Anda di halaman 1dari 62

http://suaidahaida.blogspot.co.

id/2013/04/tanggal-01-
april.html
Belajar membuat rangkaian elektronika
dengan Breadboard
Jul 26
Posted by djukarna
Breadboard atau sering juga disebut project board adalah sejenis papan rangkaian yang umum
digunakan untuk mencoba sebuah rangkaian elektronika, sebelum rangkaian elektronika
tersebut dicetak pada papan rangkaian tercetak (PCB). Bentuk breadboard dapat dilihat
seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 1 skema sebuah breadboard


Jalur A dan Jalur C adalah sama, tiap titik terhubung secara horizontal dan tidak terhubung
secara vertikal, sedangkan jalur B hanya terhubung secara vertikal tapi tidak terhubung secara
horizontal. Jalur A dan C umumnya digunakan sebagai jalur sumber arus listrik. Jalur B
digunakan sebagai tempat untuk memasang komponen elektronika yang akan kita rangkai.
Proses merangkai komponen elektronika dengan menggunakan breadboard sangat bebas,
tergantung kepada keinginan masing-masing pengguna. Sebelum kita membuat rangkaian
dengan menggunakan breadboard, terlebih dahulu kita harus menyiapkan alat-alat yang
dibutuhkan yaitu :

1. Breadboard
2. Kabel kawat tunggal diameter 0,5 mm, bila memungkinkan gunakan 2 warna kabel,
umumnya warna merah dan hitam. Kabel merah sebagai penanda positif dan kabel
hitam sebagai penanda negatif.
3. Tang potong, tang ini digunakan untuk memotong dan mengupas kabel.
4. Tang Jepit, berguna untuk membengkokan kaki komponen dan membantu memasang
komponen pada breadboard.
5. Power suplai DC dan kabel penghubungnya yang dilengkapi dengan jepit buaya
6. Beberapa komponen elektronika yang akan kita rangkai.

Selanjutnya kita akan lihat berbagai cara memasang komponen elektronika pada breadboard.
1. Membuat jalur sumber arus pada breadboard.
Sebelum kita membuat rangkaian elektronika dengan menggunakan media breadboard,
terlebih dahulu kita harus menyiapkan jalur sumber arus listrik DC pada breadboard. Gambar
2 berikut ini menunjukan cara membuat jalur sumber arus listrik pada breadboard.

Gambar 2 merangkai jalur sumber arus listrik pada breadboard


Perhatikan gambar 2. Kabel berwarna merah adalah kabel untuk jalur positif sehingga semua
jalur yang terhubung dengan kabel merah akan menjadi jalur positif sedangkan kabel
berwarna hitam adalah kabel untuk jalur negatif sehingga semua jalur yang terhubung dengan
kabel hitam akan menjadi jalur negatif. Pada breadboard umumnya antara jalur horizontal
sebelah kanan dengan jalur horizontal sebelah kita terpisah, sehingga kita harus memasang
kabel penghubung (jumper) untuk menghubungkan kedua jalur ini (titik A pada gambar 2).
Sebagai alat untuk penanda apakah di dalam rangkaian sedang ada arus listrik atau tidak,
maka kita dapat memasangkan sebuah lampu LED dengan sebuah resistor 330 Ohm sebagai
pembatas arus. Masukan kaki anoda LED ke sisi atas dan kaki anoda ke sisi bawah,
kemudian pada jalur yang sama, hubungkan jalur yang kaki katoda dengan menggunakan
sebuah kabel kecil ke jalur negatif disebelah bawah dan jalur kaki anoda LED dihubungkan
ke jalur positif dengan menggunakan sebuah resistor 330 Ohm seperti pada gambar.
Tempatkan lampu LED indikator ini pada daerah tepi breadboard agar tidak mengganggu
pada saat kita akan merangkai sebuah rangkaian.
Untuk menghubungkan breadboard ini dengan sumber tegangan, dapat digunakan sebuah
kabel penghubung yang sudah dilengkapi dengan jepit buaya. Hubungkan kabel merah dari
sumber tegangan ke jalur positif (merah) dan hubungkan juga kabel hitam dari sumber
tegangan ke jalur negatif (hitam). Aturlah besar tegangan listrik dari sumber tegangan agar
sesuai dengan tegangan kerja rangkaian yang akan kita buat.
Buatlah rangkaian sumber arus ini dengan rapi karena rangkaian sumber arus ini akan terus
kita gunakan pada percobaan-percobaan berikutnya.
2. Membuat rangkaian transistor sebagai saklar dengan menggunakan breadboard
Pada percobaan berikut ini kita akan belajar membuat rangkaian sederhana sebuah transistor
sebagai saklar. Terdapat 2 jenis transistor yang dapat kita gunakan sebagai saklar yaitu
transistor PNP dan transistor NPN. Rangkaian transistor sebagai saklar dapat dilihar pada
gambar 3 berikut ini.
Gambar 3 transistor berfungsi sebagai saklar
Beberapa komponen elektronika yang kita butuhkan antara lain :

1. Breadboard yang sudah dipasang jalur sumber arus


2. Transistor NPN BD 139 : 1 buah
3. Transistor PNP BD 140 : 1 buah
4. Resistor 1 Kohm : 4 buah
5. Resistor 330 Ohm : 2 buah
6. LED : 2 buah
7. Tombol : 2 buah
8. Beberapa potong kabel penghubung.

Cara kerja rangkaian.


Kedua jenis transistor ini memiliki sifat yang unik. Pada transistor NPN prinsip kerjanya
adalah menghubungkan beban pada kolektor dengan ground (menggroundkan suatu beban)
sedangkan pada transistor PNP menyalurkan arus listrik ke beban (menghubungkan beban ke
positif). Beban dalam hal ini adalah lampu LED yang akan kita nyalakan.
R2 pada rangkaian transistor NPN berfungsi sebagai pulldown resistor. R2 akan
menghubungkan kaki basis transistor NPN ke ground (negatif) sehingga transistor akan
menyumbat atau tidak dapat mengalirkan arus listrik dari kolektor ke emitor. Sedangkan R1
berfungsi sebagai pemberi arus basis. Bila transistor NPN diberi arus basis (tombol ditekan),
maka akan mengalir arus listrik ke kaki basis transistor sehingga transistor akan mengalirkan
arus listrik dari kolektor ke emitor sehingga beban pada kolektor (lampu LED) akan
terhubung ke ground dan menyala. R3 berfungsi sebagai pembatas arus listrik yang mengalir
melewati LED.
Pada rangkaian transistor PNP sebagai saklar cara kerjanya adalah kebalikan dari cara kerja
transistor NPN sebagai saklar. R1 pada rangkaian transistor PNP berfungsi sebagai pull-up,
yang akan selalu memberikan arus listrik ke kaki basis transistor. Sifat transistor PNP adalah
bila kaki basis diberi arus listrik, maka transistor akan menyumbat atau tidak mengalirkan
arus dari emitor ke kolektor. Bila tombol di tekan maka R2 akan menggroundkan atau
menghubungkan kaki basis ke ground (negatif). Akibatnya transistor akan mengalirkan arus
listrik ke beban (LED). R3 bergungsi sebagai pembatas arus listrik yang mengalir pada LED.
Transistor NPN yang kita gunakan pada percobaan ini adalah dari jenis BD 139 sedangkan
transistor PNP yang kita gunakan adalah BD 140. Konfigurasi kaki kedua jenis transistor
dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini.

Gambar 4 konfigurasi kaki BD 139 dan BD 140


Cara merangkai pada breadboard dapat dilihat seperti pada gambar 5 berikut ini.

Gambar 5 rangkaian transistor sebagai saklar pada sebuah breadboard


Bersambung
Ditulis dalam Elektronika
Tinggalkan Sebuah Komentar
Kaitkata: arus listrik, BD 139, BD 140, breadboard, buaya, cara membuat, kawat, komponen
elektronika, rangkaian elektronika, tutorial

Membuat Power Supply dengan Voltage Regulator


Jul 20
Posted by djukarna
Pada kesempatan ini penulis ingin membagikan sedikit pengalaman membuat sebuah power
supply dengan voltage regulator. Power supply ini memiliki sebuah pengontrol tegangan
sehingga tegangan DC yang dihasilkan dapat diatur secara manual sesuai dengan keinginan
kita. Tegangan yang dihasilkan berkisar dari 0 hingga 15 Volt DC. Selain itu power supply
juga dilengkapi dengan satu unit regulator tegangan 5 V, sehingga jika hendak bereksperimen
dengan mikro kontroller yang menggunakan tegangan DC teregulasi 5V dapat dengan mudah
dilakukan.
Arus maksimum yang dapat diberikan oleh power supply ini adalah 3A untuk tegangan
tervariasi dari 0 V hingga 15 V dan 1 A untuk tegangan teregulasi 5V. Konstruksi utamanya
dibuat dari power supply DC merk FORD dengan tegangan maksimum 12 Volt dan arus 3 A.
Ternyata power supply ini masih bisa dinaikkan tegangan menjadi maksimum 15 V.
Tegangan DC yang dihasilkan kemudian di pecah menjadi 2 yaitu salah satunya masuk ke
rangkaian voltage regulator dan yang lainnya ke regulator 7805 . Dari rangkaian voltage
regulator kita dapat menghasilkan tegangan DC murni yang linier dari 0 hingga 15 Volt
dengan arus maksimum 3 A sedangkan dari regulator tegangan 7805 kita akan mendapatkan
tegangan DC murni 5 Volt dengan arus 1 A.
berikut ini adalah Foto-foto perakitan power supply dengan voltage regulator.

Gambar 1 papan panel depan power supply


Gambar 2 Voltage Regulator yang sudah dirakit

Gambar 3 perangkat inti power supply


Gambar 4 transistor 2N3055
Gambar 5 hasil rakitan semua komponen power supply

Gambar 6 pengujian power supply yang sudah dirakit


Gambar 7 tumpukan power supply yang sudah selesai dirakit dan diuji-coba
Biaya yang dikeluarkan untuk merakit 1 unit power supply ini adalah :
1. Unit Power Supply FORD 12V 3 A : Rp 110.000,-
2. merakit rangkaian voltage regulator : Rp 25.000,-
3. Transistor induk 2N3055 : Rp 6000,-
4. Regulator tegangan 7805 : Rp. 2000,-
5. Heat Sink dan mika 2N3055 dan 7805 : RP. 8500,-
6. soket buss untuk banana jeck : 2500,-
7. potensiometer 1 K (tambahan untuk fine tuning) : Rp 2000,-
8. box : Rp 50.000,-
9. kabel jack 8 : Rp 4000,-
10. soket AC 8 : Rp 2000,-
11. Saklar on off 2 pin : Rp 1250,-
12. knop potensiometer : Rp 800,-
13. lampu pilot : Rp 4000,-
Jadi total biaya yang dihabiskan adalah : Rp. 218.050,-. bandingkan jika harus membeli
sebuah linier power supply dengan voltage regulator paling murah harganya Rp. 850.000,-.
Langkah selanjutnya adalah melengkapi power supply ini dengan sebuah digital voltmeter.
Untuk membuat digital voltmeter ini penulis menggunakan MIkrokontroller ATMEGA 8 dan
4 buah seven segment. Rangkaian sudah dicoba di project board, namun sayangnya kode
program baru berhasil ditulis untuk 3 digit voltmeter sehingga masih perlu dioprek lagi.
Permasalahan lainnya adalah mau ditempatkan dimana digital voltmeter ini karena (lihat
gambar 6) tidak ada tempat lagi di dalam box. Gambar berikut ini menunjukan pengujian
voltmeter digital dengan menggunakan atmega 8.
Gambar 7 Pengujian voltmeter digital dengan menggunakan atmega 8
semoga bermanfaat.
Ditulis dalam Elektronika
4 Komentar
Kaitkata: pengujian, power supply, rangkaian, transistor 2n3055, voltage regulator

Solar Car Model (file lama)


Mei 3
Posted by djukarna
Baru ingat , aku dulu pernah juga merakit sebuah model mobil tenaga matahari buatan
TAMIYA, sayang foto-foto dan videonya sudah tidak ada lagi. Namun bersyukur dulu
sempat diposting di Facebook sehingga sekarang beberapa foto dan video percobaannya
masih bisa dilihat kembali.
Berikut beberapa buah foto dan link untuk melihat video percobaannya. Makhluk kecil ini
dibuat pada saat saya masih aktif di laboratorium mesin UKI.

Gambar 1 Model yang sudah dirakit dan kardusnya. Catatan : waktu beli kondisinya belum
dirakit masih berbentuk lepasan yang harus kita pasang sendiri mengikuti petunjuknya
Gambar 2 tampak sebuah solarcell 1,5 V yang terpasang di bagian atas mobil.
Gambar 3 solarcell ini dilengkapi dengan sebuah jam matahari kecil berbentuk paku yang
berfungsi untuk menentukan arah datang sinar matahari. Solarcell dipasang pada sebuah
gimbal mounting sehingga bisa bebas bergerak.
Gambar 4 roda depan dilengkapi dengan lengan yang dapat diatur sudutnya
Gambar 5 tampak samping bawah. Pada gambar ini terlihat sebuah gimbal Mounting untuk
dudukan solarcell
Gambar 6 Motor listrik kecil yang tersimpan di dalam tempat dudukannya. Motor ini
dihubungkan dengan menggunakan gear bertingkar ke roda belakang. Dapat dilihat pada
gambar 7
Gambar 7 gear reduksi bertingkat yang menghubungkan roda dengan motor listrik DC
Berikut ini link ke Facebook lama saya untuk melihat video percobaannya.
http://www.facebook.com/video/video.php?v=1091590335163
Ditulis dalam Elektronika
Tinggalkan Sebuah Komentar
Kaitkata: facebook, mesin, motor listrik, tenaga matahari, uki

Wall Hugging Robot


Mei 3
Posted by djukarna
Berikut ini sedikit petunjuk untuk merakit sebuah robot yang dapat bergerak mengikuti
kontur dinding. Tadinya penulis ingin membuat sendiri bodi dan beberapa bagian robot,
namun ternyata setelah mengecek ke toko langganan, ternyata sudah ada yang jual dalam
bentuk KIT. Namanya Wall Hugging Mouse buatan TAMIYA Jepang. Setelah bungkusnya
dibuka maka tampaklah komponen-komponen robot seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 1 satu paket kit robot wall hugging mouse buatan TAMIYA
Gambar 2 tampak sisi dalam paket sudah lengkap tinggal di rakit
Kemudian semua komponen diuraikan dan disusun seperti pada gambar 3 berikut ini. Cukup
banyak komponen yang harus di rakit.

Gambar 3 komponen-komponen robot yang harus dirakit


Baiklah, kita mulai proses pembuatanya.
1. Proses perakitan roda robot
Robot ini menggunakan 2 buah roda di sisi kiri dan kanan. Rim roda terbuat dari plastik dan
dibalut dengan ban karet. Pertama-tama kita harus memotong rim roda dari cetaknya dengan
menggunakan cutter. Kemudian, karet ban dipasang melingkari rim roda seperti pada gambar
4 dan gambar 5.

Gambar 4 proses pemotongan rim roda


Gambar 5 pemasangan karet roda
Setelah ban terpasang dengan baik pada rim roda, langkah selanjutnya adalah marakit poros,
braket dan gear. Susunannya dapat dilihat pada gambar 6. Bentuk roda yang sudah terangkai
dengan poros, braket dan gear dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 6 merakit roda ke poros dan gear


Gambar 7, 2 buah roda sudah siap terpasang pada poros dan braketnya
2. Proses perakitan motor listrik DC
Langkah selanjutnya adalah merakit motor listrik DC. Pada proses ini kita memasang gear
kecil pada poros motor listrik DC dan kemudian memasang motor listrik DC ke braketnya.
Untuk memantapkan dudukan motor, maka kita harus mengikat motor dengan menggunakan
baut kecil ke braketnya. Proses perakitan dapat dilihat pada gambar 8 dan 9 berikut ini.

Gambar 8 bahan yang dibutuhkan untuk merakit motor listrik DC kecil


Gambar 9 Motor sudah terpasang di braketnya tinggal dikencangkan dengan baut kecil
3. Proses perakitan tempat baterai
Tempat baterai juga sudah disediakan dalam kit ini, hanya saja masih belum dirangkai. proses
perakitannya dapat dilihat pada gambar 10 dan hasilnya dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 10 kotak tempat beterai dan terminal-terminal baterai


Gambar 11 kotak baterai setelah selesai dirakit dan siap dipasang ke bodi robot
4. Merakit semua komponen ke bodi robot.
Bodi robot terbuat dari bahan plastik arkrilik. Pada bodi ini sudah terdapat lubang-lubang
tempat kita mengencangkan baut. Jadi kita tidak perlu membuat lubang tambahan lagi.
Susunan komponen dapat dilihat seperti pada gambar 12 berikut ini.

Gambar 12 posisi masing-masing komponen di bodi robot


Pada robot ini terdapat 2 buah saklar yaitu saklar on-off dan saklar batas. Posisi kedua saklar
dapat dilihat pada gambar 13 berikut ini

Gambar 13 posisi saklar batas dan saklar on-off di bodi robot


Gambar 14 menunjukan semua komponen sudah terpasang dengan kuat pada bodi robot.
Gambar 14 semua komponen sudah dikencangkan dengan menggunakan baut ke bodi robot
5. Proses pengkabelan
Langkah terakhir adalah proses pemasangan kabel untuk menghubungkan baterai, saklar dan
motor listrik. Aliran pemasangan kabel dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 15 proses pengkabelan


6. Cara kerja robot.
Pada kondisi tidak ada penghalang, maka hanya motor sebelah kanan saja yang berputar atau
istilahnya normaly ON. Akibatnya robot akan bergerak berputar membentuk lingkaran. Jika
saklar batas di tekan (dalam hal ini oleh dinding) maka motor kanan akan OFF dan motor kiri
akan ON sehingga robot akan berputar sebaliknya hingga tekanan pada saklar batas hilang
dan kembali motor kanan yang ON. Proses ini akan berlangsung berulang-ulang sehingga
robot melakukan gerak zig-zag mengikuti dinding. Video berikut ini menunjukan cara kerja
robot.
Langkah selanjutnya adalah memasang rangkaian elektronika untuk mengubah wall hugging
robot menjadi line follower robot seperti posting sebelumnya.

Ditulis dalam Elektronika


Tinggalkan Sebuah Komentar
Kaitkata: braket, kit robot, motor listrik, poros, rakit

Lebih mudah merangkai komponen dari pada


merangkai kata
Mei 2
Posted by djukarna
Sesuai judul posting, memang lebih sulit untuk merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat
yang indah bila dibandingkan dengan merangkai komponen elektronika menjadi rangkaian
sederhana dan berguna. Berikut beberapa rangkaian elektronika yang sedang penulis buat
untuk keperluan praktikum elektronika dasar di STKIP SURYA. Silakan bagi yang berminat
untuk membuat, memperbaiki atau mencetak sendiri, tapi jangan dicopy-paste untuk
membuat blog atau media dunia maya lainnya karena hanya akan memperbesar jumlah data
ganda yang beredar di dunia maya (dan malu dong CO-PAS, hehehehehehe).
1. Rangkaian power amplifier dengan IC LA 4440.
Seingat saya sudah ada yang jual dalam bentuk KIT, tapi tentu saja lebih menarik jika kita
membuat sendiri papan PCBnya. rangkaian ini dapat digunakan untuk membuat speaker
aktif. Silakan untuk memodifikasi dengan menambahkan tone control dan volume control
sendiri.

Ampifier ini adalah amplifier mono (tunggal) untuk membuat menjadi stereo tentu saja anda
harus membuat 2 buah. Berikut layout PCB untuk rangkaian amplifier ini. Silakan sesuaikan
dengan ukuran komponen yang digunakan.

2. Rangkaian saklar cahaya


Rangkaian ini adalah sebuah saklar cahaya. Relay akan OFF bila ada cahaya dan akan ON
bila tidak ada cahaya. Rangkaian saklar cahaya ini bisa digunakan untuk membuat lampu
taman atau lampu luar rumah otomatis, jadi kita tidak perlu repot-repot mematikan dan
menyalakan lampu taman atau lampu luar rumah setiap pagi dan sore hari.
potensiometer1 digunakan untuk mengatur sensitivitas LDR. Berikut layout PCB untuk
rangkaian di atas.

3. Rangkaian Radio FM sederhana


Sekarang radio sudah menjadi hal yang umum, hampir semua HP dilengkapi dengan FM
radio. Namun tidak ada salahnya jika anda tertarik untuk membuat sendiri rangkaian FM
radio sederhana. Rangkaian radio ini tidak dilengkapi dengan power amplifier sehingga untuk
mendengarkan suaranya masih harus menggunakan headset. Untuk mengunakan speaker
yang lebih besar, Rangkaian bisa dihubungkan ke rangkaian amplifier pada no 1.
Berikut layout PCB untuk rangkaian FM radio di atas

4. Rangkaian kunci kombinasi digital


Rangkaian ini adalah sebuah rangkaian kunci kombinasi digital sederhana. Rangkaian kunci
kombinasi digital dapat dipasang pada peralatan elektronika atau pada mekanisme kunci
rumah. Untuk memasang pada mekanisme kunci rumah anda dapat memodifikasinya sendiri.
Kombinasi angkanya dapat diatur dengan mengubah koneksi pada konektor.
Berikut layout PCB untuk rangkaian kunci kombinasi di atas

5. Rangkaian untuk robot line follower


Membuat robot line follower (dapat mengikuti garis) sangat mudah, tidak perlu menggunakan
mikrokontroller. berikut ini rangkaian sederhana untuk robot line-follower.
motor kiri dihubungkan ke roda kiri dan motor kanan dihubungkan ke roda kanan. Robot ini
menggunakan sensor cahaya LDR dan sumber cahaya dari lampu LED putih. Potensiometer
1 dan 2 digunakan untuk mengatur sensitivitas LDR. Bentuk robotnya, silakan anda berkreasi
sendiri, Untuk membuat robot sederhana yang murah dapat menggunakan motor listrik kecil
milik mainan mobilan TAMIYA.
Berikut layout PCB untuk rangkaian di atas
Ok, selamat mencoba dan ditunggu koreksinya.
Ditulis dalam Elektronika
12 Komentar
Kaitkata: elektronika dasar, komponen elektronika, lampu taman, power amplifier, rangkaian
amplifier, rangkaian elektronika

Praktikum membuat running LED


Apr 23
Posted by djukarna
OK selamat bertemu kembali, berikut ini saya mau membagikan sedikit panduan praktikum
elektronika dasar membuat running LED yang merupakan bagian dari diktat praktikum
yang sedang saya buat. Silakan bagi yang mau mencoba, memperbanyak, memperbaiki
dalam bentuk hardcopy , hanya jangan dipublikasi ulang dalam bentuk softcopy atau media
dunia maya lainnya.
1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah membuat rangkaian running LED dengan menggunakan IC
NE555 sebagai sumber clock dan IC logika CD4017 sebagai divide counter
2. Dasar teori
Pada praktikum ini kita akan membuat sebuah rangkaian sederhana yang bersifat dekorasi
yaitu running LED 10. Rangkaian ini terdiri dari 2 bagian yaitu bagian sumber denyut (clock)
dan bagian logika. Untuk membuat sumber clock kita menggunakan IC NE 555 yang sudah
sangat terkenal. IC NE 555 ini akan dikonfigurasikan menjadi sebuah generator denyut yang
membangkitkan gelombang kotak. Berikut rangkaian NE 555 sebagai pembangkit denyut
gelombang kotak.

Gambar 1 rangkaian NE555 yang digunakan sebagai pembangkit denyut


Denyut (clock) yang keluar dari IC NE 555 dibaca oleh IC 4017. IC 4017 adalah IC counter-
divider dengan 10 titik output. Setiap perubahan dari low ke high pada clock yang diberikan
oleh NE 555 ke kaki clock IC 4017 akan menyebabkan IC 4017 menghitung dari satu titik
output ke titik output berikutnya. Jika proses menghitung sudah sampai pada titik output
terakhir (9) maka proses menghitung akan diulang dari awal. Frekuensi clock NE 555 dapat
dihitung dengan rumus :
Berikut ini rangkaian CD4017 yang dihubungkan ke 10 buah LED.

Gambar 2 Rangkaian CD 4017 sebagai counter divider


Untuk output IC 4017 ini dihubungkan dengan 10 buah lampu LED. Lampu LED ini
membutuhkan arus listrik maksimal 20 mA. Untuk mencegah arus yang berlebih maka
sebuah resistor dengan nilai 1 kiloOhm dihubungkan ke kaki negatif LED.
R3 adalah potensiometer yang dapat digunakan untuk mengubah nilai clock, sehingga
kecepatan running LED dapat diatur dengan mengubah-ngubah nilai potensiometer ini.
3. Skema dan Komponen yang dibutuhkan
Praktikum ini akan membuat sebuah running Led 10 lampu dengan menggunakan IC NE 555
sebagai clock dan CD 4017 sebagai counter divider. Berikut rangkaian elektronika yang akan
dibuat.

Gambar 3 rangkaian running led 10


Komponen-komponen yang dibutuhkan adalah :

1. IC CD 4017 = 1 buah
2. IC NE 555 = 1 buah
3. Resistor 1kOhm = 2 buah
4. Resistor 4k7 = 1 buah
5. Capasitor 100nF = 2 buah
6. Capasitor 10mF/16V = 1 buah
7. Potensiometer 100K = 1 buah
8. LED 5 mm = 10 buah
9. PCD 8cm x 8cm = 1 lembar
10. Kabel = secukupnya
11. Soket IC 2 x 4 kaki = 1 buah
12. Soket IC 2 x 8 kaki = 1 buah

Alat-alat kerja yang dibutuhkan :

1. Solder listrik 30 Watt = 1 buah


2. Tang potong = 1 buah
3. Tang lancip = 1 buah
4. Tang pengupas kabel = 1 buah
5. Obeng + dan - = 1 set
6. Sedotan timah = 1 buah
7. Ferrid clorida = secukupnya
8. Wadah ferrid clorida = 1 buah
9. Bor pcd = 1 set
10. Spon gosok = 1 set
11. Tinner = secukupnya
12. Dudukan solder = 1 set

4. Cara kerja
Proses pembuatan PCB
Perhatikan skala pada gambar 5. Gambar ini belum sesuai dengan skala sebenarnya, jadi
sesuaikan sendiri dengan ukuran komponen yang digunakan.

Gambar 5 layout PCB yang akan dicetak

1. Pindahkan gambar 5 ke permukaan PCB dengan menggambar jalur biru dan coklat
saja. Gunakan spidol permanen untuk menggambar jalur tersebut. Ikutilah petunjuk
dari asisten.
2. Setelah jalur selesai digambar, periksa kembali jalur tersebut dan teliti ulang apakah
ada jalur yang tertinggal atau berhimpit.
3. Bila sudah bagus, siapkan larutan ferrit klorid dengan melarutkan sejumlah kecil
bubuk ferrit klorid ke dalam air. Hati-hati bila bekerja dengan menggunakan ferrit
klorid karena zat ini sangat korosif dan bersifat racun. Gunakan wadah plastik untuk
melarutkannya dan sebaiknya lakukan di luar ruangan.
4. Kemudian rendam PCB yang sudah digambar ke dalam larutan. Untuk mempercepat
proses pelarutan tembaga, goyang perlahan-lahan wadah. Lakukan hingga semua
tembaga yang tidak tertutup spidol larut. Proses ini disebut etching.
5. Setelah proses etching selesai. Angkat PCB dengan menggunakan jepitan kayu dan
bersihkan pada air yang mengalir dengan menggunakan sabun. Lakukan hingga
permukaan PCB benar benar bersih dari sisa-sisa ferrit klorid.
6. Setelah itu bersihkan permukaan PCB dari bekas tinta spidol dengan menggunakan
tinner. Kemudian gosok dengan menggunakan spon halus hingga jalur tembaga yang
sudah terbentuk mengkilap dan bebas dari oksida tembaga. Perhatikan, untuk menjaga
jalur tetap mengkilap, jangan sentuh jalur dengan menggunakan tangan, karena asam
pada kulit akan menyebabkan jalur tembaga teroksidasi dan menjadi buram.
7. Buatlah titik-titik kecil dengan mengunakan paku kecil pada PAD yang akan di bor.
8. Setelah semua PAD ditandai dengan titik, mulailah membuat lubang dengan
menggunakan bor listrik kecil ukuran 0,8 mm. Lakukan dengan hati-hati agar tidak
merusak jalur tembaga.
9. Setelah selesai proses pengeboran, bersihkan kembali dengan menggunakan spon
halus dan PCB siap untuk dipasang komponen.

Proses Penyolderan komponen

1. Sebelum memasang komponen ke PCB, periksa terlebih dahulu PCB yang sudah anda
buat ke asisten untuk benar-benar menyakinkan PCB anda sudah benar.
2. Kemudian panaskan solder listrik dan tempatkan pada dudukannya.
3. Pasangkan komponen pada lubang PCB dengan mengikuti petunjuk gambar 5.
4. Solder dengan menggunakan timah kaki-kaki komponen tersebut. Perhatikan jangan
menyolder terlalu lama, karena panas yang berlebih dapat merusak komponen yang
digunakan. Perhatikan juga letak kaki komponen jangan sampai terbalik.
5. Untuk memasang IC gunakan soket IC jangan menyolder langsung kaki IC, karena
komponen ini mudah rusak bila terkena panas berlebih.
6. Perhatikan kaki lampu LED, jangan terbalik.
7. Potong dan rapikan kaki komponen yang tersisa dengan menggunakan tang potong
8. Setelah selesai periksa kembali PCB yang sudah dipasang komponen ke asisten untuk
menyakinkan pemasangan komponen sudah benar.
9. Bila ada komponen yang salah pasang, cabut komponen dengan menggunakan
bantuan penyedot timah. Ikuti petunjuk asisten.

Proses pengawatan

1. Pembuatan running led ini tidak memerlukan banyak pengawatan.


2. Bila semua komponen sudah terpasang rapi, pasang kabel merah dan kabel hitam
pada lubang power suplay, kabel merah pada lubang + dan kabel hitam pada lubang
GND.

Proses pengujian

1. Sebelum melakukan pengujian, periksa kembali rangkaian untuk memastikan semua


komponen sudah terpasang dengan benar ke asisten anda.
2. Siapkan adaptor yang sudah anda buat pada praktikum sebelumnya. Dan atur
tegangan adaptor pada 6 volt.
3. Hubungkan kabel + dengan kutup + adaptor dan kabel GND dengan kutub negatif
adaptor.
4. Hidupkan adaptor dan perhatikan nyala lampu LED, untuk mengatur kecepatan nyala
lampu dapat memutar potensiometer dengan menggunakan obeng kecil.
Ditulis dalam Elektronika
Tinggalkan Sebuah Komentar
Kaitkata: arus listrik, lm 555, rangkaian elektronika

Praktikum Membuat Adaptor


Apr 19
Posted by djukarna
Berikut ini ada sedikit petunjuk untuk membuat adaptor. Panduan ini diambil dari modul
praktikum elektronika dasar yang sedang saya tulis. Silakan bagi yang ingin memperbanyak
atau membuatnya menjadi lebih baik lagi.
1. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk membuat adaptor sederhana yang dapat digunakan untuk
melakukan percobaan percobaan elektronika sederhana.
2. Dasar teori
Adaptor adalah sebuah alat yang digunakan untuk menurunkan tegangan listrik dan
mengubah tegangan listrik AC (Alternating Current) menjadi tegangan listrik DC (Direct
Current). Pada saat ini ada banyak rangkaian adaptor mulai dari adaptor yang sangat
sederhana hingga adaptor yang canggih. Pada dasarnya semua jenis adaptor ini memiliki
prinsip kerja yang sama. Prinsip kerja adaptor dapat dilihat pada diagram blok berikut ini.

Gambar 1 diagram blok adaptor


Sumber arus AC
Sumber arus AC adalah sumber arus listrik yang akan kita gunakan. Sumber arus AC ini
umumnya didapat dari tegangan jaringan listrik PLN. Untuk Indonesia tegangan jaringan
listrik PLN memiliki tegangan 220V AC dengan frekuensi 50 Hz. Untuk mengambil sumber
arus ini dapat menggunakan sebuah steker listrik yang dihubungkan dengan kabel ke adaptor.
Sebagai pengaman, biasanya dipasang sebuah sekering sebagai alat pembatas arus listrik
Step down Transformator.
Step down transformator umumnya disebut trafo saja adalah sebuah komponen elektronika
yang digunakan untuk menurunkan tegangan listrik AC 220V ke tegangan listrik AC yang
kita inginkan. Perlu diperhatikan, trafo tidak mengubah bentuk tegangan AC menjadi
tegangan DC tetapi hanya menurunkannya saja. Ukuran kapasitas sebuah trafo dinyatakan
dalam satuan ampere, yaitu menunjukan berapa besar arus listrik yang dapat disediakan oleh
trafo tersebut. Ukuran trafo yang terdapat dipasaran adalah mulai dari 500 mA, 1A, 2A, 3A,
5A, 10A, 20A, 30A, 50A, hingga 100A. semakin besar ukuran kapasitas trafo, maka semakin
besar pula ukuran fisik dari trafo. Kapasitas sebuah adaptor secara umum ditentukan oleh
kapasitas dari trafo yang terdapat di dalamnya.
Besar tegangan keluar dari trafo bermacam-macam dari ukuran terkecil 3V, 4.5V, 6 V, 9V,
12V, 15V, 20V, 24V, 30V, 32V, hingga 45 V. Dipasaran dikenal 2 jenis trafo yaitu:
Trafo Engkel
Trafo engkel adalah trafo tunggal. Trafo ini hanya memiliki 1 jalur lilitan sekunder saja.
Lambang dan contoh trafo engkel adalah sebagai berikut

Gambar 2 lambang trafo engkel dan contohnya


Trafo ganda (Trafo CT)
Trafo ganda atau sering disebut trafo CT adalah trafo yang memiliki 2 lilitan sekunder, titik
tengah lilitan ini disebut center tap (CT) merupakan titik 0 trafo. Trafo CT dapat juga diubah
menjadi trafo engkel. Trafo jenis CT memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan
trafo engkel. Berikut adalah lambang dan contoh trafo CT.

Gambar 3 lambang trafo CT dan contohnya

Rectifier (penyearah)
Rectifier atau penyearah adalah rangkaian yang digunakan untuk mengubah arus AC menjadi
arus DC. Rectifier terdiri dari rangkaian beberapa buah dioda. Ada 2 jenis penyearah yaitu
penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh. Penyearah setengah
gelombang jarang digunakan pada adaptor, biasanya bentuk penyearah ini digunakan untuk
keperluan khusus. Untuk adaptor biasanya digunakan bentuk penyearah gelombang penuh.
Untuk trafo engkel diperlukan 4 buah dioda yang dipasang dalam bentuk jembatan untuk
mendapatkan bentuk gelombang penuh, sedangkan untuk trafo CT hanya dibutuhkan 2 buah
dioda untuk membentuk penyearah gelombang penuh.
Jenis dioda yang umum digunakan untuk penyearah adalah jenis dioda silikon. Berikut
gambar rangkaian penyearah dan bentuk gelombangnya.

Gambar 4 gelombang penuh pada trafo engkel terdiri dari 4 buah dioda yang dipasang dalam
bentuk jembatan

Gambar 5 penyearah gelombang penuh pada trafo CT dengan menggunakan 2 buah dioda.

Gambar 6 penyearah gelombang penuh pada adaptor bipolar yang umum digunakan pada
sistem OP-AMP
Gambar
7 penyearah setengah gelombang
Filter dan Stabilisator Tegangan
Filter dalam sebuah adaptor berguna untuk meratakan bentuk gelombang DC yang dihasilkan
oleh penyearah. Umumnya digunakan sebuah kapasitor dengan ukuran kapasitas yang cukup
besar untuk membentuk filter. Jenis kapasitor yang digunakan adalah kapasitor polar dengan
ukuran 1000 mikro Farrad hingga 47.000 mikro Farrad, tergantung keperluannya. Namun
untuk adaptor biasanya dengan ukuran 2200 mikroFarrad sudah menghasilkan arus DC yang
cukup baik.
Stabilisator adalah alat yang digunakan untuk menstabilkan arus dan tegangan listrik yang
keluar dari filter. Pada adaptor yang akan dibuat tidak menggunakan stabilisator. Komponen
elektronika berupa rangkaian transistor atau dioda zener sering digunakan sebagai
stabilisator. Berikut ini gambar beberapa rangkaian filter dan stabilisator yang umum
digunakan.

Gambar 8 filter kapasitor


Pada gambar 8 tampak penggunaan filter kapasitor pada sebuah rangkaian adaptor sederhana.
Kapasitor yang digunakan ini harus memiliki kapasitas yang cukup besar dan umumnya
menggunakan kapasitor polar. Arus listrik yang dihasilkan dengan menggunakan filter
kapasitor ini sudah cukup baik, walaupun riak-riak arus masih tetap ada. Untuk menghasilkan
arus DC yang lebih baik, maka dapat dipasang sebuah stabilisator tegangan pada sisi setelah
filter.

Gambar 9 stabilisator dengan menggunakan dioda zener


Gambar 9 memperlihatkan skema rangkaian adaptor sederhana yang menggunakan kapasitor
sebagai filter tegangan dan sebuah dioda zener sebagai stabilisator tegangan. Tegangan yang
dihasilkan sudah sangat baik, namun rangkaian ini memiliki keterbatasan yaitu hanya dapat
mengeluarkan 1 tingkat tegangan saja, yaitu sebesar tegangan cut-off dioda zener. Misalnya
jika tegangan cut-off dioda zener 6,7 volt, maka tegangan listrik DC yang keluar dari adaptor
ini juga 6,7 volt, walaupun inputnya kita naikkan.

Gambar 10 adaptor yang menggunakan transistor sebagai stabilisator tegangan


Penggunaan transistor sebagai stabilisator tegangan akan menghasilkan tegangan yang lebih
baik lagi. Namun rangkaian adaptor yang menggunakan transistor sebagai stabilisator
tegangan membuat rangkaian menjadi lebih rumit. Beberapa kelebihan rangkaian stabilisator
tegangan dengan menggunakan transistor adalah dapat divariasikannya tegangan keluaran
dari adaptor secara kontinyu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
transistor sebagai stabilisator tegangan adalah perlu memasang keping pendingin dan kipas
pendingin pada transistor karena transistor yang digunakan akan mengeluarkan panas yang
berlebih. Semakin besar arus yang dilewatkan, maka semakin banyak tingkatan transistor
yang digunakan sebagai stabilisator tegangan.
Pada saat ini telah tersedia IC (Integrated Circuit) yang dapat digunakan sebagai stabilisator
tegangan yaitu IC 78XX dan 79XX. Perbedaan kedua jenis IC ini adalah pemasangannya di
dalam rangkaian. Angka XX menunjukkan nilai tegangan listrik yang dikeluarkan oleh IC
misalnya 7805 menyatakan IC ini akan mengeluarkan tegangan DC stabil sebesar 5 volt.
Berikut rangkaian IC stabilisator tegangan pada adaptor.

Gambar 11 rangkaian adaptor yang menggunakan IC 78XX dan 79XX


Output DC
Output dari adaptor adalah tegangan DC yang sudah difilter. Tegangan ini akan disalurkan
untuk berbagai keperluan. Banyak sekali jenis socket dan terminal yang dapat digunakan
untuk keperluan output adaptor. Namun yang perlu diperhatikan, terminal dan socket yang
digunakan sebagai sarana output adaptor ini harus dapat menunjukkan perbedaan kutub
positif dan negatif, supaya dalam penggunaan adaptor tidak menimbulkan kekeliruan yang
dapat menyebabkan rusaknya alat elektronika yang di suplai oleh adaptor. Berikut gambar
beberapa jenis terminal dan soket yang dapat digunakan sebagai output adaptor.

Gambar 12 macam-macam socket yang dapat digunakan sebagai output adaptor


3. Skema dan Komponen yang dibutuhkan
Praktikum ini akan membuat sebuah adaptor sederhana dengan filter kapasitor, tanpa
menggunakan stabilisator tegangan. Berikut ini adalah skema adaptor yang akan dibuat.

Gambar 13 rangkaian adaptor yang akan dibuat


Komponen-komponen yang dibutuhkan adalah :

1. Trafo engkel 500 mA dengan tegangan primer 0 dan 220 V; tegangan sekunder 0, 3V,
4.5V, 6V, 9V dan 12 V sebanyak 1 buah
2. Saklar on-off sebanyak 1 buah
3. Saklar putar untuk 5 posisi sebanyak 1 buah
4. Dioda silikon tipe 1N4002, 1A sebanyak 4 buah
5. Kapasitor elektrolit 2200 mikro Farrad 25 volt sebanyak 1 buah
6. PCB ukuran 6cm x 10cm sebanyak 1 buah
7. Socket banana merah dan hitam masing-masing 1 buah
8. Socket AC sebanyak 1 buah
9. Lampu led 5 mm 1 buah
10. Resistor 680 Ohm 1 buah
11. Kabel secukupnya
12. Timah solder
13. Baut dan mur diameter 3 mm secukupnya
14. Box plastik ukuran 50mm x 85mm x 125 mm sebanyak 1 buah

Alat-alat kerja yang dibutuhkan :

1. Solder listrik 30 Watt = 1 buah


2. Tang potong = 1 buah
3. Tang lancip = 1 buah
4. Tang pengukas kabel = 1 buah
5. Obeng + dan - = 1 set
6. Sedotan timah = 1 buah
7. Ferrid clorida = secukupnya
8. Wadah ferrid clorida = 1 buah
9. Bor pcd = 1 set
10. Spon gosok = 1 set
11. Tinner = secukupnya
12. Dudukan solder = 1 set
4. Cara kerja
Proses pembuatan PCB
Perhatikan gambar 14 berikut ini.

Gambar 14 layout PCB untuk adaptor yang akan dibuat

1. Pindahkan gambar 14 ke permukaan PCB dengan menggambar jalur biru dan coklat
saja. Gunakan spidol permanen untuk menggambar jalur tersebut. Ikutilah petunjuk
dari asisten.
2. Setelah jalur selesai digambar, periksa kembali jalur tersebut dan teliti ulang apakah
ada jalur yang tertinggal atau berhimpit.
3. Bila sudah bagus, siapkan larutan ferrit klorid dengan melarutkan sejumlah kecil
bubuk ferrit klorid ke dalam air. Hati-hati bila bekerja dengan menggunakan ferrit
klorid karena zat ini sangat korosif dan bersifat racun. Gunakan wadah plastik untuk
melarutkannya dan sebaiknya lakukan di luar ruangan.
4. Kemudian rendam PCB yang sudah digambar ke dalam larutan. Untuk mempercepat
proses pelarutan tembaga, goyang perlahan-lahan wadah. Lakukan hingga semua
tembaga yang tidak tertutup spidol larut. Proses ini disebut etching.
5. Setelah proses etching selesai. Angkat PCB dengan menggunakan jepitan kayu dan
bersihkan pada air yang mengalir dengan menggunakan sabun. Lakukan hingga
permukaan PCB benar benar bersih dari sisa-sisa ferrit klorid.
6. Setelah itu bersihkan permukaan PCB dari bekas tinta spidol dengan menggunakan
tinner. Kemudian gosok dengan menggunakan spon halus hingga jalur tembaga yang
sudah terbentuk mengkilap dan bebas dari oksida tembaga. Perhatikan, untuk menjaga
jalur tetap mengkilap, jangan sentuh jalur dengan menggunakan tangan, karena asam
pada kulit akan menyebabkan jalur tembaga teroksidasi dan menjadi buram.
7. Buatlah titik-titik kecil dengan mengunakan paku kecil pada PAD yang akan di bor.
8. Setelah semua PAD ditandai dengan titik, mulailah membuat lubang dengan
menggunakan bor listrik kecil ukuran 0,8 mm. Lakukan dengan hati-hati agar tidak
merusak jalur tembaga.
9. Setelah selesai proses pengeboran, bersihkan kembali dengan menggunakan spon
halus dan PCB siap untuk dipasang komponen.

Proses Penyolderan komponen

1. Sebelum memasang komponen ke PCB, periksa terlebih dahulu PCB yang sudah anda
buat ke asisten untuk benar-benar menyakinkan PCB anda sudah benar.
2. Kemudian panaskan solder listrik dan tempatkan pada dudukannya.
3. Pasangkan komponen pada lubang PCB dengan mengikuti petunjuk gambar 14.
4. Solder dengan menggunakan timah kaki-kaki komponen tersebut. Perhatikan jangan
menyolder terlalu lama, karena panas yang berlebih dapat merusak komponen yang
digunakan. Perhatikan juga letak kaki komponen jangan sampai terbalik.
5. Potong dan rapikan kaki komponen yang tersisa dengan menggunakan tang potong
6. Setelah selesai periksa kembali PCB yang sudah dipasang komponen ke asisten untuk
menyakinkan pemasangan komponen sudah benar.
7. Bila ada komponen yang salah pasang, cabut komponen dengan menggunakan
bantuan penyedot timah. Ikuti petunjuk asisten.
8. Setelah semua komponen terpasang, pasang trafo ke PCB dengan menggunakan baut
dan kencangkan.

Proses pengawatan

1. Potong kabel sepanjang 10 cm sebanyak 14 buah.


2. Kemudian solder, kabel dari terminal 3V, 4.5V, 6V, 9V dan 12V ke sakelar putar dan
1 buah kabel juga di solder ke terminal output sakelar putar.
3. Hubungkan kabel dari terminal 0 sekunder trafo ke PCB dan terminal output sakelar
putar ke PCB (ikuti petunjuk asisten).
4. Pasang kabel merah pada lubang output PCB yang positif dan kabel hitam ke lubang
output PCB (negatif).
5. Pasang kabel di terminal primer trafo pilih titik 0V dan 220V. Titik 0V langsung
dihubungkan ke socket AC, sedangkan titik 220V ke sakelar on-off.
6. Hubungkan kabel dari sakelar on-off ke socket AC.
7. Pasang lampu indikator Led dan resistor (ikuti petunjuk asisten)
8. Periksa ulang rangkaian pengawatan yang sudah anda buat ke asisten.

Proses pembuatan box dan perakitan ke dalam box

1. Siapkan box sebagai tempat adaptor.


2. Buat lubang dudukan untuk sakelar on-off, sakelar putar, soket AC dan socket banana
jack pada box. Lakukan menurut selera anda tetapi harus proporsional.
3. Pasang PCB pada tutup box. Kencangkan dengan baut.
4. Pasang socket AC pada tempatnya, demikian juga sakelar putar, sakelar on-off dan
socket banana jack.
5. Pasang kabel dari terminal output PCB ke banana jack. Kabel merah ke socket merah
dan kabel hitam ke socket hitam.
6. Sebelum anda menutup box, periksa kembali box ke asisten
7. Tutup box dengan rapi dan kencangkan dengan baut yang tersedia.
8. Adaptor sederhana telah selesai dibuat dan siap di uji coba.

Proses pengujian

1. Siapkan multimeter.
2. Hubungkan socket AC dengan jaringan PLN dengan menggunakan kabel listrik yang
sesuai.
3. Aktifkan sakelar AC dan perhatikan apakah ada asap yang keluar dari box. Bila ada
asap, segera matikan dan periksakan adaptor anda ke asisten.
4. Putar sakelar putar pada tegangan tertentu, kemudian ukur tegangan yang keluar dari
socket banana jack dengan menggunakan mutilmeter.
5. Ukuran untuk setiap tegangan listrik yang tersedia.

ok demikian sedikit petunjuk praktikum elektronika yang bisa saya bagikan semoga
berguna. Siapa saja boleh menjiplak, memperbanyak, memperbaiki dan sebagainya sebagai
sebuah hardcopy, asalkan jangan copy-paste untuk blog dan/atau media dunia maya
lainnya.

kegiatan yang kami lakukan adalah merakit sebuah wiper led....

LED (Light Emiting dioda)


LED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen elektronik yang
tidak asing lagi di kehidupan manusia saat ini. LED saat ini sudah banyak dipakai, seperti untuk
penggunaan lampu permainan anak-anak, untuk rambu-rambu lalu lintas, lampu indikator
peralatan elektronik hingga ke industri, untulampu emergency, untuk televisi, komputer,
pengeras suara (speaker), hard disk eksternal, proyektor, LCD, dan berbagai perangkat
elektronik lainnya sebagai indikator bahwa sistem sedang berada dalam proses kerja, dan
biasanya berwarna merah atau kuning. LED ini banyak digunakan karena komsumsi daya yang
dibutuhkan tidak terlalu besar dan beragam warna yang ada dapat memperjelas bentuk atau
huruf yang akan ditampilkan. dan banyak lagi
Pada dasarnya LED itu merupakan komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi
konduktor jenis dioda yang mampu memencarkan cahaya. LED merupakan produk temuan lain
setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa
elektron yang menerjang sambungan P-N. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada
semikonduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang
berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.
Gambar LED
Keunggulannya antara lain konsumsi listrik rendah, tersedia dalam berbagai warna, murah dan
umur panjang. Keunggulannya ini membuat LED digunakan secara luas sebagai lampu
indikator pada peralatan elektronik. Namun LED punya kelemahan, yaitu intensitas cahaya
(Lumen) yang dihasilkannya termasuk kecil. Kelemahan ini membatasi LED untuk digunakan
sebagai lampu penerangan. Namun beberapa tahun belakangan LED mulai dilirik untuk
keperluan penerangan, terutama untuk rumah-rumah di kawasan terpencil yang menggunakan
listrik dari energi terbarukan (surya, angin, hidropower, dll). Alasannya sederhana, konsumsi
listrik LED yang kecil sesuai dengan kemampuan sistem pembangkit energi terbarukan yang
juga kecil.
Penggunaan LED untuk pencahayaan :

Riset-riset mutakhir menunjukkan hasil menggembirakan. Kini LED mampu menghasilkan


cahaya besar dengan konsumsi energi listrik (tetap) kecil. Berita terakhir adalah ditemukannya
OLED (Organic LED) oleh para ilmuwan di University of Michigan dan Princeton University.
Temuan ini sukses menghasilkan cahaya dengan intensitas 70 Lumen setiap 1 watt listrik yang
digunakan. Sebagai perbandingan, lampu pijar memancarkan 15 lumen per watt, dan lampu
fluoroscent (misalnya lampu jantung) memancarkan 90 lumen per watt. Keunggulan LED
dibanding lampu fluoroscent adalah ramah lingkungan, cahaya tajam, umur panjang, dan
murah.
Sebelum OLED ditemukan, persoalan yang dihadapi para ahli LED adalah rendahnya efisiensi
LED. Bukan karena cahaya yang dihasilkan sedikit, tapi karena sekitar 80% cahaya
terperangkan di dalam LED. Sebagai solusi, disain OLED menggunakan kombinasi kisi dan
cermin berukuran mikro, bekerja bersama-sama memandu cahaya yang terperangkap di dalam
LED keluar. Stephen Forrest, profesor teknik elektro dan fisika di University of Michigan,
penemu OLED mengatakan bahwa kini kita bisa bersiap untuk mengganti pencahayaan di
dalam bangunan dan rumah yang saat ini menggunakan lampu pijar ataupun fluoroscent
dengan OLED.
Macam-macam LED :
1. Dioda Emiter Cahaya . Sebuah dioda emisi cahaya dapat mengubah arus listrik langsung
menjadi cahaya. Dengan mengubah-ubah jenis dan jumlah bahan yang digunakan untuk bidang
temu PN. LED dapat dibentuk agar dapat memancarkan cahaya dengan panjang gelombang
yang berbeda-beda. Warna yang biasa dijumpai adalah merah, hijau dan kuning.
2. LED Warna Tunggal . LED warna tunggal adalah komponen yang paling banya dijumpai.
Sebuah LED warna tunggal mempunyai bidang temu PN pada satu keping silicon. Sebuah
lensa menutupi bidang temu PN tersebut untuk memfokuskan cahaya yang dipancarkan.
3. LED Tiga Warna Tiga Kaki . satu kaki merupakan anoda bersama dari kedua LED. Satu
kaki dihubungkan ke katoda LED merah dan kaki lainnya dihubungkan ke katoda LED hijau.
Apabila anoda bersamanya dihubungkan ke bumi, maka suatu tegangan pada kaki merah atau
hijau akan membuat LED menyala. Apabila satu tegangan diberikan pada kedua katoda dalam
waktu yang bersama, maka kedua LED akan menyala bersama-sama. Pencampuran warna
merah dan hijau akan menghasilkan warna kuning.
4. LED Tiga Warna Dua Kaki Disini, dua bidang temu PN dihubungkan dalam arah yang
berlawanan. Warna yang akan dipancarkan LED ditentukan oleh polaritas tegangan pada kedua
LED. Suatu sunyal yang dapat mengubah polaritas akan menyebabkan kedua LED menyala
dan menghasilkan warna kuning.
5. . Led Seven Segmen biasanya digunakan untuk menampilkan angka berupa angka 0 sampai
9, angka angka tersebut dapat ditampilkan dengan mengubah nyala dari 7 segmen yang ada
pada led yang disusun seperti gambar dibawah ini :

Gambar LED Seven Segmen :

Led Seven Segmen, terdapat dua macam, yaitu common anoda dan common Catoda :
1. Common Catoda berarti seven segmen tersebut terdiri dari led led dimana Catoda nya
(Kutub -) di hubungkan menjadi satu, skematiknya adalah seperti gambar dibawah ini :

Gambar Common Cathode :

2. Common anoda, skema nya adalah seperti dibawah ini :


Gambar Common Anode :
Led seven segmen tersebut dapat diaktifkan dengan menghubungkan dengan perangkat
kontrol seperti mikrokontroler, seperti di bawah ini :

Cara Kerja LED :


Karena LED adalah salah satu jenis dioda maka LED memiliki 2 kutub yaitu anoda dan
katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda menuju
katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik karena apabila terbalik kutubnya maka
LED tersebut tidak akan menyala. Led memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna
yang dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada led maka semakin terang pula
cahaya yang dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan
10mA-20mA dan pada tegangan 1,6V 3,5 V menurut karakter warna yang dihasilkan.
Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka led akan terbakar. Untuk menjaga agar
LED tidak terbakar perlu kita gunakan resistor sebagai penghambat arus.
Gambar LED :

Simbol LED:

Sebuah LED :
Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang banyak ada adalah warna merah, kuning dan
hijau.LED berwarna biru sangat langka. Untuk menghasilkan warna putih yang sempurna,
spectrum cahaya dari warna-warna tersebut digabungkan, dengan cara yang paling umum yaitu
penggabungan warna merah, hijau, dan biru, yang disebut RGB. Pada dasarnya semua warna
bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED
selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah
(chasing) LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan
lonjong. Bahan semikonduktor yang sering digunakan dalam pembuatan LED adalah:

1. Ga As (Galium Arsenide,) meradiasikan sinar infra merah,


2. Ga As P (Galium Arsenide Phospide) meradiasikan warna merah dankuning,
3. Ga P (Galium Phospide) meradiasikan warna merah dan kuning.

Gambar Fisik LED :

Cara Menghitung Nilai Resistor pada LED :


Tegangan kerja / jatuh tegangan pada sebuah menurut warna yang dihasilkan :
1. Infra merah : 1,6 V
2. Merah : 1,8 V 2,1 V
3. Oranye : 2,2 V
4. Kuning : 2,4 V
5. Hijau : 2,6 V
6. Biru : 3,0 V 3,5 V
7. Putih : 3,0 3,6 V
8. Ultraviolet : 3,5 V
Berdasarkan Hukum Ohm, V=I.R
Keterangan : V = tegangan, I = arus listrik, R = Resistor.
Apabila kita mencari nilai resistor maka : R = V/I
R =(Vs-Vd) / I
Vs = tegangan sumber(batry,accu,power suply).
Vd = jatuh tegangan.
Contoh : Misal kita mempunyai sebuah LED warna merah (memiliki jatuh tegangan 1,8 Volt)
yang akan dinyalakan menggunakan sumber tegangan(misalnya accu) : 12Volt maka kita harus
mencari nilai resistor yang akan dihubungkan secara seri dengan LED.Sebelumnya kita
mengetahui bahwa arus maksimal yang diperbolehkan adalah 20mA Jadi dari masalah diatas
dapat diketahui : tegangan yang digunakan : 12V, jatuh tegangan : 1,8V, dan Arus listrik :
20mA=0,02Ampere. R=(12-1,8) / 0,02 = 510 ohm

Menghitung nilai resistor secara parallel :

R LED Merah = (12 V- 1.8V) /0.02 A = 510 ohm


R LED Biru = (12V 3V) / 0.02 A = 450 ohm
Menghitung resistor secara seri :
R = (12V 9.6 V) / 0.02 A = 120 ohm

Mennghitung resistor pada LED nyala putih(super bright). Kita memiliki 3 buah led nyala
putih(super bright) dan akan kita nyalakan dengan mengguynakan accu 12 Volt maka, R = (-
12V (3.6 V * 3)) / .0,3 A = 40
Gambar LED super bright :

Kelebihan dari LED :


LED memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lampu lain,
dimana LED lebih hemat energi 80 % sampai 90% dibandingkan lampu lain.
LED memilki waktu penggunaan yang lebih lama hingga mencapai 100 ribu jam.
LED memiliki tegangan operasi DC yang rendah.
Cahaya keluaran dari LED bersifat dingin atau cool (tidak ada sinar UV atau energi
panas).
Ukurannya yang mini dan praktis

Kelemahan LED

Suhu lingkungan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan gangguan elektrik pada
LED.
Harga LED per lumen lebih tinggi dibandingkan dengan lampu lain.
Kelemahan dari LED di atas yang menyebabkan masyarakat lebih memilih
menggunakan
Cara penerangan biasa dengan lampu pijar maupun neon dibandingkan menggunakan
LED.

Kelebihan Lampu Pijar atau Neon yang Menggunakan LED :


Jika lampu pijar tidak dapat digunakan lagi setelah bohlamnya pecah, namun tidak demikian
pada lampu LED. LED merupakan jenis solid-state lighting (SSL), artinya lampu yang
menggunakan kumpulan LED, benda padat, sebagai sumber pencahayaannya sehingga tidak
mudah rusak bila terjatuh atau bohlamnya pecah. Kumpulan LED diletakkan dengan jarak
yang rapat untuk memperterang cahaya. Satu buah lampu ini dapat bertahan lebih dari 30 ribu
jam, bahkan mencapai 100 ribu jam.

LED untuk Interior Mobil :

Buat yang mau mempercantik mobil dengan kerlap-kerlip cahaya lampu LED (light-emitting
diode) yang hemat energi serta mampu memberikan efek cahaya dengan maksimal. Lampu
LED memiliki watt sangat kecil dari pada lampu yang biasa digunakan untuk penerangan di
kendaraan. LED merupakan semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang
tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala ini termasuk bentuk elektroluminesensi.
Warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor yang dipakai, dan bisa juga
ultraviolet atau inframerah. LED sendiri identik dengan kendaraan modifikasi, namun
perannya kini sudah banyak diaplikasi dengan kendaraan harian. Instalasi LED yang apik
membuat kendaan makin tampil ciamik.
Keuntungan interior mobil jika menggunakan LED adalah :

1. Jauh lebih hemat energy dibandingkan lampu bohlam, sehingga lebih menghemat
pasokan lirtrik di dalam mobil
2. Tidak menimbulkan panas, sehingga aman dan tidak menimbulkan efek maupun
bahaya di dalam mobil
3. Pemakaian bisa lebih tahan lama dan lebih awet dari pada lampu bohlam biasa. Karena
LED dapat bertahan lama sampai 15.000 20.000 Jam, sedangkan lampu Bohlam 5.000
Jam

Untuk pemasangan LED tidaklah sulit, bahkan membutuhkan waktu singkat, karena LED
sudah dirancang Plug and Play, sehingga pemilik mobil bisa memasangnya sendiri. Contohnya
seperti memasang LED pada lampu plafon Innova, Tinggal copot mika lampu plafon kemudian
copot bohlam dari soketnya. Kemudian pasangkan LED pada soket lampu plafon dan tutup
kembali mikanya.
Untuk harga memang menjadi kelemahan dari lampu LED, karena harganya masih lebih mahal
dari pada lampu bohlam biasa.
Berikut daftar harga lengkap LED :

1. Lampu Mundur : Rp. 75.000


2. Lampu Rem : Rp.75.000
3. Lampu Rem Ekonomis : Rp.65.000
4. Lampu Plafon isi 24 Rp. 55.000, isi 18 Rp.4.5000
5. Lampu Senja : Rp.10.000 Rp. 140.000
6. Lampu Kolong Dashboard : Rp. 90.000/set (Biasa), Rp.140.000 (Fleksibel)
7. Emblem : Rp.60.000 (kecil), Rp.70.000 (besar)
8. Strobo : Rp.30.000 (6 LED), Rp.75.000 (44 LED), Rp.180.000 (120 LED)
9. Lampu Knight Rider : Rp.425.000 ( Diatur dengan Remote )
10. Lampu Kolong 1 set : Rp.600.000 ( Kombinasi lampu diatur dengan remote )
11. Lampu Khusus Avanza dan Xenia VVT-i : Rp.120.000

Untuk pilihan LED, rasanya padu-padan harus tetap mengedepankan kesan pantas, agar tidak
terlalu berlebihan. Silahkan pilih LED yang cocok sesuai pilihan.
Lampu LED yang biasa digunakan untuk Interior Mobil :
LED untuk Lampu Senter
1. LED Headlamp
Adalah sebuah senter LED yang diikatkan di depan kepala kita, untuk menerangi langkah kita
di malam hari atau tempat tempat gelap lainnya, sehingga kita tidak perlu memegang senter
tersebut. Senter LED ini menggunakan 12 lampu LED yang sangat terang. Cahayanya putih
dan lebih terang dibandingkan lampu senter biasa. Pemakaiannya sangat irit dan hemat baterai.
Features featuresnya antara lain adalah menggunakan lampu LED putih yang sangat terang,
LED life time 100000 jam, desain waterproof, ringan dan nyaman dipakaikan di kepala,
konsumsi daya yang sangat kecil, menggunakan tiga buah baterai AAA. Alat ini sangat cocok
digunakan oleh dokter, pendaki gunung, mancing di malam hari, dan lain sebagainya. Harga
Headlamp ini biasanya Rp. 125.000-,/unit.
Contoh LED Headlamp :

2. Flashlight 21 LED
Adalah senter dengan menggunakan 21 lampu LED putih, sehingga menghasilkan sinar putih
yang sangat terang. Pemakaiannya sangat irit dan hemat baterai. Cocok untuk digunakan di
rumah, mobil, kamping, dan lain sebagainya. Spesifikasi dari Flashlight 21 LED ini adalah
alumunium body, LED life time 100000 jam, menggunakan 3x baterai AAA. Harganya
sekitar Rp. 200.000,-/unit.
Contoh Flashlight 21 LED :
Sumber:http://rasapas.wordpress.com/2011/03/04/8/

Anda mungkin juga menyukai