpenting untuk memperlancar gerakan Muhammadiyah
dalam mencapai tujuannya. Di samping itu, gerakan ekonomi
persyarikatan Muhammadiyah juga akan berdampak pada
pemberdayaan ekonomi warganya, dengan upaya menciptakan
lapangan kerja dan mengatasi problem pengangguran yang semakin
besar, dan angka kemiskinan yang makin membengkak yang dapat
mengancam eksitensi iman.

Progam pembinaan ekonomi umat merupakan kepedulian


sejak lama, karena memang konsisten Muhammadiyah sejak dahulu
wirausahawan reformis malah sejak lama merupakan perintis
perdagangan dan industri di kalangan pribumi.Hal ini dilakukan
dengan penyusunan sebuah progam yang didasarkan pada konsep
misi dan visi tertentu. Pada dasarnya, Majlis Pembina Ekonomi
membina ekonomi umat melalui tiga jalur, yaitu:

a. Mengembangkan Badan Usaha Milik Muhammadiyah yang


mempresentasikan kekuatan ekonomi organisasi Muhammadiyah.
b. Mengembangkan wadah koperasi bagi anggota Muhammadiyah.
c. Memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang ekonomi
dengan mengembangkan usaha-usaha milik anggota
Muhammadiyah.

Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah


telah memiliki aset atau sumberdaya yang bisa dijadikan
modal. Aset pertama adalah sumber daya manusia, yaitu anggota
Muhammadiyah sendiri, baik sebagai produsen, Kedua,
kelembagaan amal usaha yang telah didirikan, yaitu berupa
sekolah, universitas, lembaga latihan, poliklinik, rumah sakit dan
panti asuhan yatim piatu. Ketiga, organisasi Muhammadiyah itu
sendiri sejak dari pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting.
B. Muhammadiyah dan Kelas Menengah
Kegiatan bisnis bagi Muhammadiyah merupakan bagian yang
amat penting untuk memperlancar gerakan Muhammadiyah
mencapai tujuannya. Di samping itu, gerakan ekonomi
Muhammadiyah akan berdampak pada pemberdayaan ekonomi
warganya, dengan upaya menciptakan lapangan kerja dan
mengatasi problem pengangguran yang semakin besar. Kegiatan
amal usaha Muhammadiyah yang paling menonjol adalah di
bidang pendidikan dan kesehatan yang pada dasarnya telah
berkembang menjadi pusat bisnis, karena dalam pengembangan
badan amal usaha itu terjadi transaksi jual beli barang dan jasa
yang diperlukan oleh badan amal usaha tersebut.
Oleh sebab itu, Muhammadiyah perlu memikirkan secara
profesional gerakan ekonominya sehingga menjadi pusat gerakan
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Setidaknya ada tiga
pendekatan yang dapat ditempuh oleh Muhammadiyah dalam
upaya memberdayakan ekonomi masyarakat.Pertama, pendekatan
struktural yang bertujuan mempengaruhi kebijaksanaan publik agar
terbuka akses rakyat. terhadap sumber-sumber ekonomi. Kedua,
pendekatan fungsional dengan meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mengelola dan mengalokasikan secara efisien
dan produktif sumber daya yang dapat dihimpun. Ketiga,
pendekatan kultural dengan mengembangkan nilai yang
memperkuat etos kerja dan etika bisnis.
C. Pasang Surut Gerakan Ekonomi Muhammadiyah

Sejajar dengan perkembangan muhammadiyah yang berkembang


pesat, dibalik itu semua juga menghadapi tantangan dalam diri
muhammadiyah itu sendiri sehingga diperlukan introspeksi bagi
seluruh jajaran Muhammadiyah. Kelemahan tersebut berkisar
antara lain :

1. Terlambat atau tidak meningkatkan kualitas dan intensitas


pengelolaan masjid dan amal usaha secara optimal dan
secara lebih baik

2. abai atau lalai dalam menjaga milik sendiri

3. Tidak selektif dalam menerima anggota atau mereka yang


bekerja di amal usaha dan kurang pembinaan

4. Kurang atau tidak memiliki militansi yang tinggi, berkiprah apa


adanya, dan berbuat sendiri-sendiri atau sibuk sendiri tanpa
terkait dengan kepentingan Muhammadiyah

5. Lebih tertarik pada urusan politik dan hal-hal yang bersifat


mobilitas diri serta tidak peduli pada kepentingan dakwah dan
menggerakkan Muhammadiyah

6. Kurang solid dan konsolidasi geraka

7. Kurang/lemah komitmen, pemahaman, dan pengkhidmatan


terhadap misi serta kepentingan persyarikatan.
D. Model atau Contoh Gerakan Ekonomi Muhammadiyah
Beberapa bidang kegiatan usaha yang perlu menjadi fokus perhatian
gerakan ekonomi Muhammadiyah untuk pemberdayaan ekonomi
masyarakat, antara lain:
1. Lembaga keuangan yang dapat berputar di antara badan amal
usaha Muhammadiyah ini tentulah sudah amat besar. Sebagai
indikatornya, antara lain adalah pengadaan obat untuk Rumah
sakit milik Muhammadiyah di Jakarta, demikian pula pemasukan
uang SPP salah satu Universitas Muhammadiyah. Di mana
lembaga keuangan ini diharapkan bisa mengambil bentuk
perbankan pada umumnya atau lembaga keuangan lebih khusus
untuk keperluan internal dan pembiayaan serta pengembangan
usaha.
2. Sektor industri yang perlu segera dikembangkan adalah industri
yang menunjang pengadaan barang atau perlengkapan yang
diperlukan secara rutin oleh badan amal usaha Muhammadiyah,
seperti industri obat-obatan, industri kertas, dan lain-lain.
3. Trading usaha ini dapat dilakukan dalam skala yang besar, di
mana basis penunjangnya sudah ada pada unit-unit usaha kecil,
kemudian dikelola secara modern menggunakan teknologi
canggih. Trading ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan
berbagai pihak.
Model Pemberdayaan Ekonomi Muhammadiyah
Muhammadiyah dalam pemberdayaan ekonominya, memiliki
sejumlah paket program aksi pemberdayaan di antaranya sebagai
berikut:
a. Membangun sentra kemandirian ekonomi umat di tingkat
Ranting dan cabang, yaitu dengan cara memberdayakan jama’ah
yang ada pada tingkat ranting Muhammadiyah menjadi
kelompok swadaya masyarakat yang disebut sebagai Jama’ah
Swadaya Muhammadiyah (JSM) yang terdiri dari 10-25 anggota
yang merupakan kerjasama warga Muhammadiyah dalam
menetapkan konsep tolong-menolong (ta'awun) di bidang
ekonomi dengan membentuk kelompok usaha bersama,
kelompok koperasi atau kelompok konsumen. Pada tingkat
cabang, Jama’ah Swadaya Muhammadiyah yang telah
ditumbuhkan, diorganisasikan untuk membentuk Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) sebagai wadah kerjasama
Muhammadiyah dalam memecahkan masalah permodalan dan
pembiayaan pada potensi swadaya yang mereka miliki. LKM
yang dimaksud dapat membentuk Baitul Maal wat Tamwil
(BMT), dan Koperasi Simpan Pinjam. Selain membentuk LKM
di tingkat cabang, JSM secara bersama juga didorong untuk
mendirikan suatu Usaha Unggulan Jama’ah (UUJ) sebagai
kegiatan usaha bersama pada sektor riil dalam bidang produksi
atau distribusi dengan mengutamakan peningkatan pengelolaan
sumber daya lokal untuk memanfaatkan peluang yang terbuka.
Wujud dari UUJ dapat berupa Perseroan Terbatas, CV, dan
lainnya.
b. Mengembangkan organisasi sekunder dan badan-badan usaha
pendukung tingkat daerah dan wilayah. Untuk memperkuat amal
usaha di bidang ekonomi pada tingkat ranting dan cabang, maka
pada tingkat daerah dan wilayah ditumbuhkan dan
dikembangkan badan-badan usaha sekunder yang dapat
berwujud organisasi sekunder koperasi, Badan Usaha Milik
Muhammadiyah (BUMM) dan Lembaga Pengembangan
Swadaya Masyarakat (LPSM).
c. Mengembangkan infrastruktur ekonomi, lembaga, dan
instrumen pendukung di tingkat pusat. Majelis ekonomi di
tingkat pusat bertugas menumbuhkan infrastruktur ekonomi
Muhammadiyah dalam rangka mendukung berbagai kegiatan
usaha ekonomi yang dilancarkan sejak dari tingkat ranting
sampai tingkat wilayah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpilan
Muhammadiyah adalah suatu organisasi yang tidak
hanya bergerak dalam satu bidang saja,hal ini dapat terlihat
dengan adanya lembaga- lembaga yang berada dibawah Bidang
Ekonomi yang berguna untuk membantu kesejahteraan
kehidupan anggota muhammadiyah dan umat. Dengan
mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah telah memiliki
aset atau sumber daya yang bisa dijadikan modal dan
pendanaan dalam menjalankan amal usaha yang lainnya. Untuk
mencapai semua itu diperlukan usaha dan partisipasi dari warga
muhammadiyah dan bantuan dari pihak luar untuk mencapai
visi dan misi dari muhammadiyah tersebut.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan para pembaca dapat
memahami gerakan muhammadiyan dalam bidang ekonomi. Selain itu
diharapkan pembaca dapat menerapkan ilmu yang didapatkan dalam
makalah ini berupa penulisan karya ilmiah ataupun sejenisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Agus. 2011.Peran Muhammadiyah dalam Kehidupan Ekonomi
Masyarakat.www.http://Bagoes.blogspot.co.id diakses 5 Mei 2020.
https://subair3.wordpress.com/2018/01/29/muhammadiyah-sebagai-
gerakan-ekonomi/ diakses pada 5 Mei 2020
https://www.academia.edu/20628676/Pergerakan_Muhammadiyah_di_Bi
dang_Ekonomi_dan_dalam_Berbangsa_dan_Bernegara diakses 5 Mei 2020
https://baixardoc.com/documents/muhammadiyah-sebagai-gerakan-
ekonomi-5db9f2fac61da di akses 5 Mei 2020
Mulkhan, Abdul Munir.  Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dan
Muhammadiyah. Jakarta: Bumi Aksara.1990
Ulum, Ihyaul. Gerakan Ekonomi Muhammadiyah.
www.http://ihyaul.staff.umm.acc.id diakses pada 5 Mei 2020

Anda mungkin juga menyukai