ANALISA KASUS
Kasus
Seorang perempuan berumur 68 tahun tinggal bersama keluarganya,
klien mengalami fraktur panggul 2 tahun yang lalu sehingga berjalan dengan
pincang sambil berpegangan pada dinding sekitarnya. Hasil pengkajian
perawat yang datang berkunjung ke rumah klien di dapatkan data kaki kiri
atropi dan kontraktur, kaki kanan lebih panjang 5 cm dari kaki kiri, kekuatan otot
klien adalah
5555 5555
5555 !
"ingkungan rumah tampak berantakan dan gelap. #eluarga mengatakan klien
beberapa kali jatuh saat berjalan, tapi tetap tidak mau diam, semua akti$itas ingin
dilakukan secara mandiri.
enogram
-apak , / th %bu 3, / th
0n S, 26 th 0n , 0n %n, (8 0n %0, (5
2(th th th #eterangan
"aki7laki
erempuan
0nak &, (4 th
9. ipe #eluarga
#eluarga inti *)uclear :amily+. &engan ayah, ibu, dua orang anak
perempuan dan dua orang anak laki7laki.
8. Suku
#eluarga -apak berasal dari suku -atak. Saat ii bapak tinggal
bersama istri dan dua orang anaknya, yaitu 0nak %S dan 0nak
%0. Sementara untuk 0nak S dan 0nak telah meninggalkan
rumah untuk kepentingan pendidikan. -apak dan
keluarganya biasa menggunakan bahasa -atak dan
%ndonesia saat berkomunikasi dengan orang lain.
/. 0gama
#epercayaan yang dianut keluarga -apak adalah #risten
rotestan sehingga nilai7nilai yang diyakini dalam
keluarga ini adalah nilai7nilai kekristenan. -apak dan
keluarganya biasanya
beribadah setiap hari inggu di ereja #risten rotestan
Simalungun. %bu 3 aktif mengikuti kegiatan keagamaan
di lingkungan sekitarnya. 0nak %0 setiap hari 3abu mengikuti
ibadah kebaktian bersama dengan anak7anak Sekolah inggu.
Sementara 0nak %S kurang aktif dalam mengikuti kegiatan
beribadah.
(4. Status Sosial konomi #eluarga.
!!
%%%. "ingkungan
(. #arakteristik 3umah.
3umah -apak yang ditempati adalah rumah pribadi pada lahan
berukuran (24 m 2 dengan jenis rumah permanen. 3umah
ini terdiri dari beberapa ruangan, yaitu ruang tamu, ruang
keluarga, tiga kamar tidur, dua toilet dan dapur. 0tap rumah
terbuat dari genteng. enerangan dengan
listrik. "antai berkeramik. "ingkungan
rumah tampak bersih dan terang. Sumber api yang digunakan
sehari7hari berasal dari tabung gas. Sumber air yang
digunakan berasal dari 0. 1arak tempat penampungan
air dengan septikteng lebih dari (4 meter. &i depan rumah -apak
terdapat jalan yang cukup ramai. &i kampung ini, antara
rumah
penduduk tidak memiliki jarak sehingga saling menempel.
&enah 3umah
oilet dapur
#eterangan
intu
1endela
amar kamar
ruang
keluarga
halaman
kamar ruang tam u
!6
untuk
kebutu
kebutu
dan
$it
yaitu
• Sara
tumi
cam
med
tahu
• Snac
isi
s
• ak
nasi,
*ko
brok
dll+,
papa
• ak
nasi,
&iet rendah purin 3espon baks
psikomotor nana
0nggot
mampu
diet
ren
yaitu
• Sara
telu
tum
wor
susu
• Sna
• Sian
bak
gore
saw
• al
sem
pep
tum
pisa
elakukan 3espon #eluar
cara afektif melaku
perawatan perawa
osteoporosis. osteopo
58
. emodifikasi
lingkungan
yang sesuai
untuk
penderita
osteoporosis,
dengan
enyebutkan 3espon 0nggot
cara $erbal mampu
memodifikasi menyeb
lingkungan untuk minima
penderita modifi
osteoporosis. lingkun
sesuai
penderi
osteopo
• e
jad
*act
li$i
• =la
!
3espon k #elua
endemonstrasikan rg
psikomotor
mengatur jadwal mende
harian *acti$ity cara
daily li$ing>0&"+. me
jadwal
*acti$it
li$ing>
elakukan
cara 3espon #eluar
modifikasi afektif melaku
lingkungan. modifi
lingkun
5. ampu
menggunakan
fasilitas
kesehatan yang
ada untuk
melakukan
perawatan
osteoporosis,
dengan
5/
BAB !
P+NU/UP
!.1. Kesim%ulan
obilisasi merupakan salah satu aspek yang paling penting dari fungsi
fisiologis karena hal tersebut merupakan hal pokok untuk
memelihara kemandirian. ada lansia, mobilisasi dipengaruhi oleh perubahan
akibat proses menua dan faktor risiko. erubahan anatomis dan
fisiologis akibat prosesn
penuaan antara lain sistem skeletal yaitu berkurangnya kekuatan otot,
keterbatasan dalam gerak persendian dan menurunnya sistem pendukung
lain yang menambah resiko jatuh dan fraktur pada lansia seperti
penurunan
penglihatan dan sistem saraf. Selain perubahan tersebut terdapat
beberapa gangguan mobilisasi yang umum terjadi pada lansia yakni fraktur
dan jatuh, osteoporosis, dan arthritis. engkajian sistem
muskuloskletal diawali menanyakan riwayat kesehatan lansia,
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan diagnostik. %nter$ensi keperawatan
yang dapat dilakukan dalam pengelolaan kebutuhan mobilisasi lansia antara
lain kompres, 3=, penggunaan alat bantu
jalan, serta diet rendah purin dan tinggi kalsium E $itamin &.
ada kasus )enek ) *68+ yang mengalami gangguan mobilisasi akibat
sebelumnya mengalami fraktur panggul sehingga berjalan dengan
pincang, kaki kiri atropi dan kontraktur serta kaki kanan lebih panjang
5 cm dari kaki kiri. %nter$ensi keperawatan yang dapat dilakukan
adalah kompres hangat didaerah nyeri akibat fraktur, latihan rentang
pergerakan sendi, diet tinggi kalsium rendah purin serta modifikasi
lingkungan untuk mengurangi risiko
jatuh seperti menambah pencahayaan, membuat pegangan tangan, serta
menmbahkan karpet anti slip agar tidak licin.
!.2. Saran
%mobilitas merupakan salah satu masalah yang paling sering terjadi pada
lansia yang dapat mendorong kearah konsekuensi fisiologis dan psikolgis yang
6(
6/