Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN RISIKO DI RUANG FILING

RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADYAH BANTUL


TAHUN 2018

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar


Ahli Madya Kesehatan Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh:
RISNAWATI
1315052

PROGRAM STUDI
REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN (D-3)
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA

i
ii
MANAJEMEN RISIKO DI RUANG FILING
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADYAH BANTUL
TAHUN 2018

Risnawati1 , Kori Puspita Ningsih2

INTISARI
Latar Belakang: Pentingnya kesadaran Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Bantul dalam memperhatikan keselamatan kerja karyawan, salah
satunya dengan melakukan penilaian manajemen risiko di ruang filing agar
meminimalisir kejadian risiko yang dapat mengakibatkan cidera pada karyawan.
Pentingnya manajemen risiko dapat digunakan sebagai informasi dan penilaian
pelayanan kesehatan dan peningkatan kinerja petugas rekam medis di Rumah
Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui Manajemen Risiko di ruang filing
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2018.
Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Rancangan penelitian yang digunakan cross-sectional. Metode
pengumpulan data dengan focus group discussion yaitu untuk mengetahui faktor
risiko apa saja yang ada di ruang filing yang berpotensi cidera terhadap petugas di
ruang filing. Instrumen yang digunakan transkip FGD, check list observasi, check
list studi dokumentasi. Subjek pada penelitian ini terdiri dari 6 orang yaitu 3
petugas filing, 1 koor pengolahan data dan 1 PJ Manajer Rekam Medis, 1 Ka.
Pengembangan Organisasi Mutu Rumah Sakit. Objek pada penelitian ini adalah
unit filing Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul.
Hasil Penelitian: Diketahui bahwa pengelolaan manajemen risiko di RSU PKU
Muhammadiyah Bantul disepakati pada waktu rapat unit bersama dengan Kepala
PJ manajer rekam medis yang melibatkan tim mutu rumah sakit dan seluruh
petugas filing. Faktor risiko yang ada di ruang filing meliputi faktor fisik, kimia,
biologi, ergonomi, stressor dan reputasi.
Kesimpulan: Belum adanya SOP yang mengatur tentang manajemen risiko di
ruang filing.
Kata Kunci: Manajemen Risiko di Ruang Filing
1
Mahasiswa Program Studi Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan (D-3)
Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2
Dosen Pembimbing Program Studi Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan (D-
3) Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

iii
RISK MANAGEMENT IN THE FILING ROLE OF PKU
MUHAMMADIYAH GENERAL HOSPITAL
IN 2018

Risnawati1 , Kori Puspita Ningsih2

ABSTRACT
Background: The importance of awareness of PKU Muhammadiyah Bantul
General Hospital in paying attention to employee safety, one of them is by
assessing risk management in the filing room so as to minimize risk events that
can cause injury to employees. The importance of risk management can be used
as information and assessment of health services and improving the performance
of medical record officers at PKU Muhammadiyah Bantul General Hospital.
Objective: This study aims to find out Risk Management in the filing room of
PKU Muhammadiyah Bantul General Hospital in 2018.
Method: This type of research is descriptive research with a qualitative
approach. The study design was used cross-sectionally. Data collection method
with focus group discussion is to find out what risk factors are in the filing room
that has the potential to injure officers in the filing room. Instruments used in the
FGD transcript, observation check list, documentation study check list. Subjects
in this study consisted of 6 people, namely 3 filing officers, 1 data processing
choir and 1 PJ Medical Record Manager, 1 Head. Hospital Quality Organization
Development. The object of this study was the filing unit of PKU Muhammadiyah
Bantul General Hospital.
Results: It is known that the management of risk management at PKU
Muhammadiyah Bantul Hospital was agreed at the time of the unit meeting
together with the Head of the PJ medical record manager involving the hospital
quality team and all filing officers. Risk factors in the filing room include
physical, chemical, biological, ergonomic, stressor and reputation factors.
Conclusion: There is no SOP that regulates risk management in the filing room
Keywords: Risk Management in the Filing Room
1
Students of Medical Record and Health Information Study Program (D-3) in
Health Office of General Achmad Yani University, Yogyakarta.
2
Lecturers of Medical Record and Health Information Study Program (D-3) in
Health Office of General Achmad Yani University, Yogyakarta.

iv
1

PENDAHULUAN selain itu petugas pada unit filing


Rumah Sakit adalah institusi dapat tertimpa dokumen rekam
pelayanan kesehatan bagi masyarakat medis. Berdasarkan temuan di ruang
dengan karakteristik tersendiri yang filing jika petugas tidak berhati-hati
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu maka akan berakibat bahaya untuk
pengetahuan kesehatan, kemajuan keselamatan petugas itu sendiri.
teknologi, dan kehidupan sosial Berdasarkan masalah diatas penulis
ekonomi masyarakat yang harus tertarik untuk mengangkat menjadi
tetap mampu meningkatkan sebuah Karya Tulis Ilmiah dengan
pelayanan yang lebih bermutu dan judul ““Manajemen Risiko di
terjangkau oleh masyarakat agar ruang filing Rumah Sakit Umum
terwujud derajat kesehatan yang PKU Muhammadiyah Bantul
setinggi-tingginya Tahun 2018”.
Keselamatan pasien merupakan
METODE PENELITIAN
suatu sistem yang membuat asuhan
Jenis penelitian ini deskriptif dengan
pasien lebih aman, meliputi asesmen
risiko, identifikasi dan pengelolaan pendekatan kualitatif. Penelitian ini
risiko pasien, pelaporan dan analisis mendeskripsikan manajemen risiko
insiden, kemampuan belajar dari di ruang filing dan menjelaskan
insiden dan tindak lanjutnya, serta faktor risiko & pengendalian
implementasi solusi untuk manajemen risiko di ruang filing
meminimalkan timbulnya risiko dan Rumah Sakit Umum PKU
mencegah terjadinya cidera yang Muhammadiyah Bantul. Informan
disebabkan oleh kesalahan akibat pada penelitian ini terdiri dari 6
melaksanakan suatu tindakan atau orang yaitu 3 petugas filing, 1 koor
tidak mengambil tindakan yang pengolahan data dan 1 PJ Manajer
seharusnya diambil.² Rekam Medis, 1 Ka. Pengembangan
Berdasarkan survey pendahuluan Organisasi Mutu, dan objek pada
dan pengamatan di unit filing Rumah
penelitian ini adalah unit filing. Cara
Sakit PKU Muhammadiyah Bantul
pengumpulan data dengan Focus
setelah melakukan pengamatan dan
wawacara dengan petugas filing Group Discussion (FGD), observasi
ditemukan risiko yang ada di unit dan studi dokumentasi. Teknik
filing diantaranya: petugas filing pengolahan data melalui editing,
dapat terkena penyakit batuk jika coding, data entry, pembersihan
mengambil atau mengembalikan data. Analisis data yang digunakan
dokumen rekam medis tanpa dalam penelitian ini adalah analisis
menggunakan masker, petugas filing deskriptif
dapat tersayat dokumen rekam medis
jika mengambil ataupun HASIL DAN PEMBAHASAN
mengembalikan dokumen rekam 1. Pengelolaan Manajemen Risiko
medis tanpa menggunakan sarung di Ruang Filing.
tangan, petugas filing dapat Respon Rumah Sakit ditentukan
terpeleset atau terjatuh pada saat melalui asesmen risiko atau
mengambil dokumen rekam medis pengelolaan risiko yaitu meliputi
yang berada pada rak yang tinggi, identifikasi potensial risiko dan
2

hazard, menelusuri siapa dan apa tergabung dalam satu SOP yaitu
yang dapat dirugikan serta mutu rumah sakit.
bagaimana caranya, evaluasi 2. Faktor Risiko & Pengendalian
temuan risiko analisa apakah Manajemen Risiko di Ruang
pengelolaannya sudah cukup atau Filing.
perlu diubah untuk mencegah Langkah pertama manajemen
terjadinya insiden, catat temuan risiko adalah mengidentifikasi
lalu buat rencana pengelolaannya, risiko apa saja yang dapat di
evaluasi pengelolaan secara mempengaruhi pencapaian
menyeluruh dan perbaiki bila sasaran organisasi. Pada tahap ini
perlu. Pengeloaan manajemen dilakukan identifikasi faktor risiko
risiko berkelanjutan digunakan kesehatan yang dapat tergolong
untuk melakukan identifikasi dan fisik, kimia, biologi, ergonomi,
mengurangi cedera serta stressor, reputasi.⁴ Berdasarkan
mengurangi risiko lain terhadap hasil FGD dan wawancara dengan
keselamatan pasien dan staf.³ triangulasi identifikasi
Proses manajemen risiko yang manajemen risiko di ruang filing
kompenennya meliputi meliputi faktor fisik, kimia,
identifikasi, pelaporan risiko biologi, ergonomi, stressor dan
tinggi lainnya karena kegagalan reputasi berikut adalah
proses tersebut dapat penjabarannya:
menyebabkan kejadian sentinel. a) Faktor Fisik
Manajemen risiko di Rumah Sakit
(1) Kebisingan
Umum PKU Muhammadiyah
Pembongkaran, konstruksi,
Bantul khususnya di ruang filing
renovasi gedung di area
dikelola oleh Kepala PJ manajer
mana saja di rumah sakit
rekam medis dengan cara
dapat merupakan sumber
mengidentifikasi risiko yang ada
infeksi. Pemaparan
di ruang filing kemudian
terhadap debu dan kotoran
dilakukan rapat unit dengan
konstruksi, kebisingan,
petugas terkait bersama dengan
getaran, kotoran, dan
tim mutu Rumah Sakit. Untuk
bahaya lain dapat
tercapainya perbaikan mutu dan
merupakan bahaya
keselamatan pasien maka di
potensial terhadap fungsi
perlukannya standar mutu.³ paru paru serta keamanan
Pengelolaan manajemen risiko di
staf dan pengunjung.³
ruang filing sudah dilakukan
Berdasarkan hasil FGD
mulai dari pengidentifikasian hal
dan wawancara kebisingan
yang menyebabkan risiko,
merupakan faktor fisik
pengendalian risiko, akan tetapi
yang berupa suara/audio,
tidak ada SOP tertulis secara
contohnya adalah
khusus yang mengatur manajemen
kebisingan yang
risiko di ruang filing dikarenakan
bersumber dari alat sterill
pengelolaan manajemen risiko di
dan suara lift, suara
ruang filing merupakan bagian
kebisingan tersebut sangat
dari tim mutu rumah sakit dan
3

mengganggu kenyaman Berdasarkan hasil FGD


petugas di ruang filing dan wawancara cara
dalam melakukan pengendaliannya adalah
tugasnya. petugas menggunakan
Pengendalian: sarung tangan agar
Berdasarkan hasil FGD terlindungi dari tersayat
dan wawancara cara dokumen rekam medis dan
pengendalian kebisingan mengganti sampul berkas
yaitu dengan adanya rekam medis dengan yang
pengajuan pemindahan sudah terstandar yaitu
ruang sterilisasi, dan juga yang tidak glosy.
pengajuan untuk (3) Berkas miss file
penggantian lift baru agar Salah letak dan
tidak mengganggu petugas keterlambatan pelacakan
filing dalam melaksanakan dokumen rekam medis
tugasnya serta penyerahan dokumen
(2) Tersayat sampul rekam rekam medis di TPPRJ.⁶
medis Berdasarkan hasil FGD
Bahan yang digunakan dan wawancara miss file
untuk membuat folder sering kali terjadi
rekam medis merupakan dikarenakan dokumen
bahan yang tebal dan tidak rekam medis masih
mudah sobek seperti kertas tertinggal di poli dan juga
manila atau cardboard lain salah dalam pengembalian
yang kuat.⁵ dokumen rekam medis
Berdasarkan hasil FGD saat selesai dari pelayanan.
dan wawancara tersayat Pengendalian:
sampul rekam medis Berdasarkan hasil FGD
termasuk faktor fisik, dan wawancara cara untuk
contohnya dokumen dapat meminimalisir miss file
mudah rusak, untuk yaitu dengan cara mencari
sampul berkas rekam sampai ketemu dan jika
medis masih tidak ketemu maka
menggunakan sampul petugas akan membuatkan
dengan bahan glosy dan dokumen rekam medis
juga terdapat formulir baru.
didalam berkas rekam b) Faktor Kimia
medis yang di steples akan (1) Tinta
terjadi luka jika petugas Rekam kesehatan hanya
tidak berhati-hati maka menggunakan tinta warna
kemungkinan besar biru atau hitam dalam
petugas dapat tersayat penulisan. Khusus grafik
sampul rekam medis saat boleh menggunakan warna
pengambilan berkas di rak merah atau hjau.⁷
penyimpanan. Berdasarkan FGD dan
Pengendalian: wawancara tinta yang
4

digunakan adalaha tinta Muhammadiyah Bantul


serbuk, untuk mengeprint adalah dengan cara
formulir yanng tidak memakai masker dan
ditemukan pada rak rekam mengusulkan pemindahan
medis atau retensi. ruang sterilisasi agar
Pengendalian: petugas di ruang filing
Berdasarkan hasil FGD tidak terganggu dalam
dan wawancara cara melakukan tugasnya.
pengendalian terkait tinta c) Faktor Biologi
yang digunakan untuk Kebersihan tangan
mengeprint formulir menggunakan sabun dan
belum ada. Untuk upaya desinfektan adalah sarana
pengendalian berdasarkan efektif untuk mencegah dan
peralatan yaitu masih sama mengendalikan infeksi.³
menggunakan tinta serbu, Berdasarkan FGD dan
personelnya SPO APD wawancara infeksi virus yang
agar terhindar dari paparan bersumber dari dokumen
debu dari printer masuk rekam medis yang di
hidung dan mulut, kembalikan dari poli setelah
Personelnya sosialisasi pelayanan selesai jika petugas
dan monitoring terkait tidak menggunakan masker
penggunaan APD. dan anti septik akibatnya
(2) Bau-bauan yang ada di adalah virus akan mudah
sekitar tempat kerja dapat masuk ke hidung dan mulut
dianggap sebagai sebuah petugas.
pencemaran, karena dapat Pengendalian:
mengganggu konsentrasi Berdasarkan hasil FGD dan
bekerja dan bau-bauan wawancara untuk
yang terjadi secara terus meminimalisir penularan virus
menerus dapat dari dokumen rekam medis
mempengaruhi kepekaan pasien ke tubuh ruang filing
terhadap penciuman.⁸ adalah adanya perintah untuk
Berdasarkan FGD dan menggunakan masker pada
wawancara bau tersebut saat bekerja dan mencuci
berasal dari uap autoclaf di tangan dengan sabun atau
lantai 2 saat dilakukan cairan anti septic setelah
sterilisasi yang dapat menyentuh dokumen rekam
menyebabkan pengar dan medis penggunaan APD.
pusing pada petugas di d) Faktor Ergonomi
ruang filing. Alat penyimpanan yang baik,
Pengendalian: penerangan yang baik,
Berdasarkan hasil FGD pengaturan suhu pemeliharaan
dan wawancara cara untuk ruangan, perhatian terhadap
mencegah bau-bauan yang faktor keselamatan, bagi suatu
berada di ruang filing ruangan penyimpanan berkas
Rumah Sakit Umum PKU sangat membantu dan
5

mendorong kegairahan kerja memiliki SDM dengan kinerja


dan produktifitas para pekerja, yang mencukupi untuk
rak terbuka lebih dianjurkan memberikan pelayanan
pemakaiannya, dengan alasan kepada pasien sehingga
harganya lebih murah, petugas diharapkan mampu
lebih cepat dalam mengambil meningkatkan mutu
dan menyimpan berkas pelayanan Berdasarkan
dokumen rekam medis FGD dan wawancara SIMRS
pasien.⁹ yang eror dapat
Berdasarkan FGD dan mempengaruhi tertundanya
wawancara, risiko yang pelayanan.
disebabkan karena faktor Pengendalian:
ergonomi diantaranya adalah Berdasarkan hasil FGD dan
risiko jatuh, nyeri pinggang wawancara untuk
dan nyeri bahu. Hal tersebut meminimalisir beban kerja
dikarenakan ruang filing yang monoton ruang filing
Rumah Sakit Umum PKU disediakan TV, koomputer
Muhammadiyah Bantul yang terhubung ke internet
menggunakan tipe rak rekam dan juga speaker.
medis yang terbuka yang f) Faktor Reputasi
terbuat dari besi yang (1) kebocoran Informasi
tingginya kurang lebih 2,4 Informasi tentang identitas
meter. Penyebab dari tinggi diagnosis, riwayat
rak penyimpanan ini penyakit, riwayat
dikarenakan sudah tidak ada pemeriksaan dan riwayat
tempat penyimpanan dokumen pengobatan pasien harus
rekam medis pasien, sehingga dijaga kerahasiaannya oleh
dokumen rekam medis penuh dokter, dokter gigi, tenaga
di rak penyimpann dan kesehatan tertentu, petugas
sebagian di simpan di dalam pengelola dan pimpinan
kardus yang diletakkan di sarana pelayanan
lorong-lorong rak kesehatan
penyimpanan dokumen. Berdasarkan hasil
Pengendalian: wawancara dengan kepala
Berdasarkan hasil FGD dan PJ manajer rekam medis
wawancara untuk bahwa faktor reputasi
meminimalisir rak filing yang terkait kebocoran
tidak memadai dengan cara informasi di Rumah Sakit
menyimpan berkas rekam Umum PKU
medis di kardus dan Muhammadiyah Bantul
diletakkan di lantai di lorong yaitu belum pernah terjadi
rak berkas rekam medis. meskipun petugas di ruang
e) Faktor Stressor filing tidak berlatar
Banyaknya jumlah kunjungan belakang lulusan
pasien, mengharuskan Rumah pendidikan D-3 rekam
Sakit “Dr. Yap” Yogyakarta medis tetapi semua
6

petugas berperan teguh Tentang Klasifikasi Rumah


dengan kode etik Sakit Nomor
kerahasiaan informasi 340/Menkes/Per/III/2010 (2010).
milik pasien. 2. Kemenkes RI. Peraturan Menteri
Pengendalian: Kesehatan Republik Indonesia
Berdasarkan FGD dan Tentang Keselamatan Pasien
wawancara cara untuk Rumah Sakit Nomor
meminimalisir upaya 1691/Menkes/Per/VIII/2011
kebocoran informasi yaitu (2011).
dengan pintu ruang filing 3. Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
dalam keadaan tertutup Standar Nasional Akreditasi
KESIMPULAN Rumah Sakit Edisi 1, (2017)
1. Pengelolaan manajemen risiko 4. Santoso, B. A., & Sugiarsi, S.
di Rumah Sakit Umum PKU (2011). TINJAUAN
Muhammadiyah Bantul PENERAPAN MANAJEMEN
khususnya di ruang filing RISIKO DI UNIT FILING
dikelola oleh Kepala PJ manajer RSUD Dr . MOEWARDI, 19–
rekam medis dengan cara 26.
mengidentifikasi risiko yang ada 5. WHO. (2006). World Health
di ruang filing kemudian Statistics 2006. Geneva: WHO
dilakukan rapat unit dengan Press.
petugas terkait bersama dengan 6. Rustiyanto, E., & Rahayu, W. A.
tim mutu Rumah Sakit, untuk (2011). Manajemen Filing
pembuatan manajemen risiko Dokumen Rekam Medis dan
pertama kali di buat pada tahun Informasi Kesehatan. Politeknik
2016. Kesehatan Permata Indonesia.
2. Faktor risiko yang ada diruang 7. Hatta, G. R. (2017). Manajemen
filing meliputi faktor fisik, Informasi Kesehatan disarana
kimia, biologi, ergonmi, Pelayanan Kesehatan. UI Press.
stressordan reputasi. Untuk 8. Sedarmayanti, P. D. H. Mp. A.
upaya pengendaiannya belum (2011). Manajemen Sumber
ada dikarenakan belum pernah Daya Manusia: Reformasi
dibuat penilaian terkait faktor Birokrasi & Manajemen
tersebut. Pegawai Negeri Sipil edisi
3. Mengidentifikasi kembali risiko revisi/RA. Refika Aditama,
yang ada di ruang filing agar Eresco.
dapat memperhatikan 9. DepKes RI. (2006). Profil
keselamatan kerja petugas. Kesehatan Indonesia. Jakarta:
4. Sebaiknya dibuat penilaian Direktorat Jenderal Pelayanan
terkait faktor risiko di ruang Medik.
filing dan juga dibuat upaya 10. Ningsih, K. P. (2013)
pengendaliannya. Hubungan Bebab Kerja dan
Kepuasan Kerja dengan kinerja
KEPUSTAKAAN Karyawan di Instalasi Rekam
1. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Medis Rumah Sakit Mata ‘Dr.
Kesehatan Republik Indonesia Yap’ Yogyakarta. Universitas
7

Muhammadiyah Surakarta. Indonesia Tentang Rekam Medis


11. Kemenkes RI. Peraturan Nomor 269/Menkes/Per/III/2008
Menteri Kesehatan Republik (2008).

Anda mungkin juga menyukai