Modul 6
Kegiatan Belajar 1
Globalisasi sebagai Tantangan
peningkatan taraf kehidupan manusia tetapi juga berbagai dampak negatif terhadap budaya
setempat. Sehubungan dengan meningkatnya turisme Internasional, muncul pula
pusat-pusat global seperti pusat rekreasi "Walt Disney" yg bukan hanya ada di negeri
Amerika tetapi juga telah berdiri di
asalnya Paris maupun di Tokyo. Pusat-pusat
penyebaran citra global ini terus-menerus bertambah & telah menjadi pengikat umat
manusia. Baruet & Cavanagh (1995) dalam bukunya yg sangat terkenal "Global
Dream's" menceritakan bahwa impian global (global dream's) secara berangsur-angsur
menjadi kenyataan. Kedua pakar di atas menunjukkan 4 jenis proses menyatukan umat
manusia, yaitu ;citra global, mal global, tempat kerja global, & keuangan global.
Pembentukan & penyebaran citra global dapat dilihat dengan nyata yaitu
munculnya berbagai pusat perbelanjaan yg mewakili kemajuan bisnis dunia yg merupakan
salah satu lokomotif dari bersatunya proses peraturan dunia. Di Jakarta & beberapa kota-
kota besar di Indonesia misalnya bermunculan pusat-pusat perbelanjaan yg tdk kalah besar &
isinya menyamai pusat-pusat perbelanjaan di kota-kota besar lainnya.seperti di New York,
London, Tokyo, Hongkong, Singapura, & Bangkok.
Bisnis produk pertanian juga meningkat melalui jaringan pusat-pusat perbelanjaan
tersebut. Lihat saja pasar buah-buahan di Indonesia yg dibanjiri oleh berbagai buah-
buahan impor. Perusahaan Nestle misalnya merupakan perusahaan makanan kedua
terbesar di dunia. Sara Lee bukan hanya menjual kue & kopi tetapi juga memiliki pabrik semir
sepatu "Kiwi""yang dapat dibeli di hampir seluruh toko-toko di dunia termasuk Indonesia.
H.J. Heinz seorang Irlandia yg mulai dengan menjual saos tomat di negerinya, sekarang
menjual hasil produksinya ke-130 negara termasuk Indonesia. Demikian pula halnya kita
melihat produk-produk dari berbagai negara terbesar di seluruh dunia termasuk produksi tekstil
Indonesia yg dapat dibeli di toko-toko besar baik di Eropa, Amerika, Australia, maupun di
New Zealand.
Dewasa ini kita juga melihat bahwa suatu produk tdk lagi dihasilkan di satu
negara, tetapi komponen-komponennya telah dibuat diberbagai negara karena pertimbangan-
pertimbangan bisnis yg lebih menguntungkan. Produk Boeing, Toyota, Mitsubisi, General
motor & lain-lain merupakan contoh desentralisasi dalam produksinya. Sementara itu
proses produksi juga berkembang menjadi produksi masal (mass production) yg
memungkinkan penekanan harga sehingga dapat dijual lebih murah.
Peranan produsen yg sangat dominan di masa lalu, kini juga sudah mengalir ke
konsumen sebagaimana diutarakan oleh James Champy penulis terkenal Reengineering
The Corporation, selera konsumen sangat menentukan dalam transformasi global. Menurut
Champy, lingkungan yg mampu menghadapi tantangan masa depan, adalah sbb ;
1. Pertama, lingkungan yg merangsang pemikiran majemuk. Lingkungan itu tdk mungkin lagi
ditentukan oleh produsen, tetapi oleh suatu tim yg sadar akan tujuan yg dicapai & peka
terhadap keinginan konsumen.
171
masalahnya mengenai dunia yg makmur damai sejahtera. Sejalan dengan itu di era kesejagatan
ini gagasan pemerintahan, global (global government) seperti telah diutarakan di atas sangat
beralasan karena kekhawatiran umat manusia atas bumi yg memerlukan pemeliharaan agar
pembangunan dapat berkesinambungan (sustainable development). Akibat eksploitasi sumber
daya' gaya hidup yg konsumerisme, urbanisasi & pembangunan dengan segala ekses-ekses
menjadi bencana bagi umat mairusia maupun makhluk hidup lainnya. Ada dua bahaya yg
mengancam punahnya biodiversity di dunia yaitu eksploitasi ekonomis & pengrusakan habitat.
Punahnya badak Afrika, badak Jawa, ikan paus, gajah Afrika & lain-lain karena exploitasi
ekonomi merupakan keprihatinan umat manusia.
Perusakan habitat terjadi juga sebagai akibat urbanisasi, alih fungsi lahan, maupun
kebakaran hutan yg mempengaruhi iklim dunia & mengakibatkan polusi udara negara tetangga.
Penggunaan chloro fluor carbon (CFC) yg banyak digunakan dalam kaleng aerosol untuk
spray & lemari pendingin membuat makin menenipisnya lapisan ozon. Emisi mobil-mobil,
pabrik/indusri yg menyebabkan polusi udara di kota-kota besar & juga mengakibatkan
rusaknya'hutan karena huian asam, juga dikenal green house effect (efek rumah kaca). Semua
polutan tersebut diperkirakan akan menyebabkan naiknya suhu di bumi, & pada abad XXI para
ahli memperkirakan 2 - 4,5" C. Akibat kenaikan temperatur bumi tersebut tentu saja es di kutub
utara, kutub selatan & puncak-puncak gunung salju akan mencair & menambah volume air laut
ratusan meter. Anda dapat bayangkan berapa kota di pinggir pantai & pulau yg akan
tenggelam di Indonesia.
Pemecahan masalah-masalah lokal tdk dapat lagi diselesaikan secara sendiri tetapi selalu
dalam konteks masyarakat global. Dalam hal ini peranan organisasi internasional semakin kuat
& dominan mengatasi organisasi nasional. Itulah gelombang kehidupan "globalisasi" dengan
segala eksesnya yg sedang merobek-robek kehidupan manusia. Memang globalisasi itu tdk bisa
kita hindarkan & oleh karena itu kita harus melihatnya sebagai suatu tantangan. Dengan
paradigma Pancasila kita menghadapinya & oleh karena itu kita harus mempersiapkan diri agar
tetap eksis sebagai suatu bangsa yg sejajar dengan bangsa-bangsa lain untuk "hidup bersama"
di dunia yg hanya satu ini.
Revolusi Triple "T" sebagaimana diutarakan di atas, bersinergi dengan perubahan
kondisi ideologi politik & social. Setelah runtuh komusnisme mendorong & berkembangnya issu
demokratisasi, hak asasi manusia & kelestarian lingkungan hidup mengarah kepada tatanan
dunia baru. Secara ringkas hal ini dapat Anda lihat dalam gambar sketsa berikut ;
175
Rangkuman ;
Globalisasi adalah gejala menyatunya kehidupan manusia di dunia tanpa, mengenal
batas-batas fisik-geografik & sosial. la dipicu & dipacu oleh kemajuan pesat dalam bidang
teknologi yg dikenal dengan istilah Triple "T' Revolution yaitu perkembangan kemajuan di
sektor teknologi komunikasi informasi, transportasi & trade (liberalisasi perdagangan).
Terdapat empat jenis proses yg menyatukan kehidupan manusia yaitu citra global, mal
global, tempat kerja global & keuangan global. Globalisasi merupakan tantangan, & menurut
Champy, lingkungan yg mampu menghadapi tantangaf,.masa depa4 itu yaitu lingkungan yg
merangsang pemikiran majemTk. Lingkungan itu tdk mungkin lagi ditentukan oleh produsen,
tetapi oleh suatu tim yg sadar akan tujuan yg dicapai & peka terhadap keinginan konsumen.
Untuk memenuhi selera pasar "konsumen" diperlukan manusia-manusia yg menguasai ilmu &
keterampilan tertentu serta menjalankan instruksi pimpinan dengan penuh tanggung jawab.
Masyarakat masa depan merupakan masyarakat "meritokasi" yaitu masyarakat yg menghormati
prestasi daripada statusnya dalam organisasi. Selain itu lingkungan yg menghormati seseorang
yg dapat menuntaskan pekerjaannya & bukan berdasarkan kedudukannya di dalam organisasi.
Akibat hubungan bisnis (perdagangan) yg telah menyatukan kehidupan mantrsia, maka timbul
kesadaran yg lebih intern terhadap hak-hak & kewajiban asasi manusia. Sejalan dengan itu
kehidupan demokrasi semakin marak & manusia ingin menjauhkan diri dari berbagai bentuk
penindasan, kesengsaraan, diktator & perang. Oleh karena itu, liberalisasi dalam bidang
ekonomi ini menuntut liberalisasi dalam bidang politik, di mana keduanya harus berjalan seiring &
saling menunjang.
Manusia ingin hidup bersama, saling bantu, saling menguntungkan di dunia. Solidaritas
umat manusia semakin kental & semakin bersatu & karena itu menuntut pula pendidikan yg lebih
baik, derajat kesehatan yg lebih tinggi (peningkatan kualitas sumber daya manusia),
penghapusan kemiskinan & hidup bersama dalam suasana damai. Nilai-nilai positif dari
globalisasi (kesejagaran) ini mempunyai dimensi-dimensi baru yg tdk dikenal sebelumnya seperti
kriminalitas internasional, pembajakan & terorisme internasional, penyakit baru yg dengan cepat
menyebar ke seantero dunia. Transformasi itu berjalan dengan menghadapi tantangan
sebagaimana dikatakan oleh John Naisbitt, globalisasi mengandung berbagai paradoks. Di
satu pihak, ekonomi global menuju satu kesatuan, tetapi di pihak lain terjadi trend politik
lahirnya ratusan negara baru. Dalam kaitan ini, apakah globalisasi itu akan menghilangkan
nation state (negara bangsa) & identitas bangsa. Buah pikiran Kenechi Ohmae dalam "Dunia
tanpa batas" bukan dimaksudkan demikian.. Apa yg dikemukakannya terutama dalam bidang
bisnis komunikasi & informasi memang akan menebus batas-batas nation, tetapi tdk dengan
sendirinya menghilangkan identitas suatu bangsa.
Apabila kita mengenal bentuk-bentuk budaya yg terikat pada waktu & pada tempat yg
beraneka ragam dengan kekhasannya, kini dengan proses globalisasi menjadi ancamannya.
Kontak budaya tdk terelakkan akibat komunikasi yg semakin lancar. Terjadilah relativisasi nilai
budaya & memungkinkan munculnya sinkritisme budaya yg sifatnya transnational. Di sisi lain
kita melihat akibat desploitasi sumber daya, gaya hidup yg konsumerisme, urbanisasi &
pembangunan yg ekstensif & intensif dengan segala eksesnya menjadi bencana bagi umat
manusia & makhluk hidup lainnya di planet bumi yg hanya satu ini.
Di sisi lain kita melihat keterbatasan daya dukung planet bumi karena terbatasnya
sumber daya alam & jumLh penduJuk yg terus bertambah secara eksponensial serta perusakan
bumi oleh manusia itu sendiri. Melihat hal ini kita bisa berpandangan pesimis, namun ada juga yg
176
berpandangan optimis, karena pada dasarnya manusia dapat memecahkan masalahnya sendiri
akibat dari kemampuan teknologi yg diciptakannya.
Dalam kondisi ini muncul gagasan yg optimis yaitu hendaknya umat manusia membuat
Suatu "Kampung Global" (global village) tempat hidup manusia bersama-sama memecahkan
masalahnyu mengenai dunia yg makmur, damai & sejahtera. Sejalan dengan itu gagasan
pemerintahan global (global gavernment) diutarakan, karena kekhawatiran umat manusia atas
bumi yg memerlukan pemeliharaan agar pembangunan dapat berkesinambungan (sustainable
derlelopment).
177
Kegiatan Belajar 2
Globalisasi & Nasionalisme
Globalisasi yg sedang merobek-robek kehidupan manusia berdampak luas terhadap
kehidupan berbangsa, bernegara & bermasyarakat. Karena kemajuan teknologi yg begitu pesat
menembus batas-batas tradisional (geografi) suatu negara. tdk ada suatu Negara pun yg dapat
membendungnya. Oleh karena itu sangat tepat dikatakan, suka atau tdk suka globalisasi itu
datang melanda kita.
Kedaulatan negara yg dahulu menjadi simbol kekuasaan yg dipegang teguh berangsur-
angsur menjadi berkurang. Amerika Serikat (USA) yg disebut-sebut sebagai negara adijaya,
kedaulatan negara atau pemerintahnya banyak dirongrong oleh MAFIA, gerakan Kluk-Kluk
Klan (3K) & gerakan-gerakan yg bersifat eksklusif lainnya. Jepang sebagai negara maju di
Asia juga diteror kedaulatannya oleh kelompok Yakuza, Brigade Tentara Merah & lain-lain.
Kelompok-kelompok eksklusif yg mengrongrong kedaulatan negara atau pemerintah ini juga
sudah bersifaf mengglobal dalam operasinya, seperti pembajakan, terorisme internasional,
karena ledakan teknologi dalam triple "T" tersebut.
Perusakan ekosistem bumi sebagai akibat eksploitasi yg berlebihan & kehidupan yg
konsumerisme mendorong penyelamatan bumi ini dari kepunahan biodiversity. tdk ada suatu
negara pun yg dapat menyelesaikan masalah lingkungan tersebut secara tersendiri, & tdk ada
jaminan negara lain untuk terhindar dari dampak perusakan lingkungan di suatu negara (lihat
kebakaran hutan, emisi transportasi, industrialisasi penggunaan CFC yg dapat meningkatkan
suhu bumi & berkurangnya lapisan ozon yg menyelimuti bumi. Dalam pada itu muncul ide
tentang pemerintahan global (global governntenl) untuk menyelesaikan masalah-masalah bumi.
Gejala yg menunjukkan munculnya suatu yg supranasionalistik pada saat ini memang
masih dipertanyakan. Namun dalam hal kedaulatan negara tampak adanya kecenderungan
untuk menyerahkannya atau untuk diambil kepada unit-unit politik yg lebih luas (pengaturan
bersama) seperti Uni Eropa, PBB, ASEAN, OPEC, & organisasi-organisasi
internasional lainnya.
Transformasi yg terjadi di era globalisasi ini sebagaimana dijelaskan oleh J. Naisbitt
mengandung berbagai pendapat sebagaimana yg diamati oleh Paul Kennedy bahwa proses
globalisasi membuat tabrakan antara trend politik & trend ekonomi.
Di satu pihak ekonomi global menuju ke satu kesatuan tetapi di pihak lain terjadi trend
politik seperti pengamatan J. Naisbitt yg meramalkan lahirnya ratusan negara baru. Dalam
kaitan ini timbul paradoks mengenai perkembangan kebudayaan bangsa kita. Apakah di dalam
proses globalisasi, di dalam munculnya citra global berarti hilangnya identitas suatu bangsa?
Apakah hal ini berarti hilangnya budaya suatu bangsa? Demikian pula di dalam berbagai
bentuk kerja sama regional & internasional akan muncul paradoks antara kepentingan global &
kepentingan nasional. Memang merupakan suatu pertanyaan yg menarik bahkan. menantang
apakah dalam proses globalisasi berairti hilangnya nation state (Negara Bangsa) & identitas
suatu bangsa?
A. GLOBALISASI & NASIONALISME
Globalisasi memang sering diyakini oleh sebagian pengamat sebagai ancaman
memudarnya nasionalisme. Buah pikiran Kenichi ohmae "Dunia Tanpa Batas" (the
borderless would) bukan dimaksudkan demikian. Apa yg dikemukakannya terutama dalam
bidang bisnis memang akan menembus batas-batas negara, tetapi apakah dengan demikian
akan menghilangkan negara bangsa & identitas suatu bangsa?
178
Globalisasi yg dipercepat dengan pertumbuhan luar biasa dari media massa melalui
media telekomunikasi dianggap akan menghilangkan batas geografi suatu negara.
Akibatnya nasionalisme akan kehilangkan wujud aslinya & berganti menjadi universalisme
atau globalisme di mana orang akan menjadi warga dunia, bukan warga suatu negara yg
batas-batasnya sudah jelas atau tertentu.
Tetapi ada yg berpendapat bahwa negara tdk akan terhapus oleh globalisasi
karena itu perbincangan mengenai nasionalisme tetap relevan. Perkembangan dunia hingga
saat ini tampaknya masih memperkuat pendapat terakhir. Hal ini mengingat bahwa:
1. manusia itu sendiri bukanlah semata-mata sekadar suatu mass produc tetapi sebagai
makhluk yg berakal, berperasaan & berbudaya orang Asia Selatan ini diduga karena
sulitnya kehidupan ekonomi di tanah air mereka. Dengan demikian faktor ekonomi
(kesulitan ekonomi) bisa menjadi pendorong migrasi. Faktor sulitnya ekonomi itu bisa
bersatu dengan ketidakpastian politik dalam memperkuat keputusan orang untuk
meninggalkan tanah air mereka. Kenyataan ini dapat Anda temukan contohnya seperti
gelombang manusia perahu (Eoatpeople) dari Vietnam, pengungsi lrak, konflik di
negara-negara Arab & lain-lain.
2. Proses globalisasi tdk akan berjalan secara mekanistik, pada akhirnya proses tersebut
diciptakan & dikendalikan oleh manusia. Oleh karena itu manusia harus dipersiapkan
untuk menghayati & menanggulangi serta melaksanakan proses tersebut agar
terkendali.
berhasil dengan baik & ternyata memang kerukunan antar kaum bisa dipelihara. Sudah
tentu hal itu tdk bisa didasarkan hanya kepada himbauan melainkan harus disertai tindakan
nyata dalam bidang perpajakan, kebijakan ekonomi yg mengutamakan pribumi, tindakan
hukum yg tegas bagi yg melakukan kolusi, korupsi & nepotisme. & tak kalah pentingnya
adalah kesadaran terus-menerus di kalangan pejabat pusat & daerah akan bahaya dari
keresahan sosial tersebut.
Dari segi sosial, ancaman bagi nasionalisme yg dapat terwujud dalam disintegrasi
nasional adalah SARA terutama konflik antaragama. Jika diamati di lapisan bawah &
menengah masyarakat sebenarnya kerukunan antar umat beragama di negeri kita cukup
menggembirakan yg menjadi masalah adalah adanya upaya dari individu & kelompok politik
tertentu untuk menggunakan agama sebagai kendaraan politik di dalam mewujudkan kepen-
tingan politik mereka. Upaya seperti ini bisa mempengaruhi lapisan menengah & bawah
untuk saling mencurigai. Karena itu, para pimpinan politik mestilah menyadari bahwa suatu
proporsi politik & ekonomi yg wajar & memenuhi rasa keadilan antargolongan agama
haruslah diciptakan. Artinya, golongan agama yang mayoritas jangan sampai merasa bahwa
mereka hanya memperoleh porsi yg sedikit. Sebaliknya, yg minoritas jangan sampai merasa
didiskriminasi. Jika keseimbangan yg proposional bisa dicapai dalam jabatan birokrasi,
politik & ekonomi, keseimbangan sosial akan terpelihara.
Perilaku birokrasi dapat pula menimbulkan keresahan sosial, yg disoroti terutama
adalah sikap kurang tanggap dari sebagian aparat birokrasi terhadap kepentingan rakyat
baik dalam bentuk tindakan yg bertentangan dengan kehendak rakyat maupun dalam
pelayanan birokrasi. Sikap kurang tanggap (unresponsiveness) ini apabila terjadi di daerah
yg rawan gejolak anti Indonesia (seperti Aceh & Irian Jaya), akan memicu perasaan anti
Indonesia yg semakin dalam salah satunya adalah Timor Timur yg telah lepas dari NKRI
akibat kekurangtanggapan sebagian birokat. Hal ini bisa diamati dalam berbagai tulisan di
media massa mengenai pelanggaran hak ulayat atas tanah, penggusuran rumah & tanah
penduduk dengan alasan kepentingan umum padahal kenyataannya adalah untuk
kepentingan swasta tertentu. Sikap oknum TNI/Kepolisian untuk selalu diprioritaskan
dalam segala hal, sikap pemuka peradilan yg kadang-kadang cenderung memenangkan
pihak yg lebih kuat dalam posisi maupun kekayaan, fasilitas publik (misalnya jalan
lingkungan, air PAM, listrik & sebagainya) yg tdk memadai & tdk dipelihara. Pelayanan
kantor pemerintah, sejak dari kelurahan hingga departemen tertentu memerlukan uang
pelicin sudah banyak diketahui masyarakat & berbagai contoh. Dalam jangka pendek,
frustasi penduduk memang tdk terasa tetapi lambat laun, arogansi birokrasi seperti itu akan
mengurangi wibawa bahkan mengurangi legitimasi pemerintah di mata masyarakat. Tanda-
tanda menurunnya wibawa aparat birokasi pemerintah ini sudah terasa sejak beberapa
waktu yg lalu. Misalnya, pengemudi mobil tdk takut lagi untuk melanggar larangan & jika
kendaraannya dihentikan, mereka dengan sinis melemparkan korek api atau sambil
tersenyum menyelipkan "sesuatu'. Semakin banyak pencari keadilan yang berani menyoraki
malahan melempar hakim atau jaksa, pelajar sekolah & mahasiswa di kota-kota besar
semakin mampu untuk menyalurkan hobi berkelahinya yg kadang-kadang disertai
pembunuhan. Semakin banyak instruksi pemerintah pusat yg tdk dipatuhi oleh pejabat
daerah, semakin besar jumlah mereka .yang tdk mematuhi disiplin baik disiplin kerja maupun
disiplin belajar.
Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa dewasa ini nasionalisme kita, & umumnya di
kalangan negara-negara berkembang, memiliki objek yg lain jika dibandingkan dengan
180
rendah diri menjadi suatu bangsa yg mampu membusungkan dada & menyebut diri sebagai
bangsa Malaysia. Singapura juga memiliki kecenderungan yg sama yakni berhasil
menumbuhkan kebanggaan nasional sebagai bangsa Singapura yg walaupun kecil tetapi
secara ekonomi disegani. Yg dicapai oleh Malaysia & Singapura adalah taraf kesejah-
teraan yg tinggi bagi penduduknya sehingga dengan itu mereka merasa mampu untuk
berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa lain yg telah lebih dahulu maju. Malaysia,
mencapai kemajuan antara lain melalui upaya untuk mencerdaskan & memakmurkan pribumi
Melayu sehingga dengan demikian negara itu, seperti telah ditulis di atas, mampu
mengurangi secara drastis potensi konflik antarkaum yg bisa mengganggu stabilitas negeri
itu. Singapura menanamkan citra sebagai negara yg bersih (clean) & efisien dalam
manajemen negerinya.
Walaupun kita tahu bahwa demokrasi kurang berkembang di dua negara tetangga
tersebut, tetapi rata-rata warganya merasa bangga dengan sebutan negara berkembang
yg maju, bersih & efisien sehingga masuk dalam jajaran "Macan Asia".
Adanya pengakuan dari negara-negara lain, terutama dari negara maju terhadap
kemampuan SDM & kemajuan ekonomi Malaysia & Singapura, telah pula menambah
kebanggaan warga mereka. Proses ini tampaknya memiliki kemiripan dengan yg terjadi di
Jepang, Korea Selatan, & Thailand. Proses kerja keras & kejujuran yg menjadi salah satu
faktor kemajuan ekonomi & iptek mereka telah membangkitkan kebanggaan luar biasa bagi
warga tiga negara tersebut.
Tidak berarti bahwa di negara mereka tdk ada korupsi, suap & kriminalitas. Semua
aparat negara tampaknya bekerja secara profesional untuk menangani masalah- masalah
tersebut termasuk pola pertanggungjawaban individu yg mengesankan. Kita selalu
mendengar pertanggungjawaban dari pejabat mereka yg tidak jarang dilakukan dengan
jalan mengundurkan diri dari jabatan, bahkan ada yg bunuh diri sebagai pernyataan rasa
malu atas kegagalan dalam melaksanakan tugas. Etika kemimpinan telah berhasil mereka
timbulkan.
Mempelajari perkembangan nasionalisme baru di berbagai negara tadi, maka
pencanangan tersebut harus diartikan sebagai pengupayaan terwujudnya etika sosial yg
berlandaskan tiga hal : jujur, kerja keras, & hemat.
Tiga hal tersebut merupakan landasan bagi terwujudnya negara & masyarakat
Indonesia yg modern & yg mampu menumbuhkan kebanggaan bagi warga negaranya.
Semuanya sudah mengetahui & menyadari bahwa tdk akan terwujudnya upaya pembangun
an yg berhasil tanpa adanya kejujuran dari para pemikir & pelaksana pembangunan
tersebut. Terjadinya penyalahgunaan wewenang, kolusi, korupsi & nepotisme (ekonomi
biaya tinggi) merupakan tanda bagi adanya keharusan untuk menanamkan kejujuran
terhadap semua individu.
Ada baiknya Anda renungkan wasiat atau amanat dari pendiri Republik Indonesia
berikut ini.
182
Tidak ada pembangunan yg berakselerasi tinggi tanpa adanya sikap & kemauan
untuk bekerja keras. Sikap santai & suka menerabas adalah dua sikap negatif yg harus
dihindari. Bukanlah hal yg mudah untuk menanamkan sifat & kemauan bekerja keras di
tengah kebiasaan santai & suka menerabas. Sebab bangsa-bangsa yg maju dikenal
sebagai bangsa yg kerja keras, hemat, dalam hal membelanjakan uangnya hanya untuk hal
yg paling perlu. Sesungguhnya dari segi kecerdasan & kemauan untuk maju, bangsa kita
tdk kalah dari bangsa-bangsa yg lain. Di bidang iptek, dalam dua dasawarsa terakhir ini
kita telah mampu membanggakan pesawat terbang produk IPTN & kapal laut produk PT
PAL.
Kita juga telah melempar ke pasar internasional berbagai produk iptek, seperti
kamera Fuji & barang-barang nonmigas. Namun produk-produk tersebut masih perlu
ditambah & ditingkatkan kualitasnya sehingga suatu saat nanti akan mampu membawa nama
Indonesia di arena internasional. Prestasi olah raga, seperti catur, bridge & bulu tangkis
telah berhasil meningkatkan citra Indonesia di mata internasional. Demikian pula, prestasi
TNI/Kepolisian dalam membebaskan sandera adalah contoh lain dari suatu peristiwa yg
mampu menaikkan rasa kebanggaan sebagai bangsa apalagi ketika negara lain kemudian
menyatakan bahwaTNI/Kepolisian merupakan angkatan bersenjata ketiga terhebat di
dunia dalam hal penyelamatan sandera.
Pencapaian seperti itu pasti akan menumbuhkan rasa bangga sebagai warga negara
Indonesia sehingga tdk perlu lagi ada orang yg merasa rendah diri untuk mengakui dirinya
sebagai orang Indonesia.
Sudah tentu rasa bangga terhadap bangsa & negara tdk hanya ditimbulkan oleh
produk iptek tetapi juga dari faktor-faktor lain, seperti kondisi ekonorni & citra birokrasi
kita. Tingkat hidup rendah akan menyumbang bagi tumbuhnya rasa rendah diri. Birokasi
yg tdk efisien & korup juga menimbulkan rasa malu warga negara apabila bertemu dengan
warga negara lain. Bayangkan saja, kalau ada sementara orang mengatakan bahwa
pembangunan nasional ini seperti atau bagaikan kita membawa es batu dari Jakarta ke Irian
tanpa pendinginan (frezer).
Kualitas kurang baik SDM kita adalah faktor yg ikut menumbuhkan rasa rendah
diri bangsa. Karena itu menjadi tugas, utama kita walaupun berat agar semua pihak
bersedia untuk menangani & sekaligus mengurangi semua keadaan negatif tersebut. Saya
sendiri tetap optimis bahwa semakin lama, Indonesia akan semakin dapat diandalkan &
dibanggakan sehingga benih-benih disintegrasi bisa dihilangkan sama sekali.
183
Gambar 4.1
Paradigma Pancasila
Gambar 4.2
Paradigma Liberalisasi
Variasi gambaran fundamentalisme agama sangat menonjolkan kepentingan agama
dengan mengabaikan manusia sebagai unsur "Aku" & sosialitas masyarakat. Kedua unsur
ini hanya diperhatikan sejauh mana dianggap membantu keluhuran & kemurnian hidup dalam
keagungan. Konsep HAM tentu juga akan menekankan sentralitils kemurnian hidup
keagamaan sehingga "Aku" manusia & sosialitas dianggap berfungsi apabila menghayati &
mencerminkan kemurnian hidup rohani keagamaan tersebut. (lihat Gambar 4.3).
Gambar 4.3
Paradigma Fundamentatis Agama
Gambaran manusia menurut aliran sosialis komunis titik sentralisasinya adalah
sosialitas manusia, segalanya adalah untuk rakyat.
Gambar 4.4
Paradigma Sosiatis Komunis
Istilah rakyat dalam sistem sosialis komunis adalah agregasi manusia paling sempurna
sehingga hanya sebagai rakyat itulah manusia menemukan nilainya, bukan keakuan,
kemanusiaan dengan harkat maupun martabatnya. Singkatnya manusia adalah untuk
rakyat. Kehidupan rohani dianggap sebagai dongengan yg merupakan racun bagi
kehidupan rakyat. Dalam sistem di mana rakyat adalah identik dengan kekuasaan & negara
berlakulah semboyan "manusia untuk rakyat berarti manusia untuk negara". & karena roda
mesin ideologi maka berlakulah manusia untuk ideologi. Keakuan & kerohanian diperangi &
dikikis habis, dianggap sebagai penyakit borjois & racun kehidupan rakyat. Konsep HAM
adalah konsep subversi borjuis kerdil kekanak-kanakan yg masih mementingkan karierisme &
penumpukan harta. Perjuangan HAM adalah tindakan pembangkangan & pengkhianatan.
Ideologi itulah yg membimbing cara berpikir kita (metode berpikir). Secara umum
pengertian metode berpikir ialah proses kejiwaan manusia dalam menanggapi objek-
Metode berpikir dari setiap ideologi selalu bereferensi pada pandangan ideologi yg
bersangkutan mengenai "Siapa itu manusia".
1. Individualisme
Manusia dilahirkan "bebas" & dibekali oleh penciptanya dengan sejumlah hak
asasi. Dalam hal ini .yang terpokok adalah "freedom" (kebebasan). Berdasarkan nilai
kebebasan ini maka metode berpikirnya berwatak individualistik & dinamai metode &
berpikir liberal.
185
2. Ideologi Komunis
Berdasarkan pada premis, bahwa semua materi berkembang mengetahui hukum,
kontradiksia) dengan menempuh proses "dialektik". Manusia itu mengembangkan diri
dengan bertindak keluar melalui kerja & kegiatan & dengan demikian saling berpengaruh
secara kontradiktif dengan lingkungannya dengan kemungkinan dikuasai oleh
lingkungannya. Ciri dari konsep dialektik tentang manusia ialah bahwa tdk terdapat
sifat permanen pada diri manusia. Namun demikian itu terdapat suatu keteraturan
tertentu yaitu: Kontradiksi terhadap lingkungan selalu menghasilkan perubahan yg
menentukan pada diri manusia. Berdasarkan pada perkembangan dialektik diri manusia,
maka masyarakat & sejarah berkembang secara dialektik pula & apabila diterapkan
pada sejarah kehidupan sosial disebut materialisme historik.
3. Pancasila
Konsep manusia menurut ideologi Pancasila ialah manusia itu makhluk individu
serentak makhluk sosial. Monodualisme ini adalah kodrati, tdk sekadar empiriks.
Secara kodrati manusia tdk mungkin dapat hidup sendiri, manusia yg satu memerlukan
manusia yg lain. Hakikat dari konsep manusia menurut Pancasila adalah "Saling
tergantung antarmanusia". Saling tergantung mempersyaratkan interaksi "saling
memberi" antara manusia dalam masyarakat & negara. Saling rnemberi inti isi dari nilai
"Kekeluargaan" Pasangan saling berhubungan, saling ketergantungan, saling memberi
adalah ciri pokok dari kondisi "Integrasi".
Tiap ideologi dengan sendirinya memiliki konsep dasar beserta sejumlah konsep
kunci yg taat asas & bertautan dengan konsep dasar dari ideologi. Individualisme ialah: hak
Asasi manusia yg melekat sejak manusia dilahirkan & tdk dapat diganggu gugat oleh siapa
pun, kecuali dengan persetujuannya. Konsep dasar ini terumus dalam dua buah nilai
interinsik yaitu "Kebebasan & kepentingan diri". (fredom and self interest). Konsep dasar
ini melahirkan sejumlah konsep kunci: Pertumbuhan ekonomi, yg pada gilirannya melahirkan
konsep kunci, development, market power, economic power, individualisme, self
achievement, competitif, conflict, the greates happiness for the greatest number, &
sebagainya.
Dalam Ideologi komunis manusia sebagai individu dipandang tdk memiliki arti, oleh
karena ideologi ini kontradiksi terhadap kapitalisme. Maka dengan sendirinya konsep
dasarnya ialah: memberantas nilai lebih yg dihisap oleh para kapitalisme melalui perjuangan.
Perjuangan ini dirangkai oleh konsep dasar. Pertentangan kelas, oleh karena itu konsep
kuncinya ialah: revolusi sebagai metode sekaligus arena untuk menyelesaikan pertentangan
kelas. Pertentangan kelas ini mengikuti hukum kontradiksi. Konsep kunci yg tdk kalah
penting adalah: keharusan sejarah, menangnya kaum proletar karena adanya keharusan
sejarah itu. Maka konsep kunci yg langsung mempercepat kemenangan proletar ialah
"tujuan menghalalkan cara".
Pandangan Pancasila serba integralistis. Segala sesuatu di alam semesta ini saling
berkaitan satu sama lain. Saling berkaitan itu berwujud saling memberi. Masyarakat
sebagai suatu keseluruhan tersusun oleh interaksi saling memberi antara individu &
warganya yg tetap memiliki kepribadian penuh. Demikiari pula dengan semua konsep selalu
dimulai dari keseluruhan & dengan tersusunnya suatu keseluruhan maka tiap bagian
(Individu Manusia) yg ada di dalamnya, bergerak & bekerja demi tercapainya tujuan untuk
keseluruhan. Konsep dasarnya adalah: Kemahaesaan Tuhan, manusia adalah makhluk
individu serentak sebagai makhluk sosial "Integralisme".
186
Rangkuman
Globalisasi yg dipercepat dengan pertumbuhan luar biasa dari media massa melalui
media telekomunikasi dianggap akan menghilangkan batas geografi suatu negara. Akibatnya
nasionalisme akan kehilangkan wujud aslinya & berganti menjadi universalisme atau globalisme,
di mana orang akan menjadi warga dunia, bukan warga suatu negara yg batas-batas
geografiknya sudah jelas.
Pemikiran ini berangkat dari buah pikiran Kenichi Ohmae yaitu,"Dunia Tanpa Batas".
Apa yg diutarakannya terutama dalam bidang-bidang bisnis, telekomunikasi atau informasi
maupun transportasi akan menembus batas-batas negara, tetapi tdk dengan sendirinya akan
menghilangkan negara, bangsa & identitas suatu bangsa. Nasionalisme tetap ada & relevan
dibicarakan mengingat:
1. manusia bukanlah sekadar mass product, tetapi makhluk yg berakal, berperasaan &
berbudaya.
2. fitrah manusia sebagai makhluk sosial yg bergolong-goldng (primordial). Primordialisme
akan meluas ke arah nasionalisme.
Oleh karena itu, nasionalisme tdk akan lenyap karena saat ini dengan mudah melakukan
komunikasi dengan manusia lain di belahan bumi lain dalam waktu yg relatif singkat.
3. proses globalisasi tdk akan berjalan secara mekanistik & pada akhirnya proses tersebut
diciptakan & dikendalikan oleh manusia.
Ancaman bagi nasionalisme bukanlah dari globalisasi (eksternal) melainkan banyak
ditentukan dari masalah-masalah internal yaitu dari situasi ekonomi, sosial, politik & keamanan di
dalam negeri.
Nasionalisme dewasa mempunyai objek yg berbeda jika dibandingkan dengan
nasionalisme di masa penjajahan. Di masa penjajahan, objek bagi nasionalisme adalah
"penjajah" yg ditampilkan dalam bentuk kesediaan untuk ikut berjuang melawan penjajah.
Setelah merdeka, nasionalisme mempunyai objek "negara & bangsa" sendiri sebagai penentu
kadar nasionalisme seseorang. Dengan demikian nasionalisme dewasa ini berkembang dari
persepsi individu warga negara terhadap negaranya karena penjajah sudah pergi. Jika mereka
tetap memperoleh persepsi yg baik terhadap "negara & bangsanya", maka kecintaan terhadap
bangsa & negaranya akan tetap terjaga & jika persepsinya jelek, maka kecintaan terhadap
187
bangsa & negara akan turun atau hilang sama sekali. Kesalahan umum yg sering terjadi di dalam
memahami kadar nasionalisme suatu bangsa, adalah upaya secara tdk sadar untuk
mencampuradukkan persepsi pribadi terhadap orang lain, dengan persepsi individu terhadap
bangsa & negaranya.
Dalam negara demokrasi, perbedaan pendapat adalah suatu yg wajar bahkan
merupakan karakter dari demokasi itu. Menghargai pendapat orang lain adalah salah satu ciri
dari demokrasi tersebut. Oleh karena itu, orang yg mengeritik suatu keadaan atau suatu sistem
belum tentu didorong oleh rasa bencinya terhadap bangsa & negaranya, tetapi mungkin karena
rasa cintanya terhadap bangsa & negara untuk meluruskan sesuatu yg dianggapnya bisa
merusak kehidupan berbangsa & bernegara.
Tantangan utama dalam mempertahankan nasionalisme tdk ditentukan semata-mata
oleh tantangan dari luar, melainkan tantangan tersebut dapat berwujud'upaya untuk menjaga
citra bangsa & negara agar selalu positif & dengan demikian menjadi kebanggaan bagi seluruh
warga negzra. Belajar dari pengalaman pembangunan di negara-negara tetangga yg dapat
menumbuhkan kebanggaan terhadap bangsa & negara, maka harus ditumbuhkan etika
kepemimpinan & etika sosial yg berlandaskan kejujuran, kerja keras & hemat dalam upaya
menuju masyarakat Indonesia yg modern. Sebagaimana yg diwasiatkan oleh pendiri Republik
ini. Soekarno, bahwa kebesaran bangsa & kemakmuran tdk pennh jatuh gratis dari langit, tetapi
selalu merupakan kristalisasi keringat (kerja keras).
Sementara itu dalam era globalisasi ini di mana derasnya isu demokratisasi, hak asasi
manusia & lingkungan hidup yg melanda dunia, sebagai bangsa Indonesia, kita dapat menerima
& mengkajinya dengan arif berdasarkan paradigma,(sudut pandang) & metode berpikir
Pancasila.
Mengkaji suatu permasalahan & perspektif liberal, sosialis komunis, maupun
fundamentalis agama pasti akan menghasilkan produk & manusia yg lain yg tdk seiring bahkan
bertentangan dengan akar budaya bangsa kita "Pancasila" yg menganut paham keseimbangan,
keselarasan & keserasian hubungan antara Engkau yg abadi (Tuhan yg Maha Esa, sila l), aku
(manusia dalam konsep abstrak, sila 2) & sosialitas manusia (sila 3, 4 & 5). Konsep dasarnya
ialah Kemahaesaan Tuhan, manusia adalah makhluk individu serentak sebagai makhluk sosial
"integralisme".
188
Kegiatan Belajar 3
1. Geografi
Potensi wilayah darat, laut, udara & iklim tropis sebagai ruang hidup sangat baik
& strategis, namun di sisi lain terdapat kelemahan dalam pendayagunaan wilayah darat,
laut, dirgantara & pengaturan tata ruangnya.
2. Sumber Kekayaan Alam
Potensi sumber kekayaan alam (SKA) di daratan, lautan & dirgantara, baik yg
bersifat hayati maupun nonhayati, serta yg dapat diperbarui maupun yg tdk dapat
diperbarui sangat besar. Hal ini merupakan modal & kekuatan dalam pembangunan.
Namun kelemahannya belum sepenuhnya potensi sumber kekayaan alam tersebut
dimanfaatkan secara optimal: Kalaupun ada yg telah dimanfaatkan masih ada di
antaranya dalam pemanfaatannya kurang memperhatikan kelestarian & distribusi
hasilnya.
Hal ini tdk sejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan & keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Di sisi lain juga sumber kekayaan alam yg ada tdk
seluruhnya dapat dijaga keamanannya dengan baik atau dengan kata lain rawan
Pencurian.
3. Demografi
Jumlah penduduk Indonesia termasuk nomor 4 di dunia. Pertumbuhannya dapat
di- tekan akibat makin meningkatnya tingkat pengetahuan masyarakat melalui program
KB (Pertumbuhan 1,9%). Begitu juga tingkat kesehatan harapan hidup, & kualitas fisik
semakin meningkat. Kelemahannya, sebagian penduduk Indonesia antarwilayah atau
daerah atau antar pulau tdk proporsional, pertumbuhan belum mencapai zero growth &
kualitas nonfisik yg masih rendah.
4. Ideologi
Dalam kehidupan berbangsa, bernegara & bermasyarakat kita berpegang pada
ideologi Pancasila. Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
berbangsa, bernegara & bermasyarakat. Pembudayaan Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari (nilai praktis) telah dari sedang digalakkan. Kelemahannya, pengamalan atau
pembudayaan Pancasila tersebut belum sepenuhnya terwujud. Ini adalah tantangan
bagi seluruh bangsa Indonesia & jika ideologi Pancasila tersebut tdk dapat memberikan
harapan hidup lebih baik bukan tdk mungkin akan ditinggalkan oleh masyarakat.
5. Politik
Dalam pelaksanaan politik sudah diciptakan kerangka landasan sistem Politik
Demokrasi Pancasila & sudah tertata terutama struktur politik & mekanismenya.
Kendatipun demikian, hal ini perlu dikaji & disempurnakan sesuai dengan aspirasi &
perkembangan masyarakat demikian juga pelaksanaannya terus memerlukan
penyempurnaan sesuai dengan tuntutan kebutuhan & perkembangan masyarakat.
Kelernahannya, budaya politik masih perlu perbaikan & peningkatan. Suprastruktur
masih sangat dominan apabila dibandingkan dengan infrastruktur & substruktur. Begitu
juga komunikasi politik & partisipasi politik perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki.
6. Ekonomi
Kekuatan perekonomian Indonesia terletak pada struktur perekonomian yg
makin seimbang antara sektor pertanian dengan sektor industri & jasa. Pertumbuhan
perekonomian cukup tinggi (rata-rata + 7%). Kelemahannya, peridustrian Indonesia
belum begitu kokoh karena masih tergantung pada impor bahan baku atau komponen.
Impor bahan baku atau komponen serta impor bahan-bahan lainnya sampai kepada
190
barang konsumsi membuat cadangan devisa yg semakin merosot. Belum lagi ditambah
utang luar negeri, untuk membiayai pembangunan, harus dicicil dengan devisa yg kita
miliki. Sementara itu dalam proses pembangunan, terjadi ekonomi biaya tinggi (high cost
economy) yg membuat inefisien biaya pembangunan.
Kesenjangan ekonomi juga cenderung semakin tinggi dapat memacu & memicu
destabilisasi ekonomi & politik yg berpengaruh terhadap kelangsungan pembangunan
tersebut. Perpajakan juga masih lemah & perlu? mendapat perhatian dalam upaya
meningkatkan biaya pembangunan yg sedang dijalankan saat ini.
7. Sosial Budaya
Kekuatan bangsa Indonesia terletak pada kebhinekaannya, bagaikan kumpulan
bunga berwarna-warni dalam sebuah taman. Tetapi apabila kebhinekaan atau
kemajemukan tersebut tdk dapat dibina dengan baik bukan tdk mungkin dapat menjadi
bibit perpecahan.
Dalam kegiatan belajar terdahulu kemajemukan Indonesia disebut juga rawan,
perpecahan. Sementara sebagai hasil pembangunan yg kita lakukan selama PJPT I di
era orde baru ini dapat meningkatkan kesejahteraan & kecerdasan rakyat serta
meningkatkan harkat martabat & jati diri sebagai bangsa Indonesia yg tdk lepas dari
akar kebudayaannya. Namun demikian, masih banyak kelemahan yg perlu diperbaiki di
antaranya, berkembangnya primordialisme, kolusi, korupsi, & nepotisme yg membudaya
& disiplin nasional yg semakin merosot. Kehidupan masyarakat agak cenderung ke arah
individualistis & materialistis & makin berkurangnya keteladanan para pemimpin"
8. Pertahanan & Keamanan
Dalam bidang pertahanan & keamanan sudah ditata sistem. Pertahanan &
keamanan rakyat semesta, doktrin Hankamrata serta diundangkannya UU No.
20/1982 tentang Pertahanan & Keamanan Negara. Di sisi lain bangsa Indonesia
mewarisi tradisi sebagai bangsa pejuang yg merebut kemerdekaannya dari penjajah
merupakan sumber kekuatan, Kelemahannya sistem pertahanan & keamanan rakyat
semesta tersebut belum sepenuhnya terwujud. Kesadaran bela negara belum
rnemasyarakat. Sementara itu tingkat keamanan masyarakat masih terganggu dengan
makin meningkatnya kriminalitas.
Berpijak pada kekuatan & kelemahan yg kita miliki sebagaimana diutarakan di atas,
kita menghadapi era globalisasi. Faktor yg berpengaruh sangat dominan adalah
perekonomian, khususnya perdagangan (trade) untuk memperoleh keuntungan bagi
kesejahteraan rakyat masing-masing negara. Semua kegiatan atau upaya selalu dikaitkan
dengan kepentingan ekonomi atau perdagangan. Kondisi sekarang negara-negara maju
menguasai sebagian besar modal, teknologi atau skill. Kondisi ini sangat menguntungkan
negara-negara maju dalam liberalisasi perdagangan dibandingkan dengan negara-negara
berkembang. Hal ini merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mensejajarkan diri
dengan bangsa atau negara maju tersebut, melalui peningkatan ketahanan nasional
Indonesia. Kunci dalam peningkatan ketahanan nasional Indonesia itu adalah peningkatan
kualitas sumber daya manusia Indonesia menuju ke penguasaan ilmu pengetahuan &
teknologi yg dilandasi oleh iman & takwa.
191
C. PEMBINAAN KEPENDUDUKAN
Penduduk Indonesia dewasa ini + 200 juta termasuk IV terbesar di dunia. Jumlah yg
terus berkembang ini karena pertumbuhan yg masih tinggi untuk itu perlu dikendalikan
pertumbuhannya melalui program KB (Keluarga Berencana). Program KB ini tdk hanya
ditujukan kepada pengendalian tersebut tetapi lebih luas dari itu yaitu peningkatan
kesejahteraan & mutu kehidupan. Berbarengan dengan itu, maka perlu diupayakan
peningkatan kualitasnya melalui program pendidikan & keterampilan dalam arti luas untuk
memulihkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yg menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi & dilandasi iman & takwa. Di sisi lain sebaran yg tdk proporsional di 17.508 buah
pulau perlu diupayakan agar rnenjadi sebaran yg proporsional, melalui program
pengembangan atau pembangunan wilayah luar Pulau Jawa.
192
Pada tahap awal transmigrasi boleh jadi menjadi alternatif, tetapi pada tahap
berikutnya perlu dipikirkan relokasi industri-industri di Pulau Jawa ke luar Pulau Jawa
serta pengembangan potensi-potensi perekonomian di wilayah luar Pulau Jawa tersebut.
Aspek Pancagatra
1. Pemahaman Penghayatan & Pengamalan Pancasila (ideologi).
Pancasila sebagai satu-satunya ideologi dalam kehidupan berbangsa, bernegara
& bermasyarakat harus dibudayakan dalam kehidupan sehari-hari. Upaya ke arah itu
telah dilakukan melalui penataran P4, Pembentukan BP7 di tingkat Pusat & Daerah.
Penataran & pengajaran Pancasila di masyarakat & sekolah-sekolah masih
dianggap kurang efektif, karena cenderung berorientasi kepada keterampilan kognitif &
formalitas. Dalam pelaksanaan P4 ini keteladanan & panutan masih dibutuhkan bagi
masyarakat. Agaknya terlalu sulit mencari panutan dalam pelaksanaan P4. Ini sebuah
tantangan yg harus dihadapi & hambatan yg harus disingkirkan dalarn upaya
pelaksanaan P4 dalam kehidupan kita berbangsa, bernegara & bermasyarakat.
Dalam konteks ini suatu hal yg perlu & harus Anda ingat bahwa P4 adalah
norma yg mengandung nilai-nilai hihur dalam kehidupan kita berbangsa, bernegara &
bermasyarakat, tanpa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh para penganutnya
(warga negara Indonesia) dia akan kehilangan makna sebagai norma. & kalaupun ada
kelemahan, kekurangan dalam pengamalannya, itu adalah kesalahan oknum, bukan
kesalahan P4-nya.
Oleh karena itu kita harus bersikap rasional. Jangan sampai kita mau membunuh
seekor tikus di lumbung padi, lalu lumbung padinya dibakar atau dihancurkan.
2. Penghayatan Budaya Pancasila
Budaya politik (Political culture) merupakan landasan dilaksanakannya sistem
politik. Karena sistem pemerintahan Indonesia, strukturnya terdapat dalam UUD
1945 yg berlandaskan Pancasila, maka yg menjadi, political culture Indonesia adalah
Pancasila. Masalahnya, sejauh mana pemerintah & rakyat Indonesia, baik yg berada di
suprastruktur, infrastruktur maupun substruktur menghayati & mengamalkan budaya
politik Pancasila dalam praktik kehidupan politik sehari-hari. Peningkatan & pengamalan
budaya politik Pancasila ini sangat mutlak untuk memantapkan stabilitas politik di negeri
tercinta ini. Hubungan dua arah antarlembaga negara, antarpemerintah & rakyat perlu
ditingkatkan. Suasana harmonis, terpadu & bersinerji perlu diciptakan, sehingga setiap
keputusan politik yg diambil sesuai dengan aspirasi yg berkembang dalam masyarakat
berlandaskan hukum-hukum yg berlaku. Jika keputusan yg diambil sesuai dengan
aspirasi yg berkembang dalam masyarakat, maka itulah pencenminan dari demokrasi.
Salah satu karakter negara demokrasi adalah adanya UU atau hukum yg ditegakkan
(Rule of law) yg mengendalikan sistem politik, agar politik atau kekuasaan tdk
disalahgunakan (lihat penjelasan UIID 1945 Negara Indonesia berdasar atas hukum
(rechstaat) tdk berdasar kekuasaan belaka (machhstaat). Rule of law berasaskan
sapremacy of law, persamaan di muka hukum atau equality before the law (lihat Pasal 27
ayat I UUD 1945). Hak Asasi manusia (Human right) & social equality atau
kedudukan yg sama sebagai anggota masyarakat.
Dalam supermacy of law, hukum atau UU menjadi yg tertinggi, dengan demikian
kekuasaan tunduk pada hukum atau undang-undang. Apabila hukum tunduk kepadd
kekuasaan, maka kekuasaan dapat membatalkan hukum atau rnengubah hukum, &
hukum dijadikan alat untuk membenarkan kekuasaan. Dengan demikian segala tindakan
193
penguasa walaupun melanggar hak asasi manusia dapat dibenarkan oleh hukum atau
undang-undang.
Dalam negara hukum kedudukan warga negara adalah sama di muka hukum.
Apabila tdk ada persamaan di muka hukum, maka orang yg mempunyai kekuatan atau
kekuasaan akan mempunyai kekebalan hukum sehingga dapat merusak atau menindas
orang yg lemah.
Dalam hak asasi manusia (human right) mempunyai pokok yaitu hak
kemerdekaan pribadi, hak kemerdekaan berdiskusi & hak berapat. Hak kemerdekaan
pribadi adalah hak-hak untuk melakukan apa yg dianggap baik oleh dirinya tanpa
merugikan orang lain & menimbulkan gangguan terhadap masyarakat sekelilingnya. Hak
kemerdekaan berdiskusi adalah hak untuk melahirkan pendapat & mengkritik, tetapi
harus bersedia mendengar atau memperhatikan pendapat & kitik orang lain. Bagi
bangsa Indonesia penyampaian pendapat atau kritik tersebut harus sesuai dengan
aturan atau moral etika budaya politik pancasila.
Hak untuk berapat, hak ini ada yg membatasinya, yaitu apabila rapat itu
menyebab-kan kekacauan sehingga perdamaian menjadi rusak, maka rapat itu
merupakan tindakan melawan atau melanggar hukum (unlaw full). Iadi dalam human right
itu ada batasnya, yaitu hak-hak orang lain.
Pelanggaran terhadap hak-hak orang lain merupakan pelanggaran terhadap
hak-hak dirinya, karena hak kemerdekaan dirinya dengan hak kemerdekaan orang lain
adalah sama. Dalam asas social equality di mana kedudukan setiap anggota masyarakat
adalah sama. Apabila masih ada perbedaan kedudukan social, yg disebabkan oleh jenis
pekerjaan, jenis kelamin, warna kulit atau ras, maka, rule of law akan mengalami hambatan
karena yg membentuk masyarakat itu adalah orang-orang yg mempunyai asal yg sama
(warga negara) & wujud yg sama pula. Jika rule of law dengan asas-asasnya dapat kita
lakukan dengan baik diiringi dengan makin meningkatnya "kecerdasan" rakyat,
pemerintahan yg bersih & berwibawa maka "partisipasi" politik rakyat akan meningkat.
3. Mewujudkan Perekonomian yg Efisien, Pemerataan & Pertumbuhan yg Tinggi.
Pembangunan nasional yg sedang kita lakukan adalah perekonomiannya atau
beratnya pada bidang ekonomi, karena bidang ekonomi ini setragai pemicu & pemacu
kemajuan bidang-bidang lainnya. Kendatipun struktur perekonomian Indonesia makin
seimbang antara sektor pertanian dengan sektor industri & jasa, namun oleh sementara
pengamat melihatnya belum efisien. Adanya kebocoran, korupsi, kolusi, nepotisme,
pungutan liar & lain-lain yg sejenis dianggap menodai perekonomian Indonesia. Praktik
monopoli, oligopoli & sejenis lainnya, etatisme & persaingan bebas (free fith libralisme)
harus dihilangkan dalam sistem perekonomian Indonesia sesuai dengan apa yg
diamanatkan dalam UUD 1945.
Pada pelita-pelita yg lalu pertumbuh4n yg kita prioritaskan sementara
pemerataan di kebelakangkan. Saat ini sudah waktunya kita meletakkan pemerataan
menjadi prioritas, tanpa mengenyampingkan pertumbuhan. Dengan kata lain, dengan
pemerataan kita akan mencapai pertumbuhan. Konsep ini mengarah kepada
empowerment (pemberdayaan masyarakat), & bukan konglomerasi pada sekelompok
kecil anggota masyarakat. Selama ini paradigma yg dominan dalam pembangunan
adalah paradigma yg meletakkan peranan negara atau pemerintah pada posisi sentral
dalam merencanakan & melaksanakan pembangunan. Paradigma ini telah banyak
mendapat kecaman dari para ahli & pengamat pembangunan karena sangat tdk
194
mempercayai kemampuan rakyat dalam pembangunan diri & masyarakat mereka sendiri.
Selain itu, paradigma itu menghambat tumbuhnya kearifan lokal sebagai unsur sentral
dalam perencanaan pembangunan masyarakat yg berkesinambungan. Perlunya kearifan
lokal dalam perencanaan pembangunan mulai dirasakan ketika orang melihat semakin
banyaknya proyek & program pembangunan yg tdk dimanfaatkan oleh masyarakat
karena tdk sesuai dengan aspirasi masyarakat setempat.
Negara & aparatnya dahulu dianggap dapat menjadi "pendorong"
pembangunan. Sebagai alternatifnya diajukan paradigma baru yg dikenal dengan
paradigma empowerment atau pemberdayaan masyarakat. Paradigma ini dilandasi oleh
pemikiran bahwa pembangunan akan berjalan dengan sendirinya apabila masyarakat
mengelola sumber daya alam yg mereka miliki & mengguriakannya untuk pembangunan
masyarakatnya. Hal ini dianggap lebih mampu mencapai tujuan pembangunan yaitu
menghilangkan kemiskinan.
Menurut para ahli, kegagalan pembangunan di negara-negara sedang
berkembang disebabkan oleh model pembanguhan yg diterapkan tdk memberikan
kesempatan kepada rakyai miskin untuk ikut dalam proses pengambilan keputusan yg
menyangkut pemilihan, perencanaan & pelaksanaan program pembangunan
Paradigma pemberdayaan ingin mengubah kondisi ini dengan cara memberi
kesempatan pada kelompok orang miskin untuk merencanakan & kemudian
melaksanakan program pembangunan yg juga mereka pilih sendiri, serta diberi
kesempatan untuk mengelola dana pembangunan baik yg berasal dari pemerintah
maupun dari pihak lain.
Pertanyaan yg muncul kemudian adalah apa perbedaan antara model
pembangunan yg "partisipatif dengan model pemberdayaan rakyat atau empowerment.
Perbedaannya terletak dalam hal model empowerment rakyat miskin, tdk hanya aktif
berpartisipasi dalam proses pemilihan program, perencanaan & pelaksanaannya tetapi
mereka juga menguasai dana pelaksanaan program itu' Sementara dalam model
partisipasi keterlibatan rakyat dalam proses pembangunan hanya sebatas pada
pemilihan, perencanaan & pelaksanaan, sedang pemerintah fetap menguasai dana guna
mendukung pelaksanaan program itu.
Model empowerment menciptakan pula suatu metodologi pengumpulan data yg
akan digunakan untuk merencanakan program pembangunan yaitu metodologi
Participation Actiort Research (PAR). Model ini sama dengan model community
nwnaged development maka PAR pun mengikutkan rakyat, khususnya rakyat rniskin
dalam mengumpulkan data, menjelaskan hal-hal yg mereka anggap menjadi penyebab
keterbelakangan masyarakat & bagaimana cara menyelesaikan masalah itu. Dengan
kata lain PAR masyarakat adalah rekanan dari peneliti bagian sebagai objek. Model
entpowerment dapat dijumpai dalam dua versi yg berbeda & perbedaan ini akan
mempengaruhi strategi yg akan dipakai dalam pelaksanaan pembangunan. Kedua versi
empowerment tersebut adalah versi dari Paulo Freire & versi yg berasal dari
Schumacher. Persamaan antara kedua versi itu terietak pada penekanan akan
pentingnya setiap agen pembangunan masyarakat mereka sendiri.
Adapun yg membedakan kedua versi tersebut terletak pada analisis &
metodologi yg digunakan oleh masing-masing versi. Versi Paul Freire berinti pada suatu
metodologi yg dia sebut sebagai metodologi conscientization yakni suatu proses belajar
untuk melihat kontradiksi sosial, ekonomi & politik yg ada dalam suatu masyarakat &
195
menyusun cara untuk menghilangkan kondisi opresif dalam masyarakat. Bagi Paul
Freire empovterment bukanlah sekadar hanya memberi kesempatan rakyat
menggunakan sumber daya alam & dana pembangunan saja tetapi lebih dari itu
empowerment merupakan upaya untuk mendorong masyarakat dalam mencari cara
menciptakan kebebasan dari struktur-struktur yg opresif. Dengan kata lain
empowerment berarti partisipasi masyarakat dalam politik. Sedang versi Schumacher
tentang empowermenr kurang berbau politik, beliau lebih menekankan pada hal-hal yg
dikatakan beliau sebagai berikut. “Pembangunan ekonomi akan berhasil jika
dilaksanakan secara meluas, gerakan pembangunan yg merakyat dengan
menitikberatkan kepada pengendalian, pemanfaatan secara optimal, terencana &
berserrangat, dengan menempatkan tenaga kerja yg berpotensi dengan tepat.
Pemerintah tdk pernah dididik jadi enterpreuner, inovator, tetapi jadi regulator.
Schumacher percaya bahwa manusia itu mampu untuk membangun diri mereka sendiri
tanpa mengharuskan terlebih dahulu menghilangkan ketimpangan struktural yg ada
dalam masyarakat. Schumacher menyatakan bahwa strategi yg paling tepat untuk
menolong si miskin adalah memberi kail pada ikan dengan demikian mereka mandiri.
Seperti sudah disebut di atas dua versi empoweftnent itu akan menentukan
pendekatan yg digunakan oleh masing-masing pendukung & tingkat keberhasilannya.
Empowerment versi paul Freire telah dapat diduga akan sulit berhasil apabila
empoweftnenr itu dihadapkan pada interest-interest yg kuat & dominan dalam suatu
masyarakat. Para elite lokal pasti akan menentang empowermenl versi Freire karena
keradikalannya. Namun entpowerment versi Schumacher yg memfokuskan pada
pembentukan kelompok mandiri juga tdk akan banyak mempunyai arti tanp-a ada
dukungan politik. Contohnya, dalam upaya membantu orang miskin dengan memberi
kail, namun apabila kaum miskin itu tdk diberi hak untuk mengail di sungai maka pastilah
mereka tdk akan dapat hidup dengan lebih baik. Andaikan juga diberikan hak untuk
mengail, tetapi ikan-ikan yg dikair sudah habis di jaring oleh nelayan besar, tentu tdk
ada artinya. Dengan kata lain versi empowermenl apa pun yg akan kita pilih dibutuhkan
"dosis,, politik untuk menjadi obat yg ampuh bagi penyakit kemiskinan. Empowermenl
sebagai suatu strategi pembangunan rnemrliki unsur transformatif. Apabila unsur ini
tdk dapat dikembangkan, maka empowerrnent tdk akan mampu menjadikan dirinya
sebagai strategi yg ampuh & hanya tinggal menjadi slogan dalam upaya memberantas
kemiskinan. Kita tdk akan mampu memberdayakan petani Indonesia apabila mereka tdk
diizinkan mendirikan suatu organisasi baru yg benar-benar dibentuk oleh petani & untuk
petani.
Dengan kata lain model empowerment itu sangat berkait dengan upaya kita
membentuk suatu civil society (masyarakat madani). Kendatipun kita harus berupaya
keras untuk memberdayakan rakyat dalam proses pembangunan, namun upaya tersebut
harus dilaksanakan secara rasional dalam artian kita perlu memahami kendala-kendala
yg ada dalam diri kelompok rakyat itu sendiri. Amatlah besar risiko kegagalannya
apabila kita demi memberdayakan rakyat menyerahkan sejumlah dana yg cukup besar
kepada kelompok masyarakat yg belum pernah memiliki pengalaman mengelola uang
sebesar itu ataupun pengalalnan lain yg akan dapat membantu memperkokoh
keberdayaan kelompok itu. Para pengamat pembangunan di Amerika Latin merasa
sangat khawatir atas keputusan organisasi bantuan pembangunan Amerika untuk
menyerahkan dana bantuannya langsung pada organisasi "akar rumput" yg kebanyakan
196
Pertahanan Rakyat Semesta yg perlu terus diwujudkan. Kondisi negara saat ini &
lingkungan strategi tdk menekankan kepada pembangunan Hankam tetapi kepada
pembangunan bidang ekonomi. Peningkatan alokasi anggaran pada bidang
kesejahteraan akan mengurangi alokasi anggaran pada bidang keamanan. Anda dapat
melihatnya pada kurva Jahkam pada Modul 3. Namun yg sangat perlu Anda ingat di
sini adalah masalah keamanan tdk hanya datang dari luar (invasi negara lain) tetapi
dapat pula timbul dari dalam negeri, yg dipicu oleh masalah-masalah ideologi, politik,
ekcnomi & sosial budaya (SARA).
Untuk itu sangat penting dijaga & dimantapkan stabilitas keamanan & aspek
kehidupan lainnya. Stabilitas ini merupakan sarat mutlak dalam pembangunan. tdk ada
investor yg mau menanamkan modalnya jika stabilitas di negara ini tergoncang. Begitu
pula tdk ada ketenangan bagi rakyat untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan
nasional. Perut Anda boleh kenyang, tetapi tetap dihantui oleh ketakutan, tdk akan
membuat nyaman hidup Anda. Bukankah begitu? selain diperlukannya stabilitas
keamanan dalam pembangunan nasional, maka yg lebih esensial harus dipadukan atau
dimantapkan ialah kesamaan pola pikir, pola sikap & pola tindak kita untuk mencapai
karsa dalam cita-cita nasional, tujuan nasional, tujuan pembangunan Nasional, sasiuan
pembangunan nasional, & kepentingari Nasiona!.
Begitu pula di dalam gerak pembangunan nasional yg intensif kita lakukan
sekarang adalah masalah keterpaduan yg masih perlu mendapat perhatian, baik itu
antara pemerintah masyarakat, antar pusat daerah, antar sektor-sektor pembangunan
maupun di dalam sektor pembangunan. Hal ini harus diupayakan oleh para elit
kepemimpinan nasional pada suprastruktur & infrastruktur baik di tingkat pusat maupun
daerah.
Dengan konsep keterpaduan ini (Pendekatan Ketahanan Nasional), kita
praktikkan dalam sikap gerak pembangunan nasional, bukan hanya efisiensi yg dapat
kita peroleh, tetapi juga hasil pembangunan nasional tersebut akan lebih bermanfaat
atau lebih meningkatkan taraf kehidupan masyarakat (kesejahteraan & keamanan),
sehingga mempunyai dampak yg luas dalam meningkatkan ketahanan nasional dalam
segala aspek kehidupan bangsa Indonesia (ideologi politik, ekonomi sosial budaya &
hankam). Maka dengan memperhatikan konsepsi ketahanan nasional & hakikat nilai-nilai
pembangunan nasional yg dgabarkan dalam sasaran-sasaran pembangunan nasinnal yg
ingin kita capai, sangat mungkin kita melaksanakan pembangunan dengan pendekatan
ketahanan nasional. Ini berarti ketahanan nasional tdk hanya sebagai "kondisi", tetapi
juga sebagai "metode" untuk menjelaskan & meramalkan masalah-masalah
pembangunan. Setiap masalah yg ada dalam pembangunan nasional mengakibatkan
kondisi tertentu dalam ketahanan nasional. Dengan ketahanan nasional yg terus
meningkat di segala aspek kehidupan bangsa, bangsa Indonesia akan tetap "survive",
betapa pun'besarnya badai kehidupan yg datang menghantamnya di era kesejagatan
ini. Badai tersebut pasti akan dapat kita atasi & pasti berlalu. Untuk dapat
mengoperasionalkan pendekatan ketahanan nasional kita perlu mengetahui pendekatan
kesisteman, karena ketahanan nasional merupakan suatu sistem. Kriteria suatu sistem
dipenuhi oleh ketahanan nasional, yakni adanya komponen-komponen yg saling
berinteraksi satu sama lain (astagrata) untuk mencapai tujuan yg telah ditetapkan yakni
peningkatan kesejahteraan & keamanan.
199
Gambar 4.5
Model Pendekatan Ketahanan Nasionat datam Pembangunan Nasional
Garnbar 4.6
Gambar Skematis Pembangunan dengan Pendekatan Tannas Menghadapi
Tantangan Gtobatisasi
negara atau kejayaan bangsa & negara (national survival) yg bebas dari berbagai
bentuk penjajahan.
Rangkuman :
Globalisasi membawa angin perubahan terhadap kehidupan negara & bangsa.
Hubungan umat manusia antarnegara sangat intens seakanakan menggilas negara bangsa
(nation state) & membangun citra global. Sebagai bangsa Indonesia, dengan berpijak pada
budaya Pancasila, kita harus siap menghadapi kekuatan global tersebut, agar tetap eksis
sg6agai suatu bangsa dalam pergaulan dunia.
Untuk itu kita mengetahui kekuatan & kelemahan yg kita miliki dalam segenap aspek
kehidupan (astagatra). Kekuatan yg kita miliki dalam astagatra (geografi, sumber kekayaan
alam, demografi, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, & Hankam) hendaknya dapat
dipertahankan, ditingkatkan & dikembangkan, sedangkan kelemahan-kelemahan yg ada
hendaknya dapat diatasi & diubah menjadi kekuatan untuk meningkatkan ketahanan nasional di
dalam menghadapi era globalisasi. Kunci dalam meningkatkan ketahanan nasional Indonesia
adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yg menuju kepenguasaan ilmu
pengetahuan & teknologi (IPTEK) yg dilandasi oleh iman & takwa (imtag). Hal ini sejalan
dengan hakikat pembangunan nasional yaitu pembangunan manusia dari masyarakat Indonesia
seutuhnya. Dalam pembangunan nasional yg kita lakukan untuk meningkatkan ketahanan
nasional dilandasi oleh Wawasan Nusantara. Penerapan pendekatan ketahanan nasional
dalam pembangunan nasional, berarti kita melihat kekuatan & kelemahan bangsa Indonesia
dalam seluruh aspek kehidupan (astagatra) secara konprehensif integral, membangun secara
bersinerji aspek kehidupan bangsa tersebut. Wawasan Nusantara merupakan landasan atau
kerangka & visi yg mengikat bangsa Indonesia dalam pembangunan nasional, sehingga hasil
pembangunan yg kita capai atau tingkat ketahanan nasional yg dihasilkan tetap dalam kerangka
atau ikatan persatuan & kesatuan segenap aspek kehidupan bangsa Indonesia & dapat
memberikan jaminan terhadap identitas & integritas bangsa Indonesia & negara kesatuan
Republik Indonesia serta tercaPainya tujuan & cita-cita nasional.
Oleh karena itu, dalam pembangunan nasional untuk mencapai tingkat ketahanan
nasional yg kita harapkan di dalam mengarungi bahtera globalisasi ini diperlukan pengaturan-
pengaturan dalam aspek trigatra & pancagatra.
Dalam aspek Trigatra diperlukan pengaturan ruang wilayah nasional yg serasi antara
kepentingan kesejahteraan & kepentingan keamanan, pembinaan kependudukan, pengelolaan
sumber kekayaan alam dengan memperhatikan asas manfaat, daya saing & kelestarian. Dalam
aspek pancagatra diperlukan pemahaman penghayatan & pengamalan Pancasila di dalam
kehidupan kita berbangsa, bernegara & termasyarakat. Penghayatan budaya politik Pancasila,
mewujudkan perekonomian yg efisien, pemerataan & pertumbuhan yg tinggi untuk mencapai
kesejahteraan yg meningkat bagi seluruh rakyat memantapkan identitas nasional Bhineka
Tunggal Ika, & memantapkan kesadaran bela negara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selanjutnya di dalam gerak pembangunan yg kita lakukan perlu diperhatikan
keterpaduan yg sejalan dengan konsepsi ketahanan nasional, yaitu keterpaduan antara
Pemerintah dengan Daerah & keterpaduan antara sektor-sektor pembangunan & di dalam
sektor pembangunan. Dengan konsep keterpaduan ini (Pendekatan Ketahanan Nasional)
akan kita peroleh nilai tambah yg tinggi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan & keamanan
rakyat (Ketahanan Nasional yg simakin meningkat) sehingga kita tetap bertahan hidup, betapa
pun Besarnya badai kehidupan yg datang menghantam di era kesejagatan ini. Badai
kehidupan tersebut pasti dapat kita atasi & pasti berlalu.