Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PENGANTAR SISTEM DIGITAL

“Implementasi atau Peranan Multiplexer dan


Demultiplexer dalam Industri Teknologi”

Kelompok 5

Anggota:
1. Ni Kadek Devi Paramita (1901010014)
2. Ahmad Bachtiar (1901010030)
3. Ardian Nugraha Harisma S. (1901010036)
4. Ni Kadek Sinta Febriani (1901010037)
5. Ni Putu Widiarti (1901010044)

Sistem Informasi (SI)


STMIK PRIMAKARA
DENPASAR
2020
ABSTRAK

Penulisan makalah ini bertujuan untuk


memaparkan penjelasan mengenai contoh
implementasi atau peranan multiplexer dan
demultiplexer terhadap industri teknologi. Adapun latar
belakang dibuatnya makalah ini adalah karena sulitnya
untuk mencari dan mengakses materi mengenai
multiplexer dan demultiplexer dalam bentuk Bahasa
Indonesia. Adapun metode yang kami gunakan dalam
menyusun makalah ini adalah dengan mengumpulkan
data-data yang bersumber dari e-book berbahasa
Indonesia maupun berbahasa Asing. Pada makalah ini
lebih membahas tentang multiplexer dan demultiplexer
itu sendiri, apa yang membedakan antara multiplexer
dan demultiplexer. Selain itu, pokok dari bahasan
makalah ini yaitu, implementasi atau peranan
multiplexer dan demultiplexer dalam industri teknologi
berupa sistem, aplikasi dan CMOS analog.
Kata kunci: multiplexer, demultiplexer, peranan,
implementasi, teknologi

ii
ABSTRACT

This paper is to explain the example of the


implementation or role of multiplexers and
demultiplexers in the technology industry. The
background of this paper is that it is difficult to find and
access material about multiplexers and demultiplexers
in Indonesian. The method we use in compiling this
paper is to collect data sourced from e-books in
Indonesian and foreign languages. This paper discusses
more about multiplexers and demultiplexers
themselves, what distinguishes between multiplexers
and demultiplexers. In addition, the subject of this paper
is the implementation or role of multiplexers and
demultiplexers in the technology industry in the form of
analog systems, applications and CMOS.
Keywords: multiplexer, demultiplexer, role,
implementation, technology

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ........................................................................ ii
ABSTRACT...................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................ vi
DAFTAR TABEL............................................................. vii
KATA PENGANTAR ...................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................ 2
1.3 Tujuan Pembahasan ........................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................. 3
2.1 Pengertian ............................................................... 3
2.1.1 Multiplexer ................................................. 3
2.1.2 Demultiplexer ........................................... 5
2.2 Perbedaan Multiplexer dan
Demultiplexer ........................................................ 6
2.2.1. Multiplexer ................................................. 6
2.2.2. Demultiplexer ........................................... 8
2.3 Implementasi Multiplexer dan
Demultiplexer dalam Industri
Teknologi ................................................................. 10
2.3.1 Multiplexer / Sistem
Demultiplexer ........................................... 10
2.3.2 Aplikasi Multiplexer .............................. 11
2.3.3 CMOS Analog Multiplexer /
Demultiplexer ........................................... 12
BAB III PENUTUP ......................................................... 15

iv
3.1 Saran ........................................................................... 15
3.2 Kesimpulan ............................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 17
LAMPIRAN...................................................................... 18

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Multiplexer ........................................................... 4


Gambar 2.2 Demultiplexer ..................................................... 5
Gambar 2.3 Contoh Demultiplexer .................................... 6
Gambar 2.4 Multiplexer 4-to-1 ............................................ 7
Gambar 2.5 Demultiplexer 4-Bit ......................................... 8
Gambar 2.6 Dekoder 4-output ............................................. 9
Gambar 2.7 Perangkat yang sama digunakan
sebagai decoder dan multiplexer ............. 10
Gambar 2.8 Multiplexer ke Demultiplexer .................... 11
Gambar 2.9 Line Drivers ......................................................... 12
Gambar 2.10 4-Channel Analog MUX/DMUX ............... 13

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Kebenaran Demultiplexer .................... 6


Tabel 2.2 Tabel Kebenaran Multiplexer .......................... 7

vii
KATA PENGANTAR

Dengan puji syukur penulis dan tim panjatkan


kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-
Nya penulis serta tim dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah yang berbentuk makalah ini. Tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan pembaca tentang multiplexer dan
demultiplexer. Makalah ini berisi beberapa informasi
tentang penjelasan multiplexer dan demultiplexer itu
sendiri, perbedaan serta implementasi atau peranan
multiplexer dan demultiplexer dalam indutri. Dengan
ditulisnya makalah ini, diharapkan dapat membantu
memberi informasi lebih banyak mengenai multiplexer
dan demultiplexer.
Penulis dan tim sendiri menyadari bahwa karya
tulis ilmiah yang berbentuk makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
berbagai pihak yang bersifat membangun sangat kami
perlukan demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis dan tim sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang turut serta berperan dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi dan
memberkati umat-Nya.

Denpasar, Mei 2020

Penulis dan Tim

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara bertahap, zaman berubah seiring
berjalannya waktu. Sehingga banyaknya perubahan
mengenai perkembangan teknologi. Salah satunya
perkembangan jaringan komputer yang
berkembang sangat pesat. Sehingga semakin
banyaknya alat-alat yang diperlukan untuk
mempermudah sebuah proses. Namun, semakin
banyaknya alat-alat yang dibutuhkan, maka
semakin banyak pula kabel atau penghubung yang
diperlukan.
Sehingga dalam dunia jaringan komputer
sangat membutuhkan sebuah multiplexer.
Multiplexer adalah istilah yang digunakan untuk
menggabungkan beberapa sinyal untuk dikirimkan
secara bersamaan pada suatu kanal transmisi. Salah
satu tujuan dari multiplexer adalah meningkatkan
efisiensi penggunaan bandwidth / kapasitas saluran
transmisi dengan cara berbagi akses bersama.
Setelah diproses oleh multiplexer, sinyal tersebut
dipisahkan antara satu dengan yang lainnya dengan
menggunakan demultiplexer. Demultiplexer adalah
rangkaian logika yang menerima satu input data
digital dan mendistribusikan input ke beberapa
output. Maka dari itu, pada makalah ini membahas
mengenai multiplexer dan demultiplexer.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengertian dari multiplexer dan
demultiplexer?
1.2.2 Apa yang membedakan multiplexer dan
demultiplexer?
1.2.3 Bagaimana Implementasi atau peranan
multiplexer dan demultiplexer dalam
Industri?

1.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan
dari makalah ini dapat dituliskan sebagai berikut:
1.3.1 Untuk lebih mengenalkan kepada pembaca
mengenai multiplexer dan demultiplexer.
1.3.2 Untuk mengetahui perbedaan dari
multiplexer dan demultiplexer.
1.3.3 Untuk memperkenalkan peranan multiplexer
dan demultiplexer di dalam kehidupan
manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
2.1.1 Multiplexer
Menurut Steven T. Karris (2009:31),
“Multiplexing adalah metode pengiriman
beberapa sinyal atau aliran informasi pada
media pada saat yang sama dalam bentuk
sinyal tunggal yang kompleks dan kemudian
memulihkan sinyal yang terpisah di ujung
penerima”. Sinyal analog umumnya
digandakan menggunakan Frequency
Division Multiplexing (FDM), di mana
bandwidth pembawa dibagi menjadi sub-
saluran dengan lebar frekuensi yang berbeda,
masing-masing membawa sinyal pada saat
yang sama secara paralel. Televisi kabel
adalah contoh dari FDM.
Sinyal digital biasanya multiplexing
menggunakan Time Division Multiplexing
(TDM), di mana beberapa sinyal dibawa
melalui saluran yang sama dalam slot waktu
bergantian. Jika input bergiliran
menggunakan saluran output (Time Division
Multiplexing) maka bandwidth output tidak
boleh lebih besar dari bandwidth maksimum
input apa pun. Jika banyak input akan aktif
secara bersamaan maka bandwidth output
harus setidaknya sama besar dengan total

3
bandwidth dari semua input aktif secara
bersamaan. Dalam hal ini multiplexer juga
dikenal sebagai konsentrator.
Fungsi multiplexer adalah memilih 1
dan N (sumber) data masukan dan
meneruskan data yang dipilih itu kepada
suatu saluran informasi tunggal. Di dalam
multiplexer hanya terdapat satu jalan masuk
dan mengeluarkan data-data yang masuk
kepada salah satu dan N saluran keluar,
maka suatu multiplexer sebenamya
melaksanakan proses kebalikan dari
demultiplexer. Gambar berikut merupakan
suatu multiplexer 4 ke 1 saluran. Perhatikan
bahwa konfigurasi pendekodean yang sama
digunakan, baik dalam multiplexer maupun
dalam demultiplexer.

Gambar 2.1 Multiplexer

4
2.1.2 Demultiplexer
Demultiplexer adalah suatu sistem yang
menyalurkan sinyal biner (data serial) pada
salah satu dari n (saluran) yang tersedia,
Suatu pendekode dapat diubah menjadi
demultiplexer seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.2 Demultiplexer

Demultiplexer sering juga disebut


DEMUX, fungsi rangkaian demultiplexer
merupakan kebalikan dari fungsi Multiplexer.
DEMUX merupakan suatu rangkaian
elektronik yang mempunyai output 2 atau
lebih dan hanya memiliki satu input, didalam
DEMUX terdapat rangkaian yang dapat dipilih
outputnya untuk meneruskan data dari
inputnya. Seperti gambar dibawah ini:

5
Gambar 2.3 Contoh Demultiplexer

Implementasi tersebut sebagai


rangkaan pemilih output, sehingga apabila
pemilih berlogika 1 maka I1 akan menjadi
output dari demultiplexer , tetapi bila
pemilih berlogika 0 maka I0 menjadi input
dan meneruskan data ke outputnya.
Tabel 2.1 Tabel Kebenaran Demultiplexer
AB 0 1 Y0=A+B
0 Y0 Y1 Y1=A+B
1 Y2 Y3 Y2=A+B

2.2 Perbedaan Multiplexer dan Demultiplexer


2.2.1 Multiplexer
Muitiplexer (disingkat MUX) adalah
perangkat untuk mengalihkan satu dari
beberapa sinyal digital ke output, di bawah
kendali input biner lainnya. Input yang akan
diaktifkan disebut input data; yang
menentukan sinyal mana yang diarahkan.
Gambar di 2.4 menunjukkan sirkuit
logika untuk multiplexer 4-ke-1 dengan

6
input data berlabel D0 ke D1 dan input
terpilih berlabel S0 dan S1. Dengan
memeriksa rangkaian, kita dapat melihat
bahwa 4 ke-1 MUX dijelaskan oleh
persamaan Boolean berikut:

X = D0S1S0 + D1S1S0 + D2S1S0 + D3S1S0

Gambar 2.4 Multiplexer 4-to-1

Untuk kombinasi apa pun yang diberikan


S1, S0, hanya empat syarat produk yang akan
diaktifkan. Sebagai contoh, ketika S1, S0= 10,
persamaannya melonjak menjadi:

F = (D0. 0) + (D1. 0) + (D2. 0) + (D3. 0)


= D2
Persamaan MUX dapat diuraikan oleh
tabel kebenaran kita dalam Table 2.1.
Subskrip dari input data yang dipilih adalah
desimal equivalent dari kombinasi biner S1, S0.

7
Tabel 2.2 Tabel Kebenaran Multiplexer
S1 S0 X
0 0 D0
0 1 D1
1 0 D2
1 1 D3

2.2.2 Demultiplexer

Gambar 2.5 Demultiplexer 4-Bit

Demultiplexer melakukan fungsi


kebalikan dari multiplexer. Multiplexer
(MUX) mengarahkan salah satu dari beberapa
sinyal input ke output tunggal; demultiplexer
(DMUX) mengarahkan sinyal input tunggal ke
salah satu dari beberapa output. Dalam kedua
kasus, input atau output yang dipilih dipilih
oleh keadaan decoder internal. Gambar 2.5
menunjukkan rangkaian logika untuk

8
demultiplexer 1-ke-4. Bandingkan ini dengan
Gambar 2.6, dekoder 4-output.

Gambar 2.6 Dekoder 4-output

Sirkuit ini sama kecuali bahwa input


aktif-RENDAH diaktifkan telah diubah
menjadi input data-TINGGI aktif. Rangkaian
pada Gambar 2.5 masih bisa digunakan
sebagai decoder, kecuali bahwa input yang
memungkinkannya akan aktif-TINGGI. Setiap
gerbang AND di demultiplexer
memungkinkan atau menghambat output
sinyal sesuai dengan keadaan input yang
dipilih, sehingga mengarahkan data ke salah
satu jalur output. Misalnya, S1S0, = 10
mengarahkan data digital ke Y, karena 10
(biner) adalah 2 dalam desimal. Gambar 2.7

9
mengilustrasikan penggunaan perangkat
tunggal sebagai dekoder atau demultiplexer.
Pada Gambar 2.7 (a. decoder), input D terikat
TINGGI. Ketika sebuah output dipilih oleh S 1,
dan S0, ia menjadi TINGGI, bertindak sebagai
decoder dengan output aktif-HIGH. Pada
Gambar 2.7 (b. Demultiplexer), D bertindak
sebagai input data demultiplexer. Data
diarahkan ke output yang dipilih oleh S 1 dan
S0.

Gambar 2.7 Perangkat yang sama digunakan


sebagai decoder dan multiplexer

2.3 Implementasi Multiplexer dan Demultiplexer


dalam Industri Teknologi
2.3.1 Multiplexer / Sistem Demultiplexer
Multiplexer dan demultiplexer dapat
digunakan bersama-sama dalam sistem yang
mentransmisikan data dari beberapa saluran
digital sepanjang saluran transmisi tunggal.
MUX memilih data dari beberapa sumber dan
mengarahkannya ke satu output. DMUX
menerima satu sumber data dan
mendistribusikannya ke beberapa tujuan. Ini
digunakan untuk menghemat perangkat keras

10
koneksi antara bagian pemancar dan
penerima sistem komunikasi digital. Gambar
2.8 menunjukkan bagaimana multiplexer,
seperti yang ada pada Gambar 2.4 dapat
digunakan dengan demultiplexer, seperti
sirkuit yang ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Untuk menjaga saluran digital tetap dari
sumber ke tujuan, perhatikan bahwa input
yang dipilih dari MUX dan DMUX memiliki
sumber yang sama.

Gambar 2.8 Multiplexer ke Demultiplexer

2.3.2 Aplikasi Multiplexer


Multiplexer digunakan untuk berbagai
aplikasi, termasuk pemilihan satu aliran data
dari beberapa pilihan, mengalihkan data
multi-bit dari beberapa saluran ke satu output
banyak-bit, berbagi data pada satu keluaran
dari waktu ke waktu, dan menghasilkan pola
atau bentuk gelombang bit.

11
2.3.3 CMOS Analog Multiplexer / Demultiplexer
Perangkat menarik yang digunakan
dalam beberapa multiplexer integrasi dan
demultiplexer skala menengah CMOS, dan
dalam aplikasi lain, adalah sakelar analog
CMOS, juga disebut gerbang transmisi atau
sakelar bilateral. Perangkat ini memiliki
properti yang memungkinkan sinyal untuk
lewat dalam dua arah, bukan hanya satu,
sehingga memungkinkan baik tegangan dan
arus positif dan negatif untuk lewat. Ia juga
tidak memiliki persyaratan bahwa voltase
memiliki nilai spesifik seperti +5 volt, asalkan
voltase tersebut berada dalam nilai
maksimum dan minimum yang ditentukan.
Properti ini membuat perangkat ini cocok
untuk melewatkan sinyal analog.

Gambar 2.9 Line Drivers

Gambar 2.9 menunjukkan beberapa


simbol, yang menunjukkan pengembangan
konsep gerbang transmisi. Gambar 2.9 (a.
Amplifier) dan gambar 2.9 (b. Gated
amplifier) menunjukkan amplifier yang

12
output dan inputnya jelas ditentukan oleh
arah simbol penguat segitiga. Sinyal memiliki
satu kemungkinan arah aliran. Gambar 2.9 (b.
Gated amplifier) termasuk input gating aktif-
RENDAH, yang dapat menghidupkan dan
mematikan sinyal. Gambar 2.9 (c.
Bidirectional gated amplifier) menunjukkan
dua simbol penguat tumpang tindih arah yang
berlawanan, dengan input gating untuk
mengaktifkan atau menghambat aliran sinyal
dua arah. Sinyal melalui gerbang transmisi
dapat berupa analog atau digital. Sakelar
analog tersedia dalam paket empat sakelar
dengan nomor komponen seperti 4066B
(CMOS standar) atau 74HC4066 (CMOS
kecepatan tinggi). Beberapa chip CMOS MUX
/ DMUX yang tersedia menggunakan sakelar
analog untuk mengirim sinyal ke kedua arah.

Gambar 2.10 4-Channel Analog MUX/DMUX

13
Gambar 2.10 menggambarkan prinsip
desain sebagaimana diterapkan pada MUX /
DMUX 4-channel. Jika empat sinyal akan
multiplexing, mereka terhubung ke input D1,
ke D3. Dekoder, diaktifkan oleh S1, dan S0,
memilih salah satu dari empat sakelar yang
diaktifkan. Gambar 6.44 menunjukkan
saluran 2 aktif (S1S0,, = 10). Karena semua
output switch analog dihubungkan bersama,
setiap saluran yang dipilih terhubung ke Y,
menghasilkan output multiplexing. Untuk
menggunakan sirkuit pada Gambar 2.10
sebagai demultiplexer, input dan output
hanya dibalik. Beberapa perangkat MUX /
DMUX analog dalam CMOS kecepatan tinggi
meliputi: 74HC4051 MUX / DMUX 8-channel,
74HC4052 dual-channel MUX / DMUX, dan
74HC4053 triple 2-channel MUX / DMUX.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan
maka saran yang dapat diberikan oleh penulis
adalah untuk mempermudah kita dalam
mentrasmisikan data, sebaiknya kita menggunakan
metode multiplexer dan demultiplexer karena
kedua metode ini dapat memudahkan kita dalam
mentransmisikan data ke baik ke satu arah maupun
2 arah dengan menyatukan kedua metode ini.

3.2 Kesimpulan
Multiplexing adalah metode pengiriman
beberapa sinyal atau aliran informasi pada media
pada saat yang sama dalam bentuk sinyal tunggal
yang kompleks dan kemudian memulihkan sinyal
yang terpisah di ujung penerima. Fungsi multiplexer
adalah memilih 1 dan N (sumber) data masukan dan
meneruskan data yang dipilih itu kepada suatu
saluran informasi tunggal. Di dalam multiplexer
hanya terdapat satu jalan masuk dan mengeluarkan
data-data yang masuk kepada salah satu dan N
saluran keluar, maka suatu multiplexer sebenamya
melaksanakan proses kebalikan dari demultiplexer.
Demultiplexer adalah suatu sistem yang
menyalurkan sinyal biner (data serial) pada salah
satu dari n (saluran) yang tersedia, Suatu
pendekode dapat diubah menjadi demultiplexer.
Demulltiplexer sering juga disebut DEMUX, fungsi

15
rangkaian demultiplexer merupakan kebalikan dari
fungsi Multiplexer. DEMUX merupakan suatu
rangkaian elektronik yang mempunyai output 2
atau lebih dan hanya memiliki satu input, didalam
DEMUX terdapat rangkaian yang dapat dipilih
outputnya untuk meneruskan data dari inputnya.
Multiplexer dan demultiplexer dapat
digunakan bersama-sama dalam sistem yang
mentransmisikan data dari beberapa saluran digital
sepanjang saluran transmisi tunggal. MUX memilih
data dari beberapa sumber dan mengarahkannya ke
satu output. DMUX menerima satu sumber data dan
mendistribusikannya ke beberapa tujuan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dueck, R., & Reid, K. (2011). Digital Electronics. Cengage


Learning.
Haryanto, Agus Tri dan Taufiq Lilo Adi Sucipto. 2013.
Sistem Komputer Kelas X Semester 1 SMA/MAK.
Jakarta: Politeknik Negeri Media Kreatif Jakarta.
Karris, Steven T. 2009. Networks: Design and
Management. Orchard Publications.

17
LAMPIRAN

I. Tentang Sumber

II. Tentang Kampus


Kampus : STMIK Primaka
Website : https://www.primakara.ac.id/
Instagram : stmik_primakara

18

Anda mungkin juga menyukai