Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Administrasi Perkantoran (SNPAP) 2018

27 Oktober 2018, Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP UNS

Peranan Sistem Paperless Office


Dalam Mendukung Upaya Otomatisasi Kantor Pemerintahan
(Studi Kasus di Kantor Dinas Kebudayaan Kota Surakarta)

Galih Aji Prasetya1, Wiedy Murtini2, dan Patni Ninghardjanti3


1,2,3
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Email: galihaprasetya24@gmail.com

ABSTRAK
Bahasan paperless office merupakan materi yang menarik bagi peneliti. Masalah utama yang diteliti
adalah sejauh mana paperless office ini diterapkan di instansi pemerintahan. Kemudian tujuan
penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pelaksanaan paperless office, masalah yang terjadi, dan
solusi di instansi pemerintahan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Sumber data yang digunakan adalah informan, tempat dan peristiwa, serta
dokumen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball
sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Teknik uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan tringulasi teknik. Teknik
analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Kesimpulan yang didapat dari penelitian
ini adalah : (1) Pelaksanaan sistem paperless office dalam ruang lingkup administrasi dilaksanakan
dalam beberapa proses, yakni: (a) Proses menghimpun memanfaatkan telepon dalam mencari
informasi; (b) Aplikasi SIMARDI yang digunakan untuk pencatatan dokumen; (c) Google Drive dan
sistem cashless untuk kegiatan mengolah; (d) Pemanfaatan google drive dalam kegiatan
menggandakan; (e) Google Drive untuk kegiatan distribusi dokumen; (f) Penyimpanan dokumen
secara online dan offline; (g) Beberapa alat yang digunakan dalam menunjang penggunaan sistem
paperless office yaitu komputer, mesin scan, printer, dan aplikasi lainnya. (2) Terdapat hambatan yang
menyebabkan sistem paperless office tidak berjalan lancar, yakni: (a) Kemampuan dan kemauan
SDM; (b) Kurangnya pemahaman sistem paperless office; (c) Kerusakan sarana dan prasarana di
Dinas Kebudayaan Kota Surakarta. (3) Upaya mengatasi hambatan-hambatan sistem paperless office,
yakni: (a) Pelatihan keterampilan yang ditujukan kepada para pegawai untuk meningkatkan
kemampuan penguasaan teknologi perkantoran modern. (b) Mahasiswa magang dan pegawai muda
yang membantu dalam pelaksanaan sistem paperless office. (c) Diadakan perencanaan anggaran yang
berguna untuk pemeliharaan sarana dan prasarana yang menunjang sistem paperless office.
Kata Kunci: Sistem Paperless Office, Peran, Dinas Kebudayaan Kota Surakarta

PENDAHULUAN dalam melakukan kegiatan sehari-hari, contoh


pada saat sebelum globalisasi, proses
Dewasa ini perkembangan teknologi
komunikasi dilakukan sangat lama dan tidak
semakin berkembang pesat, tidak hanya dari
efisien seperti ketika seseorang ingin
satu sisi saja tetapi hampir dari seluruh sisi
menyampaikan informasi dengan orang lain
kehidupan mengalami perkembangan
yang berada di jarak yang jauh, dulu masih
teknologi. Hal itulah yang menyebabkan
menggunakan surat yang proses
munculnya globalisasi, dimana globalisasi
pengirimannya tergantung jauh tidaknya jarak
merupakan proses integrasi internasional
pengiriman, semakin jauh orang yang ingin
karena terjadi beberapa pertukaran pandangan
berkomunikasi maka semakin lama pula
mengenai aspek-aspek kebudayaan.
proses yang dibutuhkan. Namun setelah
Perkembangan teknologi (telekomunikasi,
adanya globalisasi yang memicu
internet) dan transportasi juga menjadi salah
perkembangan teknologi, proses komunikasi
satu faktor pendukung terjadinya globalisasi,
dapat dilakukan dengan mudah, bahkan tidak
pada kenyataanya globalisasi menjadikan
hanya dengan surat, tetapi juga bisa
keseluruhan aktivitas manusia menjadi
mendengar suara langsung dari orang yang
berjalan lebih cepat, karena memang
ingin dihubungi dengan cara telepon, bahkan
kecepatan itulah yang diinginkan manusia

ISBN 978-602-73280-1-3 113 www.snpap.fkip.uns.ac.id


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Administrasi Perkantoran (SNPAP) 2018
27 Oktober 2018, Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP UNS

dapat mengetahui kondisi orang yang Untuk mencari solusi terhadap permasalahan
dihubungi melalui video call contohnya. yang terjadi di kantor Dinas Kebudayaan
Sistem e-government yaitu sistem Surakarta berkaitan dengan sistem paperless
pemerintahan elektronik yang semuanya office.
sudah terintegrasi secara modern sehingga Paperless adalah mengurangi pemakaian
menjadi jawaban atas perubahan lingkungan kertas bukan meniadakan pemakaian kertas
strategik yang menuntut administrasi negara sama sekali. Jadi diharapkan kiranya konsep
yang efisien, efektif, berorientasi pada publik Paperless tidak diterjemahkan dengan arti
dan transparan. Sistem e-government inilah “Bebas Kertas”. Karena hampir tidak
yang nantinya menjadi jembatan agar mungkin bagi sebuah kantor untuk tidak
terwujudnya suatu kepemerintahan yang baik, menggunakan kertas dalam menjalankan
e-government yang sering digunakan dalam tugas administrasi perkantorannya. Konsep
instansi pemerintahan disebut juga e-office ini merupakan hasil pemikiran yang muncul
yang biasa disebut kantor elektronik. Namun selain sebagai akibat berkembangnya
dalam pengamatan oleh peneliti, pada teknologi informasi dan komputer juga
praktiknya terdapat beberapa hal yang tidak merupakan sebuah solusi untuk mengurangi
semuanya dijalankan dalam konsep e-office penggunaan filling kabinet sebagai tempat
salah satunya adalah penerapan sistem penyimpanan arsip dan merupakan pekerjaan
paperless office. Paperless office merupakan yang memakan waktu terlalu lama (Afeanpah,
suatu sistem yang diciptakan untuk 2009).
mengelelola sistem administrasi. Filosofinya Manfaat penerapan sistem paperless
adalah menggunakan sesedikit mungkin office menurut Kissel, J (2011;12), yaitu: “a)
kertas dan digitalisasi dokumen. Manfaatnya Reduce Clutter (Mengurangi
adalah meningkatkan produktivitas, hemat kekusutan/penyacatan dokumen). b) Save
biaya, efisien tempat dan mengurangi dampak Time and Effort (Hemat waktu dan tenaga). c)
lingkungan. Pemakaian sistem paperless Save Money (Hemat biaya). d) Search
office turut mendukung pula program Everything (Memudahkan pencarian
otomatisasi kantor yaitu rencana untuk dokumen). e) Share Document Easily
menggabungkan teknologi tinggi melalui (Berbagi dokumen dengan mudah). f) Back
perbaikan proses pelaksanaan pekerjaan demi Up Physical Document (Mencadangkan
meningkatkan produktifitas pekerjaan. Sistem dokumen fisik). g) Save The Planet
paperless office memanfaatkan teknologi (Mengurangi Pencemaran).”
perkantoran yang terbaru guna mengurangi Berdasarkan artikel penelitian Susilawati
penggunaan kertas pada sebuah instansi, tahun 2014 dari jurnal Strategi Paperless
sehingga keduanya memiliki hubungan yang Office di STIE NUSA MEGARKENCANA
memiliki timbal balik positif. terdapat beberapa langkah yang diperlukan
Berdasarkan pada latar belakang dalam merealisasikan paperless office dengan
masalah diatas maka peneliti merumuskan baik yaitu melalui: “a) Aspek SDM
masalah sebagai berikut: (1) Bagaimanakah (Pengguna). b) Aspek Dokumen. c) Aspek
pelaksanaan sistem paperless office di kantor Sistem Aplikasi. d) Aspek Sosialisasi. e)
Dinas Kebudayaan Kota Surakarta. (2) Aspek Sarana Pendukungnya. f) Aspek
Masalah apa saja yang terjadi mengenai Komunikasi.”
sistem paperless office di kantor Dinas
Kebudayaan Kota Surakarta. (3) METODE PENELITIAN
Bagaimanakah solusi yang tepat untuk
. Lokasi yang diambil untuk penelitian
mengatasi masalah sistem paperless office di
ini adalah Dinas Kebudayaan Kota Surakarta
kantor Dinas Kebudayaan Kota Surakarta.
yang beralamatkan di Jalan Yosodipuro
Berdasarkan rumusan masalah yang telah
Nomor 164 Kota Surakarta. Metode yang
peneliti kemukakan diatas, maka tujuan dari
digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian ini adalah: (1)Untuk mengetahui
deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif
pelaksanaan paperless office di kantor Dinas
menurut Moleong (2007:6) adalah penelitian
Kebudayaan kota Surakarta. (2) Untuk
yang bermaksud untuk memahami fenomena
mengetahui masalah apa saja yang terjadi di
tentang apa yang dialami oleh subjek
kantor Dinas Kebudayaan Kota Surakarta
penelitian misalnya perilaku, persepsi,
berkaitan dengan sistem paperless office. (3)

ISBN 978-602-73280-1-3 114 www.snpap.fkip.uns.ac.id


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Administrasi Perkantoran (SNPAP) 2018
27 Oktober 2018, Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP UNS

motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan interaktif. Teknik ini bertujuan untuk
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- memecahkan masalah yang ada dan
kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus mengembangkan teori-teori yang
yang alamiah dan dengan memanfaatkan mendasarinya. Adapun langkah-langkah di
berbagai metode alamiah. Dalam penelitian dalam analisis interaktif yaitu Pengumpulan
ini peneliti menggunakan pendekatan data, Reduksi data, Penyajian data, Penarikan
penelitian studi kasus. Studi kasus adalah simpulan.
suatu penelitian yang diarahkan untuk
menghimpun data, mengambil makna, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
memperoleh pemahaman dari kasus tersebut. A. Penerapan Sistem Paperless Office
Sumber data dalam penelitian ini meliputi Selanjutnya adalah pembahasan mengenai
informan, aktivitas, lokasi penelitian, serta contoh-contoh penerapan sistem paperless
dokumen. Informan merupakan orang yang office, di mana menurut Carter (2008) dalam
memberikan informasi atau disebut juga artikelnya The Paperless Office (Fact or
objek yang diteliti. Informan dalam penelitian Fiction) terdapat langkah-langkah melakukan
ini antara lain, Kepala Dinas Kebudayaan sistem paperless office, yaitu:
Kota Surakarta, Kepala Bagian Sekretariat
Dinas Kebudayaan Kota Surakarta, tiga staff 1. Melakukan Scanning Dokumen
dari berbagai bidang, dan satu staff bagian Salah satu penerapan paperless office
sekretariat. Tempat dan peristiwa dalam adalah dengan memakai proses scanning.
penelitian ini digunakan sebagai sumber data Tindakan ini merupakan cara untuk
karena dalam pengamatan harus sesuai menggandakan atau menduplikasi arsip
dengan situasi sosial yang melibatkan tempat, tanpa memakai kertas, yang nantinya akan
pelaku dan aktivitas. Tempat yang dimaksud menghasilkan arsip berbentuk digital.
disini adalah Dinas Kebudayaan Kota Proses ini memanfaatkan mesin scanner
Surakarta. Sedangkan peristiwa yang diteliti yang biasanya seperangkat dengann mesin
adalah kegiatan kantor yang berkaitan dengan printer pada komputer.
sistem paperless office. Berdasarkan hasil observasi di Dinas
Teknik sampling yang digunakan dalam Kebudayaan dan wawancara terkait hal ini
penelitian ini adalah purposive sampling adalah langkah penggunaan mesin scan
dimana peneliti tidak menekankan pada untuk menyimpan dokumen secara digital
jumlah sampel melainkan pada kualitas (mencadangkan) telah dilaksanakan
informasi yang dapat diperoleh. Selain itu, dengan baik. Selain dari wawancara dan
peneliti juga menggunakan teknik snowball observasi, hal ini juga terbukti saat
sampling untuk menentukan jumlah informan peneliti melakukan kegiatan magang di
yang dijadikan sumber data. Menurut instansi tersebut, peneliti pernah secara
Sugiyono (2013: 125). Snowball sampling langsung melakukan proses scanning ini.
adalah teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian membesar”. 2. Menentukan Sistem Manajemen Dokumen
Teknik pengumpulan data yang digunakan yang Tepat
adalah observasi, wawancara, dokumentasi. Penggunaan mesin scan (scanner)
Teknik pemeriksaan keabsahan data untuk mengurangi penggunaan kertas
yang digunakan adalah triangulasi sumber dapat dibantu dengan aplikasi manajemen
dan metode. Triangulasi dengan sumber dokumen sehingga dokumen yang
berarti membandingkan dan mengecek balik diarsipkan secara digital mampu tersimpan
derajat kepercayaan suatu informasi yang dengan tepat dan mudah untuk diakses
diperoleh melalui wawancara antara informan kembali sewaktu-waktu. Dinas
satu dengan informan yang lain. Sedangkan Kebudayaan sudah memanfaatkan sistem
triangulasi dengan metode dilakukan dengan komputer dengan mencadangkan
jalan membandingkan data hasil wawancara dokumen melalui proses scanning di awal,
dengan data yang diperoleh dari hasil kemudian dilanjutkan proses penyimpanan
pengamatan (observasi) serta data dari dengan meng-copy dokumen menjadi data
dokumentasi. digital, penyimpanan tidak hanya
Teknik analisis data yang digunakan menggunakan sistem offline namun
dalam penelitian ini adalah teknik analisis

ISBN 978-602-73280-1-3 115 www.snpap.fkip.uns.ac.id


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Administrasi Perkantoran (SNPAP) 2018
27 Oktober 2018, Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP UNS

diimbangi pula dengan sistem online salah membantu scanning dokumen, serta
satunya adalah penggunaan aplikasi pemanfaatan aplikasi Google Drive yang
Google Drive. berguna untuk membantu
pengorganisasian dokumen.
3. Penggunaan Fax Online
Penggunaan fax online dilakukan jika B. Manfaat Paperless Office
ingin mengirim dokumen tanpa perlu Berdasarkan teori Kissel, J (2011:12) yang
menggunakan kertas seperti mesin fax terdapat dalam bukunya “Take Control of
pada umumnya. Akan tetapi, pada Your Paperless Office”, terdapat 7
observasi yang dilakukan di Dinas keuntungan apabila sebuah kantor
Kebudayaan Kota Surakarta, penggunaan menggunakan konsep tersebut, yakni:
fax online masih belum dilakukan.
1. Reduce Clutter (Mengurangi
4. Penggunaan Mesin Dikte Digital kekusutan/penyacatan dokumen)
Ketika karyawan menerima pesan Dilihat dari hasil obserrvasi dan
namun pesan tersebut berbentuk suara dan wawancara yang dilakukan di Dinas
harus ditulis, maka tidak perlu Kebudayaan, telah menunjukan bahwa
menggunakan metode lama dengan cara manfaat yang didapat telah sesuai dengan
mendengarkan dan menulis melalui kertas. teori, yaitu mengurangi penyacatan
Apabila sistem yang digunakan adalah dokumen. Hal ini dapat diketahui dari
sistem paperless, maka hal ini bisa penjelasan beberapa informan yang
dilakukan menggunakan mesin dikte menitikberatkan pada pencadangan
digital, sehingga suara yang terdengar dokumen sehingga dokumen menjadi
akan langsung masuk, terdikte, dan tertulis lebih aman.
secara otomatis. Teknologi mesin dikte
digital masih belum terimplementasi di 2. Save Time and Effort (Hemat waktu dan
Dinas Kebudayaan. tenaga)
Keuntungan selanjutnya yaitu
5. Rekomendasi Hardware dan Software menghemat waktu dan tenaga. Contohnya
Berdasarkan observasi dan tanya jawab adalah ketika melakukan penggandaan
yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dokumen, pasti memakan waktu dan
Dinas Kebudayaan sudah memiliki standar tenaga. Pada saat melakukan pencarian
hardware yang cukup memadai. Hanya dokumen dengan sistem lama tentu
saja, mungkin jumlahnya perlu untuk menghabiskan waktu dan tenaga pula.
ditambah agar lebih optimal. Terdapat Maka dari itu, sistem online yang
laptop yang merupakan bantuan dari mendukung paperless office hadir guna
pemerintah yang memiliki spesifikasi meminimalisasi pemakaian waktu dan
minimal memiliki RAM sebesar 4Gb, tenaga pada sebuah perusahaan atau
kemudian untuk prosesor juga dibekali instansi.
prosesor minimal Intel Core i5, lalu untuk
perangkat komputer, setiap bagian 3. Save Money (Hemat biaya)
minimal memiliki 1 buah komputer. Penggunaan sistem paperless office
Selanjutnya, untuk printer dan scanner, di membuat biaya dalam sebuah perusahaan
Dinas Kebudayaan memiliki satu buah bisa dikurangi. Sebut saja ketika sebuah
printer sekaligus scanner di setiap bagian, perusahaan memiliki sistem penyimpanan
dan sudah memenuhi standar untuk yang masih menggunakan metode lama,
sebuah perkantoran. tentu biaya yang diperlukan cukup banyak.
Sementara itu, untuk pemakaian Contohnya adalah untuk pembelian lemari
aplikasi yang berada di Dinas Kebudayaan penyimpanan dan pembelian alat lainnya.
Kota Surakarta, berdasarkan hasil
observasi dan wawancara, penggunaannya 4. Search Everything (Memudahkan
masih standar dengan memanfaatkan pencarian dokumen)
aplikasi komputer bawaan seperti Manfaat dalam memudahkan pencarian
Microsoft Word, Microsoft Powerpoint, dokumen sangat dirasakan terutama pada
Microsoft Excel, dan Paint dalam bagian sekretariat Dinas Kebudayaan Kota

ISBN 978-602-73280-1-3 116 www.snpap.fkip.uns.ac.id


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Administrasi Perkantoran (SNPAP) 2018
27 Oktober 2018, Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP UNS

Surakarta yang sering bahkan setiap hari mendukung terciptanya sistem paperless
menerima dokumen. Berdasarkan hasil office:
wawancara, dapat disimpulkan bahwa
dalam melakukan pencarian dokumen 1. Kemampuan SDM
lebih mudah dilakukan dengan sistem Susilawati (2014) dalam artikel yang
komputer yang menggunakan berjudul Strategi Paperless Office di STIE
pencadangan dokumen menjadi softfile NUSA MEGARKENCANA menjelaskan
dan didukung dengan aplikasi SIMARDI. bahwa kemampuan SDM dalam
menerapkan sistem paperless office akan
5. Share Document Easily (Berbagi dokumen mempengaruhi hasil kinerja sebuah kantor.
dengan mudah) Hal ini bisa dilihat pada observasi dan
Manfaat tersebut sudah dirasakan di wawancara yang telah dilakukan, bahwa
Dinas Kebudayaan Kota Surakarta. ada beberapa pegawai yang dinyatakan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, masih kurang dalam menguasai sistem
bahwa pembagian dokumen dilakukan tersebut, terutama dalam menguasai
menggunakan sistem offline dan online komputer.
sehingga ketika dokumen akan di-share 2. Kurangnya Pemahaman Hemat Kertas
bisa menggunakan sistem komputer Pemahaman akan penghematan kertas
dengan memindahkan data menggunakan dirasa perlu, sebab banyak manfaat yang
alat penyimpanan berupa flashdisk bisa didapat ketika rutin menghemat
ataupun hardisk maupun secara online, kertas. Pada Dinas Kebudayaan ini, siklus
dengan memberikan link file yang dituju penggunaan kertas sangat tinggi ketika
dengan memanfaatkan aplikasi Google awal tahun dan akhir tahun, serta saat ada
Drive. acara kebudayaan di Kota Surakarta.
Penyebab lain selain dari siklus
6. Back Up Physical Document penggunaan kertas adalah karena di Dinas
(Mencadangkan dokumen fisik) Kebudayaan tidak terdapat aturan untuk
Manfaat ini sudah dirasakan oleh para pembatasan kertas.
pegawai di Dinas Kebudayaan Kota
Surakarta. Hal ini diketahui dari dari hasil 3. Kerusakan Saran dan Prasarana
pengamatan dan penjelasan informan A Berdasarkan penjelasan Susilawati
bidang Sekretariat yang menyatakan (2014) dalam artikel Strategi Paperless
bahwa dahulu, sistem manajemennya Office di STIE NUSA
masih manual, sementara penyimpanan MEGARKENCANA, disebutkan bahwa
secara digital disimpan di dalam PC saja, aspek sistem dan sarana pendukung
tidak melalui tambahan aplikasi lain. menjadi hal yang wajib dipenuhi dalam
menjalankan sistem paperless office. Akan
7. Save The Planet (Mengurangi tetapi, pada realitanya di Dinas
Pencemaran) Kebudayaan Kota Surakarta kerusakan
Minimalisasi penggunaan kertas dalam sarana dan prasaran masih dianggap hal
kegiatan perkantoran bisa membantu kita yang biasa. Berdasarkan penjelasan dari
dalam usaha mengurangi pencemaran informan kerusakan sarana dan prasarana
lingkungan dan mengurangi risiko global ini erat kaitannya pada jumlah anggaran.
warming. Adanya kesadaran diri para
pegawai Dinas Kebudayaan untuk D. Solusi atas masalah penggunaan
menjaga lingkungan adala dengan teknologi modern dalam rangka
melakukan pemakaian kertas tidak mendukung terciptanya sistem
terpakai (reuse). paperless office
Berdasarkan uraian masalah di atas, ada
C. Masalah Dalam Penggunaan Teknologi beberapa solusi yang diberikan untuk
Kantor Modern mengatasi masalah tersebut. Pertama,
Berikut adalah masalah yang dihadapi meningkatkan kemampuan pegawai Dinas
Dinas Kebudayaan dalam menggunakan Kebudayaan dengan mengikuti pelatihan-
teknologi kantor modern dalam rangka pelatihan oleh Pemerintah Kota untuk lebih
menguasai teknologi perkantoran modern.

ISBN 978-602-73280-1-3 117 www.snpap.fkip.uns.ac.id


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Administrasi Perkantoran (SNPAP) 2018
27 Oktober 2018, Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran FKIP UNS

Kedua, meningkatkan pemahaman hemat Sastra dan. Fakultas Ilmu Pengetahuan


kertas dengan kehadiran mahasiswa magang Budaya Universitas Indonesia.
serta pegawai muda yang aktif membantu. [4] Carter, Gary J. 2008. The Paperless
Kehadiran para mahasiswa magang dirasa Office (Fact or Fiction). Vancouver:
sangat membantu, apalagi ketika terdapat British Columbia Publishing.
pegawai yang masih kurang dalam memiliki [5] FKIP UNS. 2015. Pedoman Penulisan
pengetahuan tentang sistem paperless office Skripsi. Surakarta: UNS Press
dan penggunaan teknologi modern. [6] Jimenez, O, Galindo, Z & Alvarez,V.
Selanjutnya, untuk masalah kerusakan sarana 2015. Paperless Office : A New
prasarana, Dinas Kebudayaan perlu untuk Proposal of Organizations, 1690-4524,
lebih fokus dalam mengantisipasi kerusakan 47-55
alat-alat kantor, sebab dalam rangka [7] Kissel, Joe. 2011. Take Control Of Your
mengatasi kerusakan sarana dan prasarana ini, Paperless Office. New York: TidBITS
tahap yang dilakukan masih sebatas Publishing.
pengajuan anggaran yang baru. Para pegawai [8] Koentjaraningrat. 1993. Metode-metode
sudah mengadakan rapat atau diskusi dalam Penelitian Masyarakat. Jakarta : PT.
rangka pengajuan anggaran kepada Gramedia. Pustaka Utama.
pemerintah kota berkaitan dengan [9] Kusuma, S.T. 1987. Psiko Diagnostik.
pemeliharaan alat-alat kantor yang ada. Yogyakarta: SGPLB Negeri Yogyakarta.
[10] Miles, M. B., & Huberman, A. M. 1984.
KESIMPULAN Qualitative Data Analysis. London: Sage.
[11] Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi
Sistem paperless office telah Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
terimplementasi dalam beberapa ruang Remaja Rosdakarya Offset.
lingkup administrasi di Dinas Kebudayaan [12] Raymond McLeod, Jr. 2001. Sistem
Kota Surakarta. Implementasi ini meliputi Informasi Edisi 7 Jilid 2. Jakarta :
kegiatan menghimpun yang dalam kegiatan Prenhallindo.
administrasinya sehari-hari telah [13] Sandhu, U & Seth, R. 2014. Paperless
memanfaatkan teknologi kantor yang modern Office : A New Name to Technology,
guna menunjang pekerjaan. Selanjutnya IJMBS, 2230-9519, 34-36
adalah kegiatan mencatat yang telah [14] Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya
menggunakan sistem konvensional dan Manusia dan Produktivitas Kerja.
bantuan aplikasi SIMARDI. Sementara itu, Bandung: Mandar Maju.
kegiatan mengolah telah memanfaatkan [15] Sugiyono. 2001. Metode Penelitian
beberapa teknologi aplikasi modern, seperti Administrasi. Bandung: Alfabeta
sistem Google Drive, sistem cashless dan Bandung.
lainnya. Proses menggandakan dokumen di [16] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Dinas Kebudayaan dilakukan dengan softfile Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(tanpa kertas) dan hardfile (dengan kertas). Bandung : Alfabeta.
Selanjutnya, kegiatan distribusi dokumen [17] Susilawati, Rini. 2014. Strategi
antar internal kantor seperti pengisian biodata Paperless Office di STIE NUSA
pegawai dan e-filing sudah dilakukan dengan MEGARKENCANA. Strategi Paperless
cara memanfaatkan aplikasi Google Drive. Office, ISSN 1411-3.Fang, Z. 2002. E-
Terakhir, kegiatan menyimpan dokumen telah government in digital era: concept,
memanfaatkan teknologi modern yang ada. practice, and development. International
Journal of The Computer, The Internet
DAFTAR PUSTAKA and Management, Vol. 10, No. 2, 2002,
[1] Arikunto, S. 2010. Prosedur p 1-22.
Penelitian : Suatu Pendekatan
Praktik. (Edisi.Revisi), Jakarta : Rineka
Cipta
[2] Azhar, Susanto. 2004. Sistem Informasi
Manajemen.Linggar Jaya: Bandung.
[3] Basuki, Sulistyo. 2006. Metode
Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya

ISBN 978-602-73280-1-3 118 www.snpap.fkip.uns.ac.id

Anda mungkin juga menyukai