Uk 10000960 150620212039 PDF
Uk 10000960 150620212039 PDF
UJIAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH : MIKOLOGI
Petunjuk pengerjaan :
Buatlah review dua artikel jurnal dengan judul berikut :
1. Pemeriksaan Pewarnaan Kalium Hidroksida (KOH) 20% + Tinta Parker Blue Black, Chicago Sky
Blue (CSB), dan Kultur Jamur Pada Dermatomikosis Superficialis
2. Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida albicans
Format review jurnal sebagai berikut (untuk masing- masing judul artikel):
1.1 Pendahuluan (tujuan penelitian, teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya)
1.2 Metode (subjek penelitian, teknik pengumpulan data, alat pengumpulan data dan analisis data)
1.3 Hasil review dan pembahasan
1.4 Kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi/ saran
Pengumpulan : tugas diupload pada portal e-campuz mahasiswa dengan format PDF paling lambat
Jumat 19 Juli 2020, jam 15.30 WITA.
**selamat mengerjakan**
Pemeriksaan Pewarnaan Kalium Hidroksida (KOH) 20% + Tinta
ParkerTM Blue-Black, Chicago Sky Blue (CSB), dan Kultur Jamur pada
Dermatomikosis Superfisialis
(Parker ink-KOH stain, Chicago Sky Blue (CSB) stain, and Fungi Culture,
for The Diagnosis of Superficial Dermatomycoses)
ABSTRAK
Latar Belakang: Dermatomikosis superfisialis adalah infeksi jamur pada kulit, kuku, dan rambut yang menginvasi lapisan
superfisial. Berdasarkan patogen penyebabnya, dibedakan menjadi dermatofitosis, pitiriasis versikolor (PV), dan kandidiasis.
Penegakkan diagnosis dini sangat penting untuk mencegah keterlambatan dalam pengobatannya. Pemeriksaan penunjang
yang rutin dilakukan adalah KOH + tinta Parker, sedangkan kultur untuk mencari patogen penyebab. KOH + tinta Parker
tidak menghasilkan kontras warna yang baik, sehingga membutuhkan pemeriksa berpengalaman untuk interpretasi hasil.
Salah satu pewarnaan alternatif adalah Chicago Sky Blue (CSB). Tujuan: Mengevaluasi hasil pemeriksaan KOH + tinta
Parker, CSB, dan kultur pada dermatomikosis superfisialis. Metode: Penelitian deskriptif observasional pada 45 subjek.
Sampel diambil dari kerokan lesi dermatomikosis superfisialis, kemudian diperiksa dengan KOH + tinta Parker, CSB, dan
kultur. KOH + tinta Parker dan CSB diamati oleh peneliti dan analis medis. Hasil: Empat puluh lima sampel terdiri dari
dermatofitosis 71,1%, PV 22,2%, dan kandidiasis 6,7%. Pewarnaan KOH + tinta Parker didapatkan hasil positif peneliti
sebesar 91,11% sampel, analis medis 95,56% sampel, sedangkan CSB positif 100% sampel pada kedua pengamat. Kultur
positif pada 71,1% sampel. Simpulan: Pewarnaan CSB merupakan metode yang mudah, cepat, dan sederhana untuk
menunjang diagnosis dermatomikosis superfisialis. Pewarna ini memberi kontras warna yang baik, sehingga dapat
digunakan oleh klinisi yang belum berpengalaman di praktek pribadi maupun laboratorium.
ABSTRACT
Background: Superficial dermatomycoses are infections of skin, nails, and hair that can be divided into dermatophyte,
pityriasis versicolor (PV), and candidiasis based on the causative pathogens. Rapid diagnosis is important to initiate the
treatment earlier. To establish the diagnosis, direct microscopy using potassium hydroxide and culture examinations could be
performed. Although the routine examination using Parker ink-KOH staining could be done in very short time, it was
lacking of color contrast and requiring considerable skill interpretation. Various contrast dyes are available including a new
contrast Chicago Sky Blue (CSB) staining. Purpose: To evaluate the result of Parker ink-KOH stain, CSB stain, and culture
for the diagnosis of superficial dermatomycoses. Methods: The study was an observational descriptive research. Skin
scrappings from patients with clinical diagnosis of superficial dematomycoses in Dermatology and Venereology Outpatient
Clinic Dr. Soetomo General Hospital were examined using Parker ink-KOH stain, CSB stain, then interpreted by a
researcher and analysts. The samples were also cultured. Results: A total of 45 samples, 71.1% revealed dermatophyte
patients, 22.2% PV patients, and 6.7% candidiasis patients. The fungal filaments were detected in Parker ink-KOH stain by
researcher 91.11% of the samples and by analysts 95.56%. CSB stain were detected 100% in all the samples by both
observers. The culture was positive in 71.1% samples. Conclusion: CSB stain provides a good color contrast and shown a
promising examination as it is rapid, simple, and easy to interpret for the diagnosis of superficial dermatomycoses, thus it is
suitable to apply for inexperienced clinicians in dermtology clinical setting and laboratory.
Key words: Parker ink-KOH stain, CSB stain, culture, superficial dermatomycose.
Alamat korespondensi: Linda Astari, Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8
Surabaya 60131, Indonesia. Telepon: +62315501609. Email: lindaastari@yahoo.com.
21
Pemeriksaan Pewarnaan Kalium Hidroksida (KOH) 20% + Tinta ParkerTM
Blue-Black, Chicago Sky Blue (CSB), dan Kultur Jamur pada
Artikel Asli Dermatomikosis Superfisialis
22
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 29 / No. 1 / April 2017
Jenis kelamin laki-laki lebih dominan dari perempuan, oleh analis medis sebanyak 95,56%, sedangkan pada
yaitu sebanyak 53,3%. CSB kedua pemeriksa memberikan hasil positif
Keluhan utama terbanyak adalah bercak merah 100%. Kultur jamur didapatkan positif pada 71,1%
gatal, yaitu pada 34 pasien (75,6%), dan bercak putih pasien, dapat dilihat pada Tabel 1. Identifikasi pada
gatal pada 7 pasien (15,6%) yang didiagnosis sebagai dermatofitosis, kedua pemeriksa memberikan hasil
PV. Keluhan lain berupa bercak coklat gatal, bercak positif pada pewarnaan KOH 20% + tinta ParkerTM
hitam gatal, kuku rusak, dan botak masing-masing blue-black dengan jumlah yang sama, yaitu 93,75%,
dimiliki oleh 1 pasien (2,2%). Pada 1 pasien dapat sedangkan pada CSB sebesar 100%, dengan hasil
memiliki lebih dari satu lokasi lesi, dengan lokasi kultur positif pada 71,9%. Identifikasi pada PV, kedua
tersering adalah di badan, sebanyak 19 pasien pemeriksa memberikan hasil positif ada seluruh
(42,2%), sela paha pada 16 pasien (35,6%), dengan sediaan yang diperiksa (100%) baik pada pewarnaan
lama sakit terbanyak adalah kurang dari 1 bulan, yaitu dengan KOH 20% + tinta ParkerTM blue-blackmaupun
sebanyak 21 pasien (46,6%). Faktor predisposisi dengan CSB, sementara hasil kultur positif pada
dermatomikosis superfisialis dibagi menjadi eksogen 60,0% pasien. Identifikasi pada kandidiasis,
dan endogen. Faktor endogen terbanyak pada pemeriksaan KOH 20% + tinta ParkerTM blue-black
penelitian ini adalah penyakit dasar serius sebanyak 7 oleh peneliti memberikan hasil positif 1 dari 3 orang,
pasien (15,6%), terdiri dari diabetes melitus (DM), sedangkan analis medis memberikan hasil positif pada
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) dan regurgitasi ketiga kandidiasis. Pewarnaan CSB oleh kedua
mitral insufficiency. Faktor eksogen terbanyak adalah pemeriksa memberikan hasil positif pada ketiga
faktor higienitas pasien yaitu sebanyak 34 pasien kandidiasis, dengan hasil kultur jamur positif pada
(75,5%), dan 1 pasien dapat memiliki lebih dari 1 ketiga pasien tersebut. Identifikasi pada
faktor predisposisi. dermatomikosis superfisialis, pemeriksaan dengan
Pemeriksaan lampu Wood hanya dilakukan pada CSB memberikan hasil positif 100%, dengan KOH
pasien PV dan tinea kapitis, dan didapatkan 1 dari 1 20% + tinta ParkerTM blue-black 95,56%. Kultur
pasien tinea kapitis positif dengan fluoresensi positif pada 71,1% pasien dengan spesies terbanyak
kehijauan, dan 8 dari 10 pasien PV positif dengan yang berhasil diisolasi adalah T. mentagrophytes
fluoresensi kuning keemasan. Hasil identifikasi 69,6%, diikuti T. rubrum 26,1%, Malassezia spp.
elemen jamur dermatomikosis superfisialis dengan 18,8%, dan Candida albicans 9,4% dan M. audouinii
pewarnaan KOH 20% + tinta ParkerTM blue-black, 4,3%.
didapatkan positif oleh peneliti sebanyak 91,11% dan
Tabel 1. Distribusi elemen jamur antara hasil pemeriksaan dengan pewarnaan KOH + tinta ParkerTM blue-
black, Chicago Sky Blue, dan kultur
KOH + tinta Parker CSB
Variabel Pengamat Pengamat Kultur
I II I II
Dermatofitosis (n=32)
Positif 30 (93,75%) 30 (93,75%) 32 (100%) 32 (100%) 23 (71,9%)
Negatif 2 ( 6,25%) 2 ( 6,25%) 0 (0%) 0 (0%) 9 (28,1)
Pitiriasis versikolor (n=10)
Positif 10 (100%) 10 (100%) 10 (100%) 10 (100%) 6 (60,0%)
Negatif 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 4 (40,0%)
Kandidiasis (n=3)
Positif 1 (33,3%) 3 (100%) 3 (100%) 3 (100%) 3 (100%)
Negatif 2 (66,7%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Dermatomikosis Superfisialis (DS) (n=45)
Positif 41 (91,11%) 43 (95,56%) 45 (100%) 45 (100%) 32 (71,1%)
Negatif 4 (8,89%) 2 (4,44%) 0 (0%) 0 (0%) 13 (28,9%)
Keterangan: CSB = Chicago Sky Blue
Hasil penilaian parameter gambaran elemen pewarnaan ini memberikan kontras warna yang baik
jamur dengan pewarnaan KOH 20% + tinta ParkerTM pada jamur penyebab PV, dengan hasil dari 10 pasien
blue-black pada penelitian ini menunjukkan bahwa PV, elemen jamur terwarnai biru pada 90% sediaan,
23
Pemeriksaan Pewarnaan Kalium Hidroksida (KOH) 20% + Tinta ParkerTM
Blue-Black, Chicago Sky Blue (CSB), dan Kultur Jamur pada
Artikel Asli Dermatomikosis Superfisialis
sedangkan pada dermatofitosis, elemen jamur tampak sediaan kandidisis. Hampir seluruh sediaan masih
transparan dengan dasar yang juga transparan pada dapat bertahan baik dalam 24 jam dari dermatofitosis,
73,3%dari 30 pasien. Kasus kandidiasis, seluruh PV, dan kandidiasis. Didapatkan 2 sediaan pasien
sediaan memberikan gambaran elemen jamur yang bertahan < 24 jam, masing-masing 1 pasien
transparan. Pemeriksaan presipitat pada dermatofitosis dermatofitosis dan kandidiasis (Tabel 2). Gambaran
didapatkan presipitat kebiruan sebanyak 53,3% dari elemen jamur tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
30 sediaan; 50% dari 10 sediaan PV; dan 3 dari 3
Hasil penilaian parameter gambaran elemen pada sediaan dengan pewarnaan CSB, memberikan
jamur dengan pewarnaan CSB menunjukkan hasil yang bervariasi baik pada dermatofitosis, PV,
pewarnaan tersebut memberikan kontras warna yang maupun kandidiasis. Gambaran presipitat kebiruan
baik antara elemen jamur dan dasar sediaan baik pada hanya didapatkan pada 18,7% pasien dermatofitosis,
dermatofitosis, PV, dan kandidiasis, sehingga struktur dan pada 80,0% pasien PV, namun struktur elemen
jamur tampak jelas dan mudah dideteksi. Didapatkan jamur tampak jelas. Seluruh sediaan hasil positif, baik
hasil pada dermatofitosis, 90,6%dari 32 sediaan pada kasus dermatofitosis, PV, maupun kandidiasis,
positif, elemen jamur terwarnai biru, pada PV 100% dapat bertahan sampai 24 jam dan elemen jamur
elemen jamur terwarnai biru, dan pada semua sediaan setelah 24 jam tampak makin jelas. Gambaran detail
kandidiasis yang diperiksa memberikan gambaran morfologi jamur dapat dilihat pada seluruh sediaan
elemen jamur transparan, namun struktur jamur positif pewarnaan CSB bila ditambahkan dan diamati
tampak jelas karena kontras warna terhadap dasar dengan mikroskop cahaya melalui pembesaran 1000x
sediaan (merah muda keunguan atau biru muda) yang (Tabel 3). Gambaran elemen jamur ini dapat dilihat
dihasilkan cukup baik. Gambaran presipitat kebiruan pada Gambar 2 dan 3.
24
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 29 / No. 1 / April 2017
Diagnosis
Jumlah n=45
Variabel Dermatofitosis Pitiriasis versikolor Kandidiasis
(DS)
n=32 n=10 n=3
Lama bertahan
24 jam 32 (100%) 10 (100%) 3 (100%) 45 (100%)
Morfologi dengan penambahan
immersion oil
Jelas 32 (100%) 10 (100%) 3 (100%) 42 (100%)
Keterangan: DS = Dermatofitosis Superfisialis
Gambar 1. Hasil Pemeriksaan KOH 20% + tinta ParkerTM blue-black (pembesaran x400) pada: A.
Dermatofitosis; B. Pitiriasis Versikolor; C. Kandidiasis.
Gambar 2. Hasil Pewarnaan Chicago Sky Blue (pembesaran x400) pada: A. Dermatofitosis;
B. Pitiriasis versikolor; C. Kandidiasis.
25
Pemeriksaan Pewarnaan Kalium Hidroksida (KOH) 20% + Tinta ParkerTM
Blue-Black, Chicago Sky Blue (CSB), dan Kultur Jamur pada
Artikel Asli Dermatomikosis Superfisialis
Gambar 3.Hasil Pewarnaan Chicago Sky Blue dengan immersion oil (pembesaran 1000x) pada:
A. Dermatofitosis; B. Pitiriasis Versikolor; C. Kandidiasis.
26
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 29 / No. 1 / April 2017
dan perbedaan reagen KOH 20% + tinta ParkerTM Parker baik pada dermatofitosis, PV, maupun
blue-black yang digunakan pada penelitian ini dengan kandidiasis menunjukkan hasil bahwa pewarnaan
penelitian terdahulu. CSB diserap dengan baik pada semua elemen jamur,
Penelitian Tambosis E dan Lim C, tahun 2012 dibandingkan KOH + tinta Parker yang hanya diserap
disebutkan bahwa pada pemeriksaan KOH 20% + dengan baik oleh Malassezia spp.5,6,14
tinta ParkerTM blue-black selain gambaran presipitat Penelitian Lim CSH dan Lim SL, 2008 yang
kebiruan yang mengaburkan gambaran elemen jamur, membandingkan antara CSB dan KOH + tinta Parker
spesimen juga cepat berubah warna, sehingga untuk mendiagnosis cepat dermatofitosis dan
pembacaan sediaan harus segera dilakukan.5 Larutan kandidiasis disebutkan bahwa pada pembacaan 20
KOH adalah larutan penjernih yang akan melarutkan menit pewarnaan elemen jamur Candida tidak sebaik
protein, lipid, dan melisiskan epitel. Elemen jamur pada dermatofit, tetapi pada pembacaan sehari
akan bertahan terhadap larutan KOH karena kemudian terkomfirmasi bahwa spesies Candida
mengandung kitin dan glikoprotein pada dinding sel, mampu menyerap warna dengan baik.15 Pada
oleh karena itu konsentrasi yang dianjurkan adalah penelitian ini didapatkan 1 pasien kandidiasis yang
KOH 10-30%, supaya elemen jamur yang diperiksa memberikan gambaran elemen jamur transparan pada
tidak ikut dilarutkan dengan cepat dan menghasilkan pemeriksaan sampai dengan 2 jam, ternyata pada
negatif palsu.10 Pada penelitian ini, hampir seluruh pengamatan 24 jam elemen jamur tampak berwarna
sediaan dapat bertahan selama 24 jam. Sediaan yang biru.Hal itu kemungkinan disebabkan beberapa
bertahan kurang dari 24 jam kemugkinan karena spesies lambat dalam menyerap warna CSB, sehingga
jumlah bahan klinis yang dibuat sediaan terlalu perlu berhati-hati saat pengamatan langsung tertutama
sedikit, sehingga elemen jamur ikut terlarut. spesies Candida dan bila hasil pengamatan langsung
Nashimoto dan kawan-kawan pada tahun 2006 negatif, untuk menghindari hasil negatif palsu
mempublikasikan penemuan bahan pewarna dilakukan pembacaan ulang pada hari berikutnya.
mikroorganisme baru yang dibuat dari campuran Presipitat kebiruan pada penelitian ini didapatkan
substansi alkali (KOH 15-30%) dan pewarna sebanyak 31,1% sediaan CSB, sedangkan pada
diazo(CSB 6B 0,1-1%) atau xanthene dan dapat penelitian Lim CSH dan Lim SL, 2008 yang
ditambahkan methanol dan/atau dimethyl sulfoxide. membandingkan CSB dan KOH + tinta Parker pada
Penemuan CSB menjadi solusi bagi masalah pra- PV menunjukkan bahwa presipitat kebiruan hanya
terapi dalam mencari pengganti metode pemeriksaan tercatat pada pewarnaan dengan KOH + tinta Parker.13
konvensional langsung yang dapat mewarnai Ketidaksesuaian hasil tersebut dengan penelitian
mikroorganisme, terutama jamur kulit, seperti sebelumnya kemungkinan disebabkan karena
Trichophyton, jamur Candida, dan Malassezia lebih komposisi pewarna CSB yang digunakan berbeda
cepat dan tepat.7,8 Hasil positif didapatkan dari 45 dengan penelitian ini, disebutkan pada penelitian oleh
sediaan (100%) dengan pewarnaan CSB, baik yang Lim CSH dan Lim SL, 2008 untuk PV menggunakan
dibaca oleh peneliti maupun analis medis.Hal pewarna CSB dengan komposisi CSB 6B 1% dan
itumenunjukkan bahwa pada dermatofitosis, PV, dan KOH 8%.
kandidiasis, sediaan positif menunjukkan kontras Keunggulan pewarnaan baru CSB lainnya adalah
warna yang baik antara elemen jamur dan dasar kestabilan dalam mewarnai sediaan untuk mendeteksi
sediaan, sehingga struktur jamur tampak jelas dan elemen jamur karena kadangkala pada prakteknya,
mudah dideteksi meskipun bukan pemeriksa yang sampel berupa sediaan jamur yang dikirim dari klinik
berpengalaman. Hasil pewarnaan CSB positif praktek dokter datang terlambat sehari ke
didapatkan pada 32 pasien dermatofitosis dan laboratorium, sehingga bila pewarnaan ini terbukti
memberikan warna biru pada elemen jamur sebanyak stabil maka sediaan dapat dibaca pada hari
90,6%. Pewarnaan ini juga memberikan warna biru berikutnya.14 Hal itu sesuai dengan hasil penelitian ini
elemen jamur pada sediaan seluruh pasien PV yang menunjukkan seluruh sediaan positif CSB dapat
(100%).Seluruh sediaan kandidiasisyang diperiksa, bertahan dalam 24 jam. Kelebihan lain pewarna CSB
elemen jamur memberikan gambaran transparan, seperti yang disebutkan dalam penelitian sebelumnya,
namun struktur jamur tampak jelas karena kontras yaitu gambaran detail morfologi jamur dapat dilihat
warna terhadap dasar sediaan (merah muda keunguan dengan pewarnaan CSB bila ditambahkan minyak dan
atau biru muda) yang dihasilkan cukup baik. Beberapa diamati dengan mikroskop cahaya pembesaran 1000x,
penelitian terdahulu, baik yang dilakukan oleh Lim sesuai dengan hasil penelitian, seluruh sediaan
CSH dan Lim SL, 2008; Tambosis E dan Lim C, memberikan gambaran yang jelas dan detail, baik
2012; Fonseka S dan kawan-kawan, 2011 yang pada dermatofitosis, PV, maupun kandidiasis.13,16,17
membandingkan pewarna CSB dan KOH + tinta Kultur jamur diperlukan untuk identifikasi
27
Pemeriksaan Pewarnaan Kalium Hidroksida (KOH) 20% + Tinta ParkerTM
Blue-Black, Chicago Sky Blue (CSB), dan Kultur Jamur pada
Artikel Asli Dermatomikosis Superfisialis
spesies yang lebih akurat karena pemeriksaan maupun kandidiasis.13,17,20 Pewarnaan CSB
mikroskopis sediaan langsung yang menunjukkan mempermudah mendeteksi elemen jamur dermatofit,
elemen jamur hanya berarti terdapat infeksi jamur, memberikan gambaran hasil yang sama bagusnya
namun pemeriksaan tersebut membutuhkan waktu dengan KOH 20% + tinta ParkerTM blue-black dalam
lama dan tidak praktis.10 Hasil penelitian dari 45 mendeteksi elemen jamur PV, dan pada kandidiasis
pasien dermatomikosis superfisialis yang dikultur gambaran elemen jamur dapat lebih jelas dan mudah
memberikan hasil positif hanya pada 32 pasien teramati bila sediaan dibiarkan lebih lama. Kelemahan
(71,1%). Pemeriksaan langsung KOH + tinta Parker dari penelitian didapatkan pada jumlah dan distribusi
ataupun CSB positif tampak gambaran elemen jamur, pengelompokan karakteristik subjek penelitian yang
bila dikultur 30-70% yang akan tumbuh. Kultur tidak rata, sehingga bisa menjadi faktor perancu yang
merupakan standart baku emas pada dermatofitosis mempengaruhi validitas hasil.
dan kandidiasis, namun nilainya tidak 100% dengan Pemeriksaan mikroskopis langsung dengan
hasil negatif palsu cukup tinggi disebabkan spesimen pewarnaan CSB merupakan metode baru yang cepat,
kultur mengandung jumlah mikroorganisme jamur sederhana, dan mudah, karena menghasilkan kontras
yang tidak adekuat atau hanya berisi jamur yang tidak warna yang baik, sehingga elemen jamur lebih mudah
viabel. Hanya elemen jamur yang viabel saja yang teramati meskipun bukan pemeriksa berpengalaman,
akan tumbuh, sedangkan yang tidak viabel tidak dapat dan pada pembacaan sediaan 24 jam akan tampak
tumbuh pada kultur. Kultur dilakukan untuk lebih jelas. Penelitian ini dapat dijadikan dasar
mengidentifikasi patogen penyebab, namun bila penelitian selanjutnya secara analitik comparative
hasilnya negatif tidak menyingkirkan double blind yang membandingkan pewarnaan CSB
diagnosisnya.16,18 dengan pemeriksaan rutin KOH 20% + tinta ParkerTM
Setiap sediaan bahan klinis yang diperiksa pada blue-black oleh peneliti yang belum berpengalaman,
penelitian ini dilakukan pengamatan oleh dua orang dengan subjek yang lebih banyak untuk mendapatkan
yang berbeda tingkat keahliannya dalam interpretasi nilai diagnostik pewarnaan CSB, sehingga diharapkan
pemeriksaan mikroskopis, yaitu seorang dokter yang bisa menjadi alternatif pemeriksaan dermatomikosis
merupakan peneliti dan seorang analis medis.Hasil superfisialis bagi klinisi yang tidak berpengalaman,
pemeriksaan 45 pasien dermatomikosis superfisialis, terutama di praktek atau klinik pribadi dan
didapatkan hasil positif dengan pewarnaan KOH 20% laboratorium. Kultur merupakan standar baku emas
+ Tinta ParkerTM blue-black oleh peneliti sebanyak pada dermatofitosis dan kandidiasis, sebaiknya
91,11%, dan oleh analis medissebanyak 95,56%, penelitian lanjutan didasarkan pada hasil kultur
sedangkan dengan pewarna CSB kedua pemeriksa positif, sementara pada PV dapat langsung
memberikan hasil positif pada seluruh sediaan pasien membandingkan pewarnaan CSB dan KOH 20% +
(100%), dengan kultur jamur menunjukkan Tinta ParkerTM blue-black, mengingat kultur bukan
pertumbuhan jamur pada 71,1% pasien. Hal itu merupakan standar baku emasnya.
mendukung hasil analisis dari penelitian yang
dilakukan oleh Lim CSH dan Lim SL, menunjukkan KEPUSTAKAAN
bahwa pewarnaan kontras baru CSB lebih sensitif dan 1. Nenoff P, Kruger C, Hanselmayer GG, Tietz HJ.
spesifik dibandingkan KOH 20% + tinta ParkerTM Dermatomycoses: Causative agents,
blue-black meskipun tidak berbeda secara epidemiology and pathogenesis. In: Simon JC,
signifikan.17 Levitt JO dan kawan-kawan, 2010 editor. Mycology-an update. JDDG 2014 Mar;
menyebutkan bahwa kultur jamur lebih spesifik 12(3):188-210.
namun kurang sensitif dibandingkan pemeriksaan 2. Weeks J, Moser SA, Elewski BE. Superficial
mikroskopis sediaan langsung KOH dalam cutaneous fungal infections. In: Dismukes WE,
menentukan patogen, selain itu pemeriksaan kultur Pappas PG, Sobel JD, editors. Clinical
membutuhkan waktu inkubasi yang lama.18 mycology. New York: Oxford University, Inc;
Tujuan penelitian untuk mengevaluasi gambaran 2003. p. 367-89.
hasil pemeriksaan dengan pewarnaan KOH 20% + 3. Adiguna MS. Epidemiologi dermatomikosis
tinta ParkerTM blue-black, CSB, dan kultur jamur superfisialis di Indonesia. Dalam: Bramono K,
dalam membantu menegakkan diagnosis Suyoso S, Indriatmi W, Ramali LM, Widaty S,
dermatomikosis superfisialis, menunjukkan hasil yang Ervianti E, editor. Dermatomikosis superfisialis.
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang Edisi kedua. Jakarta:Badan Penerbit FKUI;
membandingkan antara KOH 20% + tinta ParkerTM 2013. h.1-8.
blue-black dan CSB, baik pada dermatofitosis, PV,
28
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 29 / No. 1 / April 2017
4. Schieke SM, Garg A. Superficial fungal versicolor (M. furfur) with mountain ink. J
infection. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Invest Dermatol 1954; 22:9-10.
Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors. 12. Crespo-Erchiga V, Florencio VD,.Malassezia
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. yeasts and pityriasis versicolor. Curr Opin Infect
8th ed. New York: The McGraw-Hill Dis 2006; 19:139-47.
Companies; 2012. p. 2277-97. 13. Lim SL, Lim CSH. New contrast stain for the
5. Tambosis E, Lim C. A comparison of the rapid diagnosis of pityriasis versicolor. Arch
contrast stains, chicago blue, chlorazole blaack, Dermatol 2008; 144(8):1058-9.
and parker ink, for the rapid diagnosis of skin 14. Fonseka S, Lim CSH, Bandara UN, Dissanayake
and nail infections. Int J Dermatol 2012; 51:935- M. New contrast stain for the rapid diagnosis of
8. dermatophytosis and pityriasis versicolor.
6. Lim CSH, Lim SL. Practical tip: Chicago sky Labmedicine 2011; 42(11):649-52.
blue (CSB) stain can be added to the routine 15. Green FJ. The Sigma-Aldrich handbook of
potassium hydroxyde (KOH) wet-mount to stains, dyes, and indicators. Milwaukee, WI:
provide a color contrast and facilitate the Aldrich Chemical Company Inc; 1990.
diagnosis of dermatomycoses. Dermatol Online J 16. Lim CSH, Lim SL. New contrast stain for the
2011; 17(8):11. rapid diagnosis of onychomycosis. Arch
7. Nashimoto K, Ishida K, Ikeda Y, Hanaoka Y. Dermatol 2011; 147(8): 981-2.
Mocroorganism staining agent and use thereof. 17. Lim SL, Lim CSH. New contrast stain for the
US Patent Application Publication; US rapid diagnosis of dermatophytic and candidal
2006/0263843 A1. [disitasi 20 April 2016]. dermatomycoses. Arch Dermatol 2008;
Available from: 144(9):1228-9.
http://www.patentimages.storage.googleapis.co 18. Surrendan KAK, Bhat RM, Nandakishore B,
m. Sukumar D. A clinical and mycological study of
8. Sigma-Aldrich Safety Data Sheet veersion 4.I. dermatophytic infections. IJD 2014; 59(3): 268.
[disitasi 20 April 2016]. Available from 19. Levitt JO, Levitt BH, Akhavan A, Yanofsky H,
:http://www.sigma.aldrich.com. The sensitivity and specificity of potassium
9. Das S, Goyal R, Bhattacharya SN. Laboratory- hydroxide smear and fungal culture relative to
based epidemiological study of superficial clinical assessment in the evaluation of tinea
fungal infections. J. Dermatol 2007; 34:248-53. pedis: a pooled analysis. Dermatol. Res. Pract.
10. Nugroho SA. Pemeriksaan penunjang diagnosis 2010; 2010:1-8.
mikosis superfisialis. Dalam: Bramono K, 20. Liu Z, Sheng P, Yang YP, Huang WM, Li W,
Suyoso S, Indriatmi W, Ramali LM, Widaty S, Wang JD, Fan YM. Comparison of modified
Ervianti E, editor. Dermatomikosis superfisialis. Chicago Sky Blue and potassium hydroxide
Edisi ke-2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2013. mount for the diagnosis of dermatomycoses and
h. 154-66. onychomycoses. J Microbiol Methods 2015;
11. Chen MM. Simple procedure for staining tinea 112: 21-3.
29
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI PADA CANDIDA ALBICANS
53
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
Microbiology Congress di New York pada structure/struktur seperti akar yang sangat
tahun 1938, dan dibakukan pada Eight panjang/rhizoids dan dapat memasuki
Botanical Congress di Paris pada tahun mukosa (invasif). 4-5 Dinding sel Kandida
1954. Candida albicans penyebab dan juga C. albicans bersifat dinamis
Kandidiasis terdapat di seluruh dunia dengan struktur berlapis, terdiri dari
dengan sedikit perbedaan variasi penyakit beberapa jenis karbohidrat berbeda (80-
pada setiap area. Kandidiasis interdigitalis 90%): (i) Mannan (polymers of mannose)
lebih sering terdapat di daerah tropis berpasangan dengan protein membentuk
sedangkan kandidiasis kuku pada iklim glikoprotein (mannoprotein); (ii) α-glucans
dingin. Penyakit ini dapat mengenai semua yang bercabang menjadi polimer glukosa
umur terutama bayi dan orang tua. 5-7 yang mengandung α-1,3 dan α-1,6 yang
Infeksi yang disebabkan Kandida dapat saling berkaitan, dan (iii) chitin, yaitu
berupa akut, subakut atau kronis pada homopolimer N-acetyl-D-glucosamine
seluruh tubuh manusia. Candida albicans (Glc-NAc) yang mengandung ikatan α-1,4.
adalah monomorphic yeast dan yeast like Unsur pokok yang lain adalah adalah
organism yang tumbuh baik pada suhu 25- protein (6-25%) dan lemak (1-7%). Yeast
30oC dan 35-37oC.3-8 cells dan germ tubes memiliki komposisi
dinding sel yang serupa, meskipun jumlah
Struktur dan Pertumbuhan Candida α-glucans, chitin, dan mannan relatif
albicans bervariasi karena faktor morfologinya.
Candida albicans yaitu organisma yang Jumlah glucans jauh lebih banyak
memiliki dua wujud dan bentuk secara dibanding mannan pada C. albicans yang
simultan/dimorphic organism. Pertama secara imunologis memiliki keaktifan yang
adalah yeast-like state (non-invasif dan rendah. Struktur dinding C. albicans secara
sugar fermenting organism). Kedua adalah mikroskopis dapat dilihat pada Gambar 1
fungal form memproduksi root-like di bawah ini. 4-5
(1) (2)
Gambar 1. (1) Struktur dinding C. Albicans (2) Bentuk mikroskopis C. albicans. 8, 15
Jamur Candida tumbuh dengan cepat pada yang bercabang, juga dapat membentuk
suhu 25-37oC pada media perbenihan hifa sejati.3-7 Pseudohifa dapat dilihat
sederhana sebagai sel oval dengan dengan media perbenihan khusus. Candida
pembentukan tunas untuk memperbanyak albicans dapat dikenali dengan
diri, dan spora jamur disebut blastospora kemampuan untuk membentuk tabung
atau sel ragi/sel khamir. Morfologi benih/germ tubes dalam serum atau dengan
mikroskopis C. albicans memperlihatkan terbentuknya spora besar berdinding tebal
pseudohyphae dengan cluster di sekitar yang dinamakan chlamydospore. Formasi
blastokonidia bulat bersepta panjang chlamydospore baru terlihat tumbuh pada
berukuran 3-7x3-14 µm. Jamur suhu 30-37oC, yang memberi reaksi positif
membentuk hifa semu/pseudohifa yang pada pemeriksaan germ tube. Identifikasi
sebenarnya adalah rangkaian blastospora
54
Vivi Keumala Mutiawati Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida Albicans
akhir semua spesies jamur memerlukan uji disfagia, odinofagia, atau nyeri
biokimiawi.1,3-8 retrosternum, juga dapat tidak
menunjukkan gejala (40% kasus).11
Kandidiasis
Kandidiasis merupakan infeksi jamur Etiologi dan Patogenesis Kandidiasis
sistemik yang paling sering dijumpai yang Kandidiasis/yeast infection adalah infeksi
terjadi bila C. albicans masuk ke dalam jamur yang terjadi karena adanya
aliran darah terutama ketika ketahanan pembiakan jamur secara berlebihan,
fagositik host menurun.8-9 Respons imun dimana dalam kondisi normal muncul
cell-mediated terutama sel CD4 penting dalam jumlah yang kecil. Perubahan
dalam mengendalikan kandidiasis (seperti aktivitas vagina atau ketidakseimbangan
pada kandidiasis), seringkali muncul hormonal menyebabkan jumlah Candida
beberapa bulan sebelum munculnya infeksi berlipat ganda (muncul gejala
oportunistik yang lebih berat.8-9 Kandidiasis). 7,11
Keadaan lain yang
Kandidiasis mukokutan pada orang dengan menyebabkan Kandidiasis adalah karena
HIV-AIDS/ODHA merupakan salah satu penyakit menahun, gangguan imun yang
indikator progresivitas HIV dapat muncul berat, AIDS, diabetes, dan gangguan tiroid,
dalam tiga bentuk, yaitu kandidiasis pemberian obat kortikosteroid dan
vulvovagina, orofaring, dan esofagus sitostatika. Paparan terhadap air yang terus
(belum digolongkan infeksi oportunistik menerus seperti yang terjadi pada tukang
kecuali jika sudah mengenai esofagus).9-10 cuci, kencing pada pantat bayi, keringat
Strain kandida yang menginfeksi ODHA berlebihan terutama pada orang
4,7,11
tidak berbeda dengan pasien gemuk. Faktor lokal atau sistemik
imunokompromais lainnya (tersering dapat memengaruhi invasi Kandida ke
adalah C. albicans). Strain lain yang dalam jaringan tubuh. Usia merupakan
pernah dilaporkan adalah C. glabrata, C. faktor penting yang sering kali
parapsilosis, C. tropicalis, C. kruseii, dan menyebabkan kandidiasis oral/oral thrush
C. dubliniensis. Kandida rekurens dapat terutama pada neonatus. Perempuan
disebabkan oleh strain yang sama atau dengan kehamilan trimester ketiga
strain yang berbeda. 10-11 cenderung untuk mengalami kandidiasis
vulvovaginal.1-4,7,11
Kandidiasisi orofaring dikenal dengan tiga
bentuk yaitu pseudomembran, eritematosa, Keutuhan kulit atau membran mukosa
dan cheilitis angularis. Kandidiasis yang terganggu dapat memberikan jalan
pseudomembran mempunyai gejala berupa kepada Kandida untuk masuk ke dalam
rasa terbakar, gangguan mengecap, dan jaringan tubuh yang lebih dalam dapat
sulit menelan makanan padat atau cair. menyebabkan kandidemia seperti perforasi
Kandidiasis pseudomembran membentuk traktus gastrointestinalis oleh trauma,
plak putih 1-2 cm atau lebih luas di pembedahan serta ulserasi peptikum,
mukosa mulut, jika dilepaskan pemasangan kateter indwelling, internal
pseudomembran tersebut akan feeding, dialisis peritoneal, drainase traktus
meninggalkan bercak kemerahan atau urinarius, luka bakar yang berat, dan
perdarahan. Kandidiasis eritematosa penyalahgunaan obat bius intravena.
berupa plak kemerahan halus di palatum Kandidiasis viseral akan menimbulkan
mukosa bukal, atau permukaan dorsal neutropenia yang menunjukkan peran
lidah. Cheilitis angularis tampak berupa neutrofil dalam mekanisme pertahanan
kemerahan, fisura, atau keretakan di sudut pejamu terhadap jamur ini. Lesi viseral
bibir. Kandidiasis esofagus biasanya ditandai oleh nekrosis dan respons
muncul disertai kandidiasis orofaring (80% inflamatorik neutrofilik. Sel neutrofil
kasus), dengan gejala klinis berupa membunuh sel jamur Candida serta
55
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
56
Vivi Keumala Mutiawati Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida Albicans
merupakan obat pilihan untuk C. albicans tingginya kolonisasi. Diagnosis pada lesi
yang dipakai sebagai krim atau losion.2,4- Kandida juga dapat dilakukan dengan
5,8,10
pemeriksaan histologi terhadap sayatan
spesimen hasil biopsi.3-4,6,11
Diagnosis Kandidiasis
Diagnosis kandidiasis ditentukan Pemeriksaan Langsung Candida
berdasarkan gejala klinis yang menyebar albicans dengan Larutan KOH
dan tidak mudah dibedakan dari infectious Pemeriksaan langsung dengan Larutan
agent yang telah ada. Diagnosis KOH dapat berhasil bila jumlah jamur
laboratorium dapat dilakukan melalui cukup banyak. Keuntungan pemeriksaan
pemeriksaan spesimen mikroskopis, ini dapat dilakukan dengan cara sederhana,
biakan, dan serologi. Tujuan pemeriksaan dan terlihat hubungan antara jumlah dan
laboratorium adalah untuk menemukan C. bentuk jamur dengan reaksi jaringan.5-6
albicans di dalam bahan klinis baik dengan Pemeriksaan langsung harus segera
pemeriksaan langsung maupun dengan dilakukan setelah bahan klinis diperoleh
biakan. Bahan pemeriksaan bergantung sebab C. albicans berkembang cepat dalam
pada kelainan yang terjadi, dapat berupa suhu kamar sehingga dapat memberikan
kerokan kulit atau kuku, dahak atau gambaran yang tidak sesuai dengan
sputum, sekret bronkus, urin, tinja, usap keadaan klinis.5-6 Gambaran pseudohifa
mulut, telinga, vagina, darah, atau jaringan. pada sediaan langsung/apus dapat
Cara mendapatkan bahan klinis harus dikonfirmasi melalui pemeriksaan kultur,
diusahakan dengan cara steril dan merupakan pilihan untuk menegakkan
ditempatkan dalam wadah steril, untuk diagnosis kandidiasis superfisial. Bentuk
mencegah kontaminasi jamur dari udara.3,6- pseudohifa pada pewarnaan KOH dapat
7,12
Identifikasi spesies dapat dilakukan dilihat pada Gambar 2 berikut ini.5-6
dengan uji morfologi dan kultur jamur
untuk spesifikasi dan uji sensitivitas.
Pemeriksaan ini tidak disarakan untuk
digunakan sebagai diagnosis karena
(1) (2)
57
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
juga dapat terlihat dalam sediaan. Jamur spesies jamur lain seperti Cryptococcus,
muncul dalam bentukan budding yeast Hasenula, Malaesezzia. Pemeriksaan ini
cells dan pseudomycelium juga terlihat juga berguna mendeteksi jamur
pada sebagian besar sediaan seperti pada kontaminan untuk produk farmasi.
Gambar 2.4-6 Pembuatan SDB dapat ditempat dalam
tabung atau plate dan diinkubasi pada suhu
Pemeriksaan Kultur pada Candida 37oC selama 24-48 jam, setelah 3 hari
albicans tampak koloni C. albicans sebesar kepala
Media kultur yang dipakai untuk biakan C. jarum pentul, 1-2 hari kemudian koloni
albicans adalah Sabouraud dextrose dapat dilihat dengan jelas. Koloni C.
agar/SDA dengan atau tanpa antibiotik,5-6 albicans berwarna putih kekuningan,
ditemukan oleh Raymond Sabouraud menimbul di atas permukaan media,
(1864-1938) seorang ahli dermatologi mempunyai permukaan yang pada
berkebangsaan Perancis. Pemeriksaan permulaan halus dan licin dan dapat agak
kultur dilakukan dengan mengambil keriput dengan bau ragi yang khas.
sampel cairan atau kerokan sampel pada Pertumbuhan pada SDB baru dapat dilihat
tempat infeksi, kemudian diperiksa secara setelah 4-6 minggu, sebelum dilaporkan
berturutan menggunakan Sabouraud’s sebagai hasil negatif. Jamur dimurnikan
dextrose broth kemudian Sabouraud’s dengan mengambil koloni yang terpisah,
dextrose agar plate. Pemeriksaan kultur kemudian ditanam seujung jarum biakan
darah sangat berguna untuk endokarditis pada media yang baru untuk selanjutnya
kandidiasis dan sepsis. Kultur sering tidak dilakukan identifikasi jamur. Pertumbuhan
memberikan hasil yang positif pada bentuk C. albicans dan jamur lain/C. dublinensis
penyakit diseminata lainnya.5-6 pada SDB dapat dilihat pada Gambar 3 di
Sabouraud’s dextrose broth/SDB berguna berikut ini.14-15
untuk membedakan C. albicans dengan
(1) (2)
Gambar 3. (1) Pertumbuhan C. albicans dan C. dublinensis pada SDB. (2) Pertumbuhan C. albicans
pada SDA berbentuk krim berwarna putih, licin disertai bau yang khas.20
Sabouraud’s dextrose agar plate/SDA media ini lebih selektif yang bertujuan
plate direkomendasikan untuk sampel atau untuk menekan bakteri yang tumbuh
bahan klinis yang berasal dari kuku dan bersama jamur di dalam bahan klinis.4-6,13-
14
kulit. Media ini selektif untuk fungi dan Pertumbuhan pada SDA plate terlihat
yeast melihat pertumbuhan dan identifikasi jamur yang menunjukkan tipikal kumpulan
C. albicans yang mempunyai pH asam/pH mikroorganisma yang tampak seperti krim
5,6.14 Penambahan antibiotika membuat putih dan licin disertai bau khas/yeast
58
Vivi Keumala Mutiawati Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida Albicans
59
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016
Gambar 6. Candida albicans yang ditanam pada Hicrome Candida Agar memperlihatkan warna hijau
kemilau/hijau terang.19
Pemeriksaan Candida albicans dengan perubahan pH yang terjadi pada media
Uji Biokimiawi yang diuji dengan memanfaatkan gula
Uji biokimiawi dilakukan dengan sebagai bahan dasar. Pemeriksaan ini
pemeriksaan asimilasi karbohidrat untuk membutuhkan waktu inkubasi selama 10
konfirmasi spesies kandida. Carbohydrate hari pada suhu 37ºC. Hasil produksi berupa
assimilation test yaitu mengukur kekuatan gas dibandingkan pH standar merupakan
yeast dalam memaksimalkan karbohidrat indikasi adanya proses fermentasi. Hasil
tertentu sebagai bahan dasar karbon dalam positif dan hasil negatif pemeriksaan ini
oksigen. Hasil reaksi positif dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.6-7,10,8
mengindikasikan adanya pertumbuhan/
Tabel 1. Perubahan fermentasi dan asimilasi karbonhidrat pada uji biokimiawi
Klamido Fermentasi Asimilasi
spora glu mal suk lak glu mal suk lak gal eta arb
C. albcans + F F - - + + + - + - -
C.dublinensis + F F - - + + + - + 0 0
C.glabrata - F - - - + + - - - 0 0
C. guilliermondii - F - F - + + + - + + +
C. kefyr - F - F F* + - + + + 0 0
C. Krusei - F - - - + - - - - + -
C. lusitanie - F - F - + + + - + 0 0
C. parapsilosis - F - - - + + + - + - -
C. tropicalis * F F F - + + + - + - -
C.stellatoidea - F F - - + + - - + + -
C. Pseudotropicalis - F - F F + - + + - +
Keterangan: F = Fermentasi, F*= Kadang-kadang reaksinya berlawanan, * = Klamidospora tumbuh pada keadaan tertentu, 0 = Tidak
ditemukan hasil.10
60
Vivi Keumala Mutiawati Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida Albicans
Gambar 7. Aktivitas fosfolipase pada koloni C. albicans yang tumbuh pada media agar.22
Gambar 8. Candida albicans pada PNA FISH terlihat berwarna hijau terang berfluoresen yang dilakukan
pembacaan dengan mikroskop fluoresen.26
61
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 3 Desember 2015
62
Rina Suryani Oktari dan Hendra Kurniawan, framework Ketahanan
Puskesmas dalam Menghadapi Bencana
63