Anda di halaman 1dari 21

YAYASAN SAMODRA ILMU CENDEKIA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI


PROGRAM STUDI DIII ANALIS KESEHATAN
Jalan Kecak Nomor 9A Gatot Subroto Timur Denpasar, Bali, Indonesia 80239
Telepon: +62 361 427699, Faximile: +62 361 427699
www.stikeswiramedika.ac.id

UJIAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH : MIKOLOGI

Petunjuk pengerjaan :
Buatlah review dua artikel jurnal dengan judul berikut :
1. Pemeriksaan Pewarnaan Kalium Hidroksida (KOH) 20% + Tinta Parker Blue Black, Chicago Sky
Blue (CSB), dan Kultur Jamur Pada Dermatomikosis Superficialis
2. Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida albicans

Format review jurnal sebagai berikut (untuk masing- masing judul artikel):
1.1 Pendahuluan (tujuan penelitian, teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya)
1.2 Metode (subjek penelitian, teknik pengumpulan data, alat pengumpulan data dan analisis data)
1.3 Hasil review dan pembahasan
1.4 Kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi/ saran

Tugas diketik dengan ketentuan sebagai berikut :


a) ukuran kertas A4; b) margin tepi kiri dan atas 4, tepi kanan dan bawah 3 ; 3) font times new
roman; 4) ukuran font 12

Pengumpulan : tugas diupload pada portal e-campuz mahasiswa dengan format PDF paling lambat
Jumat 19 Juli 2020, jam 15.30 WITA.

**selamat mengerjakan**
Pemeriksaan Pewarnaan Kalium Hidroksida (KOH) 20% + Tinta
ParkerTM Blue-Black, Chicago Sky Blue (CSB), dan Kultur Jamur pada
Dermatomikosis Superfisialis

(Parker ink-KOH stain, Chicago Sky Blue (CSB) stain, and Fungi Culture,
for The Diagnosis of Superficial Dermatomycoses)

Anggraeni Noviandini, Sunarso Suyoso, Linda Astari


Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya

ABSTRAK
Latar Belakang: Dermatomikosis superfisialis adalah infeksi jamur pada kulit, kuku, dan rambut yang menginvasi lapisan
superfisial. Berdasarkan patogen penyebabnya, dibedakan menjadi dermatofitosis, pitiriasis versikolor (PV), dan kandidiasis.
Penegakkan diagnosis dini sangat penting untuk mencegah keterlambatan dalam pengobatannya. Pemeriksaan penunjang
yang rutin dilakukan adalah KOH + tinta Parker, sedangkan kultur untuk mencari patogen penyebab. KOH + tinta Parker
tidak menghasilkan kontras warna yang baik, sehingga membutuhkan pemeriksa berpengalaman untuk interpretasi hasil.
Salah satu pewarnaan alternatif adalah Chicago Sky Blue (CSB). Tujuan: Mengevaluasi hasil pemeriksaan KOH + tinta
Parker, CSB, dan kultur pada dermatomikosis superfisialis. Metode: Penelitian deskriptif observasional pada 45 subjek.
Sampel diambil dari kerokan lesi dermatomikosis superfisialis, kemudian diperiksa dengan KOH + tinta Parker, CSB, dan
kultur. KOH + tinta Parker dan CSB diamati oleh peneliti dan analis medis. Hasil: Empat puluh lima sampel terdiri dari
dermatofitosis 71,1%, PV 22,2%, dan kandidiasis 6,7%. Pewarnaan KOH + tinta Parker didapatkan hasil positif peneliti
sebesar 91,11% sampel, analis medis 95,56% sampel, sedangkan CSB positif 100% sampel pada kedua pengamat. Kultur
positif pada 71,1% sampel. Simpulan: Pewarnaan CSB merupakan metode yang mudah, cepat, dan sederhana untuk
menunjang diagnosis dermatomikosis superfisialis. Pewarna ini memberi kontras warna yang baik, sehingga dapat
digunakan oleh klinisi yang belum berpengalaman di praktek pribadi maupun laboratorium.

Kata kunci: KOH + tinta Parker, CSB, kultur, dermatomikosis superfisialis.

ABSTRACT
Background: Superficial dermatomycoses are infections of skin, nails, and hair that can be divided into dermatophyte,
pityriasis versicolor (PV), and candidiasis based on the causative pathogens. Rapid diagnosis is important to initiate the
treatment earlier. To establish the diagnosis, direct microscopy using potassium hydroxide and culture examinations could be
performed. Although the routine examination using Parker ink-KOH staining could be done in very short time, it was
lacking of color contrast and requiring considerable skill interpretation. Various contrast dyes are available including a new
contrast Chicago Sky Blue (CSB) staining. Purpose: To evaluate the result of Parker ink-KOH stain, CSB stain, and culture
for the diagnosis of superficial dermatomycoses. Methods: The study was an observational descriptive research. Skin
scrappings from patients with clinical diagnosis of superficial dematomycoses in Dermatology and Venereology Outpatient
Clinic Dr. Soetomo General Hospital were examined using Parker ink-KOH stain, CSB stain, then interpreted by a
researcher and analysts. The samples were also cultured. Results: A total of 45 samples, 71.1% revealed dermatophyte
patients, 22.2% PV patients, and 6.7% candidiasis patients. The fungal filaments were detected in Parker ink-KOH stain by
researcher 91.11% of the samples and by analysts 95.56%. CSB stain were detected 100% in all the samples by both
observers. The culture was positive in 71.1% samples. Conclusion: CSB stain provides a good color contrast and shown a
promising examination as it is rapid, simple, and easy to interpret for the diagnosis of superficial dermatomycoses, thus it is
suitable to apply for inexperienced clinicians in dermtology clinical setting and laboratory.

Key words: Parker ink-KOH stain, CSB stain, culture, superficial dermatomycose.

Alamat korespondensi: Linda Astari, Departemen/Staf Medik Fungsional Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo, Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No. 6-8
Surabaya 60131, Indonesia. Telepon: +62315501609. Email: lindaastari@yahoo.com.

21
Pemeriksaan Pewarnaan Kalium Hidroksida (KOH) 20% + Tinta ParkerTM
Blue-Black, Chicago Sky Blue (CSB), dan Kultur Jamur pada
Artikel Asli Dermatomikosis Superfisialis

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN


Dermatomikosis masih menjadi masalah Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kesehatan di Indonesia, dengan proporsi terhadap observasional, yang dilakukan di Divisi
dermatosis bervariasi antara 4,1% sampai dengan Dermatomikologi Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan
26,4% (2009-2011). Dermatomikosis superfisialis Kulit dan Kelamin RSUD Dr Soetomo Surabaya.
adalah infeksi jamur pada kulit, kuku, dan rambut Populasi penelitian ini adalah pasien baru dengan
yang hanya menginvasi lapisan superfisial, yang diagnosis dermatomikosis superfisialis, yang
berdasarkan patogen penyebabnya dibedakan menjadi memenuhi kriteria penelitian, yaitu berusia 15 tahun
dermatofitosis, pitiriasis versikolor (PV), dan keatas, tidak sedang dalam pengobatan anti jamur,
kandidiasis. Pada tahun 2011, dermatofitosis tidak ada riwayat menggunakan topikal anti jamur
menduduki urutan tertinggi di Rumah Sakit Umum kurang dari 4 minggu dan atau oral anti jamur kurang
Daerah (RSUD) Dr. Soetomo, yaitu sebanyak 52,7%, dari 2 minggu, serta bersedia untuk mengikuti
diikuti PV 28,4%, dan kandidiasis 12,7%.1,2,3 penelitian. Sampel diambil dengan memasukkan
Penegakan diagnosis yang cepat penting untuk seluruh pasien dermatomikosis superfisial yang
menentukan terapi awal dan menghindari memenuhi kriteria penelitian (total sampel) selama 3
keterlambatan dalam penatalaksanaannya.4 bulan dari 23 Februari 2016 sampai dengan 23 Mei
Diagnosis dermatomikosis ditegakkan 2016 karena rentang waktu 3 bulan sudah dapat
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan dapat menunjukkan karakteristik sampel yang dimaksud dan
ditunjang dengan pemeriksaan sediaan langsung sesuai dengan kecukupan sampel yang dibutuhkan
kalium hidroksida (KOH), dan kultur jamur.1,3,4 dalam penelitian ini.
Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah KOH 20% + Bahan pemeriksaan diambil dari bagian tubuh
tinta ParkerTM blue-black. Pewarnaan ini bekerja yang diduga sebagai lesi dermatomikosis superfisialis
dengan baik untuk Malassezia furfur, dan dengan cara dikerok pada kulit dan kuku, atau dicabut
formulasinya yang telah berubah menyebabkan pada lesi rambut, kemudian diperiksa dengan KOH
kontras warna yang dihasilkan pada elemen jamur lain 20% + tinta ParkerTM blue-black, pewarnaan CSB, dan
kurang baik, sehingga sulit untuk diamati oleh kultur. Bahan pemeriksaan kemudian diperiksa di
pemeriksa yang tidak berpengalaman. Pewarna lain laboratorium Divisi Dermatomikologi URJ Kesehatan
yang bisa menjadi alternatif pada pemeriksaan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
sediaan langsung adalah Chicago Sky Blue (CSB). 5,6 Pemeriksaan sediaan langsung dengan KOH
Pewarna Chicago Sky Blue (CSB) 20% + tinta ParkerTM blue-black, dan pewarnaan CSB
dipublikasikan oleh Nashimoto dan kawan-kawan, akan diamati oleh 2 pemeriksa, yaitu peneliti dan
2006 yang merupakan campuran substansi alkali analis medis. Hasil yang dinilai adalah positif, apabila
(KOH 15-30%) dan pewarna diazo (CSB 6B 0,1-1%). tampak elemen jamur berupa hifa dan atau
Pewarna ini dapat memberikan kontras warna yang artrokonidia, atau negatif, dan parameter gambaran
baik pada jamur genus Trichophyton, Candida, dan elemen jamur, yaitu kondisi elemen jamur yang
Malassezia, sehingga elemen jamur lebih mudah terlihat, antara lain: warna (biru atau transparan), ada
dideteksi meskipun oleh pemeriksa yang tidak atau tidaknya presipitat kebiruan, kestabilan sediaan
berpengalaman.7,8 Penelitian ini merupakan penelitian dalam 24 jam, dan morfologi elemen jamur pada
awal untukmengevaluasi gambaran elemen jamur pembesaran 1000x (khusus untuk CSB). Hasil kultur
dengan pemeriksaan rutin KOH 20% + tinta ParkerTM jamur ditunggu sampai terdapat pertumbuhan jamur
blue-black, pewarnaan CSB, dan kultur pada pasien 2-8 minggu dan diamati oleh analis medis. Seluruh
dermatomikosis superfisialis di Divisi hasil akan didokumentasikan, dicatat pada lembar
Dermatomikologi URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin pengumpul data, dievaluasi, dan disimpulkan.
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan mengenai alat HASIL
uji diagnostik baru untuk membantu menegakkan Selama kurun waktu 3 bulan didapatkan 45
diagnosis dermatomikosis superfisial dengan pasien yang memenuhi kriteria inklusi, yang terdiri
menggunakan pewarnaan CSB, sehingga dapat dari dermatofitosis 32 pasien (71,1%), PV 10 pasien
memberikan alternatif pemeriksaan sediaan langsung (22,2%), dan kandidiasis kutis 3 pasien (6,7%).
yang lebih mudah interpretasinya bagi klinisi dan Kelompok umur terbanyak adalah 15-24 tahun,
laboratorium, sedangkan bagi pasien diharapkan dapat sebesar 48% dari 45 pasien, sesuai dengan pekerjaan
membantu mempercepat kepastian diagnosis. terbanyak yaitu mahasiswa/pelajar sebesar 35,6%.

22
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 29 / No. 1 / April 2017

Jenis kelamin laki-laki lebih dominan dari perempuan, oleh analis medis sebanyak 95,56%, sedangkan pada
yaitu sebanyak 53,3%. CSB kedua pemeriksa memberikan hasil positif
Keluhan utama terbanyak adalah bercak merah 100%. Kultur jamur didapatkan positif pada 71,1%
gatal, yaitu pada 34 pasien (75,6%), dan bercak putih pasien, dapat dilihat pada Tabel 1. Identifikasi pada
gatal pada 7 pasien (15,6%) yang didiagnosis sebagai dermatofitosis, kedua pemeriksa memberikan hasil
PV. Keluhan lain berupa bercak coklat gatal, bercak positif pada pewarnaan KOH 20% + tinta ParkerTM
hitam gatal, kuku rusak, dan botak masing-masing blue-black dengan jumlah yang sama, yaitu 93,75%,
dimiliki oleh 1 pasien (2,2%). Pada 1 pasien dapat sedangkan pada CSB sebesar 100%, dengan hasil
memiliki lebih dari satu lokasi lesi, dengan lokasi kultur positif pada 71,9%. Identifikasi pada PV, kedua
tersering adalah di badan, sebanyak 19 pasien pemeriksa memberikan hasil positif ada seluruh
(42,2%), sela paha pada 16 pasien (35,6%), dengan sediaan yang diperiksa (100%) baik pada pewarnaan
lama sakit terbanyak adalah kurang dari 1 bulan, yaitu dengan KOH 20% + tinta ParkerTM blue-blackmaupun
sebanyak 21 pasien (46,6%). Faktor predisposisi dengan CSB, sementara hasil kultur positif pada
dermatomikosis superfisialis dibagi menjadi eksogen 60,0% pasien. Identifikasi pada kandidiasis,
dan endogen. Faktor endogen terbanyak pada pemeriksaan KOH 20% + tinta ParkerTM blue-black
penelitian ini adalah penyakit dasar serius sebanyak 7 oleh peneliti memberikan hasil positif 1 dari 3 orang,
pasien (15,6%), terdiri dari diabetes melitus (DM), sedangkan analis medis memberikan hasil positif pada
Systemic Lupus Erythematosus (SLE) dan regurgitasi ketiga kandidiasis. Pewarnaan CSB oleh kedua
mitral insufficiency. Faktor eksogen terbanyak adalah pemeriksa memberikan hasil positif pada ketiga
faktor higienitas pasien yaitu sebanyak 34 pasien kandidiasis, dengan hasil kultur jamur positif pada
(75,5%), dan 1 pasien dapat memiliki lebih dari 1 ketiga pasien tersebut. Identifikasi pada
faktor predisposisi. dermatomikosis superfisialis, pemeriksaan dengan
Pemeriksaan lampu Wood hanya dilakukan pada CSB memberikan hasil positif 100%, dengan KOH
pasien PV dan tinea kapitis, dan didapatkan 1 dari 1 20% + tinta ParkerTM blue-black 95,56%. Kultur
pasien tinea kapitis positif dengan fluoresensi positif pada 71,1% pasien dengan spesies terbanyak
kehijauan, dan 8 dari 10 pasien PV positif dengan yang berhasil diisolasi adalah T. mentagrophytes
fluoresensi kuning keemasan. Hasil identifikasi 69,6%, diikuti T. rubrum 26,1%, Malassezia spp.
elemen jamur dermatomikosis superfisialis dengan 18,8%, dan Candida albicans 9,4% dan M. audouinii
pewarnaan KOH 20% + tinta ParkerTM blue-black, 4,3%.
didapatkan positif oleh peneliti sebanyak 91,11% dan

Tabel 1. Distribusi elemen jamur antara hasil pemeriksaan dengan pewarnaan KOH + tinta ParkerTM blue-
black, Chicago Sky Blue, dan kultur
KOH + tinta Parker CSB
Variabel Pengamat Pengamat Kultur
I II I II
Dermatofitosis (n=32)
Positif 30 (93,75%) 30 (93,75%) 32 (100%) 32 (100%) 23 (71,9%)
Negatif 2 ( 6,25%) 2 ( 6,25%) 0 (0%) 0 (0%) 9 (28,1)
Pitiriasis versikolor (n=10)
Positif 10 (100%) 10 (100%) 10 (100%) 10 (100%) 6 (60,0%)
Negatif 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 4 (40,0%)
Kandidiasis (n=3)
Positif 1 (33,3%) 3 (100%) 3 (100%) 3 (100%) 3 (100%)
Negatif 2 (66,7%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Dermatomikosis Superfisialis (DS) (n=45)
Positif 41 (91,11%) 43 (95,56%) 45 (100%) 45 (100%) 32 (71,1%)
Negatif 4 (8,89%) 2 (4,44%) 0 (0%) 0 (0%) 13 (28,9%)
Keterangan: CSB = Chicago Sky Blue

Hasil penilaian parameter gambaran elemen pewarnaan ini memberikan kontras warna yang baik
jamur dengan pewarnaan KOH 20% + tinta ParkerTM pada jamur penyebab PV, dengan hasil dari 10 pasien
blue-black pada penelitian ini menunjukkan bahwa PV, elemen jamur terwarnai biru pada 90% sediaan,

23
Pemeriksaan Pewarnaan Kalium Hidroksida (KOH) 20% + Tinta ParkerTM
Blue-Black, Chicago Sky Blue (CSB), dan Kultur Jamur pada
Artikel Asli Dermatomikosis Superfisialis

sedangkan pada dermatofitosis, elemen jamur tampak sediaan kandidisis. Hampir seluruh sediaan masih
transparan dengan dasar yang juga transparan pada dapat bertahan baik dalam 24 jam dari dermatofitosis,
73,3%dari 30 pasien. Kasus kandidiasis, seluruh PV, dan kandidiasis. Didapatkan 2 sediaan pasien
sediaan memberikan gambaran elemen jamur yang bertahan < 24 jam, masing-masing 1 pasien
transparan. Pemeriksaan presipitat pada dermatofitosis dermatofitosis dan kandidiasis (Tabel 2). Gambaran
didapatkan presipitat kebiruan sebanyak 53,3% dari elemen jamur tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
30 sediaan; 50% dari 10 sediaan PV; dan 3 dari 3

Tabel 2. Distribusi Pemeriksaan KOH + tinta ParkerTM blue-black


Diagnosis Jumlah n=45
Variabel
Dermatofitosis n=32 Pitiriasis versikolor n=10 Kandidiasis n=3 (DS)
Warna
Positif 30 (93,8%) 10 (100%) 3 (100%) 43 (95,6%)
Biru 8 (26,7%) 9 (90,0%) 0 (0%) 0.0 (39,5%)
Transparan 22 (73,3%) 1 (10,0%) 3 (100%) 2 (60,5%)
Negatif 2 ( 6,2%) 0 (0%) 0 (0%) 0.0 ( 4,4%)
Persipitat biru
Positif 30 (93,8%) 10 (100%) 3 (100%) 43 (95,6%)
Presipitat (+) 16 (53,3%) 5 (50,0%) 1 (33,3%) 0 (51,2%)
Presipitat (-) 14 (46,7%) 5 (50,0%) 2 (66,7%) 21 (48,8%)
Negatif 2 ( 6,2%) 0 (0%) 0 (0%) 2 ( 4,4%)
Lama bertahan
Positif 30 (93,8%) 10 (100%) 3 (100%) 43 (95,6%)
2 jam 1 ( 3,3%) 0 (0%) 1 (33,3%) 2 ( 4,7%)
24 jam 29 (96,7%) 10 (100%) 2 (66,7%) 41 (95,3%)
Negatif 2 ( 6,2%) 0 (0%) 0 (0%) 2 ( 4,4%)
Keterangan: DS = Dermatofitosis Superfisialis

Hasil penilaian parameter gambaran elemen pada sediaan dengan pewarnaan CSB, memberikan
jamur dengan pewarnaan CSB menunjukkan hasil yang bervariasi baik pada dermatofitosis, PV,
pewarnaan tersebut memberikan kontras warna yang maupun kandidiasis. Gambaran presipitat kebiruan
baik antara elemen jamur dan dasar sediaan baik pada hanya didapatkan pada 18,7% pasien dermatofitosis,
dermatofitosis, PV, dan kandidiasis, sehingga struktur dan pada 80,0% pasien PV, namun struktur elemen
jamur tampak jelas dan mudah dideteksi. Didapatkan jamur tampak jelas. Seluruh sediaan hasil positif, baik
hasil pada dermatofitosis, 90,6%dari 32 sediaan pada kasus dermatofitosis, PV, maupun kandidiasis,
positif, elemen jamur terwarnai biru, pada PV 100% dapat bertahan sampai 24 jam dan elemen jamur
elemen jamur terwarnai biru, dan pada semua sediaan setelah 24 jam tampak makin jelas. Gambaran detail
kandidiasis yang diperiksa memberikan gambaran morfologi jamur dapat dilihat pada seluruh sediaan
elemen jamur transparan, namun struktur jamur positif pewarnaan CSB bila ditambahkan dan diamati
tampak jelas karena kontras warna terhadap dasar dengan mikroskop cahaya melalui pembesaran 1000x
sediaan (merah muda keunguan atau biru muda) yang (Tabel 3). Gambaran elemen jamur ini dapat dilihat
dihasilkan cukup baik. Gambaran presipitat kebiruan pada Gambar 2 dan 3.

Tabel 3. Distribusi Pemeriksaan Chicago Sky Blue


Diagnosis
Jumlah n=45
Variabel Dermatofitosis Pitiriasis versikolor Kandidiasis
(DS)
n=32 n=10 n=3
Warna
Biru 29 (90,6%) 10 (100%) 0 (0%) 39 (86,7%)
Transparan 3 ( 9,4%) 0 (0%) 3 (100%) 6 (13,3%)
Persipitat biru
Positif 6 (18,7%) 8 (80,0%) 0 (0%) 14 (31,1%)
Negatif 26 (81,3%) 2 (20,0%) 3 (100%) 31 (68,9%)

24
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 29 / No. 1 / April 2017

Diagnosis
Jumlah n=45
Variabel Dermatofitosis Pitiriasis versikolor Kandidiasis
(DS)
n=32 n=10 n=3
Lama bertahan
24 jam 32 (100%) 10 (100%) 3 (100%) 45 (100%)
Morfologi dengan penambahan
immersion oil
Jelas 32 (100%) 10 (100%) 3 (100%) 42 (100%)
Keterangan: DS = Dermatofitosis Superfisialis

Gambar 1. Hasil Pemeriksaan KOH 20% + tinta ParkerTM blue-black (pembesaran x400) pada: A.
Dermatofitosis; B. Pitiriasis Versikolor; C. Kandidiasis.

Gambar 2. Hasil Pewarnaan Chicago Sky Blue (pembesaran x400) pada: A. Dermatofitosis;
B. Pitiriasis versikolor; C. Kandidiasis.

25
Pemeriksaan Pewarnaan Kalium Hidroksida (KOH) 20% + Tinta ParkerTM
Blue-Black, Chicago Sky Blue (CSB), dan Kultur Jamur pada
Artikel Asli Dermatomikosis Superfisialis

Gambar 3.Hasil Pewarnaan Chicago Sky Blue dengan immersion oil (pembesaran 1000x) pada:
A. Dermatofitosis; B. Pitiriasis Versikolor; C. Kandidiasis.

PEMBAHASAN satunya adalah gambaran elemen jamur yang tampak


Diagnosis, terapi, dan survei epidemiologi transparan dengan dasar yang transparan,
dermatomikosis bergantung pada verifikasi kemungkinan disebabkan elemen jamur hanya sedikit
penyebabnya.9 Penegakkan diagnosis dermatomikosis atau bahkan tidak dapat menyerap tinta Parker,
superfisialis yang lebih akurat, tidak hanya sehingga elemen jamur sulit dideteksi.5 Hasil
berdasarkan klinis saja namun juga diperlukan penelitian ini didapatkan bahwa pewarnaan tersebut
pemeriksaan penunjang. Salah satu pendekatan memberikan kontras warna yang baik pada sediaan
laboratoris mikrobiologi untuk diagnosis infeksi jamur PV. Elemen jamur terwarnai biru pada 90% dari 10
adalah dengan pemeriksaan mikroskopis langsung pasien PV, sedangkan pada dermatofitosis, dari 30
dari bahan klinis. Pemeriksaan ini merupakan orang dengan hasil pemeriksaan positif sebagian besar
pemeriksaan yang cukup cepat, berguna, dan efektif menunjukkan gambaran elemen jamur transparan
untuk melihat elemen jamur, dengan hasil positif dengan dasar yang juga transparan, yaitu 73,3%
apabila ditemukan hifa dan/atau artrokonidia. sediaan, serta pada 3 orang pasien kandidiasis,
Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah dengan ketiganya memberikan gambaran elemen jamur
pewarnaan KOH + tinta ParkerTM blue-black. Larutan transparan. Gambaran yang didapatkan pada
campuran ini menambah kontras antara elemen jamur penelitian ini sesuai dengan penelitian Tambosis E
dengan sekitarnya sehingga memudahkan pembacaan, dan Lim C, tahun 2012.5
namun umumnya hanya pada sediaan yang berasal Gambaran lain yang mendukung kurang baiknya
dari pitiriasis versikolor (PV) jamurnya berwarna jelas kualitas kontras warna yang dihasilkan oleh KOH
lebih biru dibandingkan dengan jamur lainnya.10,11,12 20% + tinta ParkerTM blue-black adalah adanya
Hasil pemeriksaan KOH 20% + tinta ParkerTM presipitat kebiruan. Presipitat kebiruan adalah warna
blue-black memberikan hasil positif oleh peneliti debris kebiruan yang berada disekitar elemen jamur,
sebanyak 91,11%, dan 95,56% oleh analis medis. Hal sehingga bisa merancukan gambaran elemen jamur
itu mendukung penelitian sebelumnya yang seperti yang tercatat dalam penelitian yang dilakukan
menyatakan bahwa metode pemeriksaan dengan KOH oleh Lim SL dan Lim CSH, tahun 2008 yang
+ tinta ParkerTM blue-black saat ini tidak lagi membandingkan pewarnaan CSB dan KOH 20% +
menghasilkan kontras warna yang baik karena tinta ParkerTM blue-black pada PV.13 Variasi hasil
formulasi tinta Parker sudah berubah, sehingga gambaran presipitat kebiruan pada dermatomikosis
membutuhkan pemeriksa yang berpengalaman untuk superfisialisdalam penelitian ini kemungkinan
membaca dan menginterpretasi hasil.5,6 Kelemahan disebabkan perbedaan kondisi bahan klinis yang
pewarnaan KOH + tinta ParkerTM blue-black salah diambil, baik itu jumlah, lokasi, maupun bentuk lesi;

26
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 29 / No. 1 / April 2017

dan perbedaan reagen KOH 20% + tinta ParkerTM Parker baik pada dermatofitosis, PV, maupun
blue-black yang digunakan pada penelitian ini dengan kandidiasis menunjukkan hasil bahwa pewarnaan
penelitian terdahulu. CSB diserap dengan baik pada semua elemen jamur,
Penelitian Tambosis E dan Lim C, tahun 2012 dibandingkan KOH + tinta Parker yang hanya diserap
disebutkan bahwa pada pemeriksaan KOH 20% + dengan baik oleh Malassezia spp.5,6,14
tinta ParkerTM blue-black selain gambaran presipitat Penelitian Lim CSH dan Lim SL, 2008 yang
kebiruan yang mengaburkan gambaran elemen jamur, membandingkan antara CSB dan KOH + tinta Parker
spesimen juga cepat berubah warna, sehingga untuk mendiagnosis cepat dermatofitosis dan
pembacaan sediaan harus segera dilakukan.5 Larutan kandidiasis disebutkan bahwa pada pembacaan 20
KOH adalah larutan penjernih yang akan melarutkan menit pewarnaan elemen jamur Candida tidak sebaik
protein, lipid, dan melisiskan epitel. Elemen jamur pada dermatofit, tetapi pada pembacaan sehari
akan bertahan terhadap larutan KOH karena kemudian terkomfirmasi bahwa spesies Candida
mengandung kitin dan glikoprotein pada dinding sel, mampu menyerap warna dengan baik.15 Pada
oleh karena itu konsentrasi yang dianjurkan adalah penelitian ini didapatkan 1 pasien kandidiasis yang
KOH 10-30%, supaya elemen jamur yang diperiksa memberikan gambaran elemen jamur transparan pada
tidak ikut dilarutkan dengan cepat dan menghasilkan pemeriksaan sampai dengan 2 jam, ternyata pada
negatif palsu.10 Pada penelitian ini, hampir seluruh pengamatan 24 jam elemen jamur tampak berwarna
sediaan dapat bertahan selama 24 jam. Sediaan yang biru.Hal itu kemungkinan disebabkan beberapa
bertahan kurang dari 24 jam kemugkinan karena spesies lambat dalam menyerap warna CSB, sehingga
jumlah bahan klinis yang dibuat sediaan terlalu perlu berhati-hati saat pengamatan langsung tertutama
sedikit, sehingga elemen jamur ikut terlarut. spesies Candida dan bila hasil pengamatan langsung
Nashimoto dan kawan-kawan pada tahun 2006 negatif, untuk menghindari hasil negatif palsu
mempublikasikan penemuan bahan pewarna dilakukan pembacaan ulang pada hari berikutnya.
mikroorganisme baru yang dibuat dari campuran Presipitat kebiruan pada penelitian ini didapatkan
substansi alkali (KOH 15-30%) dan pewarna sebanyak 31,1% sediaan CSB, sedangkan pada
diazo(CSB 6B 0,1-1%) atau xanthene dan dapat penelitian Lim CSH dan Lim SL, 2008 yang
ditambahkan methanol dan/atau dimethyl sulfoxide. membandingkan CSB dan KOH + tinta Parker pada
Penemuan CSB menjadi solusi bagi masalah pra- PV menunjukkan bahwa presipitat kebiruan hanya
terapi dalam mencari pengganti metode pemeriksaan tercatat pada pewarnaan dengan KOH + tinta Parker.13
konvensional langsung yang dapat mewarnai Ketidaksesuaian hasil tersebut dengan penelitian
mikroorganisme, terutama jamur kulit, seperti sebelumnya kemungkinan disebabkan karena
Trichophyton, jamur Candida, dan Malassezia lebih komposisi pewarna CSB yang digunakan berbeda
cepat dan tepat.7,8 Hasil positif didapatkan dari 45 dengan penelitian ini, disebutkan pada penelitian oleh
sediaan (100%) dengan pewarnaan CSB, baik yang Lim CSH dan Lim SL, 2008 untuk PV menggunakan
dibaca oleh peneliti maupun analis medis.Hal pewarna CSB dengan komposisi CSB 6B 1% dan
itumenunjukkan bahwa pada dermatofitosis, PV, dan KOH 8%.
kandidiasis, sediaan positif menunjukkan kontras Keunggulan pewarnaan baru CSB lainnya adalah
warna yang baik antara elemen jamur dan dasar kestabilan dalam mewarnai sediaan untuk mendeteksi
sediaan, sehingga struktur jamur tampak jelas dan elemen jamur karena kadangkala pada prakteknya,
mudah dideteksi meskipun bukan pemeriksa yang sampel berupa sediaan jamur yang dikirim dari klinik
berpengalaman. Hasil pewarnaan CSB positif praktek dokter datang terlambat sehari ke
didapatkan pada 32 pasien dermatofitosis dan laboratorium, sehingga bila pewarnaan ini terbukti
memberikan warna biru pada elemen jamur sebanyak stabil maka sediaan dapat dibaca pada hari
90,6%. Pewarnaan ini juga memberikan warna biru berikutnya.14 Hal itu sesuai dengan hasil penelitian ini
elemen jamur pada sediaan seluruh pasien PV yang menunjukkan seluruh sediaan positif CSB dapat
(100%).Seluruh sediaan kandidiasisyang diperiksa, bertahan dalam 24 jam. Kelebihan lain pewarna CSB
elemen jamur memberikan gambaran transparan, seperti yang disebutkan dalam penelitian sebelumnya,
namun struktur jamur tampak jelas karena kontras yaitu gambaran detail morfologi jamur dapat dilihat
warna terhadap dasar sediaan (merah muda keunguan dengan pewarnaan CSB bila ditambahkan minyak dan
atau biru muda) yang dihasilkan cukup baik. Beberapa diamati dengan mikroskop cahaya pembesaran 1000x,
penelitian terdahulu, baik yang dilakukan oleh Lim sesuai dengan hasil penelitian, seluruh sediaan
CSH dan Lim SL, 2008; Tambosis E dan Lim C, memberikan gambaran yang jelas dan detail, baik
2012; Fonseka S dan kawan-kawan, 2011 yang pada dermatofitosis, PV, maupun kandidiasis.13,16,17
membandingkan pewarna CSB dan KOH + tinta Kultur jamur diperlukan untuk identifikasi
27
Pemeriksaan Pewarnaan Kalium Hidroksida (KOH) 20% + Tinta ParkerTM
Blue-Black, Chicago Sky Blue (CSB), dan Kultur Jamur pada
Artikel Asli Dermatomikosis Superfisialis

spesies yang lebih akurat karena pemeriksaan maupun kandidiasis.13,17,20 Pewarnaan CSB
mikroskopis sediaan langsung yang menunjukkan mempermudah mendeteksi elemen jamur dermatofit,
elemen jamur hanya berarti terdapat infeksi jamur, memberikan gambaran hasil yang sama bagusnya
namun pemeriksaan tersebut membutuhkan waktu dengan KOH 20% + tinta ParkerTM blue-black dalam
lama dan tidak praktis.10 Hasil penelitian dari 45 mendeteksi elemen jamur PV, dan pada kandidiasis
pasien dermatomikosis superfisialis yang dikultur gambaran elemen jamur dapat lebih jelas dan mudah
memberikan hasil positif hanya pada 32 pasien teramati bila sediaan dibiarkan lebih lama. Kelemahan
(71,1%). Pemeriksaan langsung KOH + tinta Parker dari penelitian didapatkan pada jumlah dan distribusi
ataupun CSB positif tampak gambaran elemen jamur, pengelompokan karakteristik subjek penelitian yang
bila dikultur 30-70% yang akan tumbuh. Kultur tidak rata, sehingga bisa menjadi faktor perancu yang
merupakan standart baku emas pada dermatofitosis mempengaruhi validitas hasil.
dan kandidiasis, namun nilainya tidak 100% dengan Pemeriksaan mikroskopis langsung dengan
hasil negatif palsu cukup tinggi disebabkan spesimen pewarnaan CSB merupakan metode baru yang cepat,
kultur mengandung jumlah mikroorganisme jamur sederhana, dan mudah, karena menghasilkan kontras
yang tidak adekuat atau hanya berisi jamur yang tidak warna yang baik, sehingga elemen jamur lebih mudah
viabel. Hanya elemen jamur yang viabel saja yang teramati meskipun bukan pemeriksa berpengalaman,
akan tumbuh, sedangkan yang tidak viabel tidak dapat dan pada pembacaan sediaan 24 jam akan tampak
tumbuh pada kultur. Kultur dilakukan untuk lebih jelas. Penelitian ini dapat dijadikan dasar
mengidentifikasi patogen penyebab, namun bila penelitian selanjutnya secara analitik comparative
hasilnya negatif tidak menyingkirkan double blind yang membandingkan pewarnaan CSB
diagnosisnya.16,18 dengan pemeriksaan rutin KOH 20% + tinta ParkerTM
Setiap sediaan bahan klinis yang diperiksa pada blue-black oleh peneliti yang belum berpengalaman,
penelitian ini dilakukan pengamatan oleh dua orang dengan subjek yang lebih banyak untuk mendapatkan
yang berbeda tingkat keahliannya dalam interpretasi nilai diagnostik pewarnaan CSB, sehingga diharapkan
pemeriksaan mikroskopis, yaitu seorang dokter yang bisa menjadi alternatif pemeriksaan dermatomikosis
merupakan peneliti dan seorang analis medis.Hasil superfisialis bagi klinisi yang tidak berpengalaman,
pemeriksaan 45 pasien dermatomikosis superfisialis, terutama di praktek atau klinik pribadi dan
didapatkan hasil positif dengan pewarnaan KOH 20% laboratorium. Kultur merupakan standar baku emas
+ Tinta ParkerTM blue-black oleh peneliti sebanyak pada dermatofitosis dan kandidiasis, sebaiknya
91,11%, dan oleh analis medissebanyak 95,56%, penelitian lanjutan didasarkan pada hasil kultur
sedangkan dengan pewarna CSB kedua pemeriksa positif, sementara pada PV dapat langsung
memberikan hasil positif pada seluruh sediaan pasien membandingkan pewarnaan CSB dan KOH 20% +
(100%), dengan kultur jamur menunjukkan Tinta ParkerTM blue-black, mengingat kultur bukan
pertumbuhan jamur pada 71,1% pasien. Hal itu merupakan standar baku emasnya.
mendukung hasil analisis dari penelitian yang
dilakukan oleh Lim CSH dan Lim SL, menunjukkan KEPUSTAKAAN
bahwa pewarnaan kontras baru CSB lebih sensitif dan 1. Nenoff P, Kruger C, Hanselmayer GG, Tietz HJ.
spesifik dibandingkan KOH 20% + tinta ParkerTM Dermatomycoses: Causative agents,
blue-black meskipun tidak berbeda secara epidemiology and pathogenesis. In: Simon JC,
signifikan.17 Levitt JO dan kawan-kawan, 2010 editor. Mycology-an update. JDDG 2014 Mar;
menyebutkan bahwa kultur jamur lebih spesifik 12(3):188-210.
namun kurang sensitif dibandingkan pemeriksaan 2. Weeks J, Moser SA, Elewski BE. Superficial
mikroskopis sediaan langsung KOH dalam cutaneous fungal infections. In: Dismukes WE,
menentukan patogen, selain itu pemeriksaan kultur Pappas PG, Sobel JD, editors. Clinical
membutuhkan waktu inkubasi yang lama.18 mycology. New York: Oxford University, Inc;
Tujuan penelitian untuk mengevaluasi gambaran 2003. p. 367-89.
hasil pemeriksaan dengan pewarnaan KOH 20% + 3. Adiguna MS. Epidemiologi dermatomikosis
tinta ParkerTM blue-black, CSB, dan kultur jamur superfisialis di Indonesia. Dalam: Bramono K,
dalam membantu menegakkan diagnosis Suyoso S, Indriatmi W, Ramali LM, Widaty S,
dermatomikosis superfisialis, menunjukkan hasil yang Ervianti E, editor. Dermatomikosis superfisialis.
sesuai dengan penelitian sebelumnya yang Edisi kedua. Jakarta:Badan Penerbit FKUI;
membandingkan antara KOH 20% + tinta ParkerTM 2013. h.1-8.
blue-black dan CSB, baik pada dermatofitosis, PV,

28
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 29 / No. 1 / April 2017

4. Schieke SM, Garg A. Superficial fungal versicolor (M. furfur) with mountain ink. J
infection. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Invest Dermatol 1954; 22:9-10.
Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors. 12. Crespo-Erchiga V, Florencio VD,.Malassezia
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. yeasts and pityriasis versicolor. Curr Opin Infect
8th ed. New York: The McGraw-Hill Dis 2006; 19:139-47.
Companies; 2012. p. 2277-97. 13. Lim SL, Lim CSH. New contrast stain for the
5. Tambosis E, Lim C. A comparison of the rapid diagnosis of pityriasis versicolor. Arch
contrast stains, chicago blue, chlorazole blaack, Dermatol 2008; 144(8):1058-9.
and parker ink, for the rapid diagnosis of skin 14. Fonseka S, Lim CSH, Bandara UN, Dissanayake
and nail infections. Int J Dermatol 2012; 51:935- M. New contrast stain for the rapid diagnosis of
8. dermatophytosis and pityriasis versicolor.
6. Lim CSH, Lim SL. Practical tip: Chicago sky Labmedicine 2011; 42(11):649-52.
blue (CSB) stain can be added to the routine 15. Green FJ. The Sigma-Aldrich handbook of
potassium hydroxyde (KOH) wet-mount to stains, dyes, and indicators. Milwaukee, WI:
provide a color contrast and facilitate the Aldrich Chemical Company Inc; 1990.
diagnosis of dermatomycoses. Dermatol Online J 16. Lim CSH, Lim SL. New contrast stain for the
2011; 17(8):11. rapid diagnosis of onychomycosis. Arch
7. Nashimoto K, Ishida K, Ikeda Y, Hanaoka Y. Dermatol 2011; 147(8): 981-2.
Mocroorganism staining agent and use thereof. 17. Lim SL, Lim CSH. New contrast stain for the
US Patent Application Publication; US rapid diagnosis of dermatophytic and candidal
2006/0263843 A1. [disitasi 20 April 2016]. dermatomycoses. Arch Dermatol 2008;
Available from: 144(9):1228-9.
http://www.patentimages.storage.googleapis.co 18. Surrendan KAK, Bhat RM, Nandakishore B,
m. Sukumar D. A clinical and mycological study of
8. Sigma-Aldrich Safety Data Sheet veersion 4.I. dermatophytic infections. IJD 2014; 59(3): 268.
[disitasi 20 April 2016]. Available from 19. Levitt JO, Levitt BH, Akhavan A, Yanofsky H,
:http://www.sigma.aldrich.com. The sensitivity and specificity of potassium
9. Das S, Goyal R, Bhattacharya SN. Laboratory- hydroxide smear and fungal culture relative to
based epidemiological study of superficial clinical assessment in the evaluation of tinea
fungal infections. J. Dermatol 2007; 34:248-53. pedis: a pooled analysis. Dermatol. Res. Pract.
10. Nugroho SA. Pemeriksaan penunjang diagnosis 2010; 2010:1-8.
mikosis superfisialis. Dalam: Bramono K, 20. Liu Z, Sheng P, Yang YP, Huang WM, Li W,
Suyoso S, Indriatmi W, Ramali LM, Widaty S, Wang JD, Fan YM. Comparison of modified
Ervianti E, editor. Dermatomikosis superfisialis. Chicago Sky Blue and potassium hydroxide
Edisi ke-2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2013. mount for the diagnosis of dermatomycoses and
h. 154-66. onychomycoses. J Microbiol Methods 2015;
11. Chen MM. Simple procedure for staining tinea 112: 21-3.

29
PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI PADA CANDIDA ALBICANS

Vivi Keumala Mutiawati

Abstrak. Candida albicans menyebabkan sejumlah infeksi seperti kandidiasis mukosa,


kandidiasis diseminata dan infeksi oportunistik. Candida albicans adalah monomorphic
yeast dan yeast like organisme, tumbuh dengan baik pada suhu 25-300C dan juga 35-370C.
Infeksi yang disebabkan kandida dapat berupa akut, subakut atau kronis pada seluruh tubuh
manusia. Candida albicans dapat diisolasi tumbuh pada media agar dalam waktu tiga hari
dengan koloni berbentuk seperti pasta krim lembut. Candida albicans mempunyai
kemampuan untuk membentuk tabung benih/germ tubes dalam serum, atau spora besar
berdinding tebal yang dinamakan klamidospora. Bahan klinis yang dipakai untuk
pemeriksaan dapat berupa kerokan kulit atau kuku, sputum, sekret bronkus, urin, tinja, usap
mulut, sekret telingga, sekret vagina, darah, cairan tubuh lain atau jaringan. Bahan klinis
yang akan diperiksa harus dengan cara steril dan ditempatkan dalam wadah steril.
Diagnosis laboratorium mikrobiologi dapat dilakukan melalui pemeriksaan langsung,
kultur, serologi dan biologi molekuler. (JKS 2016; 1: 53-63)

Kata Kunci : Laboratorium, candida albicans, kandidiasis

Abstract. Fungal infection known as mycosis cause of candidiasis, particularly those


caused by Candida albicans. These organism caused a number of infections vary from
mucosal candidiasis to disseminated candidiasis, and was a fungal infection that caused
the highest incidence of oportunistic infections. Candida albicans is monomorphic yeast
and yeast like organism, which grow wll at temperatures 25-300C and also can grow at 35-
370C. Candida albicans can be isolated on agar media within there days, with a colony
shaped like smooth creamy paste, and be recognized with the abilty to form germ tube in
serum or the formation of large thick-walled spores called chlamydospore. Clinical sample
that would be used to form the examination ware skin or nail scrappings, sputum, bronchial
secretions, urine, faces, mucosal swap of ears, mounth or vagina, and also blood, other
body fluids or tissue. Clinical material must be collected and arraged with sterile manner
and placed in a sterile containers. Labotory diagnosis can be made through direst
examination, culture, serological anda molecular biology. The diagnosis of deep candidal
lesions should be done with histological axamination. (JKS 2016; 1: 53-63)

Keywords : Labotory, Candida albicans, candidiasis

Pendahuluan 1 dari mikroba flora normal yang beradaptasi


Infeksi jamur dikenal sebagai mikosis dengan baik untuk hidup pada manusia,
semakin dikenal sebagai penyebab terutama pada saluran cerna, urogenital,
morbiditas dan mortalitas pada pasien dan kulit. Candida albicans penyebab
rawat inap di rumah sakit terutama pasien kandidiasis yang merupakan infeksi jamur
imunokompromais (seperti Human dengan insiden tertinggi disebabkan oleh
Immunodeficiency Virus/HIV). Penyakit infeksi oportunistik. Organisma ini juga
lain dapat mendorong individu terinfeksi menyebabkan sejumlah infeksi dari mulai
jamur yang umumnya terpapar dari sumber mucosal kandidiasis hingga life-
lingkungan dan aktivasi flora jamur threatening disseminated kandidiasis.2-6
endogen akibat penyakit yang mendasari
ataupun intervensi diagnostik dan terapi Candida albicans
(misalnya pemberian antibiotik).1 Candida Jamur Kandida telah dikenal dan dipelajari
albicans/C. albicans merupakan bagian sejak abad ke-18 yang menyebabkan
penyakit yang dihubungkan dengan
Vivi Keumala Mutiawati adalah Dosen Bagian higiene yang buruk. Nama Kandida
Laboratorium Ilmu Patologi Klinik Fakultas diperkenalkan pada Third International
Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

53
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

Microbiology Congress di New York pada structure/struktur seperti akar yang sangat
tahun 1938, dan dibakukan pada Eight panjang/rhizoids dan dapat memasuki
Botanical Congress di Paris pada tahun mukosa (invasif). 4-5 Dinding sel Kandida
1954. Candida albicans penyebab dan juga C. albicans bersifat dinamis
Kandidiasis terdapat di seluruh dunia dengan struktur berlapis, terdiri dari
dengan sedikit perbedaan variasi penyakit beberapa jenis karbohidrat berbeda (80-
pada setiap area. Kandidiasis interdigitalis 90%): (i) Mannan (polymers of mannose)
lebih sering terdapat di daerah tropis berpasangan dengan protein membentuk
sedangkan kandidiasis kuku pada iklim glikoprotein (mannoprotein); (ii) α-glucans
dingin. Penyakit ini dapat mengenai semua yang bercabang menjadi polimer glukosa
umur terutama bayi dan orang tua. 5-7 yang mengandung α-1,3 dan α-1,6 yang
Infeksi yang disebabkan Kandida dapat saling berkaitan, dan (iii) chitin, yaitu
berupa akut, subakut atau kronis pada homopolimer N-acetyl-D-glucosamine
seluruh tubuh manusia. Candida albicans (Glc-NAc) yang mengandung ikatan α-1,4.
adalah monomorphic yeast dan yeast like Unsur pokok yang lain adalah adalah
organism yang tumbuh baik pada suhu 25- protein (6-25%) dan lemak (1-7%). Yeast
30oC dan 35-37oC.3-8 cells dan germ tubes memiliki komposisi
dinding sel yang serupa, meskipun jumlah
Struktur dan Pertumbuhan Candida α-glucans, chitin, dan mannan relatif
albicans bervariasi karena faktor morfologinya.
Candida albicans yaitu organisma yang Jumlah glucans jauh lebih banyak
memiliki dua wujud dan bentuk secara dibanding mannan pada C. albicans yang
simultan/dimorphic organism. Pertama secara imunologis memiliki keaktifan yang
adalah yeast-like state (non-invasif dan rendah. Struktur dinding C. albicans secara
sugar fermenting organism). Kedua adalah mikroskopis dapat dilihat pada Gambar 1
fungal form memproduksi root-like di bawah ini. 4-5

(1) (2)
Gambar 1. (1) Struktur dinding C. Albicans (2) Bentuk mikroskopis C. albicans. 8, 15

Jamur Candida tumbuh dengan cepat pada yang bercabang, juga dapat membentuk
suhu 25-37oC pada media perbenihan hifa sejati.3-7 Pseudohifa dapat dilihat
sederhana sebagai sel oval dengan dengan media perbenihan khusus. Candida
pembentukan tunas untuk memperbanyak albicans dapat dikenali dengan
diri, dan spora jamur disebut blastospora kemampuan untuk membentuk tabung
atau sel ragi/sel khamir. Morfologi benih/germ tubes dalam serum atau dengan
mikroskopis C. albicans memperlihatkan terbentuknya spora besar berdinding tebal
pseudohyphae dengan cluster di sekitar yang dinamakan chlamydospore. Formasi
blastokonidia bulat bersepta panjang chlamydospore baru terlihat tumbuh pada
berukuran 3-7x3-14 µm. Jamur suhu 30-37oC, yang memberi reaksi positif
membentuk hifa semu/pseudohifa yang pada pemeriksaan germ tube. Identifikasi
sebenarnya adalah rangkaian blastospora

54
Vivi Keumala Mutiawati Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida Albicans

akhir semua spesies jamur memerlukan uji disfagia, odinofagia, atau nyeri
biokimiawi.1,3-8 retrosternum, juga dapat tidak
menunjukkan gejala (40% kasus).11
Kandidiasis
Kandidiasis merupakan infeksi jamur Etiologi dan Patogenesis Kandidiasis
sistemik yang paling sering dijumpai yang Kandidiasis/yeast infection adalah infeksi
terjadi bila C. albicans masuk ke dalam jamur yang terjadi karena adanya
aliran darah terutama ketika ketahanan pembiakan jamur secara berlebihan,
fagositik host menurun.8-9 Respons imun dimana dalam kondisi normal muncul
cell-mediated terutama sel CD4 penting dalam jumlah yang kecil. Perubahan
dalam mengendalikan kandidiasis (seperti aktivitas vagina atau ketidakseimbangan
pada kandidiasis), seringkali muncul hormonal menyebabkan jumlah Candida
beberapa bulan sebelum munculnya infeksi berlipat ganda (muncul gejala
oportunistik yang lebih berat.8-9 Kandidiasis). 7,11
Keadaan lain yang
Kandidiasis mukokutan pada orang dengan menyebabkan Kandidiasis adalah karena
HIV-AIDS/ODHA merupakan salah satu penyakit menahun, gangguan imun yang
indikator progresivitas HIV dapat muncul berat, AIDS, diabetes, dan gangguan tiroid,
dalam tiga bentuk, yaitu kandidiasis pemberian obat kortikosteroid dan
vulvovagina, orofaring, dan esofagus sitostatika. Paparan terhadap air yang terus
(belum digolongkan infeksi oportunistik menerus seperti yang terjadi pada tukang
kecuali jika sudah mengenai esofagus).9-10 cuci, kencing pada pantat bayi, keringat
Strain kandida yang menginfeksi ODHA berlebihan terutama pada orang
4,7,11
tidak berbeda dengan pasien gemuk. Faktor lokal atau sistemik
imunokompromais lainnya (tersering dapat memengaruhi invasi Kandida ke
adalah C. albicans). Strain lain yang dalam jaringan tubuh. Usia merupakan
pernah dilaporkan adalah C. glabrata, C. faktor penting yang sering kali
parapsilosis, C. tropicalis, C. kruseii, dan menyebabkan kandidiasis oral/oral thrush
C. dubliniensis. Kandida rekurens dapat terutama pada neonatus. Perempuan
disebabkan oleh strain yang sama atau dengan kehamilan trimester ketiga
strain yang berbeda. 10-11 cenderung untuk mengalami kandidiasis
vulvovaginal.1-4,7,11
Kandidiasisi orofaring dikenal dengan tiga
bentuk yaitu pseudomembran, eritematosa, Keutuhan kulit atau membran mukosa
dan cheilitis angularis. Kandidiasis yang terganggu dapat memberikan jalan
pseudomembran mempunyai gejala berupa kepada Kandida untuk masuk ke dalam
rasa terbakar, gangguan mengecap, dan jaringan tubuh yang lebih dalam dapat
sulit menelan makanan padat atau cair. menyebabkan kandidemia seperti perforasi
Kandidiasis pseudomembran membentuk traktus gastrointestinalis oleh trauma,
plak putih 1-2 cm atau lebih luas di pembedahan serta ulserasi peptikum,
mukosa mulut, jika dilepaskan pemasangan kateter indwelling, internal
pseudomembran tersebut akan feeding, dialisis peritoneal, drainase traktus
meninggalkan bercak kemerahan atau urinarius, luka bakar yang berat, dan
perdarahan. Kandidiasis eritematosa penyalahgunaan obat bius intravena.
berupa plak kemerahan halus di palatum Kandidiasis viseral akan menimbulkan
mukosa bukal, atau permukaan dorsal neutropenia yang menunjukkan peran
lidah. Cheilitis angularis tampak berupa neutrofil dalam mekanisme pertahanan
kemerahan, fisura, atau keretakan di sudut pejamu terhadap jamur ini. Lesi viseral
bibir. Kandidiasis esofagus biasanya ditandai oleh nekrosis dan respons
muncul disertai kandidiasis orofaring (80% inflamatorik neutrofilik. Sel neutrofil
kasus), dengan gejala klinis berupa membunuh sel jamur Candida serta

55
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

merusak segmen pseudohifa secara in Pemeriksaan dengan spekulum


vitro. Kandida dalam sirkulasi darah dapat memperlihatkan mukosa yang mengalami
menimbulkan berbagai infeksi pada ginjal, inflamasi dan eksudat cair berwarna
hepar, menempel pada katup jantung putih.1,5,8,11 Kandidiasis mukokutaneus
buatan, meningitis, arthritis, dan kronik atau kandidiasis granulomatous
endopthalmitis.1,3,7,10 secara khas ditemukan sebagai lesi kulit
sirkumkripta yang mengalami
Sistem imun terhadap Candida albicans hiperkeratosis, kuku jari mengalami
dan Kandidiasis distrofi serta hancur, atau alopesia parsial
Sistem imun yang sehat mencegah pada kulit kepala. Gejala lain meliputi
organisme yeast ini berubah menjadi jamur epidermofitosis kronik, displasia gigi,
yang berbahaya. Tubuh manusia yang hipofungsi kelenjar paratiroid, adrenal,
kehilangan sistem imun menyebabkan serta tiroid.1,5,8 Kandidiasis esofagus
organisma ini berubah dari yeast from memberikan gejala ulserasi kecil, dangkal,
menjadi fungal form. Pembentukan soliter hingga multipel cenderung terdapat
parasitic fungal bergerak memasuki pada bagian sepertiga distal yang
mukosa gastrointestinal dengan merusak menyebabkan keluhan disfagia atau nyeri
batas pertahanan antara intestinal tract dan substernal. Lesi yang bersifat asimtomatik
keseluruhan sirkulasi dalam tubuh. dapat terjadi pada pasien leukemia sebagai
Keadaan ini menyebabkan sebagian port d’entre untuk kandidiasis diseminata.
digested dietary proteins masuk ke dalam Lesi asimtomatik dan benigna juga terjadi
aliran darah (mempunyai kekuatan pada traktus urinarius berupa abses renal
antigenik/antibody-stimulating) berusaha atau kandidiasis kandung kemih.1,5,8
menyerang pertahanan sistem imun tubuh.
Aktivasi sistem imun terjadi akibat Kandida yang menyebar secara hematogen
penggunaan antibiotik yang disertai gejala demam tinggi disebabkan
berkepanjangan, pemakaian steroid, oleh abses retina yang meluas ke vitreus.
kontrasepsi oral, diet gula yang berlebihan Pasien dapat mengeluh nyeri orbital,
atau stres.9-11 penglihatan kabur, skotoma, atau opasitas
yang melayang dan menghalangi lapang
Manifestasi dan Gejala Kandidiasis pandang penglihatan. Kandidiasis
Kandidiasis oral memberikan gejala bercak pulmonalis dapat terlihat dengan foto
berwarna putih yang konfluen dan melekat toraks dengan gambaran infiltrat noduler
pada mukosa oral serta faring, khususnya yang samar atau difus.1,4-5,8
di dalam mulut dan lidah. Kandidiasis kulit
ditemukan pada daerah intertriginosa yang Terapi Kandidiasis
mengalami maserasi serta menjadi merah, Kandidiasis mulut dan mukokutan dapat
paronikia, balanitis, ataupun pruritus ani, diobati dengan nistatin topikal, gentian
di daerah perineum dan skrotum dapat violet, ketokonazol, dan flukonazol.
disertai dengan lesi pustuler yang diskrit Kandidiasis pada daerah yang mengalami
pada permukaan dalam paha.1,5,8 maserasi, memperlihatkan respons
terhadap upaya untuk mengurangi
Kandidiasis vulvovagina biasanya kelembaban kulit dan iritasi dengan
menyebabkan keluhan gatal, keputihan, pemakaian preparat antifungus yang
kemerahan di vagina, disparenia, disuria, dioleskan secara topikal dalam bahan dasar
pruritus, terkadang nyeri ketika nonoklusif. Kandidiasis vulvovaginitis
berhubungan seksual atau buang air kecil, memberikan respons yang lebih baik
pembengkakan vulva dan labia dengan lesi terhadap golongan azol, seperti
pustulopapuler diskrit, dan biasanya gejala klotrimazol, mikonazol, ekonazol,
memburuk sebelum menstruasi. ketokonazol, sulkonazol, dan oksinazol

56
Vivi Keumala Mutiawati Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida Albicans

merupakan obat pilihan untuk C. albicans tingginya kolonisasi. Diagnosis pada lesi
yang dipakai sebagai krim atau losion.2,4- Kandida juga dapat dilakukan dengan
5,8,10
pemeriksaan histologi terhadap sayatan
spesimen hasil biopsi.3-4,6,11
Diagnosis Kandidiasis
Diagnosis kandidiasis ditentukan Pemeriksaan Langsung Candida
berdasarkan gejala klinis yang menyebar albicans dengan Larutan KOH
dan tidak mudah dibedakan dari infectious Pemeriksaan langsung dengan Larutan
agent yang telah ada. Diagnosis KOH dapat berhasil bila jumlah jamur
laboratorium dapat dilakukan melalui cukup banyak. Keuntungan pemeriksaan
pemeriksaan spesimen mikroskopis, ini dapat dilakukan dengan cara sederhana,
biakan, dan serologi. Tujuan pemeriksaan dan terlihat hubungan antara jumlah dan
laboratorium adalah untuk menemukan C. bentuk jamur dengan reaksi jaringan.5-6
albicans di dalam bahan klinis baik dengan Pemeriksaan langsung harus segera
pemeriksaan langsung maupun dengan dilakukan setelah bahan klinis diperoleh
biakan. Bahan pemeriksaan bergantung sebab C. albicans berkembang cepat dalam
pada kelainan yang terjadi, dapat berupa suhu kamar sehingga dapat memberikan
kerokan kulit atau kuku, dahak atau gambaran yang tidak sesuai dengan
sputum, sekret bronkus, urin, tinja, usap keadaan klinis.5-6 Gambaran pseudohifa
mulut, telinga, vagina, darah, atau jaringan. pada sediaan langsung/apus dapat
Cara mendapatkan bahan klinis harus dikonfirmasi melalui pemeriksaan kultur,
diusahakan dengan cara steril dan merupakan pilihan untuk menegakkan
ditempatkan dalam wadah steril, untuk diagnosis kandidiasis superfisial. Bentuk
mencegah kontaminasi jamur dari udara.3,6- pseudohifa pada pewarnaan KOH dapat
7,12
Identifikasi spesies dapat dilakukan dilihat pada Gambar 2 berikut ini.5-6
dengan uji morfologi dan kultur jamur
untuk spesifikasi dan uji sensitivitas.
Pemeriksaan ini tidak disarakan untuk
digunakan sebagai diagnosis karena

(1) (2)

Gambar 2 (1) Pseudohifa pada pewarnaan KOH (mata anak panah).


(2) Budding yeast cells (anak panah).
(Dikutip dari: Murray20)

Pemeriksaan Langsung Candida Pemulasan dengan pewarnaan Gram dapat


albicans dengan Pewarnaan Gram disimpan untuk penilaian ulangan.5-6
Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan Pewarnaan Gram memperlihatkan
Gram sedikit membutuhkan waktu gambaran seperti sekumpulan jamur dalam
dibandingkan pemeriksaan dengan KOH. bentuk blastospora, hifa atau pseudohyfae,
Pemeriksaan ini dapat melihat jamur C. atau campuran keduanya. Sel jaringan
albicans berdasarkan morfologinya, tetapi seperti epitel, leukosit, eritrosit, dan
tidak dapat mengidentifikasi spesiesnya. mikroba lain seperti bakteri atau parasit

57
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

juga dapat terlihat dalam sediaan. Jamur spesies jamur lain seperti Cryptococcus,
muncul dalam bentukan budding yeast Hasenula, Malaesezzia. Pemeriksaan ini
cells dan pseudomycelium juga terlihat juga berguna mendeteksi jamur
pada sebagian besar sediaan seperti pada kontaminan untuk produk farmasi.
Gambar 2.4-6 Pembuatan SDB dapat ditempat dalam
tabung atau plate dan diinkubasi pada suhu
Pemeriksaan Kultur pada Candida 37oC selama 24-48 jam, setelah 3 hari
albicans tampak koloni C. albicans sebesar kepala
Media kultur yang dipakai untuk biakan C. jarum pentul, 1-2 hari kemudian koloni
albicans adalah Sabouraud dextrose dapat dilihat dengan jelas. Koloni C.
agar/SDA dengan atau tanpa antibiotik,5-6 albicans berwarna putih kekuningan,
ditemukan oleh Raymond Sabouraud menimbul di atas permukaan media,
(1864-1938) seorang ahli dermatologi mempunyai permukaan yang pada
berkebangsaan Perancis. Pemeriksaan permulaan halus dan licin dan dapat agak
kultur dilakukan dengan mengambil keriput dengan bau ragi yang khas.
sampel cairan atau kerokan sampel pada Pertumbuhan pada SDB baru dapat dilihat
tempat infeksi, kemudian diperiksa secara setelah 4-6 minggu, sebelum dilaporkan
berturutan menggunakan Sabouraud’s sebagai hasil negatif. Jamur dimurnikan
dextrose broth kemudian Sabouraud’s dengan mengambil koloni yang terpisah,
dextrose agar plate. Pemeriksaan kultur kemudian ditanam seujung jarum biakan
darah sangat berguna untuk endokarditis pada media yang baru untuk selanjutnya
kandidiasis dan sepsis. Kultur sering tidak dilakukan identifikasi jamur. Pertumbuhan
memberikan hasil yang positif pada bentuk C. albicans dan jamur lain/C. dublinensis
penyakit diseminata lainnya.5-6 pada SDB dapat dilihat pada Gambar 3 di
Sabouraud’s dextrose broth/SDB berguna berikut ini.14-15
untuk membedakan C. albicans dengan

(1) (2)
Gambar 3. (1) Pertumbuhan C. albicans dan C. dublinensis pada SDB. (2) Pertumbuhan C. albicans
pada SDA berbentuk krim berwarna putih, licin disertai bau yang khas.20

Sabouraud’s dextrose agar plate/SDA media ini lebih selektif yang bertujuan
plate direkomendasikan untuk sampel atau untuk menekan bakteri yang tumbuh
bahan klinis yang berasal dari kuku dan bersama jamur di dalam bahan klinis.4-6,13-
14
kulit. Media ini selektif untuk fungi dan Pertumbuhan pada SDA plate terlihat
yeast melihat pertumbuhan dan identifikasi jamur yang menunjukkan tipikal kumpulan
C. albicans yang mempunyai pH asam/pH mikroorganisma yang tampak seperti krim
5,6.14 Penambahan antibiotika membuat putih dan licin disertai bau khas/yeast

58
Vivi Keumala Mutiawati Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida Albicans

odour. Pertumbuhan SDA plate dapat chlamydospores. Pemeriksaan ini juga


dilihat pada Gambar 3.6,13-14 dapat dilakukan kultur pada kaca
objek/slide culture untuk melihat
Identifikasi Candida albicans dengan morfologi C. albicans. Bercak koloni yang
Corn Meal Candida Agar diduga sebagai C. albicans ditanam pada
Corn meal Candida/CMA agar berguna CMA (pH 7) kemudian diinkubasi pada
untuk membedakan spesies C. albicans suhu 37ºC selama 48-72 jam. Pertumbuhan
dengan Kandida yang lain, ditemukan oleh Kandida pada CMA akan memperlihatkan
Hazen and Reed. Media ini memperlihatkan bentuk chlamydospore yang berukuran
bentuk hifa, blastokonidia, chlamydospores, besar, sangat refraktif, dan berdinding
and arthrospores dengan jelas. Khusus tebal. Gambaran chlamydospore dapat
pada Kandida adalah untuk melihat bentuk dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.16

(1) (2) (3)


Gambar 4. (1) Chlamydospore. (2) Clamydospore membentuk germ tube baru. (3) Germ tube mulai
terbentuk dari hifa sejati (anak panah).6,20

Identifikasi Candida albicans dengan Pemeriksaan kultur dengan Hichrome


Germ Tube Candida Agar pada Candida albicans
Germinating blastospores/germ tube Identifikasi juga dapat dilakukan dengan
terlihat berbentuk bulat lonjong seperti kultur pada media hichrome candida
tabung memanjang dari yeast cells agar/HCA yang digunakan untuk
(Reynolds-Braude phenomenon) pada mendapatkan hasil identifikasi Candida
serum manusia yang ke dalamnya yang berbeda dan lebih spesifik. Hichrome
disuntikkan koloni yang diduga sebagai Candida agar/pH 6.5 digunakan untuk
strain Kandida ke dalam tabung kecil dan presumptive identification spesies Kandida
diinkubasi pada suhu 37oC selama 2-3 jam. yang penting secara klinis. Bahan klinis
Germ tube terbentuk dalam dua jam dapat ditanam secara langsung pada HCA
setelah proses inkubasi. Bagian ujung yang dan diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 48
menempel pada yeast cells terlihat adanya jam. Hasil positif memperlihatkan koloni
pengerutan/pengecilan (tidak ada terlihat berwarna hijau kemilau. Bentuk
konstriksi). Bentuk germ tube dari C. dan warna C. albicans yang terlihat
albicans dapat dilihat pada Gambar 4.7,10,21 tumbuh pada HCA dapat dilihat pada
Gambar 6 di bawah ini.19

59
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 1 Agustus 2016

Gambar 6. Candida albicans yang ditanam pada Hicrome Candida Agar memperlihatkan warna hijau
kemilau/hijau terang.19
Pemeriksaan Candida albicans dengan perubahan pH yang terjadi pada media
Uji Biokimiawi yang diuji dengan memanfaatkan gula
Uji biokimiawi dilakukan dengan sebagai bahan dasar. Pemeriksaan ini
pemeriksaan asimilasi karbohidrat untuk membutuhkan waktu inkubasi selama 10
konfirmasi spesies kandida. Carbohydrate hari pada suhu 37ºC. Hasil produksi berupa
assimilation test yaitu mengukur kekuatan gas dibandingkan pH standar merupakan
yeast dalam memaksimalkan karbohidrat indikasi adanya proses fermentasi. Hasil
tertentu sebagai bahan dasar karbon dalam positif dan hasil negatif pemeriksaan ini
oksigen. Hasil reaksi positif dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.6-7,10,8
mengindikasikan adanya pertumbuhan/
Tabel 1. Perubahan fermentasi dan asimilasi karbonhidrat pada uji biokimiawi
Klamido Fermentasi Asimilasi
spora glu mal suk lak glu mal suk lak gal eta arb
C. albcans + F F - - + + + - + - -
C.dublinensis + F F - - + + + - + 0 0
C.glabrata - F - - - + + - - - 0 0
C. guilliermondii - F - F - + + + - + + +
C. kefyr - F - F F* + - + + + 0 0
C. Krusei - F - - - + - - - - + -
C. lusitanie - F - F - + + + - + 0 0
C. parapsilosis - F - - - + + + - + - -
C. tropicalis * F F F - + + + - + - -
C.stellatoidea - F F - - + + - - + + -
C. Pseudotropicalis - F - F F + - + + - +
Keterangan: F = Fermentasi, F*= Kadang-kadang reaksinya berlawanan, * = Klamidospora tumbuh pada keadaan tertentu, 0 = Tidak
ditemukan hasil.10

Pemeriksaan Aktivitas Fosfolipase berperan pada proses infeksi C. albicans


Candida albicans ketika terjadi invasi melalui mukosa
Pemeriksaan yang masih baru dan sudah membran sel epitel. Sampel yang dipakai
mulai dilakukan pada tahap penelitian pada pemeriksaan ini adalah strain
adalah pemeriksaan aktivitas fosfolipase C.albicans dari isolat yang sudah
(Pz value). Pemeriksaan ini mengukur diketahui, kemudian ditanam pada media
enzim hidrolitik yang disekresi pada agar yang mengandung SDA. Gambar 7
infeksi yang disebabkan oleh C.albicans, memperlihatkan zona yang terbentuk dari
dan juga dapat diukur aktivitasnya adalah koloni yang tumbuh pada media agar, dan
proteinase. Kedua enzim ini menyebabkan pengukuran aktivitas fosfolipase dilihat
destruksi membran ekstraseluler dan pada Tabel 1.22

60
Vivi Keumala Mutiawati Pemeriksaan Mikrobiologi Pada Candida Albicans

Gambar 7. Aktivitas fosfolipase pada koloni C. albicans yang tumbuh pada media agar.22

Pengukuran aktivitas fosfolipase dilakukan PAGE. Pemeriksaan biologi molekuler


berdasarkan zona yang terbentuk pada untuk Candida albians sangat berguna
media agar kemudian dihitung dengan karena dapat memberikan hasil yang lebih
menggunakan rumus. Hasil perhitungan cepat dari pada pemeriksaan dengan
tersebut kemudian dilakukan penilaian biakan.21-22,24-25
dengan menggunakan Tabel standar.22
Pemeriksaan dengan PCR untuk
Tabel 2. Pengu kur an dan Per hi t ungan identifikasi spesies kandida, hasilnya
Aktivasi Fosfolipase cukup cepat akan tetapi kurang sensitif
Pz value (Nilai Pz) Hasil dibandingkan dengan biakan pada media.
1 Negatif Sekarang ini belum berhasil dibuat
0.90-0.99 + oligonukleotida primer yang spesifik untuk
0.80-0.89 ++ Candida albicans. Amplifikasi dengan
0.70-0.79 +++
PCR dan analisis restriksi enzim dengan
<0.70 ++++
Keterangan: Pz = zona fosfolipase22
RFLP sudah dapat dipakai untuk
mengetahui genotipe dari Candida
Pemeriksaan Serologi dan Biologi albicans. Pembacaan hasil dari kedua
Molekuler pada Candida albicans pemeriksaan tersebut dilakukan dengan
Pemeriksaan serologi terhadap Candida menggunakan sinar UV illumination dan
albicans dapat menggunakan metode gel image dengan alat khusus, dan terbaca
imunofluoresen/fluorecent antibody test sebagai bentuk pita (band).24-26
yang sudah banyak tersedia dalam bentuk Pemeriksaan PNA FISH adalah hibridisasi
rapid test. Hasil pemeriksaan harus sejalan asam nukleat untuk identifikasi Candida
dengan keadaan klinis penderita, ini albicans dan Candida glabrata, dengan
disebabkan karena tingginya kolonisasi. sampel yang dipakai adalah kultur darah.
Pemeriksaan Candida albicans dengan Pemeriksaan dapat dilakukan langsung dari
metode serologis sangat berguna untuk hasil kultur yang jamur positif, dapat juga
kandidiasis sistemik.8,19,23 Pemeriksaan dilakukan pada semua jenis sampel dari
biologi molekuler untuk C.albicans media kultur darah. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan polymerase chain menggunakan label fluoresen untuk
reaction/PCR, restriction fragment length melapisi ribosomal RNA/rRNA Candida
polymorphism/RFLP, peptide nucleic acid albicans. Gambaran Candida albicans dari
fluorescence in situ hybridization/PNA mikroskop fluoresen dapat dilihat pada
FISH dan sodium dodecyl sulphate-poly Gambar 8 berikut ini.26
acrylamide gel electrophoresis/SDS-

Gambar 8. Candida albicans pada PNA FISH terlihat berwarna hijau terang berfluoresen yang dilakukan
pembacaan dengan mikroskop fluoresen.26

61
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 3 Desember 2015

Deteksi antibodi terhadap Candida Daftar Pustaka


albicans sudah dapat dilakukan terhadap 1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I.
enolase dengan metode SDS-PAGE, serta Dalam: Ilmu Penyakit Dalam. 2nd ed.
deteksi antigen jamur terhadap mannan, Fakultas Kedokteran Univesitas
(1,3)-Beta-D-Glucan, dan enolase. Indonesia. Jakarta. 2009:2267
Pemeriksaan ini sudah dilakukan pada 2. Sudjana P. Infeksi Jamur pada
tahap penelitian, tetapi sampai saat ini Penderita HIV. Simposium Penyakit
hasil yang didapat belum memuaskan baik Infeksi. Fakultas Kedokteran
dari sensitifitas maupun spesifitiasnya. Universitas Padjadjaran. Rumah Sakit
Pemeriksaan SDS-PAGE diawali dengan Hasan Sadikin. Bandung. 2008.
membuat subkultur Candida albicans yang Diunduh dari: www.interne-rshs.com.
ditanam pada media yeast-extract-peptone- Tanggal: 26/10/2010
dextrose/YEPD. Media ini terdiri dari 3. Babic M, Hukic M. Candida albicans
dekstrosa sebagai bahan utama dan and Non-albicans Species as
menyediakan karbon, nitrogen, mineral, Etiological Agent of Vaginitis in
vitamin sebagai nutrisi untuk pertumbuhan Pregnant and Non-Pregnant Women.
jamur. Hasil biakan disentrifugasi Institute for Clinical Microbiology.
kemudian dilakukan pemeriksaan Bosnian Journal of Basic Medical
fraksinasi sel dengan SDS-PAGE. Sciences. Sarajevo. 2010;10 (1): 92-7
Pembacaan hasil dilakukan dengan 4. Vandepitte J, Verhaegen J, Engbaek
pengukuran, dan melihat profil polypeptide K, et al. 2nd ed. World Health
band dengan menggunakan seperti pada Organization. Geneva. 2003:61, 76,
Gambar 9.4-8,18,21 144-150
5. Greenwood D, Slack R, Peutherer J, et
al. Medical Microbiologi A Guide to
Microbial Infection: Pathonesis,
Immunity, Laboratory Diagnosis and
Control. Churchill Livingstone
Elsevier. Edinburgh. 2007:60, 596,
602-4,614-16
6. Bhavan PS, Rajkumar R,
Radhakrishnan S. Culture and
Identification of Candida albicans
from Vaginal Ulcer and Separatian of
Enolase on SDS-PAGE. International
Journal of Microbiology. CCSE.
Coimbatore. 2010:84-93
7. Suprihatin SD. Kandida dan
Gambar 9. Profil polypeptide band SDS-PAGE Kandidiasis pada Manusia. FKUI.
dari enolose C.albicans: (1). maker Jakarta. 1982:9-13,25-32
protein standar, dan (2). sampel 8. Larone DH. Medical Important Fungi
enolase.6 A Guide to Identification. 2nd ed. New
York. 1986:19,54,173-185
Penelitian mendalam mengenai identifikasi 9. Forbes BA, Sahm DF, Weissfeld AS.
dan karakteristik terhadap antigen akan Bailey & Scott’s Diagnostic
sangat berguna dalam proses diagnosis dan Microbiology 12th ed. Mosby Elsevier.
pengobatan kandidiasis.10,20,24,26 Chicago. 2007:631, 640-56, 700,703-
4, 778,860

62
Rina Suryani Oktari dan Hendra Kurniawan, framework Ketahanan
Puskesmas dalam Menghadapi Bencana

10. Budimulja U, Kuswardji, Bramono K. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2007:


Dermatomikosis Superfisialis. Balai 1097-8
Penerbit FKUI. Jakarta. 2004:58-87 22. Mahmoudabadi AZ, Zarrin M, Miry S.
11. Mahon CR, Manuselis G. Textbook of Pospholipase Activity of Candida
Diagnostic Microbiology. 2nd ed. WB albicans Isolated from Vagina and
Saunders. Philadelphia. 2000:191-208, Urine Samples. Jundishapur Journal of
711-753 Microbiology. Ahvaz Jundishapur
12. Warren L. Review of Medical University of Medical Sciences.
Microbiology and Immunology. 10th Ahvaz-Iran. 2010:(3)4
ed. Lange McGraw Hill. San 23. Jha BK, Dey S, Tamang MD.
Fransisco. 2008:336-52 Characterization of Candida species
13. Paul ME, Shearer WT. Evalutian of isolated from cases of lower
the Immunodeficient Patient. Dalam: respiration tract Infection. Katmandu
Fleisher TA, Shearer WT, Schroeder University Medical Journal.
HW Jr. Clinical Immunology Kathamandu. Vol. 4, No. 3. Issue 15.
th
Principles and Practise 3 ed. Mosby 2006:290-4
Elsevier. Philadelphia. 2008:463-91 24. Beeson L, Beydonun S, Botz DM.
14. Yunihastuti E, Djauzi S, Djoerban Z. Brunner & Suddarth’s Handbook of
Infeksi Oportusnistik pada AIDS. laboratory and Diagnostic Test.
Pokdisus AIDS-PDPAI. Balai Penerbit Lippicott Williams & Wilkins.
FUKUI. Jakarta. 2005:16-20 Philadelphia. 2010:123-4
15. Giammanco GM. Candida. Diunduh 25. Ellsworth JH, Reiss E, Bradley RL.
dari: www.mold.ph. Tanggal: Comparative Serological and
18/82010 Cutaneous Reactivity of Candidal
16. Biotec Laboratory Ltd. Sabouraud Cytoplasmic Proteins and Mannan
Dextrose Agar. 2006. Diunduh dari: Seprated by Affinity for Concanavalin
www.biotec.com. Tanggal: 8/18/2010 A. Journal Clinical of Microbiology.
17. Biosciences Whatman Filtration Vol. 5(1). 1977:91-99
Schleicher Schuell Laboratory. The 26. PNA FISH. Probes for Identification
Medium is Used for the Quantitative of Candida Species from Blood
Identification of Yeast and Mold. Cultures. American Society of
Kent. Diunduh dari: Microbiology. 2010.
http://www.medibix.com/goto.php?ste
=www.whatman.com. Tanggal:
8/18/2010
18. Oxoid Manual. Oxoid Limited. 2001–
2010. Diunduh dari: www.oxoid.com.
Tanggal: 18/8/2010
19. The Chormogenic Media Pioner
CHROMagarTM Candida. Kit insert.
Diunduh dari: www.chromagar.com.
Tanggal: 18/8/2010
20. Murray PR, Baron EJ, Jorgensen Jh,
Pfaller MA, Yolken RH. Manual of
Clinical Microbiology, 8th ed. ASM
Press. Washington DC. 2003:1696-9
21. Iwen PC. Mycotic Disease. Dalam:
McPherson RA, Pincus MR. Henry’s
Clinical Diagnosis and Management
by Laboratory Methods. 21st ed.

63

Anda mungkin juga menyukai