0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pelapisan sosial menurut pandangan Aristoteles dan definisi stratifikasi sosial menurut para ahli. Juga membahas proses terbentuknya pelapisan sosial, perbedaan sistem pelapisan, dan kaitannya dengan status sosial serta hak asasi menurut UUD 1945.
Dokumen tersebut membahas tentang pelapisan sosial menurut pandangan Aristoteles dan definisi stratifikasi sosial menurut para ahli. Juga membahas proses terbentuknya pelapisan sosial, perbedaan sistem pelapisan, dan kaitannya dengan status sosial serta hak asasi menurut UUD 1945.
Dokumen tersebut membahas tentang pelapisan sosial menurut pandangan Aristoteles dan definisi stratifikasi sosial menurut para ahli. Juga membahas proses terbentuknya pelapisan sosial, perbedaan sistem pelapisan, dan kaitannya dengan status sosial serta hak asasi menurut UUD 1945.
Aristoteles menyatakan bahwa di dalam setiap Negara selalu
terdapat tiga unsure-unsur, yakni orang-orang kaya, orang-orang melarat, dan orang-orang yang berada di tengah-tengah. Menurut Aristoteles, orang-orang kaya di tempatkan pada lapisan atas oleh masyaakat, sedangkan orang-orang melarat ditempatkan pada lapisan bawah, dan orang-orang setengah-tengah ditempatkan pada lapisan masyarakat menengah. Pengertian Pelapisan Sosial Stratifikasi sosial (social stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara betingkat. Max weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege, dan prestise (wibawa (perbawa) yg berkenaan dng prestasi atau kemampuan seseorang). Pelapisan sosial dapat juga didasarkan atas hubungan kekerabatan. Misalnya dapat dilihat dari perbedaan antara hak dan kewajiban antara anak,ayah, ibu, kakek dan sebagainya seiring mengarah ke suatu hierarki. Proses Terjadinya Pelapisan Sosial • Terjadinya secara otomatis karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. • Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama. Biasanya dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, dan angkatan bersenjata. • Sistem lapisan berpangkal pada pertentangan yang terjadi dalam masyarakat. Pelapisan Stratifikasi sosial dengan status sosial • Status atau kedudukan, yaitu posisi seseorang di dalam masyarakat yang didasarkan pada hak-hakdan kewajiban-kewajiban tertentu. • Dalam teori sosiologi, unsur-unsur dalam system pelapisan masyarakat adalah status (kedudukan) dan role (peranan). • Kedua unsur ini merupakan unsur baku. Dengan demikian status sosial atau kedudukan sosial merupakan unsur yang membentuk terciptanya stratifikasi sosial, • stratifikasi sosial adalah pelapisan sosial yan disusun dari status–status sosial. Perbedaan Sistem Pelapisan Menurut Sifatnya • Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup Di dalam sistem ini permindahan anggota masyarakat ke lapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal yang istimewa. • Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka Di dalam sistem yang demikian ini setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk jatuh ke lapisan yang ada di bawahnya atau naik ke lapisan yang di atasnya Kesamaan Derajat
• Sifat perhubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya
adalah timbal balik, artinya orang seorang itu sebagai anggota masyarakatnya, mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan negara. • Beberapa hak dan kewajiban penting ditetapkan dalam Undang-undang (konstitusi) sebagai hak dan kewajiban asasi. Untuk dapat melaksanakan hak dan kewajiban ini dengan bebas dari rasa takut perlu adanya jaminan, dan yang mampu memberi jaminan ini adalah pemerintah yang kuat dan berwibawa. Pasal ter kait hak asasi di UUD 1945 1. Segala warga negara bersamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah (pasal 27 ayat 1). 2. Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2). 3. Kebebasan berserikat, berpendapat, dan berpolitik (pasal 28). 4. Kebebasan memeluk dan melakasanakan agama atau kepercayaan (pasal 29 ayat 1). 5. Hak dan kewajiban membela negara (pasal 30). 6. Tiap-tipa warga negara berhak mendapatkan pengajaran (pasal 31). 7. Dan amandemen kedua dicantumkan pada pasal 28a-28j.