Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang bahasa, manusia memang memerlukan bahasa dalam


berkomunikasi. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulis.
Artinya bahwa bahasa adalah suatu alat untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan kemauan yang murni manusiawi, dengan pertolongan sistem lambang-
lambang yang diciptakan dengan sengaja. Penyampaian informasi atau pesan
tersebut tentunya dengan menggunakan kata. Maka, agar pesan yang disampaikan
oleh penutur dapat diterima oleh penerima hendaknya perlu memerhatikan
penyusunan kata dengan baik.

Media masa merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan suatu


pikiran, salah satunya adalah koran. Penulisan koran hendaknya memerhatikan
penulisan kata atau morfem sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengetikan.

Koran yang dianalisis, ternyata redaksi yang bersangkutan yaitu Sinar Pagi Baru,
edisi 16 November 2015. Tidak terlepas dari kesalahan-kesalahan pembentukan
kata atau tataran morfologi.

b. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diadakan rumusan masalah sebagai


berikut:
Bagaimana bentuk kesalahan yang terdapat pada koran Sinar Pagi Baru edisi 16
November 2016 tersebut?

Seperti apakah pembetulan yang seharusnya dilakukan pada koran Sinar Pagi
Baru edisi 16 November 2016  tersebut?

c. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat diadakan tujuan analisis sebagai


berikut:

a. Mengetahui bagaimana bentuk kesalahan yang terdapat pada koran Sinar Pagi
Baru edisi 16 November 2016.

b .Mengetahui pembetulan yang seharusnya dilakukan oleh koran Sinar Pagi


Baru.

d. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
teknik simak dan mencatat.

Muh. Nazir, metode deskriptif data diartikan sebagai suatu metode dalam meneliti
status manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta. Sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Muh. Nazir 1983:63).

Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa "metode penelitian deskriptif adalah


metode penelitian yang bertujuan membuat pencandraan secara sistematis,
faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi ataudaerah
tertentu". (Sumardi Suryabrata, 1983:18)
e. Landasan Teori

Ragam tulis maupun ragam lisan dapat terjadi kesalahan dalam pembentuan kata
atau atatran morfologi. Kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi antara lain:
penghilangan afiks, bunyi yang harus diluluhkan teteapi tidak diluluhkan,
peluluhan bunyi yang sesungguhnya tidak diluluhkan, penggantian morf,
penyingkatan morf mem-, men-, meny-, meng-,pemakaian afiks yang tidak tepat,
pemakaian afiks yang tidak tepat pada gabungan kata, dan pengulangan kata yang
tidak tepat.

Bunyi yang seharusnya diluluhkan tidak diluluhkan

Sering kita jumpai kata dasar yang berfonem awal /k/, /p/, /s/,atau  /t/ tidak
diluluhkan saat mendapar prefiks meng-, atau peng-. Sesuai dengan kaidah
morfologi. Kata dasar yang berfonem awal /k/, /p/, /s/,atau  /t/ luluh menjadi bunyi
sengau, yakni /s/ menjadi /ny/, /t/ menjadi /n/, /k/ menjadi /ng/, dan /p/ menjadi
/m/.

Pembentukan kata depan yang tidak tepat

Kata di menunjukkan tempat banyak dijumpai salah penempatannya. Seharusnya


di- mempunyai spasi apabila menunjukkan tempat.

Hasil dan Pembahasan

SDN Grenjeng kota Cirebon, Tiadakan Upacara Bendera

Berikut ini adalah analisis artikel SDN Grenjeng kota Cirebon, Tiadakan Upacara
Bendera yang akan dibahas setiap paragraf, dimulai dari pembahasan judul.

Analisis
Judul:

SDN Grenjeng kota Cirebon, Tiadakan Upacara Bendera

Kesalahan: 

Terdapat kata tiadakan, penggunaan kata yang tidak baku dalam sebuah judul
artikel.

Pembetulan:

SDN Grenjeng kota Cirebon, Meniadakan Upacara Bendera

Paragraf pertama

"Mulai tahun ini kita minta seluruh sekolah melaksanakan upacara tiap hari Senin,
kepala sekolah harus memberikan arahan setiap pekan."

Analisis:

Kesalahan:

Kata minta sebaiknya diganti dengan meminta, supaya baku.

Kata tiap sebaiknya diganti dengan setiap.

Pembetulan:

"Mulai tahun ini kita meminta seluruh sekolah melaksanakan upacara bendera
setiap hari Senin. Kepala sekolah harus memberikan arahan setiap pekan."

Paragraf ketiga:
Salah satu guru yang bernama Eman, mengatakan selaku dirinya perwakilan guru
kaget, kenapa tempat pembangunan proyek di lapangan upacara.

Analisis:

Kesalahan:

Selaku dirinya sebaiknya diganti dengan dirinya selaku.

Kenapa sebaiknya diganti dengan mengapa

Permbetulan:

Salah satu guru yang bernama Eman, mengatakan dirinya selaku perwakilan guru
kaget, mengapa tempat pembangunan proyek di lapangan upacara.

Paragraf keempat:

H Bram sendiri hanya menerima upah gaji kerja semua tenaga kerja(tukang) dari
H Bram.

Analisis:

Kesalahan:

Upah gaji diganti dengan upah. Karena Jika ditulis keduanya akan menimbulkan
pemborosan kata.

H Bram diberi tanda titik menjadi H. Bram. Karena, merupakan singkatan kata
haji.

Pembetulan:
H. Bram sendiri menerima upah kerja semua tenaga kerja(tukang)[...]

Paragraf kelima:

[...] karena ada lahan kosong di jejeran kelas(pojok) tapi setelah lihat gambar
berbeda.

Kesalahan:

Terdapat kata lihat sebaiknya diganti dengan melihat, supaya baku.

Perbaikan:

[...] karena ada lahan kosong di jejeran kelas(pojok) tapi setelah melihat gambar
berbeda.

Paragraf ketujuh:

"Bagi penilaian saya hanya selalu mencari akal akalan saja agar anggaran sarana
prasarana selalu meningkat di setiap tahunya, masa kota cirebon hanya 5
kecamatan tingkat pembangunanya[...]"

Kesalahan:

Terdapat kata bagi yang seharusnya menggunakan kata menurut.

Kata hanya selalu sebaiknya diganti dengan selalu.

Akal akalan sebaiknya akal-akalan.

Tahunya seharusnya menggunakan tahunnya.


Pembangunanya seharusnya menggunakan pembangunannya. Karena keduanya
ditambahkan sufiks-nya.

Pembetulan:

"Menurut penilaian saya hanya mencari akal-akalan saja agar anggaran sarana
prasarana selalu meningkat di setiap tahunnya, masa kota cirebon hanya 5
kecamatan tingkat pembangunannya[...]"

Judul:

Disdikpora Gunungkidul Terkesan Menutupi

Analisis:

Kesalahan:

Kata menutupi masih ambigu, sehingga seharusnya ditambahkan objek. Yaitu,


swakelola di SD Negeri Sokoliman.

Pembertulan:

Disdikpora Gunungkidul Terkesan Menutupi Swakelola di SD Negeri Sokoliman

Paragraf kedua:

[...] dari mulai upaya mengkaburkan informasi, bahkan pengerjaannya telah


diborongkan.

Kesalahan:
Kata mengkaburkan seharusnya mengaburkan karena mengalami k, t, s, p apabila
di bubuhkan afiks akan mengalami peluruhan.

Pembetulan:

[...] dari mulai upaya mengaburkan informasi, bahkan pengerjaannya telah


diborongkan.

Paragraf kelima:

[...] kenapa muncul nama pihak ketiga, yaitu Maryanto siapakah Maryanto?Sekdin
menjawab dirinya tidak tahu.

Kesalahan:

Kenapa seharusnya diganti dengan mengapa, supaya lebih resmi.

Penempatan kata sekdin seharusnya setelah spasi, sehingga tidak digabung dengan
tanda tanya.

Paragraf ketujuh:

Sebagai pejabat publik di Dinas Pendidikan, seharusnya dapat memberikan contoh


pejabat lain dilingkungan pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul [...]

Kesalahan:

Kata dilingkungan seharusnya ditulis di lingkungan karena di merupakan kata


depan sehingga harus dipisah dengan kata lingkungan.

Untuk memberikan informasi yang sejalas jalasnya sesuai jabatan serta tanggung
jawab yang diembanya.
Kesalahan:

Kata sejalas jalasnya seharusnya diganti dengan sejelas-jelasnya.

Kata diembanya karena di bubuhkan sufiks-nya sehingga diembannya.

Pembetulan:

Untuk memberikan informasi yang sejelas-jelasnya sesuai jabatan serta tanggung


jawab yang diembannya.

Paragraf kedelapan:

Pasalnya publikmempunyai hak untuk mendapatkan [...]

Kesalahan:

Kata publlikmempunyai seharusnya dipisah, karena merupakan dua kata yang


bukan kata gabungan.

Pembetulan:

Kata publlik mempunyai seharusnya dipisah, karena merupakan dua kata yang
bukan kata gabungan.

PENUTUP

Kesimpulan

Berbicara tentang bahasa, kita memang membutuhkan bahasa sebagai alat


komunikasi. Media masa merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan
suatu fikiran, maupun informasi, salah satunya adalah surat kabar. Penulisan surat
kabar hendaknya memerhatikan penulisan kata atau mofem sehingga tidak terjadi
kesalahan dalam pengetikan.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kesalahan yang terjadi dalam
surat kabar Sinar Pagi Baru terletak pada peluluhan bunyi yang salah, penulisan
afiks yang salah, penempatan kata setelah tanda baca yang salah, dan abreviasi
yang salah.

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, Irwan. 2015. EYD EJAAN YANG DISEMPURNAKAN. 

Werdiningsih, Dyah. 2002. Menulis I. Malang. FKIP Unisma.

Tim penyusun Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai