Anda di halaman 1dari 40

1.

GAMBAR INSTALASI LISTRIK RUMAH SEDERHANA

INSTALASI LISTRIK 1 PHASE

Definisi :
Definisi Instalasi Listrik 1 Phase adalah jenis instalasi listrik yang menggunakan 2 buah
kawat penghantar, yaitu 1 kawat penghantar untuk phase (Sumber/Tegangan) dan 1
kawat penghantar lainnya untuk 0 (Netral). Sederhananya adalah sebuah Instalasi Listrik
menggunakan 2 buah kabel, yaitu 1 kabel yang memiliki tegangan dan 1 kabel netral.

Fungsi :
Fungsi Instalasi Listrik 1 Phase digunakan untuk konsumen rumah tangga dengan
tegangan 220 volt.

Cara Pemasangan :
Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase sangat sederhana karena hanya menggunakan
2 buah kabel. Kita bisa melihat aplikasinya dalam Instalasi Listrik Rumah.

Contoh :

Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase dari Meteran PLN menuju MCB
Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase dihubungkan pada Lampu dan Saklar

Fungsi Lampu dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah sebagai sumber penerangan.
Fungsi Saklar dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah untuk memutus dan
menyambungkan arus listrik menuju peralatan, biasanya dihubungkan ke lampu.
Sehingga kita bisa menyalakan atau mematikan lampu.

Saklar terdiri dari 2 jenis, yaitu :


Saklar Tunggal (1 buah saklar dengan 1 buah tombol untuk menyalakan 1 buah lampu)
dan Saklar Seri (1 buah Saklar yang berisikan beberapa tombol untuk menyalakan /
mematikan beberapa lampu secara terpisah).

Cara pemasangan Lampu dan Saklar dalam Instalasi Listrik 1 Phase sebagai
berikut :

Pastikan MCB dari PLN dan MCB pembagi dalam kondisi OFF / Mati sebelum
melakukan Instalasi, untuk langkah pengamanan agar tidak tersengat aliran Listrik.
Siapkan peralatan-peralatan seperti (Tang potong, Tang Kombinasi, tespen dan obeng).
Sediakan 2 buah kabel dengan warna berbeda (Contoh : Merah & Hitam).

Kita akan lakukan Instalasi kabel Phase / tegangan untuk Saklar terlebih dahulu,
menggunakan kabel merah sebagai tanda kabel Instalasi Phase / tegangan.

Sambungkan kabel merah dari meteran PLN menuju input MCB pembagi terlebih
dahulu, sebagai pengaman untuk menghindari korsleting yang terjadi dalam rangkaian
instalasi. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output MCB pembagi menuju
salah satu input terminal pada Saklar. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari
output saklar menuju salah satu terminal lampu. Untuk Saklar Seri (Jumlah terminal
output sesuai dengan banyaknya tombol yang tersedia).

Instalasi kabel untuk Phase / tegangan sudah beres, sekarang kita akan melakukan
Instalasi kabel 0 / Netral.

Instalasi kabel 0 / Netral kita gunakan kabel berwarna hitam. Sambungkan kabel hitam
dari meteran PLN langsung menuju terminal lampu. Instalasi Listrik 1 Phase pada Lampu
dan Saklar sudah selesai, kini saatnya untuk uji coba rangkaian Instalasi yang telah kita
kerjakan.

Langkah pengujian Instalasi Listrik 1 Phase pada Lampu dan Saklar sebagi berikut :

Nyalakan MCB meteran PLN, tes menggunakan tespen pada outputnya apakah aliran
listrik sudah ON / nyala. Jika sudah OK, nyalakan MCB pembagi. tekan tombol pada
saklar, maka lampu akan menyala, matikan tombol saklar maka lampu akan padam.
Mudah bukan.

Jika masih bingung, ikuti jalur Instalasinya pada gambar dibawah ini.

Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase dihubungkan pada Stop Kontak

Fungsi Stop Kontak dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah sebagai penghubung antara
peralatan-peralatan listrik yang akan digunakan dengan sumber listrik yang berasal dari
PLN.
Cara pemasangan Stop Kontak dalam Instalasi Listrik 1 Phase sebagai berikut :

Selalu pastikan MCB dari PLN dan MCB pembagi dalam kondisi OFF / Mati sebelum
melakukan proses Instalasi, sebagai langkah pengamanan agar tidak tersengat aliran
Listrik. Siapkan peralatan-peralatan seperti (Tang potong, Tang Kombinasi, tespen dan
obeng). Sediakan 2 buah kabel dengan warna berbeda (Contoh : Merah & Hitam).

Kita akan lakukan Instalasi kabel untuk Phase / tegangan untuk Stop Kontak terlebih
dahulu, menggunakan kabel merah sebagai tanda kabel Instalasi Phase / tegangan.
Sambungkan kabel merah dari meteran PLN menuju input MCB pembagi terlebih
dahulu, sebagai pengaman untuk menghindari korsleting yang terjadi dalam rangkaian
instalasi Stop Kontak. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output MCB
pembagi menuju salah satu input terminal pada Stop Kontak.

Instalasi kabel untuk Phase / tegangan Stop Kontak sudah beres, sekarang kita akan
melakukan Instalasi kabel 0 / Netral.

Instalasi kabel 0 / Netral untuk Stop Kontak menggunakan kabel berwarna hitam.
Sambungkan kabel hitam dari meteran PLN langsung menuju terminal Stop Kontak.
Instalasi Listrik 1 Phase pada Stop Kontakr sudah selesai, kini saatnya untuk uji coba
rangkaian Instalasi yang telah kita kerjakan.

Langkah pengujian Instalasi Listrik 1 Phase pada Stop Kontak sebagi berikut :

Nyalakan MCB meteran PLN, tes menggunakan tespen pada outputnya apakah aliran
listrik sudah ON / nyala. Jika sudah OK, nyalakan MCB pembagi. Kemudian tes lobang
Stop kontak menggunakan tespen. Jika Instalasinya benar, maka salah satu dari 2 lobang
Stop Kontak teraliri listrik. Jika sudah OK, maka Stop Kontak siap digunakan untuk
menyambungkan peralatan-peralatan listrik. Mudah bukan.

Jika masih bingung, ikuti jalur Instalasinya pada gambar dibawah ini.

Untuk membantu anda dalam Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase kami berikan
rincian besaran Daya yang disediakan PLN beserta penggunaan MCB yang sesuai, dalam
tabel di bawah Ini :
INSTALASI LISTRIK 1 PHASE

No Daya Terpasang (Volt Ampere) MCB/MCCB (Ampere)


.

1 250 1 X 1,2

2 450 1X2

3 900 1X4

4 1300 1X6

5 2.200 1 X 10

6 3.500 1 X 16

7 4.400 1 X 20

8 5.500 1 X 25

9 7.700 1 X 35

10 11.000 1 X 50

11 13.900 1 X 63

12 17.000 1 X 80

13 22.000 1 X 100

Dari data tabel diatas, kita dapat mudah mengetahui besarnya daya listrik yang tersedia
dengan melihat besarnya MCB yang digunakan di meteran PLN. Sehingga dapat
membantu dalam Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase, dalam menentukan jumlah
peralatan listrik yang akan digunakan.

Contoh :
Jika dimeteran PLN terpasang MCB sebesar 6 Ampere, maka daya yang tersedia pada
Instalasi Listrik 1 Phase sebesar 900 VA. Sehingga kita harus memperkirakan jumlah
total pemakaian peralatan listrik dibawah 900 VA, agar MCB dimeteran PLN tidak trip /
mati karena kelebihan beban.

Listrik sudah menjadi kebutuhan vital bagi kehidupan Kita, sehingga kita harus sangat
bijak dalam penggunaan Listrik, agar tidak mendapatkan beban biaya tagihan yang besar
tiap bulannya. Untuk itu Anda bisa gunakan Tips Hemat Listrik, dalam kehidupan sehari-
hari.
2. GAMBAR INSTALASI LISTRIK GEDUNG
BERTINGKAT
Instalasi Gedung Bertingkat
 Instalasi Listrik Tiga Fase Gedung Bertingkat

Tujuan Instruksional Umum

Setelah pelajaran selesai, peserta harus dapat: 

1. Memasang komponen instalasi penerangan untuk gedung bertingkat


2. Memasang instalasi penerangan untuk tangga menggunakan saklar langkah
3. Memasang instalasi penerangan taman menggunakan saklar cahaya
4. Memasang pengamatan instalasi gedung bertingkat menggunakan kabel NYM dan pipa PVC

BENDA KERJA

Gambar Kerja  :  Lihat Halaman Terakhir


Bahan Kerja   :

Tugas : 
a.      Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b.      Pasang komponen dengan kuat p-pada papan kerja.
c.      Buat rangkaian instalasi menggunakan kabel NYM dan pipa PVC.
d.      Hubungkan instalasi ke sumber AC  3 fase dan uji coba cara kerja instalasi.
Waktu                                                                        24 x 45     menit

Alat  dan Bahan

Pipa dan alat bantu :


1.     Pipa PVC 5/8”
2.     E 160 W 5/8”
3.     Cabang T
4.     Benda siku
5.     Tule dan 5/8”
6.     Klem pipa PVC 5/8”
7.     Sok pipa 5/8”
8.     Klem  NYM

Saklar kotak sambung dan peralatan


1.      Saklar seri
2.      Tombol tekan ON
3.      Cross dus 5/8”
4.      Lock mut
5.      Reset kayu
6.      Kotak sambung persegi I P54
          7.      Saklar langkah
Stop kontak, fitting dan lampu
1.      Stop kontak dengan PE / Wd
2.      Armatur
3.      Fitting
4.      Lampu pijar
         5.      Lampu TL 1 x 20 W

Kabel dan Peralatannya


1.      N Y A
2.      N Y M
3.      Terminal
          4.      PHB 3 fase

Langkah Kerja dan Cara-Cara  Kerja


1.     Persiapkan alat dan bahan.
2.     Penentuan tata letak komponen
         Tentukan tata letak  komponen-komponen, saklar seri, saklar langkah, stop kontak, boks TL, sakelar
tombol tekan, kotak sambung dan terminal PHB.
3.     Pemasangan Komponen
3. Pasanglah Kotak PHB seperti pada  gambar berikut :
1

3.2 Pasang kotak sakelar persegi sakelar seri

3.3   Pasang kotak TL x 20 W


3.4  Sambung Kabel lampu pada terminal deret

  
        4. Pasang sakelar seri dengan sambungan kabel berikut :

       5. Pasang Kabel NYM dengan diklem

      6. Pemasangan kotak kontak WD beserta penyambungan kabelnya


      
      7.  Pemasangan kotak sambung WD

     8.   Pemasangan saklar langkah pada rel omega

Gambar Kerja Instalasi Tiga Fase Untuk Gedung Bertingkat


3. SYMBOL PERALATAN LISTRIK
Simbol Listrik Lengkap (PUIL 2000)

 Simbol Gambar Diagram Saluran Arus Kuat:


 Simbol Gambar Diagram Untuk Instalasi Pusat Dan Gardu Induk :
 Simbol Diagram Untuk Gambar Instalasi Bangunan :
Itulah tadi berbagai simbol atau lambang komponen listrik diambil dan didasarkan
pada peraturan yang telah ditetapkan pada PUIL 2000. Jika ada yang perlu
ditanyakan, silahkan berpendapat pada kolom komentar.
4. ALAT UKUR DAN PENGUKURAN LISTRIK
Jenis alat ukur listrik berdasarkan tampilan hasil pengukuran 
1. Alat Ukur Analog

Alat ukur analog

Alat ukur analog adalah alat ukur listrik yang hasil pengukurannya ditampilkan melalui
media jarum yang menunjukkan angka hasil pengukuran. Hasil pengukuran tidak
langsung keluar tetapi harus dihitung manual karena terdapat skala yang menjadi salah
satu faktor hasil pengukuran yang benar. 
Rumus : 
Pengukuran hambatan

HP = BU x PJ
Baca Juga

 Komponen-komponen Elektronika Dasar beserta Simbol dan Fungsinya


 Rumus Menghitung Tegangan, Arus, dan Efisiensi Trafo
 Perbedaan Trafo Step Up dan Step Down
Pengukuran arus & tegangan

HP = BU / S x PJ
Keterangan : 
HP = Hasil Pengukuran 
BU = Batas Ukur
S    = Skala
PJ = Penunjukkan Jarum

Baca Juga: Mengenal Lebih Dalam tentang Trafo dan Penggunaannya


2. Alat Ukur Digital 

Alat ukur digital 

Alat ukur digital adalah alat ukur listrik yang hasil pengukurannya ditampilkan melalui
media layar LCD (Liquid Crystal Display). Berbeda dengan alat ukur analog, hasil
pengukuran pada alat ukur digital akan langsung muncul berupa angka. Sehingga tidak
perlu dihitung manual lagi. Di bawah ini contoh alat ukur digital.

Jenis alat ukur listrik berdasarkan besaran yang diukur


1. Amperemeter

Amperemeter 
Amperemeter berfungsi untuk mengukur besar arus listrik yang mengalir pada suatu
rangkaian listrik. Dalam menggunakannya, amperemeter harus dipasang seri pada
sebuah beban. Mengapa begitu?

Karena pada dasarnya, jika sebuah resistor (dalam hal ini resistor pada amperemeter)
dipasang paralel maka nilai resistansinya akan kecil dan arusnya akan besar, sehingga
arus yang masuk ke amperemeter akan merusak amperemeter tersebut. Jika dipasang
seri, maka resistansi resistor akan sesuai dengan spesifikasinya sehingga dapat
menghambat arus yang masuk pada amperemeter dan mencegah kerusakan
amperemeter.

Pada industri, amperemeter biasanya dipasang secara permanen pada suatu rangkaian
listrik. Sehingga tidak perlu melepas kabel untuk hanya sekedar memasang seri sebuah
amperemeter. Selain itu, arus pada sebuah beban listrik dapat dimonitor. Di bawah ini
saya ingin memberikan contoh ampere meter.

2. Voltmeter

Voltmeter
Voltmeter berfungsi untuk mengukur besar tegangan listrik yang mengalir pada suatu
rangkaian listrik. Dalam menggunakannya, voltmeter harus dipasang secara seri. 

3. Ohmmeter
Ohmmeter
Ohmmeter berfungsi untuk mengukur besar hambatan listrik. Namun, biasanya
digunakan untuk mengetahui terhubung tidaknya antara dua titik pada sebuah
penghantar atau rangkaian listrik. Sehingga dapat diketahui titik yang putus.

Baca Juga: Mengetahui Lebih Banyak Jenis-Jenis Saklar Listrik

4. Wattmeter

Wattmeter
Wattmeter berfungsi untuk mengukur besarnya daya pada suatu peralatan listrik.
Dengan mengetahui besarnya daya, kita dapat menentukan peralatan listrik mana yang
lebih hemat atau lebih boros karena ini berhubungan dengan tagihan listrik. Namun,
alat ini jarang digunakan karena kita dapat menghitung sendiri daya pada suatu
peralatan listrik yaitu dengan rumus.

P = V.I
Sehingga hanya perlu mengetahui berapa tegangan dan arus dari peralatan listrik.
Kemudian kita tinggal kalikan.
5. Megaohmmeter (Megger)

Megger
Di dunia kelistrikan, umumnya megaohmmeter dikenal sebagai megger karena megger
sendiri merupakan merk megaohmmeter yang banyak dikenal dan digunakan.
Sehingga orang-orang lebih sering menyebutnya megger. Megger merupakan alat ukur
untuk mengetahui besar nilai tahanan isolasi pada suatu rangkaian/peralatan listrik.
Tahanan isolasi sendiri berfungsi untuk mengamankan arus bocor yang mungkin terjadi
pada suatu rangkaian/peralatan listrik sehingga tidak membahayakan bagi manusia.
Megger ini sering digunakan petugas dalam mengukur tahanan isolasi antara lain
pada :
a. Kabel instalasi pada rumah-rumah atau bangunan.
b. Kabel tegangan tinggi dan rendah
c. Transformator.
d. Kumparan pada motor 3 phase. 
6. Kwh Meter (Kilowatt hour meter)

Kwh meter
Kwh meter merupakan alat ukur milik PLN (Perusahaan Listrik Negara) yang berfungsi
untuk menghitung besarnya energi listrik yang digunakan oleh konsumen. Selain itu,
alat ini berfungsi sebagai pembatas daya listrik karena terdapat MCB (Miniature Circuit
Breaker) yang membatasi arus listrik yang masuk ke instalasi rumah.

Alat ukur ini banyak dijumpai di rumah-rumah penduduk. Kwh meter menggunakan
semacam piringan yang terbuat dari aluminium. Piringan aluminium tersebut bekerja
menggunakan prinsip induksi magnet, di mana medan magnet menggerakkan piringan.
Satuan yang digunakan adalah kilo Watt/jam (kWh).

Semakin besar penggunaan daya listrik maka putaran piringan akan semakin cepat
sehingga tagihan listrik juga akan besar.

7. Oscilloscope (Osiloskop)

Oscilloscope (Osiloskop) 
Osiloskop merupakan alat ukur yang berfungsi menampilkan sinyal listrik ke dalam
bentuk grafik gelombang yang ditampilkan melalui media layar. Grafik yang ditampilkan
dapat dipelajari atau diteliti lebih lanjut.

Osioloskop terdiri dari tabung vacuum dengan sebuah katode ( electrode negative )
pada satu sisi yang menghasilkan pancaran elektron dan sebuah anode ( electrode
positive ) untuk mempercepat gerakannya sehingga terdeteksi menuju layar tabung.
Susunan ini disebut dengan Electrone Gun.

Elektron-elektron disebut pancaran sinar katode karena mereka dibangkitkan oleh


Cathode dan ini menyebabkan osioloskop disebut secara lengkap dengan Cathode Ray
Oscilloscope atau CRO.

Saya sejujurnya belum pernah menggunakan alat ini. Hanya pernah melihat, itupun di
internet hihihi....

Baca Juga: Simbol-simbol Kelistrikan Lengkap


Selain alat ukur di atas ada jenis alat ukur lain yaitu
1. Multimeter (Avometer) 
Multimeter adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur arus, tegangan, dan
hambatan. Multimeter bisa dibilang gabungan antara amperemeter, voltmeter, dan
ohmmeter. Namun, ada jenis multimeter yang dilengkapi dengan pengukur kapasitansi
pada  kapasitor, pengukur dioda, dan pengukur transistor. Multimeter memiliki 2 jenis
yaitu multimeter analog dan digital.

Multimeter Digital
Multimeter Analog

  
2. Tang Ampere (Clamp Meter) 

Tang ampere / clamp meter


Tang ampere adalah alat ukur yang fungsinya sama dengan multimeter. Kelebihan dari
tang ampere ini lebih mudah dalam mengukur arus listrik karena hanya perlu membuka
capit tangnya kemudian memasukkan kabel yang ingin diukur lalu lepas pengungkitnya.
Maka angka hasil pengukuran akan keluar. Saya pribadi, lebih memilih tang ampere ini
dibanding alat ukur lainnya karena lebih mudah dan praktis.
5. BAHAN-BAHAN LISTRIK
Dalam pelajaran tentang kelistrikan, kita akan mengenal tentang sifat bahan penghantar lsitrik. Sifat
bahan listrik digolongkan menjadi Konduktor, semikonduktor dan Isolator. Adapun yang sedang
dikembangkan illmuan adalah jenis bahan Superkonduktor. Setiap bahan mempunyai Karakteristik
masing – masing dalam menghantarkan listrik. Perbedaan tersebut disarari oleh struktur atom pada
masing – masing bahan. Di dalam sebuah bahan terdapat atom atom yang menysusn bahan
tersebut. Setiap atom memiliki elektron Valensi (elektron yang memiliki ikatan yang lemah dengan
inti atomnya). banyaknya elektron valensi inilah yang menentukan sifat bahan listrik. Berikut ini Sifat
– sifat bahan Penghantar Listrik :

1. Bahan Konduktor (Penghantar)


      

Bahan Konduktor  adalah bahan yang dapat menghantarkan Arus listrik dengan baik. Dalam fisika
sendiri Konduktor adalah bahan yang dapat menghantarkan kalor dengan baik. Konduktor dapat
menghantarkan arus listrik karena memiliki banyak electron Valensi. Sebuah bahan akan dikatakan
konduktor jika memenuhi persyaratan yaitu :

       1.  Memiliki Konduktivitas yang baik


       2.  Mempunyai kekuatan mekanis (kekuatan tarik yang cukup tinggi)
       3.  Memiliki koefisien muai panjang yang kecil
       4.  Memiliki modus kenyal atau elastisitas yang besar.

Sebuah konduktor tetap memiliki hambaran listrik. Besarnya hambatan listrik dipengaruhi
oleh  hambatan jenis (p), luas penampang dan panjang dari sebuah konduktor. Persamaannya
adalah R = p (I/A), dimana p adalah hambatan jenis, I adalah penjang penghantar dan A adalah luas
penampang penghantar.

Contoh bahan Konduktor


konduktor logam digunakan sebagai penghantar listrik

Bahan Konduktor mayoritas adalah dari bahan logam. Bahan logam sangat cocok digunakan dalam
Instalasi Listrik seperti Tembaga, Timah,perak, emas, besi dan Alumunium. NAmun adapula bahan
konduktor dari bahan cair Seperti Air Raksa dan asam sulfat. Adapun konduktor yang berbentuk gas
diantaranya Argon, Krypton dan Noin. Bahan konduktor gas ini baisanya di pakai pada lampu
penerangan karena menimbulkan reaksi kimia berupa energy cahaya ketika dialiri arus llistrik.

  2. Bahan Isolator (Penyekat)


    

Bahan Isolator adalah bahan yang tidak dapat menghantarkan Arus listrik dengan baik. Dalam
fisika , Bahan isolator adalah bahan yang tidak mampu menghantarkan kalor dengan baik. Bahan
Isolator tidak dapat menghantarkan Arus denga listrik dengan baik karena memiliki sedikit elektron
valensi. Bahan yang tergolong Isolator biasanya digunakan sebagai isolasi bagi bahan konduktor.
Sehingga memberikan Proteksi terhadap sengatan Arus lsitrik, karena pada tubuh menusia
sebenarnya merupakan konduktor yang cukup baik. Sebuah bahan akan disebut Isolator jika
memenuhi persyaratan :
       1.   Mempunyai resistivitas yang baik
       2.   Mempunyai tahanan jenis yang besar
       3.   Memiliki susunan atom yang kuat sehingga memiliki sediktik electron valensi
       4.   Mempunyai tegangan patah tembus (Breakdown voltage) yang besar

Contoh Bahan Isolator

Isolator keramik untuk menghindari kontak bodi


Bahan Isolator mayoritas adalah bahan padat yang berawalan Huruf K, seperti Kertas, Kayu, Karet,
Keramik dan Kaca. Namun ada juga bana lain yang termasuk isolator seperti Plastik, teflon dan
pasir silika. Isolator bahan cair  dapat ditemui seperti minyak Trafo. Minyak trafo selain berfungsi
sebagai Pendingin juga sebagai Isolator. Adapun bahan Isolator gas adalah Udara, Nitrogen dan
Belerang.

3. Bahan Semikonduktor (Setengah Penghantar)


      

Bahan semikonduktor adalah bahan yang unik, karena bahan ini bisa menjadi Konduktor dan bisa
menjadi isolator tergantung dari Campuran doping bahannya.Doping adalah Istilah mencampur
sebuah bahan dengan bahan lain yang berbeda jenis. Bahan Semikonduktor pada dasarnya adalah
Isolator, namun ketika  di doping dengan bahan tertentu maka akan menjadi konduktor. Bahan
semikonduktor dibagi menjadi dua golongan yaitu :

      1.       Semikonduktor Intrinsik (Murni)

Semikonduktor Intrinsik atau semikonduktor murni adalah semikonduktor yang belum diberikan
campuran doping sehingga struktur atomnya tetap netral. Semikonduktror Intrinsik pada dasarnya
adalah Isolator karena memiliki struktur atom yang kuat sehingga memiliki sedikit elektron Valensi
(biasanya memiliki electron valensi 4). Contoh dari semikonduktor Intriksik yang paling populer
adalah Silicon dan Germanium.

      2.       Semikonduktor Ekstrinsik (Campuran)

Semikonduktor Ekstrinsik adalah  semikonduktor intrinsik yang telah diberikan Campuran doping


sehingga mengubah struktur atomnya. Dengan mencampun semikonduktor murni, maka akan lahir
2 jenis semikonduktor Ekstrinsik yaitu Semikonduktor Tipe P dan Semikonduktor Tipe N.

  Semikonduktor Tipe P (Positif) adalah semikonduktor yang diberi doping bahan yang memiliki
electron valensi 3, sehingga struktur atom Tipe P akan kekurangan elekron. Contoh
bahan  doping  semikonduktor tipe P adalah boron, gallium dan Indium.

  Semikonduktor tipe N (Negatif) adalah Semikonduktor yang diberi bahan doping dengan electron
Valensi 5, sehingga Struktur atom Tipe N adalah kelebihan Elektron. Contoh bahannya adalah
Antimoni, Arsenik dan Phospor.

Transistor

Bahan semikonduktor Tipe P dan Tipe N akan menjadi bahan dasar untuk membuat Komponen
Elektronika. Misalnya saja menggabungkan semikonduktor Tipe P dan N akan melahirkan Dioda,
dan Menggabungkan semikonduktor Tipe P - N  - P atau N – P – N akan melahirkan Transistor.
4. Bahan Superkonduktor
Bahan Superkonduktor sebenarnya adalah Konduktor atau penghantar yang baik. Namun, pada
konduktor masih memiliki resistansi karena pengaruh hambatan jenis (p). Sedangkan bahan
superkonduktor Tidak memiliki resistansi sama sekali, alias Resistansinya 0 ohm. Untuk membuat
resistansi 0 ohm diperlukan suhu yang sangat rendah. Bahan Superkonduktor antara lain Mercury,
Niobium Alloy, Fullerenes, dan Magnesium diboride. 
6. RUMUS DAYA LISTRIK
Rumus Menghitung Daya Listrik Menurut Konsep
Usaha
Yang dimaksud didalam Daya Listrik Menurut Konsep Usaha ialah besarnya usaha
didalam memindahkan muatan per satuan waktu atau bisa disimpulkan secara lebih
sederhana ialah Jumlah Energi Listrik yang dipakai disetiap detik. Dan untuk Cara
Menghitung Daya Listrik dengan menggunakan Konsep Usaha ini seperti dibawah ini :

P=E/t

P adalah Daya Listrik

E adalah Energi dalam satuan Joule

t adalah waktu dalam satuan detik

Rumus Mencari Daya Listrik Secara Umum


Kemudian Rumus Daya Listrik secara umum yang sering digunakan dan dipakai dalam
menghitung sebuah Rangkaian Listrik adalah

P = V x I atau P = I² x R atau P = V²/R

P adalah Daya Listrik dalam Satuan Watt

V adalah Tegangan Listrik dalam Satuan Volt

I adalah Arus Listrik dalam satuan Ampere

R adalah Hambatan dalam Satuan Ohm

Contoh Soal Menghitung Daya Listrik


1. Contoh Soal Daya Listrik Pertama : ” Terdapat sebuah Laptop yang akan digunakan
dan memerlukan Tegangan Listrik sebesar 220 Volt dan Arus Listrik sebesar 1.2
Ampere untuk mengaktifkan Laptop tersebut. Hitunglah Daya Listrik yang diperlukannya
?

Jawaban :

P=VxI

P = 220 Volt x 1.2 Ampere

P = 264 Watt

Sehingga Daya Listrik yang akan dikonsumsi oleh Laptop tersebut sebesar 264 Watt

2. Contoh Soal Mencari Daya Listrik Kedua : ” Terdapat Lampu Pijar yang mempunyai
Tegangan Listrik sebesar 24 Volt dan Hambatan sebesar 3 Ohm. Maka hitunglah Daya
Listrik Lampu Pijar tersebut ?.

Jawaban :
P = V² / R

P = 24 x 24 / 3

P = 576 / 3

P = 192 Watt

Sehingga Daya Listrik dari Lampu Pijar tersebut sebesar 192 Watt

Anda mungkin juga menyukai