GRAND THEORY
PENGEMBANGAN MODUL PROJEK IPAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
KERJA SISWA SMK KESEHATAN
“INJEKSI INTRAVENA”
DISUSUN OLEH:
YULIA HIKMIATY (NIM. 2323071003)
A. Judul: Pengembangan Modul Projek IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) untuk
meningkatkan Keterampilan Kerja Siswa SMK Kesehatan dengan tema “Injeksi
Intravena”
C. Teori Belajar
1. Teori Konstruktivisme
Pandangan (Vygotsky, 1999) tentang teori konstruktivisme didasarkan pada
pendekatan ilmiah yang dilakukan melalui observasi, tanya jawab, eksperimentasi,
penalaran dan komunikasi. Dalam konstruktivisme, pengetahuan adalah konstruksi
(pelatihan) (skema) orang yang mengetahui sesuatu. Informasi tidak dapat ditransfer
dari satu guru ke guru lainnya. Peran guru dan siswa dalam belajar dari perspektif
konstruktivis, menurutnya pengetahuan dikonstruksikan dalam benak siswa. Siswa
harus berpartisipasi aktif dalam membangun pengetahuan berdasarkan
pengalamannya sendiri. Tujuan penerapan teori konstruktivis adalah untuk membantu
siswa memahami isi dan materi pelajaran, meningkatkan kemampuan siswa untuk
selalu bertanya dan mencari solusi dari pertanyaannya (Suwandayani, Kuncahyono dan
Ika Anggraini, 2021).
Belajar adalah kegiatan aktif siswa untuk membangun pengetahuannya. Siswa
sendiri yang bertanggung jawab atas peristiwa belajar dan hasil belajarnya (Rusman,
2012). Dalam konstruktivisme, pengetahuan adalah konstruksi (pelatihan) (skema)
orang yang mengetahui sesuatu. Informasi tidak dapat ditransfer dari satu guru ke guru
lainnya. Peran guru dan siswa dalam belajar dari perspektif konstruktivis, menurutnya
pengetahuan dikonstruksikan dalam benak siswa. Siswa harus berpartisipasi aktif
dalam membangun pengetahuan berdasarkan pengalamannya sendiri.
Tujuan penerapan teori konstruktivis adalah untuk membantu siswa memahami isi dan
materi pelajaran, meningkatkan kemampuan siswa untuk selalu bertanya dan mencari
solusi dari pertanyaannya (Suwandayani, Kuncahyono dan Ika Anggraini, 2021).
Penerapannya melalui pembelajaran yang berpusat pada peserta didik membantu guru
mengembangkan bahan ajar dan produk pembelajaran.
2. Teori Belajar Humanistik
Secara etimologis, humanisme adalah paham yang mempelajari manusia.
Humanisme adalah paham kemanusiaan sebagai pusat keberadaan. Teori humanistik
memfokuskan pada perilaku manusia. Pembelajaran humanistik dikatakan berhasil
apabila siswa yang memahami lingkungan dan dirinya, sehingga siswa berusaha
mencapai realisasi diri yang sebaik-baiknya (APRIANTI, 2021).
Teori humanistic bertujuan untuk menjadikan peserta didik sebagai subjek
pembelajaran, membantu peserta didik menemukan karakter dan kemampuannya,
mengarahkan peserta didik menjadi manusia yang sadar sosial dan penggunaan
teknologi tanpa kehilangan masyarakatnya sendiri.
Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Prinsip-prinsip pendidik humanistik:
1. Siswa harus dapat memilih apa yang mereka ingin pelajari. Guru humanistik
percaya bahwa siswa akan termotivasi untuk mengkaji materi bahan ajar jika terkait
dengan kebutuhan dan keinginannya.
2. Tujuan pendidikan harus mendorong keinginan siswa untuk belajar dan mengajar
mereka tentang cara belajar. Siswa harus termotivasi dan merangsang diri pribadi
untuk belajar sendiri.
3. Pendidik humanistik percaya bahwa nilai tidak relevan dan hanya evaluasi belajar
diri yang bermakna.
4. Pendidik humanistik percaya bahwa, baik perasaan maupun pengetahuan, sangat
penting dalam sebuah proses belajar dan tidak memisahkan domain kognitif dan
afektif.
5. Pendidik humanistik menekankan pentingnya siswa terhindar dari tekanan
lingkungan, sehingga mereka akan merasa aman untuk belajar.
F. Keterampilan Kerja
Siswa SMK diorientasikan untuk bekerja sesuai dengan kompetensi keahliannya.
Orientasi tersebut mengisyaratkan bahwa siswa SMK harus memiliki kemampuan untuk
mengoperasikan alat-alat teknologi sesuai dengan bidang keahliannya. Dengan demikian
agar siswa SMK tetap atraktif dalam pasar tenaga kerja, maka siswa SMK harus memiliki
keterampilan kebekerjaan.
Elemen Penting dari keterampilan kebekerjaan
1. Keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan awal
2. Keterampilan untuk mempertahankan pekerjaan dan melakukan transisi antara
pekerjaan dan peran organisasi yang sama untuk memenuhi persyaratan pekerjaan
baru
3. Keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan baru, dan jika diperlukan dengan menjadi
mandiri di pasar tenaga kerja dan mampu mengelola transisi pekerjaan antar
organisasi (Hillage & Pollard, 1999).
Tidak dapat disangkal bahwa siswa dengan pengetahuan dan terampil sangat
dituntut untuk setiap persyaratan kerja. Fakta ini diperkuat oleh Yorke (2006) yang
menyatakan bahwa untuk siswa yang dipekerjakan, maka perlu untuk mendapat satu set
prestasi keterampilan kebekerjaan, pemahaman dan atribut pribadi yang membuat siswa
lebih mungkin mendapat pekerjaan dan berhasil dalam pilihan pekerjaannya yang
menguntungkan diri sendiri, tenaga kerja, masyarakat dan ekonomi.
Tabel 1. Komponen keterampilan kebekerjaan menurut para ahli:
Instrumen penilaian keterampilan kerja dilakukan melalui berbagai metode evaluasi yang
mencakup observasi langsung, penilaian proyek atau tugas, ujian praktik, serta penggunaan
rubrik atau checklist. Berikut adalah beberapa bentuk instrumen penilaian yang akan
digunakan:
1. Observasi Langsung yaitu Guru atau evaluator mengamati siswa saat mereka bekerja
atau melakukan tugas terkait keterampilan kerja. Observasi ini dapat dilakukan dalam
situasi nyata atau simulasi.
2. Wawancara digunakan untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang
pemahaman siswa terhadap keterampilan kerja dan kemampuan mereka dalam
menerapkannya.
3. Penilaian proyek / tugas dilakukan dengan meminta siswa untuk menyelesaikan proyek
atau tugas yang mencerminkan keterampilan kerja yang ingin dinilai. Penilaian dilakukan
berdasarkan kualitas dan keberhasilan hasil kerja mereka. Seperti membuat produk
berupa bahan ajar simulasi injeksi intravena.
4. Ujian Praktik dilakukan dengan siswa diuji secara langsung dalam situasi yang menuntut
penerapan keterampilan kerja tertentu. Ini dapat berupa ujian praktik di laboratorium,
workshop, atau tempat kerja simulasi seperti melakukan praktikum bagaimana
melakukan injeksi intravena pada pasien.
G. Kisi-kisi Instrumen
Instrumen Observasi Langsung: Penilaian Keterampilan Kerja
Nama Siswa : ___________________
Kelas : ___________________
Tanggal Observasi : ___________________
Nama Guru Pengamat : ___________________
Indikator Keterampilan Kerja:
Petunjuk pengisian: Isilah dengan tanda centang (✔) pada kolom yang disediakan!
K C S B SB
1. Kemampuan teknis
Skala Penilaian:
SB : Sangat Baik
B : Baik
S : Sedang
C : Cukup
K : Kurang
Pertanyaan wawancara:
1. Bagaimana penilaian anda terhadap kemampuan teknis siswa dalam menyelesaikan
tugas?
2. Seberapa efektif siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang timbul
selama proses kerja?
3. Bagaimana kemampuan siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang
timbul selama proses kerja
4. Seberapa baik siswa dalam mengelola waktu untuk menyelesaikan tugas?
5. Apakah ada saran atau catatan tambahan terkait dengan keterampilan kerja siswa yang
perlu dicatat?
Angket Validasi
A. Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi
3 Kebenaran konsep
4 Kemutakhiran materi
5 Urutan penyajian
Jumlah
Skor Penilaian:
Skor 1 : Sangat tidak sesuai
Skor 2 : Tidak sesuai
Skor 3 : Cukup Sesuai
Skor 4 : Sesuai
Skor 5 : Sangat sesuai
2 Materi yang 5
disampaikan sesuai
dengan TP