MATEMATIKA SMP
(( Kelompok: 9
Nama Sekolah : SMA
1. Ferdian Normanda
Mata Pelajaran : Matematika 2. Rahmaton Wahyu
Kelas / Program : XI 3. Irhamna Abrar
Semester : Ganjil
Materi : Program Linear
ANALISIS KEBUTUHAN
Program linear adalah suatu teknik riset operasi yang digunakan dalam menentukan
alokasi sumber daya alam yang terbatas dengan cara yang optimal untuk mencapai suatu tujuan
yaitu memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya [ CITATION Erl14 \l 1033 ] .
Program linear ditemukan dan dikembangkan oleh beberapa matematikawan di masa sebelum
Perang Dunia ke-II. Penemuan dan pengembangan oleh beberapa matematikawan rata-rata di
dasarkan karena persoalan yang sedang berkembang saat itu, yaitu dalam hal industri dan
peperangan.
Leonid V. Kartovich adalah salah satu matematikawan yang menemukan program linear.
Penemuannya tentang program linear bermula ketika diketahui adanya masalah yang terjadi pada
perindustrian di masa industrialisasi Uni Soviet dibawah wewenang Joseph Stalin. Adapun
masalah tersebut meliputi bagaimana caranya memaksimalkan produksi tetapi memakai bahan
baku seefisien mungkin. Pada tahun 1939, Leonid V. Kartovich mengajukan sebuah hasil
pemikirannya berdasarkan masalah yang ada dan perencanaan solusinya. Ia
mengkombinasikannya dengan teori matematika ekonomi terapan, ia menghitung jumlah
maksimum sebuah pabrik harus memakai baja agar biaya produksi tetap efisien. Ternyata
pemikirannya tersebut terbukti, biaya produksi dapat diefisienkan secara signifikan. Dan sekarang
ini program linear juga semakin banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah
industri, seperti perbankan, pendidikan, transportasi, dan hal lainnya.[CITATION Saf10 \l 1033 ]
Program linear adalah suatu alat yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi
suatu model linear dengan keterbatasan-keterbatasan sumber daya yang tersedia. Secara umum,
fungsi pada model ini ada dua macam yaitu fungsi tujuan dan fungsi pembatas. fungsi tujuan
dimaksudkan untuk menentukan nilai maksimal untuk masalah keuntungan dan nilai minimal
untuk masalah biaya. Fungsi pembatas diperlukan berkenaan dengan adanya keterbatasan
sumber daya yang tersedia, misalnya jumlah bahan baku yang terbatas, waktu kerja, jumlah
tenaga kerja, luas gudang persediaan. Sehingga tujuan utama dari program linear ini adalah
menentukan nilai optimum (maksimal/minimal) dari fungsi tujuan yang telah ditetapkan.
[CITATION Zon16 \l 1033 ]
Program linear dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah manusia. Dalam
kehidupan sehari-hari tentu banyak masalah yang berkaitan dengan perhitungan, seperti dalam
berdagang. Seorang pedagang pasti ingin mendapat keuntungan atau laba yang besar, maka
program linear dapat digunakan untuk menghitung maksimum laba yang bisa diperoleh seorang
pedagang.[ CITATION Sit17 \l 1033 ] . Pemrograman linear juga banyak diterapkan dalam
berbagai bidang studi. Metode ini paling banyak digunakan dalam bisnis dan ekonomi. Misalnya,
dalam ekonomi fungsi tujuan dapat berkaitan dengan pengaturan secara optimal sumber-sumber
daya untuk memperoleh keuntungan maksimal atau biaya minimal. Sedangkan fungsi batasan
menggambarkan batasan-batasan kapasitas yang tersedia yang dialokasikan secara optimal ke
berbagai kegiatan. Program linear juga dimanfaatkan dalam sejumlah perhitungan ilmu teknik.
Adapun industri yang memanfaatkan pemrograman linear diantaranya ialah industri transportasi,
energi, telekomunikasi, dan manufaktur. Pemrograman linear juga berguna dalam membuat
model berbagai jenis masalah dalam perencanaan, perancangan rute, penjadwalan, pemberian
tugas dan desain.[ CITATION Zon16 \l 1033 ]
KOMPETENSI INTI
Berdasarkan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran Matematika pada Kurikulum 2013 tingkat SMA/MA kelas XI semester
ganjil adalah sebagai berikut:
Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual) Kompetensi 2 (Sikap Sosial)
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
agama yang dianutnya disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif, Dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi 4 (keterampilan)
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, menyaji dalam ranah
menganalisis pengetahuan faktual, konkret dan ranah abstrak terkait dengan
konseptual, prosedural, dan pengembangan dari yang dipelajarinya di
metakognitif berdasarkan rasa sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
ingintahunya tentang ilmu dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, sesuai kaidah keilmuan
dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
KOMPETENSI DASAR
STRATEGI PENYELESAIAN
Mengajar matematika tidak hanya membuat materi matematika yang diajarkan dapat
dipahami oleh siswa. Namun, terdapat tujuan-tujuan lain misalnya kemampuan-kemampuan yang
harus dicapai oleh siwa ataupun keterampilan serta perilaku tertentu yang harus siwa peroleh
setelah ia mempelajari matematika. Dalam mempelajari matematika, siswa harus berpikir agar ia
mampu memahami konsep-konsep matematika yang dipelajari serta mampu menggunakan
konsep tersebut secara tepat ketika ia harus mencari jawaban bagi berbagai soal matematika.
(Paradesa, 2015)
Soal matematika yang dihadapi seseorang sering kali tidaklah dengan segera dapat dicari
solusinya sedangkan ia diharapkan dan dituntut untuk dapat menyelesaikan soal tersebut. Karena
itu, menurut (Shanti, Sholihah, & Martyanti, 2017) pada pembelajaran matematika diperlukan
kemampuan berpikir kritis, agar siswa mampu mengatasi permasalahan matematika yang
materinya cenderung bersifat abstrak. Selain itu, dalam Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi disebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah dan tidak pasti.
Maka dari itu, tujuan ditanamkannya keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika
di kelas adalah untuk memposisikan siswa bukan sebagai penerima informasi melainkan sebagai
pengguna informasi. (Shanti et al., 2017)
Menurut Abdullah (2013) berpikir kritis dalam matematika adalah kemampuan dan
disposisi untuk melibatkan pengetahuan sebelumnya, penalaran matematis, dan menggunakan
strategi kognitif dalam menggeneralisasi, membuktikan atau mengevaluasi situasi matematis yang
kurang dikenal dengan cara reflektif. Keterampilan berpikir kritis matematis sangat penting bagi
peserta didik karena dengan keterampilan ini peserta didik mampu bersikap rasional dan memilih
alternatif pilihan yang terbaik bagi dirinya. Selain itu, menanamkan kebiasaan berpikir kritis
matematis bagi pelajar perlu dilakukan agar mereka dapat mencermati berbagai persolan yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari (Jumaisyaroh, Napitupulu, & Hasratuddin, 2014)
A. KONSEP DASAR
Berpikir, dalam KBBI ialah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan
memutuskan sesuatu. Berpikir adalah fungsi kognitif tingkat tinggi dan analisis proses
berpikir menjadi bagian dari psikologi kognitif. Berfikir melibatkan manipulasi otak terhadap
informasi, seperti saat kita membentuk konsep, terlibat dalam pemecahan masalah,
melakukan penalaran, dan membuat keputusan (wikipedia). Presseisen dalam (Abdullah,
2013), memberi pengertian berpikir sebagai sesuatu aktivitas mental dalam usaha untuk
memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu, berpikir merupakan proses kognitif yang tidak
dapat dilihat secara fisik. Hasil dari berpikir dapat berupa ide, pengetahuan, prosedur,
argumen dan keputusan.
Adapun definisi berpikir kritis menurut para ahli yaitu: Pikket dan Foster dalam
(Prihartini, Lestari, & Saputri, 2016) mendefinisikan berpikir kritis ialah jenis berpikir lebih
tinggi yang bukan hanya menghafal materi tetapi penggunaan dan manipulasi bahan-
bahan yang dipelajari dalam situasi baru. DePoter dan Hernacki dalam (Noordyana, 2016)
mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah melatih atau memasukkan penilaian atau
evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu gagasan atau produk. Menurut
Fisher (Shanti et al., 2017) berfikir kritis adalah menjelaskan apa yang dipikirkan. Belajar
berpikir kritis berarti: belajar bagaimana bertanya, kapan bertanya, apa pertanyaannya,
bagaimana nalarnya, kapan menggunakan penalarannya, dan metode penalaran apa yang
dipakai. Seorang siswa dapat dikatakan berpikir kritis apabila siswa tersebut mampu
menguji pengalamannya, mengevaluasi pengetahuan, ide-ide dan mempertimbangkan
argumen sebelum mendapatkan justifikasi. Selanjutnya, Menurut Ruggerio ada tiga
aktivitas dalam berpikir kritis yaitu: 1) Investigation (investigasi) yang terkait dengan
menemukan bukti atau suatu data yang merupakan pertanyaan kunci dari masalah. 2)
Interpretation (interpretasi) berhubungan dengan menafsirkan makna dari bukti secara
masuk akal. 3) Judgement (keputusan) merupakan simpulan dari masalah (Shanti et al.,
2017).
Heong, dkk (2011) dalam (Kristina Warniasih, Ririn Meila Kurniati, 2019) menyatakan
bahwa keterampilan berpikir kritis seorang siswa dapat mempengaruhi kemampuan,
kecepatan, dan efektivitas dalam belajar. Oleh karena itu, keunikan dan kekompleksitas
unsur pada matematika mengharuskan siswa matematika mampu berpikir kritis dalam
matematika. Glazer (2004) (dalam Maulana, 2017) menyatakan bahwa berpikir kritis dalam
matematika merupakan kemampuan dan disposisi matematis untuk menyertakan
pengetahuan sebelumnya, penalaran matematis, dan strategi kognitif untuk
menggeneralisasi, membuktikan atau mengevaluasi situasi-situasi matematik yang tidak
familiar secara reflektif. Hal tersebut sejalan dengan Ennis (Kristina Warniasih, Ririn Meila
Kurniati, 2019) yang juga mengemukakan bahwa kemampuan berpikir kritis dalam
menyelesaikan masalah matematika melibatkan pengetahuan, penalaran, dan pembuktian.
Kemampuan berpikir kritis matematis siswa berperan penting dalam menyelesaikan
masalah matematika. Glazer dalam (Sulistiani & Masrukan, 2017) menyebutkan beberapa
syarat-syarat untuk berpikir kritis dalam matematika, yaitu 1) Adanya situasi yang tidak
dikenal atau akrab sehingga seorang individu tidak dapat secara langsung mengenali
konsep matematika atau mengetahui bagaimana menentukan solusi suatu masalah. 2)
Menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya, penalaran matematika, dan strategi
kognitif. 3) Menghasilkan generalisasi pembuktian, dan evaluasi. 4) Berpikir reflektif yang
melibatkan pengkomunikasian suatu solusi, rasionalisasi argumen, penentuan cara lain
untuk menjelaskan suatu konsep atau memecahkan suatu masalah dan pengembangan
studi lebih lanjut.
Berdasarkan uraian para ahli tentang berpikir kritis matematis, maka dapat
disimpulkan bahwa berpikir kritis matematis adalah suatu kemampuan berpikir yang lebih
tinggi yang bukan hanya menghafal materi tetapi bagaimana konsep dan bahan-bahan
yang dipelajari dapat digunakan dan dimanipulasi dalam situasi baru. Berpikir kritis
matematis merupakan kemampuan yang penting untuk dikembangkan yang terdiri dari
pengetahuan, penalaran, dan pembuktian. Oleh karena itu, melalui kemampuan berpikir
kritis siswa diharapkan bisa memecahkan permasalah dari yang mudah sampai pada
permasalahan komplek matematika. Kemampuan berpikir kritis siswa itu dilihat bagaimana
siswa itu mampu menguji pengalamannya, mengevaluasi pengetahuan, ide-ide dan
mempertimbangkan argumen serta menemukan bukti, menafsirkan makna dari bukti dan
membuat simpulan dari masalah tersebut.
1. Karakteristik
Karakteristik dari berpikir kritis menurut Ennis terdiri dari dua hal yaitu: pertama
adalah “the ability to reflect sceptically”, maksudnya seseorang yang berpikir kritis
adalah seseorang yang meragukan apa yang diperolehnya, kedua adalah “the ability to
think in a reasoned way”, maksudnya seseorang yang berpikir kritis adalah seseorang
yang menggunakan penalarannya untuk mendapatkan apa yang akan diperolehnya
(Cottrell, 2005:2)
Facione (2011) dalam [ CITATION Kur \l 1033 ] membagi enam kemampuan
berpikir kritis, yaitu: 1) Interpretasi (interpretation), adalah memahami dan
mengekspresikan makna dari berbagai macam pengalaman, situasi, data, kejadian-
kejadian, penilaian, kebiasaan atau adat, kepercayaan-kepercayaan, aturan-aturan,
prosedur atau kriteria-kriteria. 2) Analisis (analysis), adalah mengidentifikasi hubungan-
hubungan yang dimaksud dan aktual diantara pernyataan-pernyataan, konsep-konsep,
deskripsi-deskripsi. 3) Evaluasi (evaluation), adalah menaksir kredibilitas pernyataan-
pernyataan yang merupakan laporan atau deskripsi dari pengalaman, penilaian, opini
dan menaksir kekuatan logis dari hubungan-hubungan yang dimaksud. 4) Penarikan
kesimpulan (Inference), mengidentifikasi dan memperoleh unsur-unsur yang masuk
akal, membuat dugaan dan hipotesis, dan menyimpulkan dari yang data ada. 5)
Penjelasan (explanation), mampu menyampaikan hasil dari penjelasan seseorang,
mempresentasikan penalaran seseorang dalam bentuk argumen-argumen yang kuat. 6)
Regulasi diri (self-regulation), berarti secara sadar diri memantau kegiatan-kegiatan
kognitif seseorang, unsur-unsur yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan tersebut dan
hasil-hasil yang diperoleh, terutama dengan menerapkan kecakapan di dalam analisis
dan evaluasi untuk penelitian penilaian sendiri dengan memandang pada pertanyaan,
konfirmasi, validitas atau mengoreksi baik penalarannya atau hasil-hasilnya.
2. Prinsip
Berdasarkan Ennis (Prihartini et al., 2016) ada enam unsur dasar dalam berpikir
kritis yang dikenal dengan singkatan FRISCO (Focus, Reason, Inference, Situation,
Clarity, Overview). 1) Focus (fokus), artinya memusatkan perhatian terhadap
pengambilan keputusan dari permasalahan yang ada. 2) Reason (alasan), memberikan
alasan rasional terhadap keputusan yang diambil. 3) Inference (simpulan), membuat
simpulan yang berdasarkan bukti yang meyakinkan dengan cara mengidentifikasi
berbagai argumen atau anggapan dan mencari alternatif pemecahan, serta tetap
mempertimbangkan situasi dan bukti yang ada. 4) Situation (situasi), memahami kunci
dari permasalahan yang menyebabkan suatu keadaan atau situasi. 5) Clarity
(kejelasan), memberikan penjelasan tentang makna dari istilah-istilah yang digunakan.
6) Overview (memeriksa kembali), melakukan pemeriksaan ulang secara menyeluruh
untuk mengetahui ketepatan keputusan yang sudah diambil.
C. PROSEDUR
Berpikir kritis tidak bisa terbentuk dalam waktu yang singkat. Berpikir kritis
memerlukan pembiasaan, latihan yang rutin, karena berpikir kritis adalah keterampilan,
sikap, dan komitmen untuk terus menerus mempertanyakan sesuatu. Untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis menurut Cottrell (2005:2) ada beberapa
langkah yang perlu dilakukan yaitu: 1) Mengenali masalah. 2) Menemukan cara - cara
yang dapat dipakai untuk menangani masalah. 3) Mengumpulkan dan menyusun informasi
yang diperlukan untuk penyelesaian masalah. 4) Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai
yang tidak ditanyakan. 5) Menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan khas dalam
membicarakan suatu persoalan atau suatu hal yang diterimanya. 6) Mengevaluasi data
dan menilai fakta serta pernyataan-pernyataan. 7) Mencermati adanya hubungan logis
antara masalah-masalah dengan jawaban-jawaban yang diberikan. 8) Menarik
kesimpulan-kesimpulan tentang isu atau persoalan yang sedang dibicarakan.
D. INDIKATOR STRATEGI
PENYELESAIAN
Keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika dapat dikembangkan
melalui proses kegiatan belajar mengajar (KBM) yang berpedoman pada indikator
keterampilan berpikir kritis yang telah dikemukakan oleh para ahli. Adapun beberapa
indikator berpikir kritis yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu: Menurut Suwarna (2009),
(dalam Paradesa, 2015) indikator berpikir kritis matematis ada enam yaitu: 1) Kemampuan
menggeneralisasi: kemampuan menentukan aturan umum dari data yang disajikan. 2)
Kemampuan mengidentifikasi relevansi: kemampuan menuliskan konsep-konsep yang
termuat dalam pernyataan yang diberikan dan menuliskan bagian-bagian dari pernyataan
yang menggambarkan konsep yang bersangkutan. 3) Kemampuan merumuskan masalah
kedalam model matematika: kemampuan menyatakan pernyataan dalam soal ke dalam
simbol matematika dan memberikan arti tiap-tiap simbol. 4) Kemampuan mereduksi
dengan menggunakan prinsip: kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan yang disajikan dengan menggunakan aturan inferensi. 5) Kemampuan
memberikan contoh soal penarikan kesimpulan: menuliskan contoh soal yang memuat
aturan inferensi dalam penarikan kesimpulan. 6) Kemampuan merekonstruksi argumen:
kemampuan menyatakan argumen ke dalam bentuk lain dengan makna yang sama.
Kemudian Sumarmo (2012) dalam (Prihartini et al., 2016) juga memaparkan bahwa
kemampuan berpikir kritis meliputi kemampuan untuk: 1) Menganalisis dan mengevaluasi
argumen dan bukti. 2) Menyusun klarifikasi. 3) Membuat pertimbangan yang bernilai. 4)
Menyusun penjelasan berdasarkan data yang relevan dan tidak relevan. 6)
Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi. Selanjutnya Ennis [ CITATION Mau17 \l 1033
] juga mengungkapkan terdapat 12 indikator keterampilan berpikir kritis yang
dikelompokkan dalam lima kelompok keterampilan berpikir yaitu: 1) Memberikan
penjelasan sederhana yang meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen,
bertanya dan menjawab pertanyaan tentang sesuatu penjelasan atau tantangan. 2)
Membangun keterampilan dasar yang meliputi: mempertimbangkan kredibilitas suatu
sumber, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 3) Menyimpulkan yang
meliputi: membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil induksi, membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya.
4) Memberikan penjelasan lebih lanjut yang meliputi: mendefinisikan istilah dan
mempertimbangkan definisi, mengidentifikasi asumsi. 5) Mengatur strategi dan taktik yang
meliputi: memutuskan suatu tindakan, berinteraksi dengan orang lain.
10
PETA KONSEP BAHAN MATERI
ESENSIAL
PROGRAM LINEAR
Daerah Penyelesaian
Kendala Program Linear
Nilai Optimum
Metode Grafik
Maksimum Minimum
11
BAHAN MATERI ESENSIAL
A. KONSEP DASAR
Program linear adalah suatu program untuk menyelesaikan permasalahan yang batas-
batasannya berbentuk sistem pertidaksamaan linear dua variabel (SPtLDV). Program linear
mempelajari empat hal utama:
12
1) Menentukan pertidaksamaan linear dua variabel atau sistem pertidaksamaan linear
dua variabel dari daerah penyelesaian.
2) Menggambar daerah penyelesaian dari pertidaksamaan linear dua variabel atau sistem
pertidaksamaan linear dua variabel.
3) Menentukan nilai optimum (nilai maksimum dan minimum) pada daerah penyelesaian.
4) Menyelesaikan masalah mengenai optimasi yang berkaitan dengan program linear.
Berikut beberapa istilah yang banyak digunakan dalam program linear antara lain:
Variabel keputusan (decision variable) adalah kumpulan variabel yang akan dicari
untuk ditentukan nilainya. Variabel keputusan biasanya diberi symbol u , v , w , x , y , … ,
dan jika cukup banyak menggunakan x 1 , x 2 … , y 1 , y 2 … , dan sebagainya.
Nilai ruas kanan (right hand size value) adalah nilai-nilai yang biasanya menunjukkan
jumlah (kuantitas, kapasitas) ketersediaan sumber daya untuk dimanfaatkan
sepenuhnya. Simbol yang digunakan biasanya b i (i banyaknya kendala).
Variable tambahan (slack variable/surplus variable) adalah variabel yang menyatakan
penyimpanan positif atau negatif dari nilai ruas kanan. Variabel tambahan dalam
program linear sering disebut symbol S1 , S 2 … .
Koefisien teknis yang biasa sering diberi simbol a ij, menyatakan setiap unit
13
Ada dua macam barang yang akan di produksi, dengan banyaknya masing-masing
adalah x dan y .
a dan b masing-masing menyatakan harga per satuan barang x dan y .
c i dan d i adalah banyaknya bahan mentah ke-i yang digunakan untuk memproduksi
barang x dan y
e i adalah jumlah bahan mentah ke-i.
Catatan :
Maksimisasi adalah suatu proses memaksimumkan fungsi objektif.
Minimisasi adalah suatu proses meminimumkan fungsi objektif.
Masalah program linear dua variabel adalah menentukan nilai x 1, x 2 yang memaksimumkan
(atau meminimumkan) fungsi tujuan,
Z ( x 1 , x 2 )=C 1 x 1 +C 2 x 2
Dengan kendala
a 11 x 1 +a12 x 2 ( ≤ ,=, ≥ ) b1
a 21 x1 + a22 x 2 ( ≤ ,=,≥ ) b2
.....
a m 1 x 1+ am 2 x2 ( ≤ ,=, ≥ ) bm
x 1 ≥ 0 , x2 ≥ 0
4. Metode Grafik
Metode grafik dapat digunakan untuk pemecahan masalah pemrograman linear yang
hanya memiliki satu atau dua variabel. Grafik disusun dari persamaan yang telah
diformulasikan sedemikian sehingga akan didapatkan titik-titik sebagai solusi, yang
merupakan hasil dari perpotongan garis. Apabila dalam suatu pemrograman linear terdapat
lebih dari 2 variabel, yaitu misalnya tiga variabel x 1 , x2 , dan x 3maka metode grafik ini tidak
dapat digunakan.
Andaikan suatu persoalan program linear hanya terdiri dua variabel keputusan yaitu x 1
dan x 2 maka harus dibuat grafik berdimensi dua dengan x 1dan x 2 sebagai sumbu-sumbunya.
dan x 2 ≥ 0), ini menyebabkan x 1dan x 2harus berada pada posisi positif dari sumbu-sumbunya
(pada kuadran I).
Karena harus mendapatkan harga x 1dan x 2yang harus memenuhi kendala yang ada,
maka akhirnya perlu untuk memperhatikan suatu bidang yang dibatasi oleh garis-garis
pembatas yang memenuhi syarat layak sehingga bidang tersebut dinamakan sebagai daerah
layak. Langkah terakhir adalah menemukan suatu titik pada daerah layak yang dapat
memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan. Untuk menentukan harga fungsi tujuan
tersebut adalah dengan menggambarkan sebuah garis yang sejajar dengan koefisien arah
fungsi yang positif sehingga garis yang melalui titik terjauh dari daerah layak disebut titik
optimum.
5. Model Matematika
Program linear juga membutuhkan kemampuan untuk mengubah bahasa cerita
menjadi bahasa matematika atau model matematika. Model matematika adalah bentuk
penalaran manusia dalam menerjemahkan permasalahan menjadi bentuk matematika
(dimisalkan dalam variabel x dan y ) sehingga dapat diselesaikan.
Berikut ini disajikan petunjuk untuk menyusun model matematika adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan tipe dari masalah (maksimasi atau minimasi)
b. Mendefinisikan variabel keputusan. Koefisien kontribusi digunakan untuk menentukan
tipe masalah dan untuk membantu mengidentifikasi variabel keputusan
16
c. Merumuskan fungsi tujuan. Sesudah menentukan tipe masalah dan variabel keputusan
dilanjutkan dengan mengkombinasikan informasi ke rumusan fungsi tujuan.
d. Merumuskan kendala. Dalam tahap ini ada 2 pendekatan dasar, yaitu:
Pendekatan ruas kanan merupakan besar maksimum dari sumber daya yang
tersedia dalam masalah maksimum maupun minimum dari sumber daya yang
tersedia dalam masalah minimum;
Pendekatan ruas kiri, merupakan koefisien teknis dari daftar dalam tabel atau baris-
baris. Meletakkan semua nilai sebagai koefisien teknis dan daftarnya dalam baris
dan kolom.
e. Persyaratan nonnegatif.
Berikut ini adalah latihan untuk mengubah soal cerita menjadi model matematika
Sebuah area parkir dengan luas 3.750 m 2, maksimal hanya dapat ditempati 300
2 2
kendaraan yang terdiri atas sedan dan bus. Jika luas parkir untuk sedan 5 m dan bus 15m ,
tentukanlah model matematikanya!
Jawab:
Misalkan:
x=¿ banyaknya sedan
y=¿ banyaknya bus
Sedan (x Pertidaksamaan
Bus ( y) Total
) Linear
Banyak
1 1 300 x + y ≤ 300
kendaraan
Luas
5 15 3750 5 x+ 15 y ≤ 3750
kendaraan
B. PRINSIP
Tidak semua maslah optimasi dapat diselesaikan dengan program linear. Adapun
prinsip-prinsip utama program linear antara lain sebagai berikut:
17
1. Adanya sasaran, sasaran dalam model matematika adalah masalah program linear
berupa fungsi tujuan (fungsi objektif) yang akan dicari nilai optimalnya
(maksimal/minimal)
2. Adanya tindakan alternatif, artinya nilai fungsi tujuan dapat diperoleh dengan berbagai
cara dan diantaranya alternatif itu memberikan nilai optimal.
3. Adanya keterbatasan sumber daya, sumber daya atau input dapat berupa waktu,
tenaga, biaya, bahan dan sebagainya. Pembatas sumber daya disebut sebagai
kendala (costraints) pembatas.
4. Masalah harus dapat dituangkan dalam bahasa matematika yang disebut model
matematika.
5. Antara variabel yang membentuk fungsi tujuan dan kendala ada keterkaitan
Program linear adalah satu cara yang bertujuan untuk menentukan himpunan
penyelesaian bagi suatu sistem pertidaksamaan.
Dalam program linear, setiap pernyataan yang harus dipenuhi oleh variabel-
variabel seperti x dan y dinyatakan dalam bentuk pertidaksamaan. Misalnya, dalam
suatu masalah diketahui bahwa jumlah 2 x dan 3 y tidak boleh kurang dari 12.
Pernyataan ini berarti 2 x+3 y sama dengan 12 atau lebih dari 12, dan dinyatakan
dalam bentuk pertidaksamaan sebagai 2 x+3 y ≥12 .
Dalam setiap pertidaksamaan akan dibentuk suatu persamaan yang berkaitan.
Misalnya, dari pertidaksamaan 2 x+3 y ≥12 , dibentuk persamaan 2 x+3 y =12.
Persamaan yang dibentuk digunakan untuk melukis garis bagi penyelesaian
pertidaksamaan.
2 x+3 y =12
x 0 3 6
y 4 2 0
18
Z=c 1 x 1 +c 2 x 2 +…+ cn x n
Setiap pertambahan 1 unit x 1 akan menaikan Z dengan c 1. Setiap pertambahan 1
atau fasilitas 1 dengan a 12, dan seterusnya. Dengan kata lain, setiap ada kenaikan
kapasitas rill tidak perlu ada biaya persiapan (set up cost).
2) Asumsi Penambahan (Aditivitas)
Asumsi ini bearti bahwa nilai tujuan setiap kegiatan tidak saling mempengaruhi
atau dalam program linear dianggap bahwa kenaikan kegiatan dapat ditambahkan
tanpa mempengaruhi bagian nilai tujuan yang diperoleh dari kegiatan lain.
Misal : Z=3 x1 +5 x2
Dimana : x 1=10; x 2=2;
Sehingga : Z=30+10=40
Andaikan x 1 bertambah 1 unit, maka sesuai dengan asumsi pertama, nilai Z menjadi
40+ 3=43. Jadi nilai 3 karena kenaikan x 1 dapat langsung ditambahkan pada nilai Z
mula-mula tanpa mengurangi bagian nilai Z yang diperoleh dari kegiatan 2 ( x 2).
C. PROSEDUR
19
Cari titik potong terhadap sumbu x maka y=0 titik koordinat ( x ,0 )dan
(0 , y )
2) Gambarlah garis melalui kedua titik koordinat tersebut.
b. Menentukan daerah penyelesaiaan
1) Substitusikan (0,0) ke dalam variabel x dan y dalam pertidaksamaan
2) Arsir daerah himpunan dengan ketentuan:
Jika pertidaksamaan bernilai benar maka arsir daerah himpunan yang melewati
titik P (0,0)
Jika pertidaksamaan bernilai salah maka arsir daerah himpunan yang tidak
melewati titik P (0,0)
Contoh
1. Gambarlah daerah penyelesaian dari 3 x+ 5 y <15 !
Jawab:
Menentukan titik potong terhadap sumbu x dan sumbu y
Cari titik potong terhadap sumbu x , maka y=0
3 x+ 5 ( 0 )=15
x=5
Tititk potong dengan sumbu x adalah (5,0)
Cari titik potong terhadap sumbu y , maka x=0
3(0)+5 y=15
y=3
Tititk potong dengan sumbu y adalah (0,3)
Menggambar garis melalui titik koordinat (5,0) dan (0,3)
(0,3)
P(0,0) (5,0) x
21
y
(0,3)
P(0,0) (5,0) x
2. Nilai optimum
Nilai optimum adalah nilai maksimum dan nilai minimum dari fungsi objrktif/sasaran [
f (x , y )¿ suatu daerah penyelesaian pada program linear. Letak nilai optimum adalah pada
titik-titik pojok batas daerah penyelesaian. Cara menentukan nilai optimum ada dua, yaitu cara
uji titik pojok dan cara garis selidik.
Berikut langkah-langkah cara uji titik pojok:
Buat gambar daerah penyelesaian jika belum ada
Menentukan koordinat masing-masing titik pojok
Memasukkan nilai x dan y ke persamaan garis.
Adapun langkah-langkah cara garis selidik:
Menentukan skala garis selidik menggunakan fungsi objektif/sasaran [ f ( x , y )=k }
Garis selidik yang tidak memotong daerah penyelesaian saat menyelidiki suatu titik
pojok adalah nilai optimum
Jika nilai x positif, maka nilai maksimum berada dititik yang lebih kanan, dan nilai
minimum dititik yang lebih kiri.
Jika nilai x negatif, maka nilai maksimum berada dititik yang lebih kiri, dan nilai
minimum dititik yang lebih kanan.
Contoh (cara uji titik pojok)
1. Tentukan nilai minimum dari f ( x , y )=100 x+50 y dengan fungsi kendalanya yaitu:
x+ y≥5
6 x +4 y ≥ 24
x≥0
y ≥0
Jawab:
Menentukan grafik dan daerah himpunan penyelesaiannya
x+ y≥5
22
Cari titik potong terhadap sumbu x , maka y=0
x + ( 0 )=5
x=5
Tititk potong dengan sumbu x adalah (5,0)
Cari titik potong terhadap sumbu y , maka x=0
( 0 ) + y =5
y=5
Tititk potong dengan sumbu y adalah (0,5)
6 x +4 y ≥ 24
Cari titik potong terhadap sumbu x , maka y=0
6 x +4 ( 0 )=24
x=4
Tititk potong dengan sumbu x adalah ( 4,0)
Cari titik potong terhadap sumbu y , maka x=0
6(0)+ 4 y=24
y=6
Tititk potong dengan sumbu y adalah ( 0,6 )
y
(6,0)
(0,5) HP
(5,0)
(0,4)
6 x +4 y ≥ 24
x+ y≥5
x
x + y ≥ 5 6 x +4 y ≥ 24
y
BA
x HP
(10,0)
(6,0)
(0,8)
C
(0,5)
x +2 y ≤ 10
4 x+3 y ≤ 24
Fungsi tujuan Z=3 x+ 4 y . Bentuk umum garis selidiknya adalah 3 x+ 4 y =k , untuk
memudahkan menggambar, kita pilih nilai k =12 sehingga persamaan garis selidiknya
adalah 3 x+ 2 y =12.
25
BA
x HP
(10,0)
(6,0)
x +2 y ≤ 10
(0,8) 4 x+3 y ≤ 24
Berdasarkan
gambar garis
C selidik diatas,
(0,5)
garis selidik
yang digeser
secara sejajar
ke kanan atau
ke atas,
memotong titik
terjauh dari
himpunan
penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua variabel yang diketahui yaitu titikB.
Koordinat titik B.
Mencari koordinat titik B (titik potong grafik x +2 y ≤ 10 dan 4 x+3 y ≤ 24)
x +2 y =10 ×4 4 x+ 8 y =40
4 x+3 y =24 ×1 4 x+3 y =24
5 y=−2
16
y=
5
16
y= subtitusi ke persamaan x +2 y =10
5
x +2 ( 165 )=10
32
x+ =10
5
32
x=10−¿
5
50−32
x=
5
18
x=
5
Diperoleh koordinat titik B adalah ( 185 , 165 ), artinya fungsi tujuannya maksimum pada titik
pojok B.
26
Menentukan nilai maksimum dengan mensubtitusi titik B ke fungsi tujuannya
18 16 18 16
f ( x , y )=f ( ,
5 5 )(
= 3×
5)(
+ 4×
5)=23,6
D. FAKTA
Berikut ini adalah contoh permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkenaan
dengan materi program linear, yaitu:
1. Sebuah adonan roti basah dibuat dengan 2 kg tepung dan 1 kg gula. Sedangkah sebuah
adonan roti kering dibuat menggunakan 2 kg tepung dan 3 kg gula. Ibu memiliki
persediaan tepung sebanyak 6 kg dan gula sebanyak 5 kg. Jika setiap adonan kue kering
dapat memberikan untung Rp. 60.000,00 dan setiap satu adonan kue basah dapat
memberikan untung Rp. 75.000,00. Berapakah banyak kombinasi adonan roti yang dapat
dibuat untuk mendapatkan keuntungan maksimal?
2. Biaya produksi suatu bahan payung jenis A adalah Rp.20.000,00 perbuah. Sedangkan
biaya satu buah produksi payung B adalah Rp. 30.000,00. Seorang pengusaha akan
membuat payung A dengan jumlah tidak kurang dari 40 buah. Sedangkan banyaknya
jenis payung B yang akan diproduksi minimal adalah 50 buah. Jumlah maksimal produksi
kedua payung tersebut adalah 100 buah. Biaya minimum yang dikeluarkan untuk
melakukan produksi kedua payung sesuai ketentuan tersebut adalah....
3. Sebuah toko ”YOS 3 PRENS ” menyediakan dua merk pupuk yaitu Standard dan super.
Setiap jenis mengandung campuran bahan nitrogen dan fosfat dalam jumlah tertentu.
jenis Kandungan Bahan Kimia
Nitrogen (kg/sak) Fosfat (kg/sak)
Standard 2 4
Super 4 3
Jika petani membutuhkan paling sedikit 16 kg nitrogen dan 24 kg fosfat untuk lahan
pertaniannya. Harga pupuk standard dan super masing-masing $3 dan $6. Petani
tersebut ingin mengetahui berapa sak masing-masing jenis pupuk harus dibeli agar total
harga pupuk mencapai minimum dan kebutuhan pupuk untuk lahannya tepenuhi.
27
EVALUASI MATERI ESENSIAL
1. Seorang ibu memproduksi dua jenis keripik pisang, yaitu rasa coklat dan rasa keju. Setiap
kilogram keripik rasa coklat membutuhkan modal Rp.10.000,00, sedangkan keripik rasa
keju membutuhkan modal Rp.15.000,00 perkilogram. Modal yang dimiliki ibu tersebut Rp.
500.000,00. Tiap hari hanya bisa memproduksi paling banyak 40 kilogram. Keuntungan tiap
kilogram keripik pisang rasa coklat adalah Rp.2.500,00 dan keripik rasa keju Rp.3.000,00
perkilogram. Keuntungan terbesar yang dapat diperoleh ibu tersebut adalah….
2. luas daerah parkir 1.760 m 2. Luas rata-rata untuk mobil kecil 4 m 2 dan mobil besar 20 m 2.
Daya tampung maksimum hanya 200 kendaraan. Biaya parkir mobil kecil Rp.1.000/jam dan
mobil besar Rp.2.000/jam. Jika dalam satu jam terisi penuh dan tak ada kendaraan yang
pergi dan datang, penghasilan maksimum tempat parkir itu adalah….
3. Selesaikanlah program linear berikut ini dengan metode grafik
3 x+ 2 y ≥160
5 x+ 2 y ≥ 200
x +2 y ≥ 180
x≥0
y ≥0
Z minimum=40 x+ 30 y
1. Untuk mempermudah dalam memahami soal, kita dapat membuat tabel untuk
merangkum informasi yang diberikan dalam soal
28
Misalkan : Keripik pisang rasa coklat ¿ x
Keripik pisang rasa keju ¿ y
Maka diperoleh :
Untuk banyaknya dua jenis keripik : x + y ≤ 40
Untuk modal keripik pisang : 10.000 x+15.000 y ≤500.000
Diserdehanakan menjadi : 2 x+3 y ≤100
Fungsi objektif : Z maksimum=2.500 x+ 3.000 y
Banyanya keripik pisang rasa coklat (x) tidak mungkin negatif : x ≥ 0
Banyaknya keripik pisang rasa keju ( y) tidak mungkin negatif : y ≥0
Sehingga dengan mudah dapat dituliskan kendala-kendalanya yaitu:
Mencari : x ≥ 0 dan y ≥0
Fungsi kendala : 2 x+3 y ≤100
x + y ≤ 40
Fungsi tujuan : Z maksimum=2.500 x+ 3.000 y
Penyelesaian :
2 x+3 y ≤100
Titik potong terhadap sumbu x, maka y=0
2 x+3 ( 0 )=100
x=50 (50,0)
Titik potong terhadap sumbu y, maka x=0
2 ( 0 ) +3 y=100
100
y=
3 (0 , 1003 )
x + y ≤ 40
Titik potong terhadap sumbu x, maka y=0
x +(0)=40
x=40 ( 40,0)
Titik potong terhadap sumbu y, maka x=0
(0)+ y=40
y=40 (0,40)
29
y
(0,40) x
HP
(50,0)
(40,0)
2 x+3 y ≤100
(0,33.3)
x + y ≤ 40
100
lainnya, yaitu ( 40,0) dan 0 , ( 3 )
. Selanjutnya kita uji titik –titik pojok tersebut
f ( x , y )=2.500 x+3.000 y
f ( 40,0 )=2.500 ( 40 )+ 3.000(0)=100.000
100 100
(
f 0,
3 )=2.500 ( 0 ) +3.000( )
3
=100.000
30
2. Untuk mempermudah dalam memahami soal, kita dapat membuat tabel untuk
merangkum informasi yang diberikan dalam soal
Luas Banyak Biaya/jam
Mobil kecil 4 m2 Rp.1.000,00
Mobil besar 20 m2 Rp.2.000,00
ketersediaan ≤ 1.760 ≤ 200 -
31
(200,0) y
(440,0)
HP
(0,200)
(0,88)
x + y ≤ 200
4 x+20 y ≤1760
Dari grafik diatas, kita dapat melihat bahwa titik-titik, ( 440,0 ) dan(0,88) merupakan titik-
titik pojok dari daerah selesaiannya. Selanjutnya, titik potong grafik 4 x+20 y ≤1760 dan
x + y ≤ 200merupakan titik pojok yang akan kita cari koordinatnya dengan cara eliminasi
dan subtitusi
x + y=200 ×4 4 x+ 4 y=800
4 x+20 y =1760 ×1 4 x+20 y =1760
−16 y=−860
y=60
y=60 subtitusi ke persamaan x + y=200
x + y=200
x +60=200
x=200−60
x=140
Diperoleh, titik potong 4 x+20 y =1760 dan x + y=200 adalah titik (140,60)
Selanjutnya kita uji titik-titik pojok ( 440,0 ),(0,88) dan (140,60) kedalam fungsi objektif
untuk menentukan nilai maksimumnya.
Z maksimum=1.000 x+2.000 y
( 200,0 )=1.000 ( 200 )+2.000 ( 0 )=200.000
( 0 , 88 )=1.000 ( 0 )+ 2.000 ( 88 )=176.000
( 140,60 )=1.000 ( 140 ) +2.000 ( 60 ) =260.000
32
Z maksimum=260.000
Jadi, Jika dalam satu jam terisi penuh dan tak ada kendaraan yang pergi dan datang,
penghasilan maksimum tempat parkir itu adalah Rp.260.000,00 dengan banyaknya
mobil kecil 200.
3. Mencari : x ≥ 0 dan y ≥0
Fungsi kendala : 3 x+ 2 y ≥160
5 x+ 2 y ≥ 200
x +2 y ≥ 180
Fungsi tujuan : Z minimum=40 x+ 30 y
Penyelesaian :
3 x+ 2 y ≥160
Cari titik potong terhadap sumbu x, maka y=0
3 x+ 2 ( 0 )=160
160
x=
3 ( 1603 , 0)
Cari titik potong terhadap sumbu y, maka x=0
3(0)+2 y=160
y=80 (0,80)
5 x+ 2 y ≥ 200
Cari titik potong terhadap sumbu x, maka y=0
5 x+ 2 ( 0 )=200
x=40 ( 40,0)
Cari titik potong terhadap sumbu y, maka x=0
5(0)+2 y=200
y=100 (0,100)
x +2 y ≥ 80
Cari titik potong terhadap sumbu x, maka y=0
x +2 ( 0 )=200
x=80 (80,0)
Cari titik potong terhadap sumbu y, maka x=0
(0)+2 y=80
y=40 (0,40)
33
y
(80,0)
(53.3,0
D (80,0)
C
C
B
xB(53.3,)
(0,100)
(0,80) A(40,0))
HP D
5 x+ 2 y ≥ 200
3 x+ 2 y ≥160 x +2 y =80
3 x+ 2 y ≥160 dan
x +2 y ≥ 80 (B)
(0,40) 3 x+ 2 y =160 ×1
3 x+ 2 y =160
x +2 y =80 ×3
3 x+ 6 y=240
−4 y=−80
y=20
y=20 subtitusi ke persamaan x +2 y =80
x +2 y =80
x +2(20)=80
x +40=80
x=40
Diperoleh, titik potong 3 x+ 2 y =160 dan x +2 y =80 adalah titik B(40,20)
Mencari titik potong grafik 3 x+ 2 y ≥160 dan 5 x+ 2 y ≥ 200 (C)
3 x+ 2 y =160
5 x+ 2 y =200
−2 x+ 0=−40
x=20
x=20 subtitusi ke persamaan 3 x+ 2 y =160
3 x+ 2 y =160
3(20)+2 y=160
60+2 y=160
y=50
34
Diperoleh, titik potong 3 x+ 2 y =160 dan x +2 y =80 adalah titik C (20,50)
Selanjutnya kita uji titik-titik pojok tersebut kedalam fungsi objektif untuk menentukan
nilai minimunya.
Z minimum =40 x+ 30 y
A ( 80,0 )=40 ( 80 ) +30 ( 0 ) =3.200
B ( 40,20 )=40 ( 40 ) +30 ( 20 ) =1.600+600=2.200
C ( 20,50 ) =40 ( 20 ) +30 ( 50 )=800+1.500=2.300
D ( 0 ,100 )=40 ( 0 )+ 30 ( 100 )=3.000
Jadi, nilai minimun dari Z=40 x +30 y adalah 2.200
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdullah, I. H. (2013). Berpikir Kritis Matematik. Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika,
2(1), 66–75.
Alfarizi, K. (n.d.). 10 Soal dan Pembahasan Permasalahan Program Linear.pdf. Retrieved from
scribd.com:https://www.scribd.com/doc/185379322/10-Soal-dan-Pembahasan-
Permasalahan-Program-Linear-pdf
35
Djadir, Minggi, I., ja'faruddin, Zaki, A., & Sidjara, S. (2017). Sumber Belajar penunjang PlPG
2017 Mata Pelajaran/Paket keahlian Matematika Bab VII Program linear. Retrieved from
usd.ac.id:https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/materi/matem
atika/BAB-7-PROGRAM-LINEAR.pdf
Jumaisyaroh, T., Napitupulu, E. E., & Hasratuddin, H. (2014). Peningkatan Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Dan Kemandirian Belajar Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis
Masalah. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 5(2), 157–169.
https://doi.org/10.15294/kreano.v5i2.3325
Kuliah, Z. (2016, Februari 22). Pengertian Pemrograman Linear, Manfaat, Penerapan, Metode,
dan Tahapan Penyelesaiaan. Retrieved Oktober 07, 2019, from zonakuliahku:
http://zonakuliahku.blogspot.com/2016/02/pemrograman-linear.html?m=1
Kurniasih, Y., Disman, & Sumartini. (2018). Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dan Inquiry Based Learning (IBL) Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa. Manajerial, 3(5), 137-146.
Kristina Warniasih, Ririn Meila Kurniati, N. W. U. (2019). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Inkuiri. Journal of Honai Math, 2(2), 103–116.
Manullang, S., Kristianto S, A., Hutapea, T., Pangarapan Sinaga, L., Sinaga, B., Marianus S., M.,
& Sinambela, P. (2017). Matematika SMA/MA/MAK kelas XI. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Maulana. (2017). Konsep Dasar Matematika dan Pemgembangan Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis. Sumedang: UPI Sumedang Press.
Nurfatiasari, S. (2013, November 13). Sejarah Penemuan Program Linear Email. Retrieved
Oktober 07, 2019, from scribd: https://id.scribd.com/doc/42276433/Sejarah-Penemuan-
Program-Linear-Email
Prihartini, E., Lestari, P., & Saputri, S. A. (2016). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Menggunakan Pendekatan Open Ended. Retrieved November 5, 2019, from
Prosiding Seminar Nasional Matematika IX 2015 website: file:///C:/Users/ASUS
A407M/Downloads/21427-Article Text-43277-1-10-20180212.pdf
Shanti, W. N., Sholihah, D. A., & Martyanti, A. (2017). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
melalui Problem Posing. Literasi Jurnal Ilmu Pendidikan, VIII(1), 49–59.
Sitijumiyah. (2017, Maret 17). Apa saja Penggunaan fungsi linear pada kehidupan sehari-hari.
Retrieved Oktober 07, 2019, from brainly: https://brainly.co.id/tugas/9892715
36
Sulistiani, E., & Masrukan. (2017). Pentingnya Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Matematika
untuk Menghadapi Tantangan MEA. Seminar Nasional Matematika X Universitas Negeri
Semarang 2016, 1(1), 605–612.Retrieved from
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/21554
37