SKIZOFRENIA PARANOID
F.20.0
Oleh :
Rizki Akbar Mujahid, S.Ked (14A011044)
M. Chandra Fahlevi, S.Ked (14A012108)
Pembimbing :
dr. H, Asyikin Noor, Sp.KJ, MAP
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 46 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku : Banjar
Diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis dengan anak pasien pada tanggal
A. KELUHAN UTAMA
Mengamuk
KELUHAN TAMBAHAN
Berbicara kacau
1
B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Fase Prodormal (Juni 2016): pasien bicara sendiri, berperilaku aneh ,pikiran
Pada bulan Juli pasien mengalami perubahan perilaku. Pasien mulai sering
menyendiri dikamar untuk memandangi foto wali dan mulai berbicara sendiri.
anaknya. Pasien masih mau bertemu dengan tetangga, namun selalu menceramahi
dengan mengatakan perihal bahwa mereka ummat yang berdosa. Pasien sering
membersihkan halaman rumah dan bekas orang yang bertamu menggunakan tanah
karena di anggap najis dan perlu disucikan. Pasien awalnya senang memasak
makanan di rumah untuk anaknya, tapi semenjak berbicara sendiri pasien tidak
mau lagi memasak dan kedapur. Pasien tetap mandi dan berpakaian seperti biasa
namun pasien tidak mau makan nasi, hanya mau makan buah roti dan air mineral
karena menurut pasien merupakan makanan para wali. Pasien juga mulai tidak
mau minum obat yang diberikan oleh anaknya. Pasien mengatakan dirinya telah
sembuh.
Pada 1 bulan SMRS pasien, pasien mulai gaduh gelisah dan tidak bisa tidur.
Pasien melihat bayangan yang dianggap pasien ialah wali yang merasuki dirinya.
Saat merasa dirasuki oleh wali , pasien merasa dikendalikan dan tidak dapat
melawan lalu mulai mengamuk serta mengutuk tetangga sekitar karena memiliki
banyak dosa. Pada saat pasien datang ke IGD awalnya tenang dan kooperatif.
2
Berbicara dengan baik dan sadar kalau dirinya sedang sakit. Setelah disuruh
dokter untuk minum obat, pasien mulai mengamuk dan melempar obat ke dokter,
serta mengutuk dan menceramahi dokter karena merasa di rasukin oleh wali dan
dikendalikan.
Autoananmnesis
Pasien agak sulit untuk di ajak berbicara dan terkadang diam setelah ditanya.
Pasien mengaku bernamah Sariah. Mengaku pernah menikah 4 kali dan yang
terakhir dengan Habib Husein. Pasien mengatakan suaminya yang ke4 sudah
meninggal dunia. Pasien mengatakan diantar oleh anaknya karena ingin berobat.
oleh wali dan dibisikan untuk mengamuk agar tidak meminum obat yang
diberikan karena haram. Pasien sangat membanggakan dirinya sebagai istri muda
Pasien bercerai dengan suami ke-4 pada awal tahun 2009. Setelah bercerai pasien
dikamar. Pasien juga tidak ingin makan kecuali dipaksa oleh anak pasien. Pasien
muali berbicara sendiri dikamar dan terkadang mengunci kamar dan tidak ingin
3
Fase Akut (Desember Tahun 2009): Gaduh gelisah, waham dan halusinasi.
sehingga dibawa anak pasien ke RSUD Anshari Saleh untuk rawat inap. Pasien
juga berteriak bahwa dia ialah istri habib dan merasa tidak sakit. Pasien mendapat
di rawat selama 3 bulan. Lalu di bolehkan untuk rawat jalan karena keluhan
seperti mengamuk dan berbicara kacau tidak muncul dalam 1 bulan terakhir saat
dirawat.
Pada bulan Maret pasien diperbolehkan pulang dari RSUD Anshari saleh dan
trihexylphenidil saat dirumah. Pasien rajin minum obat karena di awasi oleh
anaknya. Saat dirumah pasien sudah mulai bagus dalam merawat diri dan
mengurus rumah. Tapi pasien terkadang senang menyendiri di dalam kamar dan
Pada bulan Juni pasien kembali mengamuk dirumah. Pasien tidak mau minum
obat yang diberikan oleh anaknya. Pasien mulai berbicara kacau dan merasa
dirasuki oleh jin putih yang sering mendatanginya di kamar. Karena sangat
Anshari saleh untuk dirawat. Pasien kemudian di rawat selama 6 bulan di RSUD
4
Anshari saleh. Pasien mendapat obat Lodomer , Clozapine dan trihexylphenidil
saat di RSUD. Setelah mendapat terapi selama 6 bulan pasien di bolehkan untuk
a) Riwayat Prenatal
Berdasarkan anamnesa dengan anak pasien, tidak ada data yang didapat.
Berdasarkan anamnesa dengan anak pasien, tidak ada data yang didapat.
Berdasarkan anamnesa dengan anak pasien, tidak ada data yang didapat.
Guilt
Berdasarkan anamnesa dengan anak pasien, tidak ada data yang didapat.
Berdasarkan anamnesa dengan anak pasien, tidak ada data yang didapat.
Confusion
Berdasarkan anamnesa dengan anak pasien, tidak ada data yang didapat.
vs Isolation
5
Pasien merupakan baik dan senang bergaul dengan tetangga sekitar.
h) Riwayat pendidikan
i) Riwayat pekerjaan
Setelah tamat SMP pasien bekerja sebagai petani dan membantu kedua
j) Riwayat perkawinan
2008 dengan Habib Husein dan kemudian di awal tahun 2009 bercerai.
kemudian diceraikan.
RIWAYAT KELUARGA
Genogram:
IV
I
III
II
6
Keterangan:
= Penderita = Perempuan
= Laki-Laki = Meninggal
= cerai
OS anak kedua dari tiga bersaudara , tidak ada riwayat keluarga serupa tentang
keadaan beliau.
Pasien tinggal bersama dengan anak pertama dari suami pertama di dampingi
Pasien sadar sekarang pasiennya sedang sakit dan tidak tahu penyebab
sakitnya.
1. Status Interna :
Kulit
KepaladanLeher
Inspeksi : normosefali
7
Palpasi : pembesaran KGB (-/-), peningkatan JVP (-/-)
Mata
pupil isokorkiridankanan.
Telinga
Hidung
Mulut
Inspeksi : perdarahan gusi (-), pucat (-), sianosis (-), stomatitis (-),
leukoplakia (-)
Toraks
Inspeksi : simetris
Perkusi : sonor
Jantung
Inspeksi : iktustidaktampak
8
Palpasi : iktusterabapada ICS V midclaviculasinistra
Abdomen
hernia (-)
Perkusi : timpani
(-)
Nyeritekan (-) - - -
- - -
- - -
Punggung
Ekstremitas
Inspeksi : gerak sendi normal, deformitas (-), kemerahan (-), varises (-)
2. Status Neurologis
9
Gejala peningkatan TIK : Tidak ada
A. DeskripsiUmum
1. Penampilan
Pasien seorang perempuan, terawat dan tidak terlalu gemuk, mengenakan kaos
berwarna biru, memakai celana panajng hitam serta menggunakan jilbab biru.
dipertahankan.
B. Keadaan
Afek/mood : hiperthym
Ekspresi afektif :
1. Stabilitas : labil
3. Sungguh-sungguh/tdk : sungguh-sungguh
4. Dalam/dangkal : dalam
10
5. Skala diferensiasi : sempit
C. Fungsi Kognitif
Orientasi
Waktu :+
Tempat :+
Orang :+
Situasi :+
Daya ingat
Segera : bagus
D. Gangguan Persepsi
11
E. Proses pikir
Isi pikir :
o Preokupasi : (-)
G. Daya nilai
penyebab sakitnya)
Anamnesis :
12
Pada Desember tahun 2009 pasien menunjukan Fase Akut yaitu : Gaduh
Pasien menunjukan gejala aktif skizofrenia pada tahun 2009, 2010 dan
Gejala aktif lain terlihat lebih jelas pasca perceraian: yaitu gaduh gelisah, ,
Pasien masuk RSUD Anshasri Saleh pada tahun 2009 dan 2010
Psikomotor : hiperaktif
Afek/mood: hiperthym
Stabilitas : labil
Sungguh-sungguh/tdk : sungguh-sungguh
Dalam/dangkal : dalam
13
Halusinasi: Auditorik dan Visual (+)
Waham : (+)
keempat
2. Aksis II : none
4. Aksis IV : Perceraian
gangguan pada isi pikir berupa waham kebesaran. Ada gangguan pada
VIII. PROGNOSIS
14
Perjalan penyakit : dubia ad malam
Psikofarmaka : Clozapine 2 x 25 mg
Haloperidol 2 x 5 mg
Trihexylphenidyl 2x2mg
IX. DISKUSI
1. Skizofrenia
1.1 Definisi
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
15
deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan
pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh
,serta oleh afek yang tidak wajar. Kesadaran yang jernih tetap
Skizofrenia adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani; “schizein” yang
berarti “terpisah” atau “pecah” dan “phrenia” yang berarti “jiwa”. Arti dari kata-
yaitu adanya pemisahan antara pikiran, emosi, dan perilaku dari orang yang
mengalaminya.2
1.2 Etiologi 2
spesifik (diatessis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang
16
skizofren. Semakin kecil kerentanan maka butuh stressor yang besar untuk
tanpa diathese tidak akan berkembang menjadi skizofren, walau sebesar apapun
stressornya.2
kerusakan pada bagian otak tertentu. Namun sampai kini belum diketahui
Terdapat beberapa area tertentu dalam otak yang berperan dalam membuat
seseorang menjadi patologis, yaitu sitem limbik, korteks frontal, cerebellum dan
pada satu area mungkin melibatkan proses patologis primer pada area yang lain.
Dua hal yang menjadi sasaran penelitian adalah waktu dimana kerusakan
neuropatologis muncul pada otak, dan interaksi antara kerusakan tersebut dengan
Hipotesa Dopamin
17
a. Ada korelasi antara efektivitas dan potensi suatu obat antipsikotik dengan
Resiko seseorang menderita skizofren akan menjadi lebih tinggi jika terdapat
anggota keluarga lainnya yang juga menderita skizofren, apalagi jika hubungan
skizofrenia.
a. Teori Psikoanalitik
neurosis merupakan konflik antara id dan ego, maka psikosis merupakan konflik
antara ego dan dunia luar. Menurut Freud, kerusakan ego (ego defect)
ego yang terjadi pada pasien skizofrenia merepresentasikan waktu dimana ego
18
Konflik intrapsikis yang berasal dari fiksasi pada masa awal serta
kerusakan ego-yang mungkin merupakan hasil dari relasi obyek yang buruk-turut
skizofrenia adalah dekateksis obyek dan regresi sebagai respon terhadap frustasi
berhubungan dengan apa yang disebutnya pengasuhan ibu yang salah, yaitu cemas
berlebihan.
dorongan dari dalam, seperti seks dan agresi. Gangguan tersebut terjadi akibat
b. Teori Psikodinamik
19
setiap fase perkembangan selama masa kanak-kanak dan mengakibatkan stress
onset akut sebagai respon terhadap faktor pemicu/pencetus, dan erat kaitannya
dengan adanya konflik. Simptom negatif berkaitan erat dengan faktor biologis,
mendasar.
timbul setelah harga dirinya terluka. Selain itu, menurut pendekatan ini, hubungan
skizofrenia.
c.Teori Belajar
Menurut teori ini, orang menjadi skizofrenia karena pada masa kanak-
kanak ia belajar pada model yang buruk. Ia mempelajari reaksi dan cara pikir
yang tidak rasional dengan meniru dari orangtuanya, yang sebenarnya juga
20
patologis, yang secara signifikan meningkatkan stress emosional yang harus
namun penekanan saat ini adalah dalam mengetahui pengaruhnya terhadap waktu
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a. -Thought echo
Isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya
(tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
Isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam pikirannya (insertion) atau
isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal)
dan
-Thought broadcasting
mengetahuinya.
21
b. -Delusion of control
- Delusion of influence
- Delusion of passivity
Waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan
- Delusion perception
Pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi
c. Halusional Auditorik ;
pasien ,atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
22
Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:
e. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik
(over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama
dan stupor
h. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi
harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neureptika.
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal);
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
23
(personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak
bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self
Dalam PPDGJ III Skizofrenia dibagi lagi dalam 9 tipe atau kelompok yang
1. Skizofrenia Paranoid
2. Skizofrenia Hebefrenik
3. Skizofrenia Katatonik
6. Skizofrenia Residual
7. Skizofrenia Simpleks
8. Skizofrenia lainnya
9. Skizofrenia YTT
2. Skizofrenia Paranoid
II.1 Definisi
yaitu suatu penyakit mental yang kronis di mana seseorang kehilangan kontak
yang terdiri dari kelainan psikosis yang berkembang perlahan – lahan di tandai
24
dengan waham yang menetap, tidak bisa berubah, sistematis dan mempunyai
mungkin lebih baik dibandingkan dengan jenis lain dari skizofrenia. Mereka
hidup yang dapat menyebabkan banyak komplikasi termasuk perilaku bunuh diri.
gejala skizofrenia paranoid dan bekerja untuk menjalani hidup sehat dan bahagia.
kegelisahan
kemarahan
emosi datar
kekerasan
25
Struktur kepribadianya yang retak
waham.
Gejala kunci:
Delusi (waham) dan halusinasi adalah gejala yang membuat skizofrenia paranoid
mereka sedang dipilih untuk sesuatu hal yang terkait dengan sesuatu yang
mengawasi setiap langkah yang mereka lakukan atau bahwa ada rekan
suara dimana tidak ada orang lain yang ikut mendengar. Suara mungkin
baik kepada mereka atau satu sama lain. Suara-suara tersebut biasanya
26
berkelanjutan dari apa yang penderita pikirkan atau lakukan, atau
melakukan hal-hal yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain.
disukai
Biasanya sering terjadi pada keluarga dengan salah satu orang tua yang bersikap
otoriter keras. Hal ini menimbulkan kebencian terhadap orang tua yang otoriter
dan identitas yang berlebihan dari orang tua lainya. Timbulnya rasa bersalah yang
diatasi dengan cara rasionalisasi. Ide paranoid bervariasi luar, primer ditentukan
oleh kebutuhan utama pemuasan diri dan sekunder ditentukan oleh tipe
orang. Tipe lainya mempunyai waham kebesaran dimana pasien berubah menjadi
tuhan, atau nabi- nabi, serta mempunyai kekuatan supranatural atau menjadi
pemimpin untuk memperbarui dunia. Pada tipe erotic pasien menjadi percaya
Paranoid sering terjadi pada pasien dengan intelegensi yang tinggi, tetapi
energi tidak dipergunakan secara baik. Mungkin hal ini disebabkan karena pasien
27
menemukan bahwa mekanisme pertahanan rasionalisasi dan proyeksi merupakan
bersifat suportif dan redukatif, dengan tidak mengkritik waham secara langsung,
28
LAMPIRAN
Nama : Ny. S
Usia : 46 Tahun
Agama : Islam
Status : Janda
2 4 7
3
1
5 6
Keterangan :
2. Desember 2009
3. Maret 2010
4. Juni 2010
5. Januari 2011
6. Juni 2016
7. Juli 2016
29
DAFTAR PUSTAKA
30