Anda di halaman 1dari 13

TUGAS ESSAY TENTANG

PELAKSANAAN DAN SUPERVISI AUDIT INTERN


Oleh: Purwanto

Audit intern dilakukan dengan supervisi oleh pengendali teknis mulai dari tahap
perencanaan sampai dengan pelaporan audit. Seorang supervisor dituntut
melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia
(SAIPI). Namun dalam melaksanakan tugasnya apakah supervisor telah berpedoman
kepada standar?. Kita uraikan dalam tiga tahap yaitu perencanaan audit, pelaksanaan
audit dan pelaporan audit.

1. Perencanaan Audit
Yang Biasa Dilakukan: Dokumen perencanaan mulai dari penyusunan surat
tugas, KM-KM, PKA sudah tersedia dan tinggal copy paste dan merubah nama-
nama dan judulnya. Waktu terbanyak dipakai menyusun costsheet. Tujuan, ruang
lingkup, waktu sudah tercantum dalam PKPT tinggal diambil angkanya. Pemilihan
auditor berdasarkan ketersediaan auditor yang belum bertugas. Survey awal
biasanya dari membaca LHA tahun sebelumnya, tidak ada penilaian sistem
pengendalian intern dan ketaatan auditi terhadap peraturan perundang-undangan.
Seharusnya sesuai Standar: Supervisi Tahap Perencanaan Penugasan Audit
bertujuan untuk meyakinkan bahwa perencanaan penugasan telah sesuai dengan
SAIPI paragraf 3200 yang dirinci paragraf 3210 pertimbangan dalam perencanaan;
paragraf 3220 Penetapan Sasaran, Ruang Lingkup, Metodologi, dan Alokasi
Sumber Daya, paragraf 3230 Program Kerja Penugasan; paragraf 3240 Evaluasi
SPI; dan paragraf 3250 Evaluasi Kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan, kecurangan, dan ketidakpatutan.

Page 1
2. Pelaksanaan Audit
Yang Biasa Dilakukan: Survey pendahuluan dan penilaian SPIP kadang
dilaksanakan berbarengan. Penilaian SPI dilaksanakan ala kadarnya, cenderung
lebih fokus mencari temuan dalam audit lanjutan. KKA disusun menyesuaikan
temuan final. KKA temuan yang tidak lengkap unsur-unsurnya masih terbuka dan
kadang jadi pertanyaan.
Seharusnya sesuai standar: Supervisi Tahap Pelaksanaan Audit bertujuan
untuk meyakinkan bahwa pelaksanaan audit telah sesuai dengan SAIPI paragraf
3300 yang terinci dalam paragraf 3310 Auditor harus mengidentifikasi informasi
audit intern yang cukup, kompeten, dan relevan; paragraf 3320 Auditor harus
mendasarkan kesimpulan dan hasil penugasan audit intern pada analisis dan
evaluasi informasi yang tepat; dan paragraf 3330 Auditor harus menyiapkan dan
menatausahakan pendokumentasian informasi audit intern dalam bentuk KKA.
Paragraf 3340 Supervisi audit.

3. Penyelesaian Audit
Yang Biasa Dilakukan: Notisi hasil audit kadang-kadng masih memiliki temuan
yang belum lengkap unsur-unsurnya. Penyusunan LHA kadang-kadang tidak
dilakukan sesegera mungkin.
Seharusnya sesuai standar: SAIPI tidak menyebutkan adanya standar
penyelesaian / pelaporan audit. Standar yang tercantum adalah Standar Komunikasi
Audit Intern yang terdiri dari Komunikasi Hasil Penugasan Audit Intern (paragraph
4000) dan Pemantauan Tindak Lanjut (paragraph 4100). Supervisi Tahap
Komunikasi Audit Intern bertujuan untuk meyakinkan bahwa auditor telah
mengkomunikasikan hasil audit intern sesuai SAIPI paragraf 4000. Isi komunikasi
telah sesuai paragraf 4010 bahwa komunikasi hasil penugasan audit intern harus
mencakup sasaran dan ruang lingkup penugasan audit intern serta kesimpulan yang berlaku,
rekomendasi, dan rencana aksi. Paragraf 4011 komunikasi atas kelemahan SPI, 4012
komunikasi atas Ketidakpatuhan Auditi terhadap Peraturan Perundang-undangan,
Kecurangan, dan Ketidakpatutan (Abuse). Paragraph 4020 Kualitas komunikasi
telah tepat waktu, lengkap, akurat, objektif, meyakinkan, konstruktif, jelas, serta
ringkas dan singkat. Paragraf 4030 komunikasi dilakukan secara tertulis dan segera.
Page 2
Paragraf 4040 Auditor harus meminta tanggapan pejabat auditi. Paragraf 4050
Auditor menyatakan audit dilaksanakan sesuai standar. Paragraf 4060
pendistribusian hasil audit intern pada pihak yang tepat sesuai peraturan.

Kesimpulan:

Audit intern yang dilakukan oleh auditor BPKP masih berdasarkan kebiasaan tetapi
belum sepenuhnya sesuai standar, karena belum tahu apakah kebiasaan ini sesuai
standar SAIPI.

Page 3
Lampiran Essay

Ringkasan Diskusi Per Sesi

Pembelajaran pelaksanaan dan supervise audit dilaksanakan sangat runut,


terstruktur dan menuntut pengendali teknis untuk berpikir secara kritis, membedakan
apa yang biasanya terjadi di lingkungan BPKP yang akhirnya dianggap sudah sebagai
standar dengan apa yang seharusnya benar-benar dilaksanakan sesuai dengan
standar audit auditor intern. Ringkasan diskusi per sesi (19 sesi kecuali sesi 01 yang
diluar topik) adalah sebagai berikut:

02. Visi, Misi dan Tujuan Audit Internal

Visi, misi, tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab APIP tercantum dalam
paragraph 1000 prinsip-prinsip dasar SAIPI.
Visi, misi, tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab APIP harus dinyatakan secara
tertulis dan disetujui Pimpinan Organisasi Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah, serta ditandatangani oleh Pimpinan APIP sebagai Piagam Audit (Audit
Charter).
Jadi visi, misi, tujuan, kewenangan dan tanggungjawab APIP setiap Kementerian/
Lembaga/Pemerintah Daerah tentu bervariasi walaupun secara umum adalah:
Visi : menjalankan audit intern yang independen, professional dan berintegritas untuk
mendukung pencapaian tujuan Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah.

Misi : Mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dari pengelolaan risiko,


pengendalian serta tata kelola Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah.

 Tujuan : memberikan nilai tambah dalam mendukung pencapaian tujuan


Kementerian/ Lembaga/Pemerintah Daerah dengan pendekatan sistematis dalam
area pengelolaan risiko, pengendalian serta tata kelola organisasi yang baik.

03. Prinsip Dasar Audit Internal

Diantara 10 prinsip dasar pelaksanaan kegiatan yang mencerminkan kegiatan audit


intern yang efektif (KKPIPI) yang dibahas adalah butir(h) memberikan keyakinan
memadai berbasis risiko dan butir (i) berwawasan, proaktif dan berfokus pada masa
depan. Keyakinan memadai berarti audit intern hasilnya dipercayai dan menjadi
bahan perbaikan oleh Pimpinan. Berbasis risiko artinya hasil audit tersebut telah
disinkronkan berdasarkan unsur risiko material. Berwawasan artinya kita tidak
Lampiran Essay

mencari kesalahan orang-per orang tetapi perbaikan pengendalian intern dan tata
kelola dengan mempertimbangkan risiko. Proaktif artinya secara aktif berusaha
mengembangkan dirinya sesuai perubahan lingkungan. Berfokus ke masa depan
artinya harus berfikir stratejik ke depan dan mampu melakukan analisa SWOT untuk
menghadapi ketidakpastian masa depan dan dituangkan dalam perencanaan strategis
jangka menengah dan panjang yang didukung dengan perencanaan tahunan (PKPT) .
Peristiwa yang terjadi di masa lalu yang menghambat efektifitas dan efisiensi
pencapaian tujuan harus segera diperbaiki agar tidak menjadi faktor risiko di masa
depan / agar tidak terjadi lagi.

04. Sifat Pekerjaan Audit Intern

Kegiatan audit intern harus dapat mengevaluasi dan memberikan kontribusi pada
perbaikan tata kelola sektor publik, manajemen risiko, dan pengendalian intern
dengan menggunakan pendekatan sistematis dan disiplin. Selanjutnya paragraf 3100
alenia 18 dinyatakan proses tata kelola sektor publik, manajemen risiko, dan
pengendalian intern masing-masing tidak didefinisikan secara terpisah dan berdiri
sendiri sebagai suatu proses dan struktur, melainkan memiliki hubungan antara
proses tata kelola sektor publik, manajemen risiko, dan pengendalian intern. Oleh
karena itu, Auditor harus mengevaluasi proses tata kelola sektor publik, manajemen
risiko dan pengendalian intern audit secara keseluruhan sebagai satu kesatuan yang
tidak dipisahkan. Implementasi paragraf 3100 secara khusus jika mengacu pada
alenia 18 tesebut. Dalam prakteknya adalah kegiatan penjaminan (assurance)
berupa audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan konsultasi (consulting)
berupa pemberian rekomendasi (advisory), fasilitas (facilitating) dan
pelatihan/edukasi (training) tata kelola (governance), manajemen risiko (risk
management) dan pengendalian (control) melalui pendampingan SPIP. Kedua peran
ini didesain untuk memberikan nilai tambah dan peningkatan kualitas operasional
pemerintah. Implementasi nyata kegiatan consulting salah satunya adalah penilaian
maturitas SPIP dan kapabilitas APIP sesuai PP 60 tahun 2018.
Lampiran Essay

05. Perencanaan Audit Intern

Standar audit AAIPI paragraf 3200 - Perencanaan Penugasan Audit Intern Auditor


harus mengembangkan dan mendokumentasikan rencana untuk setiap penugasan,
termasuk tujuan, ruang lingkup, waktu, dan alokasi sumber daya penugasan. Kriteria-
kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi auditi, program, aktivitas, atau
fungsi yang diaudit diperoleh pada saat perencanaan audit internal dari permanen
file, dari browsing internet, atau kriteria dari lembaga lain yang selaras dengan
sasaran dan tujuan audit. Kriteria bersifat spesifik / khusus diperoleh saat
pelaksanaan audit. PKA harus dirancang agar mampu melakukan evaluasi atas
risiko, pengendalian intern dan tata kelola, termasuk PKA evaluasi ketidakpatuhan
auditi.

06. Survey Pendahuluan

Tahapan kegiatan "Survey Pendahuluan" agak rancu dengan survey awal karena
survey awal dilaksanakan pada tahap perencanaan sedangkan survey
pendahuluan pada tahap pelaksanaan audit (sesuai modul). Kalau menurut SAIPI
survey pendahuluan berada pada tahapan perencanaan penugasan, sesuai
paragraf 3210, alinea 33 salah satunya huruf c. kriteria-kriteria yang akan
digunakan untuk mengevaluasi auditi, program, aktivitas, atau fungsi yang diaudit.
Kalau menurut saya survey awal dilakukan untuk mengetahui peraturan per UU
yang relevan, hasil LHA sebelumnya beserta tindak lanjut. Adapun survey
pendahuluan pada tahap pelaksanaan audit ditujukan untuk mengetahui gambaran
umum auditi secara spesifik dan melakukan penilaian risiko yang melekat.

07. Audit Internal Berbasis Risiko (AIBR)

Pendekatan audit berbasis risiko ini berupa metodologi yang menggabungkan audit
internal dalam kerangka manajemen risiko yang memungkinkan proses audit
Lampiran Essay

internal mendapatkan keyakinan bahwa manajemen risiko organisasi telah dikelola


secara memadai sehubungan dengan risiko yang dapat diterima (risk appetite).

Implementasi dari pendekatan audit berbasis jika maturitas SPIP Auditi masih level
1 atau 2 adalah consulting. Faktanya sebagian besar maturitas SPIP Auditi masih
level 1 atau 2. Keyakinan bahwa pendekatan audit yang kita lakukan sudah
menggunakan pendekatan audit berbasis risiko ketika sifatnya top down untuk
memastikan bahwa audit internal difokuskan, pada “memberikan assurance pada
manajemen atas risiko-risiko yang signifikan”.

08. Analisis dan Evaluasi

Analisis dan evaluasi informasi yang tepat artinya informasi itu relevan, kompeten,
cukup dan material. Selain itu informasi itu harus terkait dengan kelemahan dalam
sistem pengendalian intern dan ada tidaknya ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, kecurangan dan ketidakpatutan (abuse)..

Sesuai modul, jenis teknik analisis dan evaluasi yang dapat dilakukan adalah teknik
analisis deskriftif kualitatif, analisis isi, analisis stakeholder, analisis SWOT, analisis
AHP, analisis CBA, dan analisis regresi linier.

09. Kertas Kerja Audit

Dari pernyataan standar audit tersebut, selain bukti tentang informasi umum auditi
dan simpulan/temuan hasil audit, hal lain yang harus didokumentasikan oleh auditor
internal adalah Sasaran, lingkup dan metodologi audit, kriteria ujipetik, hasil uji petik
dan judgment auditor, standar audit, hasil penilaian atas risiko yang melekat
(inherent risk) pada kegiatan auditi.

10. Komunikasi Audit Internal

Esensi dari komunikasi hasil audit intern adalah membahas simpulan hasil audit
dengan auditi untuk mendapatkan tanggapan/ persetujuan, menghindari
Lampiran Essay

kesalahpahaman, memastikan hasil audit sesuai fakta, sehingga tercapai


kesepakatan dan rekomendasinya dapat ditindaklanjuti.

11. Tindak lanjut tidak sesuai rekomendasi

Standar paragraf 4100 pemantauan tindak lanjut pada alinea 42 menyatakan:


apabila auditi telah menindaklanjuti rekomendasi dengan cara yang berlainan
dengan rekomendasi yang diberikan, auditor harus menilai efektivitas
penyelesaian tindak lanjut tersebut. Auditor tidak harus memaksakan
rekomendasinya ditindaklanjuti namun harus dapat menerima langkah lain yang
ternyata lebih efektif.

Alinea ini juga secara implisit ingin mengatakan bahwa rekomendasi auditor "tidak
wajib ditindaklanjuti oleh auditi". Dalam standar IIA IPPF 2017 bahkan lebih eksplisit
lagi bahwa rekomendasi auditor hanyalah sebuah alternatif penyelesaian masalah.

12. Supervisi Audit

Supervisor harus melakukan tindakan supervisi mulai dari perencanaan audit


sampai dengan pelaporan audit. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
supervisor audit internal yaitu:
 Kompetensi Inti (Manajemen Risiko, Pengendalian Intern, dan Tata
Kelola Sektor Publik)
 Kompetensi Pendukung (Komunikasi; dan Negosiasi)
 Kompetensi Manajerial (Manajemen Pengawasan)
Untuk memastikan anggota tim:
a. mengadakan pertemuan dan tanya jawab dengan tim.
b. Melakukan supervisi atas PKA dan KKA untuk memastikan kesesuaian dengan
standar
c. Melakukan supervisi atas simpulan hasil audit untuk memastikan simpulan telah
menjawab tujuan audit

Supervisi dimaksudkan untuk memastikan:


Lampiran Essay

a. Tercapainya sasaran,
b. terjaminnya kualitas, dan
c. meningkatnya kompetensi auditor
Khusus point b. untuk menjaga terjaminnya kualitas, maka diperlukan tenaga ahli
untuk hal-hal yang memang memerlukan keahlian khusus.

13. Supervisi Pemenuhan Standar Paragraf 2010

Standar audit paragraf 3340 Supervisi Penugasan Audit, tujuannya salah satunya
adalah meningkatnya kompetensi auditor.

Bukti pemenuhan standar 2010 kompetensi auditor adalah:


• Pengetahuan tim bertambah luas setelah supervisi yang diketahui dengan
melakukan perbandingan antara kinerja sebelum dan setelah disupervisi dari
pertemuan berkala untuk membahas perkembangan penugasan audit.
• Secara kolektif transfer ilmu dari supervisor ke tim dapat dilakukan melalui
program pengembangan mandiri (PPM) atau pelatihan di kantor sendiri (PKS).

14. Supervisi Pemenuhan Sifat Penugasan Audit Intern

Bukti bahwa tim audit telah memenuhi atau taat pada standar 3100 - sifat dasar
pekerjaan audit intern dalam pelaksanaan penugasan audit individual adalah
adanya rekomendasi perbaikan dari segi tata kelola, pengendalian intern ataupun
manajemen risiko. Efektifitas manajemen risiko terlihat dari perbaikan kegiatan
yang lebih sejalan dengan visi dan misi auditi; risiko yang signifikan telah
diidentifikasi dan dinilai; rencana aksi / mitigasi risiko yang tepat telah dipilih dan
informasi risiko yang relevan telah dipetakan dan dikomunikasikan kepada seluruh
pegawai auditi. Dokumentasi langkah-langkah audit tergambar dalam PKA dan KKA
yang dilaksanakan.

15. Supervisi Pemenuhan Standar 3040

Auditor internal telah memenuhi standar 3040 jika:

 telah memiliki Kebijakan/Pedoman/Prosedur


Lampiran Essay

 Kebijakan/Pedoman/Prosedur telah dikomunikasikan / disosialisasikan ke


seluruh auditi.
 Kebijakan/Pedoman/Prosedur telah dilakukan reviu berkala untuk memperbaiki
kelemahan yang ditemukan atau untuk menyesuaikan dengan perkembangan
organisasi.

16. Supervisi atas Perencanaan Penugasan Audit

Bukti Ketua Tim telah penyusunan program kerja auditnya sesuai dengan standar:

 Supervisi penyusunan program kerja audit tersebut apakah bukan copy paste.
 Apakah PKA dan KKA sudah mencakup sasaran, tujuan, metodologi, ruang
lingkup , dan prosedur audit yang akan dijalankan.
 Besar sample dan teknik uji petik
 Personel yang melaksanakan dan waktu pelaksanaan

17. Supervisi Dokumentasi Audit

Dokumentasi dalam bentuk KKA sudah cukup jika memenuhi Standar audit
paragraf 3330 alenia 59 jika memungkinkan auditor yang berpengalaman tetapi
tidak mempunyai hubungan dengan audit tersebut dapat memastikan bahwa
informasi tersebut dapat menjadi informasi yang mendukung kesimpulan, fakta, dan
rekomendasi auditor. Alenia 60. Menggambarkan catatan penting mengenai
penugasan audit intern yang dilaksanakan oleh auditor sesuai dengan Standar
Audit dan kesimpulan auditor. Alenia 61. Informasi harus berisi sasaran, lingkup,
dan metodologi audit intern, termasuk kriteria pengambilan uji petik (sampling)
yang digunakan; dokumentasi penugasan yang dilakukan digunakan untuk
mendukung pertimbangan profesional dan fakta yang ditemukan; informasi tentang
reviu dan supervisi terhadap penugasan yang dilakukan; penjelasan auditor
mengenai Standar Audit yang tidak diterapkan, apabila ada, alasan, dan
akibatnya.
Alinea 62 cukup rinci. Alinea 63 reviu berjenjang secara tepat waktu menunjukkan
riwayat KKA terutama jika ada perbedaan persepsi antara Ketua Tim, Dalnis atau
Lampiran Essay

Daltu tentang kecukupan bukti. Alinea 64 Pengamanan dan penyimpanan. Alinea


65 Pendistribusian KKA.

18. Supervisi Komunikasi Audit Internal

Komuniksi audit internal telah sesuai dengan standar paragraf 4000 jika selain
simpulan hasil audit internal juga menginformasikan kinerja auditi yang memuaskan
(paragraph 03), pembatasan distribusi dan penggunaan hasil (paragraph 04),
kelemahan sistem pengendalian intern (paragraph 06), ketidakpatuhan  auditi 
terhadap  peraturan perundang-undangan, kecurangan, dan ketidakpatutan (abuse)
(paragraph 07).

Pengendali teknis dapat memastikan bahwa komuniksi audit internal telah sesuai
dengan standar bila komunikasi dilaksanakan secara berkualitas (tepat waktu,
lengkap, akurat, objektif, meyakinkan, konstruktif, jelas, serta ringkas dan singkat)
sesuai paragraph 4020. Dibuat secara tertulis, sesegera mungkin, bentuk dan
isinya mudah dimengerti (paragraph 4030).

19. Keahlian Spesifik sebagai seorang Supervisor

Selain keahlian bidang tugasnya, keahlian spesifik yang dibutuhkan oleh pengendali
teknis adalah:keahlian komunikasi, keahlian manajemen konflik, berfikir kritis,
interpersonal skill, Manajemen waktu dan Manajemen Prioritas, Keanekaragaman
dan Perbedaan Generasi di Tempat Kerja, Problem solving, Kepemimpinan.
Lampiran Essay

KESAN dan PESAN

Pemahaman para calon pengendali teknis yang masih rendah terkait dengan
standar audit untuk auditor intern sesuai SAIPI. Karena tidak disertakan menu
downloadnya di situs pusdiklat dan harus download sendiri di situs AAIPI maka dibenak
peserta sudah ada persepsi bahwa standar audit ini hanya tambahan pengayaan
keilmuan saja. Karena seperti biasa mereka hanya akan berpegangan pada modul atau
pedoman yang ada di situs pusdiklatwas. Yang lebih parah lagi, ada yang tidak mau /
tidak bisa mencari di situs AAIPI dan meminta bantuan teman-teman agar di upload di
whatsapp group. Indikasi lainnya juga bisa disimak dari jawaban-jawaban yang
diberikan peserta yang lebih cenderung ke pengalaman daripada mengacu ke pasal-
pasal standar audit.

Hal menonjol lainnya adalah kebingungan / kerancuan terkait dengan survey


awal vs survey pendahuluan. Di modul disebutkan survey pendahuluan dilaksanakan
saat pelaksanaan audit sedangkan menurut beberapa teman-teman, di standar audit
dijelaskan survey pendahuluan dilaksanakan pada tahap perencanaan audit. Oleh
karena itu seharusnya modulnya ditambahkan perbedaan survey awal di tahap
perencanaan audit dengan survey pendahuluan di tahap pelaksanaan audit.

Para peserta diklat pengendali teknis kelihatan belum terbiasa dengan


pendekatan diklat secara online. Hal ini terlihat dari comment yang kadang berdiri
sendiri dan tidak menyambung, sehingga diskusi yang diharapkan tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Kedua jenis kegiatan di forum diskusi dan forum chatting
sepertinya merupakan hal yang baru dan belum banyak yang nyaman dan terbiasa
menggunakan kedua forum ini, sehingga diskusi yang terjadi dan yang dilakukan
menjadi tidak optimal.

Selain tidak terbiasa, energy dan fokus peserta juga belum maksimal dimana
pada sesi terakhir hanya 33 respon yang masuk atas pertanyaan Pak Revoldi.
Pertanyaan Pak Revoldi yang paling banyak mendapat respon adalah terkait kualitas
supervisi audit dimana ada 123 respon yang merupakan respon terbanyak. Ironisnya
sesi pertanyaan terakhir terkait keahlian spesifik seorang supervisor yang sebenarnya
terkait langsung dengan tugas supervisi malah hanya 33 responnya. Kelihatannya
Lampiran Essay

energy para peserta sudah mulai menurun di sesi akhir sehingga konsentrasi juga
menurun. Ibarat pelari sprint yang cepat di awal, akhirnya kehabisan energy di garis
finish.

Kesan yang mendalam dalam sesi ini adalah penekanan bahwa salah satu tugas
supervisor adalah membagikan ilmunya kepada timnya. Selama ini saya menangkap
kesan bahwa supervisor adalah pengawas yang galak, melakukan pengawasan ketika
kita bekerja, menghukum kita jika malas. Jauh sekali dari kesan mendidik dan
membina, apalagi menjadi curhatan permasalahan Timnya.

╞ end ╡

Anda mungkin juga menyukai