NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
Ilda Rumfot
1611304040
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
Ilda Rumfot
1611304040
Information:
1) Title
2) Student of Medical Laboratory Technology at Universitas‘Aisyiyah Yogyakarta
3) Lecturer of Medical Laboratory Technology at Universitas‘Aisyiyah Yogyakart
PENDAHULUAN digunakan, namun spesifisitas dan
sensitivitasnya masih sangat rendah
Demam tifoid adalah penyakit sehingga tidak dianjurkan untuk
infeksi sistemik yang disebabkan diagnosis demam tifoid.
oleh bakteri Salmonella typhi. Pemeriksaan serologis yang
Bakteri Salmonella typhi adalah memiliki sensitivitas dan spesifisitas
bakteri gram negatif, bentuk batang, lebih baik dari uji widal adalah uji
tidak membentuk spora memiliki Tubex. Sedangkan uji Polymerase
kapsul dan flagel. Penyakit demam Chain Reaction (PCR) mendeteksi
tifoid masih merupakan masalah DNA (asam nukleat) gen flagelin
kesehatan masyarakat negara bakteri S. typhi dalam darah dengan
berkembang di dunia, termasuk teknik hibridisasi asam nukleat
Indonesia. Hal ini berkaitan erat (Surya, 2007).
dengan kebersihan perorangan, Pemeriksaan Tubex adalah
makanan dan minuman yang sudah pemeriksaan laboratorium yang
terkontaminasi, sanitasi lingkungan mendeteksi immunoglobulin M
yang kurang baik, serta persediaan dalam melawan antigen spesifik O9
air minum yang kurang memenuhi Salmonella typhi. Tes ini
persyaratan kesehatan (Playfair dan menggunakan metode aglutinasi
Chain, 2009). kompetitif semi kuantitatif dengan
Menurut World Health partikel berwarna sebagai tolak ukur
Organization (WHO, (2017) sekitar penegakan diagnosis (Ame, et al.,
11-20 juta orang jatuh sakit akibat 2012). Pemeriksaan Tubex
demam tifoid dan antara 128.000 sensitivitasnya mampu ditingkatkan
hingga 161.000 orang meninggal melalui penggunaan partikel
setiap tahunnya. Pada tahun 2015 berwarna, sedangkan spesifisitasnya
ada 17 juta kasus penyakit demam ditingkatkan dengan penggunaan
tifoid dan paratifoid terjadi secara antigen O9, antigen ini spesifik dan
global terutama di Afrika sub- khas pada Salmonella serogrup D.
Sahara, Asia Selatan dan Asia Tes ini mendeteksi adanya antibodi
Tenggara dengan beban dan insiden IgM. Respon terhadap antigen O9
terbesar yang terjadi di Asia Selatan berlangsung cepat karena antigen O9
(Nadyah, 2014). Indonesia bersifat imunodominan yang
merupakan negara endemik demam mampu merangsang respon imun.
tifoid. Diperkirakan terdapat 800 Hal ini menguntungkan, sebab
penderita per 100.000 penduduk deteksi anti‐O9 dapat dilakukan
setiap tahunnya yang ditemukan lebih cepat, yaitu pada hari ke 4‐5
sepanjang tahun (Widyono, 2011). (infeksi primer) dan hari ke 2‐3
Pemeriksaan laboratorium (infeksi sekunder) (Widodo, 2009).
untuk menegakkan diagnosis Pemeriksaan Polymerase
demam tifoid diantaranya adalah uji Chain Reaction (PCR) yang
tubex, uji Polymerase Chain diidentifikasi adalah antigen Vi yang
Reaction (PCR), kultur darah, uji spesifik untuk S. typhi. Studi di
widal, typhidot IgG dan IgM, Papua Nugini menunjukkan bahwa
Enzyme Linked Immunosorbent PCR sebaiknya dilakukan bersama
Assay (ELISA). Uji Widal dengan kultur darah sebagai gold
merupakan uji yang masih sering
standard untuk evaluasi diagnosis Penelitian Walter, L., et al
demam tifoid. Kelebihan PCR (2019), nilai sensitivitas pemeriksan
adalah kemampuannya mendeteksi tubex yaitu 88,9% dan nilai
organisme viable pada pasien yang spesifisitas pemeriksaan tubex yaitu
mendapatkan pengobatan antibiotik 97,6%. Menurut penelitian
(Murzalina., 2019).
Sharo, Mt., et al (2017) diagnosis demam tifoid dan bila
didapatakan nilai sensitivitas ingin mendeteksi DNA (asam
pemeriksaan PCR yaitu 40% dan nukleat) gen flagelin bakteri S. typhi
nilai spesfisistas pemeriksaan PCR dalam darah dengan teknik
yaitu 100%. Sensitivitas dan hibridisasi asam nukleat atau
spesifisitas tersebut didapatkan dari amplifikasi DNA menggunakan
hasil perbandingan dengan kultur metode PCR . Oleh karena itu, studi
darah Salmonella typhi sebagai baku komparatif pemeriksaan Tubex dan
emas pemeriksaan diagnosis demam PCR dalam mendiagnosis penyakit
tifoid. (Marleni, 2012; WHO, 2003) demam tifoid penting untuk
Berdasarkan data tentang dilakukan. Hasil Penelitian ini
jumlah kasus demam tifoid, baik diharapkan dapat memberikan
dilihat dari insiden maupun jumlah informasi kepada tenaga kesehatan,
kematiannya maka diagnosis dini khususnya Tenaga Laboratorium
demam tifoid sangat penting. Medis agar mengetahui
Diperlukan pemeriksaan yang perbandingan metode Tubex dan
memiliki akurasi tinggi dengan Polymerase Chain Reaction (PCR)
waktu yang efisien dalam penegakan dalam mendiagnosis penyakit
demam tifoid