Anda di halaman 1dari 2

Tipografi

Tipografi adalah seni untuk merancang, mengatur dan menyusun tata letak huruf serta jenis hurufnya
agar terlihat menarik, indah untuk dilihat dan menyesuaikan dengan ruang yang tersedia, untuk
menghasilkan kesan-kesan tertentu dan tentunya untuk kenyaman si pembaca baik dari estetika
tampilan maupun dari segi kemudahan untuk di baca

Tipografi dilakukan dengan memilih Typeface (font) yang tepat, merekayasa gaya atau stylenya, hingga
ke pengaturan susunan kata, paragraf dan tata letaknya secara keseluruhan. Untuk memulainya kita
harus mengetahui dulu berbagai terminologi yang terdapat pada tipografi.

Huruf sendiri terdiri dari banyak unsur-unsur pembentuknya atau anatomi huruf, beberapa anatomi
huruf antara lain Stroke (garis huruf), Stem (garis lurus huruf), Letter-spacing (jarak antar huruf), Leading
(jarak antara dua baseline), Capline, Ascender, Meanline, X-Height, Baseline dan Descender. Huruf yang
baik akan memiliki anatomi utuh sesuai dengan unsur-unsur pembentuk huruf, berbagai unsur anatomi
tersebut mengikuti prinsip fundamental untuk merancang huruf. apabila ingin merancang sebuah set
huruf baru, maka sangat penting untuk mempelajari anatomi huruf untuk memastikan legabilitas dan
keterbacaannya.

Typeface (rupa huruf)

Times new roman, calibri, courier new dan sebagainya itu adalah jenis-jenis font yang sudah sangat di
kenal, Typeface adalah kumpulan huruf yang memiliki tampilan visual yang hampir sama. meskipun tiap
huruf memiliki bentuk yang berbeda-beda, dimana huruf tersebut terdapat huruf A sampai dengan Z,
angka 0 sampai dengan angka 1. Typeface adalah desain dari satu set bentuk huruf , angka, tanda baca,
yang memiliki satu sifat visual yang standar dan konsisten . Sifat tersebut membentuk karakter yang
tetap meski rupa dan bentuk dimodifikasi (Will Hill, 2005:24).

Perbedaan Typeface dan Font

Sebetulnya typeface dan font adalah dua hal yang berbeda. Typeface adalah tampilan visual dari huruf
atau rupa huruf, sementara font adalah salah satu wujud dari typeface yang memiliki gaya tertentu.
Sederhananya hanya ada satu typeface Serif, tetapi terdapat beberapa font yang termasuk kedalam
typeface serif, dalam konteks akademik kita harus tetap menggunakan istilah yang tepat antara typeface
dan typefont, beberapa contoh typeface adalah Serif, San Serif, Monospace, Script dan Decorative

Prinsip-prinsip Tipografi

Sebagai acuan awal dalam prinsip-prinsip kebenaran untuk menghasilkan karya tipografi yang maksimal,
beberapa prinsip tipografi berikut ini dapat kita ikuti. Prinsip yang telah diakui oleh banyak pakar
tipografi ini terbagi menjadi dua prinsip besar, yaitu prinsip keterbacaan tipografi, dan prinsip estetis
tipografi.

a. Prinsip Keterbacaan Tipografi


 Huruf kecil cenderung lebih baik tingkat keterbacaannya jika dibandingkan dengan huruf
besar/kapital. Kemungkinan karena huruf kecil bentuknya jauh lebih kontras satu sama lain.
 Huruf lurus (standar) jauh lebih mudah dibaca jika dibandingkan dengan huruf miring (italic),
namun jika kata huruf miring di apit oleh huruf reguler, justru tingkat keterbacaannya meningkat.
 Warna kontras cenderung membantu tingkat keterbacaan, namun jika terlalu kontras akan
membuat mata cepat lelah. Maka dari itu kebanyakan website hari ini tidak menggunakan warna
hitam murni, tetapi menggunakan abu gelap di atas putih.
 Teks gelap di atas background terang lebih mudah dibaca dibandingkan dengan teks terang di atas
background gelap.
 Warna abu tua di atas krem adalah kombinasi warna memiliki keterbacaan paling baik sekaligus
nyaman.

b. Prinsip Estetis Tipografi


 Batasi penggunaan typeface dalam satu halaman/desain. Dua jenis typeface biasanya sudah
cukup, satu untuk judul dan satu untuk isi.
 Batasi penggunaan warna, satu untuk judul dan satu untuk isi.
 Gunakan minimal tiga ukuran dan atau weight yang berbeda untuk memaksimalkan kontras dan
keindahan tipografi.
 Gunakan ukuran yang konsisten untuk setiap set teks yang berbeda.
 Berikan letter spacing lebih untuk font berukuran kecil dan kurangi spasi letter spacing untuk font
ukuran besar.
 Pastikan line height dan jarak antar spasi berbeda jauh, terutama jika line height dibuat menjadi
lebih renggang.

Referensi

Hill, Will. (2005), The Complete Typographer: A Manual for Designing with Type, Page One Publishing
Private Limited, Singapore.

Anda mungkin juga menyukai