Oleh:
Nur Rodin Faridoh
17220174064
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persayaratan menyelesaikan
program pendidikan Diploma III Keperawatan di Program Studi Keperawatan
Lawang Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
NIM : 17220174064
Menyatakan dengan sebenar benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikanKarya Tulis
Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
NIM. 17220174064
Mengetahui,
Pembimbing
NIP. 197012301997031002
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
MALANG
NIM : 17220174064
Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Disahkan dan Disetujui Untuk Diujikan.
Pembimbing I
NIP. 197012301997031002
v
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Dengan Judul ”Study Kasus Pemberian Susu Pada Lansia
Pada tanggal:
Dewan Penguji
Mengetahui,
NIP. 196907122002121001
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
“Study Kasus Pemberian Susu Pada Lansia Dengan Insomnia Di Panti Griya Asih
1. Kedua orang tua, yang selalu memberikan semangat dan doa dalam
telahdiberikan dan semogaKarya Tulis Ilmiah ini berguna bagi diri kami sendiri
ABSTRAK
Gambaran kualitas tidur pada lansia yang mengalami insomnia sesudah minum
susu diPanti Griya Asih Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Karya Tulis
Study Kasus. Program Study Keperawatan Lawang. Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Malang. Pembimbing Marsaid, S.Kep, Ns, M.Kep, Penguji
Lucia Retnowati, SST, M.Kes
Kata kunci: Kualitas Tidur, Lansia, Insomnia, Minum Susu
Salah satu permasalahan yang sering dialami oleh lansia adalah gangguan tidur
yaitu insomnia, dalam hubungan antara penuaan fisik dan psikologis, upaya
mengatasi insomnia dapat dilakukan dengan minum susu sebelum tidur, karena
susu mengandung asam amino triptofan. Jumlah sarotin yang terbentuk dalam
hormon melatonin juga mengikat apabila triptofan bertambah sehingga akan
menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila pembentuknya terhambat, maka
terjadi keadaan tidak bisa tidur. Tujuan dari study kasus untuk mengetahui
kualitas tidur pada lansia yang mengalami insomnia setelah mengonsumsi susu di
Panti Griya Asih Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Metode penelitian
menggunakan rencana Study Kasus Deskriptif dengan memberikan intervensi
minum susu sebelum tidur selama 6 hari kemudian kualitas tidur dicatat dilembar
observasi melalui metode wawancara dan observasi. Subjek study kasus ini adalah
Ny. L berusia 76 tahun danNy. M berusia 71 tahun yang mengalami insomnia dan
telah minum susu selama 6 hari. Hasil penelitian menunjukan kualitas tidur Ny. L
dan Ny. M mengalami peningkatan setelah minum susu sebelum tidur.
ix
ABSTRACT
The description of the quality of sleep in the elderly who experience insomnia
after drinking milk at Griya Asih Orphanage, Lawang District, Malang Regency.
Case Study Papers.Lawang Nursing Study Program.Malang Health Polytechnic
Nursing Department. Advisor Marsaid, S.Kep, Ns, M.Kep, Examiner Lucia
Retnowati, SST, M.Kes
Keywords: Sleep Quality, Elderly, Insomnia, Drinking Milk
One problem that is often experienced by the elderly is sleep disturbance, namely
insomnia, in the relationship between physical and psychological aging, efforts to
overcome insomnia can be done by drinking milk before going to sleep, because
milk contains the amino acid tryptophan. The amount of sarotin formed in the
hormone melatonin also binds when tryptophan increases so it will cause
sleepiness. If the forming is inhibited, then the situation can not sleep. The
purpose of this case study is to find out the quality of sleep in the elderly who
experience insomnia after consuming milk at the Griya Asih Orphanage, Lawang
District, Malang Regency. The research method uses a descriptive case study plan
by giving interventions to drink milk before going to sleep for 6 days then the
quality of sleep is recorded on the observation sheet through the interview and
observation methods. The subjects of this case study were 76-year-old Ny. L and
71-year-old Ny.M who had insomnia and had been drinking milk for 6 days. The
results showed the sleep quality of Ny L and Ny M had improved after drinking
milk before going to sleep.
x
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN .........................................................................................................42
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
(elderly) jika berumur 60-74 tahun. Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti
akan di alami oleh semua orang yang dikarunia usia panjang, dan tidak bisa
dan mempertahankan struktur dan fungsi normal sehingga tidak dapat bertahan
Iskandar: 2017).
Lestari, 2013).
juga semakain banyak, berupa perubuahan fisik seperti penurunan fungsi sel,
terganggunya kualitas tidur perubahan pola makan, kekurangan olahraga dan stres
2
yang sehingga berdampak pada berbagai penyakit yang dialami lansia seperti
hipertensi. Kualitas tidur lansia yang buruk akan berpengaruh besar terhadap
kenaikan tekanan darah sehingga lansia bisa mengalami hipertensi sebagai pemicu
kesehatan dan memulihkan kondisi tubuh agar tetap sehat. Kualitas tidur yang
dalam aktivitas harian (Darmojo, 2009). Hal ini tentu berdampak buruk terhadap
kualitas hidup lansia, oleh karena itu masalah kualitas tidur pada lansia harus
segera ditangani. Kualitas tidur yang baik pada lansia bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tetapi lebih memperhatikan proses siklus tidur yang dialami lansia.
Tidur mempunyai ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
kualitas tidur pada lansia seperti penyakit, stres, obat, nutrisi, lingkungan,
Diseluruh dunia saat ini jumlah lansia diperkirakan lebih dari 629 juta. Di
kota Malang, berdasarkan data jumlah tahun 2003 jumlah lansia sebanyak 57,838
jiwa atau 7,4% dari jumlah penduduk. Jumlah itu terus bertambah seiring dengan
sebesar 816.637 jiwa. Sedangkan populasi lansia di kota Malang menurut sensus
3
bahwa pada tahun 2019 ada sebanyak 22 orang lansia yang berada di Panti Griya
Asih Lawang dan lansia yang mengalami insomnia sebanyak 5 orang atau 1,1%
kehidupan sosial, psikologi dan fisik. Selain itu juga akan berdampak pada
hipertensi dan jantung, depresi dan stress juga merupakan manifestasi dari
insomnia pada lansia (Ghaddafi, 2010). Selain itu insomnia meningkatkan resiko
produktifitas lansia. Oleh karena itu, lansia harus mendapatkan terapi yang sesuai.
biaya lebih murah dan lebih efektif dibandingkan dengan terapi farmakologi,
efek samping. Seperti dalam penelitian Al Azis (2016). Untuk mengatasi hal
4
(Asmadi,2008: 128).
April tahun 2013 di Makasar menunjukan bahwa lansia yang minum susu
memiliki kualitas tidur yang baik atau mengalami peningkatan kualitas tidur.
melatonin. Melatonin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pineal pada
malam hari. Kehadiran melatonin akan membuat kita merasa mengantuk dan
kemudian tubuh bisa beristirahat dengan baik. Susu mengandung banyak asam
amino triptofan yang merupakan salah satu bahan dasar melatonin. Sehingga
dianjurkan untuk meminum susu sebelum tidur, agar tubuh dapat beristirahat
Insomnia.
insomnia.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Nugroho, 2000). Proses menua adalah proses sepanjang hidup, yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa, dan tua
(Nugroho, 2008).
pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun, usia lanjut
(erderly) antara 60 sampai 74 tahun, usia tua (old) antata 75 sampai 90 tahun dan
usia sangat tua (veryold) di atas 90 tahun (Nugroho, 2008). Sedangkan menurut
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 yang termuat dalam Bab 1 Pasal 1 Ayat 2,
yang disebut usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas, baik pria maupun wanita (Nugroho, 2008)(Tobergte & Curtis, 2013).
7
Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda. Menurut
a. Perubahan Fisik
tampilan dan fungsi fisik. Kulit menjadi tipis dan keriput, masssa tubuh
b. Perubahan Kardiovaskuler
arteriposterior dada.
8
d. Perubahan Integumen
epidermis dan dermis menjadi lebih tipis, jumlah saraf elastic berkurang.
Pada lansia terjadi perubahan struktur dan fungsi sistem saraf. Massa otot
berkurang secara progresif akiabat dari berkurangnya sel saraf yang rusak
g. Perubahan Sensorik
faktor. Proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan pola tidur.
Gangguan tidur menyerang 50% orang yang tinggal dirumah. Perubahan pola
tidur lansia disebebkan perubahan pola sistem neurologis yang secara fisiologis
akan mengalami penurunan jumlah dan ukuran neuron pada sistem syaraf pusat.
kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang
cukup, mereka merasa tenaga telah pulih. Beberapa ahli tidur yakin bahwa
perasaan tenaga yang pulih ini memunjukan tidur memberikan waktu untuk
Keluasan perubahan pola tidur dan istirahat yang bisa tergantung pada status
fisiologis, dan lingkungan fisik klien. Kurang istirahat dalam periode yang lama
pentingnya istirahat dan cara meningkatkan istirahat pada saat di rumah atau
Nurcahya 2017)
Dalam pemberian tindakan sangat penting bagi kesehatan, oleh karena itu
Maslow (1970) mengatakan bahwa tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar
Tidur merupakan suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan
tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-
rangsangan (Widuri, 2010). Tidur merupakan aktivitas rutin yang dilakukan oleh
Tidur REM juga disebut tipe tidur paradoksial karena bersifat paradok
yaitu seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas otakya nyata. Menurut
c. Otot-otot kendur
karena gelombang otak selama NREM lebih lambat daripada gelombang alpha
a. Mimpi berkurang
e. Metabolisme turun
terbangun
11
Menurut Aziz (2012), tidur yang memiliki beberapa manfaat antara lain:
a. Penyakit
tidur. Invidu yang sakit membutuhkan waktu tidur lebih banyak dari pada
b. Lingkungan
Misalnya suhu yang tidak nyaman atau ventilasi yang buruk dan
c. Kelelahan
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang maka
semakin lelah seseorang maka semakin pendek siklus tidur REM yang
d. Gaya Hidup
Individu yang sering berganti jam kerjanya harus mengatur aktivitas agar
e. Stres Emosional
siklus NREM tanpa IV dan REM serta sering terjaga saat tidur (Aziz,
2009: 128).
g. Nutrisi
protein seperti keju, daging, dan ikan tuna karena protein yang terkandung
h. Merokok
tubuh, akibatnya perokok sering kesulitan tidur dan mudah terbangun pada
i. Medikasi
2009: 128).
j. Motivasi
seseorang menurut usia menurut (Wartonah, 2011 : 137) adalah sebagai berikut:
gelisah, lesu dan apatis, kehitaman disekitas mata, kelopak mata bengkak,
14
konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering
kuantitatif tidur, seperti lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur,
frekuensi terbangun dan askep subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur
( Buysse, 1998).
sebagai berikut:
3. Kelelahan
4. Penggunaan obat-obatan
5. Penggunaan alkohol
6. Phobia
7. Halusinasi
8. Ansietas
Gangguan tidur yang sering menyerang orang dewasa adalah insomnia dan
1. Insomnia
Insomnia adalah persepsi yang tidak adekuat dari pada dari pada
kuantitas dan kualitas tidur dengan akibat yang terkait di siang hari
bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti perasaan
2. Hipersomnia
berlebihan, pada umumnya lebih dari sembilan jam pada malam hari,
3. Parasomnia
yang terkait dengan tidur REM (misalnya, mimpi buruk), dan lainya
(Iqbal, 2014:259).
16
2.3 Susu
Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar susu, baik dari
binatang maupun dari buah dada seorang ibu. Pada umumnya adalah air susu dari
binatang ternak, misalnya sapi, kerbau, kambing, dan ada pula yang
menyusui anaknya. Air susu merupakan bahan makanan utama bagi makhluk
yang baru lahir, baik dari hewan maupun manusia. Sebagau bahan
177).
Susu adalah pangan yang paling padat gizi bila dibandingkan dengan
bahan pangan yang lainya, baik ditinjau dari segi asam amino maupun vitamin
dan mineral. Demikian hebatnya kandunga gizi air susu maka minum susu secara
Kita mengenal berbagai macam susu, yang satu sama lain konsentrasi zat-
diproses menurut tujuan yang berbeda pula. Berikut ini adalah jenis-jenis susu
a. Susu Segar
Susu segar adalah air hasil pemerahan yang tidak dikurangi atau
secara kontinu sampai apuh.Air susu yang sudah direbus, air susu yang
bukan susu segar lagi, demikian pula kalau air susu tersebut berasal
dari sapi yang tidak sehat, kambing kena mastitis misalnya, maka
produk air susu tersebut tidak bisa dimasukkan dalam golongan susu
segar.
b. Whole Milk
Wholk Milk: Raw milk, fresh milk sebenarnya susu segar yang
c. Susu Skim
Jenis susu ini masih baik dikonsumsi sebagai suplemen protein, yang
dikuranginya lemak tersebut. Kerugian lainya dari susu skim ini adalah
d. Fotified Milk
susu ini sendisi sudah kaya akan unsur Ca dan P, makan tidak perlu
e. Susu Konsentrat
yang kental. Susu konsentrasi dibagi menjadi dua yakni susu kental
Kedua jenis susu kental dengan mudah dapat diperoleh dengan mudah
Susu tepung meliputi susu tepung whole milk dan susu skim tepung.
Susu whole tepung adalah susu segar yang semua airnya diupkan
sehingga tinggal tepungnya saja, kadar air tinggal 2%. Sedangkan susu
skim tepung adalah hasil dari susu segar yang kadar lemaknya telah
dikurangi tinggal 0.1% dan airnya diupakan hingga tinggal 3%. Karena
susu skim ini kandungan proteinya tinggi dan kadar lemaknya rendah,
maka susu tersebut cocok untuk bayi atau anak-anak yang sedang
tumbuh.
19
a. Pateurisasi
bakteri pembusuk.
b. Homogenisasi
d. Packing
Komposisi susu terdiri dari air, lemak, dan bahan kering tanpa lemak.
Sementara bahan kering tanpa lemak terbagi menjadi protein, laktosa, mineral,
a. Lemak susu
susu terdiri dari 60-70% asam lemak jenuh dan 30-40% asam lemak tidak
jenuh, lemak susu mengandung asam lemak esensial yaitu asam linoleat
b. Protein susu
c. Vitamin
Vitamin adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam proses
kehidupan. Susu mengandung vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E dan
K) dan vitamin yang larut dalam air (B1, B2, B6, dan B12, niasin, dan
asam pantotenat).
d. Mineral
e. Enzim
Susu adalah sumber protein yang banyak sekali manfaatnya. Para ahli gizi
menyarankan meminum tiap hari untuk menjaga stamina tubuh. Secara umum
pembuluh darah pada saat tekanan darah tinggi dan menjaganya agar tetap
b. Racun dalam tubuh seperti logam, timah, dan cadinum yang berasal dari
meminum susu.
kegembiraan dan unsur serum dalam darah tmbuh dalam skala besar.
besar.
f. Zat besi, tembaga dan vitamin A dapat mempertahankan kulit agar tetap
segar.
22
penglihatan.
j. Membersihkan wajah.
l. Masker wajah.
melatonin. Melatonin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pineal pada
malam hari. Kehadiran melatonin akan membuat kita merasa mengantuk dan
kemudian tubuh bisa beristirahat dengan baik. Melatonim juga dikenal karena
aktivitasnya yang berperan mengatur jam biologis tubuh dan memicu proses tidur
yang lebih nyenyak. Susu yang mengandung banyak asam amino triptofan
susu secara rutin dapat memberikan manfaat bagi kualitas tidur (Khomsan, 2004 :
5).
Itulah sebab minum susu sebelum tidur sangat dianjurkan agar tubuh kita lebih
nyenyak. Sehingga dianjurkan untuk minum sebelum tidur agar tubuh dapat
Kerangka Konsep
: Variabel yang tidak diteliti (Aziz, 2009, 128;Lumbantobing,204 :31;Aziz, 2012:96 :Priharjo,2009,25)
24
Susu nutrisi yang mengandung triptofan yang merupakan bahan dasar melatonin
untuk merangsang tidur. Apabila lansia mengonsomsi susu sebelum tidur, maka
kesulitan untuk memulai tidur, terbangun pada malam hari, kurang puas dengan
tidur, kurang nyaman/gelisah saat tidur, mimpi buruk kurang tenaga setelah tidur,
jadwal jam tidur tidak beraturan, tidur selama 6 jam dalam semalam. Apabila
kualitas tidur lansia terpenuhi, maka lansia akan merasakan manfaat antara lain:
membantu tubuh memperbaiki diri, membantu jantung agar tetap sehat, bisa
kualitas tidur lansia tidak terpenuhi maka lansia akan mengalami gangguan
seperti: perubahan keperibadian dan perilaku, seperti agresif, menarik diri, atau
BAB 3
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
secara mendalam baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus, maupun
tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atas pemaparan tertentu.
Meskipun di dalam penelitian ini yang diteliti hanya berbentuk unit tunggal,
namun dianalisis secara mendalam, meliputi aspek yang sangat luas, serta
(Setiadi, 2013).
Pada studi kasus ini telah mendeskripsikan tentang kualitas tidur pada
lansia yang mengalami insomnia setalah diberi susu di Panti Griya Asih
3.2 SubyekPenelitian
Subyek penelitian pada studi kasus ini adalah lansia yang mengalami
pertanyaan mengenai kesulitan untuk memulai tidur, terbangun pada malam hari,
terbangun lebih atau dini hari, merasa mengantuk pada siang hari sakit kepala
pada siang hari, merasa kurang puas terhadap tidur, merasa kurang nyaman atau
gelisah saat tidur, mendapati mimpi buruk, badan terasa lemas, letih, kurang
tenaga setelah tidur, jadawal jam tidur sampai bangun tidak beraturan, tidur
berkaitan dengan kualitas tidur termasuk perkiraan durasi, latensi, dan frekuensi.
Kuisioner yang dilakukan dalam penelitian ini berbentuk pertanyaan tertutup yang
melakukan penelitian, setelah itu peneliti meminta izin kepada Badan Kebangsaan
peneliti menentukan subjek penelitian yaitu lansia insomnia yang meminum susu
dan sesuai dengan tujuan penelitian. Bagi responden yang tidak bisa
responden.
28
apabila ada hal-hal yang kurang jelas dapat langsung ditanyakan kepada
pengumpulan data, kemudian ditabulasikan dan diberi skor pada tiap pilihan
Terdapat empat opsi jawaban dalam kuisioner, untuk setiap jawaban “tidak
pernah” diberi nilai satu (1), “kadang-kadang” diberi nilai dua(2), “sering” diberi
nilai tiga (3) dan “selalu” diberi nilai empat (4). Responden harus mengisi salah
satu kolom jawaban yang disediakan dengan memberi tanda ceklist (√). Setelah
data diperoleh, maka peneliti akan memperoleh data sesuai dengan hasil yang
menggunakan tabel yang dibuat oleh peneliti sesuai nama dan nilai yang
11-19 : baik
20-27 : cukup
28-36 : buruk
(Iwan,2009)
setelah mendapatkan keterangan yang jelas mengenai perlakuan dan dampak yang
timbul pada penelitian yang akan dilakukan. Informed consent bertujuan untuk
meningkat upaya peningkatan perlindungan terhadap salah satu hak asasi subjek.
memberikan nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada
3.8.3 Confidentality
Kerahasian ini bukan tanpa alasan. Seringkali subjek penelitian menghendaki agar
dirinya tidak diekspos kepada khalayak ramai. Oleh karena itu, jawaban tanpa
30
nama dapat dipakai dan sangat dianjurkan subjek penelitian tidak menyebutkan
BAB 4
Pada bab ini akan diuraikan hasil studi kasus tentang pemberian terapi
Minum Susu Pada Lansia dengan Insomnia di Panti Griya Asih Kecamatan
23 Desember 2019 yang melibatkan dua orang subjek dari studi kasus ini
mengaplikasikan terapi minum susu pada lansia dengan insomnia yang diberikan
langsung kepada subjek peneliti selama enam kali selama satu minggu dengan
enam kali pertemuan. Berikut ini akan disajikan berturut – turut tentang gambaran
Desember 2019 di Panti Griya Asih Kecamatan Lawang Kabupaten Malang, yang
merupakan salah satu Panti yang terletak di Daerah Lawang Kabupaten Malang.
Di Panti tersebut terdapat 21 lansia, study kasus ini dipilih dua responden sebagai
subjek penelitian Subjek I (Ny. L) dan Subjek II (Ny. M). Kedua subjek study
kasus diberikan penjelasan tentang SOP terapi minum susu pada penderita
lembar informed consent. Peneliti melakukan kontrak waktu selama 6 hari. Subjek
studi kasus dikenalkan mengenai pemberian terapi minum susu terhadap lansia
dilakukan dalam 6 hari dengan 6 kali pemberian terapi minum susu. Dengan
susu.
Kristen bersuku Jawa. Subjek I tinggal bersama anaknya di Gresik Jalan Kalimas
Baru, Perak Utara, dan sekarang tinggal di Panti Griya Asih.Tanggal masuk 17
mengenai kualitas tidur. Sehingga saat pertama kali akan dilakukan terapi minum
Subjek study kasus kedua adalah Ny. M berusia 71 tahun beragama Kristen
pertama kali akan dilakukan terapi minum susu jumlah jam tidut Ny. M hanya 4
jam
33
pada malam hari, pada saat pagi hari badan terasa lemas, mudah lelah, sering
mengantuk atau menguap pada siang hari kepala terasa pusing, mata merah.
“Saya susah untuk tidur malam, sering terbangun pada malam hari saat terbangun
kemudian saat ditanya apakah semalam dapat tidur dengan nyenyak. Subjek
Hasil observasi yang dilakukan pada Subjek I dan II, yaitu Ny. L dan Ny.
M. Tabel 1.3 hasil observasi terapi minum susu pada Ny. L dan Ny. M dilakukan
di lembar observasi yang di buat peneliti dan dilakukan observasi pada tanggal 18
Kabupaten Malang.
Hasil observasi Subjek I dan Subjek II sebelum dilakukan Terapi Minim Susu di
lembar observasi yang dibuat peneliti.
Hasil observasi kualitas tidur Subjek I dan Subjek II setelah dilakukan Terapi
Minum Susu di lembar observasi yang dibuat peneliti.
Kamis, 19 Hasil dari data yang diberikan Hasil dari data yang diberikan
Desember responden semalam belum bisa responden semalam belum bisa
2019 tidur dengan nyenyak. Lama tidur dengan nyenyak. Lama
tidur 5 jam tidur 5 jam
Jumat, 20 Hasil dari data yang diberikan Hasil dari data yang diberikan
Desember responden semalam sudah bisa responden semalam sudah bisa
2019 tidur nyenyak, tidur mulai tidur nyenyak, tidur mulai pukul
pukul 22.00 dan bangun pukul 22.30 dan bangun pukul 03.30.
04.00. Lama tidur 6 jam Lama tidur 5 jam
Sabtu, 21 Hasil dari data yang diberikan Hasil dari data yang diberikan
Desember responden semalam tidurnya responden semalam tidurnya
2019 nyenyak dan tidak terbangun nyenyak dan tidak terbangun
pada malam hari. Tidur mulai pada malam hari. Tidur mulai
pukul 22.00 dan terbangun pukul 22.30 dan terbangun
pukul 04,00. Lama tidur 6 jam pukul 04.00. Lama tidur 5 jam
35
setengah
Minggu, 22 Hasil dari data yang diberikan Hasil dari data yang diberikan
Desember responden semalam tidurnya responden semalam tidurnya
2019 nyenyak, tidak terbangun pada nyenyak, tidak terbangun pada
malam hari. Tidur mulai pukul malam hari. Tidur mulai pukul
22.00 dan bangun pukul 04.00, 22.30 dan bangun pukul 04.00,
pagi hari badan terasa bugar. pagi hari badan terasa bugar.
Lama tidur 6 jam Lama tidur 5 jam setengah
Senin, 23 Hasil dari data yang diberikan Hasil dari data yang diberikan
Desember responden semalam tidurnya responden semalam tidurnya
2019 nyenyak, tidak terbangun pada nyenyak, tidak terbangun pada
malam hari. Tidur mulai pukul malam hari. Tidur mulai pukul
22.00 dan bangun pukul 04.00, 22.00 dan bangun pukul 04.00,
pagi hari badan terasa bugar pagi hari badan terasa bugar
tidak lemas. Lama tidur 6 jam tidak lemas. Lama tidur 6 jam
terapi minum susu, subjek mengalami kenaikan kualitas dan jumlah jam tidur
Berikut pembahasan hasil study kasus tentang pemberian susu pada lansia
susu dilakukan selama 6 hari dengan 5 kali pemberian susu sebelum tidur. Jadi
total pemberian susu 5 kali dalam 6 hari observasi. Lansia yang tinggal difasilitas
perawatan lebih rentan terhadap insomnia karena adanya perubahan pola tidur,
tidur) dalam tubuhnya. Salah satu precursor hormon melatonin adalah triptofan
yang merupakan salah satu dari 20 persen amino penyusunan protein yang bersifat
essensiel bagi tubuh (Sartono, 2007) yang dapat ditemukn pada susu. Menurut
36
Yuliarti (2008) susu merupakan bahan makanan yang memiliki daya cerna sangat
tinggi. Hampir 100% protein, karbohidrat dan lemak susu dapat diserap dan dapat
digunakan oleh tubuh manusia. Meskipun kandungan protein per 100 gram bahan
dalam susu tidak terlalu tinggi dibanding dengan daging, ikan, kacang-kacangan
namum protein susu mengandung semua asam amino essensiel yang sangat
bisa menyebabkn rasa nyaman dan kualitas tidur menjadi lebih baik.Hasil tersebut
sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Asmadi tahun 2008 yang menjelaskan
dapat meningkatkan kualitas tidur. Makanan yang tinggi protein seperti susu, keju,
daging dan ikan tuna karena protein yang terkandung dalam makanan tersebut
Dari hasil penelitian pada Ny. L didapatkan hasil setelah meminum susu
sebelum tidur memiliki kualitas tidur yang baik. Peneliti berpendapat bahwa susu
pada susu itu sendiri. Susu memiliki kandungan trytophan yang bisa memperbaiki
kualitas tidur. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Girisonta (2009)
yang menjelaskan bahwa susu yang merupakan hasil olahan susu segar yang kadar
lemak dikurangi dan kadar protein ditambahkan. Protein susu merupakan asam
amino yang didalamya terkandung triptofan sehingga memiliki reaksi yang sangat
Dari hasil penelitian minum susu sebanyak 250 ml memiliki kualitas tidur
yang lebih baik. Peneliti berpendapat semakin banyak jumlah susu yang diminum
maka akan semakin baik terhadap pengaruh kualitas tidur karena zat yang terserap
37
oleh tubuh juga semakin banyak sehingga tidur menjadi lebih lelap. Hal ini sesuai
mengonsumsi satu gelas susu secara rutin dapat memberikan manfaat bagi
meletonin. Melatonin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pineal pada
malam hari. Kehadiran melatonin akan membuat kita merasa mengantuk dan
kemudian tubuh bisa beristirahat dengan baik. Melatonin juga dikenal karena
aktivitasnya yang berperan mengatur jam biologis tubuh dan memicu proses tidur
yang kebih nyenyak. Susu yang mengandung banyak asam amino trytophan yang
selama 6 jam dalam semalaman. Menurut peneliti hal ini dikarenakan efek minum
susu sebelum ataupun bukan menejelang tidur secara rutin dapat meningkatkan
jumlah jam tidur lansia tersebut. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Harliana (2011) yang bejudul pengaruh susu terhadap susu yang
kualitas dan kuantitas tidur. Kecepatan metabolisme tubuh dan ketegangan pikiran
harus dirilekskan sebelum tidur.Susu dapat menimbulkan efek rileks dan nyaman
molekul dalam susu dan merupakan reaksi yang terjadi dalam tubuh akibat asupan
susu tersebut.
38
maka kualitas tidur juga akan menurun. Responden yang memiliki sedikit
aktivitas mempunyai kualitas tidur yang baik dan memiliki emosi yang stabil
sehingga kualitas tidur menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Aziz (2009) yang menyatakan bahwa kondisi tubuh yang lebih
lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang yaitu semakin lelah seseorang
maka semakin pendek siklus tidur yang dialaminya. Kondisi emosional seperti
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
memahami kualitas tidur lansia yang minum susu dan sebagai bahan untuk
literatur selanjutnya.
tidur mereka. Sehingga kualitas tidur mereka bisa meningkat salah satunya dengan
awal untuk penelitian selanjutnya. Peneliti lainya dapat meneliti faktor lain yang
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L, 2011. Keperawatan Lanjut Usia, Jakarta : CV, Tranas Info Medika
Lampiran 1
43
Lampiran 2
B. Tahapkerja:
1. Cucitangan
2. Jelaskanprosedur yang akandilakukan.
3. Kajikondisipasien
4. Bantu untukmeminumkannya
5. Catatperubahan, reaksiterhadappemberian,
danevaluasiresponpasien
6. Cucitangan
C. Tahap terminasi :
1. Evaluasiresponklien
2. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Membersihkan peralatan
44
Lampiran 3
INFORMASI PENELITIAN
45
Kepada Yth
Responden Penelitian
Di Tempat
Lampiran 4
“Study Kasus Pemberian Susu Pada Lansia Dengan Insomnia Di Panti Griya
Asih Kecamatan Lawang Kabupaten Malang”
Untuk maksud diatas, maka kami mohon kepada Bapak/Ibu untuk menjadi
responden dalam penelitian ini.
Peneliti
Lampiran 5
47
48
Lampiran 6
49
Lampiran 7
LEMBAR KUISIONER
Data Responden
Nama : Ny. L
Usia : 76 tahun
Petunjuk menjawab
Pilih jawaban pada kolom yang tersedia dengan cara memberi tanda centang (√).
1 Apakah anda √
kesulitan untuk
memulai tidur
2 Apakah anda tiba-tiba √
terbangun pada
malam hari
3 Apakah anda bisa √
terbangun lebih
awal/dini hari
4 Apakah anda merasa √
mengantuk pada siang
hari
5 Apakah anda merasa √
sakit kepala pada
siang hari
6 Apakah anda merasa √
kurang puas dengan
tidur anda
7 Apakah anda gelisah √
saat tidur
8 Apalah anda √
mendapat mimpi
buruk
50
LEMBAR KUISIONER
Data Responden
Nama : Ny. M
Usia : 71 tahun
Petunjuk menjawab
Pilih jawaban pada kolom yang tersedia dengan cara memberi tanda centang (√).
1 Apakah anda √
kesulitan untuk
memulai tidur
2 Apakah anda tiba-tiba √
terbangun pada
malam hari
3 Apakah anda bisa √
terbangun lebih
awal/dini hari
4 Apakah anda merasa √
mengantuk pada siang
hari
5 Apakah anda merasa √
sakit kepala pada
siang hari
6 Apakah anda merasa √
kurang puas dengan
tidur anda
7 Apakah anda gelisah √
saat tidur
8 Apalah anda √
mendapat mimpi
buruk
9 Apakah badan anda √
merasa lemah, letih,
kurang tenaga setelah
tidur
52
Lampiran 8