Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kegawatdaruratan atau dapat pula disebut sebagai emergency adalah suatu
situasi yang mendesak yang beresiko terhadap kesehatan, kehidupan, kesejahteraan
atau lingkungan. Suatu insiden dapat menjadi suatu kegawatdaruratan apabila
merupakan suatu insiden dan mendesak atau mengancam nyawa, kesehatan,
kesejahteran ataupun lingkungan; insiden yang sebelumnya menyebabkan hilangnya
nyawa seseorang, kecacatan, merusak kesejahteraan, ataupun merusak lingkungan;
atau insiden yang memiliki probabilitas yang tinggi untuk menyebabkan bahaya
langsung ke kehidupan, kesehatan, kesejahteraan ataupun lingkungan (Wikipedia
2015).
Kegawadaruratan medis adalah insiden cedera atau sakit yang akut dan
menimbulkan resiko langsung terhadap kehidupan atau kesehatan jangka panjang
seseorang (Caroline, 2013). Keadaan darurat tersebut memerlukan bantuan orang lain
yang idealnya memiliki kualisifikasi dalam melakukan pertolongan, hal ini
membutuhkan keterlibatan dari berbagai pelayanan multilevel, baik dari pemberi
pertolongan pertama, teknisi sampai kelayanan kesehatan gawat darurat.
Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis
perlakuan, stabilitas tanda-tanda vital dan mekanisme ruda paksa, berdasarkan
penilaian :
A : Airway (jalannapas) dengan control sevikal.
B : Breathing danventilasi.
C : Circulation dengan control pendarahan
D :Dissability (pemeriksaankesadaran)
E : Exposure/ Environmental control : buka baju penderita, tetapi cegah hipotermia
Exposure di lakukan di rumah sakit, tetapi dimana perlu dapat membuka
pakaian, missal : membuka baju untuk melakukan pemeriksaan fisik thoraks,di rumah
sakit penderita harus di buka keseluruhan pakaiannya untuk evaluasi penderita.
Pemeriksaan exposure menggunakan metode Perubahan Bentuk,Luka,Nyeri,Bengkak
(PLNB) (Mulyadi, 2008)

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian exposure?
2. Apa saja bagian bagian tubuh yang di cek dalam exposure?
3. Bagaimana prosedur exposure?
C. TUJUAN
1. Tujuan umum :
Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang konsep Exposure
2. Tujuan khusus :
Untuk mengetahui Konsep Exposure yang terdiri dari
1. Definisi Exposure
2. Bagiantubuh yang di cekdalam exposure
3. Prosedur Exposure
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaaat penulisan makalah ini agar mahasiswa/kelompok dapat lebih mengetahui
dan memahami tentang Konsep Exposure.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Exposure merupakan bagian terakhir dari primary survey,pasien harus dibuka
keseluruhan pakaiannya untuk melakukan pemeriksaan thoraks kemudian diberikan
selimut hangat, cairan intravena yeng telah dihangatkan dan ditempatkan pada ruangan
cukup hangat ini dilakukan pada saat dirumah sakit (Musliha, 2010) Periksa punggung
dengan memiringkan pasien dengan cara long roll(Dewi 2013). Pemeriksaan seluruh
bagian tubuh harus segera dilakukan tindakan agar mencegah terjadinya hiportermia.
Dalam pemeriksaan penunjang ini dilakukan pada survey primer, yaitu pemeriksaan
saturasi oksigen dengan pulse oxymetri, foto thoraks, dan foto polos abdomen. Tindakan
lainnyaseperti pemasangan monitor EKG, kateter dan NGT Pusbankes 118, (2015)
Di rumah sakit penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya untuk evaluasi
kelainan atau injury secara cepat pada tubuhh penderita.Setelah pakaian dibuka
perhatikan terhadap injury/jejas pada tubuh penderita, dan harus dipasang selimut agar
dicurigai ada perdarahan dari belakang tubuh maka dilakukan ‘log rog’ untuk mengetahui
sumber perdarahan.(Modul BTCLS AGD DINKES, 2014)
Pemeriksaan seluruh bagian tubuh harus dilakukan disertai tindakan untuk mencegah
hipotermia. Pemasangan bidai atau vakum matras untuk emnghentikan perdarahan juga
sapat dilakukan pada fase ini. 
Pemeriksaan penunjang pada umumnya tidak dilakuan pada survey primer. Yang
dilakukan pada survey primer adalah pemeriksaan saturasi oksigen dengan pulse
oxymetri, foto servical, foto thoraks, dan foto polos abdomen. Tindakan lainnya yang
dapat dikerjakan pada survey primer adalah pemasangan monitor EKG, kateter, dan NGT.
Pemeriksaan dikerjakan tanpa menghentikan/ menunda proses survey primer.Penderita
tidak kedinginan. Harus dipakaikan selimut hangat, ruangan cukup hangat dan diberikan
cairan intravena yang sudah dihangatkan.

3
B. PEMERIKSAAN FISIK EXPOSURE
a. Pengkajian kepala dan leher (Musliha, 2010)
1) Periksa bagian kepala, adakah perubahan bentuk, adakah luka,
adakah nyeri, adakah bagian yang bengkak
2) Periksa bagian leher, adakah perubahan bentuk, luka, nyeri, dan
adakah bagian yang bengkak
3) Periksa mata, telinga, hidung, mulut. Adakah tanda-tanda
perdarahan, sumbatan, cairan yang keluar, benda asing, deformitas,
laserasi.
b. Pengkajian dada
1) Periksa adakah perubahan bentuk pada dada
2) Periksa adakah luka pada bagian dada
3) Pernapasan : irama, kedalaman dan karakter pernapasan
4) Pergerakan dinding dada anterior dan posterior
5) Palpasi krepitas tulang dan emfisema subcutan
6) Amati penggunaan otot bantu napas
7) Perhatian tanda-tanda injuri atau cedera: petekiae, perdarahan,
sianosa, abrasi dan laserasi.
c. Pengkajian abdomen dan pelvis
Hal-hal yang dikaji pada abdomen dan pelvis :
1) Struktur tulang dan keadaan dinding abdomen
2) Tanda-tanda cedera eksternal, adanya luka tusuk, laserasi, abrasi,
distensi abdomen, jejas
3) Masa : besarnya, lokasidanmobilitas
4) Nadi fermoralis
5) Nyeri abdomen, tipe dan lokasinyeri (gunakan PQRST)
6) Bising usus
7) Distensi abdomen
8) Genetalia dan rectal: perdarahan, cedera pada meatus,
ekimosis,tonus, spink terani

d. Ekstrimitas
Ekstremitas atas :
1) Adakah perubahan bentuk
4
2) Adakah luka
3) Tanda-tanda injuri eksternal
4) Nyeri
5) Pergerakan dan kekuatan otot ekstermitas
6) Sensasi keempat anggota gerak
7) Warna kulit
8) Denyut nadi perifer
9) Lakukan Gerakan SensasiSirkulasi(GSS)
Ekstremitas bawah :
1) Adakah perubahan bentuk
2) Adakah luka
3) Tanda-tanda injuri eksternal
4) Nyeri
5) Pergerakan dan kekuatan otot ekstermitas
6) Sensasi keempat anggota gerak
7) Warna kulit
8) Denyut nadi perifer

e. Tulang belakang
1) Jika tidak di dapatkan adanya cedera / fraktur tulang belakang maka
pasien dimiringkan “miring mantap”untuk mengamati :
- Deformitas tulang belakang
- Tanda-tanda perdarahan
- Laserasi
- Jejas
- Luka
2) Palpasi deformitas tulang belakang
3) Colok Dubur

5
C. Prosedur Pemeriksaan Exposure

No Aspek yang di nilai Bobot Ketrampilan


Ya Tidak
Tahap orientasi
1 Salam,sapa,perkenalan diri 2
2 Menjelaskan tujuan 2
3 Menjelaskan prosedur 2
4 Menanyakan kesiapan pasien 2
Tahap kerja
1 Mencuci tangan 2
2 Menjaga privasi 5
3 Memposisikan tidur terlentang 4
4 Membuka seluruh pakaian 5
5 Cek bagian kepala 4
6 Cek bagian mata 4
7 Cek bagian hidung 4
8 Cek bagian telinga 4
9 Cek bagian mulut 4
10 Cek bagian leher 4
11 Cek bagian dada 4
12 Cek bagian abdomen 4
13 Cek bagian pelvis 4
14 Cek ekstremitas atas 4
15 Cek ekstremitas bawah 4
16 Posisikan pasien (Log roll) 5
17 Cek bagian punggung 4
18 Colok dubur 5
19 Mengembalikan posisi pasien seperti semula 2
20 Memakaikan kembali pakaian pasien 2
Tahap Terminasi
1 Melakukan evaluasi tindakan 2
2 Menyampaikan rencana tindak lanjut 2
3 Berpamitan 2
Penampilan selama tindakan
1 Ketenangan 2
2 Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien 2
3 Ketelitian selama tindakan 4
Total score 100

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegawatdaruratan atau dapat pula disebut sebagai emergency adalah suatu


situasi yang mendesak yang beresiko terhadap kesehatan, kehidupan, kesejahteraan
atau lingkungan.

Tindakan exposure sangat penting dilakukan dalam kegawatdaruratan karena


untuk mengecek kembali apakah ada kelainan lagi setelah di lakukan tindakan
A,B,C,D.

7
DAFTAR PUSTAKA

Modul BTCLS AGD DINKES (revisi 201). (2014). AGD Dinkes Provinsi DKI Jakarta -
Tahun 2012.

Mulyadi, A. (2008). Pertolongan Pertama Palang Merah Remaja Wira (A. Darwis (Ed.)).
Palang Merah Indonesia Pusat.

Musliha. (2010). KEPERAWATAN GAWAT DARURAT. Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai