SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
TEKNIK ELEKTRO
ELEKTRONIKA
TRIYOTO
NPM. 152220027
Mahasiswa,
TRIYOTO
NPM. 152220027
ii
DEWAN PEMBIMBING
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 24 Februari 2020
iii
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 24 Februari 2020
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Jurusan
Teknik Elektro pada Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer. Saya menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai
pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi
ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Bapak Mauludi Manfaluty, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing 1 dan
Ketua Jurusan Teknik Elektro yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan
pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.
(2) Bapak Ir. M. Syukur Siregar, M.M., M.T. selaku dosen pembimbing 2 yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya
dalam penyusunan skripsi ini.
(3) Pihak Management Theater Imax Keong Emas TMII yang telah
mengizinkan untuk pemakaian tempat pembuatan dan pengumpulan data
alat peraga skripsi ini.
(4) Bapak Rio Dwi Cahyono, S.I., Bapak Fuad Fadli, Bapak Rusdi Muslimat
dan Bapak Budi yang telah membantu hingga terciptanya hasil karya
skripsi.
(5) Orang tua, Istri dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan
dukungan baik material maupun moral.
(6) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Triyoto
v
Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi dan Kesehatan Jakarta, saya yang
bertanda tangan di bawah ini :
Nama : TRIYOTO
NPM : 152220027
Program Studi : Teknik Elektro
Jenis Karya Ilmiah : Skripsi
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Non
eksklusif ini Institut Teknologi dan Kesehatan Jakarta berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yang menyatakan
TRIYOTO
vi
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
DAFTAR ISI….....................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
2.5. Komponen Elektrikal & Instrumen Miniatur Mobil Listrik TR-15 ............... 37
3.4.10. Penghantar dan Pengaman Elektrikal Mobil Listrik TR-15 ............. .74
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2. Material pada Sistem Mekanikal Miniatur Mobil Listrik TR-15..........60
Tabel 3.3. Material Sistem Elektrikal Pada Miniatur Mobil Listrik TR-15...........62
Tabel 4.2. Pengujian Terhadap Power Supply Tanpa Beban Motor DC...............85
Tabel 4.3. Pengujian Terhadap Power Supply Dengan Beban Motor DC.............85
PENDAHULUAN
Dewasa ini, bahan bakar minyak merupakan salah satu penopang roda
perekonomian bangsa Indonesia. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan akan bahan
bakar minyak pun terus meningkat seiring berkembangnya perekonomian
bangsa Indonesia. Namun, kebutuhan bahan bakar minyak ini menimbulkan
sebuah masalah yang sangat besar. Hal ini berimplikasi pada ketersediaan energi
serta cadangan energi yang memadai untuk mengantisipasi kurangnya
ketersediaan energi tersebut. Untuk itu, diperlukan upaya menjaga dan menjamin
keberlangsungan energi melalui peningkatan efisiensi/penghematan energi dan
pencarian energi alternatif/energi terbarukan. Solusi guna mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan membuat mobil ramah lingkungan yang menggunakan
listrik sebagai pengganti bahan bakar.
15
16
Untuk itu dalam rancang bangun miniatur mobil mobil listrik TR-15 ini memiliki
3 bagian utama yang sangat penting, yaitu:
Pada sistem elektrikal pada gambar diatas, menerangkan proses konversi energi
cahaya matahari menjadi energi listrik, dimana solar cell sebagai sumber konversi
energi matahari menjadi energi listrik yang disalurkan melalui SCC (solar charger
controller) sebagai alat pengontrol input dan output daya listrik yang dihasilkan
dan digunakan dalam pengisian ke sistem baterai, dengan perhitungan berapa
besar energi listrik yang dihasilkan oleh solar cell untuk dapat menggerakan mobil
listrik dengan beban berat 220 Kg, berapa lama mobil tersebut dapat bergerak dan
berapa kecepatan maksimal mobil listrik itu dapat berjalan, kemudian energi listrik
pada baterai tersebut menggerakan sistem kontrol instrumen pendukung lainnya
yang membutuhkan listrik.
17
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan laporan akhir ini yaitu dapat
merancang bangun miniatur mobil listrik TR-15 (bagian sistem Instrumen mobil
listrik) sebagai penunjang kenyamanan dan keamanan dalam berkendara.
17
18
2. Tidak membahas tentang panel surya, ruang lingkup perancangan bodi dan
rangka mengenai sistem mekanikal secara detail, hanya membahas tentang
rancang bangun sistem instrumen.
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang tinjauan pustaka dari hasil peneliti terdahulu, landasan teori
yang merupakan pendukung dari bab yang akan dibahas untuk menentukan
spesifikasi komponen-komponen, serta cara kerja dari masing-masing komponen
dalam perancangan sistem kontrol dan instrumen pada rancang bangun miniatur
mobil listrik TR-15.
18
19
Dalam Bab ini menguraikan tentang analisa data yang diperoleh dari hasil
pengujian dan pengoperasian Sistem kontrol serta instrumen terhadap motor
listrik.
BAB V PENUTUP
Berisikan tentang kesimpulan yang berkaitan dengan analisa data yang diperoleh
dari penelitian serta pengujian sistem kontrol dan instrumen pada rancang bangun
miniatur mobil listrik TR-15.
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rangkaian seri yaitu suatu komponen yang dirangkai saling terhubung satu
dengan yang lainnya secara sejajar, maka dari itu rangkaian ini akan mengurutkan
satu komponen ke komponen lain. Karena pemasangan dari rangkaian seri ini
berjajar, sehingga pembagian tegangan dari sumbernya akan merata ke seluruh
komponen akan saling berbagi tegangan karena memiliki sumber yang sama
dalam satu jalur yang sama. Gambar 2.1 menunjukkan rangkaian seri terdiri dari
tiga impendansi, yaitu Z1, Z2, dan Z3. Pada rangkaian tersebut, dengan sumber
tegangan V, dan arus yang mengalir I, arus yang mengalir pada masing-masing
impendansi untuk rangakaian seri harganya adalah sama besar. Harga tegangan
pada setiap impendansi adalah berbeda. Tegangan pada masing-masing
impendansi ini adalah V1 = I Z1, V2 = I Z2, dan V3 = I Z3.
20
21
Vs = IZeq..................................................................................................(2-2)
Dimana :
Pada rangkaian solar Battery, apabila dirangkaian menjadi rangkaian seri adalah
untuk menaikkan tegangan (V) yang dihasilkan dengan arus listrik (I) yang keluar
adalah sama sesuai dengan kebutuhan beban dan instrumen yang diinginkan
dengan arus listrik yang sama.
Rangkaian listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik dimana semua masukan
komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain
tersusun paralel. Gambar 2.4 menunjukan rangkaian paralel yang terdiri dari tiga
23
impendansi, yaitu Z1, Z2, dan Z3. Pada rangkaian tersebut, dengan sumber
tegangan adalah Vs, tegangan pada masing-masing impendansi untuk rangaian
paralel memiliki harga yang sama besar dengan V1= V2= V3. Harga arus pada
setiap impendansi adalah berbeda. Arus yang mengalir pada masing-masing
impendansi ini adalah I1 = Vs/Z1, I2 = Vs/Z2, dan I3 = Vs/Z3
IT = Vs/Zeq ...........................................................................................(2-4)
(Tahanan total dari rangkaian paralel adalah lebih kecil dari tahanan yang
terkecil dalam rangkaian.)
d. Jika terjadi salah satu cabang tahanan paralel terputus, arus akan terputus
hanya pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap
bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.
Dalam perolehan agar tegangan yang dihasilkan sama dengan meningkatkan arus
listrik yang dihasilkan , maka rangkaian paralel digunakan. Sama dengan solar
cell pada rangkaian paralel, yaitu dengan meningkatkan arus listrik dan tegangan
listrik yang tetap sama.
25
Listrik Arus Searah (DC) Arus listrik searah (Direct Current atau DC) adalah
aliran elektron dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang
energi potensialnya lebih rendah. Walaupun begitu, pada saat pertama
peluncuran arus listrik bolak-balik, arus listrik searah masih tetap digunakan.
Arus listrik searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik
yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih
rendah.
Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif
sumber arus listrik ke ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru
menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif (elektron)
yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini
menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang “tampak”
mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.
Contoh dari penggunaan listrik arus searah yaitu penyaluran tenaga listrik
komersil yang pertama (dibuat oleh Thomas Alfa Edison di akhir abad ke 19)
menggunakan listrik arus searah. Generator komersil yang pertama di dunia juga
menggunakan listrik arus searah.
Di tahun 1883, Nicola Tesla dianugerahi hak paten untuk penemuannya, arus
bolak-balik fase banyak. Pada bulan Mei 1883, dia menyampaikan kuliah klasik
kepada The American Institute of Electrical Engineers:”A New System of
Alternating Current Motors and Tranformers.”
27
Walaupun begitu, pada saat pertama peluncuran arus listrik bolak-balik, arus
listrik searah masih tetap digunakan. Bahkan, ada yang tidak mau menerima arus
bolak-balik.
Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini, listrik arus searah (DC)
dapat dihasilkan dengan cara merubah Arus bolak-balik (AC) menjadi Arus
Searah (DC) dengan menggunakan suatu alat yang disebut Power Supply atau
Adaptor.
Sebagai dasar dari rangkaian Power Supply adalah sebuah komponen diode yang
dapat berfungsi sebagai penyearah, artinya adalah dapat merubah dan
menyearahkan arus bolak-balik (AC) menjadi Arus Searah (DC).
Besarnya gaya interaksi antara dua buah benda titik yang bermuatan listrik
adalah berbanding lurus dengan perkalian antara masing-masing muatan dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan titik tersebut.
F=k. (1.)
F= (2.)
Keterangan :
Catatan :
a) Gaya interakasi tarik menatik jika kedua muatan merespon gerlainan tanda
dan akan saling tolak menolak jika kedua muatan tersebut bertanda sama
Dalam sebuah ruangan yang terdapat muatan +Q berdasar pada hukum Coulomb
bila kita meletakan muatan uji +q pada ruang tersebut akan mendapatkan gaya
coulomb (tolak menolak) seperti pada gambar dibawah ini.
Medan listrik selalu dicirikan dengan adanya gaya Coulomb pada muatan-muatan
listrik dalam suatu ruangan.
Disimpulkan bahwa adanya gaya Coulomb pada muatan +Q dan +q, dalam ruang
tersebut terdapat medan listrik. Untuk muatan –Q dan diletakkan muatan uji +q
30
maka akan terjadi gaya coulomb yang saling tarik-menarik antara kedua muatan
tersebut.
Arah medan listrik di beberapa titik dapat dilukiskan secara grafis dengan
menggunakan garis-garis gaya (kayalan). Konsep dasar ini dikemukakan oleh
Michael Faraday yang berbunyi :
Sebuah garis gaya dalam suatu medan listrik adalah sebuah garis gaya yang
dilukiskan apabila garis singgung pada setiap titiknya menunjukkan arah medan
listrik pada titik tersebut.
Garis gaya menuju keluar dari muatan positif dan masuk menuju kemuatan
negatif. Untuk menunjukkan arah-arah garis gaya dapat dilakukan percobaan
sebagai berikut :
Kuat medan listrik pada sebuah titik didalam ruang adalah sebanding dengan
jumlah garis gaya per satuan luas permukaan yang tegak lurus medan listrik
pada titik tersebut. Dapat disimpulkan bahwa kuat medan listrik akan terasa kuat
apabila jarak antara kedua muatan tersebut saling berdekatan, sehingga garis
gaya yang dihasilkan sangat rapat. Sebaliknya jika kedua muatan tersebut
berjauhan, maka kuat medan listrik yang terbentuk akan lemah.
Beda potensial antara dua titik adalah kerja yang dilakukan per satuan muatan jika
muatan tersebut dipindahkan. Dalam satuan SI, satuan beda potensial listrik
adalah Volt (disingkat V), dengan 1 volt = 1 Joule/Coulomb. Potensial listrik
dapat didefinisikan sebagai bentuk perbandingan energi listrik dengan muatan
titik tersebut.
Jika muatan listrik mengalir melalui kawat penghantar konduktor, maka akan
timbul pengaruh magnetik disekitar kawat berarus tersebut. Pengaruh
magnetik ini mampu menarik bahan magnetik lainnya. Jika serbuk besi
diletakkan disekitar kawat berarus maka serbuk besi tersebut akan berarah secara
teratur.
Kawat berarus akan menimbulkan jarum pada kompas bergerak. Kesimpulan yang
dapat diambil adalah Dalam kawat penghantar yang dilewati arus listrik
disekitarnya akan timbul garis gaya magnet. Seperti halnya bumi yang
memiliki medan magnet, khasiat jarum kompas sudah sangat terkenal.
Hukum Ohm semulanya terdiri atas dua bagian. Bagian pertama tidak lain ialah
definisi hambatan yakni V = I.R. Sering hubungan ini dinamai Hukum Ohm.
Akan tetapi Ohm juga menyatakan bahwa R adalah suatu kostanta yang tidak
tergantung pada V maupun I.
32
bagian kedua ini hukum tidak terlalu benar seluruhnya. Hubungan V = I.R dapat
diterapkan pada resistor apa saja di mana V adalah beda potensial antara kedua
ujung hambatan dan I adalah arus yang mengalir di dalamnya, sedangkan R
adalah hambatan atau resistansi resistor tersebut.
Hukum Ohm berbunyi “kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar
(hambatan) besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-
ujung penghantar tersebut”. Pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut
yaitu V = I.R.
Dan dalam kehidupan sehari-hari kuat arus diperlukan seperti kuat arus listrik.
Sebagai contoh jika menghubungkan kawat ke baterai 6 Volt, aliran arus akan dua
kali lipat dibandingkan jika dihubungkan ke 3 Volt. Pada Hukum Ohm disini
menghubungkan antara kuat arus, tegangan dan hambatan. Dan untuk
membuktikannya diperlukan sebuah percobaan.
Disini misalkan diambil sebuah contoh arus listrik dengan aliran air di sungai atau
pipa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Jika pipa atau sungai hamper rata, kecepatan
alir akan kecil. Tetapi jika satu ujung lebih tinggi dari yang lainnya, kecepatan
aliran – atau arus – akan lebih besar. Makin besar perbedaan ketinggian makin
besar arus.
Bahwa potensial listrik analog, pada kasus gravitasi dengan ketinggian terbing,
dan hal itu berlaku pada kasus ini untuk ketinggian dari mana fluida mengalir.
Sama seperti penambahan ketinggian menyebabkan aliran air yang lebih besar,
demikian pula beda potensial listrik yang lebih besar atau tegangan menyebabkan
aliran arus listrik menjadi lebih besar.
Tepatnya berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanya tergantung pada
tegangan tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran
elektron. Dinding-dinding pipa atau tepian sungai dan batu-batu di tengahnya,
memberikan hambatan terhadap aliran arus.
33
Hambatan ressostor dihitung sebagai hasil bagi penunjukan voltmeter dengan apa
yang terbaca pada amperemeter, sesuai hukum ohm . (jikalau nilai resistansi
Jumlah aljabar keseluruhan arus yang menuju titik percabangana adalah nol.
Titik percabangan adalah titik pertemuan tiga atau lebih arus ke- atau dari unsur
rangkaian atau sumber tegangan.
Dalam hukum ini, dipakai suatu perjanjian bahwa arus yang menuju titik
percabangan ditulis dengan tanda positif dan aarus yang tudak menuju
(meninggalkan titik percabangan ditulis dengan tanda negatif).
I1 + I2 + I4 = I3, atau
I1 + I1 – I3 + I4 = 0
34
Gambar 2.10 menjelaskan tentang pengertian dari KCL, dimana nilai arus listrik
yang melalui masing-masing tahanan dapat ditentukan. Pengertian yang
didapat jumlah keseluruhan nilai arus yang mengalir pada suatu titik
percabangan adalah nol.
Pada umumnya rangkaian listrik terdiri dari beberapa loop dan titik-titik
percabangan dengan satu atau lebih sumber tegangan yang digunakan. Apabila
nilai dari suatu sumber tegangan sudah diketahui, maka besaran yang harus
dianalisa adalah nilai arus pada masing-masing penghantar yang masuk atau
meninggalkan titik percabangan atau nilai tegangan pada masing-masing
tahanan dari rangkaian tersebut. Jumlah persamaan yang digunakan untuk
menganalisasuatu besaran belum dapat diketahui, yang jelah harus sebanyak
jumlah besaran yang hendak diketahui harganya.
36
Pada dasarnya, prinsip kerja dari mobil bertenaga surya yaitu solar cell menyerap
panas matahari. Kemudian panas yang diserap oleh solar cell diubah menjadi
energi listrik, listrik yang dihasilkan ini selanjutnya dialihkan melewati Solar
Charge Controller (SCC) sebelum masuk pada penyimpanan battery. Setelah
masuk pada penyimpanan, energi listrik dapat langsung digunakan pada motor
DC dan instrument kontrol lainnya, seperti lampu penerangan, klakson, kontrol
pengukuran tegangan listrik, arus listrik dan kecepatan kendaraan sebagai sarana
pendukung mobil tenaga surya serta suhu kerja maksimal motor DC. Jika
digunakan untuk motor AC harus melalui inverter untuk mengubah arus.
Komponen Elektrikal dan Instrumen pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik
TR-15 sangat berperan penting fungsinya oleh karena itu pemilihan peralatan
serta spesifikasi nya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan
prinsip efek Photovoltaic, yaitu efek yang terjadi akibat foton dengan panjang
gelombang tertentu yang jika energinya lebih besar dari pada energi ambang
semikonduktor, maka akan diserap oleh elektron sehingga elektron berpindah dari
pita valensi (N) menuju pita konduksi (P) dan meninggalkan hole pada pita
valensi, selanjutnya 2 buah muatan, yaitu pasangan elektron-hole, dibangkitkan.
Aliran elektron-hole yang terjadi apabila dihubungkan ke beban listrik melalui
penghantar akan menghasilkan arus listrik. suatu fenomena dimana munculnya
tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang
dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya.
Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell sering disebut juga dengan Sel
Photovoltaic (PV).
Sel surya merupakan komponen penting dalam konversi energi cahaya matahari
menjadi energi listrik. Luas dari sel surya ini sekitar 10-15 cm2. Sel surya
38
Pada saat ini peneliti telah berhasil mengembangkan dua jenis sel surya yang
umum digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Jenis sel surya itu
antara lain monocrystalline dan polycrystalinne. Tiap jenis sel surya mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan Foton. Ketika
terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar Matahari tersebut
meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga menimbulkan energi
yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektron
yang terpisah dan bermuatan Negatif (-) tersebut akan bebas bergerak pada daerah
pita konduksi dari material semikonduktor. Atom yang kehilangan Elektron
tersebut akan terjadi kekosongan pada strukturnya, kekosongan tersebut
dinamakan dengan “hole” dengan muatan Positif (+).
Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan bertindak
sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan
Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole
40
Pada dasarnya, Sel Surya merupakan Dioda Foto (Photodiode) yang memiliki
permukaan yang sangat besar. Permukaan luas Sel Surya tersebut menjadikan
perangkat Sel Surya ini lebih sensitif terhadap cahaya yang masuk dan
menghasilkan Tegangan dan Arus yang lebih kuat dari Dioda Foto pada
umumnya. Contohnya, sebuah Sel Surya yang terbuat dari bahan semikonduktor
silikon mampu menghasilkan tegangan setinggi 0,5 V dan Arus setinggi 0,1 A
saat terkena (expose) cahaya matahari.
Agar mendapatkan nilai maksimum maka ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam pengoperasian panel surya. Faktor-faktor tersebut diuraikan
sebagai berikut.
41
a. Suhu Udara
Sel surya dapat beroperasi secara maksimal jika temperatur sel tetap normal (pada
25⁰ Celsius). Jika terjadi kenaikan temperatur yang lebih tinggi dari temperatur
normal sel surya maka bisa menurunkan tegangan keluaran. Setiap kenaikan
temperatur sel surya sebesar 10⁰ Celsius (dari 25⁰ Celsius) akan mengurangi
sekitar 0.4 % dari total tenaga listrik.
b. Radiasi Matahari
Angin yang bertiup sedikit lebih kencang disekitar lokasi sel surya dapat
membantu mendinginkan permukaan temperatur kaca-kaca sel surya.
Keadaan atmosfir bumi yang berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap,
uap air udara (Rh), kabut dan polusi sangat menentukan maksimal arus listrik
yang dihasilakan dari panel surya.
Agar mendapatkan energi listrik secara maksimal maka panel surya harus
disetting ke arah tertentu untuk mendapatkan cahaya matahari secara optimal.
Sebagai panduan,lokasi yang berada dibelahan utara garis bujur, maka
panel/deretan PV sebaiknya diorientasikan ke arah selatan. Jika diorientasikan ke
arah tenggara panel surya juga dapat menghasilkan sejumlah energi listrik tetapi
tidak akan mendapatkan cahaya matahari secara optimal.
Dengan mengatur posisi sinar matahari agar jatuh tepat ke sebuah permukaan
panel surya secara tegak lurus akan mendapatkan energi maksimum ± 1000 W/m2
42
atau 1 kW/m2. Jika tidak dapat menjaga ketegak lurusan antara sinar matahari
dengan bidang panel surya, maka dibutuhkan bidang permukaan panel surya yang
lebih luas. Panel surya yang berada di daerah khatulistiwa (latitude 0 derajat) jika
diletakkan pada posisi mendatar (tilt angle = 0) akan menghasilkan energi
maksimum, sedangkan untuk lokasi dengan latitude berbeda harus dicarikan tilt
angle yang optimal.
(Sumber: Jurnal Pengabdian LPPM Untag Surabaya Nopember 2015, Vol. 01,
No. 02, hal 193 – 202)
karena biasanya ada 'diode protection' yang hanya melewatkan arus listrik DC
dari panel surya ke baterai, bukan sebaliknya.
2.5.6. Battery
Baterai adalah alat yang menyimpan daya listrik arus DC yang dihasilkan oleh
panel surya dengan menggunakan solar charger controller sebagai indikator level
baterai yang tidak segeran digunakan oleh beban. Komponen baterai kadang-
kadang dinamakan akumulator (accumulator). Baterai menyimpan listrik dalam
bentuk daya kimia. Baterai yang paling biasa digunakan dalam aplikasi surya
adalah baterai yang bebas pemeliharaan bertimbal asam (maintenance-free lead-
acid batteries), yang juga dinamakan baterai recombinant atau VRLA (klep
pengatur asam timbal atau valve regulated lead acid). Baterai terbentuk oleh
sekelompok elemen atau sel yang diletakan secara seri.
Ada beberapa jenis battery di pasaran yaitu jenis aki basah /konvensional, hybrid
dan MF (Maintenance Free). Pada umumnya aki basah /konvensional b
menggunakan asam sulfat (H2SO4) dalam bentuk cair. Sedangkan aki MF sering
disebut juga aki kering karena asam sulfatnya sudah dalam bentuk gel. Dalam hal
mempertimbangkan posisi penempatan kedudukan maka aki kering tidak
mempunyai kendala, lain halnya dengan aki basah. Aki konvensional kandungan
timbalnya (Pb) juga masih tinggi sekitar 2,5% untuk masing-masing sel positif
dan negatif. Sedangkan jenis hybrid kandungan timbalnya sudah dikurangi
menjadi masing-masing 1,7%, hanya saja sel negatifnya sudah ditambahkan unsur
Calsium. Sedangkan aki MF sel positifnya memakai timbal 1,7% tetapi sel
negatifnya sudah tidak memakai timbal melainkan Calsium sebesar 1,7%. Pada
Calsium battery Asam Sulfatnya (H2SO4) masih berbentuk cairan, hanya saja
hampir tidak memerlukan perawatan karena tingkat penguapannya kecil sekali
dan dikondensasi kembali. Teknologi sekarang bahkan sudah memakai bahan
silver untuk campuran sel negatifnya. Usia baterai tergantung dari DOD (Depth of
Discharge). Semakin besar nilai DOD baterai maka akan semakin awet.
Pada saat pemilihan baterai ada beberapa yang harus diperhatikan yaitu :
Penghantar adalah suatu alat yang digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari
sumber menuju beban dan peralatan listrik lainnya. Penghantar banyak sekali
jenis dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Pada umumnya jenis
penghantar yang digunakan di instalasi rumah tinggal yaitu kabel jenis NYA
ataupun NYM. Jika menggunakan kabel jenis NYA maka harus dimasukkan ke
dalam pipa PVC. Dalam menentukan luas penampang penghantar faktor utama
yang harus diperhatikan adalah arus yang mengalir. Apabila penghantar tersebut
digunakan untuk mengalirkan arus listrik dalam jarak yang jauh maka perlu juga
diperhatikan faktor jatuh tegangan. Hubungan antar ukuran luas penampang
penghantar dengan Kemampuan Hantar arus (KHA)-nya dapat dilihat secara
detail di PUIL 2000 Tabel 3.7-1 (Lampiran 6.)
48
MCB merupakan suatu alat proteksi yang berfungsi sebagai pengaman penghantar
dan peralatan listrik lainnya pada tegangan rendah, MCB bekerja sebagai pemutus
apabila terjadi beban arus listrik lebih dan hubung singkat, rating parameter MCB
yang ada cukup bervariasi mulai dari 2 A sampai dengan 63 A, penentuan rating
MCB harus memperhatikan arus nominal beban. Selain itu rating MCB juga tidak
boleh melebihi KHA dari penghantar yang diamaankannya. Berdasarkan jumlah
fasanya, MCB pada umumnya terdiri dari MCB satu fasa dan MCB tiga fasa.
Fungsi Instrumen ini adalah alat untuk mengukur besar tegangan listrik dan arus
listrik dalam suatu rangkaian listrik. Hal ini juga memiliki fungsi penting sebagai
penanda atau pengukur pada sumber tegangan listrik pada Miniatur Mobil Listrik
TR-15 yaitu Baterry. Sehingga kita akan tahu apakah baterai masih baik atau
perlu diganti atau tidaknya serta dapat memonitor penggunaan arus listrik yang
dipergunakan sehingga tidak melebihi dari batas yang telah ditentukan.
Dengan Volt / Amperemeter digital ini, kita akan tahu tegangan atau voltase aki
saat sebelum dan sesudah menyalakan lampu serta perangkat instrumen lainnya
yang ada pada Miniatur Mobil Listrik TR-15. Dalam hal ini Digital Volt / Ampere
meter digunakan sebagai instrumen yang mendeteksi tegangan dan kuat arus yang
mengalir pada Motor DC.
49
Pada dasarnya instrumen ini berfungi untuk memonitoring suhu pada Miniatur
Mobil Listrik TR-15, sehingga pada sistem kontrol dapat termonitor apabila
terjadi perubahan suhu yang secara tiba-tiba meningkat.
(Sumber : Analisis Sistem Kontrol Motor Dc Sebagai Fungsi Daya Dan Tegangan
Terhadap Kalor, Akhmad Dzakwan, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri
Lampung)
50
Alat ini digunakan sebagai perimeter pengendara untuk mengetahui sistem sudah
berfungsi atau tidaknya, selain itu digunakan sebagai sinyal bagi pengendara jika
terjadi gangguan pada Motor DC (Over heat). Oleh karena itu indikator ini
difungsikan sebagai sistem keamanan pada miniatur mobil listrik TR-15.
Selain itu untuk instrumen lainnya yang terdapat pada rancang bangun Miniatur
Mobil Listrik TR-15 yaitu menggunakan lampu indikator jenis pijar (Bulb)
sebagai pemberi sinyal belok, sinyal saat pengereman, sinyal bahaya dan pemberi
sinyal saat arah mundur.
51
Pada prinsipnya peralatan ini digunakan untuk pengisian baterai pada miniatur
mobil listrik TR-15, ini baru dapat dipergunakan apabila waktu malam hari.
Sistem pengisiannya pun terpisah dengan sistem kontrol (stand alone), pada
bagian peralatan ini sudah dilengkapi dengan battery indikator serta pengisian
otomatis jika kondisi sudah penuh.
Instrumen ini digunakan pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15
sebagai monitor tegangan pada sumber tegangan yaitu baterai. Instrumen ini
bekerja karena adanya Tegangan DC yang mengalir melalui jaringan kabel yang
menuju kaki (terminal pada instrumen tersebut) yang terdiri dari Positif (+) dan
Negatif (-). Jarum pada instrumen ini akan langsung menunjukan angka sesuai
dengan Tegangan Baterai yang terpasang pada sistem kontrol Miniatur Mobil
Listrik TR-15. Instrumen ini juga berfungsi sebagai pemberi indikator tegangan
pada Baterai jika tegangan menunjukan dibawah standar maka perlu dilakukan
penggantian Baterai.
Instrumen ini digunakan pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15
sebagai monitor tegangan pada sumber tegangan Baterai. Instrumen ini bekerja
karena adanya Tegangan DC yang mengalir melalui jaringan kabel yang menuju
kaki (terminal pada instrumen tersebut) yang terdiri dari Positif (+) dan Negatif (-)
yang terhubung dengan baterai.
BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk jenis penelitian yang dilakukan adalah pada perancangan sistem kontrol
dan instrumen pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15 sebagai
penunjang performa sistem kontrol.
1. Waktu
Untuk waktu pekerjaan pembuatan miniatur mobil listrik TR-15, dikerjakan pada
malam hari dikarenakan pagi hari hingga sore digunakan untuk aktivitas dari Tim
Teknik dari, selesai pulang kerja kami mulai melakukan pekerjaan dari jam 18:30
sampai dengan 24:00 WIB, dengan hari-hari tertentu (tidak setiap hari).
2. Tempat Penelitian
Metode serta Langkah Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1) Metode pelaksanaan.
2) Metode perancangan dan pengujian sistem kontrol.
3) Metode pengumpulan data.
54
55
Pada gambar 3.1 adalah flowchart dari pada langkah-langkah kerja dalam
pembuatan miniatur mobil listrik TR-15 yang dirancang dari design hingga
perakitan rangka sampai pemasangan komponen-komponen dan sistem kontrol
yang terdapat pada miniatur mobil listrik TR-15, setelah itu melakukan uji coba
pada miniatur mobil listrik TR-15 dimulai dengan mengukur kecepatan maksimal,
mengukur waktu ketahanan battery dengan beban terpasang pada miniatur mobil
listrik TR-15, memastikan fungsi sistem kontrol dan instrumen berfungsi dengan
baik dan aman.
Pada tahapan ini harus benar-benar diperhitungkan mulai dari design, bobot
kendaraan, penggunaan motor DC yang sesuai dengan spesifikasi, serta sistem
kontrol dan instrumen yang akan diimplementasikan pada rancang bangun
Miniatur Mobil Listrik TR-15.
Berikut gambar dibawah ini adalah perancangan design miniatur mobil listrik
tenaga surya TR-15, dengan menggunakan besi hollow sebagai kerangka, serta
penggunaan sistem kontrol dan instrumen sebagai penunjang performa pada
rancang bangun miniatur mobil listrik TR-15.
Pada gambar 3.3 merupakan proses pembuatan rangka bawah sesuai dengan
perencanaan design, dengan dimensi panjang 140 cm dengan lebar 80 cm. Jenis
besi yang digunakan untuk membuat rangka yaitu menggunakan besi hollow
dengan ukuran 2 x 2 cm, 2 x 4 cm dan 4 x 4 cm, dengan ketebalan masing-masing
2 mm agar mudah dalam proses penyambungan / pengelasan serta pembentukan
design miniatur mobil listrik TR-15. Untuk rangka bagian bawah sebagai pondasi
mobil menggunakan besi hollow ukuran 4x4 cm, seperti pada gambar 3.3
merupakan tahapan awal dari pembuatan suatu rangka miniatur mobil listrik TR-
15. Sedangkan pada gambar 3.4 kelanjutan dari gambar 3.3 melakukan proses
pengelasan bagian-bagian dari pembentukan dan kedudukan rangka mobil listrik
tersebut, sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh.
59
Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan roda belakang dan roda depan, roda
yang kita gunakan berdiameter 14 inch, dengan sistem pengereman (rem) cakram
menggunakan sistem pengereman sepeda motor (disc brake), kemudian untuk
setir kemudi yang digunakan menggunakan setir kemudi mobil suzuki katana
yang dilengkapi dengan asesoris klakson. Setelah itu pembuatan kedudukan motor
DC yang terhubung dengan sistem transmisi mekanik, pada sistem transmisi ini
berfungsi untuk membalikan putaran motor DC menjadi maju maupun mundur
menggunakan sistem mekanikal, yaitu dengan pengoperasian tuas pedal untuk
merubah posisi bergerak baik maju maupun mundur.
Material terpasang pada miniatur mobil listrik TR-15 seperti pada tabel 3.2.
60
Tabel 3.2. Material pada Sistem Mekanikal Miniatur Mobil Listrik TR-15.
Dari hasil material yang terdapat ditabel, maka didapat suatu rangka miniatur
mobil listrik TR-15 beserta solar cell yang telah dirancang dengan panjang mobil
224 cm, lebar 103 cm dan tinggi 130 cm, dengan berat total bobot rangka
ditambah solar cell seberat 80 Kg.
Pada sistem ini menentukan daya listrik yang dihasilkan dalam solar cell hingga
dapat mencharger battery yang dihasilkan untuk disuplay kebeban motor DC dan
instrumen kontrol lainnya yang membutuhkan energi listrik. Kemudian
menentukan jenis/ merk serta kapasitas komponen-komponen elektrikal yang
digunakan dalam perancangannya.
Setelah didapatkan hasil estimasi perhitungan daya input maupun output pada
sistem mobil listrik tenaga surya, maka langkah selanjutkannya adalah
mengadakan spare part elektrikal, adapun komponen-komponen elektrikal pada
miniatur mobil listrik TR-15 dengan spesifikasi jenis dan ukurannya seperti pada
tabel 3.3.
Tabel 3.3. Material Sistem Elektrikal Pada Miniatur Mobil Listrik TR-15
Pada sistem ini merancang distribusi energi listrik yang dihasilkan oleh solar cell
dalam mencharger battery untuk disuplay ke sistem kontrol dan instrumen
pendukung agar dapat memberikan indikator-indikator tentang penerangan,
kecepatan, suhu, alat ukur sebagai monitoring dan pengamanan dalam
pengoperasian miniatur mobil listrik TR-15.
Gambar 3.6. Instrumen dan Sistem Kontrol Miniatur Mobil Listrik TR-15
Dalam miniatur mobil listrik TR-15 ini sumber daya listrik berasal dari 2 buah
baterai masing-masing 12 VDC 50 Ah, tegangan yang dihasilkan dari baterai
pada rancangan ini tidak langsung terhubung dengan motor penggerak tetapi
masuk terlebih dahulu kedalam rangkaian kontrol yang berguna untuk mengatur
performa dari motor penggerak tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Selain terdapat rangkaian kontrol untuk penggerak motor terdapat pula beberapa
peralatan instrumen pendukung yang berfungsi sebagai penunjang performa dan
keamanan pada sistem miniatur mobil listrik TR-15. Adapun peralatan instrumen
ini berfungsi sebagai :
1. Memonitor tegangan listrik, arus listrik, suhu dan pemberi sinyal saat
miniatur mobil listrik TR-15 bekerja.
2. Mengetahui tingkat dari kapasitas baterai, serta waktu yang dibutuhkan
battery baik saat digunakan maupun saat pengisian.
65
Dalam suatu sistem elektrikal pada miniatur mobil listrik TR-15, merupakan
komponen yang sangat penting dalam struktur pembuatan miniatur mobil listrik,
bisa dikatakan sebagai jantungnya dalam suatu organ tubuh, karena mengatur
dimana daya listrik yang dihasilkan hingga daya listrik yang digunakan dari solar
cell hingga beban pemakaian untuk motor DC dan sistem kontrol instrumen
lainnya, terutama dalam pemilihan komponen- komponen yang sesuai dengan
kondisi miniatur mobil listrik TR-15. Dibawah ini adalah spesifikasi komponen-
komponen utama dan estimasi perhitungan yang digunakan.
Pada umumnya kekuatan sumber listrik dalam suatu sistem PLTS terdapat pada
kekuatan baterai , dimana baterai bisa mendapat charger yang cukup untuk
disuplay ke komponen-komponen yang membutuhkan energi listrik seperti motor
66
DC dan sistem kontrol instrumen lainnya, oleh karena itu baterry merupakan
komponen terpenting sehingga perlu perhitungan yang cermat dalam
penentuannya.
Untuk baterai yang terpasang pada miniatur mobil listrik tenaga surya TR-15
berkapasitas 12 V, 50 Ah, sebanyak 2 buah (1200 Watt dengan baterai dirangkai
paralel), dalam penggunaan daya baterai, agar tidak mudah rusak untuk
penggunaannya dengan mekanisme DoD (Depth of Descharge) yang dibolehkan
maksimal sebesar 80 % untuk mempertahankan masa baterai deep cycle agar
penting untuk mengetahui bahwa semakin sepenuhnya discharge baterai, semakin
kemungkinan bahwa itu akan menurunkan dengan cepat, sehingga daya listrik
yang terpakai maksimal adalah: 2 buah x 50 Ah x 12 Volt x 80% = 960 Watt
Hour. Dengan demikian kita dapat menentukan berapa kapasitas solar cell yang
digunakan dalam mencharge baterai dan suplay energi listrik yang digunakan
motor DC dan sistem kontrol instrumen lainnya yang membutuhkan listrik.
Spesifikasi jenis baterai yang digunakan merupakan jenis baterai kering merk
Yuasa MF 48D26R-N50 dengan ukuran panjang 25 cm, lebar 16 cm dan tinggi 20
cm dan berat bobot 15 Kg. Jenis baterai ini sangat tahan lama masa penggunaanya
sekitar 2 tahun dan mudah dalam perawatannya.
67
Dalam pengisian baterai untuk mengetahui lama pemakaian yang digunakan dapat
dihitung dengan rumus dibawah ini:
..................................................................(3.1)
Dimana:
Ta = Lamanya pengisian baterai (Hours)
C = Besarnya kapasitas baterai (Ampere hours)
I = Besarnya arus penggunaan ke baterai (Ampere)
(Suwandi, 2017)
Dari rumus diatas dapat dihitung berapa lama waktu yang diperoleh dalam
mencharger baterai dalam keadaan low baterai, seperti perhitungan dibawah ini:
Jika, C = 50 Ah
I = 10 Ampere
Penggunaan spesifikasi solar cell dalam pembutan miniatur mobil listrik tenaga
surya TR-15, harus disesuaikan dengan luas atap rangka mobil listrk tenaga surya
tersebut, setelah melakukan pengukuran dan kecocokan untuk solar cell
memerlukan ukuran modul solar cell seluas 150 cm x 60 cm.
Berdasarkan ukuran luas modul solar cell didapat, maka spesifikasi solar cell
yang digunakan dalam mininiatur mobil listrik tenaga surya TR-15, menggunakan
merk KSI modul KSM 140-36-01 made in Korea, dengan area luas 146 cm x 66
cm, untuk 1 modul solar cell terdiri dari 4 baris cell surya yang setiap 1 baris
berjumlah 9 cell surya sehingga terdapat 36 cell surya bagian yang dirangkai seri
pada setiap kolomnya dengan jumlah 9 sel surya dan parelel pada setiap barisnya
berjumlah 4 baris.
68
Gambar diatas adalah solar cell yang digunakan dalam miniatur mobil listrik
tenaga surya TR-15. Adapun spesifikasinya sebagai berikut:
Keterangan:
Modul surya akan menghasilkan arus listrik maksimum apabila tidak ada
komponen Tahanan (R) pada rangkaian, dengan kata lain kita akan menghubung-
singkatkan kutub positif dan kutub negatif. Arus maksimum biasa disebut sebagai
arus hubung singkat (Isc) yang terjadi pada saat tegangan modul surya sama
dengan nol (V=0). Sebaliknya, tegangan maksimum dihasilkan pada saat
rangkaian tidak terhubung. Tegangan ini disebut sebagai tegangan terbuka (Voc),
pada kondisi ini tahanan R sangatlah besar dan tidak ada sama sekali arus yang
mengalir karena rangkaian listrik tidak terhubung atau dengan kondisi terbuka.
Dari spesifikasi solar cell tersebut dapat dihitung berapa setiap bagian sel surya
yang dihasilkan seperti perhitungan dibawah ini:
69
Daya keluar setiap cell surya adalah: 140 Wp/36 cell surya = 3,8 Wp.
Tiap bagian baris cell surya terdiri dari 9 cell surya yang dirangkai seri,
maka V baris = 18,2 Volt
Dengan demikian arus (I) yang dikeluarkan setiap bagian cell surya
adalah: Daya setiap sel surya dibagi tegangan tiap cell surya
Dari data spesifikasi yang ada pada solar cell, maka dapat kita hitung berapa
Watt/m2 yang dihasilkan intensitas cahaya untuk diserap pada modul solar cell
dengan ukuran 140 cm x 60 cm. Dengan rumus:
..............................................(3.2)
Dimana:
Ir = Intensitas cahaya matahari (Watt/m2)
P = Daya rata-rata setiap modul (W).
A = Luas penampang modul (m2).
Ir = P/A = 140 W/ (140 cm x 60 cm ) = 140 W/ 8400 cm2 = 140 W/ 0,84 m2 =
166,6 Watt/m2.
Maka modul solar cell dapat menyerap intensitas cahaya matahari 166,6
Watt/m2.
70
Setelah solar cell sudah dapat diketahui kapasitas yang dihasilkan, langkah
berikutnya menentukan kapasitas SCC (solar charge controller) yang sesuai dan
maksimal dalam penchargeran solar cell ke baterai, karena harus
memperhitungkan output solar cell yang akan menjadi input SCC.
Oleh karena itu sesuai dengan spesifikasi yang terdapat pada solar cell dengan
hasil perhitungan, maka untuk perancangan minitur mobil listrik tenaga surya TR-
15 menggunakan SSC jenis MPPT (Maximun Power Point Tracker) berkapasitas
10 Ampere dengan merk Tracer. Berikut dibawah ini adalah spesifikasinya:
Type : Tracer-1210RN
Voltage : 12/24 Volt
Current : 10 Ampere
MAX.PV Input Power : 130 W (12V), 260 W (24 V)
Dari spesifikasi diatas didapatkan bahwa SCC ini dapat bekerja pada tegangan
listrik 12 V dan 24 V, untuk tegangan listrik 12 Volt maksimal daya masukan
modul solar cell 130 Watt sedangkan untuk tegangan listrik 24 Volt maksimal
daya masukan modul solar cell 260 Watt, dengan kapasitas beban 10 Ampere.
71
Dari gambar 3.6. terdapat bagian-bagian yang memilki fungsi dan kegunaannya
seperti keterangan berikut dibawah ini:
No. 3 : Sensor Suhu (Ukur suhu sekitar dan lakukan kompensasi suhu
untuk pengisian daya dan pemakaian).
Seperti pada gambar 3.10 dan gambar 3.12 menjelaskan spesifikasi dari motor DC
permanent magnet yang digunakan dalam perancangan miniatur mobil listrik.
Spesifikasi ukuran panjang 42 cm, lebar 10 cm dan tinggi 13 cm, serta As motor
20 mm terhubung gear box dengan rasio 17, memiliki berat bobot 18 Kg, untuk
spesifikasi elektrikal motor DC ini mempumyai tegangan input 24 Volt, daya
listrik 0,37 KW, beban 18,6 Ampere dengan putaran motor DC 3000 RPM, maka
dari keluaran gear box dengan rasio 17 dapat diketahui putaran output pada gear
box sebesar 3000 RPM/ 17 (rasio) = 176 RPM.
74
Untuk menentukan suatu penghantar dalam instalasi miniatur mobil listrik tenaga
surya dapat dilihat dengan nilai hubung singkat yang tertera dari solar cell
tersebut (Isc = 8,3 Ampere), sesuai dengan aturan PUIL (peraturan undang-
undang instalasi listrik) tahun 2000 maka konduktor yang digunakan berukuran
luas penampang 2,5 mm2, dengan KHA (kemampuan hantaran arus) sebesar 20
Ampere, sehingga pengaman MCB yang digunakan adalah sebesar 16 Ampere 1
phasa. (Hakim, 2017)
75
Pada gambar 3.14 merupakan instalasi elektrikal dari miniatur mobil listrik tenaga
surya TR-15
SCC sebagai controller charge yang mensuplai daya listrik kebeban, maupun
menerima energi listrik dari solar cell untuk didistribusikan kebeban terutama
untuk panggerak motor DC dan instrument pendukung lainnya.
Solar cell menghasilkan energi listrik yang telah dikonversikan dari intensitas
cahaya matahari untuk disalurkan ke SCC, SCC sebagai kontrol yang memiliki
peranan penting dalam mengatur tegangan listrik yang masuk dengan tegangan
listrik yang keluar agar proses pengisiian energi listrik ke baterai terpenuhi
dengan baik, SCC juga akan mendikteksi apabila baterai low saat pemakaian
dengan sinyal lamp pada indikator akan menyala, setelah tercukupi daya listrik
pada baterai mengaliri ke beban-beban listrik yang menggunakan dengan baik,
proses ini berlangsung kontinyu tergantung dari kondisi intensitas cahaya
matahari.
76
Sistem PLTS ini, memakai sistem on grid pada instalasi electrical, sehingga
dilengkapi dengan charge control dari suplai PLN yang mana sebagai back-up
apabila daya listrik solar cell tidak dapat menghasilkan karena mendung dan
hujan, serta pada malam hari, untuk menjaga kestabilan pada daya listrik dibaterai
sehingga miniatur mobil listrik tenaga surya ini dapat digunakan. Adapun sistem
pengoperannya masih menggunakan sistem manual (bongkar pasang saat
peralihan mencharge dengan suplay PLN).
Pada bab ini dibahas hasil dari pengujian sistem kontrol dan alat-alat instrumen
sebagai pendukung performa serta sistem keamanan dari Miniatur Mobil Listrik
TR-15. Implementasi Skripsi Jurusan Teknik Elektro ini dilakukan di area
bengkel Teknik yang berlokasi di area Keong Emas Taman Mini Indonesia Indah
Jakarta. Dengan menggunakan sistem peralatan Instrumen pada Miniatur Mobil
Listrik TR-15 ini mampu memonitor seluruh sistem kontrol yang terpasang pada
rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15 sebagai penunjuang performa dan
sistem keamanan dalam berkendara.
Tahapan ini akan dijelaskan secara detail tentang pengujian sistem kontrol dan
instrumen yang terpasang pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15,
sistem kontrol dan instrumen yang terpasang dapat bekerja dengan baik dan aman
apabila saat mulai design, instalasi serta pemilihan peralatan yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan berjalan dengan baik begitu pula sebaliknya.
Sebelum membuat sistem rangkaian kontrol pada rancng bangun Miniatur Mobil
Listrik TR-15 sebagai penunjang performa dan keselamatan dalam berkendara
terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap instalasi kabel dan seluruh peralatan
instrumen yang akan di implementasikan pada rancang bangun Miniatur Mobil
Listrik TR-15.
Berikut parameter yang digunakan pada simulasi pengukuran instalasi kabel yang
terpasang pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15. Hal ini dilakukan
agar pada saat pemasangan instalasi kabel tidak mengalami gangguan dalam
rancang bangun sistem kontrol pada Miniatur Mobil Listrik TR-15. Lebih jelasnya
akan dijelaskan dalam tabel 4.1.
78
79
INSTALASI
TERPASANG
NO NAMA TYPE/MODEL KETERANGAN
TIDAK
BAIK
BAIK
√ - Multitester.
- Sebagai sinyal
lampu (+)
√ - Multitester.
- Sebagai sinyal
lampu (-).
√ - Multitester.
- Sebagai power
Baterai (+)
√ - Multitester.
- Sebagai power
Baterai (-).
obeng (+).
- Sebagai koneksi
kabel kontrol.
√ - - Sebagai power
output (+) ke
solar charge
controller.
√ - - Sebagai power
output (-) ke
solar charge
controller.
Dari hasil tabel tersebut didapat hasil untuk pemasangan instalasi kabel pada
rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15 menunjukan hasil Baik sehingga
dapat dilanjutkan ke tahapan / proses selanjutnya yaitu pemasangan sistem kontrol
dan instrumen pada Mobil Listrik TR-15.
81
1) Mengukur dari masing-masing ujung kabel apakah kabel kondisi baik atau
tidaknya yaitu dengan menggunakan Multimeter (alat ukur yang
digunakan type digital Sanwa CD800a).
3) Jika pada bagian ujung kabel dihubungkan pada Multimeter dan terdapat
sinyal bunyi yang keluar maka hal ini menunjukan bahwa kabel dalam
keadaan baik.
Mulai
Menyiapkan Wiring,
Material Kabel &
Asesoris
Pengujian kualitas
Instalasi kabel
terpasang
Selesai
Power supply yang digunakan pada sistem kontrol Miniatur Mobil Listrik TR-15
adalah menggunakan sumber tegangan DC dari Baterai kering sebanyak 2 buah
dengan masing-masing kapasitas Baterai 50 Ah (Yuasa MF 48D26R-N50, 12 V,
50 AH) yang dirangkai secara pararel. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan
tegangan yang tetap tetapi untuk kapasitas beban (Ampere) besar sehingga waktu
serta jarak yang ditempuh oleh Miniatur Mobil Listrik TR-15 menjadi lebih lama.
kapasitas 500 Watt yang dihubungkan ke sumber tegangan utama (Baterai) yang
terpasang pada rancang bangun sistem kontrol Miniatur Mobil Listrik TR-15,
dikarenakan pada bagian motor listrik menggunakan sumber tegangan 24 VDC.
Serta yang perlu juga diperhatikan adalah tegangan keluaran yang dihasilkan oleh
solar panel menuju solar charge controller sebagai pengisian tegangan ke Baterai.
TEGANGAN
BEBAN
NO ALAT MODEL/TYPE (VDC)
(AMPERE)
IN OUT
1 Baterai Yuasa MF 48D26R-
12,68 12,68
N50, 12 V, 50 AH
2 DC Booster Step DC-DC Boost
Up Converter 12,68 24,90 0,21
DC12/500W/DC24
3 Solar Charge Tracer MPPT-
12,68 12,67
Controller 1210RN
TEGANGAN
BEBAN
NO ALAT MODEL/TYPE (VDC)
(AMPERE)
IN OUT
1 Baterai Yuasa MF 48D26R- 11,80 11,80
N50, 12 V, 50 AH
2 DC Booster Step DC-DC Boost 11,80 24,35
Up Converter 17,80
DC12/500W/DC24
3 Solar Charge Tracer MPPT- 11,80 11,76
Controller 1210RN
86
Dari hasil simulasi dan tabel diatas dapat didapat analisa sebagai berikut :
3) Terjadi selisih pada Tegangan dan kuat Arus yang mengalir pada sistem
kontrol Miniatur Mobil Listrik TR-15.
Sehingga :
x 100 % = -7 %
5) Terjadi kenaikan pada kuat Arus Listrik yang mengalir pada sistem kontrol
Miniatur Mobil Listrik TR-15 sebesar 8.376 %, dengan perhitungan
sebagai berikut :
Kuat Arus Listrik saat tidak terbebani Motor DC sebesar 0,21 Ampere.
x 100 % = 8,376 %
Di bawah ini parameter yang digunakan pada simulasi pengujian terhadap Sistem
Kontrol pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15, Hal ini dilakukan
agar pada saat implementasi rangkaian kontrol dapat berfungsi secara baik sesuai
dengan yang telah direncanakan serta dapat memberikan sinyal input atau output
ke masing-masing instrumen dan motor DC. Lebih jelasnya akan dijelaskan dalam
tabel 4.4.
TEGANGAN
NO ALAT FUNGSI (VDC)
IN OUT
1 MCB 20A Proteksi Sumber Utama 12,68 12,68
2 Solar Charge Sistem pengisian ke Baterai
12,68 12,67
Controller
3 Selector Switch Sebagai power kontrol utama 12,68 12,68
4 Emergency Button Tombol Darurat 12,68 12,68
5 Switch Lamp Sebagai penerangan lampu
12,68 12,68
depan
6 Toggle Switch Sinyal lampu belok 12,68 12,68
88
Mulai
Menyiapkan Single
Diagram, Perangkat Sistem
Kontrol & Instrumen
Ya
Selesai
Cara kerja dari Sistem Kontrol dan Instrumen pada rancang bangun Miniatur
Mobil Listrik TR-15 adalah sebagai berikut :
1) Pada saat MCB Baterai di ON kan secara langsung tegangan 12 VDC dari
Baterai akan langsung mensuplai ke seluruh peralatan kontrol dan
instrumen.
2) Tegangan keluaran (Vout) dari Solar Panel di terima oleh Solar Charge
Controller kemudian diteruskan ke pengisian Baterai dan ke pemakaian
(beban). Dari tegangan keluaran beban (Vload) kemudian dilanjutkan ke
DC Boost Converter 12 VDC ke 24 VDC yang berfungsi sebagai power
Step Up Tegangan untuk mengaktifkan DC Motor Controller yaitu
menggunakan tegangan 24 VDC.
Sistem pengaman pada suatu rangkaian Sistem Kontrol adalah berperan sangat
penting, hal ini dikarenakan saat terjadi tegangan/arus berlebih, dan hubungan
singkat pada sistem kontrol dapat diantisipasi terlebih dahulu sehingga tidak
merusak ke perangkat elektronik lainnya.
BATAS PENGUKURAN
NO ALAT
MAKSIMUM 1 2 3
1 MCB 20 A 17,80 17,78 17,85
2 FUSE 20 A 0,21 0,22 0,21
3 DIGITAL
40 ⁰C 33,2 ⁰C 34,1 ⁰C 34,5 ⁰C
TEMPERATUR
17,85
17,86
17,84
17,82 17,8
17,8 17,78
17,78
17,76
17,74
PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 PENGUKURAN 3
34,5
34,6
34,4 34,1
34,2
34
33,8
33,6
33,2
33,4
33,2
33
32,8
32,6
32,4
PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 PENGUKURAN 3
Tahapan berikutnya adalah pengujian pada sistem kontrol tanpa beban motor DC.
Pengukuran dilakukan pada terminal kabel Input menuju motor DC. Adapun
parameter yang dilakukan untuk pengujian tersebut seperti terlihat pada tabel 4.6.
93
Sudut pada
Output Tegangan yang Putaran Motor
NO Throttle Keterangan
dihasilkan (VDC) DC (Rpm)
Acceleration (⁰)
1 45 0 0 Kondisi OFF
2 35 10,20 88 Tanpa beban
5 25 15,10 127,2 Tanpa beban
6 20 20,48 167,5 Tanpa beban
Tanpa beban
7 15 24 203 dengan injakan
pedal Full
Untuk pengujian yang dilakukan adalah tanpa beban motor DC, untuk grafik
seperti terlihat dibawah ini.
203
167,5
127,2
88
45
0 10,2
35 15,1 20,48 24
25 20 15
1 2 3 4 5
Tahapan berikutnya adalah pengujian pada sistem kontrol tanpa beban motor DC.
Adapun parameter yang dilakukan untuk pengujian tersebut seperti terlihat pada
tabel 4.7.
Untuk pengujian yang dilakukan adalah tanpa beban motor DC, untuk grafik
seperti terlihat dibawah ini.
48 65
20 37
45
0 10,2
35 15,1 20,48 24
25 20 15
1 2 3 4 5
Dari data tersebut diatas telihat adanya perbedaan saat Pengujian Sistem Kontrol
baik tanpa beban Motor DC maupun dengan beban Motor DC. Adapun hasil
analisa adanya perbedaan hasil pengukuran dapat disampaikan sebagai berikut :
2) Throttle (pedal gas) pada posisi sudut 40⁰ untuk tegangan yang dihasilkan
DC Motor Controller adalah 0 VDC, sedangkan pada posisi sudut 15⁰
tegangan yang dihasilkan oleh DC Motor Controller adalah sebesar 24
VDC. Ini adalah tegangan kerja maksimal yang dihasilkan oleh Throttle
(pedal gas) yang berfungsi sebagai regulator tegangan untuk akselerasi
dari rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15. Untuk tegangan kerja
dari perangkat Throttle itu sendiri adalah sebesar 5 VDC.
x 100 % = -71 %.
9) Total berat Miniatur Mobil Listrik TR-15 dapat dilihat pada tabel 4.8.
TOTAL
BERAT
NO MATERIAL JUMLAH BERAT
(KG)
(KG)
1 Mobil + Solar
1 lot 100 100
Panel
2 Baterai 12V,
2 buah 15 30
50 Ah
3 Motor DC 1 unit 20 20
4 Pengemudi 1 orang 70 70
TOTAL 220
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
98
99
5.2. Saran
Adapun saran yang disampaikan oleh penulis dalam penelitian Miniatur Mobil
Listrik TR-15 adalah sebagai berikut :
3) Pada bagian sistem penggerak mekanik (gear dan rantai) harus diterapkan
sistem pengaturan ketegangan rantai baik saat kondisi maju maupun
mundur, sehingga dapat bekerja dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, N., & Agustina, S. (2013). Perancangan Setting Rele Proteksi Arus
Lebih Pada Motor Listrik Industri. Perancangan Setting Rele Proteksi Arus
Lebih Pada Motor Listrik Industri, 15(1), 40–46.
https://doi.org/10.12777/transmisi.15.1.40-46
Putut Jatmiko Dwi Prasetio dan Nina Wulandari. (2016). Rancang Bangun Mobil
Surya V-1CT0RY-POLINERI. Jurnal Teknik Mesin, 5, 1–15.
LAMPIRAN
SUN
SOLAR DC MOTOR
BATTERY
PANEL 24 VDC
TO CHAIN
TO
WHEELS
102