Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS DISCREPANCY PADA PERUSAHAAN JASA

MANAJEMEN WAREHOUSE DI PT. CIPTA KRIDA BAHARI SAMARINDA

Abdi Irawan1, H. Eddy Soegiarto K2., Adi Suroso3

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

ABSTRAKSI

Kegiatan stock check/stock opname tahun 2011 terdapat Discrepancy yang nilainya sangat
besar sehingga merugikan perusahaan PT. Cipta Krida Bahari Samarinda. Discrepancy spare part
kategori minus (part kurang) jumlahnya sebanyak 1083 item dengan total nilai Rp. 235.055.420 dari
total jumlah stock 19066 item. Sedangkan Discrepancy spare part kategori not found (part tidak
ditemukan/hilang) jumlahnya sebanyak 912 item dengan total nilai Rp. 265.053.540 dari total jumlah
stock spare part 19066 item.
Penelitian ini bertujuan mengalisis apa yang menjadi penyebab terjadinya Discrepancy di
Warehouse PT. Cipta Krida Bahari Samarinda serta mencari solusinya. Alat analisis pada penelitian ini
yaitu dengan menggunakan data hasil stock check/stock opname tahun 2011 di Warehouse PT. Cipta
Krida Bahari Samarinda.
Pengujian hipotesis yang dikemukakan akan diterima apabila benar telah terjadi aktifitas
penerimaan, penyimpanan dan pengiriman barang yang tidak sesuai dengan prosedur sehingga
menyebabkan Discrepancy, akan tetapi hipotesis akan ditolak apabila ternyata penyebab terjadinya
Discrepancy bukan disebabkan karena aktifitas penerimaan, penyimpanan dan pengiriman barang yang
tidak sesuai dengan prosedur.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi aktifitas penerimaan, penyimpanan dan pengiriman
barang yang tidak sesuai dengan prosedur sehingga menyebabkan terjadinya Discrepancy.
Aktifitas penerimaan, penyimpanan dan pengiriman yang tidak sesuai dengan prosedur dan
menyebabkan terjadinya Discrepancy yaitu kesalahan part number (kode spare part) sebanyak 195
item, kesalahan description (nama spare part) sebanyak 207 item, kesalahan quantity (jumlah) sebanyak
617 item, double supply (spare part terkirim lebih dari satu kali) sebanyak 658 item, kesalahan location
(lokasi/penempatan spare part) sebanyak 213 item, serta part damage (kerusakan spare part) sebanyak
65 item.
Berdasarkan hasil penelitian maka hipotesis dapat diterima karena telah terjadi aktifitas
penerimaan, penyimpanan dan pengiriman barang yang tidak sesuai dengan prosedur sehingga
menyebabkan terjadinya Discrepancy pada perusahaan PT. Cipta Krida Bahari Samarinda.

A. Pendahuluan Discrepancy spare part kategori minus


Discrepancy adalah perbedaan jumlah (part kurang) jumlah item sebanyak 1083
stock spare part antara jumlah aktual dengan (seribu delapan puluh tiga) item dengan total
jumlah stock pada sistem. Latar belakang nilai Rp. 235.055.420 (dua ratus tiga puluh lima
penulis mengambil judul ”Analisis Discrepancy juta lima puluh lima ribu empat ratus dua puluh
Pada Perusahaan Jasa Manajemen Warehouse rupiah) dengan persentase 5.68 % dari total
di PT. Cipta Krida Bahari Samarinda” ini jumlah stock spare part 19066 (sembilan belas
karena pada kegiatan stock check / stock ribu enam puluh enam) item.
opname tahun 2011 yang lalu terdapat Discrepancy spare part kategori not
discrepancy yang nilainya sangat besar sekali. found (part tidak ditemukan/hilang) jumlah item
sebanyak 912 (sembilan ratus dua belas) item 2. Manajemen Persediaan
dengan total nilai Rp. 265.053.540 (dua ratus Warehouse sangat diperlukan di dalam
enam puluh lima juta lima puluh tiga ribu lima proses koordinasi penyaluran barang yang
ratus empat puluh rupiah) dari total jumlah muncul sebagai akibat kurang seimbangnya
stock spare part 19066 (sembilan belas ribu antara jumlah penawaran dan permintaan,
enam puluh enam) item. faktor ketidakpastian (permintaan, produksi
maupun transportasi), faktor pembelian yang
B. Dasar Teori ekonomis, kecepatan proses yang berbeda-beda,
1. Manajemen Operasional dan banyak faktor lainnya. Hal itu akan
Kata ”Manajemen” berasal dari bahasa mendorong adanya inventory (persediaan),
Perancis kuno ”Mengement” yang memiliki arti maka gudang berperan melalui aktifitas logistik
seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen & supply chain.
belum memiliki definisi yang mapan dan Menurut Julius Nursyamsi (2012)
diterima secara universal. persediaan dikelompokkan menjadi tiga yaitu
Menurut Albert Lepawsky yang telah bahan baku, barang dalam proses dan barang
dikutip dan diterjemahkan oleh Moekijat jadi.
mengatakan bahwa Manajement proper is the Keuntungan meningkatkan persediaan
function in industry conserned in the execution antara lain perusahaan dapat menmpengaruhi
of policy, within the set up by administration ekonomi produksi, mempengaruhi pembelian
and the employment of the organization for the dan dapat memenuhi pesanan dengan lebih
particular objects set before it (Moekijat, 2000 cepat. Sedangkan kerugian adanya persediaan
: antara lain biaya penyimpanan dan pemindahan
Pengertian manajemen operasi adalah menjadi besar serta pengembalian modal yang
serangkaian aktifitas yang menghasilkan nilaian tertanam dalam bentuk persediaan menjadi
dalam bentuk barang dan jasa dengan lebih lama.
mengubah input menjadi output (Hezer dan Definisi persediaan adalah merupakan
Render, 2005:04). simpanan material yang berupa bahan mentah,
Menurut Chase, Jacobs dan Aqulano barang dalam proses dan barang jadi.
(2001:06), manajemen operasi di definisikan Pengendalian persediaan merupakan aktifitas
sebagai desain, operasi, dan pengembangan mempertahankan jumlah persediaan pada
system yang menciptakan dan mengantarkan tingkat yang dikehendaki.
barang dan jasa utama perusahaan. Menurut Erlina (2002) mutu, rekayasa,
Hezer dan Render (2005:09) produk, harga, lembur, kapasitas berlebih,
mengemukakan bahwa terdapat sepuluh kemampuan merespon pelanggan akibat kinerja
keputusan manajemen operasional yaitu : kurang baik, waktu tenggang (lead time) dan
1. Desain barang dan jasa. profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang
2. Manajemen mutu. dipengaruhi oleh tingkat persediaan.
3. Desain proses dan kapasitas.
4. Strategi lokasi. 3. Manajemen Warehouse
5. Desain tata letak. Menurut Gwynne Richards (2011 : 07)
6. Sumber daya manusia dan system kerja. Warehouse, gudang adalah : Fasilitas khusus
7. Manajemen rantai pasokan. yang bersifat tetap, yang dirancang untuk
8. Manajemen persediaan. mencapai target tingkat pelayanan dengan total
9. Perencanaan agregat (penjadwalan). biaya yang paling rendah.
10. Pemeliharaan. Definisi warehouse menurut Iwan Nova
(2012 : 10) adalah : Merupakan bagian dari
logistik perusahaan yang menyimpan produk Receiving, Soring / Put Away dan Shipping.
(bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi Receiving yaitu proses penerimaan parts
dan suku cadang) dan diantara tempat asal dan dari stock order dan emergency order, stock
pemakaian, serta memberikan informasi tentang transfer maupun pengembalian. Menurut
status, kondisi dan penggunaan barang yang Gwynne Richards (2011:44), bahwa receiving
disimpan. bertugas untuk memastikan barang yang
Definisi warehouse menurut John diterima benar jumlahnya dan kondisinya baik
Warman (2004) adalah bangunan yang saat diterima dalam gudang.
dipergunakan untuk menyimpan barang Storing / put away yaitu proses
dagangan. Pergudangan (kata kerja) adalah penyimpanan barang / spare parts pada lokasi
kegiatan menyimpan barang di dalam gudang. (tempat menyimpan barang) yang ada di
Sedangkan menurut Lambert (1993) warehouse sampai barang tersebut dibutuhkan
warehouse adalah : Bagian dari sistem logistik oleh pelanggan.
perusahaan yang menyimpan produk-produk Shipping yaitu proses penyerahan atau
(raw material, spare parts, goods-in-process, pengiriman spare parts kepada pelanggan.
finished goods) dan antara titik sumber (point-
of-origin) dengan titik konsumsi (point-of- c. Permasalahan di Warehouse
consumption), serta menyediakan informasi Semakin tinggi aktifitas di sebuah
kepada manajemen mengenai status, kondisi, warehouse maka semakin tinggi pula
dan disposisi dari item-item barang yang permasalahan yang kemungkinan timbul di
disimpan. lapangan.
Masalah-masalah yang sering timbul pada
a. Tujuan Warehouse aktifitas di warehouse antara lain : Wrong part
Tujuan sebuah gudang adalah untuk number, wrong wrong description, wrong
menyimpan produk sampai dengan produk quantity dan part damage.
tersebut diminta oleh pelanggan, sehingga Wrong part number (kesalahan part
gudang berperan dalam menghubungkan antar number) yaitu kondisi fisik part number (kode
fasilitas produksi dengan pelanggan atau suku cadang) tidak sesuai dengan data
pemasok dengan fasilitas produksi. Dengan penerimaan atau pengiriman.
demikian, gudang mendukung terhadap proses Wrong description (kesalahan nama
produksi dengan mengkonsolidasikan material barang) yaitu kondisi fisik barang tidak sesuai
dari pemasok (Inbound Warehouse) dan juga dengan data penerimaan atau pengiriman.
mendukung upaya pengembangan pasar, Wrong quantity (kesalahan jumlah)
terutama untuk membuka pasar baru (Outbound yaitu kesalahan penghitungan sehingga jumlah
Warehouse). akual barang tidak sesuai dengan data
(Cateripllar, 2003:07) Tujuan penerimaan atau pengiriman.
warehouse secara umum adalah untuk Part damage (kerusakan spare part)
mendapatkan suku cadang yang benar, kapan yaitu barang yang diterima atau dikirim dalam
dan di lokasi mana sesuai kebutuhan dengan kondisi yang rusak atau tidak layak jual.
biaya serendah mungkin dalam kondisi yang Permasalahan-permasalahn tersebut
terbaik. dapat mengakibatkan salah satunya adalah
masalah Discrepancy yaitu perbedaan jumlah
b. Fungsi Utama Warehouse stock spare part antara jumlah aktual spare part
Semua kegiatan di warehouse mencakup dengan jumlah stock spare part pada sistem
tiga fungsi utama (Basic Warehousing, 2009 : DBS.
07), yaitu :
d. Pengertian Discrepancy Gwynne Richards (2011 : 07)
Pengertian Discrepancy dalam Warehouse, gudang adalah fasilitas khusus
manajemen warehousing atau manajemen yang bersifat tetap, yang dirancang untuk
pergudangan adalah perbedaan stock barang mencapai target tingkat pelayanan dengan total
antara jumlah aktual stock barang dengan biaya yang paling rendah. Warehouse
jumlah stock barang pada sistem (Basic dibutuhkan dalam proses koordinasi penyaluran
Warehousing Trakindo : 2009). barang, yang muncul sebagai akibat kurang
Perbedaan jumlah yang dimaksud disini seimbangnya proses permintaan dan
adalah pada saat dilakukan penghitungan penawaran. Kurang seimbangnya antara proses
barang terdapat perbedaan antara jumlah stock permintaan dan penawaran mendorong
aktual barang dengan jumlah stock barang pada munculnya persediaan (inventory), persediaan
sistem. Bisa jadi jumlah stock aktual barang membutuhkan ruang sebagai tempat
jumlahnya lebih dibandingkan data stock pada penyimpanan sementara yang disebut sebagai
sistem, atau justru sebaliknya jumlah aktual warehouse.
stock barang jumlahnya kurang dibandingkan Definisi warehouse menurut Iwan Nova
jumlah stock pada sistem, bahkan terkadang (2012 : 10) merupakan bagian dari logistik
barang tersebut tidak ditemukan atau hilang perusahaan yang menyimpan produk (bahan
sehingga menyebabkan kerugian pada baku, barang setengah jadi, barang jadi dan
perusahaan. suku cadang) dan diantara tempat asal dan
pemakaian, serta memberikan informasi tentang
F. Definisi Operasional status, kondisi dan penggunaan barang yang
Definisi manajemen persediaan adalah disimpan.
simpanan material yang berupa bahan mentah, Tujuan sebuah gudang adalah untuk
barang dalam proses dan barang jadi. menyimpan produk sampai dengan produk
Alasan mengapa persediaan perlu dikelola tersebut diminta oleh pelanggan, sehingga
antara lain : gudang berperan dalam menghubungkan antar
1. Persediaan merupakan investasi yang fasilitas produksi dengan pelanggan atau
membutuhkan modal besar. pemasok dengan fasilitas produksi. Dengan
2. Mempengaruhi pelayanan kepada demikian, gudang mendukung terhadap proses
pelanggan. produksi dengan mengkonsolidasikan material
3. Mempunyai pengaruh pada fungsi operasi, dari pemasok (inbound warehouse) dan juga
pemasaran, dan fungsi keuangan. mendukung upaya pengembangan pasar,
Persediaan perlu dikelola karena alasan-alasan terutama untuk membuka pasar baru (outbound
sebagai berikut : warehouse). Gudang merupakan bagian yang
1. Persediaan merupakan investasi yang integral dari setiap aktifitas pada sistem
membutuhkan modal besar. logistik. Peranan vital gudang terutama dalam
2. Mempengaruhi pelayanan ke pelanggan. memenuhi level of customer service pada total
3. Mempunyai pengaruh pada fungsi operasi, ongkos / biaya yang paling rendah.
pemasaran, dan fungsi keuangan. Beberapa fungsi utama warehouse adalah
Tujuan persediaan antara lain : sebagai berikut :
1. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian a. Menyediakan tempat penampungan
(mis : safety stock). sementara untuk barang.
2. Memberi waktu luang untuk pengelolaan b. Mengumpulkan permintaan konsumen.
produksi dan pembelian. c. Sebagai fasilitas pelayanan bagi konsumen.
3. Mengantisipasi perubahan pada permintaan d. Melindungi barang.
dan penawaran.
e. Memisahkan barang yang mudah H. Alat Analisis
terkontaminasi dan berbahaya. Pada penelitian ini penulis melakukan
Persediaan sangat diperlukan dalam penelitian dengan menggunakan alat analisis
sebuah warehouse agar tujuan-tujuan tertentu yaitu data discrepancy di warehouse PT. Cipta
dari sebuah warehouse dapat tercapai, yaitu Krida Bahari Samarinda tahun 2011.
warehouse untuk menyimpan produk sampai
dengan produk tersebut diminta oleh pelanggan
guna mempermudah pelanggan untuk
mendapatkan suku cadang yang cepat dan benar
dengan biaya serendah mungkin dalam kondisi
yang terbaik.
Performa perusahaan yang bergerak di
bidang manajemen warehousing salah satunya
diukur dari masalah discrepancy, yaitu
perbedaan stock aktual barang dengan jumlah
stock barang pada sistem. Semakin rendah
angka discrepancy di warehouse maka semakin
baik performa perusahaan tersebut, sebaliknya I. Pengujian Hipotesis
semakin tinggi angka discrepancy di warehouse Berdasarkan penelitian diatas maka
maka semakin buruk pula performa perusahaan hipotesis yang dikemukakan akan diterima
tersebut. apabila telah terjadi aktifitas penerimaan,
penyimpanan dan pengiriman barang di
G. Tehnik Pengumpulan Data warehouse PT. Cipta Krida Bahari yang tidak
Data yang diperlukan di dalam sesuai dengan prosedur yang menyebabkan
penelitian ini diperoleh dari : terjadinya discrepancy, akan tetapi hipotesis
1. Penelitian Lapangan (Field Work akan ditolak apabila ternyata terjadinya
Research), yaitu mengadakan penelitian discrepancy bukan disebabkan karena aktifitas
langsung ke lapangan untuk mendapatkan penerimaan, penyimpanan dan pengiriman
data primer dengan cara : barang yang tidak sesuai dengan prosedur.
a. Observasi, dengan mengadakan
pengamatan langsung data obyek J. Pembahasan
penelitian. Permasalahan discrepancy tersebut
b. Wawancara, yaitu pengumpulan data mengakibatkan kerugian pada perusahaan,
dengan mengadakan tanya jawab karena jumlah Discrepancy tersebut harus
langsung dengan pihak-pihak yang diganti oleh perusahaan yang melakukan
berhubungan dengan obyek yang Warehousing Management / pengelolaan
diteliti. warehouse (PT. Cipta Krida Bahari) kepada
2. Penelitian Kepustakaan (Library perusahaan owner / pemilik spare part (PT.
Research), kegiatan penelitian yang Trakindo Utama). Selain itu Discrepancy sangat
dilakukan melalui studi kepustakaan berpengaruh terhadap performa perusahaan PT.
dengan mengumpulkan data sekunder dari Cipta Krida Bahari Samarinda, karena
buku-buku, brosur-brosur, prospektus atau perusahaan dianggap gagal dalam melakukan
laporan yang berhubungan dengan Warehousing Management (pengelolaan
penelitian ini. warehouse).
1. Penyebab Discrepancy
Masalah-masalah yang dapat serta tidak ada stock spare part yang disimpan
mengakibatkan terjadinya discrepancy di di warehouse dalam kondisi rusak dan tidak
sebuah warehouse antara lain : layak jual sehingga Discrepancy bisa dihindari.
a. Wrong Part Number. Masalah-masalah tersebut dapat
Wrong part number (kesalahan part number) mengakibatkan terjadinya discrepancy yaitu
yaitu kondisi fisik aktual part number (kode perbedaan jumlah stock spare part antara
suku cadang) tidak sesuai dengan data jumlah aktual spare part dengan jumlah stock
penerimaan atau pengiriman. spare part pada sistem DBS. Masalah ini timbul
Jika part number (kode suku cadang) yang karena karyawan warehouse tidak dengan benar
diterima / dikirim sudah sesuai antara kondisi dan teliti dalam melakukan proses kerja di
fisik dengan data pada sistem DBS maka warehouse (penerimaan, penyimpanan, serta
Discrepancy tidak akan terjadi, perlu dilakukan pengiriman spare part). Selain itu SOP (standar
pengecekan dengan benar dan teliti setiap operasional prosedur) yang tidak dilaksanakan
melakukan penerimaan / pengiriman spare part dengan baik dan konsisten oleh karyawan juga
untuk menghindari terjadinya Discrepancy. dapat mengakibatkan terjadinya discrepancy.
b. Wrong Description. e. Wrong Location.
Wrong description (kesalahan nama barang) Wrong location (salah lokasi spare part)
yaitu kondisi fisik barang tidak sesuai dengan yaitu kesalahan meletakkan spare part yang
data penerimaan atau pengiriman. bukan pada lokasi sebenarnya sehingga actual
Jika description (nama barang) yang diterima / barang tidak ditemukan pada saat barang akan
dikirim sudah sesuai antara kondisi fisik dengan diperlukan.
data pada sistem DBS maka discrepancy tidak Jika location (lokasi) spare part pada saat
akan terjadi, perlu dilakukan pengecekan diletakkan sudah sesuai dengan lokasi
dengan benar dan teliti setiap melakukan sebenarnya maka discrepancy tidak akan
penerimaan / pengiriman spare part untuk terjadi, perlu dilakukan dengan benar dan teliti
menghindari terjadinya Discrepancy. setiap meletakkan spare part ke lokasinya.
c. Wrong Quantity.
Wrong quantity (kesalahan jumlah) yaitu 2. Dampak Discrepancy
kesalahan penghitungan sehingga jumlah aktual Akibat yang ditimbulkan dari
barang tidak sesuai dengan data penerimaan discrepancy tersebut antara lain :
atau pengiriman. a. Barang tidak ditemukan pada saat diperlukan
Jika quantity (jumlah) spare part yang diterima / / akan dibeli oleh pelanggan.
dikirim sudah sesuai antara jumlah fisik dengan b. Jam kerja menjadi tidak efesien karena
data pada sistem DBS maka discrepancy tidak terlalu banyak proses mencari barang yang
akan terjadi, perlu dilakukan penghitungan tidak ditemukan karena membutuhkan
dengan benar dan teliti setiap melakukan waktu untuk mencarinya.
penerimaan / pengiriman spare part untuk c. Jumlah actual stock barang tidak sesuai
menghindari terjadinya discrepancy. dengan jumlah stock pada system.
d. Part Damage. d. Menurunnya tingkat kepercayaan
Part damage (kerusakan spare part) yaitu pelanggan.
barang yang diterima atau dikirim dalam e. Performa perusahaan PT. Cipta Krida
kondisi yang rusak atau tidak layak jual. Bahari Samarinda dinilai kurang baik
Jika setiap spare part yang diterima selalu karena dianggap gagal dalam melakukan
dilakukan pengecekan dengan benar dan teliti Warehousing Management (pengelolaan
kondisi fisiknya maka permasalahan part warehouse).
damage (spare part yang rusak) bisa dihindari
3. Pencegahan Discrepancy pengiriman sehingga tidak terjadi kesalahan
Discrepancy di sebuah warehouse bisa quantity spare part yang dapat
dihindari selama semua proses kerja dilakukan menyebabkan discrepancy.
dengan baik dan benar serta sesuai dengan SOP e. Kondisi barang yang diterima atau dikirim
(standar operasional prosedur) yang sudah harus dalam kondisi yang baik dan layak
ditentukan oleh perusahaan. SOP (standar jual.
operasional prosedur) dibuat sebagai aturan / f. Meletakkan barang sudah sesuai dengan
panduan bagi karyawan dalam melakukan lokasi yang sudah ditentukan.
setiap aktifitas pekerjaan, sehingga pekerjaan g. Karyawan warehouse harus melaksanakan
menjadi lebih jelas, terukur, terarah dan SOP (standar operasional prosedur) yang
memiliki tujuan yang pasti selama SOP (standar sudah ditentukan oleh perusahaan agar
operasional prosedur) tersebut dilaksanakan menghindari terjadinya kesalahan dalam
dengan benar dan secara konsisten. melakukan aktifitas di warehouse
Dalam melakukan semua aktifitas di (penerimaan, penyimpanan dan pengiriman
sebuah warehouse ada beberapa hal yang harus barang).
dilakukan agar permasalahan discrepancy bisa h. Karyawan warehouse harus melakukan
dihindari, antara lain : proses pengecekan dengan benar dan teliti
a. Part number (kode spare part) yang diterima (penerimaan, penyimpanan dan pengiriman
atau dikirim harus sesuai antara kondisi barang).
fisik dengan data penerimaan atau
pengiriman. 4. Analisis Pengukuran Discrepancy
a. Semua part number (kode spare part) yang Pengukuran discrepancy dilakukan
diterima / dikirim harus sesuai antara fisik dengan membandingkan data penerimaan
spare part dengan data penerimaan / barang dan pengiriman barang tahun 2011. Dari
pengiriman sehingga tidak terjadi kesalahan data tersebut dapat diketahui dan di analisa
part number yang dapat menyebabkan apakah discrepancy yang terjadi akibat
discrepancy. perbedaan jumlah antara data penerimaan
b. Description (nama spare part) yang diterima barang dan pengiriman barang tahun 2011.
atau dikirim harus sesuai antara kondisi a. Data Penerimaan Barang
fisik dengan data penerimaan atau Berikut data penerimaan barang tahun 2011
pengiriman. warehouse PT. Cipta Krida Bahari Samarinda.
a. Semua description (nama spare part) yang
diterima / dikirim harus sesuai antara fisik
spare part dengan data penerimaan /
pengiriman sehingga tidak terjadi kesalahan
description spare part yang dapat
menyebabkan discrepancy.
c. Quantity (jumlah spare part) yang diterima
atau dikirim harus sesuai antara jumlah
fisik dengan data penerimaan atau
pengiriman.
d. Semua quantity (jumlah spare part) yang
diterima / dikirim harus dilakukan
penghitungan dengan benar dan teliti,
jumlah spare part harus sesuai antara jumlah
fisik spare part dengan data penerimaan /
Dari data di atas diketahui bahwa jumlah jumlah stock 19066 line item, dengan
penerimaan spare part tahun 2011 sebanyak persentase 10.46% dari total value stock Rp.
154.580 (seratus lima puluh empat ribu lima 500.108.960 (lima ratus juta seratus delapan
ratus delapan puluh rupiah) item. ribu sembilan ratus enam puluh rupiah).

b. Data Pengiriman Barang 5. Analisis Discrepancy


Berikut data pengiriman barang tahun 2011 Tahun 2011 totak stock spare part di
warehouse PT. Cipta Krida Bahari Samarinda. warehouse PT. Cipta Krida Bahari Samarinda
sebanyak 19066 (sembilan belas ribu enam
Keterangan : puluh enam ribu) item, jumlah keseluruhan
BO (Back Order) adalah order (permintaan) stock spare part tersebut pada akhir bulan
spare part dari customer, sedangkan Desember 2011 dilakukan penghitungan stock
ST (Stock Transfer) adalah transfer stock spare opname / stock chek tahunan.
part dari warehouse Samarinda ke beberapa Dari hasil stock opname / stock check
warehouse di cabang lain untuk dijadikan stock. tahun 2011 di warehouse PT. Cipta Krida Bahari
Dari data di atas diketahui bahwa Samarinda didapatkan discrepancy sebagai
jumlah pengiriman spare part tahun 2011 berikut :
sebanyak 156.575 (seratus lima puluh enam Discrepancy spare part kategori minus
ribu lima ratus tujuh puluh lima) item. (part kurang) jumlah item sebanyak 1083
(seribu delapan puluh tiga) item dengan total
c. Tabel Perbandingan Penerimaan dan nilai Rp. 235.055.420 (dua ratus tiga puluh lima
Pengiriman Barang juta lima puluh lima ribu empat ratus dua puluh
Berikut tabel perbandingan antara rupiah) dengan persentase 5.68 % dari total
jumlah penerimaan spare part dan pengiriman jumlah stock spare part 19066 (sembilan belas
spare part tahun 2011 di warehouse PT. Cipta ribu enam puluh enam) item.
Krida Bahari Samarinda. Discrepancy spare part kategori not
found (part tidak ditemukan/hilang) jumlah item
sebanyak 912 (sembilan ratus dua belas) item
dengan total nilai Rp. 265.053.540 (dua ratus
enam puluh lima juta lima puluh tiga ribu lima
ratus empat puluh rupiah) dari total jumlah
stock spare part 19066 (sembilan belas ribu
enam puluh enam) item.
Berikut data stock opname tahun 2011
warehouse di PT. Cipta Krida Bahari
Samarinda.

Dari tabel perbandingan antara


penerimaan spare part dan pengiriman spare
part di atas dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan jumlah penerimaan spare part dan
jumlah pengiriman spare part di warehouse PT.
Cipta Krida bahari Samarinda tahun 2011
sebanyak 1995 item.
Dari data diatas dapat diketahui total
discrepancy sebanyak 1995 line item dari total
L. Kesimpulan Berikut tabel yang menunjukkan angka
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penyebab terjadinya discrepancy di warehouse
hipotesis yang dikemukakan dapat diterima PT. Cipta Krida Bahari Samarinda.
karena telah terjadi aktifitas (penerimaan,
penyimpanan dan pengiriman barang) di
warehouse PT. Cipta Krida Bahari Samarinda
yang tidak sesuai dengan prosedur sehingga
menyebabkan terjadinya discrepancy
Penyebab terjadinya discrepancy tersebut
adalah :
1. Kesalahan part number (kode spare
part) sebanyak 195 item, pada saat
penerimaan dan pengiriman spare part.
2. Kesalahan description (nama spare part)
sebanyak 207 item, pada saat
penerimaan dan pengiriman spare part.
3. Kesalahan quantity (jumlah) sebanyak M. Saran
657 item, pada saat penerimaan spare Adapun saran-saran perbaikan yang
part jumlah aktula kurang dari jumlah dapat disampaikan berhubungan dengan
yang ada pada dokumen penerimaan. penelitian ini antara lain :
Pada saat pengiriman spare part yang 1. Semua aktifitas di warehouse PT. Cipta
dikirimkan jumlahnya lebih dari jumlah Krida Bahari Samarinda harus
yang diminta sehingga jumlah stock dilaksanakan sesuai SOP (standar
actual menjadi berkurang dari jumlah operasional prosedur) yang sudah
stock di sistem. ditentukan oleh perusahaan, sehingga
4. Double supply spare part (terkirim lebih permasalahan Discrepancy bisa
dari satu kali) sebanyak 658 item, pada dihindari karena mengakibatkan
saat pengiriman spare part yang dikirim kerugian pada perusahaan.
lebih dari satu kali dengan dokumen 2. Karyawan warehouse PT. Cipta Krida
pengiriman yang sama sehingga jumlah Bahari Samarinda harus melakukan
stock actual menjadi berkurang dari semua proses kerja dengan benar dan
jumlah stock di sistem. teliti serta selalu melakukan pengecekan
5. Kesalahan location (lokasi) sebanyak setiap penerimaan / pengiriman spare
213 item, pada saat penerimaan spare part.
part diletakkan bukan pada lokasi yang 3. Perlu dilakukan penilaian performa
sudah ditentukan sehingga spare part kerja dari atasan kepada semua
tidak ditemukan ketika diperlukan. karyawan di warehouse PT. Cipta Krida
6. Kerusakan spare part sebanyak 65 item, Bahari Samarinda secara berkala untuk
pada saat penerimaan spare part dalam memastikan apakah SOP (standar
kondisi damage (rusak) sehingga spare operasional prosedur) sudah
part tidak bias menjadi stock karena dilaksanakan dengan baik dan benar
tidak layak jual, hal ini karena tidak atau tidak
dilakukan pengecekan fisik barang 4. Perlu dilakukan review / monitoring dari
dengan benar dan teliti. setiap hasil kerja semua karyawan
warehouse PT. Cipta Krida Bahari
Samarinda.
5. Perlu diberikan sanksi yang tegas Handoko T, Hani. 2003. Manajemen. BPFE.
kepada karyawan yang terbukti tidak Yogyakarta.
melaksanakan SOP (standar Husein Umar. 1998. Metode Penelitian. Raja
operasional prosedur) dengan baik dan Grafinfo Persada. Jakarta.
secara konsisten.
6. Bagi penelitian selanjutnya yang Ibrahim, Yacob. 1997. Manajemen
berhubungan dengan warehouse bisa Perusahaan, Jakarta.
mengangkat judul yang lain seperti Jay Heizer dan Barry Render. 2005. Operations
Optimalisasi Lokasi, Produktivitas Management. Edisi ke Tujuh, Salemba
Receiving, Pengukuran Akurasi Picking, Empat. Jakarta.
dan lain-lain.
Meokijat. 2000. Manajemen Operasional,
cetakan keempat, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Nova, Iwan. 2012. Advance Warehouse
Anonim, Caterpillar. 2003. Warehousing. Asia Operation Management. Makalah
Pacifik Learning. Australia. Disajikan dalam pelatihan Warehouse,
Divisi Warehouse PT CKB. Jakarta.
,http://erlina3.2002.Manajemen-
Persediaan.repository.usu.ac.id. Pandji Anoraga dan Janti Soegiastuti. 1996.
Manajemen Operasional, Jakarta.
,http://nursyamsi.2012.ManajemenPersedi
aan.staff.gunadarma.ac.id. Render, Barry dan Jay Heizer. 2001. Prinsip-
prinsip Manajemen Operasi.
,http://www.2012.Manajemen-
Persediaan.docstock.com/docs. Salemba Empat. Jakarta.
,http://www.2012.Manajemen- Richards, Gwynne. 2011. Warehouse
Pergudangan.2011.blogspot.com. Management. Kogan Page. London.
,Trakindo, PT. 2009. Basic warehousing. S. Subagya MS. 1994. Manajemen Logistik,
Bogor : Training Center Deparment, PT. cetakan keempat, Jakarta : PT. Gunung
Trakindo Utama, Jakarta. Agung.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Sandjaya dan Albertus Heriyanto. 2006.
Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Panduan Penelitian. Prestasi Pustaka.
Jakarta.
Chase, Aquilano dan Jacobs. 2011. Operation
Management for Competitive Advantage. Tuwu, Alimuddin. 2006. Pengantar Metode
Edisi ke sembilan. McGraw Hill Irwin, Penelitian. UI-Press. Jakarta.
Bpston Burr Ridge. Boston. Warman, John. 2004. Manajemen
Donal J, Bowersox. 1978. Manajemen Logistik. Pergudangan. Sinar Harapan. Jakarta.
PT. Bumi Aksara.
Dwiantara Lukas dan Sumarto Hadi Rumsari.
2005. Manajemen Logistik
Pedoman Praktis Bagi Sekretaris & Staff
Administrasi, Grasindo, Jakarta.
Griffin. 2000. Management. Edisi kedua,
Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai