Anda di halaman 1dari 14

ASESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN IPA

GRAND THEORY
PENGEMBANGAN MODUL PROJEK IPAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
KERJA SISWA SMK KESEHATAN
“INJEKSI INTRAVENA”

DISUSUN OLEH:
YULIA HIKMIATY (NIM. 2323071003)

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2024
GRAND THEORY

A. Judul: Pengembangan Modul Projek IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) untuk
meningkatkan Keterampilan Kerja Siswa SMK Kesehatan dengan tema “Injeksi
Intravena”

B. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pengaruh modul projek dalam meningkatkan


keterampilan kerja siswa SMK

C. Teori Belajar

1. Teori Konstruktivisme
Pandangan (Vygotsky, 1999) tentang teori konstruktivisme didasarkan pada
pendekatan ilmiah yang dilakukan melalui observasi, tanya jawab, eksperimentasi,
penalaran dan komunikasi. Dalam konstruktivisme, pengetahuan adalah konstruksi
(pelatihan) (skema) orang yang mengetahui sesuatu. Informasi tidak dapat ditransfer
dari satu guru ke guru lainnya. Peran guru dan siswa dalam belajar dari perspektif
konstruktivis, menurutnya pengetahuan dikonstruksikan dalam benak siswa. Siswa
harus berpartisipasi aktif dalam membangun pengetahuan berdasarkan
pengalamannya sendiri. Tujuan penerapan teori konstruktivis adalah untuk membantu
siswa memahami isi dan materi pelajaran, meningkatkan kemampuan siswa untuk
selalu bertanya dan mencari solusi dari pertanyaannya (Suwandayani, Kuncahyono dan
Ika Anggraini, 2021).
Belajar adalah kegiatan aktif siswa untuk membangun pengetahuannya. Siswa
sendiri yang bertanggung jawab atas peristiwa belajar dan hasil belajarnya (Rusman,
2012). Dalam konstruktivisme, pengetahuan adalah konstruksi (pelatihan) (skema)
orang yang mengetahui sesuatu. Informasi tidak dapat ditransfer dari satu guru ke guru
lainnya. Peran guru dan siswa dalam belajar dari perspektif konstruktivis, menurutnya
pengetahuan dikonstruksikan dalam benak siswa. Siswa harus berpartisipasi aktif
dalam membangun pengetahuan berdasarkan pengalamannya sendiri.
Tujuan penerapan teori konstruktivis adalah untuk membantu siswa memahami isi dan
materi pelajaran, meningkatkan kemampuan siswa untuk selalu bertanya dan mencari
solusi dari pertanyaannya (Suwandayani, Kuncahyono dan Ika Anggraini, 2021).
Penerapannya melalui pembelajaran yang berpusat pada peserta didik membantu guru
mengembangkan bahan ajar dan produk pembelajaran.
2. Teori Belajar Humanistik
Secara etimologis, humanisme adalah paham yang mempelajari manusia.
Humanisme adalah paham kemanusiaan sebagai pusat keberadaan. Teori humanistik
memfokuskan pada perilaku manusia. Pembelajaran humanistik dikatakan berhasil
apabila siswa yang memahami lingkungan dan dirinya, sehingga siswa berusaha
mencapai realisasi diri yang sebaik-baiknya (APRIANTI, 2021).
Teori humanistic bertujuan untuk menjadikan peserta didik sebagai subjek
pembelajaran, membantu peserta didik menemukan karakter dan kemampuannya,
mengarahkan peserta didik menjadi manusia yang sadar sosial dan penggunaan
teknologi tanpa kehilangan masyarakatnya sendiri.
Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Prinsip-prinsip pendidik humanistik:
1. Siswa harus dapat memilih apa yang mereka ingin pelajari. Guru humanistik
percaya bahwa siswa akan termotivasi untuk mengkaji materi bahan ajar jika terkait
dengan kebutuhan dan keinginannya.
2. Tujuan pendidikan harus mendorong keinginan siswa untuk belajar dan mengajar
mereka tentang cara belajar. Siswa harus termotivasi dan merangsang diri pribadi
untuk belajar sendiri.
3. Pendidik humanistik percaya bahwa nilai tidak relevan dan hanya evaluasi belajar
diri yang bermakna.
4. Pendidik humanistik percaya bahwa, baik perasaan maupun pengetahuan, sangat
penting dalam sebuah proses belajar dan tidak memisahkan domain kognitif dan
afektif.
5. Pendidik humanistik menekankan pentingnya siswa terhindar dari tekanan
lingkungan, sehingga mereka akan merasa aman untuk belajar.

D. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


PjBL adalah model pembelajaran yang terpusat pada siswa untuk membangun dan
mengaplikasikan konsep dari proyek yang dihasilkan dengan mengeksplorasi dan
memecahkan masalah di dunia nyata secara mandiri. Kemandirian siswa dalam belajar
untuk menyelesaikan tugas yang dihadapinya merupakan tujuan dari PjBL. Bimbingan guru
diperlukan untuk mengarahkan siswa agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai
dengan alur pembelajaran. Pembelajaran menuntun siswa untuk merancang, memecahkan
masalah, membuat keputusan. Tidak hanya memahami konten tetapi juga menumbuhkan
keterampilan siswa bagaimana berperan di masyarakat.
Langkah-langkah dalam menerapkan pembelajaran PjBL menurut beberapa ahli
antara lain sebagai berikut:

E. Modul Projek IPAS


Mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang selanjutnya disebut
Projek IPAS berfungsi untuk membekali peserta didik agar mampu menyelesaikan
permasalahan di kehidupan nyata pada abad 21 ini yang berkaitan dengan fenomena alam
dan sosial di sekitarnya secara ilmiah dengan menerapkan konsep sains. Dengan dengan
kata lain, setelah mempelajari mata pelajaran Projek IPAS, peserta didik dapat
memperoleh kecakapan untuk mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah agar dapat
hidup lebih nyaman, lebih sehat, dan lebih baik. Projek IPAS merupakan integrasi antara
social sciences dan natural sciences menjadi kunci keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Segala aspek kehidupan bersosial dalam kebhinekaan, keberagaman
agama, dan saling bergotong royong tercakup dalam social sciences. Interaksi antara
manusia dan alam, serta melihat berbagai fenomena yang terjadi dengan alam, dapat
dijelaskan secara logis dan ilmiah dengan natural science sehingga kita mampu
memanfaatkan kekayaan sumber daya alam dengan arif dan bijaksana.
Pembelajaran Projek IPAS dikemas dalam bentuk projek (project-based learning)
yang mengintegrasikan beberapa elemen konten/materi. Tiap projek dilaksanakan untuk
mencapai elemen kompetensi Projek IPAS yang terdiri dari 3 (tiga) elemen literasi saintifik
dan dikontekstualisasikan dengan karakteristik masing-masing rumpun Bidang Keahlian,
kondisi daerah tempat tinggal atau sekolah, dan konten/materi esensial. Dalam satu tema
dapat dimuat beberapa projek sesuai dengan lingkup atau keluasan suatu materi.
Berdasarkan elemen konten/materi, mata pelajaran Projek IPAS terdiri dari makhluk hidup
dan lingkungannya; zat dan perubahannya; energi dan perubahannya; bumi dan antariksa;
keruangan dan konektivitas antarruang dan antarwaktu; interaksi, komunikasi, sosialisasi,
institusi sosial dan dinamika sosial; serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Pembelajaran yang dilaksanakan pada mata pelajaran Projek IPAS berbasis projek.

F. Keterampilan Kerja
Siswa SMK diorientasikan untuk bekerja sesuai dengan kompetensi keahliannya.
Orientasi tersebut mengisyaratkan bahwa siswa SMK harus memiliki kemampuan untuk
mengoperasikan alat-alat teknologi sesuai dengan bidang keahliannya. Dengan demikian
agar siswa SMK tetap atraktif dalam pasar tenaga kerja, maka siswa SMK harus memiliki
keterampilan kebekerjaan.
Elemen Penting dari keterampilan kebekerjaan
1. Keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan awal
2. Keterampilan untuk mempertahankan pekerjaan dan melakukan transisi antara
pekerjaan dan peran organisasi yang sama untuk memenuhi persyaratan pekerjaan
baru
3. Keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan baru, dan jika diperlukan dengan menjadi
mandiri di pasar tenaga kerja dan mampu mengelola transisi pekerjaan antar
organisasi (Hillage & Pollard, 1999).
Tidak dapat disangkal bahwa siswa dengan pengetahuan dan terampil sangat
dituntut untuk setiap persyaratan kerja. Fakta ini diperkuat oleh Yorke (2006) yang
menyatakan bahwa untuk siswa yang dipekerjakan, maka perlu untuk mendapat satu set
prestasi keterampilan kebekerjaan, pemahaman dan atribut pribadi yang membuat siswa
lebih mungkin mendapat pekerjaan dan berhasil dalam pilihan pekerjaannya yang
menguntungkan diri sendiri, tenaga kerja, masyarakat dan ekonomi.
Tabel 1. Komponen keterampilan kebekerjaan menurut para ahli:

Nama Komponen/ Indikator Nama Penulis Komponen/ Indikator


Penulis

Mason, G., Keterampilan kebekerjaan: Cavanagh, J., Keterampilan kebekerjaan:


Williams, G., Burston, M.,
& Cranmer, 1. Komunikasi Southcombe , 1. Menulis
S. (2009) 2. Berhitung A., et al. (2015) 2. Penyelidikan berbicara
3. Melek huruf 3. Berpikir kritis
4. Teknologi informasi 4. Pemecahan masalah
5. Pemecahan masalah kreatif
6. Memahami dunia kerja 5. Kerja tim
7. Kerja tim

Lin, Z., Keterampilan kebekerjaan: Heitmann, G. Keterampilan kebekerjaan:


Sweet, R., & 1. Penulisan (2003) 1. Komunikasi
Anisef, P. 2. Berpikir kritis 2. TI
(2003) 3. Memecahkan masalah 3. Aplikasi angka
4. Bekerja secara efektif 4. Bekerja dengan orang
dengan orang lain lain
5. Memimpin atau mengawasi 5. Pemecahan masalah
orang lain Meningkatkan
6. Keterampilan untuk belajar pembelajaran dan kinerja
dan menggunakan teknologi sendiri
baru

Haukka, S. Keterampilan kebekerjaan: Yuzainee, M. Keterampilan kebekerjaan:


(2011) 1. Keterampilan komunikasi Y., Zaharim, A., 1. Keterampilanberkomuni
2. Keterampilan tim & Omar, M. Z. kasi
3. Keterampilan pemecahan (2011) 2. Kerja tim
masalah 3. Profesionalisme
4. Keterampilan inisiatif dan 4. Keterampilan
perusahaan pemecahan masalah dan
5. Keterampilan perencanaan pengambilan keputusan
dan pengorganisasian 5. Kompetensi
6. Keterampilan manajemen 6. Pengetahuan tentang
diri sains dan prinsip-prinsip
7. Keterampilan belajar teknik
8. Keterampilan teknologi 7. Belajar sepanjang hayat
8. Pengetahuan tentang
masalah kontemporer
9. Kompeten dalam disiplin
teknik khusus
10. Pendekatan sistem
rekayasa

Boahin, P., & Keterampilan kebekerjaan: Rahman, S., Keterampilan kebekerjaan:


Hofman, A. 1. Komunikasi Mokhtar, S.B., 1. Keterampilan dasar
(2013) 2. Kreativitas Hamzah, et al. 2. Keterampilan bekerja
3. Teknologi Komunikasi dan (2011) sama
Informasi (TIK) 3. Keterampilan berpikir
4. Pemecahan masalah 4. Keterampilan
5. Keterampilan organisasi pemecahan masalah
6. Proaktif 5. Kualitas pribadi
7. Kerja tim 6. Keahlian teknologi
8. Keterampilan beradaptasi 7. Keterampilan
manajemen informasi
8. Keterampilan
kewirausahaan
9. Skill kepemimpinan
10. Keterampilan belajar
seumur hidup

Lim, Y.- M., Keterampilan kebekerjaan: Poon, J. (2012) Keterampilan kebekerjaan:


Lee, T. H., 1. Keahlian komunikasi lisan 1. Komunikasi lisan yang
Yap, C. S., et dan tulisan efektif
al. (2016) 2. Keahlian pemecahan 2. Penulisan laporan
masalah 3. Komunikasi terlulis yang
3. Keahlian analitis efektif
4. Keahlian berpikir kritis 4. Berhitung
5. Keahlian manajemen 5. Presentasi verbal yang
waktu efektif
6. Keterampilan komputer/ TI 6. Mendengarkan secara
7. Keterampilan untuk bekerja efektif
dalam tim 7. Keterampilan untuk
8. Keahlian interpersonal mendefinisikan dan
9. Keterampilan untuk bekerja memecahkan masalah
dibawah tekanan 8. Membaca efektif
10. Keahlian bahasa 9. Teknologi informasi
11. Keterampilan menangani 10. Negosiasi
stress 11. Pengambilan
12. Keterampilan keputusan 12. Manajemen
pengorganisasian waktu
13. Keahlian pengambilan 13. Berpikir kritis
keputusan 14. Keterampilan
14. Keterampilan presentasi organisasi
15. Keterampilan 15. Manajemen
kepemimpinan 16. Komunikasi grafis yang
efektif
17. Perangkat lunak/ alat
bantu berbasis industri
18. Penelitian dan analisis
19. Statistik
20. Bahasa kedua

Instrumen penilaian keterampilan kerja dilakukan melalui berbagai metode evaluasi yang
mencakup observasi langsung, penilaian proyek atau tugas, ujian praktik, serta penggunaan
rubrik atau checklist. Berikut adalah beberapa bentuk instrumen penilaian yang akan
digunakan:
1. Observasi Langsung yaitu Guru atau evaluator mengamati siswa saat mereka bekerja
atau melakukan tugas terkait keterampilan kerja. Observasi ini dapat dilakukan dalam
situasi nyata atau simulasi.
2. Wawancara digunakan untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang
pemahaman siswa terhadap keterampilan kerja dan kemampuan mereka dalam
menerapkannya.
3. Penilaian proyek / tugas dilakukan dengan meminta siswa untuk menyelesaikan proyek
atau tugas yang mencerminkan keterampilan kerja yang ingin dinilai. Penilaian dilakukan
berdasarkan kualitas dan keberhasilan hasil kerja mereka. Seperti membuat produk
berupa bahan ajar simulasi injeksi intravena.
4. Ujian Praktik dilakukan dengan siswa diuji secara langsung dalam situasi yang menuntut
penerapan keterampilan kerja tertentu. Ini dapat berupa ujian praktik di laboratorium,
workshop, atau tempat kerja simulasi seperti melakukan praktikum bagaimana
melakukan injeksi intravena pada pasien.

G. Kisi-kisi Instrumen
Instrumen Observasi Langsung: Penilaian Keterampilan Kerja
Nama Siswa : ___________________
Kelas : ___________________
Tanggal Observasi : ___________________
Nama Guru Pengamat : ___________________
Indikator Keterampilan Kerja:
Petunjuk pengisian: Isilah dengan tanda centang (✔) pada kolom yang disediakan!

No Indikator Keterampilan Skala Penilaian

K C S B SB

1. Kemampuan teknis

a. Penguasaan alat dan bahan

b. Penerapan teknik yang benar

c. Konsisten dalam kualitas hasil

2. Kemampuan kerja sama tim

a. Berkontribusi dalam tim

b. Berkomunikasi dengan baik

c. Menerima dan memberikan umpan balik

3. Kemampuan memecahkan masalah


a. Mengidentifikasi masalah dengan tepat

b. Mengembangkan solusi yang tepat

c. Mengevaluasi hasil solusi

4. Kemampuan manajemen waktu

a. Menyelesaikan tugas sesuai jadwal

b. Mengatur waktu secara efisien

c. Mengatasi gangguan yang mungkin muncul

Skala Penilaian:
SB : Sangat Baik
B : Baik
S : Sedang
C : Cukup
K : Kurang
Pertanyaan wawancara:
1. Bagaimana penilaian anda terhadap kemampuan teknis siswa dalam menyelesaikan
tugas?
2. Seberapa efektif siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang timbul
selama proses kerja?
3. Bagaimana kemampuan siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang
timbul selama proses kerja
4. Seberapa baik siswa dalam mengelola waktu untuk menyelesaikan tugas?
5. Apakah ada saran atau catatan tambahan terkait dengan keterampilan kerja siswa yang
perlu dicatat?

Angket Validasi
A. Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi

No Aspek yang dinilai Indikator No. butir soal


1 Aspek Materi Kesesuaian materi dengan CP

2 Kesesuaian materi dengan TP

3 Kebenaran konsep

4 Kemutakhiran materi

5 Urutan penyajian

6 Kesesuaian contoh yang diberikan

7 Aspek Kesesuaian Kesesuaian dengan model PjBL


dengan model /
metode pembelajaran

8 Aspek Kebahasaan Bahasa mudah dimengerti

Menggunakan bahasa ilmiah

Jumlah

Contoh Lembar angket validasi

No Indikator Pernyataan Skor Penilaian Kritik dan


Saran
1 2 3 4 5

1 Kesesuaian materi Materi yang


dengan CP disampaikan sesuai
dengan CP

2 Kesesuaian materi Materi yang


dengan TP disampaikan sesuai
dengan TP
3 Kebenaran konsep Contoh yang disajikan
sesuai dengan konsep

4 Kemutakhiran materi Materi yang disajikan


sesuai dengan
kebutuhan dan potensi
sekolah

5 Urutan Penyajian Urutan penyajian


materi sesuai dengan
prosedur pelaksanaan
projek

6 Kesesuaian contoh Contoh produk yang


yang diberikan dihasilkan sesuai

7 Kesesuaian dengan Prosedur pelaksanaan


model pembelajaran sudah sesuai
PjBL

8 Bahasa mudah Bahasa dalam


dimengerti petunjuk pelaksanaan
projek mudah
dimengerti

9 Menggunakan Bahasa yang


bahasa ilmiah digunakan sesuai
dengan bahasa ilmiah
dalam bidang
kesehatan

Skor Penilaian:
Skor 1 : Sangat tidak sesuai
Skor 2 : Tidak sesuai
Skor 3 : Cukup Sesuai
Skor 4 : Sesuai
Skor 5 : Sangat sesuai

Rubrik angket validasi

No Pernyataan Skor Kriteria penilaian

1. Materi yang 5 Jika semua tujuan pembelajaran sesuai dengan


disampaikan sesuai Capaian Pembelajaran
dengan CP

4 Jika terdapat 1 rumusan tujuan pembelajaran


yang kurang jelas dan sulit dipahami

3 Jika terdapat 2 rumusan tujuan pembelajaran


yang kurang jelas dan sulit dipahami

2 Jika terdapat 3 rumusan tujuan pembelajaran


yang kurang jelas dan sulit dipahami

1 Jika terdapat > 3 rumusan tujuan pembelajaran


yang kurang jelas dan sulit dipahami

2 Materi yang 5
disampaikan sesuai
dengan TP

Anda mungkin juga menyukai