Anda di halaman 1dari 2

RESPONSI ANATOMI FISIOLOGI II

MODUL SISTEM KARDIOVASKULAR


Alfan Fauzi (K1A018003)
05/06/2020
FA 2212-Anatomi dan Fisiologi Manusia II
Laboratorium Farmakologi Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
A. TUJUAN
Membandingkan kadar hemoglobin antara pria dan wanita dengan menggunakan
metode Sahli dan metode WHO.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Hb dengan Metode Sahli dan Metode WHO
Kadar Hemoglobin (gram/dL)
Pasien
Metode Sahli Metode WHO
Inaq A 19 18
Amaq B 14.2 13

Pemabahasan
Pemeriksaan kadar Hb dilakukan pada dua orang yaitu inaq A dan amaq B dengan dua
metode yang berbeda yaitu metode Sahli dan Metode WHO. Pemeriksaan pertama dilakukan
dengan metode Sahli, dimana menurut Kusumawati (2018), prinsip dari metode Sahli yaitu
hemoglobin dalam darah diubah oleh larutan HCl menjadi asam hematin. Larutan HCl
diletakkan dalam alat hemoglobinometri yang telah dibersihkan agar tidak terkontaminasi
oleh mikroba yang dapat mempengaruhi pemeriksaan. HCl 0.1 N berfungsi sebagai reagen
pengasam yang dapat menghidrolisis hemoglobin menjadi globin ferro heme. Sampel darah
diambil dari kedua pasien secara aseptis sehingga dipastikan tidak ada mikroorganisme lain
yang masuk dan juga tidak menginfeksi pada ujung jari. Tetesan darah pertama dibuang
karena biasanya mengandung cairan interstitial. Darah dibilas tiga kali dengan menaik
turunkan larutan asam untuk membersihkan sisa-sisa darah di dalam pipet yang telah
digunakan. Heme dengan HCl akan membentuk asam hematin ditandai dengan perubahan
warna menjadi coklat. Pembacaan kadar Hb dilakukan dengan membandingkannya dengan
warna standar. Hasil yang diperoleh seperti yang dapat dilihat pada tabel. 1.
Pemeriksaan kedua yaitu dengan metode WHO atau dikenal juga dengan metode
Haemoglobin Colour Scale (HCS). Sama seperti metode Sahli, kedua pasien diambil sampel
darah dengan penusukan jari secara aseptis. Darah diteteskan pada kertas uji dan dibiarkan 30
detik – 2 menit hingga mengering agar mudah dalam pembacaan. Pembacaan dilakukan pada
kondisi cahaya tak langsung agar warna yang dibandingkan tepat dan akurat dengan
komparator tanpa ada yang mempengaruhi dan pembacaan dimulai dari bawah ke atas karena
nilai Hb paling kecil pada komparator terletak paling bawah, sehingga dicocokkan harus dari
nilai Hb yang terendah. Hasil pemeriksaan dengan metode WHO dapat dilihat pada tabel. 1.
Dua metode yang digunakan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil
menunjukkan bahwa pasien wanita (inaq A) memiliki kadar Hb yang lebih tinggi
dibandingkan pasien pria (amaq B). Menurut WHO (2001), Hb normal untuk wanita dewasa
yaitu 11-15 g/dL sedangkan untuk pria dewasa yaitu 13-17 g/dL. Hb pasien pria (amaq B)
tergolong normal. Hb pasien wanita (inaq A) tergolong tinggi, sehingga inaq A dapat
dikatakan mengalami polisitemia. Menurut Cahyanur (2019), polisitemia adalah keadaan
hemoglobin lebih dari 16,0 g/dL pada wanita dewasa. Polisitemia dapat disebabkan oleh
konsumsi suplemen, penyakit paru dan penyakit jantung. Selain faktor fisiologis, metode yang
digunakan juga mempengaruhi pembacaan hasil. Metode Sahli maupun metode WHO sama-
sama metode visual sehingga dibutuhkan ketelitian dalam pembacaan hasil. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi menurut Kusumawati (2018) seperti, pencahayaan yang kurang,
kebersihan alat, ukuran pipet, jumlah HCl yang tidak sesuai, serta kesalahan dalam
menginterpretasi warna yang terbentuk.
C. KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan Hb dua orang pasien yang telah dilakukan dengan dua
metode yang berbeda dapat disimpulkan bahwa, Hb inaq A lebih tinggi dibandingkan amaq
B karena faktor fisiologis seperti polisitemia yang dialami inaq A. selain itu, pengaruh metode
yang digunakan juga mempengaruhi pembacaan hasil karena kesalahan seperti kurang
pencahayaan, kebersihan alat, jumlah reagen yang digunakan serta kesalahan dalam
menginterpretasi warna. Kadar Hb inaq A dengan metode Sahli dan WHO berturut-turut
adalah 19 g/dL dan 18 g/dL. Sedangkan kadar Hb amaq B 14.2 g/dL dan 13 g/dL.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyanur, R., dan Rinaldi, I. 2019. Pendekatan Klinis Polisitemia. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, Vol. 6, No. 3. p. 156.
Kusumawati, E., Lusiana, N., Mustika, I., Hidayati, S., dan Andyarini, E. N. 2018. Perbedaan
Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) Remaja Menggunakan Metode Sahli dan
Digital (Easy Touch GCHb). Journal of Health Science and Prevention, Vol. 2, No. 2. p.
97.
WHO. 2001. Haemoglobin Concentrations for the Diagnosis of Anaemia and Assessment of
Severity. Micronutrients Indicator. p. 3.

Anda mungkin juga menyukai