Anda di halaman 1dari 107

SISTEM KONTROL DAN INSTRUMEN PADA RANCANG

BANGUN MINIATUR MOBIL LISTRIK TR-15

SKRIPSI

TEKNIK ELEKTRO
ELEKTRONIKA

Skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar sarjana

TRIYOTO
NPM. 152220027

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK & ILMU KOMPUTER
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN JAKARTA
2020
i

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa berdasarkan hasil penelusuran


berbagai karya ilmiah, gagasan dan masalah ilmiah yang diteliti dan diulas di
dalam Naskah Skripsi ini adalah asli dari pemikiran saya. Tidak terdapat karya
ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik
disuatu PerguruanTinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam
naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata didalam naskah Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
jiplakan, saya bersedia Skripsi dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (UUNo. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan
pasal 70).

Jakarta, 26 Januari 2020

Mahasiswa,

TRIYOTO
NPM. 152220027
ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : TRIYOTO
NPM : 152220027
Jurusan : Teknik Elekro
Judul Skripsi : Sistem Kontrol dan Instrumen pada Rancang
Bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
pada jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Institut
Teknologi dan Kesehatan Jakarta.

DEWAN PEMBIMBING

Pembimbing 1 : Mauludi Manfaluthy, S.T., M.T. ( )

Pembimbing 2 : Ir. M. Syukur Siregar, M.M., M.T. ( )

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 24 Februari 2020
iii

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Tesis ini diajukan oleh :


Nama : TRIYOTO
NPM : 152220027
Jurusan : Teknik Elektro
Judul Skripsi : Sistem Kontrol dan Instrumen Pada Rancang
Bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu
pada jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Institut
Teknologi dan Kesehatan Jakarta.

DEWAN PENGUJI

Penguji 1 : Drs. Rum Sapundani, M.Si. ( )

Penguji 2 : Dwi Priyokusumo, S.T., M.T. ( )

Penguji 3 : Sinka Wilyanti, S.T., M.T. ( )

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 24 Februari 2020
iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Jurusan
Teknik Elektro pada Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer. Saya menyadari bahwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai
pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi
ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Bapak Mauludi Manfaluty, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing 1 dan
Ketua Jurusan Teknik Elektro yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan
pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini.
(2) Bapak Ir. M. Syukur Siregar, M.M., M.T. selaku dosen pembimbing 2 yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya
dalam penyusunan skripsi ini.
(3) Pihak Management Theater Imax Keong Emas TMII yang telah
mengizinkan untuk pemakaian tempat pembuatan dan pengumpulan data
alat peraga skripsi ini.
(4) Bapak Rio Dwi Cahyono, S.I., Bapak Fuad Fadli, Bapak Rusdi Muslimat
dan Bapak Budi yang telah membantu hingga terciptanya hasil karya
skripsi.
(5) Orang tua, Istri dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan
dukungan baik material maupun moral.
(6) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 26 Januari 2020

Triyoto
v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Institut Teknologi dan Kesehatan Jakarta, saya yang
bertanda tangan di bawah ini :

Nama : TRIYOTO
NPM : 152220027
Program Studi : Teknik Elektro
Jenis Karya Ilmiah : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Institut Teknologi dan Kesehatan Jakarta Hak Bebas Royalti Non-eksklusif
(None-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

SISTEM KONTROL DAN INSTRUMEN PADA RANCANG BANGUN


MINIATUR MOBIL LISTRIK TR-15

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti/Non
eksklusif ini Institut Teknologi dan Kesehatan Jakarta berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 26 Januari 2020

Yang menyatakan

TRIYOTO
vi

ABSTRAK

Perusahaan Grab Indonesia meluncurkan GrabWheels, sebuah layanan skuter


listrik untuk mobilitas jarak dekat sejak Mei 2019 di kawasan sekitar Sudirman
Jakata Pusat. Melalui pengamatan terhadap skuter listrik selain memudahkan
dalam melakukan aktivitas keseharian, dapat mengurangi polusi udara, menekan
penggunaan bahan bakar fosil, menjadikan baterai sebagai sumber tenaga
alternatif serta penggunaan sistem kontrol dan instrumen yang sederhana tanpa
mengurangi kenyamanan dan keamanan dalam berkendara.
Dalam Tugas Akhir ini, telah dilakukan perancangan dan implementasi dalam
bentuk hardware berupa sebuah sistem kontrol dan monitoring yang menampilkan
parameter-parameter yang berhubungan dengan gerak dan energi pada miniatur
mobil listrik TR-15. Parameter-parameter yang dimonitor diantaranya arus listrik
dari baterai, tegangan listrik dari baterai, sistem pengisian baterai, energi yang
masih tersisa pada baterai, sistem pengaman kontrol secara manual / otomatis,
sinyal indikator serta pengatur kecepatan motor DC.
Pada implementasi hardware-nya, untuk mendapatkan tegangan ke motor listrik
sebesar 24 Vdc digunakan DC booster step up 12 Vdc ke 24 Vdc/500 Watt. Pada
sistem kontrol motor DC menggunakan DC motor controller Yiyun Tech 24 Vdc,
serta sebagai instrumen tegangan dan arus yang mengalir pada baterai
menggunakan Volt / Ampere meter tipe 500 W-DSN-VC228 dengan beban
maksimal 50 Ampere / 300 Vdc.
Dari pengujian sistem kontrol terhadap motor DC didapatkan hasil pengukuran
tegangan sebesar 24,90 Vdc.

Kata kunci: Sistem Kontrol, Instrumen.


vii

ABSTRACT

Grab Indonesia Company launched GrabWheels, an electric scooter service for


short distance mobility since May 2019 in the area around Sudirman Central
Jakarta. Through observation of electric scooters, in addition to making it easier
to carry out daily activities, can reduce air pollution, reduce the use of fossil
fuels, make batteries as an alternative power source and use simple control
systems and instruments without reducing comfort and safety in driving.
In this Final Project, a hardware design and implementation has been carried out
in the form of a control and monitoring system that displays parameters related to
motion and energy in the miniature electric car TR-15. The parameters monitored
include the electric current from the battery, the electric voltage from the battery,
the battery charging system, the remaining energy in the battery, the safety
control system manually / automatically, the indicator signal and the DC motor
speed regulator.
In the hardware implementation, to get a voltage to an electric motor of 24 Vdc, a
DC booster step up 12 Vdc to 24 Vdc/500 Watt is used. In a DC motor control
system using a DC motor controller Yiyun Tech 24 Vdc, as well as an instrument
of voltage and current flowing the battery uses a Volt / Ampere meter type 500 W-
DSN-VC228 with a maximum load of 50 Ampere / 300 Vdc.
From the control system testing of DC motors, the voltage measurement results
obtained is 24.90 Vdc.

Keywords: Control system, Instrument.


viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .......................................................... i

HAAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING.........................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN DEWAN PENGUJI...............................................iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIS..............................v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI….....................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 15

1.1 Latar Belakang.................................................................................................15

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 17

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 17

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 17

1.5. Batasan Masalah ..................................................................................... 18

1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................. 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 20

2.1. Rangkaian Seri Dan Paralel. .......................................................................... 20

2.1.1. Rangkaian Seri ..................................................................................... 20

2.1.2. Sifat-sifat Rangkaian Seri ................................................................... 21

2.1.3. Fungsi dan Prinsip Rangkaian Seri ...................................................... 21


ix

2.1.4. Rangkaian Seri Battery ........................................................................ 22

2.1.5. Rangkaian Paralel ................................................................................ 22

2.1.6. Sifat-sifat Rangkaian Paralel ................................................................ 23

2.1.7. Fungsi dan Prinsip Rangkaian Paralel ................................................. 24

2.1.8. Rangkaian Paralel Battery.................................................................... 24

2.2. Tegangan Listrik DC. ..................................................................................... 25

2.2.1. Penggunaan Tegangan DC ................................................................... 25

2.2.2. Sumber Tegangan DC .......................................................................... 25

2.3. Arus Listrik DC .............................................................................................. 26

2.3.1. Pengertian Listrik DC .......................................................................... 26

2.3.2. Hukum Coulomb .................................................................................. 27

2.3.3. Hukum Faraday .................................................................................... 30

2.3.4. Hukum Oersted .................................................................................... 31

2.3.5. Hukum Ohm......................................................................................... 31

2.3.6. Hukum Kirchoff ................................................................................... 33

2.4. Prinsip Kerja Miniatur Mobil Listrik TR-15 .................................................. 36

2.5. Komponen Elektrikal & Instrumen Miniatur Mobil Listrik TR-15 ............... 37

2.5.1. Solar Cell ............................................................................................. 37

2.5.2. Type Solar Cell. ................................................................................... 38

2.5.3. Prinsip Kerja Solar Cell ....................................................................... 39

2.5.4. Faktor-faktor pada Solar Cell............................................................... 40

2.5.5. Solar Charger Controller (SCC)........................................................... 42

2.5.6. Battery .................................................................................................. 45

2.5.7. Jenis-jenis Battery ................................................................................ 46

2.5.8. Pertimbangan Pemilihan Battery ......................................................... 46

2.5.9. Penghantar dan MCB (Miniatur Circuit Breaker).................................47


x

2.6.10. Digital Volmeter & Amperemeter ..................................................... 48

2.6.11. Digital Themperature Controller ........................................................ 49

2.6.12. Lampu Indikator ................................................................................. 50

2.6.13. Charger Battery .................................................................................. 51

2.6.14. Voltmeter Analog............................................................................... 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 54

3.1. Langkah Penelitian ......................................................................................... 54

3.2. Penetapan Lokasi Penelitian .......................................................................... 54

3.3. Langkah Penelitian ......................................................................................... 54

3.3.1. Metode pelaksanaan ........................................................................... 55

3.4 Metode Perancangan dan Pengujian Sistem Kontrol.......................................57

3.4.1. Perencanaan dan Perancangan Design ............................................... 57

3.4.2. Perancangan Sistem Mekanikal ......................................................... 58

3.4.3. Perancangan Sistem Elektrikal........................................................... 61

3.4.4. Perancangan Sistem Instrumen Kontrol ............................................. 64

3.4.5. Perhitungan dan Spesifikasi Komponen Elektrikal Miniatur Mobil


Listrik TR-15 ...................................................................................... 65

3.4.6. Daya Terpasang pada Mobil Listrik Tenaga Surya TR-


15.........................................................................................................65
3.4.7. Spesifikasi dan Perhitungan Solar Cell .............................................. 67

3.4.8. Spesifikasi dan Perhitungan Solar Charge Controller ....................... 70

3.4.9. Penggunaan dan Spesifikasi Motor DC Miniatur Mobil Listrik TR-15


............................................................................................................ 72

3.4.10. Penghantar dan Pengaman Elektrikal Mobil Listrik TR-15 ............. .74

3.4.11. Wiring Diagram Elektrikal Mobil Listrik Tenaga Surya TR-15.........75

3.4.12. Menentukan Kecepatan Motor DC Tanpa Beban Kendaraan.............76

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 78


xi

4.1. Tahapan Pengujian ......................................................................................... 78

4.2. Pengujian Sistem Kontrol dan Alat Instrumen................................................78

4.2.1. Pengujian Terhadap Instalasi Kabel ..................................................... 78

4.2.2. Pengujian Terhadap Sistem Kontrol .................................................... 83

4.2.3. Pengujian Power Supply ...................................................................... 83

4.2.4. Pengujian Sistem Kontrol dan Instrumen.............................................87

4.2.5 Pengujian Sistem Pengaman Terhadap Sistem Kontrol........................90

4.2.6. Pengujian Sistem Kontrol Tanpa Menggunakan Beban Motor DC .. ...92

4.2.7. Pengujian Sistem Kontrol Menggunakan Beban Motor DC ................ 94

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 98

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 98

5.2. Saran. ...................................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 100

LAMPIRAN ........................................................................................................ 101


xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Rangkaian Seri ............................................................................... 20


Gambar 2.2. Rangkaian Seri Baterai ................................................................... 22
Gambar 2.3. Rangkaian Paralel............................................................................23
Gambar 2.4. Rangkaian Paralel pada Battery ..................................................... 25
Gambar 2.5. Gambar Neraca Puntir Coulomb ................................................... .27
Gambar 2.6. Gaya Interaksi Antar Muatan ......................................................... 29
Gambar 2.7. Kuat Medan Listrik ........................................................................ 29
Gambar 2.8. Gambar Garis Gaya ........................................................................ 30
Gambar 2.9. Percobaan Oersted .......................................................................... 31
Gambar 2.10. Titik Cabang ................................................................................... 34
Gambar 2.11. Rangkaian Beban............................................................................ 34
Gambar 2.12. Rangkaian Baterai...........................................................................35
Gambar 2.13. Rangkaian Aplikasi Hk. Kirchoff................................................... 35
Gambar 2.14. Miniatur Mobil Listrik TR-15 ........................................................ 36
Gambar 2.15. Simbol dan bentuk Sel Surya ......................................................... 37
Gambar 2.16. Solar Cell Type Monocrystalline ................................................... 38
Gambar 2.17. Solar Cell Type Polycrystalline...................................................... 39
Gambar 2.18. Struktur Solar Cell.......................................................................... 40
Gambar 2.19. Solar Charge Controller PWM ....................................................... 43
Gambar 2.20. Solar Charge Controller MPPT ...................................................... 44
Gambar 2.21. Batterai ........................................................................................... 45
Gambar 2.22. MCB (Miniatur Cicuit Breaker) ..................................................... 48
Gambar 2.23. Digital Volt/Amperemeter.............................................................. 49
Gambar 2.24. Themperature Controller ................................................................ 50
Gambar 2.25. Lampu Indikator Sebagai Sinyal Sistem Kontrol............................50
Gambar 2.26. Lampu Indikator (Bulb Indicator)...................................................51
Gambar 2.27. Lampu Indikator Sebagai Sinyal Penerangan.................................51
Gambar 2.28. Charger Battery...............................................................................52
Gambar 2.29. Voltmeter Analog ........................................................................... 52
xiii

Gambar 3.1. Flowchart Langkah Kerja Miniatur Mobil Listrik TR-15...............55


Gambar 3.2. Perancangan Design Miniatur Mobil Listrik TR-15.......................57
Gambar 3.3. Proses Awal Rangka Miniatur Mobil Listrik TR-15.......................58
Gambar 3.4. Pengelasan Rangka Miniatur Mobil Listrik TR-15.........................59
Gambar 3.5. Rangka Miniatur Mobil Listrik TR-15............................................60
Gambar 3.6. Instrumen dan Sistem Kontrol Miniatur Mobil Listrik TR-15........64
Gambar 3.7. Baterai pada Miniatur Mobil Listrik TR-15....................................66
Gambar 3.8. Solar Cell Merk KSI Model KSM 140-36-01................................68
Gambar 3.9. Solar Charge Controller Merk Tracer-1210RN..............................71
Gambar 3.10. Motor DC Permanent Magnet Merk Lenze D-32699.....................72
Gambar 3.11. Spesifikasi Motor DC Merk Lenze D-32699..................................73
Gambar 3.12. Spesifikasi Gear Box Motor DC Merk Lenze D-32699..................73
Gambar 3.13. DC Motor Controller.......................................................................74
Gambar 3.14. Single Line Diagram Miniatur Mobil Listrik TR-15......................75
Gambar 4.1. Flow Chart Pengujian Instalasi Kabel.............................................82
Gambar 4.2. Gambar Rangkaian Baterai.............................................................83
Gambar 4.3. Gambar DC Booster Step Up 12 VDC ke 24 VDC........................84
Gambar 4.4. Gambar Solar Charge Controller.................................................... 84
Gambar 4.5. Flow Chart Pengujian Sistem Kontrol & Instrumen.......................90
Gambar 4.6. Grafik Pengujian Pada MCB 20A .................................................. 91
Gambar 4.7. Grafik Pengujian Pada Fuse 20A ................................................... 91
Gambar 4.8. Grafik Pengujian Pada Digital Temperature...................................92
Gambar 4.9. Grafik Pengujian Sistem Kontrol tanpa beban Motor DC..............93
Gambar 4.10. Grafik Pengujian Sistem Kontrol dengan Beban Motor DC .......... 94
xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Flowchart Langkah Kerja Miniatur Mobil Listrik TR-15.....................56

Tabel 3.2. Material pada Sistem Mekanikal Miniatur Mobil Listrik TR-15..........60

Tabel 3.3. Material Sistem Elektrikal Pada Miniatur Mobil Listrik TR-15...........62

Tabel 3.4. Tegangan Output DC Controller Tanpa Beban Motor..........................76

Tabel 4.1. Pengujian Instalasi Kabel...................................................................... 79

Tabel 4.2. Pengujian Terhadap Power Supply Tanpa Beban Motor DC...............85

Tabel 4.3. Pengujian Terhadap Power Supply Dengan Beban Motor DC.............85

Tabel 4.4. Pengujian Terhadap Sistem Kontrol dan Instrumen.............................87

Tabel 4.5. Pengujian Terhadap Sistem Pengaman Terhadap Sistem Kontrol........91

Tabel 4.6. Pengujian Sistem Kontrol Tanpa Motor DC.........................................93

Tabel 4.7. Pengujian Sistem Kontrol Dengan Motor DC......................................94

Tabel 4.8. Total Berat Miniatur Mobil Listrik TR-15...........................................97


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini, bahan bakar minyak merupakan salah satu penopang roda
perekonomian bangsa Indonesia. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan akan bahan
bakar minyak pun terus meningkat seiring berkembangnya perekonomian
bangsa Indonesia. Namun, kebutuhan bahan bakar minyak ini menimbulkan
sebuah masalah yang sangat besar. Hal ini berimplikasi pada ketersediaan energi
serta cadangan energi yang memadai untuk mengantisipasi kurangnya
ketersediaan energi tersebut. Untuk itu, diperlukan upaya menjaga dan menjamin
keberlangsungan energi melalui peningkatan efisiensi/penghematan energi dan
pencarian energi alternatif/energi terbarukan. Solusi guna mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan membuat mobil ramah lingkungan yang menggunakan
listrik sebagai pengganti bahan bakar.

Selain mengurangi penggunaan bahan bakar minyak, penggunaan mobil tenaga


listrik juga dapat mengurangi polusi yang diakibatkan oleh pembakaran bahan
bakar minyak yang tidak maksimal. Hal tersebut dikarenakan mobil listrik tidak
mengeluarkan emisi sama sekali. Keistimewaan lain energi elektrik yang berkaitan
adalah kemudahan penyaluran energinya, sehingga kesulitan distribusi sumber
energi dapat ditekan sekecil mungkin. Perkembangan kendaraan elektrik di
Indonesia yang di harapkan menghasilkan suatu revolusi kendaraan yang memiliki
konservasi energi dan penurunan emisi polutan. Sejalan dengan perkembangan
kemudahan teknologi terutama dalam hal mengakses media internet, menimbulkan
dampak yaitu berupa kemudahan memperoleh informasi dan referensi mengenai
mobil listrik. Dampak positif dari hal tersebut dapat memotivasi untuk membuat
miniatur mobil listrik satu orang yang memperhatikan fungsi keamanan dan
kenyamanan pengendara.

15
16

Untuk itu dalam rancang bangun miniatur mobil mobil listrik TR-15 ini memiliki
3 bagian utama yang sangat penting, yaitu:

1. Bagian elektrikal : bagian yang mengatur besarnya daya listrik yang


dihasilkan dan dikeluarkan, dimana solar cell menghasilkan energi listrik
disalurkan ke SCC (solar charger controller) sebagai alat penigisi sumber
listrik kebaterai (charger baterai), baterai yang merupakan sumber listrik
menyalurkan listrik ke motor DC dan instrumen-instrumen lainnya seperti,
lampu, alat ukur indikator listrik, pengukur temperatur dan lain-lain.

2. Bagian mekanikal : bagian ini mengatur sistem-sistem mekanikal yang ada


di mobil surya, meliputi rangka mobil, ban mobil, sistem pengereman,
sistem transmisi penggerak motor dengan gear box, serta pengatur sistem
maju dan mundur dari miniatur mobil mobil listrik TR-15.

3. Bagian sistem kontrol dan peralatan instrumen : bagian yang mengatur


sistem kontrol pada mobil surya, yang menghubungkan sistem transmisi
dengan sumber daya listrik, untuk dihubungkan ke peralatan-peralatan
instrumen seperti, kontrol lampu, kontrol alat ukur sumber listrik pengukur
temperatur dan lain-lain sebagai kelengkapan dan keamanan dari miniatur
mobil listrik TR-15.

Pada sistem elektrikal pada gambar diatas, menerangkan proses konversi energi
cahaya matahari menjadi energi listrik, dimana solar cell sebagai sumber konversi
energi matahari menjadi energi listrik yang disalurkan melalui SCC (solar charger
controller) sebagai alat pengontrol input dan output daya listrik yang dihasilkan
dan digunakan dalam pengisian ke sistem baterai, dengan perhitungan berapa
besar energi listrik yang dihasilkan oleh solar cell untuk dapat menggerakan mobil
listrik dengan beban berat 220 Kg, berapa lama mobil tersebut dapat bergerak dan
berapa kecepatan maksimal mobil listrik itu dapat berjalan, kemudian energi listrik
pada baterai tersebut menggerakan sistem kontrol instrumen pendukung lainnya
yang membutuhkan listrik.
17

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara membangun sistem kontrol dan instrumen pada miniatur


mobil listrik TR-15 sebagai penunjang kenyamanan dan keamanan dalam
berkendara?

2. Perangkat apa sajakah yang dapat digunakan untuk dapat menentukan


temperatur kerja maksimal pada rangkaian motor DC saat miniatur mobil
listrik TR-15 dioperasikan.

3. Bagaimana cara menentukan kapasitas pada peralatan sistem kontrol dan


instrumen pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15.

4. Keterbatasan waktu dan biaya, sehingga hasil yang didapat kurang


maksimal.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan laporan akhir ini yaitu dapat
merancang bangun miniatur mobil listrik TR-15 (bagian sistem Instrumen mobil
listrik) sebagai penunjang kenyamanan dan keamanan dalam berkendara.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Dapat memanfaatkan energi panas matahari sebagai tenaga alternatif pada


rancang bangun mobil listrik TR-15.

2. Meningkatkan kenyamanan dan keamanan pada rancang bangun miniatur


mobil listrik TR-15 dengan menggunakan sistem kontrol sederhana,

3. Memudahkan perawatan dan perbaikannya apabila terdapat kerusakan atau


gangguan yang terjadi pada sistem kontrol dan instrumen pada rancang
bangun mobil listrik TR-15.

17
18

1.5. Batasan Masalah

1. Ruang lingkup hanya membahas rancang bangun sistem instrumen.

2. Tidak membahas tentang panel surya, ruang lingkup perancangan bodi dan
rangka mengenai sistem mekanikal secara detail, hanya membahas tentang
rancang bangun sistem instrumen.

3. Total massa sebesar 220 Kg.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan bertujuan untuk mempermudah pemahaman dan penelaahan


penelitian. Dalam laporan penelitian ini, sistematika penulisan terdiri atas lima
bab, masing-masing uraian yang secara garis besar dapat dijelaskan sebagai
berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan tentang pendahuluan yang dijelaskan mengenai latar belakang


permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
masalah dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tentang tinjauan pustaka dari hasil peneliti terdahulu, landasan teori
yang merupakan pendukung dari bab yang akan dibahas untuk menentukan
spesifikasi komponen-komponen, serta cara kerja dari masing-masing komponen
dalam perancangan sistem kontrol dan instrumen pada rancang bangun miniatur
mobil listrik TR-15.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisikan tentang perancangan sistem yang dijelaskan pada flowchart atau


diagram pelaksanaan penelitian seperti : Jenis penelitian, lokasi penelitian, metode
perencanaan dan perancangan sistem elektrik / mekanik, menentukan kapasitas
motor listrik, menentukan putaran motor listrik baik tanpa beban maupun dengan
beban maksimal, serta pengujian sistem kontrol dan instrumen pada rancang
bangun miniatur mobil listrik TR-15.

18
19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam Bab ini menguraikan tentang analisa data yang diperoleh dari hasil
pengujian dan pengoperasian Sistem kontrol serta instrumen terhadap motor
listrik.

BAB V PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan yang berkaitan dengan analisa data yang diperoleh
dari penelitian serta pengujian sistem kontrol dan instrumen pada rancang bangun
miniatur mobil listrik TR-15.

19
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rangkaian Seri dan Paralel.

Komponen sebuah rangkaian listrik atau rangkaian elektronik dapat dihubungkan


dengan berbagai cara. Dua tipe paling sederhana adalah rangkaian seri dan
parallel.

2.1.1. Rangkaian Seri

Rangkaian seri yaitu suatu komponen yang dirangkai saling terhubung satu
dengan yang lainnya secara sejajar, maka dari itu rangkaian ini akan mengurutkan
satu komponen ke komponen lain. Karena pemasangan dari rangkaian seri ini
berjajar, sehingga pembagian tegangan dari sumbernya akan merata ke seluruh
komponen akan saling berbagi tegangan karena memiliki sumber yang sama
dalam satu jalur yang sama. Gambar 2.1 menunjukkan rangkaian seri terdiri dari
tiga impendansi, yaitu Z1, Z2, dan Z3. Pada rangkaian tersebut, dengan sumber
tegangan V, dan arus yang mengalir I, arus yang mengalir pada masing-masing
impendansi untuk rangakaian seri harganya adalah sama besar. Harga tegangan
pada setiap impendansi adalah berbeda. Tegangan pada masing-masing
impendansi ini adalah V1 = I Z1, V2 = I Z2, dan V3 = I Z3.

Gambar 2.1. Rangkaian Seri

20
21

Hukum tegangan kirchhoff pada rangkaian adalah:

Vs= V1+V2+V3 = IZ1 + IZ2 + IZ3 = I(Z1 + Z2 + Z3)..................................(2-1)

Dengan Zeq = Z1 + Z2 + Z3, maka persamaan ( 2-1) menjadi:

Vs = IZeq..................................................................................................(2-2)

Dimana :

Vs : Tegangan Seri (Volt).

I : Arus yang mengalir (Ampere).

Z : Impedansi Listrik (Ohm).

(Sumber : Cekmas Cekdin & Taufiik Barlian “Rangkaian Listrik”, Yogyakarta;


Andi)

2.1.2. Sifat-sifat Rangkaian Seri

1. Arus listrik yang melewati masing-masing beban adalah sama.


2. Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar
tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari
masing-masing tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber
tegangan.
3. Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan
total rangkaian menyebabkan naiknya penurunan arus yang mengalir
dalam rangkaian. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar
tahanan beban dalam rangkaian.
4. Jika salah satu bagian yang terdapat pada rangkaian tidak terkoneksi atau
putus, aliran arus terhenti.
2.1.3. Fungsi dan Prinsip Rangkaian Seri

a. Fungsi Rangkaian Seri


1. Rangkaian seri berfungsi untuk memperbesar hambatan total.
2. Rangkaian seri berfungsi sebagai pembagi tegangan.
22

3. Pada rangkaian seri memiliki arus yang sama pada masing-masing


hambatan.
b. Prinsip Dalam Rangkaian Seri
1. Hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan seri, menghasilkan hambatan
total
2. Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus setiap
hambatan sama dengan kuat arus totalnya.
3. Beda potensial/tegangan tiap-tiap hambatannya berbeda-beda dan hasil
penjumlahan tegangan tiap-tiap hambatannya sama dengan tegangan
totalnya.

2.1.4. Rangkaian Seri Battery

Pada rangkaian solar Battery, apabila dirangkaian menjadi rangkaian seri adalah
untuk menaikkan tegangan (V) yang dihasilkan dengan arus listrik (I) yang keluar
adalah sama sesuai dengan kebutuhan beban dan instrumen yang diinginkan
dengan arus listrik yang sama.

Gambar 2.2. Rangkaian Seri pada Battery

2.1.5. Rangkaian Paralel

Rangkaian listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik dimana semua masukan
komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain
tersusun paralel. Gambar 2.4 menunjukan rangkaian paralel yang terdiri dari tiga
23

impendansi, yaitu Z1, Z2, dan Z3. Pada rangkaian tersebut, dengan sumber
tegangan adalah Vs, tegangan pada masing-masing impendansi untuk rangaian
paralel memiliki harga yang sama besar dengan V1= V2= V3. Harga arus pada
setiap impendansi adalah berbeda. Arus yang mengalir pada masing-masing
impendansi ini adalah I1 = Vs/Z1, I2 = Vs/Z2, dan I3 = Vs/Z3

Gambar 2.3. Rangkaian Paralel

Arus total yang mengalir pada rangkaian adalah:

IT = Vs/Z1 + Vs/Z2 + Vs/Z3 = Vs( 1/Z1 +1/Z2 + 1/Z3 ).....................(2-3)

Dengan 1/Zeq = 1/Z1+ 1/Z2 + 1/Z3, maka persamaan (2-3) menjadi

IT = Vs/Zeq ...........................................................................................(2-4)

(Sumber : Cekmas Cekdin & Taufiik Barlian “Rangkaian Listrik”, Yogyakarta;


Andi)

2.1.6. Sifat-Sifat Rangkaian Paralel

a. Tegangan listrik yang melewati masing-masing beban sama dengan


tegangan sumbernya.
b. Masing-masing cabang dalam rangkaian paralel adalah rangkaian individu.
Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
c. Apabila masing-masing tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, maka
tahanan total rangkaian mengecil, sehingga arus total lebih besar.
24

(Tahanan total dari rangkaian paralel adalah lebih kecil dari tahanan yang
terkecil dalam rangkaian.)
d. Jika terjadi salah satu cabang tahanan paralel terputus, arus akan terputus
hanya pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap
bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.

2.1.7. Fungsi dan Prinsip Rangkaian Paralel

a. Fungsi Rangkaian Paralel


1. Hambatan total rangkaian paralel berguna untuk memperkecil
hambatan total.
2. Rangkaian paralel berfungsi sebagai pembagi arus.
3. Pada rangkaian paralel memiliki tegangan yang sama pada masing-
masing hambatan
b. Prinsip dalam Rangkaian Paralel
Seperti pada hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan dari seper tiap-tiap
hambatan paralelnya.

1. Kuat arus dalam percabangannya berbeda-beda dan perbandingan kuat


arus tiap-tiap percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan
hambatan tiap-tiap percabangannya serta hasil penjumlahan kuat arus
tiap-tiap percabangannya sama dengan kuat arus totalnya.
2. Beda potensial/ tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar
tegangan setiap percabangan sama dengan tegangan totalnya.
2.1.8. Rangkaian Paralel Battery

Dalam perolehan agar tegangan yang dihasilkan sama dengan meningkatkan arus
listrik yang dihasilkan , maka rangkaian paralel digunakan. Sama dengan solar
cell pada rangkaian paralel, yaitu dengan meningkatkan arus listrik dan tegangan
listrik yang tetap sama.
25

Gambar 2.4. Rangkaian Paralel pada Battery

2.2. Tegangan Listrik DC

2.2.1. Penggunaan Tegangan DC

Pada sistem DC dikenal polaritas + (positif) atau - (negatif) yang dalam


penerapannya tidak boleh terbalik-balik. DC banyak digunakan untuk sumber
tenaga (power supply) berdaya kecil, seperti perangkat-perangkat elektronik
portabel, Hand-phone, starter motor DC pada kendaraan, dan lain-lain. Sangat
jarang penggunaan DC untuk kelistrikan rumah tangga karena faktor kesulitan
transfer daya yang lebih besar dibanding sistem AC. Sistem DC adalah system
tegangan rendah, dan tidak bisa dinaikkan tegangannya secara langsung dengan
trafo, sehingga untuk transfer daya yang besar diperlukan kabel-kabel hantaran
yang besar pula karena arusnya pun besar. Ini tidak efisien.
Kalaupun DC digunakan untuk kelistrikan rumah tangga, maka ia merupakan
system kelistrikan dengan penghasil energi listrik sendiri (dari solar-cell atau
generator listrik tenaga angin) dan merupakan sistem kelistrikan energi terbatas.

2.2.2. Sumber Tegangan DC

DC adalah listrik alami. Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa muatan-


muatan listrik pada petir ataupun pada binatang-binatang laut yang menghasilkan
sengat listrik adalah berbentuk DC. Manusia pun berusaha untuk mengambil
manfaat atas keberadaan listrik DC dengan membuat peralatan yang bisa
menghasilkan listrik DC. Sumber-sumber kelistrikan DC yang telah dibuat dan
banyak digunakan manusia adalah :
26

a) Accu (aki) dan segala jenis baterai.


b) Generator DC (dynamo) atau unit alternator(*) pada kendaraan mobil.
c) Solar-cell.
d) Generator listrik tenaga angin system DC
e) AC/DC Adaptor.

2.3. Arus Listrik DC

Listrik Arus Searah (DC) Arus listrik searah (Direct Current atau DC) adalah
aliran elektron dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang
energi potensialnya lebih rendah. Walaupun begitu, pada saat pertama
peluncuran arus listrik bolak-balik, arus listrik searah masih tetap digunakan.

2.3.1. Pengertian Listrik DC

Arus listrik searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik
yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih
rendah.

Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif
sumber arus listrik ke ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru
menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif (elektron)
yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini
menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang “tampak”
mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.

Contoh dari penggunaan listrik arus searah yaitu penyaluran tenaga listrik
komersil yang pertama (dibuat oleh Thomas Alfa Edison di akhir abad ke 19)
menggunakan listrik arus searah. Generator komersil yang pertama di dunia juga
menggunakan listrik arus searah.

Di tahun 1883, Nicola Tesla dianugerahi hak paten untuk penemuannya, arus
bolak-balik fase banyak. Pada bulan Mei 1883, dia menyampaikan kuliah klasik
kepada The American Institute of Electrical Engineers:”A New System of
Alternating Current Motors and Tranformers.”
27

Karena listrik arus bolak-balik lebih mudah digunakan dibandingkan dengan


listrik arus searah untuk transmisi (penyaluran) dan pembagian tenaga listrik, di
zaman sekarang hampir semua transmisi tenaga listrik menggunakan listrik arus
bolak-balik.

Walaupun begitu, pada saat pertama peluncuran arus listrik bolak-balik, arus
listrik searah masih tetap digunakan. Bahkan, ada yang tidak mau menerima arus
bolak-balik.

Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini, listrik arus searah (DC)
dapat dihasilkan dengan cara merubah Arus bolak-balik (AC) menjadi Arus
Searah (DC) dengan menggunakan suatu alat yang disebut Power Supply atau
Adaptor.

Sebagai dasar dari rangkaian Power Supply adalah sebuah komponen diode yang
dapat berfungsi sebagai penyearah, artinya adalah dapat merubah dan
menyearahkan arus bolak-balik (AC) menjadi Arus Searah (DC).

2.3.2. Hukum Coulomb

Pengertian muatan listrik menunjukkan bahwa muatan tidak menyebar


pada daerah tertentu melainkan berkumpul dalam satu titik. Pada tahun 1785
Charles Coulomb mengadakan penelitian pertama tentang gaya yang
ditimbulkan oleh dua benda yang bermuatan dengan alat yang bernama neraca
puntir coulomb.

Gambar 2.5. Gambar Neraca Puntir Coulomb


28

Dari hasil percobaan tersebut, Coulomb berkesimpulan :

Besarnya gaya interaksi antara dua buah benda titik yang bermuatan listrik
adalah berbanding lurus dengan perkalian antara masing-masing muatan dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan titik tersebut.

Besar gaya interaksi dalam persamaan matematis dinyatakan sebagai berikut :

i. Untuk muatan listrik yang berada diruang vakum (hampa


udara)

F=k. (1.)

ii. Untuk muatan yang berada di medium dielektrik

F= (2.)

Keterangan :

F : besar gaya interaksi yang dialamai oleh masing-masing muatan (N)

q1.q2 : besar masing-masing muatan satuan Coulomb (C).

Ke : konstanta dielektrik dari medium (permivitas relatif)

K : konstanta pembanding dengan k = 4pe0-1

harga konstanta diambil 9.109 Nm/Coulomb2

e0 : permivitas ruang vakum (ruang hampa) 8,9 . 10-12 C2/Nm2

r : jarak antara kedua muatan listrik satuannya meter (m)

hubungan k dan ke adalah ke = (3.)

e : permivitas dalam medium dielektrik


29

Catatan :

a) Gaya interakasi tarik menatik jika kedua muatan merespon gerlainan tanda
dan akan saling tolak menolak jika kedua muatan tersebut bertanda sama

Gambar 2.6. Gaya Interaksi Antar Muatan

b) Gaya interaksi/gaya coulomb merupakan besaran vektor jadi berlaku


hukum penjulahan secara vektor.
c) Besar gaya Coulomb yang dialami oleh dua muatan pertama akibat muatan
kedua sama dengan besar gaya Coulomb yang dialami oleh muatan kedua
akibat muatan pertama.
d) Permivitas dalam udara dapat dianggap sebagai permivitas ruang hampa
(vakum)

Dalam sebuah ruangan yang terdapat muatan +Q berdasar pada hukum Coulomb
bila kita meletakan muatan uji +q pada ruang tersebut akan mendapatkan gaya
coulomb (tolak menolak) seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.7. Kuat Medan Listrik

Medan listrik selalu dicirikan dengan adanya gaya Coulomb pada muatan-muatan
listrik dalam suatu ruangan.

Disimpulkan bahwa adanya gaya Coulomb pada muatan +Q dan +q, dalam ruang
tersebut terdapat medan listrik. Untuk muatan –Q dan diletakkan muatan uji +q
30

maka akan terjadi gaya coulomb yang saling tarik-menarik antara kedua muatan
tersebut.

2.3.3. Hukum Faraday

Arah medan listrik di beberapa titik dapat dilukiskan secara grafis dengan
menggunakan garis-garis gaya (kayalan). Konsep dasar ini dikemukakan oleh
Michael Faraday yang berbunyi :

Sebuah garis gaya dalam suatu medan listrik adalah sebuah garis gaya yang
dilukiskan apabila garis singgung pada setiap titiknya menunjukkan arah medan
listrik pada titik tersebut.

Gambar 2.8. Gambar Garis Gaya

Garis gaya menuju keluar dari muatan positif dan masuk menuju kemuatan
negatif. Untuk menunjukkan arah-arah garis gaya dapat dilakukan percobaan
sebagai berikut :

Kuat medan listrik pada sebuah titik didalam ruang adalah sebanding dengan
jumlah garis gaya per satuan luas permukaan yang tegak lurus medan listrik
pada titik tersebut. Dapat disimpulkan bahwa kuat medan listrik akan terasa kuat
apabila jarak antara kedua muatan tersebut saling berdekatan, sehingga garis
gaya yang dihasilkan sangat rapat. Sebaliknya jika kedua muatan tersebut
berjauhan, maka kuat medan listrik yang terbentuk akan lemah.

Penggunaan dari potensial listrik dapat dihubungkan dengan konsep medan


listrik, dasar-dasar rangkaian listrik, serta masalah praktis yang terkait dengan
piranti-piranti listrik. Untuk menjelaskan definisi dan sifat dari dua buah titik yang
saling beda potensial dan terletak pada sebuah medan listrik sebagai beda
potensial antara dua titik tersebut.
31

Beda potensial antara dua titik adalah kerja yang dilakukan per satuan muatan jika
muatan tersebut dipindahkan. Dalam satuan SI, satuan beda potensial listrik
adalah Volt (disingkat V), dengan 1 volt = 1 Joule/Coulomb. Potensial listrik
dapat didefinisikan sebagai bentuk perbandingan energi listrik dengan muatan
titik tersebut.

2.3.4. Hukum Oersted

Jika muatan listrik mengalir melalui kawat penghantar konduktor, maka akan
timbul pengaruh magnetik disekitar kawat berarus tersebut. Pengaruh
magnetik ini mampu menarik bahan magnetik lainnya. Jika serbuk besi
diletakkan disekitar kawat berarus maka serbuk besi tersebut akan berarah secara
teratur.

Hans Christian Oersted, pada tahun 1820, mengadakan penelitian tentang


pengaruh medan magnet disekitar kawat berarus. Susunan percobaan Oersted
tersusun seperti gambar dibawah ini.

Gambar 2.9. Percobaan Oersted

Kawat berarus akan menimbulkan jarum pada kompas bergerak. Kesimpulan yang
dapat diambil adalah Dalam kawat penghantar yang dilewati arus listrik
disekitarnya akan timbul garis gaya magnet. Seperti halnya bumi yang
memiliki medan magnet, khasiat jarum kompas sudah sangat terkenal.

2.3.5. Hukum Ohm

Hukum Ohm semulanya terdiri atas dua bagian. Bagian pertama tidak lain ialah
definisi hambatan yakni V = I.R. Sering hubungan ini dinamai Hukum Ohm.
Akan tetapi Ohm juga menyatakan bahwa R adalah suatu kostanta yang tidak
tergantung pada V maupun I.
32

bagian kedua ini hukum tidak terlalu benar seluruhnya. Hubungan V = I.R dapat
diterapkan pada resistor apa saja di mana V adalah beda potensial antara kedua
ujung hambatan dan I adalah arus yang mengalir di dalamnya, sedangkan R
adalah hambatan atau resistansi resistor tersebut.

Hukum Ohm berbunyi “kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar
(hambatan) besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-
ujung penghantar tersebut”. Pernyataan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut
yaitu V = I.R.

Dan dalam kehidupan sehari-hari kuat arus diperlukan seperti kuat arus listrik.
Sebagai contoh jika menghubungkan kawat ke baterai 6 Volt, aliran arus akan dua
kali lipat dibandingkan jika dihubungkan ke 3 Volt. Pada Hukum Ohm disini
menghubungkan antara kuat arus, tegangan dan hambatan. Dan untuk
membuktikannya diperlukan sebuah percobaan.

Disini misalkan diambil sebuah contoh arus listrik dengan aliran air di sungai atau
pipa yang dipengaruhi oleh gravitasi. Jika pipa atau sungai hamper rata, kecepatan
alir akan kecil. Tetapi jika satu ujung lebih tinggi dari yang lainnya, kecepatan
aliran – atau arus – akan lebih besar. Makin besar perbedaan ketinggian makin
besar arus.

Bahwa potensial listrik analog, pada kasus gravitasi dengan ketinggian terbing,
dan hal itu berlaku pada kasus ini untuk ketinggian dari mana fluida mengalir.
Sama seperti penambahan ketinggian menyebabkan aliran air yang lebih besar,
demikian pula beda potensial listrik yang lebih besar atau tegangan menyebabkan
aliran arus listrik menjadi lebih besar.

Tepatnya berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanya tergantung pada
tegangan tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran
elektron. Dinding-dinding pipa atau tepian sungai dan batu-batu di tengahnya,
memberikan hambatan terhadap aliran arus.
33

Dengan cara yang sama elektron-elektron diperlambat karena adanya interaksi


dengan atom-atom kawat. Makin tinggi hambatan ini makin kecil arus untuk suatu
tegangan V. sehingga arus berbading terbalik dengan hambatan.

Pengukuran hambatan dengan amperemeter dan voltmeter Arus listrik pada


rangkaian diukur dengan memasang amperemeter (berhambatan rendah) secara
seri di dalamnya. Beda potensial diukur dengan menghubungkan voltmeter
(berhambatan tinggi) pada kedua ujung resistor yang sedang dicari jadi
dihubungkan secara parallel.

Hambatan ressostor dihitung sebagai hasil bagi penunjukan voltmeter dengan apa
yang terbaca pada amperemeter, sesuai hukum ohm . (jikalau nilai resistansi

diinginkan dengan tepat, hambatan voltmeter dan amperemeter harus ikut


diperhitungkan dalam rangkaian).

2.3.6. Hukum Kirchoff

Aplikasi hukum hanya digunakan untuk analisa rangkaian- rangkaian


sederhana. Untuk menganalisa suatu rangkaian yang komplek dapat
menggunakan Hukum Kirchoff tentang arus (Kirchoff’s Current Law, disingkat
KCL) dan Hukum Kirchoff tentang tegangan (Kirchoff’s Voltage Law,
disingkat KVL).

Hukum Kirchoff 1 adalah Hukum Kirchoff Tentang Arus (KCL).

Jumlah aljabar keseluruhan arus yang menuju titik percabangana adalah nol.
Titik percabangan adalah titik pertemuan tiga atau lebih arus ke- atau dari unsur
rangkaian atau sumber tegangan.

Dalam hukum ini, dipakai suatu perjanjian bahwa arus yang menuju titik
percabangan ditulis dengan tanda positif dan aarus yang tudak menuju
(meninggalkan titik percabangan ditulis dengan tanda negatif).

I1 + I2 + I4 = I3, atau

I1 + I1 – I3 + I4 = 0
34

Gambar 2.10. Titik Cabang

Gambar 2.10 menjelaskan tentang pengertian dari KCL, dimana nilai arus listrik
yang melalui masing-masing tahanan dapat ditentukan. Pengertian yang
didapat jumlah keseluruhan nilai arus yang mengalir pada suatu titik
percabangan adalah nol.

Hukum Kirchoff 2, Hukum Kirchoff tentang tegangan (KVL)

Jumlah aljabar keseluruhan penurunan tegangan (voltage drops) dalam


suatu rangkaian tertutup (loop) yang dibaca satu arah tertentu sama dengan nol.

Yang dimaksud dengan penurunan tegangan dalam hukum tersebut dalam


hubunganya dengan satu arah tertentu adalah sebagai berikut :

Gambar 2.11. Rangkaian Beban

a. Untuk unsur tahanan


Apabila tegangan dibaca dari + ke -, dengan arah baca yang sama dengan
arah arus I yang mengalir, maka harga V = R.I adalah penurunan
tegangan. Untuk memahaminya beri tanda positif (+) pada V dan beri
35

tanda positif (+) pada RI. Sedangkan apabila pembacaan tegangan


berlawanan dengan arah arus berilah tanda (-) V atau (-)RI.

Gambar 2.12. Rangkaian Baterai

b. Untuk sumber tegangan


Bila arah baca dari a ke b, maka adalah suatu penurun tegangan
berilah tanda positif pada V. Atau dengan kata lain, apabila menuruti arah
baca + dari sumber tegangan, tulis V positif. Sebalik jika pembacaan dari
kutub – sumber tegangan maka V ditulis dengan tanda negatif.

Gambar 2.13. Rangkaian Aplikasi Hk. Kirchoff

Pada umumnya rangkaian listrik terdiri dari beberapa loop dan titik-titik
percabangan dengan satu atau lebih sumber tegangan yang digunakan. Apabila
nilai dari suatu sumber tegangan sudah diketahui, maka besaran yang harus
dianalisa adalah nilai arus pada masing-masing penghantar yang masuk atau
meninggalkan titik percabangan atau nilai tegangan pada masing-masing
tahanan dari rangkaian tersebut. Jumlah persamaan yang digunakan untuk
menganalisasuatu besaran belum dapat diketahui, yang jelah harus sebanyak
jumlah besaran yang hendak diketahui harganya.
36

Catatan yang perlu dikemukakan :

1. Banyaknya persamaan KCL yang dapat disajikan adalah sama dengan


jumlah titik percabangan yang ada dikurang.

2. Banyaknya persamaan KVL sama dengan banyaknya loop independen.


Suatu loop dikatakan independen bila tidak dapat dijabarkan dari
persamaan KVL loop yang lain.

Selain dari catatan diatas, penyelesaian dengan menggunakan sistem


penyederhanaan bagian rangkaian yang tersusun seri maupun paralel, akan sangat
membantu.

2.4. Prinsip Kerja Miniatur Mobil Listrik TR-15

Pada dasarnya, prinsip kerja dari mobil bertenaga surya yaitu solar cell menyerap
panas matahari. Kemudian panas yang diserap oleh solar cell diubah menjadi
energi listrik, listrik yang dihasilkan ini selanjutnya dialihkan melewati Solar
Charge Controller (SCC) sebelum masuk pada penyimpanan battery. Setelah
masuk pada penyimpanan, energi listrik dapat langsung digunakan pada motor
DC dan instrument kontrol lainnya, seperti lampu penerangan, klakson, kontrol
pengukuran tegangan listrik, arus listrik dan kecepatan kendaraan sebagai sarana
pendukung mobil tenaga surya serta suhu kerja maksimal motor DC. Jika
digunakan untuk motor AC harus melalui inverter untuk mengubah arus.

Gambar 2.14. Miniatur Mobil Listrik TR-15

(Sumber : Jurnal rancang bangun mobil surya V1-CTORY-POLINERI, Putut


Jatmiko Dwi Prasetio dan Nina Wulandari, 2016)
37

2.5. Komponen Elektrikal & Instrumen Miniatur Mobil Listrik TR-15

Komponen Elektrikal dan Instrumen pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik
TR-15 sangat berperan penting fungsinya oleh karena itu pemilihan peralatan
serta spesifikasi nya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan.

2.5.1. Solar Cell

Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan
prinsip efek Photovoltaic, yaitu efek yang terjadi akibat foton dengan panjang
gelombang tertentu yang jika energinya lebih besar dari pada energi ambang
semikonduktor, maka akan diserap oleh elektron sehingga elektron berpindah dari
pita valensi (N) menuju pita konduksi (P) dan meninggalkan hole pada pita
valensi, selanjutnya 2 buah muatan, yaitu pasangan elektron-hole, dibangkitkan.
Aliran elektron-hole yang terjadi apabila dihubungkan ke beban listrik melalui
penghantar akan menghasilkan arus listrik. suatu fenomena dimana munculnya
tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak dua elektroda yang
dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat mendapatkan energi cahaya.
Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell sering disebut juga dengan Sel
Photovoltaic (PV).

Gambar 2.15. Simbol dan Bentuk Sel Surya

Sel surya merupakan komponen penting dalam konversi energi cahaya matahari
menjadi energi listrik. Luas dari sel surya ini sekitar 10-15 cm2. Sel surya
38

mengubah memanfaatkan cahaya matahari untuk menghasilkan listrik DC, oleh


karena itu meskipun cuaca mendung, selama masih terdapat cahaya akan
menghasilkan energi listrik. Sel surya merupakan lapisan-lapisan tipis yang
terbuat dari bahan semikonduktor silikon (Si) murni, dan bahan semikonduktor
lainnya. Tenaga listrik yang dibangkitkan oleh sel surya tunggal sangat kecil
sehingga dibutuhkan beberapa sel surya yang digabungkan menjadi sebuah
komponen yang disebut panel surya atau solar module. Panel surya inilah yang
diproduksi pabrik sel surya pada umumnya. Dan apabila beberapa panel surya
digabungkan menjadi satu akan membentuk suatu komponen yang disebut solar
array. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan energi listrik yang dihasilkan oleh
panel surya.

2.5.2. Type Solar Cell.

Pada saat ini peneliti telah berhasil mengembangkan dua jenis sel surya yang
umum digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Jenis sel surya itu
antara lain monocrystalline dan polycrystalinne. Tiap jenis sel surya mempunyai
kelebihan dan kekurangan masing-masing.

a. Tipe monocrystalline mempunyai efisiensi yang tinggi sekitar 16-17 %


bahkan ada yang memiliki efisiensi hingga 20 %. Selain itu dimensi dari
tipe ini lebih kecil. Namun dalam proses produksinya menemui kendala
pada biaya yang lebih mahal karena proses pembuatannya yang rumit.
Selain itu sel surya ini kurang berfungsi dengan baik atau efisiensinya
akan berkurang drastis jika cuaca berawan.

Gambar 2.16. Solar Cell Type Monocrystalline


(Sumber: Jurnal Dinamika DotCom. ISSN 2086-2652.Vol. 8 No. 1 Januari 2017)
39

b. Tipe polycrystalline mempunyai efisiensi yang lebih rendah dan dimensi


yang lebih besar jika dibandingkan dengan tipe monocrystalline. Akan
tetapi tipe ini dapat menghasilkan energi listrik dalam keadaan cuaca
berawan dan mempunyai harga yang lebih murah sehingga banyak dipakai
di pasaran.

Gambar 2.17. Solar Cell Type Polycrystalline

(Sumber: Jurnal Dinamika DotCom. ISSN 2086-2652.Vol. 8 No. 1 Januari 2017)

2.5.3. Prinsip Kerja Solar Cell

Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan Foton. Ketika
terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar Matahari tersebut
meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga menimbulkan energi
yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektron
yang terpisah dan bermuatan Negatif (-) tersebut akan bebas bergerak pada daerah
pita konduksi dari material semikonduktor. Atom yang kehilangan Elektron
tersebut akan terjadi kekosongan pada strukturnya, kekosongan tersebut
dinamakan dengan “hole” dengan muatan Positif (+).

Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan bertindak
sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan
Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole
40

bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron yang


dinamakan dengan Semikonduktor tipe P (P-type).

Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan menimbulkan


energi yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah yang
berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole
akan bergerak menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan sebuah beban berupa
lampu maupun perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan Negatif (PN
Junction) ini, maka akan menimbulkan Arus Listrik.

Gambar 2.18. Struktur Solar Cell

Pada dasarnya, Sel Surya merupakan Dioda Foto (Photodiode) yang memiliki
permukaan yang sangat besar. Permukaan luas Sel Surya tersebut menjadikan
perangkat Sel Surya ini lebih sensitif terhadap cahaya yang masuk dan
menghasilkan Tegangan dan Arus yang lebih kuat dari Dioda Foto pada
umumnya. Contohnya, sebuah Sel Surya yang terbuat dari bahan semikonduktor
silikon mampu menghasilkan tegangan setinggi 0,5 V dan Arus setinggi 0,1 A
saat terkena (expose) cahaya matahari.

2.5.4. Faktor-faktor pada Solar Cell

Agar mendapatkan nilai maksimum maka ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam pengoperasian panel surya. Faktor-faktor tersebut diuraikan
sebagai berikut.
41

a. Suhu Udara

Sel surya dapat beroperasi secara maksimal jika temperatur sel tetap normal (pada
25⁰ Celsius). Jika terjadi kenaikan temperatur yang lebih tinggi dari temperatur
normal sel surya maka bisa menurunkan tegangan keluaran. Setiap kenaikan
temperatur sel surya sebesar 10⁰ Celsius (dari 25⁰ Celsius) akan mengurangi
sekitar 0.4 % dari total tenaga listrik.

b. Radiasi Matahari

Radiasi matahari di permukaan bumi bervariasi, dan sangat tergantung keadaan


spektrum cahaya matahari ke bumi. Radiasi sinar matahari akan banyak
berpengaruh pada arus sedikit pada tegangan.

c. Kecepatan Angin Bertiup

Angin yang bertiup sedikit lebih kencang disekitar lokasi sel surya dapat
membantu mendinginkan permukaan temperatur kaca-kaca sel surya.

d. Keadaan Atmosfir Bumi

Keadaan atmosfir bumi yang berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap,
uap air udara (Rh), kabut dan polusi sangat menentukan maksimal arus listrik
yang dihasilakan dari panel surya.

e. Orientasi Panel Surya

Agar mendapatkan energi listrik secara maksimal maka panel surya harus
disetting ke arah tertentu untuk mendapatkan cahaya matahari secara optimal.
Sebagai panduan,lokasi yang berada dibelahan utara garis bujur, maka
panel/deretan PV sebaiknya diorientasikan ke arah selatan. Jika diorientasikan ke
arah tenggara panel surya juga dapat menghasilkan sejumlah energi listrik tetapi
tidak akan mendapatkan cahaya matahari secara optimal.

f. Posisi Letak Sel Surya Terhadap Matahari

Dengan mengatur posisi sinar matahari agar jatuh tepat ke sebuah permukaan
panel surya secara tegak lurus akan mendapatkan energi maksimum ± 1000 W/m2
42

atau 1 kW/m2. Jika tidak dapat menjaga ketegak lurusan antara sinar matahari
dengan bidang panel surya, maka dibutuhkan bidang permukaan panel surya yang
lebih luas. Panel surya yang berada di daerah khatulistiwa (latitude 0 derajat) jika
diletakkan pada posisi mendatar (tilt angle = 0) akan menghasilkan energi
maksimum, sedangkan untuk lokasi dengan latitude berbeda harus dicarikan tilt
angle yang optimal.

(Sumber: Jurnal Pengabdian LPPM Untag Surabaya Nopember 2015, Vol. 01,
No. 02, hal 193 – 202)

2.5.5. Solar Charger Controller (SCC)

A. Pengertian Solar Charger Controller


Solar Charger Controller (SCC) merupakan komponen utama yang sangat
penting dalam penghubung antara daya input dan output yang dihasilkan
untuk disalurkan dan digunakan ke komponen beban pemakaian. Solar
charge controller adalah suatu komponen yang berfungsi mengatur aliran
energi panel surya ke battery maupun aliran energi dari battery ke beban
sehingga bisa melindungi battery dan peralatan lainnya dari
kerusakan.Solar charger controller mengantisipasi over charging dan
kelebihan tegangan dari panel surya. Kelebihan tegangan dan pengisian
akan mengurangi umur baterai. Panel surya 12 volt umumnya memiliki
tegangan output 16 - 21 volt. Sedangkan battery umumnya di-charge pada
tegangan 14 - 14.7 Volt. Jadi tanpa solar charge controller, battery akan
rusak oleh over charging dan ketidakstabilan tegangan.

B. Jenis Solar Charger Controller.


Ada dua jenis solar charger controller berdasarkan teknologi yang
digunakan, dalam pemilihannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari
pada tujuan utama dari perancangan suatu alat pengguna, setiap solar
charger controller mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing,
berikut adalah jenis solar charger controller, yaitu :

1. PWM (Pulse Wide Modulation), seperti namanya menggunakan lebar


pulse dari on dan off elektrikal, sehingga menciptakan seakan-akan sine
43

wave electrical form.Solar charge controller jenis ini harganya lebih


murah tetapi efisiensi konversi energinya lebih rendah.

Gambar 2.19. Solar Charge Controller PWM

(Sumber: Jurnal Dinamika DotCom. ISSN 2086-2652.Vol. 8 No. 1 Januari 2017)

2. MPPT (Maximun Power Point Tracker), yang lebih efisien konversi DC to


DC. MPPT dapat mengambil maximun daya dari PV. MPPT charge
controller dapat menyimpan kelebihan daya yang tidak digunakan oleh
beban ke dalam baterai, dan apabila daya yang dibutuhkan beban lebih
besar dari daya yang dihasilkan oleh PV, maka daya dapat diambil dari
baterai. Solar charge controller jenis ini harganya lebih mahal tetapi
efisiensi konversi energinya lebih rendah. Kelebihan MPPT dalam ilustrasi
ini: panel surya ukuran 120 Watt, memiliki karakteristik Maximun Power
Voltage 17,1 volt dan Maximun Power Current 7,02 ampere. Dengan solar
charge controller selain MPPT dan tegangan baterai 12,4 volt, berarti daya
yang dihasilkan adalah 12,4 volt x 7,02 ampere = 87,05 Watt. Dengan
MPPT, maka arus yang bisa diberikan adalah sekitar 120W : 12.4 V = 9.68
Ampere.
44

Gambar 2.20. Solar Charge Controller MPPT

(Sumber: Jurnal Dinamika DotCom. ISSN 2086-2652.Vol. 8 No. 1 Januari 2017)

C. Fungsi dan pemilihan Solar Charger Controller


Secara detail fungsi dari solar charge controller adalah sebagai berikut:

1. Mengatur arus untuk pengisian ke baterai agar menghindari kelebihan


pengisian baterai dan kelebihan tegangan pada baterai
2. Mengatur arus yang dibebaskan /diambil dari baterai agar baterai tidak full
discharge dan over loading serta monitoring temperatur baterai.
Dalam pemilihan solar charge controller yang harus diperhatikan adalah:

a) Tegangan 12 Volt DC/24 Volt DC;


b) Kemampuan (dalam arus searah) dari controller
c) Full charge dan low voltage cut
Solarcharge controller yang baik biasanya mempunyai kemampuan mendeteksi
kapasitas baterai. Bila baterai sudah penuh terisi maka secara otomatis pengisian
arus dari panel surya berhenti. Cara deteksi adalah melalui monitor level tegangan
baterai. Solar charge controller akan mengisi baterai sampai level tegangan
tertentu, kemudian apabila level tegangan drop, maka baterai akan diisi kembali.

Solar charge controller biasanya mempunyai satu input (2 terminal) yang


terhubung dengan keluaran panel surya, satu output (2 terminal) yang terhubung
dengan baterai dan satu output (2 terminal) yang terhubung dengan beban. Arus
listrik DC yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke panel sel surya
45

karena biasanya ada 'diode protection' yang hanya melewatkan arus listrik DC
dari panel surya ke baterai, bukan sebaliknya.

Berikut formula untuk menghitung kapasitas solar charge controller (SCC):


ISCC = Isc panel x N panel x 125% ......................... (2-24)
Keterangan:
ISCC = arus SCC (ampere)
Isc panel = arus hubung-singkat panel surya (ampere)
N panel = jumlah panel surya
125% = Kompensasi.

(Sumber: Jurnal Dinamika DotCom. ISSN 2086-2652.Vol. 8 No. 1 Januari 2017)

2.5.6. Battery

Baterai adalah alat yang menyimpan daya listrik arus DC yang dihasilkan oleh
panel surya dengan menggunakan solar charger controller sebagai indikator level
baterai yang tidak segeran digunakan oleh beban. Komponen baterai kadang-
kadang dinamakan akumulator (accumulator). Baterai menyimpan listrik dalam
bentuk daya kimia. Baterai yang paling biasa digunakan dalam aplikasi surya
adalah baterai yang bebas pemeliharaan bertimbal asam (maintenance-free lead-
acid batteries), yang juga dinamakan baterai recombinant atau VRLA (klep
pengatur asam timbal atau valve regulated lead acid). Baterai terbentuk oleh
sekelompok elemen atau sel yang diletakan secara seri.

Gambar 2.21. Batterai


46

2.5.7. Jenis-jenis Battery

Ada beberapa jenis battery di pasaran yaitu jenis aki basah /konvensional, hybrid
dan MF (Maintenance Free). Pada umumnya aki basah /konvensional b
menggunakan asam sulfat (H2SO4) dalam bentuk cair. Sedangkan aki MF sering
disebut juga aki kering karena asam sulfatnya sudah dalam bentuk gel. Dalam hal
mempertimbangkan posisi penempatan kedudukan maka aki kering tidak
mempunyai kendala, lain halnya dengan aki basah. Aki konvensional kandungan
timbalnya (Pb) juga masih tinggi sekitar 2,5% untuk masing-masing sel positif
dan negatif. Sedangkan jenis hybrid kandungan timbalnya sudah dikurangi
menjadi masing-masing 1,7%, hanya saja sel negatifnya sudah ditambahkan unsur
Calsium. Sedangkan aki MF sel positifnya memakai timbal 1,7% tetapi sel
negatifnya sudah tidak memakai timbal melainkan Calsium sebesar 1,7%. Pada
Calsium battery Asam Sulfatnya (H2SO4) masih berbentuk cairan, hanya saja
hampir tidak memerlukan perawatan karena tingkat penguapannya kecil sekali
dan dikondensasi kembali. Teknologi sekarang bahkan sudah memakai bahan
silver untuk campuran sel negatifnya. Usia baterai tergantung dari DOD (Depth of
Discharge). Semakin besar nilai DOD baterai maka akan semakin awet.

2.5.8. Pertimbangan Pemilihan Battery

Pada saat pemilihan baterai ada beberapa yang harus diperhatikan yaitu :

1. Tata letak, apakah posisi tegak, miring atau terbalik.Bila pertimbangannya


untuk segala posisi maka aki kering adalah pilihan utama karena cairan air
aki tidak akan tumpah. Kendaraan off road biasanya menggunakan aki
kering mengingat medannya yang berat. Aki ikut terguncang-guncang dan
terbanting. Aki kering tahan goncangan sedangkan aki basah bahan
elektrodanya mudah rapuh terkena goncangan.
2. Voltase/tegangan, dipasaran yang mudah ditemui adalah yang bertegangan
6 V, 12 V dan 24 V. Ada juga yang multipole yang mempunyai beberapa
titik tegangan. Yang custom juga ada, biasanya dipakai untuk keperluan
industri.
47

3. Kapasitas aki yang tertulis dalam satuan Ah (Ampere hour), yang


menyatakan kekuatan aki, seberapa lama aki tersebut dapat bertahan
mensuplai arus untuk beban / load.
4. Cranking Ampere yang menyatakan seberapa besar arus start yang dapat
disuplai untuk pertama kali pada saat beban dihidupkan.Aki kering
biasanya mempunyai cranking ampere yang lebih kecil dibandingkan aki
basah, akan tetapi suplai tegangan dan arusnya relatif stabil dan konsisten.
Itu sebabnya perangkat audio mobil banyak menggunakan aki kering.
5. Pemakaian dari aki itu sendiri apakah untuk kebutuhan rutin yang sering
dipakai ataukah cuma sebagai back-up saja. Aki basah, tegangan dan
kapasitasnya akan menurun bila disimpan lama tanpa recharge, sedangkan
aki kering relatif stabil bila di simpan untuk jangka waktu lama tanpa
recharge.
6. Harga karena aki kering mempunyai banyak keunggulan maka harganya
pun jauh lebih mahal daripada aki basah. Untuk menjembatani rentang
harga yang jauh maka produsen aki juga memproduksi jenis aki kalsium
(calcium battery) yang harganya diantara.
(Sumber: Jurnal Dinamika DotCom. ISSN 2086-2652.Vol. 8 No. 1 Januari 2017)

2.5.9. Penghantar dan MCB (Miniatur Circuit Breaker)

Penghantar adalah suatu alat yang digunakan untuk mengalirkan arus listrik dari
sumber menuju beban dan peralatan listrik lainnya. Penghantar banyak sekali
jenis dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. Pada umumnya jenis
penghantar yang digunakan di instalasi rumah tinggal yaitu kabel jenis NYA
ataupun NYM. Jika menggunakan kabel jenis NYA maka harus dimasukkan ke
dalam pipa PVC. Dalam menentukan luas penampang penghantar faktor utama
yang harus diperhatikan adalah arus yang mengalir. Apabila penghantar tersebut
digunakan untuk mengalirkan arus listrik dalam jarak yang jauh maka perlu juga
diperhatikan faktor jatuh tegangan. Hubungan antar ukuran luas penampang
penghantar dengan Kemampuan Hantar arus (KHA)-nya dapat dilihat secara
detail di PUIL 2000 Tabel 3.7-1 (Lampiran 6.)
48

MCB merupakan suatu alat proteksi yang berfungsi sebagai pengaman penghantar
dan peralatan listrik lainnya pada tegangan rendah, MCB bekerja sebagai pemutus
apabila terjadi beban arus listrik lebih dan hubung singkat, rating parameter MCB
yang ada cukup bervariasi mulai dari 2 A sampai dengan 63 A, penentuan rating
MCB harus memperhatikan arus nominal beban. Selain itu rating MCB juga tidak
boleh melebihi KHA dari penghantar yang diamaankannya. Berdasarkan jumlah
fasanya, MCB pada umumnya terdiri dari MCB satu fasa dan MCB tiga fasa.

Gambar 2.22. MCB (Miniatur Cicuit Breaker)

(Sumber: Jurnal Dinamika DotCom. ISSN 2086-2652.Vol. 8 No. 1 Januari 2017)

2.5.10. Digital Volmeter & Amperemeter

Fungsi Instrumen ini adalah alat untuk mengukur besar tegangan listrik dan arus
listrik dalam suatu rangkaian listrik. Hal ini juga memiliki fungsi penting sebagai
penanda atau pengukur pada sumber tegangan listrik pada Miniatur Mobil Listrik
TR-15 yaitu Baterry. Sehingga kita akan tahu apakah baterai masih baik atau
perlu diganti atau tidaknya serta dapat memonitor penggunaan arus listrik yang
dipergunakan sehingga tidak melebihi dari batas yang telah ditentukan.

Dengan Volt / Amperemeter digital ini, kita akan tahu tegangan atau voltase aki
saat sebelum dan sesudah menyalakan lampu serta perangkat instrumen lainnya
yang ada pada Miniatur Mobil Listrik TR-15. Dalam hal ini Digital Volt / Ampere
meter digunakan sebagai instrumen yang mendeteksi tegangan dan kuat arus yang
mengalir pada Motor DC.
49

Gambar 2.23. Digital Volt/Amperemeter

2.5.11. Digital Themperature Controller

Pada dasarnya instrumen ini berfungi untuk memonitoring suhu pada Miniatur
Mobil Listrik TR-15, sehingga pada sistem kontrol dapat termonitor apabila
terjadi perubahan suhu yang secara tiba-tiba meningkat.

Telah dilakukan penelitian daya dan sistem kontrol tegangan rangkaian


peningkatan suhu motor DC. Banyak energi listrik yang diubah menjadi panas
sehingga dapat menyebabkan peningkatan suhu motor DC pada stator dan rotor.
Dalam penelitian ini, daya dan sistem kontrol tegangan rangkaian mendeteksi
peningkatan suhu motor DC dan juga sebagai umpan balik variabel. Kontrol
sistem pasokan tenaga listrik berdasarkan perubahan tersebut. Dalam penelitian
ini kami memperoleh tenaga maksimum dan tegangan dapat diukur sampai 7,5
watt, tegangan 15 Volt dengan arus listrik 0,5 Ampere pada temperatur 35 ⁰C dan
daya minimum 6 Watt, tegangan 12 Volt dengan Ampere listrik saat ini 0,5 pada
suhu 27 ⁰C. Sistem kontrol ini efektif, karena mampu mengubah suhu rendah dan
kontrol motor DC secara cepat.

(Sumber : Analisis Sistem Kontrol Motor Dc Sebagai Fungsi Daya Dan Tegangan
Terhadap Kalor, Akhmad Dzakwan, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri
Lampung)
50

Gambar 2.24. Themperature Controller

2.5.12. Lampu Indikator

Alat ini digunakan sebagai perimeter pengendara untuk mengetahui sistem sudah
berfungsi atau tidaknya, selain itu digunakan sebagai sinyal bagi pengendara jika
terjadi gangguan pada Motor DC (Over heat). Oleh karena itu indikator ini
difungsikan sebagai sistem keamanan pada miniatur mobil listrik TR-15.

Gambar 2.25. Lampu Indikator Sebagai Sinyal Sistem Kontrol

Selain itu untuk instrumen lainnya yang terdapat pada rancang bangun Miniatur
Mobil Listrik TR-15 yaitu menggunakan lampu indikator jenis pijar (Bulb)
sebagai pemberi sinyal belok, sinyal saat pengereman, sinyal bahaya dan pemberi
sinyal saat arah mundur.
51

Gambar 2.26. Lampu Indikator Bulb Indikator

Untuk penerangan lampu depan Miniatur Mobil Listrik TR-15 menggunakan


lampu jenis LED, yang dimana berfungsi sebagai lampu penerangan saat hari
mulai gelap.

Gambar 2.27. Lampu Indikator Sebagai Sinyal Penerangan

2.5.13. Charger Battery

Pada prinsipnya peralatan ini digunakan untuk pengisian baterai pada miniatur
mobil listrik TR-15, ini baru dapat dipergunakan apabila waktu malam hari.

Sistem pengisiannya pun terpisah dengan sistem kontrol (stand alone), pada
bagian peralatan ini sudah dilengkapi dengan battery indikator serta pengisian
otomatis jika kondisi sudah penuh.

Peralatan ini membutuhkan sumber/tegangan kerja di 220 VAC, sehingga


peralatan ini sangat praktis dalam pengisiannya.
52

Gambar 2.28. Charger Battery

2.5.14. Voltmeter Analog

Instrumen ini digunakan pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15
sebagai monitor tegangan pada sumber tegangan yaitu baterai. Instrumen ini
bekerja karena adanya Tegangan DC yang mengalir melalui jaringan kabel yang
menuju kaki (terminal pada instrumen tersebut) yang terdiri dari Positif (+) dan
Negatif (-). Jarum pada instrumen ini akan langsung menunjukan angka sesuai
dengan Tegangan Baterai yang terpasang pada sistem kontrol Miniatur Mobil
Listrik TR-15. Instrumen ini juga berfungsi sebagai pemberi indikator tegangan
pada Baterai jika tegangan menunjukan dibawah standar maka perlu dilakukan
penggantian Baterai.

Gambar 2.29. Voltmeter Analog


53

Instrumen ini digunakan pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15
sebagai monitor tegangan pada sumber tegangan Baterai. Instrumen ini bekerja
karena adanya Tegangan DC yang mengalir melalui jaringan kabel yang menuju
kaki (terminal pada instrumen tersebut) yang terdiri dari Positif (+) dan Negatif (-)
yang terhubung dengan baterai.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Untuk jenis penelitian yang dilakukan adalah pada perancangan sistem kontrol
dan instrumen pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15 sebagai
penunjang performa sistem kontrol.

3.2. Penetapan Lokasi Penelitian

1. Waktu

Untuk waktu pekerjaan pembuatan miniatur mobil listrik TR-15, dikerjakan pada
malam hari dikarenakan pagi hari hingga sore digunakan untuk aktivitas dari Tim
Teknik dari, selesai pulang kerja kami mulai melakukan pekerjaan dari jam 18:30
sampai dengan 24:00 WIB, dengan hari-hari tertentu (tidak setiap hari).

2. Tempat Penelitian

Sebagai tempat penelitian pembuatan miniatur mobil listrik TR-15, dikerjakan di


Theater Imax Keong Emas Taman Mini Indonesia Indah Jakarta yang telah
memberikan izin dari Management untuk memberikan tempat dengan catatan
dilakukan pekerjaan dimalam hari, agar tidak mengganggu operasional di Theater
Imax Keong Emas Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.

3.3. Langkah Penelitian

Metode serta Langkah Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1) Metode pelaksanaan.
2) Metode perancangan dan pengujian sistem kontrol.
3) Metode pengumpulan data.

54
55

3.3.1. Metode Pelaksanaan

Pada gambar 3.1 adalah flowchart dari pada langkah-langkah kerja dalam
pembuatan miniatur mobil listrik TR-15 yang dirancang dari design hingga
perakitan rangka sampai pemasangan komponen-komponen dan sistem kontrol
yang terdapat pada miniatur mobil listrik TR-15, setelah itu melakukan uji coba
pada miniatur mobil listrik TR-15 dimulai dengan mengukur kecepatan maksimal,
mengukur waktu ketahanan battery dengan beban terpasang pada miniatur mobil
listrik TR-15, memastikan fungsi sistem kontrol dan instrumen berfungsi dengan
baik dan aman.

Gambar 3.1. Flowchart Langkah Kerja Miniatur Mobil Listrik TR-15


56

Tabel 3.1. Flowchart Langkah Kerja Miniatur Mobil Listrik TR-15

No Langkah Kerja Sub Pekerjaan


1 Perancangan Design Miniatur 1. Pembuatan gambar design
Mobil Listrik TR-15 2. Perhitungan komponen yang
digunakan seperti: Solar cell, SCC,
Baterai, Motor DC dan sistem
instrumen lainnya.
2 Pembuatan Rangka Mobil 1. Ukuran rangka mobil
2. Ukuran besi yang digunakan
3. Pemasangan ban, rem, setir, dll.
4. Pemasangan kedudukan motor DC
3 Pemasangan dan Instalasi 1. Pemasangan komponen yang
Komponen Elektrikal digunakan seperti: Kabel instelasi,
Solar cell, SCC, Baterai, Motor DC
dan sistem instrumen lainnya dalam
suatu instalasi.
2. Pemasangan kontrol instrumen
pendukung (parameter volt,ampere,
pedal kontrol motor DC, lampu
indikator dan box panel.
4 Pengujian Miniatur Mobil 1. Pengujian Power Supply
Listrik TR-15 2. Pengujian Sistem Kontrol dan
Instrumen
3. Pengujian Sistem Pengaman terhadap
Sistem Kontrol
4. Pengujian Sistem Kontrol tanpa
menggunakan beban motor DC
5. Pengujian Sistem Kontrol dengan
menggunakan beban motor DC
57

3.4. Metode Perancangan dan Pengujian Sistem Kontrol

Pada tahapan ini harus benar-benar diperhitungkan mulai dari design, bobot
kendaraan, penggunaan motor DC yang sesuai dengan spesifikasi, serta sistem
kontrol dan instrumen yang akan diimplementasikan pada rancang bangun
Miniatur Mobil Listrik TR-15.

3.4.1. Perencanaan dan Perancangan Design

Dalam perancangan design yang dibuat dengan semenarik mungkin dengan


mengutamakan berat bobot kendaraan yang ringan, oleh karena itu pemilihan
bahan pembuatan rangka mobil listrik itu harus diperhatikan agar tidak menjadi
beban dari motor DC menjadi berat yang berakibatkan mempengaruhi kecepatan
mobil listrik tersebut, adapun berat maksimal yang direncanakan adalah maksimal
250 Kg.

Berikut gambar dibawah ini adalah perancangan design miniatur mobil listrik
tenaga surya TR-15, dengan menggunakan besi hollow sebagai kerangka, serta
penggunaan sistem kontrol dan instrumen sebagai penunjang performa pada
rancang bangun miniatur mobil listrik TR-15.

Gambar 3.2. Perancangan Design Miniatur Mobil Listrik TR-15.


58

3.4.2. Perancangan Sistem Mekanikal

Setelah tahap perencanaan design dibuat maka selanjutnya dilakukan tahapan


pembuatan kerangka miniatur mobil listrik TR-15. Yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan rangka adalah kerangka harus mampu menahan beban termasuk
pengendara. Semakin berat beban rangka yang dibuat akan mempengaruhi
terhadap kinerja dari motor DC, begitu pula sebaliknya semakin ringan kerangka
yang dibuat maka kinerja motor DC akan semakin baik dan hal ini akan langsung
berdampak pada pemakaian baterai dan performa sistem kontrol.

Gambar 3.3. Proses Awal Rangka Miniatur Mobil Listrik TR-15

Pada gambar 3.3 merupakan proses pembuatan rangka bawah sesuai dengan
perencanaan design, dengan dimensi panjang 140 cm dengan lebar 80 cm. Jenis
besi yang digunakan untuk membuat rangka yaitu menggunakan besi hollow
dengan ukuran 2 x 2 cm, 2 x 4 cm dan 4 x 4 cm, dengan ketebalan masing-masing
2 mm agar mudah dalam proses penyambungan / pengelasan serta pembentukan
design miniatur mobil listrik TR-15. Untuk rangka bagian bawah sebagai pondasi
mobil menggunakan besi hollow ukuran 4x4 cm, seperti pada gambar 3.3
merupakan tahapan awal dari pembuatan suatu rangka miniatur mobil listrik TR-
15. Sedangkan pada gambar 3.4 kelanjutan dari gambar 3.3 melakukan proses
pengelasan bagian-bagian dari pembentukan dan kedudukan rangka mobil listrik
tersebut, sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh.
59

Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan roda belakang dan roda depan, roda
yang kita gunakan berdiameter 14 inch, dengan sistem pengereman (rem) cakram
menggunakan sistem pengereman sepeda motor (disc brake), kemudian untuk
setir kemudi yang digunakan menggunakan setir kemudi mobil suzuki katana
yang dilengkapi dengan asesoris klakson. Setelah itu pembuatan kedudukan motor
DC yang terhubung dengan sistem transmisi mekanik, pada sistem transmisi ini
berfungsi untuk membalikan putaran motor DC menjadi maju maupun mundur
menggunakan sistem mekanikal, yaitu dengan pengoperasian tuas pedal untuk
merubah posisi bergerak baik maju maupun mundur.

Gambar 3.4. Pengelasan Rangka Miniatur Mobil Listrik TR-15

Material terpasang pada miniatur mobil listrik TR-15 seperti pada tabel 3.2.
60

Tabel 3.2. Material pada Sistem Mekanikal Miniatur Mobil Listrik TR-15.

NO MATERIAL JENIS/ MERK UKURAN JUMLAH KETERANGAN


1 Rangka Mobil :
a. Besi Hollow Besi 2x2 cm, 2mm 6 batang
b. Besi Hollow Besi 2x4 cm, 2mm 4 batang
c. Besi Hollow Besi 4x4 cm, 2mm 3 batang
2 Ban Mobil Ban isi udara Ф 14 inch 4 buah Type ban dalam
3 Break rem cakram Jupiter MX 1 set Bagian belakang
4 Setir Kemudi Suzuki Katana 1 set Beserta klakson
5 Sok beaker motor Suzuki Smash 2 buah Bagian depan
6 Sok beaker motor Supra X 125 2 buah Bagian belakang
7 As ban belakang Besi Ф 22 mm 1 buah
8 Bearing as ban belakang NTN UCP 205 2 buah
9 Rantai motor Jupiter 1 set Plus Gear Set
10 Bangku Plastik 1 seat
11 Gear Box 1 Set Perubah putaran

Dari hasil material yang terdapat ditabel, maka didapat suatu rangka miniatur
mobil listrik TR-15 beserta solar cell yang telah dirancang dengan panjang mobil
224 cm, lebar 103 cm dan tinggi 130 cm, dengan berat total bobot rangka
ditambah solar cell seberat 80 Kg.

Gambar 3.5. Rangka Miniatur Mobil Listrik TR-15


61

3.4.3. Perancangan Sistem Elektrikal

Pada sistem ini menentukan daya listrik yang dihasilkan dalam solar cell hingga
dapat mencharger battery yang dihasilkan untuk disuplay kebeban motor DC dan
instrumen kontrol lainnya yang membutuhkan energi listrik. Kemudian
menentukan jenis/ merk serta kapasitas komponen-komponen elektrikal yang
digunakan dalam perancangannya.

Untuk membutuh daya listrik yang dihasilkan baterai 2 buah 12 Volt, 50 Ah


(1200 Watt) dalam sistem PLTS menbutuhkan perhitungan komponen-
komponen elektrikal sebagai berikut :

1. Penggunaan daya baterai, agar tidak mudah rusak untuk penggunaannya


dengan mekanisme DoD (Depth of Descharge) yang dibolehkan maksimal
sebesar 80% untuk mempertahankan masa baterai deep cycle agar penting
untuk mengetahui bahwa semakin sepenuhnya discharge baterai, semakin
kemungkinan bahwa itu akan menurunkan dengan cepat. Demikian pula,
semakin discharge siklus yang mengalami baterai, semakin cepat akan
menurunkan. Pada DoD didefinisikan sebagai kapasitas dalam jam
Ampere (Ah) yang dilepaskan dari baterai yang terisi penuh, dibagi
dengan kapasitas nominal baterai (C20), DoD biasanya disajikan dalam
persen (%), jika baterai 100Ah dilepaskan selama 20 menit pada 50 A
kedalaman debit adalah: 50 x (20/60) / 100 = 16,7 %. Penggunaan daya
baterai, agar tidak mudah rusak untuk penggunaannya hanya 50 % - 80 %
dari kapasitas baterai, misal baterai 100 Ah, 12 Volt, daya listrik yang
terpakai maksimal adalah: 100 Ah x 12 Volt x 80% = 960 Watt Hour.
2. Solar cell dengan kapasitas 140 Wp, Vmp = 18,2 V, Isc = 8,3 A, 140
Watt Peak (pada saat terik), untuk waktu maksimal ideal panas matahari
menyerap solar cell antara 4 sampai 5 jam, maka solar cell yang dapat
dihasilkan dalam 1 hari penuh adalah: 140 WP x 5 jam = 700 Watt hour/
day.
3. Dengan demikian dari spesifikasi solar cell diatas, maka digunakan SCC
(Solar Charger Controller) 10 Ampere, karena Isc = 8,3 A. (perhitungan
dijelaskan saat mencari SCC)
62

4. Sehingga apabila menggunkan motor DC berkapasitas 400 Watt dengan


tegangan 24 Volt dengan daya listrik baterai 960 Watt hour (saat kondisi
baterai penuh), maka mobil listrik tersebut bisa berjalan 960 Watt.
Hour/400 Watt =  2 jam, (dengan catatan intensitas cahaya matahari
konstan menyinari solar cell).

Setelah didapatkan hasil estimasi perhitungan daya input maupun output pada
sistem mobil listrik tenaga surya, maka langkah selanjutkannya adalah
mengadakan spare part elektrikal, adapun komponen-komponen elektrikal pada
miniatur mobil listrik TR-15 dengan spesifikasi jenis dan ukurannya seperti pada
tabel 3.3.

Tabel 3.3. Material Sistem Elektrikal Pada Miniatur Mobil Listrik TR-15

NO MATERIAL JENIS/ MERK JUMLAH KETERANGAN


1 Solar Cell Panel Monocysrtalis 1 buah Berat 2 Kg
66x146 cm
2 Solar Charge Controller MPPT 12/24 V, 1 buah
10 A
3 Batterai Yuasa MF 2 buah Batterai kering
48D26R-N50, Berat 15 Kg
12 V, 50 Ah
4 Motor DC Lenze, 0,37 Kw, 1 unit Berat 18 Kg
24 V
5 DC Motor Brusheless Yiyun Tech 1 buah Motor controller
Regulator Controller 24 V, 500 W
6 Klakson motor 1 Buah
7 Lampu penerangan LED 2 Buah Kapasitas 1 watt
depan warm white
8 Lampu rem LED 2 Buah Warna merah
9 Lampu signal mundur LED 2 Buah Warna putih
10 Digital volt/ampere DSN-VC228 1 buah LED warna merah
meter
11 DC Volt analog General Electric 1 buah Type analog
63

12 Speedometer Sensor SunDING 1 buah Green Backlight


SD-563B
13 Kabel Baterai Jembo Ф 25 mm 4 meter Merah dan Biru
14 Kabel Instalasi Jembo Ф 2,5 5 meter
mm
15 Kabel Control Jembo NYAF, 10 meter Merah dan Biru
Ф 1,5 mm
16 Relay set DC12/5 Ampere 2 set Dengan indikator
17 Toggle Switch ON, OFF, ON 1 Buah Untuk Switch
Lampu sein
18 Emergency Button Telemecanique 1 Buah Tombol Emergency
ZB2-BE102
19 Temperature Control W1209 1 Buah Monitor suhu
with thermistor motor
20 Flasher indicator 12VDC 1 Buah Untuk lampu sein
21 Buzzer Flasher 12VDC 1 Buah Untuk sinyal
mundur
22 MCB 10 Ampere 1 Buah Untuk battery
23 Hazard Button 1 Buah Untuk Sinyal
lampu
24 Selector Switch 2 Buah Power contact
25 Throttle Acceleration 1 Buah Untuk akselerasi
26 Terminal Blok 1 Buah Terminasi kabel
64

3.4.4. Perancangan Sistem Instrumen Kontrol

Pada sistem ini merancang distribusi energi listrik yang dihasilkan oleh solar cell
dalam mencharger battery untuk disuplay ke sistem kontrol dan instrumen
pendukung agar dapat memberikan indikator-indikator tentang penerangan,
kecepatan, suhu, alat ukur sebagai monitoring dan pengamanan dalam
pengoperasian miniatur mobil listrik TR-15.

Gambar 3.6. Instrumen dan Sistem Kontrol Miniatur Mobil Listrik TR-15

Dalam miniatur mobil listrik TR-15 ini sumber daya listrik berasal dari 2 buah
baterai masing-masing 12 VDC 50 Ah, tegangan yang dihasilkan dari baterai
pada rancangan ini tidak langsung terhubung dengan motor penggerak tetapi
masuk terlebih dahulu kedalam rangkaian kontrol yang berguna untuk mengatur
performa dari motor penggerak tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Selain terdapat rangkaian kontrol untuk penggerak motor terdapat pula beberapa
peralatan instrumen pendukung yang berfungsi sebagai penunjang performa dan
keamanan pada sistem miniatur mobil listrik TR-15. Adapun peralatan instrumen
ini berfungsi sebagai :
1. Memonitor tegangan listrik, arus listrik, suhu dan pemberi sinyal saat
miniatur mobil listrik TR-15 bekerja.
2. Mengetahui tingkat dari kapasitas baterai, serta waktu yang dibutuhkan
battery baik saat digunakan maupun saat pengisian.
65

3. Memberikan dan mengetahui sinyal kecepatan pada saat miniatur mobil


listrik.
4. Memberikan sinyal untuk memonitor beberapa seperti lampu penerangan
depan, lampu belok (kiri/kanan), lampu rem, power suplay, motor DC,
switch control power, serta saat miniatur mobil listrik TR-15 bergerak
mundur.
Dalam mengontrol daya listrik yang berasal dari batery, rangkaian controller
tersebut langsung terhubung dengan rangkaian pot box / pedal gas. Sumber daya
listrik yang berasal dari controller dialirkan untuk memutar motor DC. Dalam
sistem miniatur ini diterapkan sistem keamanan dan diterapkan menggunakan
peralatan sensor dan instrumen lainnya selain memonitor performa sistem
pengendali juga sistem keamanan khususnya pada pengontrol daya listrik sebagai
antisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sistem keamanan tersebut
menerapkan metode pengontrolan yang berbasis pembalikan polaritas yang
fungsi dasarnya memutuskan daya secara manual yang dapat dilakukan oleh
pengendara melalui tombol yang telah disediakan (Emergency Button).

3.4.5. Perhitungan dan Spesifikasi Komponen Elektrikal Miniatur Mobil


Listrik TR-15

Dalam suatu sistem elektrikal pada miniatur mobil listrik TR-15, merupakan
komponen yang sangat penting dalam struktur pembuatan miniatur mobil listrik,
bisa dikatakan sebagai jantungnya dalam suatu organ tubuh, karena mengatur
dimana daya listrik yang dihasilkan hingga daya listrik yang digunakan dari solar
cell hingga beban pemakaian untuk motor DC dan sistem kontrol instrumen
lainnya, terutama dalam pemilihan komponen- komponen yang sesuai dengan
kondisi miniatur mobil listrik TR-15. Dibawah ini adalah spesifikasi komponen-
komponen utama dan estimasi perhitungan yang digunakan.

3.4.6. Daya Terpasang pada Mobil Listrik Tenaga Surya TR-15

Pada umumnya kekuatan sumber listrik dalam suatu sistem PLTS terdapat pada
kekuatan baterai , dimana baterai bisa mendapat charger yang cukup untuk
disuplay ke komponen-komponen yang membutuhkan energi listrik seperti motor
66

DC dan sistem kontrol instrumen lainnya, oleh karena itu baterry merupakan
komponen terpenting sehingga perlu perhitungan yang cermat dalam
penentuannya.

Untuk baterai yang terpasang pada miniatur mobil listrik tenaga surya TR-15
berkapasitas 12 V, 50 Ah, sebanyak 2 buah (1200 Watt dengan baterai dirangkai
paralel), dalam penggunaan daya baterai, agar tidak mudah rusak untuk
penggunaannya dengan mekanisme DoD (Depth of Descharge) yang dibolehkan
maksimal sebesar 80 % untuk mempertahankan masa baterai deep cycle agar
penting untuk mengetahui bahwa semakin sepenuhnya discharge baterai, semakin
kemungkinan bahwa itu akan menurunkan dengan cepat, sehingga daya listrik
yang terpakai maksimal adalah: 2 buah x 50 Ah x 12 Volt x 80% = 960 Watt
Hour. Dengan demikian kita dapat menentukan berapa kapasitas solar cell yang
digunakan dalam mencharge baterai dan suplay energi listrik yang digunakan
motor DC dan sistem kontrol instrumen lainnya yang membutuhkan listrik.

Gambar 3.7. Baterai pada Miniatur Mobil Listrik TR-15

Spesifikasi jenis baterai yang digunakan merupakan jenis baterai kering merk
Yuasa MF 48D26R-N50 dengan ukuran panjang 25 cm, lebar 16 cm dan tinggi 20
cm dan berat bobot 15 Kg. Jenis baterai ini sangat tahan lama masa penggunaanya
sekitar 2 tahun dan mudah dalam perawatannya.
67

Dalam pengisian baterai untuk mengetahui lama pemakaian yang digunakan dapat
dihitung dengan rumus dibawah ini:

..................................................................(3.1)

Dimana:
Ta = Lamanya pengisian baterai (Hours)
C = Besarnya kapasitas baterai (Ampere hours)
I = Besarnya arus penggunaan ke baterai (Ampere)
(Suwandi, 2017)
Dari rumus diatas dapat dihitung berapa lama waktu yang diperoleh dalam
mencharger baterai dalam keadaan low baterai, seperti perhitungan dibawah ini:
Jika, C = 50 Ah

I = 10 Ampere

Maka, lama pengisian baterai adalah :

3.4.7. Spesifikasi dan Perhitungan Solar Cell

Penggunaan spesifikasi solar cell dalam pembutan miniatur mobil listrik tenaga
surya TR-15, harus disesuaikan dengan luas atap rangka mobil listrk tenaga surya
tersebut, setelah melakukan pengukuran dan kecocokan untuk solar cell
memerlukan ukuran modul solar cell seluas 150 cm x 60 cm.

Berdasarkan ukuran luas modul solar cell didapat, maka spesifikasi solar cell
yang digunakan dalam mininiatur mobil listrik tenaga surya TR-15, menggunakan
merk KSI modul KSM 140-36-01 made in Korea, dengan area luas 146 cm x 66
cm, untuk 1 modul solar cell terdiri dari 4 baris cell surya yang setiap 1 baris
berjumlah 9 cell surya sehingga terdapat 36 cell surya bagian yang dirangkai seri
pada setiap kolomnya dengan jumlah 9 sel surya dan parelel pada setiap barisnya
berjumlah 4 baris.
68

Gambar 3.8. Solar Cell Merk KSI Model KSM 140-36-01

Gambar diatas adalah solar cell yang digunakan dalam miniatur mobil listrik
tenaga surya TR-15. Adapun spesifikasinya sebagai berikut:

Keterangan:

 Pmax = 140 Watt Peak (Daya maksimal yang dihasilkan).

 Vmp = 18,2 Volt (Tegangan maksimal yang dihasilkan).

 Imp = 7,7 Ampere (Arus maksimal yang dihasilkan).

 Isc = 8,3 Ampere (Arus hubung singkat disaat tegangan (V=0).

 Voc = 22,2 Volt (Tegangan terbuka).

Modul surya akan menghasilkan arus listrik maksimum apabila tidak ada
komponen Tahanan (R) pada rangkaian, dengan kata lain kita akan menghubung-
singkatkan kutub positif dan kutub negatif. Arus maksimum biasa disebut sebagai
arus hubung singkat (Isc) yang terjadi pada saat tegangan modul surya sama
dengan nol (V=0). Sebaliknya, tegangan maksimum dihasilkan pada saat
rangkaian tidak terhubung. Tegangan ini disebut sebagai tegangan terbuka (Voc),
pada kondisi ini tahanan R sangatlah besar dan tidak ada sama sekali arus yang
mengalir karena rangkaian listrik tidak terhubung atau dengan kondisi terbuka.
Dari spesifikasi solar cell tersebut dapat dihitung berapa setiap bagian sel surya
yang dihasilkan seperti perhitungan dibawah ini:
69

1. Perhitungan Kapasitas Setiap Cell Surya

 Daya keluar setiap cell surya adalah: 140 Wp/36 cell surya = 3,8 Wp.

 Karena setiap baris dirangkai paralel maka tegangan yang mengalir


disetiap bagian adalah sama Vmp= V baris = 18,2 Volt.

 Tiap bagian baris cell surya terdiri dari 9 cell surya yang dirangkai seri,
maka V baris = 18,2 Volt

= V1 + V2 + V3 +.........V9 (tegangan tiap cell surya).

 Tegangan setiap sell surya yang dikeluarkan:

 Dengan demikian arus (I) yang dikeluarkan setiap bagian cell surya
adalah: Daya setiap sel surya dibagi tegangan tiap cell surya

2. Perhitungan Intensitas Cahaya Matahari

Dari data spesifikasi yang ada pada solar cell, maka dapat kita hitung berapa
Watt/m2 yang dihasilkan intensitas cahaya untuk diserap pada modul solar cell
dengan ukuran 140 cm x 60 cm. Dengan rumus:

..............................................(3.2)

Dimana:
Ir = Intensitas cahaya matahari (Watt/m2)
P = Daya rata-rata setiap modul (W).
A = Luas penampang modul (m2).
Ir = P/A = 140 W/ (140 cm x 60 cm ) = 140 W/ 8400 cm2 = 140 W/ 0,84 m2 =
166,6 Watt/m2.
Maka modul solar cell dapat menyerap intensitas cahaya matahari  166,6
Watt/m2.
70

3.4.8. Spesifikasi dan Perhitungan Solar Charge Controller

Setelah solar cell sudah dapat diketahui kapasitas yang dihasilkan, langkah
berikutnya menentukan kapasitas SCC (solar charge controller) yang sesuai dan
maksimal dalam penchargeran solar cell ke baterai, karena harus
memperhitungkan output solar cell yang akan menjadi input SCC.

Berikut formula untuk menghitung kapasitas solar charge controller (SCC):


ISCC = Isc panel x N panel x 125 % ......................... (3.3)
Keterangan:
ISCC = Arus SCC (ampere)
Isc panel = Arus hubung-singkat panel surya (Ampere)
N panel = Jumlah panel surya
125 % = Kompensasi.
Dari rumus diatas dapat dihitung berapa kapasitas solar charger controller (SCC)
yang digunakan seperti perhitungan dibawah ini:
ISCC = Isc panel x N panel x 125 %
Maka, ISCC = 8,3 Ampere x 1 buah x 125 % = 10,4 Ampere.

Sehingga SCC yang digunakan berkapasitas 10 Ampere.

Oleh karena itu sesuai dengan spesifikasi yang terdapat pada solar cell dengan
hasil perhitungan, maka untuk perancangan minitur mobil listrik tenaga surya TR-
15 menggunakan SSC jenis MPPT (Maximun Power Point Tracker) berkapasitas
10 Ampere dengan merk Tracer. Berikut dibawah ini adalah spesifikasinya:

 Type : Tracer-1210RN
 Voltage : 12/24 Volt
 Current : 10 Ampere
 MAX.PV Input Power : 130 W (12V), 260 W (24 V)
Dari spesifikasi diatas didapatkan bahwa SCC ini dapat bekerja pada tegangan
listrik 12 V dan 24 V, untuk tegangan listrik 12 Volt maksimal daya masukan
modul solar cell 130 Watt sedangkan untuk tegangan listrik 24 Volt maksimal
daya masukan modul solar cell 260 Watt, dengan kapasitas beban 10 Ampere.
71

Gambar 3.9. Solar Charge Controller Merk Tracer-1210RN

Dari gambar 3.6. terdapat bagian-bagian yang memilki fungsi dan kegunaannya
seperti keterangan berikut dibawah ini:

 No. 1 : Indikator LED Status Daya (Indikator LED yang menunjukkan


status pengisian daya dan tegangan lebih dari baterai).

 No. 2: Indikator LED Status Baterai (Indikator LED yang menunjukkan


status baterai atau kesalahan sistem).

 No. 3 : Sensor Suhu (Ukur suhu sekitar dan lakukan kompensasi suhu
untuk pengisian daya dan pemakaian).

 No.4 : Mengatur Indikator (Indikator yang sesuai akan aktif ketika


mengatur timer 1, timer 2 dan jenis baterai).

 No.5 : Tampilan Digital LED (Menampilkan mode dan status kerja


beban).

 No.6 : Tombol Pengaturan (dalam mode manual yang digunakan untuk


memuat ON / OFF) Atur mode kerja beban dan pilih jenis baterai.

 No.7 : Terminal Modul Surya (Hubungkan ke modul surya).


72

 No.8 : Terminal Baterai (Hubungkan ke baterai).

 No.9 : Terminal Beban (Hubungkan ke beban pemakaian).

 No. 10 : Komunikasi Antar muka RJ45 (Berkomunikasi dengan jarak


jauh MT-5).

3.4.9. Penggunaan dan Spesifikasi Motor DC Miniatur Mobil Listrik TR-15

Motor DC sebagai penggerak utama kendaraan mobil listrik tenaga surya


memiliki perhitungan yang tepat sesuai dengan kapasitas daya listrik yang
digunakan dan faktor tenaga menjadi yang utama dalam menggerakan bobot berat
rangka mobil listrik tenaga surya, tidak mungkin berjalan kendaraan hanya
menggunakan motor dc dengan tegangan 24 Volt, tanpa menggunakan gear box
yang terhubung dengan motor DC tersebut, oleh karena itu agar mobil listrik
tenaga surya dapat berjalan sehingga putaran kecepatan RPM (Rotary per Minute)
terpenuhi, maka menggunakan motor DC dengan RPM tinggi yang terkoneksi ke
gear box untuk mendapatkan tenaga yang kuat sehingga RPM output menjadi
rendah namun bertenaga. Sehingga jenis motor DC yang dipilih untuk pembuatan
miniatur mobil listrik tenaga surya berjenis permanent magnet motor DC, type
motor DC wiper yang memiliki kecepatan tinggi dan bertenaga.

Gambar 3.10. Motor DC Permanent Magnet Merk Lenze D-32699


73

Gambar 3.11. Spesifikasi Motor DC Merk Lenze D-32699

Gambar 3.12. Spesifikasi Gear Box Motor DC Merk Lenze D-32699

Seperti pada gambar 3.10 dan gambar 3.12 menjelaskan spesifikasi dari motor DC
permanent magnet yang digunakan dalam perancangan miniatur mobil listrik.
Spesifikasi ukuran panjang 42 cm, lebar 10 cm dan tinggi 13 cm, serta As motor
20 mm terhubung gear box dengan rasio 17, memiliki berat bobot 18 Kg, untuk
spesifikasi elektrikal motor DC ini mempumyai tegangan input 24 Volt, daya
listrik 0,37 KW, beban 18,6 Ampere dengan putaran motor DC 3000 RPM, maka
dari keluaran gear box dengan rasio 17 dapat diketahui putaran output pada gear
box sebesar 3000 RPM/ 17 (rasio) = 176 RPM.
74

Sebagai penggerak motor DC agar dapat mengatur kecepatan kendaraan yang


dimainkan dengan menginjak pedal gas, maka harus menggunakan regulator
control dengan spesifikasi tegangan input harus sesuai dengan tegangan input
motor DC yaitu 24 Volt begitu juga daya listriknya harus sesuai dengan daya
beban motor DC, walaupun lebih besar daya listrik pada regulator control itu
lebih baik, misal pada motor DC daya listrik yang digunakan 370 Watt, maka
regulator control yang digunakan berkapasitas 500 Watt.

Gambar 3.13. DC Motor Controller

3.4.10. Penghantar dan Pengaman Elektrikal Mobil Listrik TR-15

Untuk menentukan suatu penghantar dalam instalasi miniatur mobil listrik tenaga
surya dapat dilihat dengan nilai hubung singkat yang tertera dari solar cell
tersebut (Isc = 8,3 Ampere), sesuai dengan aturan PUIL (peraturan undang-
undang instalasi listrik) tahun 2000 maka konduktor yang digunakan berukuran
luas penampang 2,5 mm2, dengan KHA (kemampuan hantaran arus) sebesar 20
Ampere, sehingga pengaman MCB yang digunakan adalah sebesar 16 Ampere 1
phasa. (Hakim, 2017)
75

3.4.11. Wiring Diagram Elektrikal Mobil Listrik Tenaga Surya TR-15

Pada gambar 3.14 merupakan instalasi elektrikal dari miniatur mobil listrik tenaga
surya TR-15

Gambar 3.14. Single Line Diagram Miniatur Mobil Listrik TR-15

SCC sebagai controller charge yang mensuplai daya listrik kebeban, maupun
menerima energi listrik dari solar cell untuk didistribusikan kebeban terutama
untuk panggerak motor DC dan instrument pendukung lainnya.

Solar cell menghasilkan energi listrik yang telah dikonversikan dari intensitas
cahaya matahari untuk disalurkan ke SCC, SCC sebagai kontrol yang memiliki
peranan penting dalam mengatur tegangan listrik yang masuk dengan tegangan
listrik yang keluar agar proses pengisiian energi listrik ke baterai terpenuhi
dengan baik, SCC juga akan mendikteksi apabila baterai low saat pemakaian
dengan sinyal lamp pada indikator akan menyala, setelah tercukupi daya listrik
pada baterai mengaliri ke beban-beban listrik yang menggunakan dengan baik,
proses ini berlangsung kontinyu tergantung dari kondisi intensitas cahaya
matahari.
76

Untuk sistem kontrol pada motor DC menggunakan regulator controller dengan


input 24 VDC, 500 Watt, agar suplay energi listrik ke motor DC dapat terpenuhi
dengan baik, maka harus menggunakan converter power suplay untuk step-up
dari tegangan sumber 12 VDC menjadi 24 VDC, karena motor DC membutuhkan
energi listrik 400 Watt, 24 VDC. Sedangkan untuk instrumen pendukung seperti
klakson, penerangan dan alat-alat ukur lainnya menggunakan tegangan listrik dari
sumber 12 VDC.

Sistem PLTS ini, memakai sistem on grid pada instalasi electrical, sehingga
dilengkapi dengan charge control dari suplai PLN yang mana sebagai back-up
apabila daya listrik solar cell tidak dapat menghasilkan karena mendung dan
hujan, serta pada malam hari, untuk menjaga kestabilan pada daya listrik dibaterai
sehingga miniatur mobil listrik tenaga surya ini dapat digunakan. Adapun sistem
pengoperannya masih menggunakan sistem manual (bongkar pasang saat
peralihan mencharge dengan suplay PLN).

3.4.12. Menentukan Kecepatan Motor DC Tanpa Beban Kendaraan

Sebelum melakukan perakitan sistem instalasi kontrol motor DC yang dirangkai


kebeban kendaraan, kami melakukan perakitan sistem instalasi tersebut tanpa
menggunakan beban kendaraan, untuk mengetahui berapa RPM motor DC yang
berputar saat pedal gas diinjakkan pada step-step tertentu yang disamakan dengan
tegangan yang dikeluarkan. Tabel 3.4 adalah hasil pengukuran kecepatan motor
DC untuk ukuran As 20 mm dengan output tegangan dari regulator kontrol yang
berbeda sesuai dengan injakan pedal gas.

Tabel 3.4. Tegangan Output DC Controller Tanpa Beban Motor

Input Tegangan Output Tegangan


Putaran Motor
NO Regulator Controller Regulator Controller Keterangan
DC
24 Volt Ke Motor DC
1 24 Volt 24 Volt 203 Rpm Tanpa beban
2 24 Volt 20 Volt 167 Rpm Tanpa beban
3 24 Volt 15 Volt 127 Rpm Tanpa beban
4 24 Volt 10 Volt 88 Rpm Tanpa beban
77

Sebelum melakukan perakitan sistem instalasi kontrol motor DC yang dirangkai


kebeban kendaraan, kami melakukan perakitan sistem instalasi tersebut tanpa
menggunakan beban kendaraan, untuk mengetahui berapa RPM motor DC yang
berputar saat kontrol pada pedal gas (acceleration) di beri tekanan dari terendah
hingga maksimal.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tahapan Pengujian

Pada bab ini dibahas hasil dari pengujian sistem kontrol dan alat-alat instrumen
sebagai pendukung performa serta sistem keamanan dari Miniatur Mobil Listrik
TR-15. Implementasi Skripsi Jurusan Teknik Elektro ini dilakukan di area
bengkel Teknik yang berlokasi di area Keong Emas Taman Mini Indonesia Indah
Jakarta. Dengan menggunakan sistem peralatan Instrumen pada Miniatur Mobil
Listrik TR-15 ini mampu memonitor seluruh sistem kontrol yang terpasang pada
rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15 sebagai penunjuang performa dan
sistem keamanan dalam berkendara.

4.2. Pengujian Sistem Kontrol dan Alat Instrumen

Tahapan ini akan dijelaskan secara detail tentang pengujian sistem kontrol dan
instrumen yang terpasang pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15,
sistem kontrol dan instrumen yang terpasang dapat bekerja dengan baik dan aman
apabila saat mulai design, instalasi serta pemilihan peralatan yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan berjalan dengan baik begitu pula sebaliknya.

4.2.1. Pengujian Terhadap Instalasi Kabel

Sebelum membuat sistem rangkaian kontrol pada rancng bangun Miniatur Mobil
Listrik TR-15 sebagai penunjang performa dan keselamatan dalam berkendara
terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap instalasi kabel dan seluruh peralatan
instrumen yang akan di implementasikan pada rancang bangun Miniatur Mobil
Listrik TR-15.

Berikut parameter yang digunakan pada simulasi pengukuran instalasi kabel yang
terpasang pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15. Hal ini dilakukan
agar pada saat pemasangan instalasi kabel tidak mengalami gangguan dalam
rancang bangun sistem kontrol pada Miniatur Mobil Listrik TR-15. Lebih jelasnya
akan dijelaskan dalam tabel 4.1.

78
79

Tabel 4.1. Pengujian Instalasi Kabel

INSTALASI
TERPASANG
NO NAMA TYPE/MODEL KETERANGAN
TIDAK
BAIK
BAIK

1 Kabel Jembo/NYAF 0,7 - Pengukuran


Hitam mm2 menggunakan

√ - Multitester.

- Sebagai sinyal
lampu (+)

2 Kabel Biru Jembo/NYAF 0,7 - Pengukuran


mm2 menggunakan

√ - Multitester.

- Sebagai sinyal
lampu (-).

3 Kabel Jembo/NYAF 10 - Pengukuran


2
Hitam mm menggunakan

√ - Multitester.

- Sebagai power
Baterai (+)

4 Kabel Biru Jembo/NYAF 10 - Pengukuran


2
mm menggunakan

√ - Multitester.

- Sebagai power
Baterai (-).

5 Terminal Terminal Block - Pengukuran


kabel coklat Fort √ - menggunakan
Multitester dan
80

obeng (+).

- Sebagai koneksi
kabel kontrol.

6 Kabel hitam PV1-F 6 mm2 / - Pengukuran


list merah menggunakan
Multitester.

√ - - Sebagai power
output (+) ke
solar charge
controller.

7 Kabel hitam PV1-F 6 mm2 / - Pengukuran


list hitam menggunakan
Multitester.

√ - - Sebagai power
output (-) ke
solar charge
controller.

Dari hasil tabel tersebut didapat hasil untuk pemasangan instalasi kabel pada
rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15 menunjukan hasil Baik sehingga
dapat dilanjutkan ke tahapan / proses selanjutnya yaitu pemasangan sistem kontrol
dan instrumen pada Mobil Listrik TR-15.
81

Adapun simulasi yang dilakukan terhadap Instalasi Kabel diantaranya sebagai


berikut :

1) Mengukur dari masing-masing ujung kabel apakah kabel kondisi baik atau
tidaknya yaitu dengan menggunakan Multimeter (alat ukur yang
digunakan type digital Sanwa CD800a).

2) Pada Multimeter diarahkan ke arah buzzer, yang berfungsi untuk


mengetahui kondisi kabel terhubung baik atau tidak.

3) Jika pada bagian ujung kabel dihubungkan pada Multimeter dan terdapat
sinyal bunyi yang keluar maka hal ini menunjukan bahwa kabel dalam
keadaan baik.

4) Sebaliknya apabila pada bagian ujung kabel dihubungkan pada Multimeter


sinyal tidak ada bunyi yang keluar maka hal ini menunjukan bahwa kabel
dalam keadaan tidak baik / kemungkinan terjadi salah pengukuran pada
kabel. Jika hal ini terjadi segera ganti dengan kabel yang baru jika terjadi
kerusakan pada bagian kabel serta pastikan pengukuran kabel sesuai
dengan gambar instalasi beserta fungsinya seperti pada flow chart dibawah
ini.
82

Mulai

Menyiapkan Wiring,
Material Kabel &
Asesoris

Instal Kabel sesuai


dengan Wiring &
fungsinya

Instalasi kabel Tidak


apakah
terpasang
dengan baik?Ya

Pengujian kualitas
Instalasi kabel
terpasang

Selesai

Gambar 4.1. Flow Chart Pengujian Instalasi Kabel


83

4.2.2. Pengujian Terhadap Sistem Kontrol

Setelah dilakukan pengujian simulasi terhadap Instalasi Kabel, maka selanjutnya


akan dilakukan implementasi Sistem Kontrol yang telah dirancang pada Miniatur
Mobil Listrik TR-15 yaitu dengan melakukan pengujian dengan kondisi tanpa
menggunakan beban. Berikut adalah Tahapan Pengujian Sistem Kontrol yang
digunakan pada Rancang Bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15 sebagai berikut :

1) Pengujian Power Supply


2) Pengujian Sistem Kontrol dan Instrumen
3) Pengujian Sistem Pengaman terhadap Sistem Kontrol
4) Pengujian Sistem Kontrol tanpa menggunakan beban motor DC
5) Pengujian Sistem Kontrol dengan menggunakan beban motor DC

4.2.3. Pengujian Power Supply

Power supply yang digunakan pada sistem kontrol Miniatur Mobil Listrik TR-15
adalah menggunakan sumber tegangan DC dari Baterai kering sebanyak 2 buah
dengan masing-masing kapasitas Baterai 50 Ah (Yuasa MF 48D26R-N50, 12 V,
50 AH) yang dirangkai secara pararel. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan
tegangan yang tetap tetapi untuk kapasitas beban (Ampere) besar sehingga waktu
serta jarak yang ditempuh oleh Miniatur Mobil Listrik TR-15 menjadi lebih lama.

Gambar 4.2. Gambar Rangkaian Baterai

Sedangkan untuk power supply ke beban Motor DC menggunakan perangkat


tambahan seperti DC Booster Power Step Up 12 VDC ke 24 VDC dengan
84

kapasitas 500 Watt yang dihubungkan ke sumber tegangan utama (Baterai) yang
terpasang pada rancang bangun sistem kontrol Miniatur Mobil Listrik TR-15,
dikarenakan pada bagian motor listrik menggunakan sumber tegangan 24 VDC.

Serta yang perlu juga diperhatikan adalah tegangan keluaran yang dihasilkan oleh
solar panel menuju solar charge controller sebagai pengisian tegangan ke Baterai.

Gambar 4.3. Gambar DC Booster Step Up 12 VDC ke 24 VDC

Gambar 4.4. Gambar Solar Charge Controller

Berikut parameter yang digunakan pada simulasi pengukuran terhadap rangkaian


Power Suplly untuk sistem kontrol Miniatur Mobil Listrik TR-15. Hal ini
dilakukan agar pada saat implementasi rangkaian kontrol untuk tegangan listrik ke
sistem kontrol sudah sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan serta tidak
mengalami penurunan tegangan jika sudah terbebani dengan perangkat kontrol,
85

peralatan instrumen pendukung serta Motor DC pada rancang bangun Miniatur


Mobil Listrik TR-15.

Tabel 4.2. Pengujian Terhadap Power Supply Tanpa Beban Motor DC

TEGANGAN
BEBAN
NO ALAT MODEL/TYPE (VDC)
(AMPERE)
IN OUT
1 Baterai Yuasa MF 48D26R-
12,68 12,68
N50, 12 V, 50 AH
2 DC Booster Step DC-DC Boost
Up Converter 12,68 24,90 0,21
DC12/500W/DC24
3 Solar Charge Tracer MPPT-
12,68 12,67
Controller 1210RN

Tabel 4.3. Pengujian Terhadap Power Supply Dengan Beban Motor DC

TEGANGAN
BEBAN
NO ALAT MODEL/TYPE (VDC)
(AMPERE)
IN OUT
1 Baterai Yuasa MF 48D26R- 11,80 11,80
N50, 12 V, 50 AH
2 DC Booster Step DC-DC Boost 11,80 24,35
Up Converter 17,80
DC12/500W/DC24
3 Solar Charge Tracer MPPT- 11,80 11,76
Controller 1210RN
86

Dari hasil simulasi dan tabel diatas dapat didapat analisa sebagai berikut :

1) Tabel 4.2. menunjukan untuk Tegangan Stabil 12VDC dengan


pembebanan sebesar 0,21 Ampere. Hal ini disebabkan untuk beban hanya
pada sistem kontrol dan instrumen saja yang berfungsi tanpa beban Motor
DC.

2) Tabel 4.3. menunjukan adanya pembebanan sebesar 17,80 Ampere yang


terbaca pada alat ukur, hal ini berarti untuk sistem kontrol sudah terbebani
dengan Motor DC. Sedangkan pada tegangan saat diberikan beban
maksimal dengan kondisi Mobil Listrik TR-15 di operasikan terbaca 11,80
VDC.

3) Terjadi selisih pada Tegangan dan kuat Arus yang mengalir pada sistem
kontrol Miniatur Mobil Listrik TR-15.

4) Adapun penurunan Tegangan yang terjadi sebesar -7 %, dengan


perhitungan sebagai berikut :

Tegangan saat tidak terbebani Motor DC sebesar 12,68 VDC.

Sedangkan Tegangan saat terbebani Motor DC sebesar 11,80 VDC.

Selisih tegangan pada panel kontrol sebesar -0,88 VDC.

Sehingga :

x 100 % = -7 %

5) Terjadi kenaikan pada kuat Arus Listrik yang mengalir pada sistem kontrol
Miniatur Mobil Listrik TR-15 sebesar 8.376 %, dengan perhitungan
sebagai berikut :

Kuat Arus Listrik saat tidak terbebani Motor DC sebesar 0,21 Ampere.

Sedangkan Kuat Arus Listrik saat terbebani Motor DC sebesar 17,80


Ampere. Selisih Kuat Arus mengalir pada panel kontrol sebesar 17,59
Ampere.
87

6) Sedangkan pada Arus listrik yang mengalir mengalami kenaikan sebesar


8.376% dengan perhitungan sebagai berikut :

x 100 % = 8,376 %

7) Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat selisih pada tegangan (VDC)


dan beban (Ampere) disebabkan karena adanya sistem pembebanan pada
sistem kontrol dan Motor DC. Oleh karena itu yang perlu diperhatikan
adalah semua peralatan kontrol, instrumen serta beban motor DC harus
diperhitungkan secara menyeluruh sehingga kebutuhan peralatan pada
sistem kontrol dapat disesuaikan dengan beban yang terpasang pada
Rancang Bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15.

4.2.4. Pengujian Sistem Kontrol Dan Instrumen

Di bawah ini parameter yang digunakan pada simulasi pengujian terhadap Sistem
Kontrol pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15, Hal ini dilakukan
agar pada saat implementasi rangkaian kontrol dapat berfungsi secara baik sesuai
dengan yang telah direncanakan serta dapat memberikan sinyal input atau output
ke masing-masing instrumen dan motor DC. Lebih jelasnya akan dijelaskan dalam
tabel 4.4.

Tabel 4.4. Pengujian Terhadap Sistem Kontrol dan Instrumen

TEGANGAN
NO ALAT FUNGSI (VDC)
IN OUT
1 MCB 20A Proteksi Sumber Utama 12,68 12,68
2 Solar Charge Sistem pengisian ke Baterai
12,68 12,67
Controller
3 Selector Switch Sebagai power kontrol utama 12,68 12,68
4 Emergency Button Tombol Darurat 12,68 12,68
5 Switch Lamp Sebagai penerangan lampu
12,68 12,68
depan
6 Toggle Switch Sinyal lampu belok 12,68 12,68
88

7 Horn Switch Untuk klakson / bell 12,68 12,68


8 Hazard Switch Sinyal lampu hati-hati 12,68 12,67
9 Flasher Mengatur kedip sinyal lampu
12,68 12,68
belok
10 Flaser + Buzzer Mengatur sinyal lampu saat
mundur dengan menggunakan 12,68 12,66
suara
11 DC Motor Controller Sebagai kontrol motor DC 25,05 24,90
12 Throttle Acceleration Pengatur kecepatan motor DC 5,05 4,53
13 DC Boost Converter Sebagai power step up ke motor
12VDC DC 12,68 25,05
To 24 VDC
14 Fuse (20A) Sebagai pengaman rangkaian
12,68 12,68
kontrol
15 Relay 12 VDC/5A Sebagai pemberi sinyal pada
12,68 12,68
sistem kontrol
16 Tension Switch 1 Pemberi sinyal lampu rem 12,67 12,68
17 Tension Switch 2 Pemberi sinyal lampu mundur 12,68 12,68
18 Analog Voltmeter Untuk monitor tegangan Baterai 12,68 12,68
19 Digital voltampere Untuk monitor tegangan dan
12,68 12,68
beban motor
20 Digital Themperature Untuk monitor suhu udara
12,69 12,68
sekitar
21 Digital Themperature Untuk monitor suhu kerja motor
12,68 12,68
Sensor DC (proteksi)
22 LED Red Indikator power Baterai 12,68 12,68
23 LED Yellow Indikator gangguan pada sistem
12,68 12,68
kontrol
24 LED Blue Indikator power sistem kontrol 12,68 12,68
89

Mulai

Menyiapkan Single
Diagram, Perangkat Sistem
Kontrol & Instrumen

Pasang perangkat sistem


kontrol & Instrumen

Koneksi Instalasi Kabel


terhadap Sistem Kontrol
& Instrumen

Sistem Kontrol & Tidak


Instrumen berfungsi
dengan baik?

Ya

Pengujian kualitas Sistem


Kontrol & Instrumen

Selesai

Gambar 4.5. Flow Chart Pengujian Sistem Kontrol & Instrumen


90

Cara kerja dari Sistem Kontrol dan Instrumen pada rancang bangun Miniatur
Mobil Listrik TR-15 adalah sebagai berikut :

1) Pada saat MCB Baterai di ON kan secara langsung tegangan 12 VDC dari
Baterai akan langsung mensuplai ke seluruh peralatan kontrol dan
instrumen.

2) Tegangan keluaran (Vout) dari Solar Panel di terima oleh Solar Charge
Controller kemudian diteruskan ke pengisian Baterai dan ke pemakaian
(beban). Dari tegangan keluaran beban (Vload) kemudian dilanjutkan ke
DC Boost Converter 12 VDC ke 24 VDC yang berfungsi sebagai power
Step Up Tegangan untuk mengaktifkan DC Motor Controller yaitu
menggunakan tegangan 24 VDC.

3) Apabila Selector Switch pada panel di ON kan secara otomatis tegangan


12 VDC mengalir serta mengaktifkan seluruh sistem kontrol pada rancang
bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15 seperti Relay, DC Motor Controller
dan seluruh sistem instrumen.

4.2.5. Pengujian Sistem Pengaman terhadap Sistem Kontrol

Sistem pengaman pada suatu rangkaian Sistem Kontrol adalah berperan sangat
penting, hal ini dikarenakan saat terjadi tegangan/arus berlebih, dan hubungan
singkat pada sistem kontrol dapat diantisipasi terlebih dahulu sehingga tidak
merusak ke perangkat elektronik lainnya.

Parameter yang digunakan untuk pengujian sistem pengaman terhadap sistem


kontrol pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15 seperti tabel 4.5.
91

Tabel 4.5. Pengujian Terhadap Sistem Pengaman Terhadap Sistem Kontrol

BATAS PENGUKURAN
NO ALAT
MAKSIMUM 1 2 3
1 MCB 20 A 17,80 17,78 17,85
2 FUSE 20 A 0,21 0,22 0,21
3 DIGITAL
40 ⁰C 33,2 ⁰C 34,1 ⁰C 34,5 ⁰C
TEMPERATUR

PENGUJIAN MCB 20A

17,85
17,86
17,84
17,82 17,8
17,8 17,78
17,78
17,76
17,74
PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 PENGUKURAN 3

Gambar 4.6. Grafik Pengujian Pada MCB 20A

PENGUJIAN FUSE 20A


0,22
0,22
0,218
0,216
0,214
0,212 0,21 0,21
0,21
0,208
0,206
0,204
PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 PENGUKURAN 3

Gambar 4.7. Grafik Pengujian Pada Fuse 20A


92

PENGUJIAN DIGITAL TEMPERATUR

34,5
34,6
34,4 34,1
34,2
34
33,8
33,6
33,2
33,4
33,2
33
32,8
32,6
32,4
PENGUKURAN 1 PENGUKURAN 2 PENGUKURAN 3

Gambar 4.8. Grafik Pengujian Pada Digital Temperatur

Jarak waktu pengukuran 1 sampai dengan 3 adalah masing-masing 10 menit


dengan kondisi Full Load (beban penuh) dimana miniatur mobil listrik dijalankan
dengan kecepatan maksimal dengan semua perangkat sistem kontrol dan
Instrumen difungsikan semuanya.

Analisa dari pengujian sistem pengaman :

4.2.6. Pengujian Sistem Kontrol tanpa menggunakan beban motor DC

Tahapan berikutnya adalah pengujian pada sistem kontrol tanpa beban motor DC.
Pengukuran dilakukan pada terminal kabel Input menuju motor DC. Adapun
parameter yang dilakukan untuk pengujian tersebut seperti terlihat pada tabel 4.6.
93

Tabel 4.6. Pengujian Sistem Kontrol Tanpa Motor DC

Sudut pada
Output Tegangan yang Putaran Motor
NO Throttle Keterangan
dihasilkan (VDC) DC (Rpm)
Acceleration (⁰)
1 45 0 0 Kondisi OFF
2 35 10,20 88 Tanpa beban
5 25 15,10 127,2 Tanpa beban
6 20 20,48 167,5 Tanpa beban
Tanpa beban
7 15 24 203 dengan injakan
pedal Full

Untuk pengujian yang dilakukan adalah tanpa beban motor DC, untuk grafik
seperti terlihat dibawah ini.

PENGUJIAN SISTEM KONTROL TANPA


BEBAN MOTOR DC

203
167,5
127,2
88

45
0 10,2
35 15,1 20,48 24
25 20 15
1 2 3 4 5

Putaran Motor DC (Rpm)


Output Tegangan yang dihasilkan (VDC)
Sudut pada Throttle Acceleration (⁰)

Gambar 4.9. Grafik Pengujian Sistem Kontrol tanpa Beban Motor DC


94

4.2.7. Pengujian Sistem Kontrol Menggunakan Beban Motor DC

Tahapan berikutnya adalah pengujian pada sistem kontrol tanpa beban motor DC.
Adapun parameter yang dilakukan untuk pengujian tersebut seperti terlihat pada
tabel 4.7.

Tabel 4.7. Pengujian Sistem Kontrol Dengan Motor DC

Sudut pada Putaran


Output Tegangan yang
NO Throttle Motor DC Keterangan
dihasilkan (VDC)
Acceleration (⁰) (Rpm)
1 45 0 0 Kondisi OFF
2 35 10,20 20 Dengan beban
5 25 15,10 37 Dengan beban
6 20 20,48 48 Dengan beban
Dengan beban
7 15 24 65 dan injakan
pedal Full

Untuk pengujian yang dilakukan adalah tanpa beban motor DC, untuk grafik
seperti terlihat dibawah ini.

PENGUJIAN SISTEM KONTROL


DENGAN BEBAN MOTOR DC

48 65
20 37
45
0 10,2
35 15,1 20,48 24
25 20 15
1 2 3 4 5

Putaran Motor DC (Rpm)


Output Tegangan yang dihasilkan (VDC)
Sudut pada Throttle Acceleration (⁰)

Gambar 4.10. Grafik Pengujian Sistem Kontrol dengan Beban Motor DC


95

Dari data tersebut diatas telihat adanya perbedaan saat Pengujian Sistem Kontrol
baik tanpa beban Motor DC maupun dengan beban Motor DC. Adapun hasil
analisa adanya perbedaan hasil pengukuran dapat disampaikan sebagai berikut :

1) Saat sistem kontrol belum terbebani Motor DC tercatat adanya perubahan


tegangan pada saat pedal gas berada pada sudut 40⁰ hingga 15⁰ terlihat
adanya kenaikan tegangan rata-rata sebesar 9,96 VDC. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar tegangan yang dihasilkan pada saat
Throttle (pedal gas) difungsikan secara maksimal sehingga dapat
menggerakan Motor DC pada Rancang Bangun Miniatur Mobil Listrik
TR-15.

2) Throttle (pedal gas) pada posisi sudut 40⁰ untuk tegangan yang dihasilkan
DC Motor Controller adalah 0 VDC, sedangkan pada posisi sudut 15⁰
tegangan yang dihasilkan oleh DC Motor Controller adalah sebesar 24
VDC. Ini adalah tegangan kerja maksimal yang dihasilkan oleh Throttle
(pedal gas) yang berfungsi sebagai regulator tegangan untuk akselerasi
dari rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15. Untuk tegangan kerja
dari perangkat Throttle itu sendiri adalah sebesar 5 VDC.

3) Adanya perubahan pada tegangan yang dihasilkan oleh Throttle (pedal


gas) akan mempengaruhi dari putaran Motor DC, semakin kecil tegangan
yang dihasilkan maka putaran Motor DC akan berputar pelan. Begitu pula
sebaliknya jika tegangan yang dihasilkan besar maka putaran Motor DC
akan berputar cepat.

4) Tegangan yang dihasilkan oleh DC Motor Controller dari 0 VDC hingga


24 VDC secara langsung mempengaruhi dari putaran Motor DC. Untuk
kenaikan rata-rata pada Motor DC dimulai dari kondisi diam hingga
berputar maksimal adalah sebesar 83,67 Rpm.

5) Kondisi tegangan yang dihasilkan saat terbebani Motor DC


memperlihatkan adanya kestabilan pada tegangan keluaran dari DC Motor
Controller, dengan posisi sudut 40⁰ hingga 15⁰ pada Throttle (pedal gas)
96

tegangan yang dihasilkan dari 0 VDC hingga 24 VDC (hasil pengujian


tegangan sama dengan tabel 4.6.).

6) Tegangan yang dihasilkan oleh DC Motor Controller dari 0 VDC hingga


24 VDC secara langsung mempengaruhi dari putaran Motor DC. Terjadi
penurunan rata-rata putaran (Rpm) pada Motor DC dimulai dari kondisi
diam hingga berputar maksimal adalah sebesar 24,28 Rpm.

7) Sehingga didapat perhitungan seperti dibawah ini :

a. Pengujian tanpa Motor DC.

Kenaikan Tegangan rata-rata sebesar : 9,96 VDC.

Kenaikan putaran rata-rata sebesar : 83,67 Rpm.

b. Pengujian dengan Motor DC.

Kenaikan Tegangan rata-rata sebesar : 9,96 VDC.

Penurunan putaran rata-rata sebesar : 24,28 Rpm.

c. Untuk tegangan keluaran dari DC Motor Controller tetap sama


walaupun dilakukan dengan pengujian tanpa atau dengan Motor
DC.

d. Terjadi perbedaan atau selisih pengukuran pada putaran Motor DC


sebesar -71 % (penurunan putaran Motor DC). Dengan perhitungan
sebagai berikut :

x 100 % = -71 %.

8) Terjadi penurunan pada putaran Motor DC disebabkan karena Motor DC


dihubungkan dengan beban kerja. Beban kerja yang dimaksud disini
adalah dimulai dari beban rangka dari Miniatur mobil Listrik TR-15, berat
beban Motor DC itu sendiri, beban pengendara serta saat mobil melakukan
akselerasi awal yang membutuhkan tenaga yang besar untuk dapat
menggerakkan Miniatur Mobil listrik TR-15.
97

9) Total berat Miniatur Mobil Listrik TR-15 dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Total Berat Miniatur Mobil Listrik TR-15

TOTAL
BERAT
NO MATERIAL JUMLAH BERAT
(KG)
(KG)
1 Mobil + Solar
1 lot 100 100
Panel
2 Baterai 12V,
2 buah 15 30
50 Ah
3 Motor DC 1 unit 20 20
4 Pengemudi 1 orang 70 70
TOTAL 220
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, penulis memperoleh kesimpulan


bahwa yang mempengaruhi performa sistem kontrol dan Instrumen pada rancang
bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15, adalah sebagai berikut :

1) Dapat disimpulkan bahwa performa Sistem Kontrol pada rancang bangun


Miniatur Mobil Listrik TR-15 sangat berpengaruh terhadap beban yang
diterima oleh Motor DC.

2) Semakin ringan beban kerja yang diterima oleh Motor DC performanya


akan lebih maksimal, begitu pula sebaliknya.

3) Sistem Kontrol dan Instrumen pada rancang bangun Miniatur Mobil


Listrik TR-15 dibuat sesederhana mungkin tetapi tidak mengurangi
kenyamanan dan keamanan dalam berkendara.

4) Penggunaan Instrumen pada Sistem Kontrol Miniatur Mobil Listrik


berperan sangat penting sebagai penunjang Performa serta Keamanan
dalam berkendara.

5) Sudut (∟)pada Throttle akselerasi sangat mempengaruhi kinerja Motor


DC pada sistem Kontrol, semakin kecil sudut yang dihasilkan Output
tegangan ke Motor DC semakin besar dan semakin besar bukaan sudut
pada Throttle akselerasi akan semakin kecil.

6) Penggunaan Sistem Keamanan pada Sistem Kontrol Miniatur Mobil


Listrik TR-15 dilengkapi dengan sistem Otomatis dan Manual, hal ini
berguna apabila saat berkendara terjadi gangguan pada sistem Kontrol dan
Instrumen dapat terdeteksi sehingga performa dapat bekerja secara
maksimal.

98
99

7) Sistem Kontrol dan Instrumen yang dipergunakan pada Miniatur Mobil


Listrik TR-15 menggunakan suplai Tegangan 12 VDC (untuk Sistem
Kontrol dan Instrumen) dan 24 VDC (untuk DC Motor Controller).

8) Penggunaan Digital Temperature untuk mengetahui suhu disekitar


khususnya pada bagian Solar Panel, sehingga dengan mudah mengetahui
Tegangan tertinggi dan terendah yang dihasilkan solar panel sebagai
pengisian Tegangan ke Baterai.

5.2. Saran

Adapun saran yang disampaikan oleh penulis dalam penelitian Miniatur Mobil
Listrik TR-15 adalah sebagai berikut :

1) Pada penggunaan Motor DC sebagai penggerak utama dimana untuk


penggunaannya kurang sesuai dengan beban yang terpasang pada rancang
bangun Miniaur Mobil Listrik TR-15 sehingga menghasilkan putaran yang
rendah.

2) Sistem Kontrol dan Instrumen yang diterapkan pada Miniatur Mobil


Listrik TR-15 menggunakan sistem yang sederhana tetapi tetap
memperhatikan dari Sistem keamanan, sehingga lebih banyak
membutuhkan material kabel serta perangkat Instrumen yang
dipergunakan pada rancang bangun Miniatur Mobil Listrik TR-15.

3) Pada bagian sistem penggerak mekanik (gear dan rantai) harus diterapkan
sistem pengaturan ketegangan rantai baik saat kondisi maju maupun
mundur, sehingga dapat bekerja dengan maksimal.

4) Sistem kemudi harus lebih dimaksimalkan sehingga pada saat melakukan


manuver dapat dengan mudah dioperasikan.

5) Untuk Sistem Keamanan pada Sistem Kontrol agar dapat terintegrasi


dengan Sistem Pengereman (Brake System), sehingga apabila terjadi
gangguan dapat langsung menghentikan sistem dari kerja mekanik.
100

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, M. F. (2017). PERANCANGAN ROOFTOP OFF GRID SOLAR PANEL


PADA RUMAH TINGGAL. Jurnal Dinamika DotCOM, 8(1), 1–11.

Nugroho, N., & Agustina, S. (2013). Perancangan Setting Rele Proteksi Arus
Lebih Pada Motor Listrik Industri. Perancangan Setting Rele Proteksi Arus
Lebih Pada Motor Listrik Industri, 15(1), 40–46.
https://doi.org/10.12777/transmisi.15.1.40-46

Putut Jatmiko Dwi Prasetio dan Nina Wulandari. (2016). Rancang Bangun Mobil
Surya V-1CT0RY-POLINERI. Jurnal Teknik Mesin, 5, 1–15.

Suwandi, A. (2017). ANALISIS SISTEM PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK


PADA SEPEDA STATIS. Website : Jurnal.Umj.Ac.Id/Index.Php/Semnastek,
(November), 1–2.
101

LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan rangkaian miniatur mobil listrik TR-15

SUN

SOLAR DC MOTOR
BATTERY
PANEL 24 VDC

TO CHAIN

TO
WHEELS
102

Lampiran 2. Rencana Kegiatan


103

Lampiran 3. Metode pengumpulan data


HARGA
NO PERALATAN JUMLAH HARGA UNIT
TOTAL
1 Solar Cell Panel 1 panel 1.500.000 1.500.000
2 Battery (sealed lead acid) 12V-100Ah 2 pcs 2.500.000 2.500.000
3 DC Motor 24 V 1 unit 2.500.000 2.500.000
4 Kabel Power & Control 2 roll 400.000 800.000
5 Inverter drive 12Vdc to 24Vdc (step up) 1 unit 1.200.000 1.200.000
6 Battery Charger Drive 220Vac to 12 Vdc 1 unit 700.000 700.000
7 MCB 3 pcs 80.000 240.000
8 Throttle kit / Regulator Controller 1 set 200.000 200.000
Button Set Controlled & cables
9 1 set 150.000 150.000
Connection
10 Power locked Key 1 set 100.000 100.000
11 Chain Drive 2 set 200.000 200.000
Instrument set (temp., voltage, ampere,
12 1 set 1.000.000 1.000.000
speedometer)
New Chasis, steering, Brake system,
13 1 lot 2.500.000 2.500.000
Lampiran 4. Biaya perakitan Miniatur Mobil Listrik TR-15

wheels & accesoris


14 Lamp set 1 set 100.000 100.000
15 Box controlled panels 2 box 100.000 100.000
16 Horn 12 Vdc 1 pcs 80.000 80.000
17 Chasiss Suspension 4 pcs 200.000 800.000
18 Motor reversing/Gear Box 1 set 250.000 250.000
JUMLAH 14.920.000
104
105

Lampiran 5. Wiring Diagram Miniatur Mobil Listrik TR-15


106

Lampiran 6. PUIL 2000 (tabel 3.7-1)

Anda mungkin juga menyukai