Anda di halaman 1dari 5

PENGANTAR SOSIOLOGI

Sosiologi merupakan Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara aneka
macam gejala-gejala sosial (ekonomi, agama, dsb) serta antara gejala sosial
dengan gejala-gejala non sosial (biologis).

Tahap Perkembangan Sosiologi

1. Plato (347-423 SM)


- Menkaji tentang hubungan masyarakat dan Negara
- Masyarakat merupakan refleksi dari manusia perorangan yang harus
dilindungi oleh Negara
- Masyarakat adalah lembaga fungsionil organis
2. Filsuf Arab Ibnu Khaldun (1332-1406)
- Stabilitas Negara tergantung keseimbangan hidup masyarakat
- Negara kuat karena solidaritas masyarakat
3. Renaissanse, N. Macheavelli (1200-1600)
- Mengkaji kekuasaan (politik)
- Masyarakat atau Negara untuk mendapatkan kekuasaan harus
menggunakan segala cara
- Masyarakat dalam politik tidak ada aturan
- Melalui power yang dimiliki, Negara selalu berkuasa atas masyarakat
(otoriter)
4. Hobbes (1588-1679)
- Mengkaji stabilitas masyarakat dan Negara melalui perjanjian
- Manusia selalu saling berkelahi
- Manusia perlu diatur oleh Negara melalui kontrak sosial
5. John Locke (1632-1740)
- Melanjutkan analisa Hobbes
- Masyarakat berhak merubah kontrak sosial jika pemegang kewenangan
dianggap gagal/merugikan masyarakat
- Masyarakat memiliki hak-hak paten yang harus dihormati oleh
pemegang kewenangan
- Proses pengambilan kepurusan harus demokratis
6. Auguste Comte (1798-1857)
- Sosiologi merupakan studi positif tentang hukum-hukum dasar dari
gejala-gejala sosial
- Sosiologis statis : belajar tentang hubungan antar masyarakat
- Sosiologis dinamis : sosiologi yang terkait dengan pembangunan dan
perubahan sosial.
STRAFIKASI SOSIAL

Stratifikasi sosial adalah konsep yang termanifestasi dalam sistem bermasyarakat,


berbangsa dan bernegara. Stratifikasi sosial disebut juga sebagai konsep adanya
pembedaan atau pengelompokan sosial (komunitas) secara bertingkat. Stratifikasi
sosial di masyarakat bisa berdasarkan usia, kekuasaan, kekayaan, hingga kualitas
pribadi, yang dapat memicu pelapisan golongan.

Stratifikasi sosial terrbagi menjadi dua teori, yakni teori klasik dan modern.
Dalam teori sosiologi klasik, stratifikasi sosial terjadi karena kesenjangan dalam
relasi kepemilikan alat produksi. Ketimpangan dalam kepemilikan alat produksi
dalam suatu masyarakat itu mewujud pada kemunculan kelas pemilik modal dan
pekerja. Stratifikasi sosial bersifat unidimensional, alias ditentukan oleh satu
faktor yakni ekonomi. Selain terkait dengan ekonomi, stratifikasi sosial juga
berkaitan dengan kelompok status atau kehormatan individu dan politik atau
kekuasaan. Sementara dalam sejumlah teori sosiologi modern, setidaknya ada tiga
gugus perspektif dalam sosiologi yang mengkaji stratifikasi sosial, yakni
fungsional, konflik, dan interaksionisme simbolik. Ketiganya memiliki perbedaan
sudut pandang, cara berpikir, dan fokus perhatian. Dampak yang ditimbulkan
akibat ketidaksamaan dalam sistem sosial (stratifikasi sosial), yaitu terjadinya
perbedaan gaya hidup karena simbol yang menandakan status seseorang dalam
masyarakat.

Selain itu, Strafikasi sosial dipandang sebagai media orang senantiasa


memperlihatkan kepada orang lain bahwa apa yang telah diraihnya dengan
memakai berbagai simbol dapat menyimpulkan bahwa symbol status berfungsi
untuk memberitahu status yang diduduki seseorang. Simbol status ini terwujud
dalam cara menyapa, berbahasa, gaya bicara maupun komunikasi nonverbal
seperti gerak tubuh, gaya pakaian, dan penggunaan aksesoris. Selain itu, kesemua
perbedaan pada stratifikasi sosial menjadikan struktur masyarakat menjadi
majemuk. Suatu masyarakat yang majemuk umumnya memiliki kebudayaan yang
bermacam-macam.
Stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat dalam kelas-kelas sosial secara
bertingkat (hierarkis). Akibatnya, sistem stratifikasi sosial ini bermunculan istilah
kelas sosial atas, menengah, dan bawah. Perbedaan kelas sosial dalam masyarakat
tersebut berkaitan dengan sesuatu yang dihargai oleh masyarakat itu sendiri.

A. Unsur Pembentukan Stratifikasi Sosial


1. Status Sosial : Status sosial dapat diartikan sebagai kedudukan seseorang
dalam kelompok masyarakat.
a. Ascribed status yaitu status sosial yang diperoleh melalui kelahiran/
keturunan, bukan melalui serangkaian usaha.
b. Achieved status yaitu suatu kedudukan dalam masyarakat yang dapat
diperolah dengan usaha-usaha nyata dan disengaja.
c. Assigned status yaitu kedudukan seseorang tentang apa yang
diberikan.
2. Peran Sosial : dapat diartikan sebagai tingkah laku yang diharapkan dan
individu sesuai status sosial yang disandangnya.
B. Bentuk Stratifikasi Sosial
1. Stratifikasi Sosial Tertutup : menyebabkan masyarakat sulit melakukan
perpindahan status ke lapisan atas atau lapisan bawah
2. Stratifikasi Sosial Terbuka : seolah-olah memberikan kesempatan kepada
individu atau kelompok naik pada lapisan atas atau mengalami penurunan
hingga masuk lapisan bawah.
3. Stratifikasi Sosial Campuran : di satu sisi membatasi kemungkinan
perpindahan strata sosial dalam kehidupan masyarakat, sedangkan di sisi
lain pada sistem ini membiarkan perpindahan strata pada bidang-bidang
tertentu dalam masyarakat
C. Kriteria Stratifikasi Sosial
1. Kriteria Status Sosial : membedakan kelas sosial berdasarkan status
sosialnya. Anggota-anggota masyarakat yang memiliki status sosial lebih
terhormat menempati lapisan sosial lebih tinggi dibandingkan anggota
masyarakat yang tidak memiliki status sosial dalam masyarakat.
2. Kriteria Ekonomi : membedakan kelas sosial berdasarkan kepemilikan
kekayaan atau penghasilan, diantaranya Kelas Atas, Kelas Menengah, dan
Kelas Bawah.
3. Kriteria Pendidikan : membedakan masyarakat berdasarkan tinggi
rendahnya tingkat pendidikan yang dapat dipereolah dengan usaha dan
kerja keras dalam pendidikan
4. Kriteria Politik : membedakan masyarakat berdasarkan kekuasaan dan
peran yang mereka miliki.
a. Tipe Kasta : yaitu sistem pelapisan sosial yang sulit ditembus untuk
melakukan perpindahan status dan bawah ke atas ataupun sebaliknya
karena dipisahkan oleh garis tegas dan bersifat kaku.
b. Tipe Oligarki : yaitu sistem pelapisan sosial yang masih memiliki garis
pemisah tegas.
c. Tipe Demokratis : yaitu tipe pelapisan sosial dengan garis pemisah
antar lapisan bersifat fleksibel.

Anda mungkin juga menyukai