Anda di halaman 1dari 7

SUMMARY AND JOURNAL APPRAISAL ARTIKEL .........

(DIAGNOSIS / THERAPY)
BLOK NEOPLASMA

KELOMPOK ......... TUTOR : ....................................

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2012

PENYUSUN SUMMARY DAN JOURNAL APPRAISAL :


...................................... 2. ...................................... 3. ...................................... 4. ....................................... 5. ........................................ 6. ........................................ 7. ....................................... 8. ......................................... 9. ......................................... 10. ........................................
1.

Artikel yang dipilih : Sensitivity and performance characteristics of a direct PCR with stool samples in comparison to conventional techniques for diagnosis of Shigella and enteroinvasive Escherichia coli infection in children with acute diarrhoea in Calcutta, India

Sensitifitas dan penampilan karakteristik dari PCR langsung dengan sampel tinja dalam perbandingan terhadap tehnik konvensional untuk mendiagnosis Shigella dan infeksi enteroinvasive Eschericia coli pada anak - anak dengan diare akut di Calcutta, India
Abstract : Sensitifitas tehnik konvensional dalam mengindentifikasi shigella dan E.coli penyebab disentri cukup rendah, jadi PCR di teliti dalam study ini. Spesitifitas sebanyak 100% diperoleh dengan metode PCR terhadap percobaan kuman shigella EIEC dan organism selain shigella. Total 300 contoh feses diperoleh dari anak anak dengan diare akut yang di letakan pada 2 agar media selektif setelah diperkaya dalam luria broth. Jadi sensitifitas enriched kultur tinja (54%) , koloni hibridisasi (60%) dan enricherd tinja PCR (96%). Bahkan uji PCR dapat mengidentifikasi beberapa Shigella yang tidak terdeteksi menggunakan uji yang lain. Introduction : Shigella dan EIEC adalah etiologi utama penyebab disentri dan tetap endemic di negara berkembang. Metode kultur yang digunakan dalam mengidentifikasi shigella dari sample tinja biasanya ga efisien, memakan waktu, diagnosis tetap tidak jelas, kompetisi dari organisme komensial dan pengumpulan sample yang tidak kompeten. Jika sample di ambil setelah terapi antibiotic maka pertumbuhan organism tidak seimbang karena efek kerja dari antibiotic . Lalu pemeriksaan asam hibridisasi dalam mendiagnosis shigella dan EIEC menggunakan infasi plasmid namun walau spesifik tapi metode ini menjadi kurang sensitive jika menggunakan specimen blotted tinja atau koloni dari media solid blotted pada membran. Namun ditemukan second DNA dari gen S. flexneri ipaH yang lebih sensitive dalam mengidentifikasi shigella dan EIEC (PCR). Material and methods : Strain bakteri : Total 170 strain bakteri termasuk 64 serotype dari shigella dan 106 strain non shigella. E.coli enterovirulen 41 dan E.coli avirulen 40 yang digunakan untuk

menguji spesifitas dari PCR. Semua strain shigella di isolasi dari disentri kasus di Calcutta 1990-1997. Plasmid dari strain : Untuk mengidentifikasi keterangan dari plasmid maka plasmid di ekstraksi dari shigella dan EIEC yang di isolasi melalu metode standart dan dipisahkan melalui electrophoresis, stained menggunakan ethidium bromide dan visualisasi di bawah UV trasiluminasi. Oligo nucleotide dan hibridisasi DNA Hybond and plus membranilon dibloted dengan enriched bacterial atau kultur tinja dan diletakan dalam media agar dan diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam agar makrokoloni dapat tumbuh. Oligo nucleotide primer dan PCR Menggunakan plasmid antigen gen (ipaH). Persiapan sample tinja untuk menentukan sensitivitas dari kultur konvesional, hibridasi dan PCR. Setiap dilusi dari sample tinja disebarkan dalam agar MacConkey dan Hectoen. Peserta diperkaya dalam luria broth selama 4-6 jam. Study Population 300 anak yang datang ke dr. B.C pada Rumah Sakit Roy children dengan diare akut dari senin-jumat februari-mei 1999. Proses dalam Clinical Sample Sampel tinja di transport menggunakan medium Carry-Blair ke lab mikro selama 2 jam. Tinja diperkaya dengan LB dan diletakkan di MacConkey dan Hectoen untuk mengindentifikasi bakteri patogennya. Lalu tinja tersebut blotted pada membran nylon untuk memperoleh makrokoloni dan koloni hibridasi. PCR menggunakan sampel tinja yang diperkaya seperti DNA template hasilnya didapatkan dengan 3 metode yang dibandingkan dan dianalisa. Metode Statistic

Metode x2 dengan koreksi Yates dan fisher digunakan untuk membandingkan hasilnya. P <0.05 adalah hasil yang diharapkan. Result Spesifik analitik dan sensitifitas dari uji PCR Sensitifitas dari metode ini digambarkan menggunakan jumlah dari organism yang ada setiap ml dari sampel tinja yang dapat dideteksi. System tes dapat dikatakan positif jika bernilai positif ++. Walaupun setelah diperkaya sensitifitas dari metode kultur dan hibridasi ditemukan lebih rendah dibandingkan dengan uji PCR. Identifikasi Shigella dan EIEC pada anak-anak dari sampel tinja Ada 183 anak laki-laki dan 117 perempuan dari 300 anak yang menderita diare akut. Median umur mereka 17 bulan yang minimal 1 bulan dan maksimal 60 bulan. PCR dapat mengidentifikasi Shigella dan EIEC yang tidak teridentifikasi menggunakan 2 metode yang lain. Perbandingan dari Karakteristik pada 3 Metode Untuk evaluasi Shigella dan EIEC diperoleh dalam perbandingan sensitifitas enriched kultur tinja (54%) , koloni hibridisasi (60%) dan enricherd tinja PCR (96%). Discussion PCR system sangat spesifik sampai 100% untuk mendiagnosis Shigella dan EIEC. System ini menunjukan hasil negative terhadap semua bakteri yang diuji terkecuali Shigella dan EIEC. Jadi, PCR lebih sesitif daripada koloni hibridasi dan metode kultur untuk mendeteksi Shigella. Pada pemeriksaan di Calcuta, hanya 2 kasus yang miss menggunakan system PCR. Uji ipaH telah menunjukan untuk mengidentifikasi Shigella dan EIEC yang memiliki infasi essensial dari plasmid. Studi sekarang menunjukan bahwa PCR tidak hanya memiliki sensitivitas tinggi, tapi bisa membuktikan hasil pada specimen yang digunakan untuk dilakukan evaluasi. Kesimpulannya, ipaH PCR yang dilakukan dengan enriched kultur tinja memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, cepat, simple. Ini berguna untuk penelitian epidemic pada penyakit disentri. JOURNAL APPRAISAL :

1. Apakah terdapat ketersamaan antara uji diagnosis yang sedang diteliti dengan baku emas (Gold Standart) ? Terdapat pada halaman 671 Comparison of performance characteristics of different methods

2. Apakah sample subjek penelitian meliputi spectrum penyakit dari yang ringan sampai berat , penyakit yang terobati dan tidak dapat terobati ? terdapat pada halaman 669 Study Population : stool sample were collected from each child , irresective of history of antibiotic therapy, nature, severity and duration of disease

Format diatas adalah contoh untuk format pembuatan cover dan isi laporan tugas summary dan journal appraisal yang dapat dijadikan sebagai panduan oleh tutor dan mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai