Kelompok 5
Anggota:
1. Ni Kadek Devi Paramita (1901010014)
2. Ahmad Bachtiar (1901010030)
3. Ardian Nugraha Harisma S. (1901010036)
4. Ni Kadek Sinta Febriani (1901010037)
5. Ni Putu Widiarti (1901010044)
ii
ABSTRACT
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ........................................................................ ii
ABSTRACT...................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................ vi
DAFTAR TABEL............................................................. vii
KATA PENGANTAR ...................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................ 2
1.3 Tujuan Pembahasan ........................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................. 3
2.1 Pengertian ............................................................... 3
2.1.1 Multiplexer ................................................. 3
2.1.2 Demultiplexer ........................................... 5
2.2 Perbedaan Multiplexer dan
Demultiplexer ........................................................ 6
2.2.1. Multiplexer ................................................. 6
2.2.2. Demultiplexer ........................................... 8
2.3 Implementasi Multiplexer dan
Demultiplexer dalam Industri
Teknologi ................................................................. 10
2.3.1 Multiplexer / Sistem
Demultiplexer ........................................... 10
2.3.2 Aplikasi Multiplexer .............................. 11
2.3.3 CMOS Analog Multiplexer /
Demultiplexer ........................................... 12
BAB III PENUTUP ......................................................... 15
iv
3.1 Saran ........................................................................... 15
3.2 Kesimpulan ............................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 17
LAMPIRAN...................................................................... 18
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
KATA PENGANTAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengertian dari multiplexer dan
demultiplexer?
1.2.2 Apa yang membedakan multiplexer dan
demultiplexer?
1.2.3 Bagaimana Implementasi atau peranan
multiplexer dan demultiplexer dalam
Industri?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
2.1.1 Multiplexer
Menurut Steven T. Karris (2009:31),
“Multiplexing adalah metode pengiriman
beberapa sinyal atau aliran informasi pada
media pada saat yang sama dalam bentuk
sinyal tunggal yang kompleks dan kemudian
memulihkan sinyal yang terpisah di ujung
penerima”. Sinyal analog umumnya
digandakan menggunakan Frequency
Division Multiplexing (FDM), di mana
bandwidth pembawa dibagi menjadi sub-
saluran dengan lebar frekuensi yang berbeda,
masing-masing membawa sinyal pada saat
yang sama secara paralel. Televisi kabel
adalah contoh dari FDM.
Sinyal digital biasanya multiplexing
menggunakan Time Division Multiplexing
(TDM), di mana beberapa sinyal dibawa
melalui saluran yang sama dalam slot waktu
bergantian. Jika input bergiliran
menggunakan saluran output (Time Division
Multiplexing) maka bandwidth output tidak
boleh lebih besar dari bandwidth maksimum
input apa pun. Jika banyak input akan aktif
secara bersamaan maka bandwidth output
harus setidaknya sama besar dengan total
3
bandwidth dari semua input aktif secara
bersamaan. Dalam hal ini multiplexer juga
dikenal sebagai konsentrator.
Fungsi multiplexer adalah memilih 1
dan N (sumber) data masukan dan
meneruskan data yang dipilih itu kepada
suatu saluran informasi tunggal. Di dalam
multiplexer hanya terdapat satu jalan masuk
dan mengeluarkan data-data yang masuk
kepada salah satu dan N saluran keluar,
maka suatu multiplexer sebenamya
melaksanakan proses kebalikan dari
demultiplexer. Gambar berikut merupakan
suatu multiplexer 4 ke 1 saluran. Perhatikan
bahwa konfigurasi pendekodean yang sama
digunakan, baik dalam multiplexer maupun
dalam demultiplexer.
4
2.1.2 Demultiplexer
Demultiplexer adalah suatu sistem yang
menyalurkan sinyal biner (data serial) pada
salah satu dari n (saluran) yang tersedia,
Suatu pendekode dapat diubah menjadi
demultiplexer seperti gambar di bawah ini:
5
Gambar 2.3 Contoh Demultiplexer
6
input data berlabel D0 ke D1 dan input
terpilih berlabel S0 dan S1. Dengan
memeriksa rangkaian, kita dapat melihat
bahwa 4 ke-1 MUX dijelaskan oleh
persamaan Boolean berikut:
7
Tabel 2.2 Tabel Kebenaran Multiplexer
S1 S0 X
0 0 D0
0 1 D1
1 0 D2
1 1 D3
2.2.2 Demultiplexer
8
demultiplexer 1-ke-4. Bandingkan ini dengan
Gambar 2.6, dekoder 4-output.
9
mengilustrasikan penggunaan perangkat
tunggal sebagai dekoder atau demultiplexer.
Pada Gambar 2.7 (a. decoder), input D terikat
TINGGI. Ketika sebuah output dipilih oleh S 1,
dan S0, ia menjadi TINGGI, bertindak sebagai
decoder dengan output aktif-HIGH. Pada
Gambar 2.7 (b. Demultiplexer), D bertindak
sebagai input data demultiplexer. Data
diarahkan ke output yang dipilih oleh S 1 dan
S0.
10
koneksi antara bagian pemancar dan
penerima sistem komunikasi digital. Gambar
2.8 menunjukkan bagaimana multiplexer,
seperti yang ada pada Gambar 2.4 dapat
digunakan dengan demultiplexer, seperti
sirkuit yang ditunjukkan pada Gambar 2.5.
Untuk menjaga saluran digital tetap dari
sumber ke tujuan, perhatikan bahwa input
yang dipilih dari MUX dan DMUX memiliki
sumber yang sama.
11
2.3.3 CMOS Analog Multiplexer / Demultiplexer
Perangkat menarik yang digunakan
dalam beberapa multiplexer integrasi dan
demultiplexer skala menengah CMOS, dan
dalam aplikasi lain, adalah sakelar analog
CMOS, juga disebut gerbang transmisi atau
sakelar bilateral. Perangkat ini memiliki
properti yang memungkinkan sinyal untuk
lewat dalam dua arah, bukan hanya satu,
sehingga memungkinkan baik tegangan dan
arus positif dan negatif untuk lewat. Ia juga
tidak memiliki persyaratan bahwa voltase
memiliki nilai spesifik seperti +5 volt, asalkan
voltase tersebut berada dalam nilai
maksimum dan minimum yang ditentukan.
Properti ini membuat perangkat ini cocok
untuk melewatkan sinyal analog.
12
output dan inputnya jelas ditentukan oleh
arah simbol penguat segitiga. Sinyal memiliki
satu kemungkinan arah aliran. Gambar 2.9 (b.
Gated amplifier) termasuk input gating aktif-
RENDAH, yang dapat menghidupkan dan
mematikan sinyal. Gambar 2.9 (c.
Bidirectional gated amplifier) menunjukkan
dua simbol penguat tumpang tindih arah yang
berlawanan, dengan input gating untuk
mengaktifkan atau menghambat aliran sinyal
dua arah. Sinyal melalui gerbang transmisi
dapat berupa analog atau digital. Sakelar
analog tersedia dalam paket empat sakelar
dengan nomor komponen seperti 4066B
(CMOS standar) atau 74HC4066 (CMOS
kecepatan tinggi). Beberapa chip CMOS MUX
/ DMUX yang tersedia menggunakan sakelar
analog untuk mengirim sinyal ke kedua arah.
13
Gambar 2.10 menggambarkan prinsip
desain sebagaimana diterapkan pada MUX /
DMUX 4-channel. Jika empat sinyal akan
multiplexing, mereka terhubung ke input D1,
ke D3. Dekoder, diaktifkan oleh S1, dan S0,
memilih salah satu dari empat sakelar yang
diaktifkan. Gambar 6.44 menunjukkan
saluran 2 aktif (S1S0,, = 10). Karena semua
output switch analog dihubungkan bersama,
setiap saluran yang dipilih terhubung ke Y,
menghasilkan output multiplexing. Untuk
menggunakan sirkuit pada Gambar 2.10
sebagai demultiplexer, input dan output
hanya dibalik. Beberapa perangkat MUX /
DMUX analog dalam CMOS kecepatan tinggi
meliputi: 74HC4051 MUX / DMUX 8-channel,
74HC4052 dual-channel MUX / DMUX, dan
74HC4053 triple 2-channel MUX / DMUX.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan
maka saran yang dapat diberikan oleh penulis
adalah untuk mempermudah kita dalam
mentrasmisikan data, sebaiknya kita menggunakan
metode multiplexer dan demultiplexer karena
kedua metode ini dapat memudahkan kita dalam
mentransmisikan data ke baik ke satu arah maupun
2 arah dengan menyatukan kedua metode ini.
3.2 Kesimpulan
Multiplexing adalah metode pengiriman
beberapa sinyal atau aliran informasi pada media
pada saat yang sama dalam bentuk sinyal tunggal
yang kompleks dan kemudian memulihkan sinyal
yang terpisah di ujung penerima. Fungsi multiplexer
adalah memilih 1 dan N (sumber) data masukan dan
meneruskan data yang dipilih itu kepada suatu
saluran informasi tunggal. Di dalam multiplexer
hanya terdapat satu jalan masuk dan mengeluarkan
data-data yang masuk kepada salah satu dan N
saluran keluar, maka suatu multiplexer sebenamya
melaksanakan proses kebalikan dari demultiplexer.
Demultiplexer adalah suatu sistem yang
menyalurkan sinyal biner (data serial) pada salah
satu dari n (saluran) yang tersedia, Suatu
pendekode dapat diubah menjadi demultiplexer.
Demulltiplexer sering juga disebut DEMUX, fungsi
15
rangkaian demultiplexer merupakan kebalikan dari
fungsi Multiplexer. DEMUX merupakan suatu
rangkaian elektronik yang mempunyai output 2
atau lebih dan hanya memiliki satu input, didalam
DEMUX terdapat rangkaian yang dapat dipilih
outputnya untuk meneruskan data dari inputnya.
Multiplexer dan demultiplexer dapat
digunakan bersama-sama dalam sistem yang
mentransmisikan data dari beberapa saluran digital
sepanjang saluran transmisi tunggal. MUX memilih
data dari beberapa sumber dan mengarahkannya ke
satu output. DMUX menerima satu sumber data dan
mendistribusikannya ke beberapa tujuan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
I. Tentang Sumber
18